commit to user
5. Berkembangnya teknologi khususnya teknologi komputer dan
telekomunikasi. 6.
Tuntutan penghematan.
2.5 Tujuan Kerjasama
Dari pemaparan beberapa faktor pendorong perlu diadakannya kerjasama maka dapat disimpulkan ada beberapa tujuan diadakannya
kerjasama antar perpustakaan yang berkaitan dengan faktor diadakannya kerjasama diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah keanekaragaman koleksi perpustakaan baik itu koleksi
digital maupun tertulis 2.
Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka baik itu kebutuhan akan informasi maupun kebutuhan akan ketersediaan bahan pustaka
3. Untuk menghemat biaya
4. Untuk mengembangkan dan meningkatkan teknologi informasi yang
dimiliki perpustakaan 5.
Untuk meningkatkan kualitas perpustakaan
2.6 Bentuk Kerjasama Perpustakaan
Ada berbagai macam kerjasama yang bisa dilakukan oleh perpustakaan. Adapun bentuk kerjasama tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Kerjasama Pengadaan
Dalam bentuk ini, berbagai perpustakaan bekerja sama dalam pengadaan buku. Ini merupakan awal bentuk kerjasama. Dalam bentuk ini, masing-
masing perpustakaan bertanggungjawab atas kebutuhan informasi
commit to user
pemakainya. Maka perpustakaan akan memilih buku berdasarkan dugaan pengetahuan pustakawan atas keperluan bacaan anggotanya. Dorongan
kerjasama ini berasal dari bertambah banyaknya buku yang diterbitkan dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan, perluasan jenis terbitan
mulai dari buku dan majalah hingga ke laporan tak diterbitkan yang semuanya ini berfungsi sebagai sumber informasi, hubungan yang makin
kompleks antara berbagai subjek, dan keterbatasan dana perpustakaan Sulistyo-Basuki, 1991:55.
2. Pemusatan Pengadaan dan Penyimpanan
Pada pendekatan ini, sebuah perpustakaan ditunjuk untuk menyimpan buku yang kurang digunakan milik perpustakaan lain. Biasanya bentuk
kerjasama ini diikuti dengan pengadaan bersama Sulistyo-Basuki, 1991:56.
3. Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi
Tujuan kerjasama ini adalah meningkatkan dan memperluas sumber koleksi yang telah ada dengan biaya sekecil mungkin. Tujuan ini tersirat
dalam kerjasama pengadaan dan penyimpanan. Dalam hal spesialisasi subjek, alasan penyimpanan koleksi untuk membentuk koleksi yang
komprehensif serta sekaligus menghindari penyiangan salinan copy terakhir yang membutuhkan integrasi dengan cara pertukaran bahan
pustaka Sulistyo-Basuki, 1991:56-57.
commit to user
4. Kerjasama Pengolahan
Dalam bentuk kerjasama ini, perpustakaan bekerjasama untuk mengolah bahan pustaka. Biasanya pada perpustakaan universitas dengan berbagai
cabang atau perpustakaan umum dengan cabang-cabangnya, pengolahan bahan pustaka pengkatalogan, pengklasifikasian, pemberian label buku,
kartu buku, kantong buku, dan penyampulan buku dengan lapis plastik dikerjakan oleh perpustakaan pusat. Perpustakaan cabang menerima
buku dalam keadaan siap digunakan Sulistyo-Basuki, 1991:57. 5.
Kerjasama Penyediaan Fasilitas Dalam bentuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka
terbuka bagi anggota perpustakaan lain. Dalam ketentuannya, perpustakaan universitas A menyatakan bahwa anggota perpustakaan
universitas lain katakanlah universitas B dan C boleh menggunakan fasilitas perpustakaan universitas A dalam batas ketentuan yang berlaku.
Biasanya penyediaan fasilitas berupa kesempatan menggunakan koleksi, menggunakan jasa lain seperti penelusuran, informasi kilat, penggunaan
mesin fotokopi namun tidak terbuka kesempatan untuk meminjam Sulistyo-Basuki, 1991:58
6. Kerjasama Peminjaman Antar Perpustakaan
Dalam bentuk ini, perpustakaan boleh meminjam dan meminjamkan koleksinya ke perpustakaan lain. Bentuk ini merupakan bentuk kerjasama
perpustakaan yang paling dikenal masyarakat. Dalam hal ini, peminjaman dilakukan oleh perpustakaan serta atas nama perpustakaan. Dengan
commit to user
demikian, anggota perpustakaan A bila ingin meminjam buku dari perpustakaan B maka anggota tersebut harus melakukannya melalui
perpustakaan A. Jadi, anggota tidak boleh berhubungan langsung dengan perpustakaan lain Sulistyo-Basuki, 1991:58.
7. Kerjasama Antar Pustakawan
Bentuk kerjasama ini dapat berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan antar pustakawan, atau kursus penyegaran untuk
pustakawan. Pendeknya bentuk kerjasama ini lebih mengarah ke bentuk kerjasama profesi Sulistyo-Basuki, 1991:58.
8. Kerjasama Penyusunan Katalog Induk
Katalog induk merupakan katalog dari dua perpustakaan atau lebih. Karena melibatkan paling sedikit dua perpustakaan maka dua atau lebih
perpustakaan tersebut harus bersama-sama menyusun katalog induk. Katalog induk induk ini berisi keterangan tentang buku yang dimiliki
perpustakaan peserta disertai keterangan lokasi buku Sulistyo-Basuki, 1991:57-58.
9. Kerjasama Pemberian Jasa Informasi
Silang layanan merupakan kerjasama antar dua perpustakaan atau lebih dalam pemberian jasa informasi. Salah satu hasil jasa informasi ini akan
muncul dalam peminjaman antar perpustakaan. pemberian jasa informasi dapat berupa jasa penelusuran, jasa referal, maupun jasa referens.
Kerjasama ini melibatkan semua sumber daya yang ada di perpustakaan Sulistyo-Basuki, 1991:59.
commit to user
10. Kerjasama ISSN
ISSN singkatan dari International Standart Serial Number atau standar internasional terbitan berseri. ISSN dikembangkan oleh International
Serial Data System yang berada di Paris diresmikan pada tahun 1972. ISSN merupakan nomor unik bagi terbitan berseri terdiri atas 9 bilangan
dengan tanda pemisahan berupa tanda -. ISDN yang berpusat di Paris sudah tentu tidak akan mampu memberikan ISSN pada majalah yang ada
di dunia. ISDN membentuk International Serials Data System yang kemudian membentuk pusat nasional atau pusat regional di berbagai
kawasan Sulistyo-Basuki, 2009:2.30. 11.
Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan perlu bekerjasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan
karena perpustakaan dapat bekerja lebih efisien dan efektif dengan cara memaksimumkan sumber daya yang ada, saling tukar menukar informasi,
keahlian dan pengalaman Sulistyo Basuki, 2009:2.31.
2.7 Kawasan Kerjasama