Perancangan Media Kampanye Sosial Perawatan Gigi Susu Anak (Studi Kasus : Kota Bandung)

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL PERAWATAN GIGI SUSU ANAK

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013/2014

Oleh:

Muhammad Rijal Romzi 51910244

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Muhammad Rijal Romzi Tempat, Tanggal Lahir : Bandung 29 Juli 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Binakarya 2 Blok A-47 RT02/19 Kab Bandung Barat Tinggi / Berat Badan 170 cm/60kg

Telepon 08996061946


(5)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORSINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Fokus Masalah ... 2

I.5. Tujuan Perancangan ... 2

BAB II KAMPANYE PERAWATAN GIGI SUSU ... 3

II.1 Kampanye ... 3

II.1.1 Kampanye ... 3

II.1.1 Jenis Kampanye ... 4

II.2 Perawatan ... 6

II.3 Gigi Susu ... 8

II.4 Perawatan Gigi Susu... 10

II 3.1 Menyikat Gigi ... 12

II.3.2 Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi... 13

II.3.3 Dampak Masalah Gigi Dan Mulut Pada Anak ... 13

II.3.4 Pemeriksaan Gigi Secara Teratur ... 14

II.4 Opini Orang Tua Tentang Gigi Susu ... 15


(6)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 21

III.1 Strategi Perancangan ... 21

III.1.1 Pendekatan Komunikasi Visual dan Verbal ... 21

III.1.2 Strategi Kreatif ... 22

III.1.3 Strategi media... 22

III.1.4 Strategi Distribusi... 24

III.2 Konsep Visual ... 25

III.2.1 Identitas Visual... 25

III.2.2 Format Desain ... 26

III.2.3 Tata Letak... 27

III.2.4 Tipografi ... 28

III.2.4 Ilustrasi ... 29

III.2.6 Warna ... 29

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 30

IV.1 Media Utama ... 30

IV.1.1 Brosur ... 32

IV.2 Media Penunjang ... 33

IV.2.1 Pin ... 33

IV.2.2 Poster Cetak ... 34

IV.2.3 Mug ... 35

IV.2.4 Stiker ... 36

IV.2.5 Kaos ... 37

IV.2.6 Gantungan Kunci ... 38

IV.2.7 Jam Dinding ... 39

IV.2.8 X Banner ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42


(7)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Contoh Kampanye Sosial ... 4

Gambar II.2 Contoh Kampanye Promosi ... 5

Gambar II.3 Contoh Kampanye Politik ... 6

Gambar II.4 Struktur Gigi ... 8

Gambar II.5 Waktu tumbuh dan tanggal ... 9

Gambar II.6 Nama-nama istilah gigi ... 9

Gambar II.7 Menyikat gigi ... 12

Gambar II.8 Dampak GigiTidak terawat ... 14

Gambar II.9 Pemeriksaan gigi anak ... 15

Gambar III.1 Logo kampanye social perawatan gigi susu anak ... 26

Gambar III.2 Format desain ... 26

Gambar III.3 Tampilan layout Brosur bagian luar ... 27

Gambar III.4 Tampilan layout Brosur bagian dalam ... 27

Gambar III.5 Font-font dalam kampanye... 28

Gambar III.6 Ilustrasi-ilustrasi pada kampanye ... 29

Gambar III.7 Warna Tema ... 29

Gambar IV.1 Printscreen yang dibuat pada adobe illustrator ... 30

Gambar IV.2 Sketsa manual sebelum diwarnai ... 31

Gambar IV.3 Sketsa manual sesudah diwarnai ... 32

Gambar IV.4 Tampilan Brosur ... 33

Gambar IV.5 Pin ... 34

Gambar IV.6 Poster Cetak ... 35

Gambar IV.7 Mug ... 36

Gambar IV.8 Stiker ... 37

Gambar IV.9 Kaos ... 38

Gambar IV.10 Gantungan Kunci ... 39

Gambar IV.11 Jam Dinding ... 40


(8)

DAFTAR TABEL


(9)

x DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Opini Masyarakat Mengenai Perawatan Gigi Susu Anak ... 43

Lampiran B Pernyataan Dokter Gigi ... 43

Lampiran C Lembar Bimbingan ... 44


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Adinda Dewi,2012.Preventive Rawat Gigi.Jakarta: Buku kedokteran EGC Ami Angela. 2009. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi.

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-3-07.pdf (5 januari 2014) Donna Pratiwi,2011.Gigi sehat merawat gigi sehari-hari. Jakarta :Penerbit Buku Kompas.

Eric Priyo Prasetyo. 2009. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-1-11.pdf (11 Febuari 2014)

F.J Hartaty. 1974.Kamus kedokteran gigi. Jakarta:Buku kedokteran EGC Geoffrey, 1986,Morfologi gigi.Jakarta:Buku kedokteran EGC

Itjingningsih W.H,1981.Anatomi gigi. Jakarta:Buku kedokteran EGC

Sabani,Ikbal, 2013,” Oroantal fistula sebagai salah satu komplikasi pencabutan dan perawatanya”,http://www.pdgi.or.id/jurnal/detail/oroantral -fistula-sebagai-salah-satu-komplikasi-pencabutan-dan-perawatannya. (18 desember 2013)

Terence Wibowo. 2009. Proteksi dokter gigi sebagai pemutus rantai infeksi


(11)

iii KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena kasih sayang, rahmat, karunia, serta bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan

makalah “ PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL PERAWATAN GIGI SUSU

ANAK” ini. Dengan keseriusan penulis dalam menulis makalah ini, penulis berharap makalah ini akan menjadi manfaat bagi penulis lain dan umum untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan menyampaikanya kembali.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini, penulis berkmaksud untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, dosen pembimbing yang telah sabar untuk memberikan arahan serta masukan-masukan yang baik untuk penulisan makalah ini. Serta teman-teman khususnya DKV-5 yang selalu memberi dukungan penuh.

Akhir kata penulis ucapkan, tidak ada yang lebih sempurna selain Allah SWT yang telah memberikan akal kepada manusia untuk menuntut ilmu. Sebagai manusia telah sewajibnya menyampaikan kembali ilmu yang telah dipelajari demi masa depan yang lebih baik.

