MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012 Oleh

YULI FITRIYANI ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan Media Grafis di kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun ajaran 2011/2012.

Metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan. Prosedur yang digunakan pada setiap siklus adalah: (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan, (3) Observasi (4) Refleksi. Teknik Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa dan tes untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini didapat dari : (1) analisis data kualitatif tentang aktivitas persiswa, siswa dikatakan aktif jika mendapat poin 4 dari 6 aspek aktivitas belajar dan aktivitas perkelas dikatakan aktif jika 66,67% dari siswa yang hadir sudah aktif (2) Analisis data kuantitatif Hasil belajar persiswa dikatakan tuntas jika rata-rata nilai dari 2 pertemuan dalam satu siklus lebih besar dari nilai KKM (56) dan hasil belajar perkelas di katakana tuntas jika 75% dari siswa yang hadir nilainya mencapai KKM (56)

Hasil Penelitian menunjukan bahwa penggunaan Media Grafis pada pembelajaran Matematika efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat : (1) Aktivitas Belajar siswa mengalami peningkatan dari62,85% di siklus 1 menjadi 89,05% di siklus 2, (2)Hasil belajar siswa mengalami peningatan dari rata-rata 55,71 pada siklus 1 menjadi 73,43 di sikus 2.


(2)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI

SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

SKRIPSI

OLEH

YULI FITRIYANI

1013119221

PROGRAM STUDI S1 DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


(3)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PENGESAHAN……….. ii

KATA PENGANTAR………. iii

DAFTAR ISI……… iv

BAB I. PENDAHULUAN………. 1

1.1 latar Belakang ……….. 1

1.2 Identifikasi masalah ………... 6

1.3 Rumusan Masalah ……… 7

1.4 Tujuan Penelitian ………. 7

1.5 Manfaat Penelitian ………... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ……… 9

2.1 Teori Belajar ………. 9

2.1.1 Teori Belajar Behavioristik ……… 9

2.1.2 Teori Belajar Kognitif ……… 10

2.1.3 Teori BelajarKonstruktivisme ……… 10

2.2 Proses Pembelajaran Matematika ………. 11

2.2.1 Proses Pembelajaran………. 11

2.2.2 Pembelajaran Matematika ………. 13

2.3 Aktivitas Belajar ……….. 14

2.4 Hasil Belajar ……… 18

2.5 Media Grafis ……… 20

2.5.1 Pengertian Media Grafis ………. 20

2.5.2 Fungsi Media Grafis ... 20

2.5.3 Karateristik Media Grafis ... 21


(4)

2.5.5 Kelemahan dan Kelebihan Media Grafis ... 25

2.5.6 Prinsip-prinsip Media Grafis ... 26

2.5.7 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan

Media Grafis ... 27

2.6 Kerangka Pikir ... 28

2.7 Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Metode Penelitian ... 31

3.2 Subjek Penelitian ... 31

3.3 Aspek yang Di amati ... 32

3.4 Metode Pengumpulan Data ……….. 33

3.5 Prosedur Penilaian ... 33

3.6 Data Penelitian ... 42

3.7 Analisis Data ... 42

3.8 Indikator Keberhasilan PTK ……… 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 46

4.1 Temuan Umum………. 46

4.1.1 Kondisi Sekolah……….. 46

4.1.2 Profil Sekolah……….. 46

4.1.3 Nama-nama Kepala Sekolah SDN 1 Parerejo…………. 47

4.1.4 Kondisi Guru……… 47

4.1.5 Jumlah Murid tahun 2011/2012……… 47

4.1.6 Sarana dan Prasarana……… 48

4.2 Hasil Penelitian Siklus 1……….. 48

4.2.1 Rencana siklus 1……… 48

4.2.2 Pelaksanaan siklus 1……….. 49


(5)

4.2.4 Refleksi sikls 1……….. 51

4.3 Hasil Penelitian Siklus 2……….. 52

4.3.1 Rencana siklus 2……… 53

4.3.2 Pelaksanaan siklus 2……….. 53

4.3.3 Observasi siklus 2……….. 53

4.3.4 Refleksi sikuls 2………. 55

4.4 Pembahasan ………..……….. 56

4.4.1 Aktivitas Belajar Siswa……….. 57

4.4.2 Hasil Belajar Siswa……… 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 61

5.1

Kesimpulan……… 61

5.2 Saran………. 61

DAFTAR PUSTAKA………..

