perancangan Kampanye Sosial Jemaah Haji Kota Bandung

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KESEHATAN JEMAAH HAJI KOTA BANDUNG

DK38315/Tugas Akhir Semester II 2014/2015

Oleh:

Riska Dewiyani 51911116

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KESEHATAN JEMAAH HAJI KOTA BANDUNG”.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Laporan tugas akhir disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kesehatan dan jemaah haji di kota Bandung tahun 2014 berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Laporan tugas akhir di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya laporan tugas akhir dapat terselesaikan. Semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Komputer Indonesia. Penulis sadar bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing meminta masukannya demi perbaikan pembuatan laporan tugas akhir penulis di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak, ibu, adik serta seseorang yang telah memberikan semangat dalam mengerjakan laporan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir. Rasa terima kasih tersebut penulis tujukan kepada Taufan Hidayatullah, M.Ds. Selaku pembimbing tugas akhir, dimana dalam penyusunan laporan ini telah memberikan


(5)

materi, mengoreksi dan mengarahkan penulis, serta memberi semangat yang begitu besar hingga laporan ini dapat diselesaikan. Deni Albar, S.Sn, M.Ds. Selaku dosen wali yang telah membantu membimbing selama melaksanakan perkuliahan. Seluruh staf pengajar dan sekretariat Falkultas Desain Komunikasi Visual yang telah membantu serta memberikan ilmu yang sangat berguna selama penulis melangsungkan perkuliahan.

Bandung, Agustus 2015


(6)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL KESEHATAN JEMAAH HAJI DI KOTA BANDUNG

Oleh:

Riska Dewiyani 51911116

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Kesehatan haji adalah modal dalam perjalanan saat ibadah haji, tanpa kondisi kesehatan yang memadai pencapaian peribadahan tidak maksimal. Kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung tahun 2014 masih rendah dalam resiko kesakitan dan kematian. Dengan adanya permasalahan terhadap calon jemaah haji di kota Bandung, Bagaimana meningkatkan kesadaran calon jemaah haji terhadap pentingnya menjaga kondisi fisik maupun mental dengan kampanye sosial agar tingkat kesehatan calon jemaah haji dapat dikurangi.

Kesehatan jemaah haji di kota Bandung tahun 2014 penyakit kolestrol menjadi penyakit generatif dengan jumlah penderita terbesar, dengan adanya permasalahan terhadap fisik maupun mental calon jemaah haji harus menjaga kondisi kesehatannya jauh sebelum keberangkatan. Kesehatan calon jemaah haji sangat penting dengan melakukan pemeriksaan secara teratur dan melakukan pola hidup sehat agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar.


(7)

ABSTRACT

DESIGN OF SOCIAL HEALTH CAMPAIGN IN BANDUNG JEMAAH HAJJ

By:

Riska Dewiyani 51911116

Study Programme Visual Communication Design

Hajj is the health of capital in the course of the current pilgrimage, without adequate health conditions not optimal achievement of worship. Health prospective pilgrims in the city of Bandung in 2014 was still low in the risk of morbidity and mortality. With the problems of the prospective pilgrims in the city of Bandung, How to increase the awareness of prospective pilgrims to the importance of maintaining physical and mental condition of the social campaign that the soundness of the prospective pilgrims can reduced.

Health pilgrims in the city of Bandung 2014 cholesterol disease becomes generative diseases with the largest number of patients, with physical or mental problems to the prospective pilgrims must keep his health condition long before departure. Health prospective pilgrims is very important to perform regular checks and a healthy lifestyle in order to carry out the pilgrimage smoothly.


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

KOSAKATA/GLOSSARY ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II KESEHATAN JEMAAH HAJI ... 5

II.1 Ibadah Haji ... 5

II.1.1 Syarat, Rukun, Dan Wajib Haji ... 5

II.2 Kesehatan Jemaah Haji ... 6

II.2.1 Syarat Kesehatan Ibadah Haji ... 8

II.2.2 Faktor Resiko Kesehatan Jemaah Haji ... 9

II.3 Sebelum Keberangkatan Ibadah Haji ... 11

II.4 Analisa ... 14

II.4.1 Kesehatan Jemaah Haji Di Kota Bandung ... 14

II.4.2 Hasil Wawancara ... 15

II.4.3 Kuisioner ... 16


(9)

II.4.5 Penyebab Masalah ... 22

II.4.6 Solusi Masalah ... 23

II.5 Solusi Perancangan……… ... 23

BAB III STRATEGI PERANCANGAN………. . 24

III.1 Khalayak Sasaran……….. .... 24

III.1.2 Consumer Insight……… ... 24

III.1.3 Consumer Journey………...... ... 25

III.2 Strategi Perancangan………. .... 27

III.2.1 Tujuan Komunikasi………... ... 27

III.2.2 Pendekatan Komunikasi……… ... 27

III.2.3 Materi Pesan……….. ... 29

III.2.4 Gaya Bahasa……….. ... 29

III.2.5 Strategi kreatif………... ... 29

III.2.6 Strategi Media……… ... 30

III.2.7 Strategi Distribusi………... 32

III.3 Konsep Visual……… ... 33

III.3.1 Logo Kampanye ... 34

III.3.2 Format Desain . ... 35

III.3.3 Tata Letak………... 36

III.3.4 Huruf……….. ... 37

III.3.5 Fotografi……… ... 38

III.3.6 Warna……… ... 38

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA………… ... 41

IV.1 Teknis Media……… 41

IV.1.1 Tahap Sketsa Awal……… ... 41

IV.1.2 Tahap Eksekusi Visual……… ... 41

IV.1.3 Tahap Perancangan……… ... 42

IV.1.4 Tahap Akhir……….……… ... 42


(10)

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke-5 dimana umat Islam wajib melakukannya karena Allah SWT dan menurut surat Al Imran ayat 97 merupakan

kewajiban bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah

yaitu mampu dalam pembiayaan, pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani. Kemampuan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat kelayakan untuk beribadah haji. Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (seperti dikutip Lucyati, 2015) Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah jemaah haji terbesar se-Indonesia lebih dari 30 ribu orang diberangkatkan pada tahun 2014, dengan jumlah jemaah haji terbesar pemeriksaan kesehatan harus ditingkatkan dan jemaah haji harus aktif terutama masalah kesehatan. Dinas Kesehatan kota Bandung (seperti dikutip Asep, 2015) kuota jemaah haji di kota Bandung tahun 2014 adalah 1696, dengan banyaknya kuota haji di kota Bandung dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kesehatan haji merupakan modal dalam perjalanan ibadah haji tanpa kondisi kesehatan yang memadai pencapaian peribadahan tidak maksimal.

Tingkat kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung masih rendah dalam resiko kesakitan dan kematian. Tingkat kesehatan jemaah haji yang beresiko tinggi berkisar 375 orang (19.13%) kolestrol, 338 orang (17.24%) hipertensi primer, 189 orang (9.64%) usia lanjut, 108 orang (5.51%) obesitas, 88 orang (4.49%) hyper

kolestrol, 73 orang (3.72%) diabetes melitus, 51 orang (2.60%) diabetes melitus tipe 2 (NIDDM) dan umumnya disertai dengan kegemukan, 40 orang (2.04%) hipertensi heart disease (HHD) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh

hipertensi, 39 orang (1.99%) hepatoma adalah kanker hati primer (Siskohatkes, Asep, 2014).

Pemeriksaan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan diantaranya adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medis dan penetapan diagnosis serta pelaksanaan pembinaan, pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji (CJH) yang


(12)

dikelompokkan menjadi pemeriksaan pokok, pemeriksaan lanjut dan pemeriksaan khusus. Kesehatan calon jemaah haji sebelum keberangkatan diwajibkan pada jemaah haji yang memiliki beresiko tinggi. Jemaah haji resiko tinggi adalah jemaah haji dengan kondisi kesehatan yang beresiko mengalami peningkatan kesakitan dan kematian selama perjalanan ibadah haji seperti jemaah haji usia lanjut. Penyelenggaraan kesehatan haji meningkatkan kondisi terhadap pemeriksaan kesehatan, pembinaan kesehatan, pengendalian faktor resiko kesehatan dan standar pelayanan kesehatan haji di puskesmas untuk mendapatkan data kesehatan, perawatan, pemeliharaan, pembinaan dan perlindungan (Indonesian-Publichealth,

2014).

Secara kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan calon jemaah haji merupakan tindakan yang sangat penting. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kondisi kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung. Tetapi calon jemaah haji tidak menyadari betapa pentingnya mempersiapkan dan menjaga kondisi fisik dalam melaksanakan ibadah haji. Permasalahan yang terjadi pada calon jemaah haji tidak memperhatikan kesehatan seperti kurangnya olahraga secara rutin, pola makan yang tidak teratur seperti makan tidak pada waktunya, banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan kolesterol, melakukan aktifitas berlebihan yang dapat menguras tenaga. Pola hidup sehat secara fisik adalah olahraga secara teratur, makanan yang teratur dan bergizi, tes kebugaran dan melakukan jalan-jalan ke tempat yang ramai untuk melakukan tes mental dan harus siap sebelum keberangkatan.

Selain permasalahan terhadap kondisi fisik calon jemaah haji juga mempunyai permasalahan terhadap jiwa atau mental yang timbul mendadak. Masalah yang terjadi terhadap mental calon jemaah haji penyebabnya adalah ketidaksiapan jiwa seseorang terhadap kenyataan seperti ketakutan karena melihat situasi, tempat dan keadaan yang berbeda dengan Indonesia sehingga terjadinya masalah mental seseorang. Sehat secara mental dengan berfikir positif, pemecahan masalah yang ingin dipecahkan dengan menyadarkan calon jemaah haji untuk menjaga kondisi


(13)

fisik maupun mental terhadap pentingnya menjaga kesehatan jauh sebelum keberangkatan.