Bandung, Agustus 2014 Penulis


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Gigi susu atau gigi primer adalah sekumpulan gigi pertama, jumlahnya ada 20, yaitu 10 di rahang atas dan 10 di rahang bawah (masing-masing 4 gigi seri, 2 gigi taring dan 4 geraham) Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan 32 gigi dewasa permanen. Gigi susu mulai terbentuk di dalam rahim dan mulai muncul di usia 5-8 bulan, meskipun dapat bervariasi dari anak ke anak, anak laki-laki umumnya lebih lambat mengembangkan gigi susu dibandingkan anak perempuan, Eny (2014).

Informasi tentang gigi susu sangat penting diperoleh orang tua, Idealnya orang tua mendapatkan informasi pentingnya menjaga dan merawat gigi susu anaknya. Gigi yang baik memudahkan anak mengunyah berbagai asupan pangan, sehingga memudahkan tubuh menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsinya. Karenanya kebersihan gigi susu tidak boleh diremehkan. Gigi susu yang terawat dengan baik juga akan memengaruhi kesehatan gigi permanen anak di masa mendatang.

Kesehatan gigi anak merupakan salah satu penunjang tumbuh kembangnya anak, namun seringkali luput dari perhatian orang tua. faktanya sebagian orang tua

cenderung mengabaikan kesehatan gigi susu anaknya. Menurut Eny (2014) “Hal ini

disebabkan persepsi sebagian orang tua yang menganggap gigi susu tidak penting

untuk dirawat karena akan digantikan oleh gigi dewasa”. Sehingga sering ditemui

anak usia 5 – 7 tahun mengalami pembengkakan gusi. Hal ini disebabkan orang tua kurang mendapatkan informasi tentang merawat gigi susu anak, serta kurangya kesadaran orang tua melakukan pemeriksaan ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

Mengetahui informasi untuk merawat gigi sangat penting untuk orang tua agar anak dapat memiliki gigi yang sehat, solusi yang tepat dapat menyadarkan orang tua betapa


(13)

2

pentingnya merawat gigi susu anak karena secara psikologis, anak dapat merasa rendah diri karena tampilan gigi yang buruk, selain itu gigi susu akan mempengaruhi kesehatan gigi permanen,meskipun gigi susu akan digantikan oleh gigi permanen, hal itu harus terjadi di usia yang tepat.

I.2 Identifikasi Masalah

Melihat latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah dalam perawatan gigi susu, yaitu:

 Kurangnya pengetahuan orang tua tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar.

 Kurangnya informasi pentingnya merawat gigi susu anak pada orang tua .  Orang tua menganggap gigi susu sebagai gigi sementara karena akan

digantikan oleh gigi permanen.

 Kurangnya kepedulian sebagian orang tua terhadap gigi susu anaknya I.3 Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Bagaimana memberikan pengetahuan tentang cara menyikat gigi yang baik dan juga benar kepada orang tua anak serta memberikan informasi akan pentingnya perawatan gigi susu dan merubah persepsi orangtua yang menganggap gigi susu sebagai gigi sementara serta menambah kepedulianya.

I.4 Tujuan perancangan

Dapat disimpulkan tujuan perancangan untuk penelitian ini yaitu :

 Memberi pengetahuan tentang cara menggosok gigi pada orang tua anak.  Memberikan informasi mengenai perawatan gigi susu pada orang tua.  Mengubah persepsi orang tua pada gigi susu yang bersifat sementara.  Menambah kepedulian orangtua terhadap gigi susu.


(14)

BAB II

KAMPANYE TENTANG PERAWATAN GIGI SUSU II.1. Kampanye

Kampanye adalah salah satu upaya yang sangat efektif untuk mempengaruhi atau mengubah pola fikir masyarakat sehingga dapat berpihak kepada kita. Berikut beberapa definisi kampanye:

II.1.1. Definisi Kampanye

Kampanye adalah tindakan mempengaruhi dengan cara apapun untuk membuat orang berpihak kepada kita. Menurut Venus Antar, 2004 terdapat beberapa definisi tentang kampanye, diantaranya :

 Sebagai salah satu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan informasi, mendidik, atau meyakinkan masyarakat untuk tujuan khusus.

 Menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian rupa sehingga tingkah laku yang ditimbulkan karena pengaruh tersebut sesuai dengan keinginan komunikator.

 Rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan suatu peran atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film).

 Kampanye publik merupakan aktifitas komunikasi di dalam menyampaikan pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir aktivitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai dengan target yang ingin dicapai, pada satuan waktu tertentu.

Dari definisi tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu kampanye adalah aktivitas komunikasi yang terencana untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan dan mempengaruhi individu-individu dalam jumlah besar atau kelompok masyarakat dengan menggunakan berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain sebagainya) agar


(15)

4

memenuhi target yang ingin dicapai pada satuan waktu tertentu. Menurut Venus Antar materi dan isi kampanye biasanya menyangkut :

 Tema, topik, dan isu apa yang diangkat ke permukaan agar mendapat tanggapan.

 Tujuan dari kampanye.

 Program atau perencanaan dalam kampanye.  Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai. II.1.2. Jenis-jenis Kampanye

Kampanye dapat dibedakan menurut jenisnya menjadi 4 macam, yaitu : 1. Kampanye Sosial.

Adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang

masalah sosial kemasyarakatan, dana bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial yang sedang terjadi

Gambar II.1 Contoh Kampanye Sosial Sumber:


(16)

Kriteria penentuan kampanye pelayanan masyarakat adalah :  Non Komersil.

 Tidak bersifat keagamaan.  Tidak bermuatan politik.  Berwawasan nasional.

 Diperuntukan bagi semua masyarakat.

 Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.  Dapat diiklankan.

 Memiliki dampak dan kepentingan tinggi sehingga mendapat dukungan media lokal maupun nasional.

2. Kampanye Bisik.

Yaitu kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi secara serentak dengan menyiarkan kabar angin dan tanpa visual.

3. Kampanye Promosi.

Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk meningkatkan atau mempertahankan penjualan dan sebagainya.

Gambar II.2 Contoh Kampanye Promosi


(17)

6 4. Kampanye Politik.

