Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Kelas VII SMPMTs 38 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Melalui Berita Republik Indonesia tanggal 15 Februari 1946, Penjelasan UUD menjadi bagian dari UUD 1945. Penanaman Nilai I Tugas Kelompok 1. Tulislah dan laporkan kembali proses Sidang PPKI sampai ditetapkannya UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pendiri negara adalah pribadi arif yang mampu menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Jelaskan bentuk kebijaksanaan pendiri negara dikaitkan dengan penyusunan Pembukaan UUD 1945. 3. Jelaskan bagaimana caramu menanamkan toleransi antarumat beragama dalam diri bangsa Indonesia saat ini seperti yang ditunjukkan pendiri negara. Laporkan hasil pembahasan kelompokmu di depan kelas. Penanaman Nilai II Sebelumnya, kamu telah mengetahui siapa saja yang menjadi anggota BPUPKI. Selanjutnya, pilihlah tiga orang tokoh bangsa dan pendiri negara Indonesia anggota BPUPKI tersebut. Selanjutnya, tuliskan apa yang dapat kamu teladani dari sikap dan perilaku ketiga tokoh tersebut. Laporkan tulisanmu dalam diskusi kelas.

3. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Tokoh bangsa dan pendiri negara Indonesia merupakan putra terbaik bangsa yang memiliki kemampuan dan visi ke depan untuk kebaikan bangsa Indonesia. Anggota BPUPKI merupakan tokoh bangsa Indonesia dan orang-orang yang terpilih serta tepat mewakili kelompok dan masyarakatnya pada waktu itu. Anggota BPUPKI telah mewakili seluruh wilayah Indonesia, suku bangsa, golongan agama, dan pemikiran yang berkembang di masyarakat saat itu. Ada dua paham utama yang dimiliki pendiri negara dalam sidang BPUPKI, yaitu nasionalisme dan agama. Pendiri negara yang didasarkan pemikiran nasionalisme menginginkan negara Indonesia yang akan dibentuk merupakan negara nasionalis atau negara kebangsaan, sedangkan golongan agama menginginkan didasarkan salah satu agama. Berbagai perbedaan di antara anggota BPUPKI dapat diatasi dengan sikap dan perilaku pendiri negara yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 39 BPUPKI melaksanakan sidang dengan semangat kebersamaan dan mengutamakan musyawarah dan mufakat. Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945 menyatakan, “. . . Kita hendak mendirikan suatu negara. Semua buat semua, bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua. . .” Dari pendapat Ir. Soekarno tersebut jelas terlihat bahwa para pendiri negara berperan sangat besar dalam mendirikan negara Indonesia, terlepas dari para pendiri negara tersebut memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda. Sidang BPUPKI dapat terlaksana secara musyawarah dan mufakat. Hal itu dapat kamu lihat dari pertanyaan Ketua BPUPKI, dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dalam sidang BPUPKI tanggal 16 Juli 1945, yaitu “Jadi, rancangan ini sudah diterima semuanya. Jadi, saya ulangi lagi, undang-undang dasar ini kita terima dengan sebulat-bulatnya. Bagaimanakah Tuan-tuan? Untuk penyelesaiannya saya minta dengan hormat yang setuju yang menerima, berdiri. saya lihat Tuan Yamin belum berdiri. Dengan suara bulat diterima undang- undang dasar ini. Terima kasih Tuan-tuan”. Pertanyaan dari ketua BPUPKI dan tanggapan dari seluruh anggota sidang BPUPKI menunjukkan bahwa para pendiri negara telah mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan serta mengutamakan musyawarah mufakat dalam membuat keputusan tentang dasar negara dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Keberhasilan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat guna merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah. Sumber: Album Kemerdekaan Indonesia Gambar 3.5 dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat Sumber: citraindonesia.com Gambar 3.6 Bentuk perjuangan pelajar di masa kemerdekaan diwujudkan dengan belajar sungguh-sungguh seperti dicontohkan salah satunya oleh Mantan Presiden RI Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie Kelas VII SMPMTs 40 Tugas Kelompok Dalam upaya memahami lebih jauh tentang perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, bentuklah empat kelompok yang akan membuat bahan presentasi tentang perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. a. Kelompok I membahas materi Sidang Kedua BPUPKI. b. Kelompok II membahas materi Sidang Panitia Kecil atau Panitia Sembilan. c. Kelompok III membahas persiapan menuju Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. d. Kelompok IV membahas materi Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Bahan presentasi setiap kelompok tentang perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang kamu susun silakan dibuat sesuai dengan kemampuan dan fasilitas yang kamu miliki. Sekolah yang sudah terbiasa menggunakan komputer dan bahan presentasi dapat ditayangkan di kelas melalui proyektor, buatlah bahan presentasi tersebut dalam bentuk powerpoint atau program lain. Di sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer, buatlah bahan presentasi tersebut sesuai dengan kemampuan di sekolah masing-masing. Media ajar lainnya, seperti OHP over head projector, kertas, dan karton tetap dapat digunakan. Setelah kamu secara berkelompok membuat bahan presentasi tentang perumusan dan pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, selanjutnya presentasikan bahan tersebut di depan kelas. Apabila satu kelompok sedang mempresentasikan bahannya, kelompok yang lain menyimak dan memberi tanggapan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 41

B. Isi Alinea Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945