Sistem Kerjasama Di Upt Pusat Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri (Iain) Surakarta COVER

(1)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Perpustakaan

Banyak orang yang salah mengartikan tentang apa itu perpustakaan, fungsi dan peranan perpustakaan bagi kehidupan. Di era saat ini banyak orang menganggap bahwa perpustakaan hanyalah sebuah tempat ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Pada dasarnya perpustakaan bukan hanya sekedar tempat ataupun gudang penyimpanan buku saja melainkan perpustakaan mempunyai peran penting bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, selain itu perpustakaan berfungsi sebagai sarana temu kembali informasi.

Sebagaimana definisi perpustakaan menurut International

Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) seperti dikutip

oleh Sulistyo-Basuki (1991:4) bahwa “perpustakaan sebagai kumpulan materi

tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang

disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai”.

Perpustakaan adalah sebuah gedung atau ruangan dimana didalamnya terjadi proses kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyebarluasan bahan pustaka (informasi) untuk keperluan pemustaka (Achmad dkk., 2012:3).


(2)

commit to user

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan tempat penyimpanan sumber-sumber ilmu dan tempat temu kembali informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan (pemustaka).

2.2Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991:51).

Perpustakaan perguruan tinggi tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap dalam suatu institusi pendidikan khususnya di perguruan tinggi. Tetapi perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peran penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan di suatu perguruan tinggi.

Tujuan didirikannya perpustakaan perguruan tinggi yaitu selain memenuhi kebutuhan bagi pemustaka tetapi juga ikut berperan dalam mensukseskan fungsi dari Tridharma Perguruan Tinggi.

Seperti dikatakan oleh Trimo (1997:2) dalam bukunya yang berjudul

Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan bahwa fungsi Tridharma Perguruan

Tinggi adalah :

1. Pendidikan dan pengajar

2. Penelitian atau riset


(3)

commit to user

Trimo (1997:2) dalam bukunya yang berjudul Pedoman

Pelaksanaan Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan harus mampu

befungsi sebagai :

1. Jantung dari semua program pendidikan universitas atau institut yang bersangkutan, yaitu harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan-kegiatan akademis lembaga pendidikannya. Metode belajar dan mengajar

modern yang lebih menekankan kepada individualized instruction hanya

mungkin dapat dilaksanakan bila perpustakaan memang fungsional untuk maksud itu.

2. Pusat alat-alat bahan-bahan peraga atau instrucsional materials center. Dalam membantu memperlancar jalannya perkuliahan serta praktikum-praktikum, perpustakaan dapat menyediakan bahan-bahan dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh para dosen dalam perkuliahan di dalam kelas, perpustakaan, laboratorium-laboratorium, dan seterusnya. Demikian

juga dalam pelaksanaan extension services dari universitas atau institut

yang bersangkutan kepada masyarakat di luar lingkungan lembaga tadi, perpustakaan dapat menyediakan jasa-jasanya, bahan-bahannya, serta

fasilitas-fasilitas yang diperlukan oleh mission itu (misalnya:film,

filmstrip, slide, bahan-bahan lainnya, ruang konferensi/diskusi, dan bantuan tenaga-tenaga ahli perpustakaan).

3. Clearing house (pusat pengumpulan/penyimpanan) bagi semua penerbit dari dan tentang daerahnya ataupun dalam bidang ilmu pengetahuan


(4)

commit to user

preservation of knowledge. Fungsi ketiga ini sangat penting bagi setiap lembaga pendidikan ataupun ilmuan, karena dengan adanya pusat pengumpulan atau penyimpanan ini setiap orang akan mudah mencari

keterangan, data, bahan komparatif, bahan mentah, ataupun anleding

material tentang daerahnya atau suatu bidang pengetahuan tertentu dalam usaha-usahanya dalam melakukan riset atau lain-lainnya.