Yaitu kampanye yang menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi tentang apa dan bagaimana suatu partai, program maupun visinya. Dengan demikian masyarakat dapat memahami maksud dan tujuan dari partai tersebut untuk menentukan dipilih atau tidak. ( Venus Antar, 2004: 20)

Gambar II.3 Contoh Kampanye Politik

Sumber: http://yuhendrablog.files.wordpress.com/2009/04/pohon-iklan-1.jpg (13/03/2014/20.58)

II.2 Perawatan

Menurut Moore (1998) Perawatan Adalah sebuah kegiatan untuk menjaga apa yang kita anggap penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan ini semua orang pasti memiliki hal yang sangat penting dan sesuatu yang sangat berharga untuk mereka jaga dan pelihara dengan baik.

Pengertian perawatan adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).


(18)

Menurut Roni. Perry (2005), Perawatan diri (Personal hygiene) adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

II.3 Gigi

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut .memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan.

 Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas:

 Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras.

 Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah.  Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks.  Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.

 Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.

 Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi.


(19)

8

Gambar II.4 Struktur Gigi

Sumber: http://www.klikdokter.com/userfiles/gigi4(3).jpg (13/03/2014/20.18)

II.4 Gigi Susu

Gigi susu atau gigi primer adalah sekumpulan gigi pertama. Jumlahnya ada 20, yaitu 10 di rahang atas dan 10 di rahang bawah (masing-masing 4 gigi seri, 2 gigi taring dan 4 geraham). Jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan 32 gigi dewasa permanen. Gigi susu mulai terbentuk di dalam rahim dan mulai muncul di usia 5-8 bulan, meskipun dapat bervariasi dari anak ke anak. Anak laki-laki umumnya lebih lambat mengembangkan gigi susu dibandingkan anak perempuan. Gigi susu terakhir biasanya muncul di usia 2-3 tahun. Pada usia 6 – 12 tahun, gigi susu tanggal satu demi satu untuk diganti gigi permanen. Pada usia 13 tahun seorang anak biasanya tidak memiliki gigi susu yang tersisa, dan sudah memiliki 28 dari 32 gigi dewasa permanen di mulutnya. Gigi permanen terakhir biasanya adalah gigi geraham ketiga atau geraham bungsu, yang muncul dari usia remaja akhir sampai usia pertengahan dua puluhan.


(20)

Gambar II.5 Waktu tumbuh dan tanggal

gigiSumber:http://3.bp.blogspot.com/djvsfObXfXI/Uo5EPZXlMNI/AAAAAAAAAAs/VmjG4ytTQTY/s16 00/Masa+Dari+Pertumbuhan+Gigi+Manusia.jpg (13/03/2014/20.58)

Orang tua seringkali enggan memeriksakan kesehatan gigi anaknya karena menganggap gigi susu akan tanggal sehingga kurang penting jika dibandingkan dengan gigi dewasa. Namun nyatanya hal tersebut tidak benar. Sebab, gigi susu memiliki keterkaitan erat dengan kesehatan gigi saat dewasa kelak. Menurut Eny (2014) "Banyak orang tua beranggapan gigi susu itu tak penting untuk diperhatikan. Padahal digantinya lama sekali, tumbuh saat anak berusia sekitar 6-8 bulan, kemudian baru berganti saat anak berusia sekitar 12 tahun”, Fungsi gigi susu itu sebenarnya mempersiapkan agar gigi dewasanya bisa tumbuh dengan baik. Oleh sebab itu, orang tua perlu disadarkan bahwa gigi susu itu sama pentingnya dengan gigi tetap atau gigi dewasa.

Gambar II.6 Nama-nama istilah gigi


(21)

10

Saat anak mencapai usia golden age, yaitu di usia sekitar 1-3 tahun, anak harus mulai dikenalkan dengan kebiasaan baik seperti menyikat gigi dan alat-alat yang bisa dia gunakan. Momen ini nantinya akan lebih mudah dia ingat dan teruskan sampai mencapai usia TK dan SD., kalau momen ini terlewat, maka ke depannya gigi dewasanya akan tumbuh di tempat yang asal-asalan, ada yang muncul ke arah luar, ke dalam atau ke arah lidah, kondisi seperti ini yang bisa mencederai gigi di sebelahnya atau si gigi itu sendiri.Kerusakan gigi susu dapat menyebabkan rasa sakit, abses, sampai gigi tanggal sebelum waktunya. Gigi susu yang tanggal sebelum waktunya dapat menyebabkan tulang rahang tumbuh dengan tidak maksimal. Sehingga, gigi dewasa yang mulai tumbuh tidak memiliki ruang cukup dan tumbuh berjejal.Rasa sakit gigi berkepanjangan pada anak dapat mempengaruhi konsentrasi belajar. Lebih lanjut, gigi susu yang tidak terawat dengan baik dan memiliki tampilan buruk juga menyebabkan dampak psikologis pada anak, misalnya anak menjadi kurang percaya diri.

II.4 Perawatan Gigi Susu Anak

Perawatan gigi susu tidak boleh diremehkan, Gigi susu memberikan ruang kepada gigi permanen yang akan tumbuh di bawahnya, gigi permanen tentunya berjumlah lebih banyak dari gigi susu dan ukurannya juga lebih besar, disinilah keutuhan gigi susu menjadi sangat penting. Menurut Eny (2014) “Gigi susu yang dirawat dengan baik akan membantu merangsang perkembangan rahang anak dimana rahang anak akan berkembang menjadi lebih besar sehingga nantinya gigi permanen pengganti gigi susu akan dapat tumbuh dengan baik. Rahang yang tumbuh dengan baik akan memberikan tempat yang cukup bagi gigi permanen yang akan tumbuh. Apabila rahang anak gagal untuk tumbuh dengan baik maka gigi permanen akan kesulitan mendapatkan tempat yang akhirnya menyebabkan susunan gigi geligi permanen yang akan tumbuh menjadi berantakan”. Gigi susu yang sehat membantu anak mengunyah dengan baik, sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi. Gigi susu yang baik juga menentukan kualitas gigi permanen yang akan tumbuh. Perawatan gigi susu sebetulnya tidaklah sulit, dan bergantung pada usia anak. Gigi susu yang tumbuh


(22)

pada usia 6 bulan ini, awalnya bisa dibersihkan dengan cotton bud atau kasa yang dibasahi air matang.Gigi dibersihkan satu per satu dengan air bersuhu biasa. jangan lupa bersihkan lidah. sisa susu yang menempel menjadi makanan bakteri sehingga bisa menyebabkan gigi anak bolong.