Perilaku calon jemaah haji di kota Bandung diantaranya pada saat melakukan pemeriksaan berkala tidak rutin yang seharusnya 1-2 minggu sekali, kebiasaan merokok yang masih sulit untuk mengurangi atau berhenti, pola makan yang masih banyak mengkonsumsi makanan berlemak, jadwal makan yang tidak teratur, kurang aktifitas fisik seperti berolahraga yang seharusnya 3-4 kali dalam 1 minggu, kebiasaan bergadang mengakibatkan kurangnya istirahat dan secara tidak langsung mengurangi tingkat kesehatan. Dengan melakukan perilaku yang benar maka resiko penyakit yang akan terjadi akan terhindar.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan terhadap kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung adalah:

a. Provinsi Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah jemaah haji terbesar se-Indonesia lebih dari 30 ribu orang diberangkatkan pada tahun 2014 dan kuota jemaah haji di kota Bandung tahun 2014 adalah 1696. Dampak bagi calon jemaah haji harus menunggu lama untuk melaksanakan ibadah haji karena kuota calon jemaah haji semakin banyak.

b. Kesehatan haji adalah modal dalam perjalanan ibadah haji karena tanpa kondisi kesehatan yang memadai pencapaian peribadahan tidak maksimal.

c. Tingkat kesehatan calon jemaah haji dalam resiko kesakitan dan kematian masih rendah dan dampak yang terjadi saat melaksanakan ibadah haji tidak maksimal. d. Calon jemaah haji tidak menyadari betapa pentingnya mempersiapkan dan menjaga kondisi fisik dalam melaksanakan ibadah haji dan dampak yang terjadi terhadap kesehatan calon jemaah haji akan menurun atau terkena penyakit. e. Masalah yang terjadi terhadap jiwa atau mental calon jemaah haji yang timbul

mendadak penyebabnya adalah ketidaksiapan jiwa seseorang terhadap kenyataan seperti ketakutan karena melihat situasi, tempat dan keadaan yang berbeda dengan Indonesia dan dampak yang terjadi calon jemaah haji akan stres.


(14)

f. Perilaku calon jemaah haji yang buruk sehingga mengakibatkan terjadinya terserang penyakit atau tingkat kesehatan menurun.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah adalah sebagai berikut:

Bagaimana agar calon jemaah haji sadar akan pentingnya kesehatan dengan melakukan pola hidup sehat seperti olahraga secara rutin, makan yang teratur dan bergizi serta melakukan tes kebugaran sebelum keberangkatan?

I.4 Batasan Masalah

Agar lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud, dengan membatasi mengenai kesehatan untuk para calon jemaah haji di kota Bandung sebelum keberangkatan yang di fokuskan mengenai kesehatan calon jemaah haji seperti melakukan pemeriksaan secara rutin di puskesmas, olahraga secara rutin dan pola makan yang teratur dan bergizi pada musim haji tahun 2014 karena Dinas Kesehatan kota Bandung belum mendapatkan data keseluruhan calon jemaah haji pada tahun 2015.

I.5 Tujuan Perancangan

Perancangan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dari perancangan ini adalah:

 untuk mengingatkan calon jemaah haji untuk selalu melakukan pemeriksaan kesehatan 3 bulan sebelum keberangkatan, dan melakukan pemeriksaan secara rutin di puskesmas atau dokter setempat.

 Meningkatkan kesadaran calon jemaah haji terhadap pentingnya menjaga kondisi fisik dan pola hidup sehat seperti olahraga secara rutin, makanan yang teratur dan bergizi, tes kebugaran dan melakukan jalan-jalan ke tempat yang ramai untuk melakukan tes mental dan harus siap sebelum keberangkatan.

 Mengingatkan kepada calon jemaah haji untuk selalu berfikir positif.


(15)

BAB II

KESEHATAN JEMAAH HAJI II.1 Ibadah Haji

Haji merupakan rukun Islam yang ke-5 setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu dalam materi, fisik dan keilmuan. Dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada waku yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhidjah), berbeda dengan ibadah umrah yang

bisa dilaksanakan sewaktu-waktu (Sodik, 2014:6).

II.1.1 Syarat, Rukun dan Wajib Haji

Syarat dalam ibadah haji adalah ketentuan yang harus dipenuhi untuk menunaikan ibadah haji, syarat-syarat tersebut adalah:

 beragama Islam

 baligh atau dewasa

 berakal sehat

 mampu melaksanakan ibadah haji

Ada juga syarat mampu dalam ibadah haji diantaranya adalah:

 Sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh, mengalami sakit menular, gila dan stres berat. Sebaiknya ibadah haji dilaksanakan saat masih muda belia, sehat dan gesit sehingga mudah dalam menjalankan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur.

 Memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji pulang pergi serta mempunyai bekal selama menjalankan ibadah haji.

 Keamanan yang cukup selama perjalanan dan melakukan ibadah haji serta keluarga dan harta yang ditinggalkan selama berhaji. Bagi wanita harus didampingi oleh suami atau laki-laki dewasa yang dapat dipercaya.


(16)

Rukun

Hal-hal yang wajib dilakukan dalam berhaji, apabila ada yang tidak dilaksanakan maka dinyatakan gagal atau tidak syah dan harus mengulang di kesempatan berikutnya. Rukun haji adalah:

Ihram adalah pakaian berwarna putih yang digunakan untuk laki-laki.

Thawaf adalah mengelilingi Baitullah (kabah) dengan cara-cara yang ditentukan

oleh agama. Penyakit yang sering terjadi pada saat thawaf adalah heat stroke

(sengatan panas), meningitis (radang selaput otak), influenza, ISPA, asma dan

penyakit kulit yang disebabkan oleh faktor perbedaan cuaca yang ekstrem antara

Indonesia dengan Arab Saudi.

Sa’i adalah berjalan kaki (berlari-lari kecil) bolak-balik 7 kali dari bukit Shafa

ke bukit Marwah dan sebaliknya. Penyakit yang sering terjadi pada saat sa’i

adalah influenza, ISPA, asma dan meningitis (radang selaput otak).

Wukuf di Arafah adalah berdiam diri di Arafah dimana jemaah haji dihapus dari

dosa-dosa walaupun sebesar apapun dosanya. Penyakit yang sering terjadi pada saat wukuf adalah heat stroke (sengatan panas). Penyakit yang disebabkan oleh

penumpukan panas yang berlebihan di dalam badan dan suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh dengan kelembaban udara rendah (Sodik, 2014:17).

II.2 Kesehatan Jemaah Haji

Menjaga dan meningkatkan kondisi fisik dari calon jemaah haji sebelum dan selama berada di tempat kegiatan haji. Departemen Kesehatan melakukan upaya kesehatan sebagaimana disebutkan pada pasal 10 dan 11 UU No. 23 tahun 1992, tentang kesehatan adalah upaya kesehatan diantaranya adalah upaya pelayanan kesehatan calon jemaah haji. Program kesehatan calon jemaah haji secara umum bertujuan untuk meningkatkan kondisi kesehatan calon jemaah haji di Indonesia.

Pelayanan kesehatan calon jemaah haji adalah upaya kesehatan dalam meningkatkan kondisi fisik dan mental calon jemaah haji dan pihak penyelenggara, untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah secara bermakna mulai dari penyiapan calon jemaah haji sampai dengan 2 minggu setelah tiba. Istilah kesehatan calon jemaah haji dipakai karena pelayanan ini mencakup calon jemaah


(17)

haji yang akan menunaikan ibadah haji dari sebelum keberangkatan sampai selesai melaksanakan ibadah haji. Pelayanan kesehatan calon jemaah haji dilakukan 6 bulan dan 3 bulan sebelum keberangkatan, pelayanan berlangsung di puskesmas yang meliputi pemeriksaan kondisi fisik dan pemberian vaksin anti virus. Penyakit yang sering mengancam para calon jemaah haji adalah penyakit pernafasan dan penyakit meningitis yang disebabkan oleh virus. Ada dua faktor penyebab

keberangkatan haji tertunda diantaranya yang pertama adalah faktor kesehatan, jika calon jemaah haji memiliki gangguan kesehatan atau wanita hamil di tahun pertama rencana keberangkatan, maka keberangkatannya ditunda sampai kondisi tubuhnya prima atau paling tidak sampai tahun selanjutnya (Pedoman Kerja Puskesmas, Departemen Kesehatan RI, 1999:106).

Tujuan umum terselenggaranya pemeriksaan, perawatan, dan pemeliharaan kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan melalui pendekatan kepada calon jemaah haji untuk menghasilkan data yang tepat dan lengkap sebagai dasar pembinaan dan perlindungan kesehatan calon jemaah haji di Indonesia. Tujuan khusus tercapainya status kesehatan calon jemaah haji yang berkualitas dengan tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan calon jemaah haji. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor resiko calon jemaah haji, sebagai sumber informasi calon jemaah haji untuk kepentingan pelayanan kesehatan haji. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit menular berpotensi kejadian luar biasa (KLB) (Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014:22).

Calon jemaah haji wajib melakukan pemeriksaan agar petugas kesehatan dapat memeriksa dan memberikan data kesehatan, lihat gambar sebagai berikut:


(18)

Gambar II.1 Pemeriksaan kesehatan haji

(Sumber : Dokumen pribadi 2015) II.2.1 Syarat Kesehatan Ibadah Haji

Pembinaan kesehatan calon jemaah haji merupakan rangkaian kegiatan yang terbukti dapat meningkatkan status kesehatan jemaah haji Indonesia (JHI) yang meliputi penyuluhan, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Syarat kesehatan seseorang untuk dapat beribadah haji adalah kesanggupan kesehatan terhadap fisik maupun jiwa, selain ekonomi dan ilmu. Untuk memenuhi ketentuan yang dimaksud, perlu upaya pembinaan kesehatan secara dini. Pemeriksaan kesehatan sangat diperlukan sebagai alat untuk mengetahui kondisi kesehatan calon jemaah haji untuk mengetahui jemaah haji dalam keadaan sehat, sakit atau memiliki keterbatasan. Harapan akhir dari dilakukannya pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dapat mencapai kesempurnaan ibadah dengan dukungan kesehatan.