63


(6)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1

Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN 1 Parerejo Semester ganjl

Tahun Ajaran 2011/2012……….. 4

Tabel 2

Persentase Aktivitas pada pembelajaran matematika siswa kelas VI

SDN 1 Parerejo………. 5

Tabel 3

Data Aktivitas Belajar siswa siklus 1……….. 50

Tabel 4

Data Hasil Belajar Siklus 1……….. 51

Tabel 5

Data Aktivitas Belajar siswa siklus 2……….. 55

Tabel 6

Data Hasil Belajar Siklus 1……….. 56

Gambar 1

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ……… 36

Gambar 2

Grafik persentase Aktivitas Belajar siswa tiap-tiap siklus ………. 57

Gambar 3

Grafik Persentase hasil belajar siswa tiap-tiap siklus ……... 60


(7)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Penguji

: Dr. Riswandi, M.Pd. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Cut Rohani Bitai, M.Pd ………

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilm Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(8)

MOTTO

Hidup adalah Proses, Hidup adalah Belajar, tanpa ada batas umur,

tanpa ada batas tua

Jatuh berdiri lagi, Salah mencoba Lagi, Gagal bangkit lagi,


(9)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: YULI FITRIYANI

NPM

: 1013119221

Program Studi

: S.1 PGSD

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Judul Laporan

: Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Matematika Kelas VI Menggunakan

Media Grafis Di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo

Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa laporan Penelitian ini adalah hasil pekerjaan Saya sendiri, dan

sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Demikian Surat Penyataan ini dibuat agar dapat digunakan sebagaiman mestinya.

Bandar Lampung, Juni 2012

Yang membuat pernyataan,

YULI FITRI YANI

NPM1013119221


(10)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

1.

Alloh SWT karena berkat kuasa dan karuniaNya saya mampu menyusun

tugas akhir ini hingga selesai.

2.

Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah member pengarahan

yang kami butuhkan sehingga saya bisa tahu hal-hal yang saya belum tahu.

3.

Bapak Kepala Sekolah yang telah mengizinkan dan bertanggung jawab

atas pelaksanaan penelitian saya.

4.

Suami dan anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi

motivatorku.

5.

Sahabatku, semoga silahtuirahmi yang sudah baik ini akan tetap terjalin

selamanya.

6.

Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu


(11)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS

DI KELAS VI SDN 1 PAREREJO

KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

Nama Mahasiswa

: Yuli Fitriyani

Nomor Pokok Mahasiswa

: 1013119221

Program Studi

: S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing

Drs. Baharudin Risyak, M.Pd.

Dr. Riswandi, M.Pd.


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karang Anyar pada tanggal 05

Februari 1982 dari pasangan Bapak rasiman dan Ibu

Agusiah . Penulis merupakan anak ke empat dari empat

bersaudara .

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Karang anyar, lulus tahun 1994.

Melanjutkan ke SMP Negeri 1 Gedung Tataan lulus tahun 1997. Melanjutkan ke

SMA Negeri 1 Gadingrejo lulus tahun 2000. Melanjutkan ke D1 Master

Komputer Jurusan Komputer Akutansi di Bandar Lampung Lulus tahun 2001.

Melanjutkan ke Universitas Terbuka D2 PGSD lulus tahun 2009. Kemudian

tahun 2010 melanjutkan ke Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD Dalam Jabatan.