Gigi dibersihkan setiap kali anak usia minum susu,saat anak sudah menginjak usia 2-3 tahun, orang tua harus mulai mengajarkan cara menggosok gigi. Pada tahap usia ini, anak biasanya sudah bisa meludah. Para orangtua, harus menjadi Contoh. Untuk pertama kali, orangtua bisa memegangi tangan anak. Setelah itu orangtua bisa menggosok gigi bersama , sehingga anak bisa melihat langsung.Selain menjadi role model, orangtua bisa menyediakan sarana membersihkan gigi yang sesuai usia anak. Makanan yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi kesehatan gigi. Terlalu banyak karbohidrat, baik gula misalnya, kue, permen, susu, makanan dan minuman manis lainnya maupun tepung-tepungan misalnya keripik kentang atau singkong dapat mengakibatkan pengeroposan gigi. Seberapa lama karbohidrat menempel pada gigi adalah penyebab utama pembusukan gigi, Permen coklat dan makan yang manis adalah makanan yang paling sering mengancam kerusakan gigi.

Sebagian besar permen yang beredar saat ini adalah permen yang mengandung gula. Jika dikonsumsi dengan cara yang tidak tepat maka dapat memberi kesempatan bagi bakteri mulut untuk merusak gigi.Mekanismenya adalah permen yang dikonsumsi oleh anak-anak tersebut mengandung gula yang nantinya “memberi makanan” bagi bakteri untuk berkembang merusak gigi. Tetapi tidak ada makanan yang perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu kembali pada proses dan waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini adalah sisa-sisa makan yang masih menempel pada gigi. Memasuki usia sekolah, resiko anak mengalami sakit gigi makin tinggi. Banyaknya jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman yang manis, mengancam kesehatan gigi anak.


(23)

12 II.3.1.Menyikat Gigi

Kebiasaan menyikat gigi dilakukan sebagai salah satu cara mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menyikat gigi 2 kali sehari pada pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur membuat nafas segar, memperbaiki penampilan gigi, dan menghilangkan plak serta sisa makanan dari permukaan gigi. Bila plak dibiarkan selama 24-48 jam dapat mengeras dan menimbulkan penyakit pada gusi dan akhirnya menyebabkan gigi tanggal dan penyakit gigi lainya. (Indri, 2009)

Kegiatan menyikat gigi diperkenalkan anak sejak dini, anak akan merasa bahwa hal itu memang sudah merupakan satu pola, setiap habis minum susu atau makan harus selalu dibersihkan.Mulut sudah mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah. Tetapi, dengan makanan modern sekarang, pembersih alam ini tidak lagi dapat berfungsi. Sikat gigi dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membersihkan gigi. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras karena akan dapat melukai gigi.

Gambar II.7Menyikat gigi

Sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2012/11/21/1315446-anak-menyikat-gigi-620X310.jpg (13/03/2014/20.48)

Nila (2004) menjelaskan "Untuk anak usia 2 tahun pilih sikat gigi dengan gagang yang lebar, dan bulu sikat yang rata. Bentuk gagang menyesuaikan dengan telapak tangan anak yang masih kecil,"Sikat gigi bisa diganti tiap 2 bulan.Untuk pasta gigi bisa dipilih yang mengandung fluoride 500 ppm, dengan aroma sesuai selera anak. Kandungan fluoride akan mengembalikan mineral di gigi yang hilang, akibat asam


(24)

yang berasal dari plak bakteri dan gula. Tanpa penggantian mineral (remineralization) gigi menjadi mudah goyang.

II.3.2 Peran Orang Tua Dalam Membiasakan Anak Menyikat Gigi.

Peran serta orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak, agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar dalam mencegah terjadinya penyakit gigi pada anak.

Menurut Keterangan pada halman pdgi.com,(2013). Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.

II.3.3.Dampak Masalah Gigi Dan Mulut Pada Anak

Penyakit gigi dan mulut anak akan sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang anak. Anak-anak rawan kekurangan gizi, rasa sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera makan. Kemampuan belajar turun sehingga jelas akan berpengaruh pada prestasi belajar. Masalah gigi dan mulut tidak masuk dalam daftar penyakit mematikan. kodisi itulah yang menyebabkan masyarakat mengesampingkan upaya mencegah bahkan mengobati penyakit gigi dan mulut.


(25)

14

Gambar II.8 Dampak GigiTidak terawat Sumber:

http://2.bp.blogspot.com/-tOP8D2Js_ZI/USuFNRIBfNI/AAAAAAAAAPE/NftokKYUgYs/s1600/gigi_berlubang.jpg (13/03/2014/21.44)

Sekolah maupun keluarga sebagai lingkungan terdekat anak sejak dini harus mendidik anak untuk disiplin mengosok gigi minimal 2 kali sehari sesudah makan dan sebelum tidur. Gigi harus dipandang sebagai aset bukan hanya dicapai dari aspek kesehatan namun juga sebagai syarat meraih masa depan yang menjanjikan. Provesi pilot maupun kemiliteran selalu mensyaratkan gigi yang sehat. Karies pada anak akan membawa dampak panjang dan tidak hanya dihubungkan dengan penyakit infeksi akan tetapi berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya.

II.3.4. Pemeriksaan Gigi Secara Teratur

Dengan memeriksakan gigi secara teratur, dokter gigi dapat mengidentifikasikan potensi masalah yang mungkin terjadi, sehingga dapat diambil tindakan pencegahan atau penanganan sejak dini. Salah satunya adalah membersihkan plak dan karang gigi yang menempel pada gigi susu anak, Untuk mencegah pembentukan lubang pada gigi. Apabila sudah terlanjur terbentuk lubang pada gigi namun ukurannya masih kecil, dokter gigi bisa segera menambal lubang tersebut agar tidak memperparah kondisi gigi. Atau ketika anak memiliki masalah dengan gigi bungsu yang tumbuh dengan arah yang salah, dokter bisa segera melakukan tindakan pembedahan sebelum


(26)

kondisi menjadi lebih parah, misalnya keburu terjadi pembengkakan gusi karena infeksi.

