Analisis Sistem Penyaluran Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) pada bagian Corporate Social Resposibility PT.Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budaya bangsanya sendiri. Budaya akan muncul apabila memiliki masyarakat yang cerdas. Masyarakat yang cerdas akan tercipta apabila masyarakat dalam bangsa tersebut bisa mengimbangi dan memanfaatkan teknologi informasi disertai dengan adanya tenaga ahli yang memiliki kemampuan khusus pada bidang informatika. Tenaga ahli didapatkan jika adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencukupi. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor terpenting dalam mewujudkan masyarakat cerdas itu sendiri dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan dan profesionalitas yang tinggi untuk mendapatkan tenaga ahli yang sesuai dengan standar itulah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan.

PT.Kereta Api(Persero) adalah segala sesuatu yang berkaitan tentang sarana ,prasarana dan fasilitas kereta api untuk penyelenggaraan angkutan kereta api yang disusun dalam satu system dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan menetapkan Undang Undang Tentang Perkeretaapian, bahwa tranportasi mempunyai peranan penting dan strategis untuk memantapkan perwujudan wawasan


(2)

nusantara,memperkukuh ketahanan nasional,dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Oleh karena itu, PT.Kereta Api (Persero) selain berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk pelayanan sarana transportasi perkeretaapian,juga ikut berperan penting dalam pelayanan sosial.Sehingga,dalam pelayanan sosial tersebut PT.Kereta Api (Persero) menunjuk bagian yang dapat membantu dalam merealisasikan tujuan tersebut yaitu bagian Corporate Social Responsibility (CSR).Bagian ini terdiri dari dua sub bagian yang membantu dalam mewujudkan tujuan tersebut yaitu sub bagian Community Relations (CR) dan sub bagian Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL).

Sehingga dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat laporan dengan judul “Analisis Sistem Penyaluran Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) pada bagian Corporate Social Resposibility PT.Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT.Kereta Api (Persero), penulis menemukan beberapa masalah yang timbul pada saat melakukan kegiatan tersebut, yaitu :


(3)

2. Pemanfaatan waktu kerja yang tidak dimanfaatkan dengan baik pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero)

3. Pengrealisasian bantuan sosial terhadap masyarakat hanya dilakukan apabila ada proposal yang masuk.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem evaluasi penyaluran proposal PKBL yang berjalan pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero)

1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1.3.1 Maksud Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Maksud dilaksanakanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk dapat menganalisis sistem penyaluran Program Kemitraan Bina Lingkungan pada bagian CSR PT. Kereta Api (Persero).

1.3.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) PT. Kereta Api Indonesia yakni sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sistem penyaluran proposal PKBL yang sedang berjalan pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero).


(4)

1.4 Batasan Masalah

Dalam laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini hanya menjelaskan tentang bagaimana sistem penyaluran Program Kemitraan Bina Lingkungan yang berjalan pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero).

1.5 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan berlangsung selama 1 bulan terhitung dari tanggal 5 Juli 2010 sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 yang bertempat di PT. Kereta Api Indonesia (Persero), yang berlokasikan di Jalan Perintis Kemerdekaan no. 01 Bandung.


(5)

1.6 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapanagan (PKL)

NO HARI WAKTU AKTIVITAS

1 Senin 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 14.00 Aktivitas kerja Istirahat Aktivitas kerja Pulang

2 Selasa 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 14.00 Aktivitas kerja Istirahat Aktivitas kerja Pulang

3 Rabu 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00 14.00 Aktivitas kerja Istirahat Aktivitas kerja Pulang

4 Kamis 08.00-12.00 12.00-13.00 13.00-14.00

Aktivitas kerja Istirahat Aktivitas kerja


(6)

14.00 Pulang 5 Jumat 07.00-08.30

09.00-12.00 12.00-14.00 14.00-15.00 15.00

Olahraga bersama Aktivitas kerja

Sholat jumat dan istirahat Aktivitas kerja

Pulang 6 Sabtu dan

Minggu


(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Umum Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)

· Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

· Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN diwilayah usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

2.1.1 Sasaran Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)

Sasaran PKBL antara lain :

a. Tercapainya pengelolaan dana PKBL secara tepat jumlah, tepat waktu dan tepat sasaran.

b. Tercapainya penyaluran dana PKBL kepada usaha kecil secara tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat pembinaan.

c. Tercapainya penggunaan dana PKBL kepada usaha kecil secara tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat pembinaan.