Peneliti memulai karir bekerja menjadi PHL di POLDA Lampung tahun 2000

sampai dengan 2004, kemudian Honor mengajar di SDN 1 Karang Anyar pada

tahun 2007 sampai dengan 2009, Pada tahun 2010 menjadi PNS dan mendapat

tugas mengajar di SDN 1 Parerejo hingga sampai sekarang.


(13)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat merencanakan, melaksanakan,

memperbaiki serta menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar dan sukses tidak

menemukan kendala apapun yang berat.

Selesainya penyusunan laporan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1.

Bapak Drs. Bujang Rahman, M.Si. sebagai dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Dr. Darsono, M.Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan selaku

pembimbing yang telah memberikan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini.

4.

Bapak Dr. Riswandi, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing yang telah

memberikan banyak saran dan masukan dalam penyempurnaan dari

penulisan Tugas Akhir ini.

5.

Ibu Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd sebagai Dosen Pembahas.

6.

Bapak dan Ibu Dosen selaku Tim Pengajar dalam pelaksanaan Program S1


(14)

selama penulis menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

7.

Bapak Kusnadi, S.Pd selaku kepala SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan izin serta

dukungan dalam melaksanakan studi program S1 PGSD dalam jabatan

hingga tugas akhir ini.

8.

Rekan guru SD Negeri 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu yang ikut mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini.

9.

Keluarga yang selama ini mendukung dan mendoakan sampai selesainya

penelitian ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD Unila sebagai rekan diskusi dalam

pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini.

11. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis

banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan yang

telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran yang sifatnya konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkompeten. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2012

Penulis,


(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menjelaskan, bahwa Pendidikan dalah usaha dsar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktivitas mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional tersebut dalam konteks persekolahan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Proses menjelaskan bahwa, pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.


(16)

2 Standar perencanaan proses pembelajaran didasarkan pada prinsip sistematis dan sistemik. Sistematis berarti secara runtut, terarah dan terukur, mulai jenjang kemampuan rendah hingga tinggi secara berkesinambungan. Sistemik berarti mempertimbangan berbagai faktor yang berkaitan, yaitu tujuan yang mencakup semua aspek perkembangan peserta didik (pengetahuan, sikap, dan keterampilan), karakteristik peserta didik, karakteristik materi ajar yang meliputi fakta, konsep, prinsip dan prosedur, kondisi lingkungan serta hal-hal lain yang menghambat atau menunjang terlaksananya pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Dalam Bab IV Pasal 19 ayat (1) SNP ditentukan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam proses pembelajaran ditentukan pula agar pendidik memberikan keteladanan.

Permendiknas Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Pasal 1 dan pasal 2 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Kelulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik yang meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan


(17)

3 minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar (Sd/Madrasah ibtidaiyah (Mi):

1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,

gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari

6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan 7. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.


(18)

4 Berdasarkan dari hasil nilai siswa pada ulangan semester ganjil pada mata pelajaran matematika di kelas VI SDN 1 Parerejo terlihat bahwa dari aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang aktif, keaktifan siswa masih dibawah KKM (4 aspek atau 66,67% dari 6 kriteria aktivitas siswa) sehingga nilai yang dihasilkan siswa masih dibawah KKM (56). Para siswa masih mengalami kesulitan untuk memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar diagram lambang/gambar, diagram batang dan diagram lingkaran. Ini terlihat pada waktu ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 dengan hasil rata-rata 50,29.

Tabel 1.1 Hasil Belajar Matematika Kelas VI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 NO RENTANG NILAI JUMLAH SISWA PERSENTASE

(%)

1 35 – 44 7 20

2 45 – 54 18 51,43

3 55 – 64 6 17,14

4 65 – 74 3 8,57

5 75 - …. 1 2,86

JUMLAH 35 100

Sumber: Hasil rekapitulasi nilai siswa mata pelajaran matematika kelas VI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu Semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas VI pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 memperoleh nilai rata-rata 50,29 yang berarti hasil belajar siswa masih dibawah nilai KKM (56)


(19)