Gambar II.9 Pemeriksaan gigi anak

Sumber: http://data.tribunnews.com/foto/bank/images/Pemeriksaan-gigi-anak.jpg(27/03/2014/12.11)

Menurut Eny (2014) "Idealnya setahun 2 kali atau tiap 6 bulan sekali anak diperiksakan pada Dokter gigi,".,. tindakan tersebut sangat berguna untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, juga sebagai upaya deteksi dini bila ada penyakit di rongga mulut.Saat kontrol rutin 6 bulan sekali, dokter gigi akan melihat bagaimana kondisi rongga mulut pasien secara keseluruhan. Memeriksa apakah ada jaringan rusak di sekitar rongga mulut, apakah ada gangguan atau luka di sekitar lidah, mengenali kelainan-kelainan rongga mulut, juga untuk membersihkan karang gigi."Ini sebagai upaya untuk deteksi dini bila ada penyakit di rongga mulut)”.

II. 4.Opini Orang Tua Tentang Gigi Susu

Gigi susu itu sama pentingnya dengan merawat gigi tetap. Pasalnya, gigi susu bisa memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan gigi tetap di kemudian hari bila diabaikan.Agar anak telaten membiasakan menjaga kesehatan gigi susunya, peran orangtua merupakan ujung tombak dari keberhasilan upaya ini. .


(27)

16

Menurut Eny ( 2014) Meskipun saat ini banyak orang tua belum terlalu banyak menyadari akan pentingnya merawat gigi susu, sebagian orang tua memiliki pendapat yang salah bahwa gigi susu tidak penting, dan dengan dalih gigi tersebut akan terus bisa diganti sebelum seseorang anak berusia 12 tahun. Padahal gigi susu sangat penting dalam mempersiapkan gigi tetapnya.Sebagian orang tua mungkin sudah paham akan pentingnya perawatan gigi dan mulut sejak dini.

Berdasarkan hasil Wawancara dari 10 orang tua anak yang diberi pertanyaan tentang perawatan gigi susu di kawasan Bandung studi kasus Bandung tengah, kecamatan cicendo mendapatkan hasil sebagai berikut :

Responden A menyatakan :

“Merawat gigi susu itu memang penting tetapi anak suka rewel susah untuk diperiksakan”

“Tindakan yang saya lakukan baru sebatas menjaga makanan anak dan rajin menyikat gigi saja kalo kedokter gigi belum pernah”

“Menyikat gigi ya sampai bersih dalam rongga mulut” Responden B menyatakan :

“Sudah pasti penting namun disisi lain anak-anak susah sekali dan selalu rewel dan susuah diatur”

“Merawat gigi susu cukup dengan sikat gigi rutin saja, jika anak mengalami atau mengeluh sakit baru melakukan pengobatan ke dokter gigi karna biaya dokter gigi tidak murah”

“Cara menyikat gigi itu mudah ya lakukan seperti kebiasaan dirumah saja” Responden C menyatakan :

“Perawatan dilakukan paling dirumah saja dengan menyikat gigi mengurangi makanan yang manis”


(28)

“Jika ke dokter gigi selain mahal juga susah juga soalnya jarang ada waktu luang dikarenakan saya sibuk bekerja”

“Paling saya melakukan memutar di arah depan di bagian gigi seri selanjutnya ya biasa aja”

Responden D menyatakan :

“Saya mengalami kesulitan untuk merawat gigi susu setelah saya bujuk akhirnya mau juga anak saya, dikarenakan anak kecil itu susah untuk diberi pengertian, saya hanya mengajarkan rajin menyikat gigi saja kalo dirumah”

“Kalau ke dokter rutin memeriksakan gigi anak saya 6 bulan sekali minimal, saya pernah baca di klinik sekalian memeriksakan kondisi gigi saya juga”

“Ya menggosok aja, kadang berdarah sih setahu saya ada caranya saya kurang tau” Responden E menyatakan :

“Perawatan gigi susu perlu sekali dilakukan, yang saya lakukan hanya menghimbau janngan makan makanan yang manis-manis”

“Membawa ke dokter gigi pernah saya lakukan tetapi tidak rutin, selain mahal juga tidak ada waktu luang”

“Pelan pelan aja, supaya tidak berdarah” Responden F menyatakan :

"Perawatan pasti saya lakukan dengan menyikat gigi anak saya secara rutin”

“Anak saya belum pernah mengalami masalah pada gigi, jika anak saya mulai mengeluh baru saya akan obati ke dokter gigi”

“ Caranya dari bagian gigi deadpan, kemudian ke graham” Responden G menyatakan :


(29)

18

“Harus dilakukan , Jika gigi susu tidak terawat pasti anak akan mengeluhkan sakit gigi kasian juga anak saya”

“Seharusnya 6 bulan sekali tetapi saya selalu lupa tetapi sampai saat ini kondisi gigi anak saya masih bagus”

“Memutar di bagian depan lalu memutar di bagian gigi graham, sama gigi bagian dalam jangan sampai tertinggal”

Responden H menyatakan :

“Gigi susu pasti akan tanggal dan digantikan gigi dewasa jadi perawatan difokuskan pada gigi dewasa saja yang bersifat permanen,

“ Jika tidak mengalami sakit berarti kondisi gigi baik-baik saja jadi tidak perlu dulu pergi ke dokter”

“keatas bawah secara teratur kalo untuk yang depan, bagian dalam di gosok seperti biasa aja”

Responden I menyatakan :

“Dengan perawatan teratur dengan mengajarkan menyikat gigi secara rutin ampuh untuk mencegah kerusakan gigi itu yang saya ajarkan kepada anak saya”

“Kondisi gigi anak saya selalu baik dan tidak pernah mengalami sakit gigi jadi belum perlu memeriksakan ke dokter gigi jika sudah ada keluhan baru saya periksakan” Responden J menyatakan :

“Saya selalu rutin menjaga kesehatan gigi anak saya, dan sampai sekarang masih dalam keadaan baik”

“Kalau ke dokter gigi jika saya sudah kewalahan merawatnya, tapi sampai saat ini masih dalam kondisi yang baik.”


(30)

Kesimpulan dari hasil wawancara tentang perawatan gigi susu anak yaitu : 40% orang tua anak cenderung membawa anaknya ke dokter setelah mengeluh mengalami sakit atau gigi sudah mengalami kerusakan. Dan merasa sudah cukup dengan perawatan menyikat gigi saja.

30% Orang tua mengeluhkan bahwa perawatan gigi anak, terutama anak balita, sulit dan memerlukan banyak waktu. Keluhan tersebut dapat dimengerti karena sebagian besar anak tidak mau diperiksa giginya dan banyak orang tua yang belum sadar akan perlunya perawatan gigi anak.