Berdasarkan buku panduan tim kesehatan haji, 2010 pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji memiliki beberapa kekhususan, diantaranya adalah:

1. Pemeriksaan kesehatan dimaksud untuk menilai terhadap kesehatan. Sehingga beberapa jenis pemeriksaan menjadi wajib untuk membedakan dengan pemeriksaan kesehatan yang ditujukan untuk pengobatan.

2. Pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji ditujukan untuk menjadi dasar upaya pembinaan kesehatan sebagai penyiapan kesehatan calon jemaah haji. Karena dituntut untuk diselenggarakan secara menyeluruh.


(19)

3. Kesehatan sebagai salah satu syarat calon jemaah haji adalah alasan penting untuk mengupayakan agar calon jemaah haji semaksimal mungkin dapat berangkat sebagai jemaah haji secara mandiri.

4. Pemeriksaan kesehatan diharapkan dapat memberikan keterangan bahwa setiap calon jemaah haji bebas dari berbagai penyakit menular dan kondisi tertentu yang dapat mengancam jiwa sendiri atau orang lain.

Pemeriksaan kesehatan bagi calon jemaah haji dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Pemeriksaan di puskesmas sebagai tindakan pertama terhadap calon jemaah haji yang memenuhi salah satu persyaratan yakni sehat lahir dan batin, yang dilakukan setelah pendaftaran haji dimulai dan sebagai syarat untuk dapat mendaftarkan diri dengan syarat membawa surat dari BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji), fotocopy KTP, foto berwarna ukuran 4x6 dan 2x3 atau 3x4.

2. Setelah pendaftaran ke puskesmas lalu diberikan surat pengantar ke lab sesuai umur dan kondisi calon jemaah haji.

3. Pemeriksaan dilakukan secara lebih teliti dengan tenaga pemeriksa dan fasilitas yang lebih baik dan merupakan penentuan akhir layak atau tidaknya calon jemaah haji berangkat ke Arab Saudi. Setelah pendaftaran ke puskesmas jemaah haji membawa hasil lab, dalam tahap pemeriksaan juga dilakukan tes kehamilan, pemberian vaksinasi, pembinaan dan penyuluhan kesehatan, pelayanan rujukan dan pengamatan penyakit.

II.2.2 Faktor Resiko Kesehatan Jemaah Haji

faktor resiko kesehatan jemaah haji terdiri dari:

 Penyakit menular

Beberapa penyakit infeksi yang mempunyai potensi tinggi terinfeksi dan berbahaya selama menunaikan ibadah haji antara lain adalah:


(20)

Kepadatan yang terjadi selama menunaikan ibadah haji merupakan faktor dalam meningkatkan penularan penyakit meningitis meningokokus. Pemerintah Arab

Saudi sejak tahun 1987 mewajibkan setiap calon jemaah haji atau yang melakukan umrah harus mendapatkan vaksinasi meningitis meningokokus (Departemen

Kesehatan, 2008:45). b. Influenza

Influenza merupakan proporsi penyakit terbesar, sementara data survei kesehatan haji Indonesia menunjukkan bahwa kasus influenza merupakan yang terbanyak sebagai penyebab kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan. Influenza merupakan penyakit yang sangat menular dan ada di Arab Saudi. Petugas kesehatan atau dokter menganjurkan bahwa calon jemaah haji usia lanjut atau resiko infeksi influenza tinggi disarankan untuk mendapatkan vaksinasi. Beberapa studi menunjukkan bahwa penyakit influenza tinggi selama musim haji.

c. Polio

Mencegah penularan penyakit, kasus polio dibawa oleh jemaah haji yang berasal dari negara yang belum bebas polio. Saat ini pemerintah Arab Saudi mewajibkan setiap pengunjung berusia kurang 15 tahun harus menunjukkan sertifikat vaksinasi polio.

d. Diare

Penyakit diare menyerang jemaah haji Indonesia. Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan dan tingkat pengetahuan. Kebiasaan makan jajanan yang tidak terkontrol dan menyimpan makanan terlalu lama merupakan faktor resiko yang meningkatkan kejadian penyakit diare.

e. Infeksi melalui cairan tubuh

Penyakit yang terjadi melalui cairan tubuh adalah penyakit hepatitis B, C dan HIV. Cara penularan yang mudah dapat terjadi melalui cukur rambut yang tidak bersih yang dilakukan selama menunaikan ibadah haji.

 Penyakit kronis

Perjalanan jauh dengan kondisi menderita penyakit kronis atau resiko tinggi harus memperhatikan tidak hanya ketersediaan obat yang selama ini digunakan, tetapi juga kesanggupan kegiatan fisik yang dikerjakan. Penyakit kronis yang


(21)

berhubungan dengan peningkatan aktifitas fisik, seperti penyakit jantung dan paru kronis (Departemen Kesehatan, 2009).

II.3 Sebelum Keberangkatan Ibadah Haji

Ibadah haji merupakan ibadah fisik, artinya selain menuntut persiapan bekal agama juga menuntut persiapan fisik tubuh yang bugar dan sehat. Ibadah Haji dalam prosesnya membutuhkan perjalanan panjang dan banyak kegiatan yang sangat melelahkan fisik yang juga beresiko pada kesehatan tubuh. Kondisi iklim dan cuaca di tanah suci sangat jauh berbeda dengan keadaan alam di tanah air. Bertemunya para jemaah haji dengan jutaan jemaah haji lain dari berbagai bangsa di dunia yang membuat kondisi tanah suci menjadi luar biasa padat, sangat beresiko terjadinya penularan langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular, calon jemaah haji harus benar-benar mempersiapkan kesehatan tubuhnya jauh-jauh hari sebelum berangkat ke tanah suci (Pusat Kesehatan Haji, 2014).

Persiapan kesehatan yang harus dilakukan oleh jemaah haji sebelum berangkat ke tanah suci antara lain sebagai berikut:

 Melakukan General Check Up

General Check Up sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik

sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh atau general check up.

Artinya seluruh fungsi dan organ tubuh diperiksa seperti urine, darah dan sebagainya. Dengan cara melakukan general check up kondisi kesehatan akan

diketahui lebih jelas dan lengkap. Begitu juga penyakit yang mungkin ada, tapi tidak atau belum dirasakan, akan segera diketahui sehingga dokter bisa mengambil tindakan pencegahan lebih dini (Sodik, 2014:23).

 Vaksinasi

Arab Saudi merupakan negara epidemi meningitis (penyakit radang selaput otak),

sehingga setiap calon jemaah haji wajib mendapatkan vaksinasi meningitis minimal

satu bulan sebelum keberangkatan untuk menghindari penularan meningitis di Arab

Saudi. Iklim di Indonesia dan Arab Saudi jauh berbeda, tubuh jemaah haji tidak bisa langsung beradaptasi dengan iklim yang ada di Arab Saudi. Dan terdapat jutaan jemaah haji dari berbagai negara, banyak jemaah haji yang langsung terserang penyakit jika kondisi tubuhnya sedang melemah. Selain vaksinasi lebih


(22)

baik juga mendapatkan vaksinasi lain seperti pneumonia atau influenza. Calon

jemaah haji diberikan vaksin seperti meningitis (radang selaput otak) tujuan untuk

mencegah terganggunya otak karena di Arab Saudi suhu yang tinggi 42 derajat bahkan lebih, pemberian vaksin pneumonia atau influenza untuk mencegah

penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan menular saat jemaah menunaikan ibadah haji, jenis virus yang menyebabkan influenza berbeda-beda pada tiap tahunnya, sehingga vaksin yang diberikan disesuaikan dengan tipe tersebut. Vaksin influenza dianjurkan terutama untuk jemaah haji pengidap penyakit kronis seperti gangguan ginjal, sakit jantung, gangguan pernapasan, diabetes, dan gangguan sistem saraf, pengidap obesitas dan wanita hamil dan vaksin pneumonia disarankan bagi calon

jemaah haji usia lanjut (Zacky, 2014:109).

 Tinggalkan pola hidup yang tidak sehat

Pola hidup sehat sangat penting saat berangkat haji. Seperti calon jemaah yang punya kebiasaan merokok, usahakan untuk berhenti merokok sebelum berangkat haji karena dengan berhenti merokok paru-paru dan sistem pernafasan kita akan ringan dan siap menghadapi cuaca yang ada di Arab Saudi. Hindari juga terlalu sering begadang dan kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti makan makanan berkolesterol tinggi, banyak mengandung bahan pengawet, pemanis buatan, makanan terlalu asin, terlalu pedas, dan sebagainya.

 Hindari stres

Stres akan membuat tekanan jasmani dan rohani. Sebelum dan selama berada di tanah suci sebaiknya calon jemaah haji menghindari kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dan tidak wajib dilakukan. Jangan sampai ketika menjalankan ibadah di tanah suci justru terbebani berbagai masalah. Stres akan merugikan calon jemaah baik fisik maupun mental dan bisa menimbulkan penyakit baru.

 Kenali fasilitas

Semua calon jemaah haji harus mulai mengenal dan mempelajari tentang fasilitas dan pelayanan kesehatan yang ada di Arab Saudi pada musim haji. Mulai dari petugas kesehatan, pelayanan kesehatan, balai pengobatan haji Indonesia (BPHI), ataupun lokasi RS Arab Saudi. Tujuannya adalah saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jemaah haji bisa langsung mengambil tindakan tanpa harus menunggu dokter yang mengawal sebagai tindakan pertolongan pertama.