5 Tabel 1.2 Data Persentase Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siswa

KelasVI SDN 1 Parerejo Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu Nilai

Aktivitas Kategori Jumlah Siswa Persentase Nilai ≥

60 Aktif 10 28,57%

Nilai ≤

50 Belum Aktif 25 71,43%

Jumlah 35 100%

Sumber: Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di kelas VI semester II tahun ajaran 2011/2012

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa, dari siswa yang hadir pada pembelajaran matematika hanya 10 siswa (28,57%) yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan 25 siswa (71,43%) belum menunjukan keaktifan secara klasikal pada kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu belum mencapai kriteria yang diinginkan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika di SDN 1 Parerejo yaitu mencapai 4 aspek (66,67%) dari 6 kriteria aktivitas belajar.

Dalam proses pembelajaran ini berlangsung guru masih menggunakan metode ceramah, sedangkan metode ceramah banyak kelemahannya seperti anak mudah bosan, siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran, sebagian siswa tidak melakukan dengan sunguh-sunguh. Sering kali ditemukan beberapa siswa melakukan aktifitas sendiri ketika guru menerangkan pelajaran, jadi aktifitas belajar siswa kurang aktif. Dan Guru hanya menjelaskan materi pelajaran secara ceramah, siswa hanya diberi contoh soal dan latihan menyelesaikan soal, kemudian kegiatan diakhiri dengan memberikan Pekerjaan Rumah (PR).


(20)

6 Dengan demikian, selama proses pembelajaran berlangsung siswa hanya mendengar penjelasan guru, dan jika ada kegiatan, pada waktu kegiatan, yang dilakukan siswa hanya mencatat apa yang diterapkan dan ditulis oleh guru

dipapan tulis. Mengenai masalah tersebut atau permasalahan diatasi solusinya dengan menggunakan media grafis untuk meningkatkan hasil belajar Matemaika

kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan gading Rejo Kabupaten Pringsewu.

1.2 Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang muncul, sebagai berikut :

1. Rendahnya penggunaan media, menyebabkan pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan bersifat monoton sehingga aktivitas siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

2. Siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran secara khusus pada mata pelajaran Matematika.

3. Hasil belajar siswa masih rendah pada mata pelajaran Matematika yang nilai rata-ratanya 50,29 masih dibawah KKM.

4. Penyajian materi kurang menarik bagi siswa.

5. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih kurang relevan dengan materi yang diajarkan.


(21)

7 1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan media grafis pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan akivitas belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten pringsewu?.

2. Apakah dengan menggunakan media grafis pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VI SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten pringsewu?.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktifitas belajar siswa melalui penggunaan media grafis pada pembelajaran Matematika di kelas V1 (Enam) SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo kabupaten Pringsewu.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media grafis sehingga mencapai KKM dan mencapai Standar Kompetensi Kelulusan.


(22)

8 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Siswa

1. Aktifitas belajar meningkat, siswa menjadi lebih aktif dan dapat merasakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, mudah

2. dipahami, mengasyikan, dan mencerdaskan dengan menggunakan media grafis.

3. Dengan menggunakan media grafis dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar. 4. Hasil belajar siswa meningkat dan siswa mampu menyerap lebih lama materi

yang telah dipelajari siswa kelas VI (Enam) SDN 1 Parerejo Kecamatan Gading Rejo kabupaten Pringsewu.

b. Bagi Guru

Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendekatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan media grafis, sehingga konsep-konsep matematika yang diajarkan guru dapat dikuasai siswa.

c. Bagi sekolah, merupakan sebuah informasi mengenai pendekatan pembelajaran matematika yang menunjang tercapainya hasil belajar matematika secara optimal.


(23)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Belajar

2.1.1 Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar Behavioristik mendifinisikan bahwa, belajar merupakan perubahan prilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berprilaku yang baru sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan atau pendewasaan semata.