30% Orang tua menyatakan jika tidak menerima keluhan dari anak, orang tua biasanya menganggap gigi anak dalam kondisi yang baik, Padahal belum tentu demikian.

II.5.Target Khalayak

Target Khalayak yang menjadi sasaran utama yaitu orang tua anak, karena orang tua anak dapat berperan penting untuk menjaga kesehatan dan merawat gigi susu pada anaknya.

Demografis

 Orang tua anak berusia 25-45 tahun karena usia ini kondisi orang tua sudah sangat matang dalam berumah tangga dan bisa memberikan perhatian lebih pada anak memiliki anak berusia 6-12 tahun.

 Gender : Laki – laki dan perempuan  Pendidikan : SMA-Perguruan Tinggi  Ekonomi : Menengah ke atas Psikografis


(31)

20

 Orang tua yang Belum mengetahui dan cenderung mengabaikan pentingnya perawatan dan berkonsultasi pada dokter gigi.

Geografis

Kota Bandung, studi kasus kawasan Pasteur kecamtan cicendo Bandung tengah, dikarenakan Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi Jawa Barat menjadi paling aktif di Jawa Barat.


(32)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi perancangan

Untuk menyadarkan masyarakat khususnya orang tua anak pentingnya menjaga kesehatan gigi susu anak dibutuhkan suatu perancangan yang mampu menyampaikan informasi atau pesan yang yang dapat mudah dimengerti oleh komunikan. Strategi perancangan yang akan dilakukan dari perancangan media informasi mengenai Kampanye social mengenai perawatan gigi susu anak yaitu merancang atau membuat suatu media informasi yang bertujuan untuk menarik perhatian para orang tua anak agar dapat mengetahui informasi-informasi penting mengenai perawatan gigi susu anak.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik kepada penerima pesan (komunikan). Untuk itu diperlukan suatu strategi khusus dalam menganalisa setiap permasalahan agar menjadi suatu informasi yang dapat dimengerti oleh komunikan. Untuk itu maka “Kampanye sosial tentang perawatan gigi susu anak” menggunakan dua pendekatan komunikasi yaitu pendekatan komunikasi visual dan pendekatan komunikasi verbal. III.1.1.1 Pendekatan Komunikasi Visual

Tinaburko (2009) menjelaskan "Komunikasi visual merupakan konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan kedalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas ilustrasi (gambar), tipografi, warna, komposisi, dan layout" (h.23). Teknik yang digunakan dalam hal pendekatan secara visual adalah mengutamakan tipografi dan ilustrasi. Dengan kata lain, penggabungan ilustrasi dan tipografi dapatmeminimalisir persepsi yang berbeda-beda. Sehingga target audiens melakukan aksi yang tepat seperti yang diharapkan.


(33)

22 III.1.1.2 Pendekatan Komunikasi Verbal

Pendekatan komunikasi verbal dalam perancangan ini menggunakan bahasa yang bersifat persuasif atau ajakan, himbauan, maupun peringatan. Dimana strategi komunikasi bertujuan memberikan pesan yang baik. Agar dapat menarik minat para orang tua untuk dapat merawat gigi susu anaknya, Selain itu dilakukan dengan penyampaian bahasa yang ringan yaitu bahasa yang mudah dimengerti dan menarik serta tidak terlalu berkesan menggurui.

III.1.2 Strategi Kreatif

Banyaknya media informasi mengenai perawatan gigi susu anak nampaknya belum cukup untuk masyarakat khususnya para orang tua anak . Oleh karena itu, dibutuhkan strategi kreatif untuk menyampaikan masalah gigi susu secara menditail. Fungsinya yaitu untuk memudahkan penyampaian informasi atau pengetahuan kepada target audiens sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Hal yang utama dilakukan dalam strategi kreatif adalah menentukan dan mencari identitas yang dapat mewakili betapa pentingnya perawatan gigi susu anak, konten tulisan dan gambar dibuat sebaik mungkin sesuai dengan informasi faktual dan aktual yang telah diteliti, serta informasi yang jarang dibahas menjadi nilai tersendiri yang menarik untuk dipelajari.

III.1.3 Strategi Media

Strategi media yang digunakan adalah dengan kemudahan dan bentuk brosur yang sangat menarik sehingga target audiens ingin mengambil atau membaca isi dari pesan-pesan yang disampaikan melalu brosur ini, sehingga pesan yang disampakan akan dapat dimengerti dan sampai pada target khalayak.


(34)

III.1.3.1 Pemilihan Media Media Utama

Strategi media yang digunakan sebagai media utama berupa media informasi Brosur. Karena dengan media ini masyarakat khususnya orang tua dapat dengan mudah mendapatkan, selai itu mempunya berbagai titik pembagian yang sangat efektif Media Pendukung

Agar penyampaian media utama kepada target sasaran berjalan dengan baik, maka dibutuhkan media pendukung, baik media pendukung bersifat Informasi maupun media pendukung yang bersifat mengingatkan, yang diantaranya, yaitu:

Poster

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. .

Gelas mug

Mug adalah tipe alat minum sejenis cangkir yang umumnya digunakan untuk meminum minuman panas, seperti kopi, teh, atau coklat panas. Mug memiliki pegangan dan mampu menampung sejumlah fluida yang lebih banyak dari jenis alat minum lainnya, mug merupakan alat minum yang biasanya tidak ditempatkan di acara formal.

Kaos

Kaos adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaos biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Pada umumnya, kaos berlengan pendek (melewati bahu hingga sepanjang


(35)

24

siku) dan berleher bundar. Bahan yang umum digunakan untuk membuat kaos adalah katun atau poliester(atau gabungan keduanya).

Gantungan kunci

Gantungan kunci adalah alat untuk menggantungkan kunci, terbuat dari kayu, plastik, atau logam, bentuknya bermacam-macam.