(8)

2.1.2 Karakteristik Mitra Binaan

Karakteristik yang diterapkan di PT.Kereta Api (Persero) dalam penyaluran dana PKBL kepada usaha kecil atau mitra binaan adalah sebagai berikut :

· Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil

· Mempunyai kekayaan bersih maksimal Rp. 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha · Memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1

Milyar

· Berdiri sendiri dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan besar

· Berbentuk usaha orang perorangan dan badan usaha yang tidak berbadan hukum termasuk koperasi

· Memiliki prospek usaha untuk dikembangkan

· Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun

· Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable)

2.1.3 Realisasi Kegiatan PKBL

Beberapa realisasi kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian PKBL PT.Kereta Api (Persero) :


(9)

· Pembinaan terhadap pelaksanaan PKBL

· Pemberian sumbangan kepada lingkungan Stasiun Lebakjero

· Melakukan pembahasan usulan program PKBL dengan Meneg.BUMN PKBL

· Mengikuti pameran Gelar Produk PKBL BUMN tahun 2010

· Mengikuti pameran Gelar Produk BUMN EXPO VIII dan lain-lain.

2.2 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi dalam peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas local dan masyarakat luas (The World Business Council for Sustainable Development).

2.2.1 Landasan Kegiatan CSR

Menurut Keputusan Direksi PT. Kereta Api (Persero) No. Kep.U/HK.215/V/I/KA-2009 tentang : Kode Etik Perusahaan PT. Kereta Api (Persero) / CORPORATE CODE OF CONDUCT.


(10)

Bab II : Standar Etika & Perilaku

Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (CSR); Perusahaan memiliki kebijakan disetiap lini operasi untuk berusaha memahami, berinteraksi, membangun dan membantu pengembangan masyarakat setempat dengan cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Saling menghormati 2. Kemitraan secara aktif

Sehingga untuk kedepan Perusahaan dapat menerapkan konsep CSR secara utuh.

2.2.2 Tingkatan CSR

· Level 1 : Kepatuhan kepada semua aturan yang ada baik UU, PP, Peraturan Menteri dan sebagainya yang berkaitan dengan sektor usaha perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

· Level 2 : CSR dalam bentuk filantropi, yaitu keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan sesama terutama melalui pemberian sumbangan dalam bentuk uang untuk mencapai tujuan yang baik. Contoh : pemberian donasi, beasiswa, pembangunan sekolah, tempat ibadah, bantuan bencana alam.


(11)

· Level 3 : Community development, adalah proses mengajak masyarakat untuk aktif bersama menemukan solusi guna meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya

· Level 4 : Perusahaan menanggung biaya atas dampak negatif yang timbul dari bisnisnya pada aspek ekonomi,sosial dan lingkungan. Contoh : lingkungan melakukan pengelolaan limbah melalui manajemen limbah

· Level 5 : adalah suatu sistem terintegrasi dalam perencanaan bisnis perusahaan PT. Kereta Api (Persero)

2.3 Hubungan PKBL dengan CSR

PKBL merupakan salah satu bagian dari CSR, tetapi didalam CSR tidak hanya berhenti sampai dengan PKBL melainkan terdapat satu bagian lagi yang membantu dalam kinerja CSR yaitu Community Relation (CS). Salah satu karakteristik utama CSR adalah melampaui kepatuhan terhadap hukum.

2.4 Pengertian Sistem

Sistem adalah sekumpulan unsur atau elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.


(12)

2.4.1. Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).


(13)

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah


(14)

perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup system.

2.4.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik yaitu :

· Komponen atau elemen (component)


(15)

· Lingkungan luar sistem (environment)

· Penghubung (interface)

· Masukan (input)

· Pengolah (process)

· Keluaran (output)

· Sasaran (objective) atau tujuan (goal)

· Komponen atau elemen (component)

2.4.3. Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan sebagai:

· Sistem Abstak (Abstract system )

Sistem ini merupakan sistem yang tidak tampak secara fisik, karena hanya berupa pemikiran atau ide-ide.