(23)

 Olahraga secara teratur

Persiapan sebelum berangkat haji adalah olahraga secara teratur tetapi banyak calon jemaah haji yang melupakan olah raga. Olahraga yang disarankan seperti jalan kaki rutin sebanyak 3-4 kali dalam 1 minggu atau jalan-jalan ke tempat yang ramai. Karena dalam perjalanan haji minimal ada empat rute jalan kaki yang cukup jauh, yaitu tawaf, sai, jalan dari hotel atau pondokan ke masjid, kegiatan jalan kaki lain

seperti ziarah atau mungkin saja berbelanja. Calon jemaah haji dibiasakan berolahraga sebelum berangkat haji.

 Konsultasikan dengan tenaga kesehatan, terutama pada jemaah resiko tinggi Calon jemaah haji termasuk kategori resiko tinggi yaitu pada jemaah haji yang mempunyai beberapa penyakit, selalu konsultasikan kepada dokter tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan dan yang boleh dilakukan, selalu membawa obat-obatan yang sekiranya dibutuhkan sesuai penyakit yang diderita dan tanyakan kira-kira kemungkinan timbulnya penyakit yang muncul maupun kambuh ketika berada di tanah suci dan bagaimana cara mencegah dan mengatasinya. Calon jemaah haji untuk sering bertanya atau berkonsultasi kepada tenaga kesehatan yang mendampingi jemaah haji (TKHI) tentang kondisi kesehatan jemaah.

 Mencari informasi tentang situasi terkini di Arab Saudi

Penting untuk calon jemaah haji dapat mempelajari situasi kesehatan atau wabah penyakit yang mungkin muncul di musim haji. Sangat dianjurkan untuk menyediakan waktu membaca berbagai tulisan tentang situasi terkini penyakit di Arab Saudi maupun situasi lingkungan seperti suhu udara maupun adanya kejadian-kejadian tertentu yang mungkin sedang terjadi di Arab Saudi. Sangat penting untuk menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, selalu memakai masker ketika di keramaian dan menghindari kegiatan-kegiatan yang tidak perlu yang terlalu menguras fisik dan hindari perilaku-perilaku yang mengarah pada resiko tertularnya penyakit (Pusat Kesehatan Haji, Ariyanto, 2014).

Syarat sehat calon jemaah haji sebelum berangkat ibadah haji adalah kesehatan merupakan salah satu syarat dalam menunaikan ibadah haji, pemeriksaan kesehatan bukan merupakan penghambat untuk calon jemaah haji, pemeriksaan kesehatan merupakan dasar untuk pembinaan calon jemaah haji sebelum keberangkatan,


(24)

pembinaan kesehatan merupakan sarana untuk memperoleh kesehatan prima, laksanakan sebaik mungkin sehingga calon jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai ajaran Islam, makan makanan yang sehat dengan kalori seimbang dengan membatasi asupan lemak, gula dan garam, makan buah-buahan yang berwarna dan yang banyak mengandung vitamin c seperti jeruk dan apel, perbanyak makan sayur, jangan merokok, minum air yang cukup minimal 2 liter sehari, olahraga teratur untuk memelihara kesehatan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012:2).

II .4 Analisa

II.4.1 Kesehatan Jemaah Haji di kota Bandung

Dari 1696 calon jemaah haji kota Bandung yang telah diperiksa kesehatan oleh pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) kota Bandung, yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan kota Bandung. Pemeriksaan kesehatan jemaah haji tahun 2014 adalah pemeriksaan tahap akhir atau pemeriksaan tindak lanjut yang telah dilakukan oleh puskesmas sebelum calon jemaah haji berangkat menunaikan ibadah haji (Dinas Kesehatan, Asep, 2014).

Dari data pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan di tahun 2014, tercatat penyakit kolestrol menjadi penyakit generatif dengan jumlah penderita terbesar. Pemeriksaan kesehatan yang dianjurkan oleh Dinas Kesehatan pada 6 bulan dan 3 bulan sebelum keberangkatan ternyata memiliki rentang jarak yang terlalu jauh dengan waktu keberangkatan, sehingga tidak dapat diketahui lagi kondisi kesehatan calon jemaah, dalam kondisi sehat atau tidak. Dengan masalah kesehatan fisik maupun mental yang terjadi calon jemaah haji harus mandiri dan mengenali serta menjaga kondisi fisik maupun mental sebelum keberangkatan.

Tabel II.1 Jumlah calon jemaah haji yang mengalami penyakit generatif tahun 2014 (Sumber : Dinas Kesehatan kota Bandung 2015)

Penyakit Bawaan jumlah

Kolestrol 375 orang


(25)

II.4.2 Hasil Wawancara

Wawancara yang dilakukan kepada pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) kota Bandung pada hari Sabtu tanggal 04 April 2015, yang dilakukan kepada ibu Siti Komariah bagian data dan informasi kesehatan calon jemaah haji.

Gambar II.2 Siti Komariah (data dan informasi kesehatan calon jemaah haji) (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Dari hasil wawancara berdasarkan tingkat kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung masih rendah dalam resiko kesakitan dan kematian. Masih banyak calon jemaah haji yang tidak memperhatikan kesehatan. Penyakit yang sering terjadi calon jemaah haji di kota Bandung adalah hipertensi, lambung, kolestrol, asam urat, rematik, jantung dan saluran pernapasan atau saluran pencernaan. Tingkat kesehatan calon jemaah haji menurun karena lelah, kurang istirahat, kurang

Usia lanjut 189 orang

Obesitas 108 orang

Hyper kolestrol 88 orang

Diabetes mellitus 73 orang

iabetes melitus tipe 2 51 orang

Hipertensi heart disease (HHD) 40 orang


(26)

Masalah yang terjadi calon jemaah haji tidak memperhatikan kesehatan fisik seperti kurangnya olahraga secara rutin, pola makan yang tidak teratur seperti makan tidak pada waktunya, banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan kolesterol, melakukan aktifitas berlebihan yang dapat menguras tenaga. Selain permasalahan terhadap kondisi fisik calon jemaah haji juga mempunyai permasalahan terhadap jiwa atau mental yang timbul mendadak. Masalah yang terjadi terhadap mental calon jemaah haji penyebabnya adalah ketidaksiapan jiwa seseorang terhadap kenyataan seperti ketakutan karena melihat situasi, tempat dan keadaan yang berbeda dengan Indonesia sehingga terjadi masalah mental seseorang, gejala awal yang mempunyai masalah mental yaitu sakit lambung dan pusing dengan menanyakan kepada calon jemaah haji keluhan sakit lambung berapa lama dan pusing berapa lama apabila lebih dari 2 minggu konsultasikan kepada psikiater biasanya yang mengalami pusing dan lambung terus menerus mempunyai masalah mental. Penyakit yang akan terjadi karena stres adalah lambung, hipertensi, jantung, diabetes dan diare. Cara penanganan stres petugas pemeriksaan melakukan penyuluhan ke psikiater untuk di periksa dan diberi obat.

II.4.3 Kuisioner

Gambar II.3 Pemeriksaan kesehatan di puskesmas atau dokter setempat (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Calon jemaah haji sudah melakukan pemeriksaan kesehatan karena pemeriksaan kesehatan merupakan hal yang wajib dilakukan sebelum melaksanakan ibadah haji.

80% 0%

20%

Apakah

 

anda

 

sudah

 

melakukan

 

pemeriksaan

 

kesehatan

 

di

 

puskesmas

 

atau

 

dokter

 

setempat?

Sudah Belum Ragu‐Ragu


(27)

Gambar II.4 Pemeriksaan kesehatan awal di puskesmas atau dokter setempat (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Pemeriksaan awal di puskesmas wajib dilakukan 3 bulan dan 6 bulan sebelum keberangkatan sehingga calon jemaah haji dapat mengetahui tingkat kesehatannya.

Gambar II.5 Pemeriksaan kesehatan secara berkala di puskesmas atau dokter setempat (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Pemeriksaan calon jemaah haji yang dilakukan secara berkala di puskesmas, calon

13% 8%

79%

Berapa

 

bulan

 

anda

 

melakukan

 

pemeriksaan

 

awal

 

di

 

puskesmas?

1‐2 Bulan 2‐3 Bulan 3‐6 Bulan

60% 30%

10%

Berapa

 

kali

 

anda

 

melakukan

 

pemeriksaan

 

berkala

 

di

 

puskesmas

 

atau

 

dokter

 

setempat?

1‐2 Minggu 2‐3 Minggu 3‐4 Minggu


(28)

Gambar II.6 Melakukan tes kebugaran dalam 1 tahun (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Tes kebugaran yang dilakukan oleh calon jemaah haji minimal 2 kali dalam 1 tahun karena penting untuk menjaga kesehatan.

Gambar II.7 Pemberian vaksin calon jemaah haji (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Pemberian vaksin belum dilakukan karena vaksin diberikan 1 bulan sebelum keberangkatan

13%

49% 38%

Berapa

 

kali

 

anda

 

melakukan

 

tes

 

kebugaran

 

dalam

 

1

 

tahun?

Satu kali Dua kali

Lebih dari dua kali

15%

80% 5%

Apakah

 

anda

 

sudah

 

melakukan

 

pemberian

 

vaksin?

Sudah Belum Ragu‐ragu


(29)

.Gambar II.8 Melakukan pola makan teratur (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Calon jemaah haji sebagian besar belum melakukan pola makan teratur sehingga kesehatan calon jemaah haji menurun.

Gambar II.9 Melakukan olahraga secara rutin (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Calon jemaah haji sebagian besar belum melakukan olahraga secara rutin, sehingga

25%

25% 50%

Apakah

 

anda

 

sudah

 

melakukan

 

pola

 

makan

 

teratur?