Skiner dalam Winataputra (2008:2.24) sebagai tokoh belajar Operant Conditioning berpendapat bahwa belajar terdiri dari stimulus yang diskriminatif (discriminative stimulus) dan penguatan (positif dan negatif serta hukuman) untuk menghasilkan perubahan prilaku yang dapat diamati, sedangkan prilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.

Fontana, Gagne dalam Winataputra (2008:1.8) menyatakan, bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Menurut Gagne dalam Ruminiati (2008:1.8) ada tiga tahap dalam belajar yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi. (2) pemerolehan dan unjuk perbuatan (performansi), yang digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantic, pembangkitan kembali, respond an penguatan. (3) alih belajar yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum.

Piaget dalam Ruminiati (2008:1.8) berpendapat bahwa, belajar terdiri dari tiga tahap, yaitu : (1) Tahap Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung diintergrasikan dan menyatu dengan mental yang dimiliki seseorang. (2). Akomodasi adalah proses menstrukturalkan kembali mental sebagai suatu akibat adanya pengalaman atau adanya informasi baru. (3). Equilibrasi/penyeimbang adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara


(24)

10 asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman saja, tetapi juga terjadi perstrukturan kembali informasi dan pengalaman lamanya untuk mengakomodasi informasi dan pengalaman baru.

2.1.2 Teori Belajar Kognitif

Menurut teori belajar kognitif, belajar diartikan sebagai proses interaksional seseorang memperoleh pemahaman baru atau struktur kognitif dan mengubah hal-hal yang lama.

Bruner dalam Winataputra (2008:3.18) berpendapat bahwa, belajar menjadi bermakna dan memiliki struktur informasi yang kuat, siswa haruf aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang telah ditemukannya sendiri, bukan hanya sekedar menerima penjelasan guru saja.

Gagne dalam Winataputra (2008:3.30) mendefinisikan bahwa, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru.

Ausubel dalam Winataputra (2008:3.20) berpendapat bahwa, belajar adalah pada dasarnya seseorang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan, pengetahuan baru, dengan sedikit banyak mengubah struktur kognitif bukan melalui penemuan karena konsep-konsep, prinsip, dan ide-ide yang disajikan pada siswa akan diterima oleh siswadan dapat juga konsep ini ditemukan oleh siswa.

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa, pemahaman tentang belajar lebih menekankan proses daripada hasil, siswa harus bersikap aktif mengembangkan gagasan atau konsep berdasarkan analisis dan pemikiran ulang


(25)

11 terhadap pengetahuan yang diperoleh pada masa lalu dan masa kini (Winataputra, 2008).

Teori Piaget dalam Winataputra (2008:6.8) berpendapat bahwa, seseorang akan melakukan proses adaptasi ketika belajar, yaitu melalui asimilasi dengan cara mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimilki, atau melalui proses akomodasi terhadap pengetahuan baru , dengan sedikit banyak mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki.

Vygotsky dalam Winataputra (2008:6.9) berpendapat bahwa, pengetahuan dibangun secara sosial, dalam pengertian bahwa peserta yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan memberikan kontribusi dan membangun bersama makna pengetahuan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang mengacu pada perubahan perilaku dan potensi individu baik perubahan yang positif atau negatif dalam kemampun yang bertahan lama. Belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru tetapi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman lama untuk mengakomodasi informasi dan pengalaman baru dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

2.2 Proses Pembelajaran Matematika

2.2.1 Proses Pembelajaran

Menurut corey dalam Ruminiati (2008:1.14) Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara sengaja untuk


(26)

12 memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Nurani dalam Ruminiati (2008:1.14) mengemukakan bahwa, konsep pembelajaran merupakan sistem lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik dan guru sebagai pendidik, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan, sehingga terjadi pembelajaran.