· Sistem Fisik (Physical system)

Sistem fisik merupakan sistem yang tampak secara fisik sehingga setiap mahluk dapat melihatnya.

· Sistem Alamiah (Natural system)

Sistem alamiah ini adalah sistem yang terjadi dari proses - proses alam dalam arti tidak dibuat oleh manusia.

· Sistem Buatan Manusia (Human made system)

Sistem ini merupakan sistem yg dirancang & didisain oleh manusia.


(16)

· Sistem Deterministik (Deterministic System )

Sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yg dapat diramalkan disebut system deterministik . Interaksi antar tiap-tiap bagian dapat dideteksi, sehingga outputnya juga dapat diramalkan.

· Sistem Tertutup (closed system)

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebenarnya didunia ini tidak ada sistem yg benar-benar tertutup. Yang ada hanyalah sistem yang secara relatif tertutup (relatively closed system )

· Sistem Terbuka (open system)

Sistem ini kebalikan dari sistem tertutup, karena sistem terbuka adalah sistem yg berhubungan dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Oleh sebab itu sistem ini harus mempunyai suatu sistem pengendalian (control system) yang baik, agar yg masuk hanya pengaruh - pengaruh yang baik saja.

2.5. Metode Pendekatan

2.5.1 Metode Pendekatan Sistem

Tiga jenis usaha pendekatan sistematis untuk pecahan masalah :


(17)

Manajer memandang perusahaan sebagai suatu sistem dengan memahami lingkungan perusahaan dan mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan.

2. Definisi

Manajer bergerak dari tingkat sistem ke subsistem dan menganalisis bagian sistem menurut suatu urutan tertentu.

3. Solusi

Manajer mengidentifikasi berbagai solusi altenatif, mengevaluasi, memilih yang terbaik, menerapkannya dan membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan sebagaimana mestinya.

2.5.2. Alat Bantu Analisis 1) Flow Map

Flowmap adalah campuran peta dan flow chart, yang menunjukkan pergerakan benda dari satu lokasi ke lokasi lain, seperti jumlah orang dalam migrasi, jumlah barang yang diperdagangkan, atau jumlah paket dalam jaringan. Flowmap menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.


(18)

Bila seorang analis dan programmer akan membuat flowmap, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti :

§ Flowmap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.

§ Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

§ Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

§ Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

§ Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati.stem.


(19)

Gambar 2.1

Simbol-simbol Flowmap

Gambar 2.2


(20)

2) Diagram Kontek

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem.Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.

Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.”

3) Data Flow Diagram

DFD merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yg mudah dikomunikasikan oleh professional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.


(21)

KOMPONEN DFD

1. Menurut Yourdan dan Demarco

Gambar 2.3

Komponen DFD

2. Menurut Gene dan Serson

Gambar 2.4

Komponen DFD

· TERMINATOR atau ENTITAS LUAR

Adalah Entitas diluar sistem yang berkomunikasi atau berhubungan langsung dengan sistem.

Terdapat 2 jenis Terminator :

1. Terminator Sumber

Merupakan Terminator yang menjadi sumber


(22)

Merupakan Terminator yang menjadi tujuan data atau informasi system

· KOMPONEN PROSES

Komponen proses menggambarkan transformasi input menjadi output.Penamaan proses disesuaikan dgn proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.

· KOMPONEN DATA STORE

Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dgn kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa file/database yang tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti buku alamat, file folder.

Yang perlu diperhatikan tentang data store :

1. Alur data dari proses menuju data store, hal ini berarti data store berfungsi sebagai tujuan atau tempat

penyimpanan fari suatu proses (proses write).

2. Alur data dari data store ke proses, hal ini berarti data store berfungsi sebagai sumber atau proses memerlukan data (proses read).

3. Alur data dari proses menuju data store dan sebaliknya berarti berfungsi sbg sumber dan tujuan.


(23)

· KOMPONEN ALUR DATA

Alur data digunakan untuk menerangkan perpindahan data atau paket datadari satu bagian ke bagian lainnya.

Ada 4 konsep tentang alur data : 1. Packets of data

2. Diverging data flow 3. Converging data flow 4. Sumber dan Tujuan


(24)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1.Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1 Sejarah Perusahaan

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan Kereta Api di desa Kemijen,Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamloo③e Venootschap Nederlandsch Indische

Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan Kereta Api antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan Kereta Api didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan Kereta Api juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914),


(25)

bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan Kereta Api sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan Kereta Api Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan Kereta Api.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan Kereta Api di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan Kereta Api disana.

