Komponen T Image Dalam Delphi

Gambar. 2.7. Kernel Filter Metode Prewitt

2.2.9. Komponen T Image Dalam Delphi

Delphi tidak menyediakan secara khusus routine untuk pengolahan citra, oleh karena itu perlu dibuat sendiri program untuk mengolah citra. Namun Delphi telah menyediakan sarana untuk menampilkan citra, yaitu melalui komponen TImage yang terdapat pada palet komponen Additional. Komponen ini memiliki properti Picture yang digunakan untuk menyimpan data citra. Citra yang akan ditampilkan diambil dari file gambar yang dapat ditentukan pada saat mendesain dengan cara mengisi nilai properti ini atau pada saat program dijalankan dengan menggunakan prosedur LoadFromFile. Subproperti yang penting pada picture antara lain: 1. Height, berisi nilai tinggi citra 2. Width, berisi nilai lebar citra 3. Bitmap, berisi data format dan piksel citra, pada Tugas Akhir ini, Pengolahan dilakukan terhadap nilai-nilai piksel pada bitmap ini. Dalam Delphi, informasi format citra terdapat pada subproperti bitmap, yaitu PixelFormat, dengan nilai seperti tercantum pada Tabel. 2.4. Dengan membaca nilai Pixel Format dapat diketahui cara penyimpanan piksel dalam memori sehingga mempermudah dalam pemrograman. Misalnya untuk pf8bit, setiap piksel disimpan dalam ukuran 1 byte, sedangkan untuk pf24bit, setiap piksel -1 0 1 -1 0 1 -1 0 1 1 1 1 0 0 0 -1 -1 -1 Gx= Gy= 26 disimpan dalam ukuran 3 byte yang masing masing berisi nilai elemen merah R, hijau G, dan biru B. Sebaliknya apabila nilai piksel diubah, maka secara otomatis format citra akan berubah sesuai dengan nilai yang baru. Tabel 2.4. Format Citra Bitmap Nilai Format Citra pf1bit Citra binermonokrom pf8bit Citra skala keabuan. Sebenarnya nilai pf8bit adalah untuk citra warna berindeks 8 bit. Namun dalam pengerjaan TA ini, citra skala keabuan direpresentasikan sebagai citra berindeks 8 bit dengan komponen palet warna merah, hijau, dan biru yang bernilai sama, sehingga menampilka warna keabuan dari hitam sampai putih pf24bit Citra true color 16 juta warna 27

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisa Sistem

Perancangan aplikasi deteksi golongan darah dimulai mengambil sampel darah dan membaginya menjadi tiga bagian. Kemudian sampel darah tersebut ditetesi antiserum A yang berwarna biru, antiserum B yang berwarna kuning, dan antiserum AB yang tidak berwarna. Selanjutnya darah dan antiserum diratakan. Setelah darah dan antiserum rata, sampel darah diambil citranya secara digital menggunakan kamera digital. Citra hasil pencitraan harus terlebih dahulu direkayasa atau istilah pengolahan citranya yaitu prepocessing yang mengubah format citra, pemotongan citra, dan pengaturan kontras untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah langkah prepocessing, maka citra siap untuk diolah secara digital untuk dapat mendeteksi penggumpalan yang disebabkan tetesan antiserum. Pertama, citra hasil prepocessing di ambil, kemudian memilih operator deteksi tepi citra yang merupakan langkah utama untuk membaca gumpalan. Proses dari penentuan golongan darah yaitu mengubah citra berwarna menjadi citra skala keabuan, kemudian citra diolah dengan metode smoothing untuk menghaluskan dari noise dan pengolahan citra yang terakhir yaitu pendeteksian tepi objek dalam citra. Selanjutnya dapat diketahui golongan darah tersebut dari pendeteksian tepi, apakah terdapat gumpalan atau tidak.

3.2. Akuisisi Citra