Menurut Sagala dalam Ruminiati (2008:1.15), pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih guru dalam rangka menmpermudah siswa mempelajari bahan ajar yang telah ditetapkan oleh guru dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku

Model Pembelajaran dengan pendekatan proses

Dalam pendekatan ini guru menciptakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi sedemikian sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman. Atas bimbingan guru siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan (Ruminiati, 2008)

Menurut Sagala dalam Ruminiati (2008:1.12) dalam pendekatan proses ini yang dapat dilakukan siswa antara lain: mengamati segala yang timbul,

mengklasifikasikan, mengukur besaran- besarannya, mencari hubungan konsep-konsep yang ada, mengenal adanya masalah, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan, menganalisis data dan menyimpulkan.

Model Pembelajaran dengan pendekaan induktif .

Dalam pendekaan induktif penyajian bahan ajar dimulai dengan contoh-contoh kongkrit yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan contoh-contoh-contoh-contoh


(27)

13 tersebut siswa diharapkan mampu menyusun suatu kesimpulan dibawah bimbingan guru. Menurut Purwanto dalam Ruminiati (2008:1.11), kebenaran kesimpulan yang disusun secara induktif ini ditentukan tepat tidaknya (atau representative tidaknya) contoh yang dipilih biasanya, semakin banyak contoh yang diberikan semakin besar pula tingka kebenaran kesimpulannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran adalah dimana lingkungan dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta didik yang berperan sebagai komunikan dan guru sebagai pendidik atau komunikator, dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan bahan ajar yang merupakan pesan yang akan dipelajari, sehingga terjadi pembelajaran yang bervariasi dan siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman dan dengan contoh-contoh kongkrit yang mudah dipahami siswa.

.2.2 Pembelajaran Matematika

Dalam Proses pembelajaran matematika, Bruner dalam Muhsetyo, (2008:1.6) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berfikir intuitif dan analitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan keterkaitan (relations).

Kekuatan matematika antara lain terdiri dari kemampuan untukPembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang di pelajari.


(28)

14 Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) Keterlibatan aktif pesera didik, (5) keterkaitan dengan peserta didilk sehari-hari, dan (6) Pengembangan dan pemahaman penalaran matematis (Muhsetyo, 2008)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada

peserta didik. Pendekatan pembelajaran dalam pendidikan matematika yang menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal. Menggunakan matematisasi horizontal dimana siswa diajarkan untuk merumuskan masalah nyata dalam bahasa matematika. Kemudian melalui matematisasi vertikal siswa membentuk konsep atau aspek matematikanya. Dengan menggunakan metode induktif akan lebih bagus, karena anak pada usia SD masih dalam tingkat perkembangan kongkrit sehingga siswa terlibat secara aktif dalam berbagai pengalaman sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang di pelajari.

2.3 Aktivitas Belajar

Keberhasilan peserta didik dalam belajar tergantung dari aktivias yang dilakukannya dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk mningkatkan hasil belajar. Sering dengan itu Djamarah (2002) menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik , sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan dalam benak anak didik.


(29)

15 “Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Dan aktivias merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar” (Sadiman, 2001:93).

Aktivitas belajar harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Seiring dengan itu Djamarah (2002) menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak didik.

Proses pembelajaran tidak akan berhasil begitu saja tanpa diimbangi aktivitas belajar, karena keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh intraksi dalam pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa belajar, makin banyak pengalaman belajar yang diperoleh siswa dan tujuan pembelajaran lebih banyak yang tercapai.

Selama kegiatan pembelajaran, guru tidaka hanya harus memperhatikan aktifitas fisik siswa tetapi juga harus memperhatikan aktivitas mental. Karena aktivitas mental dan fisik adalah dua hal yang saling berkaitan sehingga keduanya akan menghasilkan hasil belajar yang optimal. Sekolah sebagai salah satu pusat kegiatan belajar merupakan karena untuk mengembangkan aktivitas. Banyak jenis aktivitas yang dilakukan oleh siswa disekolah.

Paul B Diedrich dalam Hamalik (2001:172) menggolongkan aktivitas siswa kedalam 8 jenis kegiatan, yaitu sebagai berikut

a. Kegiatan Visual, meliputi kegiatan: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, pameran dan memperhatikan orang lain bekerja atau bermain.