Jenis jalan rel Kereta Api di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan Kereta Api yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan Kereta Api Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.


(26)

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan Kereta Api yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).


(27)

Tabel 3.1

Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia


(28)

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

3.1.2.1 Visi Perusahaan

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

3.1.2.2 Misi Perusahaan

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

3.1.3 Struktur Organisasi

3.1.3.1 Struktur Organisasi PT.Kereta Api (Persero)

Struktur Organisasi PT.Kereta Api (Persero) terlampir.

3.1.3.2 Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR)

Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor KEP.U/OT.003/III/6/KA-2009 tanggal 31 Maret 2009 Tentang “Organisasi dan Tata Laksana Dilingkungan Kantor Pusat PT. Kereta Api (Persero)” dan KEP.U/OT.003/VI/I/KA-2009 tanggal 5 uni 2009 Tentang “Perubahan dan Tambahan (P&T) Kedua atas Keputusan Direksi Nomor EP.U/OT.003/III/6/KA-2009 tanggal 31 Maret EP.U/OT.003/III/6/KA-2009 Tentang Organisasi dan Tata Laksana Dilingkungan


(29)

Kantor Pusat PT. Kereta Api (Persero)”, maka terbentuklah beberapa unit baru, salah satunya adalah VP CSR.

3.1.4 Deskripsi Kerja CSR

Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR)

1. Menyalurkan pinjaman kepada industri kecil dan koperasi (kemitraan) melalui Program kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) sesuai RUPS/RUPSLB

2. Memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat sebagai rasa tanggungjawab social perusahaan yang dapat berupa bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan & latihan, peningkatan kesehatan, prasarana & sarana umum serta bantuan sarana ibadah sesuai yang dialokasikan RUPS/RUPSLB

Vice President Corporate Social Responsibility

Manager Community Relations

Manager

Small Management Enterprise

Junior Manager Small Management Junior Manager Small Management Junior Manager Internal Relation Junior Manager Eksternal Relations


(30)

3. Memberikan informasi relevan yang diperlukan masyarakat sekitar pekerjaan mengenai dampak selama pelaksanaan pekerjaan

4. Peka dan peduli terhadap masalah social dan ekonomi yang terjadi di lingkungan Perusahaan

5. Bermanfaat dan didukung oleh masyarakat dilingkungan masyarakat

Tabel 3.2

Ruang Lingkup Tugas CSR

No Aspek PKBL Community Relations

1. Legalitas UU. BUMN UU. PT

2. Lingkup Tugas Melaksanakan mandat pemerintah – PKBL

Community Relations untuk kelangsungan usaha 3. Pendanaan Penyisihan laba

(Extracomtable)

Biaya Perusahaan/RKA (Intracomtable)

4. Sifat

Pembiayaan

PK – dana bergulir BL – habis

Habis

5. Objek Pengusaha/UMKM Lingkungan sekitar tempat usaha (stakeholders) 6. Pengawasan Instalasi Pemerintah Pengawasan Intern

Akuntan Publik 7. Kegiatan - Aktif untuk

penyaluran dana

Aktif sesuai dengan RKA yang telah ditetapkan


(31)

kemitraan (PK) - Pasif untuk

penyaluran dana yang menunggu penyisihan laba (BL)


(32)

BAB IV

ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Analisis Sistem yang Berjalan

4.1.1 Tata Cara Penyaluran PKBL pada Bagian CSR PT.Kereta Api (Persero) :

1. Mitra Binaan mengajukan proposal pada bagian PKBL

2. PKBL melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proposal yang telah diajukan oleh Mitra Binaan

3. Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi, bagian PKBL melakukan survey

4. Apabila surat jawaban diterima, bagian PKBL melakukan perjanjian akad kredit terhadap Mitra Binaan dan mengeluarkan kartu piutang. Dan jika ditolak, maka surat jawaban dikembalikan pada Mitra Binaan.