Sudah Belum Ragu‐ragu

15%

70% 15%

Apakah

 

anda

 

sudah

 

melakukan

 

olahraga

 

secara

 

rutin?

Sudah Belum Ragu‐ragu


(30)

Gambar II.10 Mengurangi mengkonsumsi makanan berlemak (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Kebanyakan calon jemaah haji sulit untuk mengurangi mengkonsumsi makanan berlemak, sehingga terkena penyakit kolestrol.

Gambar II.11 Mengurangi kebiasaan merokok (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Jemaah haji sudah mengurangi kebiasaan merokok karena kebanyakan yang mengisi kuisioner adalah calon jemaah haji perempuan

25%

15% 60%

Apakah

 

anda

 

sudah

 

mengurangi

 

mengkonsumsi

 

makanan

 

berlemak?

Sudah Belum Ragu‐ragu

48% 37%

15%

Apakah

 

anda

 

sudah

 

mengurangi

 

kebiasaan

 

merokok?

Sudah Belum Ragu‐ragu


(31)

.Gambar II.12 Kesiapan mental untuk menunaikan ibadah haji (Sumber : Dokumen pribadi 2015)

Calon jemaah haji dalam kesiapan mental ragu-ragu dalam melaksanakan ibadah haji karena situasi dan keadaan berbeda dengan Indonesia.

Hasil kuisioner yang diberikan kepada calon jemaah haji di kota Bandung untuk mengetahui seberapa pentingnya kesehatan terhadap calon jemaah haji di kota Bandung pada tahun 2014. Kuisioner diberikan kepada 40 responden pada tanggal 21 April 2015 yang bertempat di bimbingan haji dan tempat pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji. Dari hasil kuisioner yang dilakukan terdapat 24 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Dengan usia rata-rata calon jemaah haji di kota Bandung 30 tahun ke atas. 54% pekerjaannya adalah pegawai negeri. Dari hasil pertanyaan yang terdapat di kuisioner, 80% calon jemaah haji sudah melakukan pemeriksaan di puskesmas atau dokter setempat. 76% calon jemaah haji telah melakukan pemeriksaan awal 3 sampai 6 bulan sebelum keberangkatan. 60% calon jemaah haji tidak tepat waktu melakukan pemeriksaan berkala di puskesmas atau dokter setempat, yang seharusnya diwajibkan satu sampai dua minggu sekali. 80% pemberian vaksin belum dilakukan karena jadwal keberangkatan masih lama. 50% calon jemaah haji menjawab dengan jawaban ragu-ragu dalam melakukan pola hidup sehat seperti pola makan teratur. 70% calon jemaah haji menjawab belum

25%

15% 60%

Apakah

 

anda

 

sudah

 

siap

 

mental

 

untuk

 

menunaikan

 

ibadah

 

haji?

Sudah Belum Ragu‐ragu


(32)

kebiasaan merokok, karena kebanyakan calon jemaah haji yang terdapat di dalam kuisioner adalah perempuan. 60% calon jemaah haji menjawab ragu-ragu dalam mempersiapkan mental. Kesehatan calon jemaah haji sangat penting karena kesehatan dapat melancarkan pelaksanaan ibadah haji.

II.4.4 Pembahasan Masalah

Dalam pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kondisi kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung. Permasalahan yang terjadi pada calon jemaah haji tidak memperhatikan kesehatan seperti kurangnya olahraga secara rutin, pola makan yang tidak teratur seperti makan tidak pada waktunya, banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan kolesterol, melakukan aktifitas berlebihan yang dapat menguras tenaga. Permasalahan terhadap kondisi fisik calon jemaah haji juga mempunyai permasalahan terhadap jiwa atau mental yang timbul mendadak, masalah yang terjadi terhadap mental calon jemaah haji penyebabnya adalah ketidaksiapan jiwa seseorang terhadap kenyataan seperti ketakutan karena melihat situasi, tempat dan keadaan yang berbeda dengan Indonesia. Permasalahan perilaku calon jemaah haji di kota Bandung yang masih buruk seperti tidak mengantri pada saat melakukan pemeriksaan, tidak tepat waktu pada saat melakukan pemeriksaan berkala, kebiasaan merokok, pola makan yang tidak tertaur dan masih banyak mengkonsumsi makanan berlemak, olahraga yang tidak teratur, kebiasaan bergadang. Calon jemaah haji harus menyadari betapa pentingnya mempersiapkan dan menjaga kondisi fisik, mental dan melakukan perilaku yang baik dan calon jemaah haji harus mandiri agar tidak menyusahkan petugas kesehatan.

II.4.5 Penyebab Masalah

Persepsi calon jemaah haji terhadap pentingnya kesehatan sangat penting karena untuk melancarkan melaksanakan ibadah haji.

Akibatnya tercatat masih banyak calon jemaah haji yang memiliki penyakit disebabkan oleh:

a. Calon jemaah haji tidak melakukan pemeriksaan kesehatan berkala (1 minggu sekali atau minimal 2 minggu sekali) di puskesmas atau dokter setempat setelah


(33)

pemeriksaan anjuran (6 bulan dan 3 bulan sebelum keberangkatan) dari Dinas Kesehatan.

b. Kurangnya kegiatan fisik rutin yang dapat meningkatkan kondisi kesehatan, kegiatan tersebut seperti latihan kesegaran jasmani.

c. Pola makan yang tidak teratur, diantaranya makan tidak pada waktunya. d. Banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan kolestrol.

e. Pengaturan berat badan yang tidak teratur (obesitas).

f. Perilaku yang menimbulkan gangguan kesehatan, seperti kebiasaan merokok. g. Melakukan aktifitas yang tidak perlu yang dapat menguras tenaga.

h. Ketidaksiapan jiwa seseorang terhadap kenyataan seperti ketakutan dan stres.

II.4.6 Solusi Masalah

Masalah kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung akan dipecahkan dengan melakukan kampanye sosial kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung. Perilaku yang diharapkan pada kampanye kesehatan adalah:

a. Mengingatkan calon jemaah haji untuk selalu melakukan pemeriksaan kesehatan 3 bulan sebelum keberangkatan, dan melakukan pemeriksaan secara rutin di puskesmas atau dokter setempat.

b. Meningkatkan kesadaran calon jemaah haji terhadap pentingnya menjaga kondisi fisik dan pola hidup sehat seperti olahraga secara teratur, makanan yang teratur dan bergizi, tes kebugaran dan melakukan jalan-jalan ke tempat yang ramai untuk melakukan tes mental dan harus siap sebelum keberangkatan.

c. Mengingatkan kepada calon jemaah haji untuk selalu berfikir positif.

II.5 Solusi Perancangan

Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan, dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat serta gejala-gejala sosial yang sedang terjadi. Solusi untuk calon jemaah haji dengan membuat sebuah kampanye sosial yang berisi mengajak calon jemaah haji agar calon jemaah haji melakukan pola hidup sehat fisik maupun mental.


(34)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Khalayak Sasaran Perancangan

Menentukan sasaran khalayak bertujuan untuk menentukan target dari klalayak sasaran yang tepat agar pesan atau informasi sampai dengan tepat. Target audience untuk program kampanye HAJI SMART adalah sebagai berikut:

Geografis

Secara geografis target audience yang menjadi sasarannya adalah semua calon jemaah haji di kota Bandung.

Demografis

- Jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

- Calon jemaah haji yang telah memiliki surat BPIH (biaya penyelenggaraan ibadah haji).

- Masyarakat calon jemaah haji umur 40-54, 31-40, 21-25, secara umur untuk target sasaran kampanye kesehatan calon jemaah haji dikhususkan bagi calon jemaah haji yang berumur antara 40-54 tahun, karena kategori usia tersebut merupakan kategori umur yang paling banyak mengikuti ibadah haji dan paling banyak beresiko terkena penyakit atau kematian.

- Segmentasi kalangan kelas menengah ke kebawah karena kalangan menengah ke bawah lebih mementingkan biaya berangkat ibadah haji dibandingkan memikirkan untuk melakukan pola hidup sehat.

Psikografis

Calon jemaah haji yang mementingkan kesehatan dengan cara melakukan pola hidup sehat.

III.1.1 Consumer Insight

Tabel III.1 Consumer Insight

Myth (keyakinan)

Biasanya calon jemaah haji melakukan aktifitas keagamaan seperti puasa hari senin dan hari kamis serta sholat 5 waktu.


(35)

Envirovment (lingkungan)

Lingkungan yang nyaman, strategis dan mudah dijangkau salah satu alasan calon jemaah haji untuk mendatangi suatu tempat.

Purchase Behavior (perilaku dalam membeli)

Biasanya calon jemaah haji memilih jasa yang memberikan pelayanan dengan baik dan ramah. Habbit

(kebiasaan)

Dimulai dengan bangun bangun tidur, lalu mandi setelah selesai mandi ibadah lalu membereskan rumah dan pergi kerja sore harinya beristirahat dan menyiapkan makan malam untuk keluarganya.

Attitude (perilaku)

Biasanya calon jemaah haji tidak

mementingkan pola hidup sehat dan lebih mementingkan biaya untuk pergi haji.

Psikograf (kesukaan)

Biasanya calon jemaah haji memilih barang atau tempat yang ekonomis.

Kesimpulan: Biasanya calon jemaah haji menginginkan sesuatu yang praktis dan memilih biaya yang ekonomis tetapi calon jemaah haji ingin mendapatkan sesuatu yang sangat baik.

III.1.2 Consumer Journey

Gambar III.1 Ibu Nely (Sumber:Dokumen pribadi 2015)


(36)

Ibu Nely Hernilin dipilih sebagai consumer journey yang berumur 46 tahun karena tempat tinggal ibu Nely dekat dengan puskesmas talaga bodas kota Bandung dan juga ibu Nely merupakan calon jemaah haji tahun 2015. Profesi ibu nely sebagai pegawai negeri sipil (PNS), aktifitas dari ibu Nely diawali dari bangun tidur sampai tidur kembali adalah sebagai berikut:

Tabel III.2 Consumer Journey

Waktu Aktifitas Contact of

point 04.15

WIB

Bangun tidur, turun dari tempat tidur, menunggu adzan subuh.