4. Social center dan pusat kegiatan kultural masyarakat setempat. Haruslah diingat bahwa para pengunjung perpustakaan tidak hanya terdiri atas mahasiswa, pengajar, dan para pegawai lembaga itu saja, melainkan termasuk pula orang-orang diluar lingkungan atau dapat dikatakan masyarakat umum mereka pula datang untuk mempergunakan fasilitas, jasa-jasa, dan bahan-bahan yang disediakan oleh perpustakaan itu. Dengan sendirinya merekapun mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda, memiliki latar belakang yang berbeda serta kelainan dalam kebutuhan, minat, selera, dan umur. Memang harus diingat bahwa perpustakaan lebih menitik beratkan jasanya kepada masyarakat dalam tubuh lembaga penaungannya. Adanya orang-orang inilah serta fasilitas-fasilitas dan jasa-jasa yang disediakan oleh perpustakaan memungkinkan

terjadinya kegiatan-kegiatan sosial dan kultural yang sangat

menguntungkan, baik bagi perpustakaan itu sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya.


(5)

commit to user 2.3Pengertian Kerjasama

Kerjasama secara umum dapat diartikan sebagai suatu hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan sebaliknya serta kelompok dengan kelompok.

Kerjasama secara khusus dalam hal ini berkaitan dengan kerjasama antar perpustakaan dapat diartikan sebagai hubungan yang dilakukan oleh suatu perpustakaan dengan perpustakaan lain untuk mencapai tujuan tertentu yang berkaitan dengan perpustakaan.

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1991:54) dalam bukunya

yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa “kerjasama

antar perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau

lebih.”

2.4Faktor Pendorong Kerjasama

Sulistyo-Basuki (2009:1.3-1.6) dalam bukunya yang berjudul

Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan menyatakan bahwa ada beberapa

alasan yang mendorong perlunya diadakan kerjasama yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah buku yang diterbitkan setiap tahun sehingga

perpustakaan tidak mampu membeli buku baru untuk kepentingan pembacanya.

2. Semakin banyaknya jenis media yang diterbitkan.

3. Kebutuhan pemakai.

4. Tuntutan masyarakat untuk memperoleh informasi yang sama baiknya


(6)

commit to user

5. Berkembangnya teknologi khususnya teknologi komputer dan

telekomunikasi.

6. Tuntutan penghematan.

2.5Tujuan Kerjasama

Dari pemaparan beberapa faktor pendorong perlu diadakannya kerjasama maka dapat disimpulkan ada beberapa tujuan diadakannya kerjasama antar perpustakaan yang berkaitan dengan faktor diadakannya kerjasama diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah keanekaragaman koleksi perpustakaan baik itu koleksi

digital maupun tertulis

2. Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka baik itu kebutuhan akan

informasi maupun kebutuhan akan ketersediaan bahan pustaka

3. Untuk menghemat biaya

4. Untuk mengembangkan dan meningkatkan teknologi informasi yang

dimiliki perpustakaan

5. Untuk meningkatkan kualitas perpustakaan

2.6Bentuk Kerjasama Perpustakaan

Ada berbagai macam kerjasama yang bisa dilakukan oleh perpustakaan. Adapun bentuk kerjasama tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Kerjasama Pengadaan

Dalam bentuk ini, berbagai perpustakaan bekerja sama dalam pengadaan buku. Ini merupakan awal bentuk kerjasama. Dalam bentuk ini, masing-masing perpustakaan bertanggungjawab atas kebutuhan informasi


(7)

commit to user

pemakainya. Maka perpustakaan akan memilih buku berdasarkan dugaan pengetahuan pustakawan atas keperluan bacaan anggotanya. Dorongan kerjasama ini berasal dari bertambah banyaknya buku yang diterbitkan dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan, perluasan jenis terbitan mulai dari buku dan majalah hingga ke laporan tak diterbitkan yang semuanya ini berfungsi sebagai sumber informasi, hubungan yang makin kompleks antara berbagai subjek, dan keterbatasan dana perpustakaan (Sulistyo-Basuki, 1991:55).