(33)

4.2 Analisis Prosedur yang Berjalan 4.2.1 Flow Map

Mitra Binaan PKBL

Ditolak

Ditolak

Diterima

Diterima

Gambar 4.1

Gambaran Flowmap yang berjalan Proposal

Proposal

Kartu Piutang Perjanjian Kredit Proposal Proposal

Survei Proposal

Monitoring

Proposal Analisis kredit


(34)

4.2.2 Kontek Diagram (CD)

Kartu Piutang

Proposal

Gambar 4.2

Gambaran Kontek Diagram (CD) yang berjalan PKBL

Sistem Penyaluran PKBL pada Bagian CSR PT.Kereta Api


(35)

4.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

Kartu Piutang

Proposal ditolak

Proposal

Proposal proposal diterima

Pro Proposal

Proposal ditolak

Proposal diterima

Gambar 4.3

Gambaran Data Flow Diagram (DFD) yang berjalan Mitra Binaan

PKBL

Monitor ing

Perjanji an Analisis

Kredit Survei


(36)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang dijelaskan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penyaluran dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) pada bagian CSR PT.Kereta Api (Persero) sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pengaliran dana tersebut sudah tepat jumlah, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat binaan sehingga berkembangnya usaha Mitra Binaan dan tercapainya pengggunaan dana terhadap usaha kecil.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan pada bagian CSR PT. Kereta Api (Persero), maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam penyaluran dana PKBL diperlukan adanya sistem yang terkomputerisasi.

2. Diharapkan prosedur dalam penyaluran dana tersebut dapat terlaksana dengan baik.

3. Pada bagian CSR PT. kereta Api (Persero) diharapkan adanya pemberian pelatihan mengenai sistem yang berjalan.


(37)

(38)

SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. KERETA API

(PERSERO) KANTOR PUSAT BANDUNG

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program Diploma Tiga Program Studi Manajemen Informatika

Oleh :

Dadang Sujana NIM : 10908029 Ida Marfuah ’ NIM : 10908004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(39)

vi

LEMBAR JUDUL……… i

LEMBAR PENGESAHAN………. ii

KATA PENGANTAR………..… iii

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL……….……… x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN………..……. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah……… 2

1.3. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Lapangan……… 3

1.4. Batasan Masalah……… 4

1.5. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek Lapangan……… 4


(40)

vii

2.1.1 Sasaran Program Kemitraan Bina Lingkungan

(PKBL)……… 7

2.1.2 Karakteristik Mitra Binaan……… 8

2.1.3 Realisasi Kegiatan PKBL……… 8

2.2 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) 9 2.2.1 Landasan Kegiatan CSR……… 9

2.2.2 Tingkatan CSR………. 10

2.3 Hubungan PKBL dengan CSR……… 11

2.4 Pengertian Sistem……… 11

2.4.1 Elemen Sistem……… 12

2.4.2 Karakteristik Sistem……… 14

2.4.3 Klasifikasi Sistem……… 15

2.5 Metode Pendekatan……… 16

2.5.1 Metode Pendekatan Sistem……… 16

2.5.2 Alat Bantu Analis……… 17

1. Flowmap……… 17


(41)

viii

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan……… 24

3.1.1 Sejarah Perusahaan……… 24

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan……… 28

3.1.3 Struktur Organisasi……… 28

3.1.2.1 Struktur Organisasi PT.Kereta Api (Persero)……… 28

3.1.2.2 Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR)……… 28

3.2 Deskripsi Kerja CSR……… 29

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan……… 32

4.1.1 Tata Cara Penyaluran PKBL pada Bagian CSR PT.Kereta Api (Persero)……… 32

4.2 Analisis Prosedur yang Berjalan……… 33

4.2.1 Flow Map……… 33


(42)

ix

5.1. Kesimpulan……… 36

5.2. Saran……… 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(43)

http://www.kereta-api.co.id

http://www.wikipedia-indonesia.com

Hanif Al fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.


(44)

(45)

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yang Maha Kuasa Allah SWT. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Tak terkira syukur yang penulis rasakan, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul :

“ANALISIS SISTEM PENYALURAN PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PADA BAGIAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. KERETA API (PERSERO) KANTOR PUSAT BANDUNG”.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang baik secara langsung atau tidak langsung telah memberikan sumbang saran yang bersifat moril maupun materil yang tentunya sangat bermanfaat.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Maha Pemberi Ilmu dan Penerang Hidup Allah SWT.