Kalender 05.00

WIB

Melakukan aktifitas rumah seperti membereskan rumah dan menyiapkan sarapan.

Mug 06.00

WIB

Mandi bersiap-siap untuk berangkat kerja. Sticker

07.00 WIB

Tiba di tempat kerja dan melakukan pekerjaannya. Pin 12.00

WIB

Istirahat, makan setelah makan lalu melakukan sholat dzuhur.

Sajadah 13.00

WIB

Kembali bekerja. Pin

15.00 WIB

Jam pulang kerja dan langsung pulang ke rumah. Pin

15.30 WIB

Sampai ke rumah lalu membereskan rumah yang kotor dan melalukan shalat ashar.

Kaos 16.30

WIB

Setelah shalat biasanya istirahat sambil menonton televisi atau tidur.

Kaos 18.00

WIB

Melalukan sholat magrib sambil mengaji bersama anak dan suaminya.

Sajadah 19.00

WIB


(37)

19.30 WIB

Shalat isya setelah shalat menonton televisi. Kalender

21.30 WIB

Setelah selesai menonton lalu pergi ke kamar, menutup pintu dan mematikan lampu kamar.

Mug

III.2 Strategi Perancangan

Perancangan kampanye yang bersifat membujuk (persuasif), dimaksudkan untuk mempengaruhi sasaran melalui pendekatan secara mendalam terlebih dahulu. Strategi kampanye mempunyai peranan penting agar pesan dan kesan yang menjadi informasi dapat disampaikan kepada sasaran dapat diterima dan dimengerti dengan baik serta memiliki kesan yang dapat mengubah perilaku masyarakat yang melihatnya. Dalam perancangan kampanye, strategi pendekatan secara visual maupun verbal mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penyampaian pesan yang ingin diberikan kepada target kampanye. Strategi yang akan dilakukan dalam merancang media mengenai pentingnya kesehatan sebelum keberangkatan bagi calon jemaah haji di kota Bandung, maka akan dilakukan beberapa hal yaitu:

III.2.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi sangatlah penting agar pesan yang disampaikan bisa tepat pada target sasaran yang dituju yaitu untuk menumbuhkan kesadaran calon jemaah haji terhadap pentingnya menjaga kondisi fisik maupun mental dengan melakukan aktifitas pola hidup sehat seperti melakukan pemeriksaan, pola makan yang teratur dan bergizi serta melakukan olahraga secara rutin.

III.2.2 Pendekatan Komunikasi Pendekatan Visual

Teknik yang digunakan dalam hal pendekatan secara visual adalah mengutamakan tipografi, fotografi dan ilustrasi. Sehingga penggabungan ilustrasi dan tipografi dapat meminimalisir persepsi yang berbeda-beda dari masyarakat. Sehingga khalayak sasaran melakukan aksi yang tepat seperti yang diharapkan. Fotografi yang akan ditampilkan pasangan suami istri dalam tasbih yang menggambarkan


(38)

kebersamaan untuk melakukan pola hidup sehat seperti melakukan pemeriksaan, pola makan yang teratur dan bergizi serta melakukan olahraga secara rutin secara bersama-sama.

Gambar III.2 Contoh Pendekatan visual

(Sumber: https://habibulmajid.files.wordpress.com/2013/02/animasi-pasangan-muslim-762.jpg)

Gambar III.3 Contoh Pendekatan visual II

(Sumber: http://thumbs.dreamstime.com/z/dark-blue-rosary-beads-gem-28555990.jpg)

Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasi verbal dalam perancangan kampanye sosial menggunakan Bahasa Indonesia yang bersifat persuasif atau ajakan, himbauan, maupun peringatan. Bahasa Indonesia yang akan digunakan bersifat formal, mengingat bahasa tersebut digunakan untuk menegaskan kepada calon jemaah haji sehingga penyampaian pesan mudah dipahami, agar dapat merubah perilaku kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung. Harapan akhirnya adalah mencapai kesempurnaan ibadah haji dan menjadi haji yang sehat dan cermat.


(39)

III.2.3 Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan dari kegiatan kampanye sosial adalah melakukan pola hidup sehat tidaklah sulit. Dari pesan diatas maka dibuat sebuah kalimat sehat dan cermat berhaji agar menjadi HAJI SMART. Pesan yang disampaikan tidak mempergunakan kata ayo, dan mari yang sering dipergunakan sebagai kalimat ajakan untuk calon jemaah haji.

III.2.4 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan untuk kegiatan kampanye “HAJI SMART” adalah gaya bahasa akronim. Gaya Bahasa akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar (KBBI III, 2005).

III.2.5 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan digunakan berupa pengemasan media kampanye HAJI SMART. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran calon jemaah terhadap pentingnya menjaga kondisi fisik maupun mental dengan melakukan aktifitas pola hidup sehat seperti melakukan pemeriksaan, pola makan yang teratur dan bergizi serta melakukan olahraga secara rutin dengan digambarkan siluet pada pola hidup sehat. Agar kampanye dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan maka kampanye harus dilakukan dengan seefektif dan sekreatif mungkin. Agar target sasaran yang ditujukan bisa terpengaruh.

Tagline: “HAJI SMART”

Tagline “HAJI SMART” yang merupakan tagline dari kesehatan jemaah haji di kota Bandung menjadi salah satu pesan yang akan disampaikan pada kampanye sosial kesehatan jemaah haji. Dengan kampanye yang dilakukan diharapkan pesan dari tagline HAJI SMART bisa berhasil masuk ke dalam benak calon jemaah haji di kota Bandung.


(40)

Headline :“SEHAT DAN CERMAT BERHAJI”

Headline berawal dari pesan yang akan disampaikan pada kampanye kesehatan jemaah haji yaitu, melakukan pemeriksaan dan melakukan aktifitas pola hidup sehat, maka dibuatlah sebuah headline “Sehat dan Cermat Berhaji”. Dengan meluangkan dan mengorbankan waktu yang tidak lama, jemaah haji dapat menjadi lebih sehat.

Visualisasai

Strategi visual yang ditampilkan dalam perancangan media kampanye kesehatan jemaah haji digambarkan pasangan suami istri dimana pasangan tersebut dalam suasana kebersamaan dalam melakukan aktifitas pola hidup sehat dimana dalam kebersamaan tersebut mempunyai tujuan untuk melaksanakan ibadah haji diawali dari niat dan kesehatan maka dibuatlah tagline “HAJI SMART”. Maka gambarkanlah tasbih yang menggambarkan kebersamaan pasangan suami istri yang bertujuan saling mengingatkan dan mempedulikan kesehatan bersama sehingga dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar dengan menggunakan visual penjelasan, ajakan dengan kata penegasan yang efektif dan semenarik mungkin. Agar target yang dituju mengenai sasarannya.

III.2.6 Strategi Media

Strategi media adalah sebagai sarana untuk menyampaikan pesan terhadap khalayak sasaran, dan menjadi penting karena berkaitan dengan pengaplikasian karya untuk menyampaikan pesan yang ada, kepada khalayak sasaran yang dituju.  Pemilihan Media

Media dipilih untuk menyampaikan pesan terhadap target audience secara informatif dan persuasif, yang bertujuan untuk memudahkan penyampaian pesan kepada target audience.

 Media Utama

1. Poster

Poster digunakan untuk menguatkan pesan kampanye dengan memberikan informasi pentingnya terhadap kesehatan calon jemaah haji, poster ditempelkan di


(41)

puskesmas-puskesmas kota Bandung dan tempat bimbingan haji.

 Media Pendukung

1. Buku Panduan

Buku panduan dipilih karena ukurannya kecil sehingga mudah untuk dibawa-bawa. Dan digunakan untuk memberikan informasi tahap-tahap pemeriksaan kesehatan, tahap-tahap bimbingan dan memberitahukan kepada calon jemaah haji tentang melakukan pemeriksaan dan pola hidup sehat sebelum keberangkatan ibadah haji. Buku panduan diberikan kepada calon jemaah haji di kota Bandung.

2. Spanduk

Spanduk dipilih karena ukurannya yang besar sehingga mudah dilihat secara selintas oleh calon jemaah haji. Spanduk diletakan di pintu masuk puskesmas-puskesmas kota Bandung dan tempat bimbingan.

3. X-banner

X-banner merupakan media pendukung, x-banner juga sering dilihat orang sebelum masuk ke puskesmas, x-banner di pasang di depan pintu masuk sebelum calon jemaah haji diperiksa.

Merchandise 1. Pin

Pin merupakan media pendukung yang mudah untuk ditempelkan di pakaian maupun tas sebagai identitas calon jemaah haji.

2. Sticker

Sticker merupakan media pendukung yang sangat disukai orang, ukurannya juga tidak terlalu besar membuat orang yang memiliki sticker ingin menempelkannya di barang yang mereka kehendaki, sebagai langkah awal sticker diberikan pada saat calon jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan.

3. Kalender

Kalender merupakan media pendukung untuk mengingatkan hari dan tanggal dimana calon jemaah haji untuk melakukan pemeriksaan dan melakukan pola hidup sehat yang benar.

4. Kaos


(42)

melakukan pemeriksaan kesehatan awal. Kaos juga dapat dipakai untuk keseharian, olahraga dan manasik haji.

5. Mug

Mug merupakan media pendukung, mug dapat digunakan saat calon jemaah haji melakukan sarapan, makan siang ataupun makan malam.

6 Sajadah

Sajadah merupakan media pendukung, sajadah diberikan kepada calon jemaah haji setelah selesai mengikuti program kesehatan jemaah haji.