2. Pemusatan Pengadaan dan Penyimpanan

Pada pendekatan ini, sebuah perpustakaan ditunjuk untuk menyimpan buku yang kurang digunakan milik perpustakaan lain. Biasanya bentuk kerjasama ini diikuti dengan pengadaan bersama (Sulistyo-Basuki, 1991:56).

3. Kerjasama Pertukaran dan Redistribusi

Tujuan kerjasama ini adalah meningkatkan dan memperluas sumber koleksi yang telah ada dengan biaya sekecil mungkin. Tujuan ini tersirat dalam kerjasama pengadaan dan penyimpanan. Dalam hal spesialisasi subjek, alasan penyimpanan koleksi untuk membentuk koleksi yang

komprehensif serta sekaligus menghindari penyiangan salinan (copy)

terakhir yang membutuhkan integrasi dengan cara pertukaran bahan pustaka (Sulistyo-Basuki, 1991:56-57).


(8)

commit to user

4. Kerjasama Pengolahan

Dalam bentuk kerjasama ini, perpustakaan bekerjasama untuk mengolah bahan pustaka. Biasanya pada perpustakaan universitas dengan berbagai cabang atau perpustakaan umum dengan cabang-cabangnya, pengolahan bahan pustaka (pengkatalogan, pengklasifikasian, pemberian label buku, kartu buku, kantong buku, dan penyampulan buku dengan lapis plastik) dikerjakan oleh perpustakaan pusat. Perpustakaan cabang menerima buku dalam keadaan siap digunakan (Sulistyo-Basuki, 1991:57).

5. Kerjasama Penyediaan Fasilitas

Dalam bentuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka terbuka bagi anggota perpustakaan lain. Dalam ketentuannya, perpustakaan universitas A menyatakan bahwa anggota perpustakaan universitas lain (katakanlah universitas B dan C) boleh menggunakan fasilitas perpustakaan universitas A dalam batas ketentuan yang berlaku. Biasanya penyediaan fasilitas berupa kesempatan menggunakan koleksi, menggunakan jasa lain seperti penelusuran, informasi kilat, penggunaan mesin fotokopi namun tidak terbuka kesempatan untuk meminjam (Sulistyo-Basuki, 1991:58)

6. Kerjasama Peminjaman Antar Perpustakaan

Dalam bentuk ini, perpustakaan boleh meminjam dan meminjamkan koleksinya ke perpustakaan lain. Bentuk ini merupakan bentuk kerjasama perpustakaan yang paling dikenal masyarakat. Dalam hal ini, peminjaman dilakukan oleh perpustakaan serta atas nama perpustakaan. Dengan


(9)

commit to user

demikian, anggota perpustakaan A bila ingin meminjam buku dari perpustakaan B maka anggota tersebut harus melakukannya melalui perpustakaan A. Jadi, anggota tidak boleh berhubungan langsung dengan perpustakaan lain (Sulistyo-Basuki, 1991:58).

7. Kerjasama Antar Pustakawan

Bentuk kerjasama ini dapat berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan antar pustakawan, atau kursus penyegaran untuk pustakawan. Pendeknya bentuk kerjasama ini lebih mengarah ke bentuk kerjasama profesi (Sulistyo-Basuki, 1991:58).

8. Kerjasama Penyusunan Katalog Induk

Katalog induk merupakan katalog dari dua perpustakaan atau lebih. Karena melibatkan paling sedikit dua perpustakaan maka dua atau lebih perpustakaan tersebut harus bersama-sama menyusun katalog induk. Katalog induk induk ini berisi keterangan tentang buku yang dimiliki perpustakaan peserta disertai keterangan lokasi buku (Sulistyo-Basuki, 1991:57-58).