PIN

PIN adalah Aksesoris yang pada umumnya berbentuk bulat dan biasanya digunakan sebagai aksesoris tambahan pada tas, baju, jaket

Jam dinding

Jam dinding adalah jam yang difungsikan secara letak, atau biasanya dipajang di dinding. Jam dinding juga biasanya dapat dipergunakan sebagai pajangan atau sebagai hiasan di dalam ruangan. Beda dengan jam tangan yang mempunyai ukuran kecil, jam dinding memiliki ukuran yang cukup besar sehingga jam dinding ini akan mudah terlihat walau dari jarak jauh

Stiker

Stiker adalah bahan yang dapat menempel sendiri atau dengan kata lain stiker memiliki bahan perekat sehingga dapat ditempelkan di benda, Sticker pada umumnya dibuat dari vinyl atau kertas. Bahan sticker pada umumnya terdiri dari dua lapis yaitu lapisan atas sebagai media untuk gambar dan lapisan bawah sebagai pelindung bahan perekatnya.

X Banner

X Banner adalah media yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berbentuk banner dengan konstruksi penyangga berbentuk "X" sehingga banner bisa berdiri sendiri. Konstruksi X Banner memiliki beberapa ukuran standart yaitu: 60x160 cm, 80x180 cm, dan 80x200 cm.

III.1.4 Strategi Distribusi

Brosur ini diterbitkan melalui lembaga masyarakat yaitu Puskesmas. Untuk pendistribusian awal dilakukan dengan cara memberikan brosur kepada masyarakat


(36)

yang berobat ke dokter gigi. Untuk lebih efektif pada penyebaran brosur akan dilakukan diarea persimpangan jalan, ketika rambu lalu lintas berwarna merah, dan juga di area-area strategis lainya.

Jadwal penyebaran media kampanye sosial ini :

Tabel III.1 Tabel Jadwal Distribusi III.2 Konsep Visual

Konsep Visual bertujuan untuk memberikan secara rinci dan jelas tentang informasi yang ingin disampaikan, serta memberikan identitas dalam perancangan ini sehingga dapat mudah di ingat oleh target khalayak, brosur ini memiliki konsep keceriaan pada anak sehingga memakai warna-warna yang identic dengan tema keceriaan anak selain itu dapat juga sebagai penarik perhatian.

III.2.1 Identitas Visual

Identitas visual pada kampanye “Kampanye social tentang perawatan gigi susu anak” berupa logo.


(37)

26

Gambar III.1 Logo kampanye social perawatan gigi susu anak. Sumber: Data Pribadi

III.2.2 Format Desain

Media yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi tentang bimbingan dan konseling adalah Brosur. Brosur ini berukuran A4 (29.7 cm x 42 cm). Brosur dicetak di atas kertas art paper.


(38)

III.2.3 Tata Letak (layout)

Tata letak atau layout adalah pengaturan elemen-elemen yang ada menjadi sebuah satu kesatuan. Karena kesan yang ingin ditimbulkan dalam kampanye adalah sehat dan bersih maka dibuat layout yang seimbang atau simetris atau terkesan satu kesatuan. Selain itu layout juga berkaitan dengan komposisi antara elemen visual dan teks.

Gambar III.3 Tampilan layout Brosur bagian luar


(39)

28 III.2.4 Tipografi

Pemilihan jenis huruf pada kampanye ini mengutamakan keterbacaan, menarik, dan -berkesan. Untuk menarik perhatian masyarakat khususnya orang tua anak maka pemilihan font yang mudah dibaca dan menarik.

Gambar III.5 Font-font dalam kampanyeGretoon

Font Gretoon memiliki karakteristik yang sangat cocok untuk pembuatan brosur ini walaupun brosur ini diperuntukan orang tuanya akan teteapi berkaitan juga dengan anak-anak sehingga kesan yang disampaikan adalah keceriaan anak dan dapat menarik perhatian anak juga untuk membaca.

Comic Sans Ms

Pemilihan font ini digunakan karena selain mudah dibaca karakteristik font ini juga tidak terlalu formal sehingga pembaca tidak bosan dan lebih tertarik untuk membaca dan menerima informasi dan dengan mudah menerima pesan yang disampaikan.


(40)

III.2.5 Ilustrasi

Ilustrasi merupakan salah satu daya tarik dan dapat menggambarkan pesan dalam sebuah kampanye. Pesan yang utama pada kampanye ini adalah untuk membujuk, menyadarkan dan mengubah prilaku masyarakat khususnya para orang tua tentang pentingnya perawatan gigi susu anak dan menarik pembaca brosur agar informasi dapat tersampaikan.

Gambar III.6 Ilustrasi-ilustrasi pada kampanye Sumber: Dokumen Pribadi

III.2.6 Warna

Warna yang mendominasi dalam perancangan kampanye sosial ini adalah biru muda, putih, orange, pewarnaan pada ilustasi visual ini menerapkan ide yang dinamis dengan warna-warna yang ceria yang akan membangun kesan keceriaan anak. Pemberian efek dinamis disesuaikan dengan gagasan visual yang dibangun serta disesuaikan juga dengan target audiens, yang menampilkan kesan yang baik.


(41)

30 BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama adalah media kampanye yang digunakan sejak dalam tahap awareness sampai ke tahap reminding. Media utama yang digunakan adalah brosur. Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras.

IV.2. Teknis Produksi Media Tahap pra-produksi

Proses diawali dari menentukan teknik ilustrasi yang sesuai dengan tema yang telah dibuat dengan memfokuskan teknik tracing pada sketsa dan disesuaikan dengan keceriaan anak-anak. tracing bermakna menggambar ulang dengan memakai acuan/patrun. Bila disederhanakan berarti menjiplak gambar atau sketsa, adapula yang mendefinisikan tracing sebagai proses perubahan format gambar dari bitmap menjadi vector biasa.


(42)

Produksi

Proses produksi dimulai dengan sketsa manual dengan menggunakan pena dan dilakukan pada kertas HVS A4 180gr yang kemudian dilanjutkan dengan proses scaning dengan Canon Lide 100, kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan dengan aplikasi Adobe Ilustrator CS5. Pada pewarnaan karya dilakukan Pen tool dengan media pengolah berupa Mouse, yang kemudian penyesuaian warna dilakukan dengan warna eyedrooper tool.

Gambar IV.2. Sketsa manual sebelum diwarnai Sumber: pribadi


(43)

32

Gambar IV.3. Sketsa manual sesudah diwarnai Sumber: pribadi

IV.3. Teknis Cetak

Teknis cetak pada Brosur ini dilakukan secara bertahap dengan bahan-bahan yang disesuaikan dengan kertas Art Papper, karena brosur ini memiliki tiga lipatan dan enam halaman sehingga dicetak pada dua bagian yaitu bagian depan dan bagian belakang.