III.2.7 Strategi Distribusi

Agar kegiatan kampanye dapat berjalan dengan efektif, maka harus diadakan sebuah sistem distribusi media-media kampanye secara sistematis. Kampanye kesehatan jemaah haji akan diselenggarakan selama 6 bulan dengan masing-masing tahap kampanye diselenggarakan selama 2 bulan. Waktu penyelenggaraan kampanye kesehatan jemaah haji akan digelar mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Agustus karena bulan Agustus merupakan bulan keberangkatan ibadah haji sehingga terselenggaranya kampanye kesehatan jemaah haji dapat lebih tepat. Tabel distribusi dari penyebaran media kampanye yang akan dilakukan mulai dari tahap awareness, tahap persuasive, sampai kepada tahap reminding.

Tabel III.3 Jadwal Penyebaran Kampanye

Tahapan Maret April

(2015)

1. Awareness Tempat Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4

Poster Puskesmas-puskesmas kota Bandung dan

tempat bimbingan haji.

Buku Panduan Buku panduan diberikan kepada calon jemaah haji di kota Bandung.


(43)

Tahapan

Juli Agustus

(2015)

3. Reminding Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 Kalender Diberikan kepada calon jemaah haji kota

Bandung.

Sticker Diberikan pada saat calon jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pin Diberikan pada saat calon jemaah haji

daftar ke puskesmas.

Kaos Diberikan pada saat calon jemaah haji

melakukan pemeriksaan kesehatan awal.

Mug Diberikan pada saat penyuluhan calon

jemaah haji.

Sajadah

Diberikan kepada calon jemaah haji setelah selesai mengikuti program kesehatan jemaah haji. Tahapan

Mei Juni

(2015)

2. Persuasive Tempat Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4

X-Banner Depan pintu masuk sebelum calon jemaah

haji diperiksa.

Spanduk Pintu masuk puskesmas-puskesmas kota

Bandung dan tempat bimbingan haji.


(44)

III.3 Konsep Visual

Konsep visual merupakan konsep yang dimulai dari pendekatan verbal dan diwujudkan dalam bentuk visual. Dalam konsep visual untuk kampanye kesehatan jemah haji di kota Bandung akan disesuaikan dengan segmentasi target audience yaitu 12-65 tahun agar proses penyampaian pesan lebih cepat ditangkap. Keselarasan format desain, fotografi, tata letak, huruf, ilustrasi dan warna dimaksudkan untuk memperkuat dan mengefektifkan kemampuan komunikasi dari pesan yang ingin disampaikan melalui media kampanye sosial. Dalam konsep visual “HAJI SMART” pada poster digambarkan tokoh utama pasangan calon jemaah haji dalam tasbih yang menggambarkan kebersamaan. Terdapat 3 pola hidup sehat yang diutamakan pada kesehatan jemaah haji diantarannya melakukan pemeriksaan gambar yang ditampilkan sebuah stetoskop yang ditengahnya lambang pemeriksaan, melakukan olahraga secara rutin gambar yang ditampilkan pasangan calon jemaah haji Indonesia yang sedang berlari serta dibelakang yang sedang berlari terdapat gambar jam yang menunjukan pukul 07.00 WIB dimana pada saat olahraga yang baik dilakukan di pagi hari, melakukan makan makanan yang bergizi dan teratur gambar yang ditampilkan sebuah alat makan seperti piring, sendok dan garpu yang di tengahnya terdapat makan makanan yang bergizi seperti buah dan sayur.

III.3.1 Logo Kampanye

Penyampaian pesan dalam kampanye kesehatan jemaah haji adalah dengan pengemasan identitas (logo kampanye). Pengemasan logo didasari pada hal-hal yang berkaitan dengan tema kampanye, yaitu tentang kesehatan jemaah haji. Didasari dengan kata kunci yaitu kesehatan dan haji, maka muncullah beberapa bentuk sebagai gagasan untuk logo diantaranya, Ka’bah dan lambang kesehatan. Bentuk Ka’bah mewakili ibadah haji, sedangkan lambang kesehatan mewakili dari kata kesehatan.

Kedua objek menjadi bentuk dasar pada kampanye kesehatan jemaah haji. Metode penyederhanaan adalah teknik yang dipakai pada pembuatan logo tersebut, objek yang dipakai disederhanakan dan digabungkan sehingga menjadi identitas pada kampanye kesehatan jemaah haji.


(45)

Sedangkan untuk taglinenya digunakan kata-kata yang berkaitan dengan tema kampanye, yaitu “Haji Smart”. “Haji” merupakan gelar yang sudah melakukan melaksanakan ibadah haji, sedangkan untuk kata “Smart” yang berarti penggabungan kata dari sehat dan cermat dimana calon jemaah haji sebelum keberangkatan harus sehat dan cermat dalam melakukan pola hidup sehat.

Gambar III.4 Logo (Sumber: Sumber pribadi 2015)

III.3.2 Format desain

Pada media kampanye kesehatan jemaah haji menggunakan format portrait. Media yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi tentang kesehatan calon jemaah haji di kota Bandung adalah poster. Poster menurut para ahli di definisikan salah satu media sosialisasi dan publikasi yang digunakan seseorang atau sekelompok orang untuk memberitahu suatu informasi kepada khalayak ramai. Pada umumnya poster terdiri atas kata-kata, gambar atau kombinasi antar keduanya yang ditempatkan (dipasang) di tempat-tempat yang ramai akan masyarakat.


(46)

Bertujuan agar dapat menarik masyarakat untuk melihat poster tersebut biasanya memiliki ukuran A3 29,7x42 cm poster dicetak di art paper 310 gr.

Gambar III.5 Format Desain (Sumber: Dokumen pribadi 2015)

III.3.3 Tata Letak (layout)

Tata letak atau layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau kesan yang dibawanya (Rustan, 2008:0). Karena kesan yang ingin ditimbulkan dalam kampanye adalah sehat dan bersih maka dibuat layout yang seimbang atau simetris atau terkesan satu kesatuan. Layout juga berkaitan dengan komposisi antara elemen visual dan teks. Layout yang akan dirancang untuk kampanye “HAJI SMART”, kesan yang akan ditimbulkan adalah sehat maka dibuat tata letak yang seimbang atau simetris atau terkesan satu kesatuan. Tata letak juga berkaitan dengan komposisi antara elemen visual dan teks.


(47)

Gambar III.6 Layout

(Sumber: Sumber pribadi 2015)

III.3.4 Huruf

Huruf menjadi sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat (bentuk/rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu yang dapat dibaca (kata/kalimat). Huruf juga memiliki makna yang tersurat (pesan atau gagasan) dan makna yang tersirat atau kesan. Selain berpengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas. Tipografi atau huruf adalah salah satu bahasan dalam desain grafis yang tidak berdiri sendiri secara ekslusif, sangat erat dengan bidang keilmuan lain seperti komunikasi, teknologi, psikologi (Rustan,2011:-2). Pemilihan jenis tipografi pada kampanye haji smart mengutamakan keterbacaan, tegas, jelas, menarik dan berkesan. Untuk menarik perhatian calon jemaah haji maka pemilihan font yang mudah dibaca dan menarik. Jenis-jenis typeface yang akan digunakan, diantaranya adalah:


(48)

Gambar III.7 Huruf Hornsby

(Sumber: http://www.hobartsprinting.com/images/fonts/script/display/hornsby.gif)

Gambar III.8 Huruf Century Gothic

(Sumber: http://www.identifont.com/samples/monotype/CenturyGothic.gif)

III.3.5 Fotografi

Fotografi digunakan untuk memperjelas dan mempertegas pesan yang ingin disampaikan dalam perancangan media kampanye HAJI SMART, tetapi tambahan ilustrasi berbentuk vektor juga digunakan sebagai daya tarik visual.

Gambar III.9 Fotografi (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(49)

Fotografi yang akan digunakan dalam media kampanye “HAJI SMART”, teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah Medium Close Up atau pose setengah badan, teknik dipilih agar bahasa tubuh dan emosi tokoh utama dalam foto dapat terlihat dengan jelas. Emosi yang dimunculkan dalam foto menggambarkan senyuman yang menggambarkan kesenangan. Ekspresi memberikan makna bahwa tokoh wanita dan pria dalam foto merasa senang melakukan pola hidup sehat sebelum keberangkatan melaksanakan ibadah haji.

Untuk pemilihan objek tasbih yang berbentuk melingkar dipilih karena tasbih yang melingkar merupakan kebersamaan. Dengan adanya objek tasbih diharapkan calon jemaah haji untuk bersama-sama melakukan pola hidup sehat sebelum keberangkatan dan mempermudah calon jemaah haji membaca makna yang akan disampaikan.

III.3.6 Warna

Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri. Warna juga dapat mengurangi rasa bosan, ataupun membangkitkan semangat pada objek (Rustan, 2013:72-73). Dengan mempertimbangkan keharmonisan warna-warna yang digunakan, adapun warna-warna yang digunakan dalam perancangan media kampanye Haji Smart adalah warna dengan menggunakan warna CMYK. Warna CMYK adalah warna yang berdasar pada pigmen yang umumnya dipakai dalam teknologi pencetakan. CMYK digunakan karena media yang akan dibuat berupa media cetak.

Coklat

Gambar III.10 Coklat (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(50)

Umumnya warna coklat menunjukan arti persahabatan dan kerja keras (Rustan, 2013:72-73).

Hitam

Gambar III.11 Hitam (Sumber: Sumber pribadi 2015)

Umumnya warna hitam menunjukkan sifat positif, seperti kokoh, tegas, formal, struktur yang kuat, penjelas dan dianggap sebagai warna yang netral (Rustan, 2013:72-73).

Kuning

Gambar III.12 Kuning (Sumber: Sumber pribadi 2015)

Umumnya warna kuning menunjukan arti kebijaksanaan (Rustan, 2013:72-73).

