Simulasi Program 1. Data Output yang Dihasilkan

dimana pengguna dimudahkan dengan system Graphical User Interface GUI. HEC-RAS mempunyai kemampuan untuk melakukan perhitungan profil permukaan air steady, aquase dan unsteady serta dilengkapi dengan analisis transportasi sedimen dan desain bangunan air. HEC-RAS terdiri dari tiga komponen analisis hidrolika satu dimensi 1D yaitu perhitungan profil aliran, simulasi aliran dan perhitungan transport sedimen. Dasar kincinya adalah ketiga komponen tersebut menggunakan data geometri umum yang mewakili serta perhitungan hidraulika. Input data yang diperlukan dalam HEC- RAS antara lain : - Model sungai saluran - Data cross section penampang sungai atau salurandimensi saluran , elevasi - Koefisien Manning n - Data debit banjir rencana Qrencana - Data tambahan lain-lain bilamana terdapat bangunan air lainnya. Data pompa, pintu air, pelimpah, jembatan, bending dll. Data-data tersebut dimasukan agar diperoleh kesimpulan informasi sungai yang dibahas. Mulai data genangan air, dimensi saluran dan kapasitas sungai bisa diketahui. Adapun langkah – langkah dalam permodelan HEC-RAS adalah sebagai berikut :  Memasukkan data input  Simulasi program  Data output yang dihasilkan 2.8.1. Memasukkan Data Input 1. Data Geometri  Penentuan data geometri berupa existing sungai sebagai sungai utama  Penentuan daerah pematusan dan koefisien pengaliran  Penentuan koefisien manning n  Penentuan batas hilir 2. Data aliran tetap Steady Flow Data hidrologi yang dimasukkan dalam data aliran tetap Steady Flow adalah debit konstan banjir rencana pada ujung hulu saluran utama dan debit tambahan di sepanjang kali. 3. Data Aliran Tidak Tetap Unsteady Flow Data aliran tidak tetap Unsteady Flow berupa hidrograf banjir pada hulu sungai utama dan hidrograf banjir tambahan di sepanjang kali, serata hidrograf tinggi muka air pada batas hilir. Berbeda dengan metode aliran tetap, pada aliran tidak tetap debit yang masuk tidak bersifat komulatif. 4. Data Kondisi Batas dan Kondisi Awal Boundary Conditions and Initial Conditions Kondisi batas Boundary Conditions diperlukan untuk menetapkan elevasi muka air pada titik terkhir dari sistem sungai. Kondisi awal Initial Conditions berupa permukaan air awal dibutuhkan oleh program untuk memulai perhitungan.

2.8.2. Simulasi Program 1.

Analisa Aliran Tetap Running Steady Flow Analysis Program melakukan simulasi aliran tetap 2. Analisa Aliran tidak Tetap Running Unsteady Flow Analysis Program melakukan simulasi aliran tidak tetap.

2.8.3. Data Output yang Dihasilkan

o Potongan Melintang o Profil Muka Air o Profil Melintang Saluran o Kurva Kenaikan o Tampilan 3D Sungai o Tabel Potongan Melintang o Tabel Output Keseluruhan Potongan Melintang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data

Semua data pendukung dalam kegiatan penelitian ini diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Propinsi Jawa Timur. Data yang diperlukan untuk melakukan pemodelan merupakan data sekunder. Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi : Hasil data yang terkumpul dilakukan analisa sebagai berikut : a. Data Hujan Data hujan diperlukan sebanyak- banyaknya dari stasiun pencatatan curah hujan. Dan pada DAS Kali Kuntulan mencakup 17 stasiun penakar hujan yaitu stasiun Gempol, stasiun Winong, stasiun Kedungcankring, stasiun Banyulegi, stasiun Kepulungan, stasiun Bareng, stasiun Randupitu, stasiun Tanggul, stasiun Jawi, stasiun Kasri, stasiun Wilo, stasiun Prigen, stasiun Telebuk, stasiun Pager, stasiun Bangil, stasiun Badong, stasiun Bekacak. Data curah hujan yang dipakai adalah dari tahun 1988 – 2008. b. Data Debit Data debit rencana untuk menganalisa debit banjir rencana maksimum dengan periode ulang 50 th dengan metode Nakayasu. Debit rencana ini nantinya digunakan untuk menghitung kemampuan penampang sungai Kali Kuntulan, dan digunakan untuk normalisasi sungai Kuntulan. c. Peta Topografi Peta topografi sangat penting dalam pekerjaan ini, peta yang telah didapatkan dengan skala 1 : 30.000, Namun bila terdapat peta yang lebih detail dengan skala lebih besar maka akan dipakai sebagai masukan. d. Pengukuran Memanjang dan Melintang Data pengukuran diperlukan untuk mendapatkan kondisi geometri dan kontur sungai. Pengukuran memanjang dan melintang dilakukan disepanjang Kali Kuntulan dengan jarak antara titik atau patok 50 m.

3.2 Langkah – langkah Pengerjaan

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi literatur 2. Pengumpulan data sekunder, yang berupa curah hujan, cross section Kali Kuntulan, peta topografi, peta DAS Kali Kuntulan. 3. Analisa data. - Analisa curah hujan rata – rata menggunakan metode Theissen Pholygon - Analisa hujan rencana menggunakan metode Distribusi Log Person III - Debit banjir rencana pada Q 50 th menggunakan metode Nakayasu. 4. Cek muka air kondisi existing Kali Kuntulan menggunakan Metode Hec - Ras 4.0. 5. Apabila dalam pengujian tersebut yang terjadi adalah luber, maka dilakukan perbaikan dengan normalisasi. Jika tidak terjadi luber maka pengujian dilanjutkan ke profil aliran pasang surut, kemudian selesai dan normalisasi tidak perlu dilakukan. 6. Setelah mendapatkan pemodelan yang sesuai, maka untuk mengecek kekokohan model tersebut dengan cara mengaplikasikan model tersebut di Kuntulan yang merupakan hilir dari Kali Kedunglarangan. 7. Setelah dilakukan perbaikan dengan normalisasi, maka kembali dilakukan cek muka air. 8. Jika hasil cek setelah perbaikan tetap terjadi luber maka kembali dilakukan perbaikan dengan memperbaiki dimensi penampang sungai. Namun jika tidak terjadi banjir, maka selesai dan dimensi penampang sungai dapat digunakan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.