2. Pembimbing dalam hidupku Ibu dan Bapak tercinta, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa restu dan kasih sayang yang tiada hentinya serta motivasinya untuk tetap semangat dalam mengerjakan laporan ini.

3. Teteh dan Aa tercinta, serta seseorang yang selalu memberikan semangat dan doa restu serta kasih sayang sampai terselesaikanya laporan ini.


(46)

Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Dadang Munandar,S.E.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Informatika UNIKOM.

7. Ibu Novrini Hasti,S.Si.,M.T., selaku dosen wali dan pembimbing yang telah bersedia memberikan arahan dan masukan positif, serta selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

8. Bapak Suyatno, selaku Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Kereta Api (Persero).

9. Bapak Sudiono, selaku Manager Community Relations (CS) PT. Kereta Api (Persero).

10.Bapak Slamet Riyadi,Bapak Moch Arif Hermawan,Ibu Puri Mindasari, selaku pembimbing pada bagian Community Relation (CS) dan PKBL PT. Kereta Api (Persero).

11.Ibu Karyani Sugiastuti dan Ibu Andien Kushandini, selaku Manager dan Junior Manager pada bagian PKBL PT. Kereta Api (Persero).

12.Teman-teman sekelas dan seperjuangan MI-17 Manajemen Informatika angkatan 2008 di kampus Unikom Bandung terima kasih atas semangat, dan dukungannya selama ini.


(47)

Akhir kata,penulis mengucapkan mohon maaf atas sebesar-besarnya atas keterbatasan da kekurangan laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya

.

Bandung, Oktober 2010


(1)

ix

4.2.3 Data Flow Diagram……… 35 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan……… 36 5.2. Saran……… 36 DAFTAR PUSTAKA


(2)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/data-flow-diagramdfd/

http://www.kereta-api.co.id

http://www.wikipedia-indonesia.com

Hanif Al fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta.


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamuaalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yang Maha Kuasa Allah SWT. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Tak terkira syukur yang penulis rasakan, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul :

“ANALISIS SISTEM PENYALURAN PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PADA BAGIAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT. KERETA API (PERSERO) KANTOR PUSAT BANDUNG”.

Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang baik secara langsung atau tidak langsung telah memberikan sumbang saran yang bersifat moril maupun materil yang tentunya sangat bermanfaat.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Maha Pemberi Ilmu dan Penerang Hidup Allah SWT.

2. Pembimbing dalam hidupku Ibu dan Bapak tercinta, serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa restu dan kasih sayang yang tiada hentinya serta motivasinya untuk tetap semangat dalam mengerjakan laporan ini.

3. Teteh dan Aa tercinta, serta seseorang yang selalu memberikan semangat dan doa restu serta kasih sayang sampai terselesaikanya laporan ini.


(5)

4. Bapak Dr.Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Prof.Dr.Ir. Ukun Sastraprawira, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Dadang Munandar,S.E.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Informatika UNIKOM.

7. Ibu Novrini Hasti,S.Si.,M.T., selaku dosen wali dan pembimbing yang telah bersedia memberikan arahan dan masukan positif, serta selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

8. Bapak Suyatno, selaku Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Kereta Api (Persero).

9. Bapak Sudiono, selaku Manager Community Relations (CS) PT. Kereta Api (Persero).

10.Bapak Slamet Riyadi,Bapak Moch Arif Hermawan,Ibu Puri Mindasari, selaku pembimbing pada bagian Community Relation (CS) dan PKBL PT. Kereta Api (Persero).

11.Ibu Karyani Sugiastuti dan Ibu Andien Kushandini, selaku Manager dan Junior Manager pada bagian PKBL PT. Kereta Api (Persero).

12.Teman-teman sekelas dan seperjuangan MI-17 Manajemen Informatika angkatan 2008 di kampus Unikom Bandung terima kasih atas semangat, dan dukungannya selama ini.


(6)

13.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu baik langsung maupun tidak langsung yang mnembantu kelancaran dalam penyusunan Laporan ini.

Akhir kata,penulis mengucapkan mohon maaf atas sebesar-besarnya atas keterbatasan da kekurangan laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya

.

Bandung, Oktober 2010