9. Kerjasama Pemberian Jasa Informasi

Silang layanan merupakan kerjasama antar dua perpustakaan atau lebih dalam pemberian jasa informasi. Salah satu hasil jasa informasi ini akan muncul dalam peminjaman antar perpustakaan. pemberian jasa informasi dapat berupa jasa penelusuran, jasa referal, maupun jasa referens. Kerjasama ini melibatkan semua sumber daya yang ada di perpustakaan (Sulistyo-Basuki, 1991:59).


(10)

commit to user

10.Kerjasama ISSN

ISSN singkatan dari International Standart Serial Number atau standar

internasional terbitan berseri. ISSN dikembangkan oleh International

Serial Data System yang berada di Paris diresmikan pada tahun 1972. ISSN merupakan nomor unik bagi terbitan berseri terdiri atas 9 bilangan dengan tanda pemisahan berupa tanda -. ISDN yang berpusat di Paris sudah tentu tidak akan mampu memberikan ISSN pada majalah yang ada

di dunia. ISDN membentuk International Serials Data System yang

kemudian membentuk pusat nasional atau pusat regional di berbagai kawasan (Sulistyo-Basuki, 2009:2.30).

11.Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan

Perpustakaan perlu bekerjasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan karena perpustakaan dapat bekerja lebih efisien dan efektif dengan cara memaksimumkan sumber daya yang ada, saling tukar menukar informasi, keahlian dan pengalaman (Sulistyo Basuki, 2009:2.31).

2.7Kawasan Kerjasama

Sulistyo Basuki (1991:63-64) dalam bukunya yang berjudul

Pengantar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa berdasarkan luas

sempitnya cakupan kerjasama maka terdapat beberapa jenis kawasan kerjasama yaitu:

1. Kerjasama Lokal

Artinya kerjasama yang terbatas pada satu wilayah dalam suatu negara, pada sebuah propinsi ataupun bahkan hanya terbatas pada sebuah kota


(11)

commit to user

2. Kerjasama Nasional

Artinya kerjasama yang melibatkan berbagai perpustakaan terdapat dalam sebuah negara

3. Kerjasama Regional

Artinya kerjasama yang terdapat pada suatu kawasan yang mencangkup beberapa negara.

4. Kerjasama Internasional

Yang melibatkan dua negara atau lebih sehingga sebenarnya kerjasama regional adalah juga kerjasama internasional, hanya terbatas pada kawasan tertentu.

2.8Kendala Kerjasama

Di dalam melakukan kerjasama sudah pastilah banyak kendala dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan. Ada berbagai masalah yang menyebabkan kerjasama tersebut tidak berjalan dengan baik.

Menurut Sulistyo-Basuki (2009:3.33) dalam bukunya yang

berjudul Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan mengemukakan bahwa ada

berbagai macam kendala yang umumnya dihadapi oleh perpustakaan yang melakukan kerjasama seperti:

1. Faktor bahasa

2. Biaya

3. Sikap perpustakaan

4. Geografi


(12)

commit to user 2.9 Dampak Kerjasama

Dalam melakukan kerjasama sudah pasti ada dampak yang ditimbulkan. Dampak yang ditimbulkan dari kerjasama tersebut sangat berpengaruh bagi masing-masing anggota yang mengikuti kerjasama. Tidak hanya dampak positif saja, melainkan juga dampak negatif. Adapun dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari kerjasama adalah sebagai berikut:

2.9.1 Dampak Positif Kerjasama

a. Perpustakaan mudah dikenal

b. Perpustakaan mendapatkan informasi dari anggota yang

mengikuti kerjasama

c. Mempunyai jaringan yang luas

d. Menumbuhkan kepercayaan diri perpustakaan dan pustakawan

e. Tumbuh ikatan profesionalisme

f. Mudah mendapatkan sumber dana

g. Meningkatkan kinerja pustakawan

2.9.2 Dampak Negatif Kerjasama

Untuk dampak negatif yang ditimbulkan dari kerjasama sebenarnya tidak begitu banyak dikarenakan dalam melakukan kerjasama lebih banyak dampak positif yang diterima oleh masing-masing perpustakaan daripada dampak negatif. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan karena adanya kerjasama adalah masalah koleksi yang terdapat di perpustakaan yang mudah rusak dan banyak


(13)

commit to user

pengunjung perpustakaan lain yang tidak mematuhi tata tertib perpustakaan dikarenakan belum ada sosialisasi tata tertib untuk pengunjung dari perpustakaan lain.


