terhadap kualitas dan kuantitas makanan makanan pokok pada anak menjadi tidak maksimal. Menurut Brown 2005, ketika anak usia sekolah makan di luar rumah,
biasanya anak usia sekolah paling sering makan di kantin sekolah, di rumah teman atau restoran cepat saji.
Pada anak usia sekolah, frekuensi mengkonsumsi snack berkisar antara empat sampai lima kali per hari pada hari sekolah dan anak usia sekolah biasanya mengkonsumsi
snack pada waktu istirahat atau jam pulang sekolah Thrams Pipes, 2000.
1.3 Makanan Jajanan
2.3.1 Definisi Makanan Jajanan
Menurut Iswarawanti dan Februhartanty 2004, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
maupun pada tempat keramaian umum. Menurut Winarno 2004, makanan jajanan merupakan jenis makanan yang dijual di pedagang kaki lima, pinggiran jalan, di pasar
dan di tempat keramaian. Menurut pengertian dari Keputusan Menteri Kesehatan nomor 942MenKesSKVII2003, makanan jajanan merupakan makanan dan
minuman yang diolah penyaji makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanann siap santap untuk dijual.
2.3.2 Jenis-jenis Makanan Jajanan
Menurut Tarwotjo 1998, mengelompokkan makanan jajanan menjadi dua jenis, yaitu jajanan dengan rasa manis dan jajanan dengan rasa asin. Jajanan dengan rasa
manis terdiri dari kue basah manis dan kue kering manis. Jajanan dengan rasa asin
contohnya yaitu kue lemper, arem-arem, kroket, kastangel dan sosis. Jenis jajanan ada juga yang berupa minuman yaitu minuman panas seperti wedang ronde dan wedang
jahe dan minuman dingin seperti es buah, jus buah, es doger, es teller dan softdrink.
Menurut Depkes RI 2013, makanan jajanan di sekolah dikelompokkan sebagai berikut:
1. Makanan utama, seperti nasi soto, nasi goreng, mie ayam, mie bakso, gado-gado
dan sejenisnya. 2.
Penganan atau kue, seperti apem, kripik, cilok dan sejenisnya. 3.
Minuman, seperti es sirup, es campur, es teh dan sejenisnya. 4.
Buah-buahan, seperti melon potong, semangka potong, papaya potong, nanas potong dan sejenisnya.
2.3.3 Keamanan Makanan Jajanan
Pengaruh makanan jajanan terhadap anak usia sekolah dapat memberikan asupan energi untuk menambah kebutuhan akan gizi pada anak. Selain gizi, kebersihan
makanan jajanan di kantin sekolah perlu diperhatikan karena kebersihan makanan pada kantin pada umumnya masih rendah, sehingga kurang menjamin keamanan
makanan jajanan tersebut Yuliastuti, 2012. Berdasarkan hasil survei BPOM 2007, pada makanan jajanan anak sekolah masih
terdapat makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat. Adapun kriteria makanan jajanan yang tidak memenuhi persyaratan yaitu menggunakan bahan tambahan
pangan BTP yang melebihi batas, penyalahgunaan bahan berbahaya yang seharusnya tidak boleh digunakan dalam pangan, serta cemaran mikroba pada jajanan
anak sekolah. Menurut Setiawan 2010, kontaminasi kimiawi ditemukan pada makanan jajanan
adalah penggunaan boraks, formalin, rhodamin-B dan methanill yellow. Pengaruh jangka pendek penggunaan bahan kimiawi tersebut dapat menimbulkan pusing, mual,
muntah, diare dan susah buang air besar. Dalam jangka waktu panjang, penggunaan bahan kimiawi akan terakumulasi pada tubuh orang yang mengkonsumsinya dan
bersifat karsinogenik sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kanker dan tumor.
Makanan jajanan yang sehat dan aman adalah pangan jajanan yang bebas dari bahaya
fisik, cemaran bahan kimia dan bahaya biologis Direktorat Perlindungan Konsumen, 2006 :
1. Bahaya fisik dapat berupa benda asing yang masuk kedalam pangan, seperti isi stapler, batukerikil, rambut, kaca.
2. Bahaya kimia dapat berupa cemaran bahan kimia yang masuk ke dalam pangan atau karena racun yang sudah terkandung di dalam bahan pangan, seperti: cairan
pembersih, pestisida, cat, jamur beracun, jengkol. 3. Bahaya biologis dapat disebabkan oleh mikroba patogen penyebab keracunan
pangan, seperti: virus, parasit, kapang, dan bakteri.
Adapun cara memilih pangan jajanan yang sehat dan aman yaitu Direktorat Perlindungan Konsumen, 2006 :
1. Hindari pangan yang dijual di tempat terbuka, kotor dan tercemar, tanpa penutup dan tanpa kemasan
2. Beli pangan yang dijual ditempat bersih dan terlindung dari matahari, debu, hujan, angin dan asap kendaraan bermotor. Pilih tempat yang bebas dari serangga dan
sampah. 3. Hindari pangan yang dibungkus dengan kertas bekas atau koran. Belilah pangan
yang dikemas dengan kertas, plastik atau kemasan lain yang bersih dan aman. 4. Hindari pangan yang mengandung bahan pangan sintetis berlebihan atau bahan
tambahan pangan terlarang dan berbahaya. Biasanya pangan seperti itu dijual dengan harga yang sangat murah.
5. Warna makanan atau minuman yang terlalu mencolok, besar kemungkinan mengandung pewarna sintetis, jadi sebaiknya jangan dibeli.
6. Untuk rasa, jika terdapat rasa yang menyimpang, ada kemungkinan pangan mengandung bahan berbahaya atau bahan tambahan pangan yang berlebihan
7. Makanan tidak berbau busuk dan berlendir.
2.3.4 Dampak Makanan Jajanan