Hijau

Gambar III.13 Hijau (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(51)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Teknis Media

Perancangan kampanye yang dibuat meliputi beberapa proses pencarian referensi, pemahaman referensi, pencarian ide, pembuatan sketsa kasar, sketsa detail (bentuk, tipografi, warna, dan gambar), dan diproses kembali menggunakan media digital dengan menggunakan software desain Adobe Corel X6, dan tahapan akhir berupa

final artwork berupa poster sebagai media utama dan beberapa media pendukung. IV.1.1 Tahap sketsa Awal

Tahap awal adalah tahap sketsa dimana untuk mencari bentuk visual yang digunakan untuk media kampenye ini. Pada tahap sketsa dibuat dengan mengunakan alat tulis pensil dan sketch book, dilakukan untuk mempermudah

dalam melakukan tahap eksekusi visual.

Gambar IV.1 Sketsa (Sumber: Sumber pribadi 2015) IV.1.2 Tahap Eksekusi Visual

Pada tahap eksekusi visual adalah tahap dimana dilakukannya proses visual, dimana pada proses visual adalah dengan mengambil gambar kebersamaan pasangan calon jemaah haji dengan dilingkari tasbih untuk melakukan pola hidup sehat bersama-sama dan melakukan tracing gambar vektor sesuain dengan sketsa awal yang sudah


(52)

IV.1.3 Tahap Perancangan

Tahap perancangan adalah tahap dimana mulai melakukan perancangan media media kampanye yang akan digunakan menggunakan konsep yang sudah telah ditetapkan. Langkah yang akan dilakukan adalah mengolah visual visual yang sudah dibuat dan menjadikannya suatu kesatuan sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan pada tahap eksekusi visual. Membuat layout dan memasukan pesan atau informasi yang akan disampaikan berupa teks.

IV.1.4 Tahap Akhir  Poster

Ukuran Media : 29,7 cm x 42 cm

Teknis Produksi : Cetak, kertas Art Papper 310 gr

Media poster digunakan sebagai media utama dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.2 Poster (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(53)

 Buku Panduan

Ukuran Media : 10 cm x 16 cm

Teknis Produksi : Cetak, kertas Art PapperCover 210 gr isi HVS 80 gr

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.3 Buku panduan (Sumber: Sumber pribadi 2015)  Spanduk

Ukuran Media : 200 cm x 70 cm

Teknis Produksi : Cetak offsetFL Jerman superhires

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.


(54)

Gambar IV.4 Spanduk (Sumber: Sumber pribadi 2015)  Pin

Ukuran Media : 5,8 cm x 5,8 cm Teknis Produksi : Cetak Printing

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.5 Pin (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(55)

 Stiker

Ukuran Media : 10 cm x 5 cm

Teknis Produksi : StickerQuantac Glossy

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.6 Sticker (Sumber: Sumber pribadi 2015)  Kalender duduk

Ukuran Media : 21 cm x 14,8 cm Teknis Produksi : Art Papper 310 gr

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.7 Kalender (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(56)

 X-banner

Ukuran media : 160 cm x 60 cm

Teknis Produksi : Cetak Offset FL Matte 300 gr

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.8 X-banner (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(57)

 Mug

Ukuran : 29,7 cm x 42 cm Teknis Produksi : Printing

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.9 Mug (Sumber: Sumber pribadi 2015)  Kaos

Ukuran Media : All Size

Teknis Produksi : Printing

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.


(58)

 Sajadah

Ukuran Media : 90 cm x 55 cm Teknis Produksi : Bordir

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.11 Sajadah (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Antar, Venus. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Asep. (2014). Kuota Jemaah Haji Kota Bandung. Tersedia di:

http://siskohatkes.depkes.go.id {8 April 2015}.

Asep. (2014). Tingkat Kesehatan Jemaah Haji Kota Bandung. Tersedia di:

http://siskohatkes.depkes.go.id {8 April 2015}.

Departemen Kesehatan RI. (1999). Pedoman Kerja Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan. (2008). Penyakit Menular. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan. (2009). Penyakit Kronis. Jakarta: Depkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Jakarta: Depkes RI.

Kesmas. (2011). Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji. Tersedia

di: http://indonesian-publichealth.com {3 Desember 2014}.

Kusriyanto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Lucyati. (2014). Jawa Barat Provinsi Dengan Jumlah Jemaah Terbesar

Se-Indonesia Tahun 2014. Tersedia di: http://puskeshaji.depkes.go.id {24

Januari 2015}.

Panduan Tim Kesehatan Haji. (2010). pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah

haji memiliki beberapa kekhususan. Jakarta: Depkes RI.

Pusat Kesehatan Haji RI. (2014). Jakata: Depkes RI.

Rustan, Surianto. (2008). Layout. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. (2011). Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sodik, Achmad. (2014). Panduan Haji dan Umrah. Yogyakarta: Buku Pintar.

Zacky, Ahmad. (2014). Panduan Pintar Manasik Haji dan Umrah. Yogykarta:


(60)

(61)

RIWAYAT HIDUP

Riska Dewiyani

Jl. Pelanduk No. 43 Bandung 30 Desember 1993

08999664442

riskadewiyani@yahoo.co.id Riska Dewiyano

48 Kg 165 Cm

Pendidikan Formal

 2009 – 20011 : Sekolah Menengah Kejuruan 15 Bandung

 2006 – 2009 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bandung

 2000 – 2006 : Sekolah Dasar Negeri Soka Bandung

 1998 – 2000 : Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari

Pendidikan Informal

 Desember 2013 : Seminar Secrets Of Storytelling To a Great Movie

(SCREAM)

 June 2014 : Seminar Kewarganegaraan

 June 2014 : Seminar Desain & Enterpreneur

Pengalaman Event

 31 Mei 2014

Rap Rock Uniter Vol. 3 Musik Video di @america Pasific Place Mall Jakarta, Crew Ragaji Mesin Band (photographer)


(62)

GAWE79 – Pentas Seni SMA 6 Cirebon, Crew Ragaji Mesin Band (photographer)

 24 November 2013

Wedding di Jayakarta Hotel Bandung, photographer

 24 August 2013

Rap RockUnited Vol. 2 Musik Video di Business Park Kebon Jeruk Jakarta, Crew Ragaji Mesin Band (photographer)

 11 September 2011

Wedding di HYAT Hotel Bandung, crew

Keahlian

 Microsoft Office

 Internet

 Corel Draw

 Adobe Premier

 Adobe Phothoshop

 Adobe Lightroom

 Movie Maker


(63)

(1)

 Sajadah

Ukuran Media : 90 cm x 55 cm Teknis Produksi : Bordir

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam perancangan kampanye sosial.

Gambar IV.11 Sajadah (Sumber: Sumber pribadi 2015)


(2)

 

DAFTAR PUSTAKA

Antar, Venus. (2004). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Asep. (2014). Kuota Jemaah Haji Kota Bandung. Tersedia di:

http://siskohatkes.depkes.go.id {8 April 2015}.

Asep. (2014). Tingkat Kesehatan Jemaah Haji Kota Bandung. Tersedia di:

http://siskohatkes.depkes.go.id {8 April 2015}.

Departemen Kesehatan RI. (1999). Pedoman Kerja Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan. (2008). Penyakit Menular. Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan. (2009). Penyakit Kronis. Jakarta: Depkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Jakarta: Depkes RI.

Kesmas. (2011). Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji. Tersedia

di: http://indonesian-publichealth.com {3 Desember 2014}.

Kusriyanto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV.

Andi Offset.

Lucyati. (2014). Jawa Barat Provinsi Dengan Jumlah Jemaah Terbesar Se-Indonesia Tahun 2014. Tersedia di: http://puskeshaji.depkes.go.id {24

Januari 2015}.

Panduan Tim Kesehatan Haji. (2010). pemeriksaan kesehatan untuk calon jemaah haji memiliki beberapa kekhususan. Jakarta: Depkes RI.

Pusat Kesehatan Haji RI. (2014). Jakata: Depkes RI.

Rustan, Surianto. (2008). Layout. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto. (2011). Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sodik, Achmad. (2014). Panduan Haji dan Umrah. Yogyakarta: Buku Pintar.

Zacky, Ahmad. (2014). Panduan Pintar Manasik Haji dan Umrah. Yogykarta:


(3)

(4)

   

RIWAYAT HIDUP

Riska Dewiyani

Jl. Pelanduk No. 43 Bandung 30 Desember 1993

08999664442

riskadewiyani@yahoo.co.id Riska Dewiyano

48 Kg 165 Cm

Pendidikan Formal

 2009 – 20011 : Sekolah Menengah Kejuruan 15 Bandung

 2006 – 2009 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bandung

 2000 – 2006 : Sekolah Dasar Negeri Soka Bandung

 1998 – 2000 : Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari

Pendidikan Informal

 Desember 2013 : Seminar Secrets Of Storytelling To a Great Movie

(SCREAM)

 June 2014 : Seminar Kewarganegaraan

 June 2014 : Seminar Desain & Enterpreneur

Pengalaman Event

 31 Mei 2014

Rap Rock Uniter Vol. 3 Musik Video di @america Pasific Place Mall Jakarta, Crew Ragaji Mesin Band (photographer)


(5)

 

GAWE79 – Pentas Seni SMA 6 Cirebon, Crew Ragaji Mesin Band (photographer)

 24 November 2013

Wedding di Jayakarta Hotel Bandung, photographer

 24 August 2013

Rap RockUnited Vol. 2 Musik Video di Business Park Kebon Jeruk Jakarta, Crew Ragaji Mesin Band (photographer)

 11 September 2011

Wedding di HYAT Hotel Bandung, crew

Keahlian

 Microsoft Office

 Internet

 Corel Draw

 Adobe Premier

 Adobe Phothoshop

 Adobe Lightroom

 Movie Maker


(6)