(1)

commit to user 4. Kerjasama Pengolahan

Dalam bentuk kerjasama ini, perpustakaan bekerjasama untuk mengolah bahan pustaka. Biasanya pada perpustakaan universitas dengan berbagai cabang atau perpustakaan umum dengan cabang-cabangnya, pengolahan bahan pustaka (pengkatalogan, pengklasifikasian, pemberian label buku, kartu buku, kantong buku, dan penyampulan buku dengan lapis plastik) dikerjakan oleh perpustakaan pusat. Perpustakaan cabang menerima buku dalam keadaan siap digunakan (Sulistyo-Basuki, 1991:57).

5. Kerjasama Penyediaan Fasilitas

Dalam bentuk ini, perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka terbuka bagi anggota perpustakaan lain. Dalam ketentuannya, perpustakaan universitas A menyatakan bahwa anggota perpustakaan universitas lain (katakanlah universitas B dan C) boleh menggunakan fasilitas perpustakaan universitas A dalam batas ketentuan yang berlaku. Biasanya penyediaan fasilitas berupa kesempatan menggunakan koleksi, menggunakan jasa lain seperti penelusuran, informasi kilat, penggunaan mesin fotokopi namun tidak terbuka kesempatan untuk meminjam (Sulistyo-Basuki, 1991:58)

6. Kerjasama Peminjaman Antar Perpustakaan

Dalam bentuk ini, perpustakaan boleh meminjam dan meminjamkan koleksinya ke perpustakaan lain. Bentuk ini merupakan bentuk kerjasama perpustakaan yang paling dikenal masyarakat. Dalam hal ini, peminjaman dilakukan oleh perpustakaan serta atas nama perpustakaan. Dengan


(2)

commit to user

demikian, anggota perpustakaan A bila ingin meminjam buku dari perpustakaan B maka anggota tersebut harus melakukannya melalui perpustakaan A. Jadi, anggota tidak boleh berhubungan langsung dengan perpustakaan lain (Sulistyo-Basuki, 1991:58).

7. Kerjasama Antar Pustakawan

Bentuk kerjasama ini dapat berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan antar pustakawan, atau kursus penyegaran untuk pustakawan. Pendeknya bentuk kerjasama ini lebih mengarah ke bentuk kerjasama profesi (Sulistyo-Basuki, 1991:58).

8. Kerjasama Penyusunan Katalog Induk

Katalog induk merupakan katalog dari dua perpustakaan atau lebih. Karena melibatkan paling sedikit dua perpustakaan maka dua atau lebih perpustakaan tersebut harus bersama-sama menyusun katalog induk. Katalog induk induk ini berisi keterangan tentang buku yang dimiliki perpustakaan peserta disertai keterangan lokasi buku (Sulistyo-Basuki, 1991:57-58).

9. Kerjasama Pemberian Jasa Informasi

Silang layanan merupakan kerjasama antar dua perpustakaan atau lebih dalam pemberian jasa informasi. Salah satu hasil jasa informasi ini akan muncul dalam peminjaman antar perpustakaan. pemberian jasa informasi dapat berupa jasa penelusuran, jasa referal, maupun jasa referens. Kerjasama ini melibatkan semua sumber daya yang ada di perpustakaan (Sulistyo-Basuki, 1991:59).


(3)

commit to user 10.Kerjasama ISSN

ISSN singkatan dari International Standart Serial Number atau standar internasional terbitan berseri. ISSN dikembangkan oleh International

Serial Data System yang berada di Paris diresmikan pada tahun 1972.

