Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya. Pembelajaran di sekolah mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, dimana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran. Sesuai dengan tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Pemahaman sebagai bagian dari tipe hasil belajar yang merupakan objek penilaian guru karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan materi. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disampaikan guru dalam proses belajar-mengajar, maka diperlukan adanya 2 penyusunan item tes pemahaman. Adanya sebagaian item pemahaman dapat diberikan dalam bentuk gambar, denah, diagram, dan grafik. Sedangkan bentuk dalam tes objektif biasanya digunakan tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah. Sudjana dan Rivai 2003 menjelaskan bahwa modul dirancang untuk membantu siswa secara individual dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa modul merupakan paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa sebagai bahan belajar mandiri untuk membantu siswa menguasai materi belajarnya . Menurut Rohani 1997, pembelajaran menggunakan gambar sangat penting untuk memperjelas pengertian kepada siswa, sehingga dengan menggunakan gambar siswa akan lebih memperhatikan terhadap benda-benda yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pembelajaran. Gambar yang terdapat dalam modul memberikan visualisasi bagi siswa dalam memahami materi pelajaran. Materi abstrak dalam pembelajaran autocad dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar. Menurut Sanjaya 2010, gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada siswa karena sebagai alat komunikasi visual. Gambar dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas. Modul bergambar tersebut sebaiknya mengandung unsur konstruktivistik, agar pembelajaran semakin bermakna bagi siswa. Dalam pendekatan konstruktivistik diperlukan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuannya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa kombinasi modul, gambar 3 dan pendekatan konstruktivistik dianggap dapat membantu peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa. Modul minim gambar adalah modul yang penjelasannya dominan berupa deskripsi atau pemaparan bentuk tulisan dan sedikit gambar-gambarnya, baik gambar pendukung ataupun gambar icon-icon. Modulnya tersebut terlihat monoton karna dominan berupa deskripsi dan membuat pembaca menjadi tidak semangat untuk membacanya atau pembacanya menjadi cepat bosan. Penyajian modul dengan tidak bergambar tidak akan memotivasi siswa dan tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat materi sehingga tidak terjadi peningkatan pemahaman bagi pembacanya. Modul yang bergambar adalah modul yang penjelasannya dominan berupa gambar, baik gambar pendukung, gambar icon-icon, ataupun gambar ilustrasi, disertai langkah-langkah cara penggunaan masing-masing icon dan ada penjelasannya secara ringkas dan ada juga penjelasan untuk menerangkan gambar yang perlu untuk diterangkan. Modulnya tersebut terlihat menarik untuk dibaca dan difahami karna dominan berupa gambar-gambar. Dan membuat pembaca menjadi semangat untuk membacanya serta mudah difahami oleh pembacanya, sehingga akan terjadi peningkatan pemahaman bagi pembacanya. Gambar yang terdapat dalam modul memberikan visualisasi bagi siswa dalam memahami materi pelajaran. Materi abstrak dalam pembelajaran autocad dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar. Penyajian modul dengan gambar dapat memotivasi siswa dan meningkatkan kemampuannya dalam mengingat materi. 4 Dengan demikian modul minim gambar adalah modul yang penjelasannya dominan berupa deskripsi atau pemaparan bentuk tulisan dan sedikit gambar- gambarnya, baik gambar pendukung ataupun gambar icon-icon. Sedangkan modul bergambar adalah modul yang penjelasannya dominan berupa gambar-gambar, baik gambar pendukung ataupun gambar icon-icon disertai langkah-langkah cara penggunaan masing-masing icon dan ada penjelasannya secara ringkas. Pemanfaatan modul sebagai bahan ajar atau media pembelajaran digunakan untuk pedoman belajar siswa yang dibutuhkan oleh berbagai jenjang tingkat pendidikan seperti SD, SMP, SMA atau SMK untuk membantu siswa dalam belajar mandiri dan membantu guru dalam pembelajaran dikelas. Guru dituntut untuk dapat memilih dan menerapkan bahan ajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan disampaikan dan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini modul sebagai sarana dalam pembelajaran karena merupakan paket belajar untuk siswa yang mampu membantu siswa menyiapkan belajar mandiri memuat isi materi pembelajaran yang lengkap. Sekolah Menengah Kejuruan SMK sebagai lembaga pendidikan menengah yang berkewajiban memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin, namun tidak semua siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Hasil observasi peneliti yang dilakukan pada bulan Oktober 2015 di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, pembelajaran gambar CAD selama ini menggunakan modul, kendalanya modul yang digunakan adalah modul yang 5 difotocopi sehingga siswa melihat gambar dan tulisannya kurang jelas. Kemampuan siswa untuk memahami dasar-dasar autocad nilainya kurang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu 7,0. Ada sekitar 33 dari jumlah siswa yang nilainya belum mencapai KKM, ini berarti hanya ada 67 siswa yang lulus dalam menguasai materi autocad. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian d engan judul, ”Peningkatan Pemahaman Materi Autocad Melalui Pembelajaran Menggunakan Modul Bergambar pada Siswa SMK Muhammdiyah 3 Yogyakarta Jurusan Teknik Gambar Bangunan”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODUL PEMBELAJARAN GAMBAR 3 DIMENSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 MAGELANG

0 13 106

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN AutoCAD UNTUK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK N 2 PENGASIH YOGYAKARTA.

2 14 188

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GAMBAR TEKNIK MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN MODUL GAMBAR TEKNIK UNTUK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK PADA JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 1 234

PENGARUH MUTU PEMBELAJARAN DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA DIKLAT AUTOCAD LANJUT DI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

1 3 163

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN BERMUATAN KARAKTER DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AUTOCAD DASAR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 1 173

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK (AUTOCAD) DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN.

0 1 184

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 146

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GAMBAR TEKNIK MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN MODUL GAMBAR TEKNIK UNTUK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK PADA JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 4 239

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 0 120

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 1 158