IV.1.1 Brosur

Brosur merupakan media utama dari kampanye sosial ini, penyebaran brosur ini adalah dengan melalui tempat-tempat layanan masyarakat dan perkantoran. Hal ini dikarenakan target audiens yang merupakan para orang tua dengan kesibukan pekerjaanya, format media yang digunakan adalah A4 dengan Format Landscap.


(44)

Gambar IV.4 Tampilan Brosur

IV.2 Media Penunjang

Media penunjang yaitu media kampanye yang digunakan dalam tahap persuasif, dan digunakan saat berlangsungnya acara-acara penyuluhan ke berbagai perkantoran. Media penunjang yang digunakan yaitu Pin, poster cetak, Mug, Stiker, Kaos, Gantungan Kunci, Jam dinding, X Banner

IV.2.1 PIN

Pin digunakan sebagai gimmick karena penggunaannya yang efektif dan fleksibel, mudah digunakan dan dapat ditaruh dimana saja. Teknis produksi : Cetak offset separasi. Format Lingkaran. Ukuran : Diameter 4,5 cm. Material : Laminasi dof.


(45)

34 Gambar IV.5 Pin

IV.2.2 Poster Cetak

Poster cetak ditempatkan pada majalah dinding di perkantoran, posyandu, klinik dan puskesmas. Poster cetak diharapkan dapat menarik perhatian target audiens untuk lebih mengetahui tentang pesan yang ingin disampaikan kampanye sosial ini. Teknis produksi : Cetak offset separasi. Ukuran : A3 ( 29,7 cm x 42 cm ) Format : Portrait. Material : Art paper 150 gr.


(46)

Gambar IV.6 Poster Cetak IV.2.3 Mug

Mug dipilih karena kebiasaan target audiens untuk meminum segelas teh, kopi, susu ataupun sekedar air putih. Sehingga diharapkan penggunaan mug dapat selalu mengingatkan target audiens kepada pesan kampanye.

Teknis produksi : Hot press digital printing Ukuran : Tinggi 12 cm, diameter 8 cm. Material : Mug keramik.


(47)

36 Gambar IV.7 Mug

IV.2.4 Stiker

Stiker digunakan sebagai penunjang dikarenakan dapat menunjang sebagai pengingat media utama dan bentuk yang menempel di mana saja.

Penekanan visual dalam stiker lebih cenderung vector kartun dengan background Logo PSSI dan dipadukan dengan tagline dan headline sebagai pesan event kampanye.

1. Format / bentuk : Persegi 2. Ukuran : 5 x 10 Cm 3. Material : Ketas Graftac


(48)

Gambar IV.8 Stiker

IV.2.5 Kaos

Kaos merupakan media kampanye yang dipilih, diberikan secara langsung kepada target audiens. Kaos dipilih karena kaos dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan dapat digunakan kemana saja.

Teknis produksi : Cetak Printing. Ukuran Desain : 21 x 29,7 Cm Material : Kaos combed cotton.


(49)

38 Gambar IV.9 Kaos

IV.2.6 Gantungan Kunci

Penekanan visual dalam gantungan kunci lebih cenderung vector kartun dengan warna background yang cerah dan dipadukan dengan tagline sebagai pesan event kampanye.

1. Format / bentuk : Bulat / Lingkaran 2. Ukuran : Diameter 5 cm

3. Material : Fiber / Plastik 4. Teknik Produksi : Sablon


(50)

Gambar IV.10 Gantungan Kunci

IV.2.7 Jam Dinding

Jam dinding adalah media pengingat yang sangat efektif dikarenakan jam dinding akan selalu dilihat setiap saat oleh para orang tua anak, jam dinding akan diletakan di perkantoran dan juga di rumah-rumah serta di klinik-klinik dokter gigi.


(51)

40

Gambar IV.11 Jam Dinding

IV.2.8 X Banner

X-Banner digunakan saat acara penyuluhan berlangsung ke sekolah. X-Banner ditempatkan di tempat strategis yang banyak dilalui target audiens sehingga diharapkan mereka tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pesan kampanye yang ingin disampaikan.

Ukuran 60cm x 160cm Material bahan flexi Teknis produksi di print


(52)

(1)

36

Gambar IV.7 Mug

IV.2.4 Stiker

Stiker digunakan sebagai penunjang dikarenakan dapat menunjang sebagai pengingat media utama dan bentuk yang menempel di mana saja.

Penekanan visual dalam stiker lebih cenderung vector kartun dengan background Logo PSSI dan dipadukan dengan tagline dan headline sebagai pesan event kampanye.

1. Format / bentuk : Persegi 2. Ukuran : 5 x 10 Cm 3. Material : Ketas Graftac


(2)

37

Gambar IV.8 Stiker

IV.2.5 Kaos

Kaos merupakan media kampanye yang dipilih, diberikan secara langsung kepada target audiens. Kaos dipilih karena kaos dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan dapat digunakan kemana saja.

Teknis produksi : Cetak Printing. Ukuran Desain : 21 x 29,7 Cm Material : Kaos combed cotton.


(3)

38

Gambar IV.9 Kaos

IV.2.6 Gantungan Kunci

Penekanan visual dalam gantungan kunci lebih cenderung vector kartun dengan warna background yang cerah dan dipadukan dengan tagline sebagai pesan event kampanye.

1. Format / bentuk : Bulat / Lingkaran 2. Ukuran : Diameter 5 cm

3. Material : Fiber / Plastik 4. Teknik Produksi : Sablon


(4)

39

Gambar IV.10 Gantungan Kunci

IV.2.7 Jam Dinding

Jam dinding adalah media pengingat yang sangat efektif dikarenakan jam dinding akan selalu dilihat setiap saat oleh para orang tua anak, jam dinding akan diletakan di perkantoran dan juga di rumah-rumah serta di klinik-klinik dokter gigi.


(5)

40

Gambar IV.11 Jam Dinding

IV.2.8 X Banner

X-Banner digunakan saat acara penyuluhan berlangsung ke sekolah. X-Banner ditempatkan di tempat strategis yang banyak dilalui target audiens sehingga diharapkan mereka tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pesan kampanye yang ingin disampaikan.

Ukuran 60cm x 160cm Material bahan flexi Teknis produksi di print


(6)

41