ISSN merupakan nomor unik bagi terbitan berseri terdiri atas 9 bilangan dengan tanda pemisahan berupa tanda -. ISDN yang berpusat di Paris sudah tentu tidak akan mampu memberikan ISSN pada majalah yang ada di dunia. ISDN membentuk International Serials Data System yang kemudian membentuk pusat nasional atau pusat regional di berbagai kawasan (Sulistyo-Basuki, 2009:2.30).

11.Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan

Perpustakaan perlu bekerjasama dalam bidang pendidikan dan pelatihan karena perpustakaan dapat bekerja lebih efisien dan efektif dengan cara memaksimumkan sumber daya yang ada, saling tukar menukar informasi, keahlian dan pengalaman (Sulistyo Basuki, 2009:2.31).

2.7Kawasan Kerjasama

Sulistyo Basuki (1991:63-64) dalam bukunya yang berjudul

Pengantar Ilmu Perpustakaan menyatakan bahwa berdasarkan luas

sempitnya cakupan kerjasama maka terdapat beberapa jenis kawasan kerjasama yaitu:

1. Kerjasama Lokal

Artinya kerjasama yang terbatas pada satu wilayah dalam suatu negara, pada sebuah propinsi ataupun bahkan hanya terbatas pada sebuah kota


(4)

commit to user 2. Kerjasama Nasional

Artinya kerjasama yang melibatkan berbagai perpustakaan terdapat dalam sebuah negara

3. Kerjasama Regional

Artinya kerjasama yang terdapat pada suatu kawasan yang mencangkup beberapa negara.

4. Kerjasama Internasional

Yang melibatkan dua negara atau lebih sehingga sebenarnya kerjasama regional adalah juga kerjasama internasional, hanya terbatas pada kawasan tertentu.

2.8Kendala Kerjasama

Di dalam melakukan kerjasama sudah pastilah banyak kendala dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan. Ada berbagai masalah yang menyebabkan kerjasama tersebut tidak berjalan dengan baik.

Menurut Sulistyo-Basuki (2009:3.33) dalam bukunya yang berjudul Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan mengemukakan bahwa ada berbagai macam kendala yang umumnya dihadapi oleh perpustakaan yang melakukan kerjasama seperti:

1. Faktor bahasa 2. Biaya

3. Sikap perpustakaan 4. Geografi


(5)

commit to user

2.9 Dampak Kerjasama

Dalam melakukan kerjasama sudah pasti ada dampak yang ditimbulkan. Dampak yang ditimbulkan dari kerjasama tersebut sangat berpengaruh bagi masing-masing anggota yang mengikuti kerjasama. Tidak hanya dampak positif saja, melainkan juga dampak negatif. Adapun dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari kerjasama adalah sebagai berikut:

2.9.1 Dampak Positif Kerjasama

a. Perpustakaan mudah dikenal

b. Perpustakaan mendapatkan informasi dari anggota yang mengikuti kerjasama

c. Mempunyai jaringan yang luas

d. Menumbuhkan kepercayaan diri perpustakaan dan pustakawan e. Tumbuh ikatan profesionalisme

f. Mudah mendapatkan sumber dana g. Meningkatkan kinerja pustakawan 2.9.2 Dampak Negatif Kerjasama

Untuk dampak negatif yang ditimbulkan dari kerjasama sebenarnya tidak begitu banyak dikarenakan dalam melakukan kerjasama lebih banyak dampak positif yang diterima oleh masing-masing perpustakaan daripada dampak negatif. Adapun dampak negatif yang ditimbulkan karena adanya kerjasama adalah masalah koleksi yang terdapat di perpustakaan yang mudah rusak dan banyak


(6)

commit to user

pengunjung perpustakaan lain yang tidak mematuhi tata tertib perpustakaan dikarenakan belum ada sosialisasi tata tertib untuk pengunjung dari perpustakaan lain.