(30)

16 b. Kegiatan lisan, meliputi kegiatan: menyatakan suatu fakta atau prinsip,

menggabungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c. Kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan: mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu permainan

d. Kegiatan menulis, meliputi kegiatan: menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, menulis cerita, dan mengisi angket.

e. Kegiatan mengambar, meliputi kegiatan: menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola.

f. Kegiatan metrik, meliputi kegiatan: melakukan percobaan, melaksanakan pameran, dan menbuat model.

g. Kegiatan mental, meliputi kegiatan: mengingat, memecahkan masalah, menganalisa, dan membuat keputusan/kesimpulan.

h. Kegiatan emosional, meliputi kegiatan: minat, bersemangat, berani, tenang dan gugup.

Banyak macam-macam kegiatan (aktivitas Belajar) yang dapat dilakukan anak-anak dikelas, tidak hanya mendengar atau mencatat tetapi dengan pembelajaran menggunakan media grafis siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar karna siswa mencari, memahami, mencerna dan menganalisis sendiri pengetahuan atau pengalaman baru yang didapat, melakukan diskusi dengan teman satu kelas dan juga dapat menyimpulkan dan membaca hasil dari diskusi sehingga siswa dapat berinteraksi dengan baik. Sehingga siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.


(31)

17 Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktifitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan peserta didik). Dengan pembelajaran mengunakan media grafis siswa dituntut harus lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Adapun aktivitas siswa yang diamati selama proses belajar dalam penelitian ini meliputi: memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, berdiskusi, mengerjakan soal latihan, membuat/menggambar diagram.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan peneliti. Berikut merupakan format yang digunakan Peneliti dalam menilai aktivitas

belajar siswa selama penelitian berlangsung.

NO NAMA SISWA A B AKTIVITAS BELAJAR C D E F

Y T Y T Y T Y T Y T Y T

Keterangan:

A. Memperhatikan penjelasan guru B. Bertanya pada guru

C. Menjawab pertanyaan guru

D. Bekerja sama dalam kelompok secara aktif. E. ketepatan menyelesaikan tugas


(32)

18

2.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi pada siswa setelah dilakukan pembelajaran. Hasil belajar yang diharapkan bukan hanya penguasaan hasil latihan saja, melainkan mengalami perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan prilaku (psikomotor) yang dicapai siswa setelah pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah berakhirnya proses pembelajaran dan dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti tetapi mungkin juga hanya dapat diamati karena perubahan tingkah laku. Sehubungan dengan hasil belajar Dimyati dan Mudjiono (2002) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

Menurut Nana Sudjana (2006) menyatakan bahwa, hasil belajar adalah suatu akibat dari suatu proses belajar dengan menggunakan alat pengukur, yaitu berupa tes yang tersusun secara terencana. Sedangkan pendapat lain bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

Menurut Hamalik (2009:30) hasi belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tau menjadi tau, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom menyatakan bahwa, hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:


(33)

19 1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu: menerima, menjawab atau reaksi menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi ketrampilan motoriok, manipulasi benda-benda, koordinasi, neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Untuk melihat hasil belajar dilakukan penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum. “ Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang bertujuan unuk menjamin tercapainya kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, Hasil belajar sangat berpengaruh pada aktivitas siswa dalam pembelajaran karena hasil belajar bukan hanya dinilai dari pengetahuannya saja tetapi dinilai dari sikap dan perilaku selama proses pembelajaran. Untuk mengukur kemajuan hasil belajar


(34)

20 siswa dilakukan penilaian dengan menggunakan tes tertulis setelah proses pembelajaran berlangsung.

2.4 Media Grafis

2.4.1 Pengertian Media Grafis

Koyo K dan Zulkarimen Nst. dalam Hidayati (2009:7.4) mendefinisikan bahwa, “media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya. ” Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang dicapai.

Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang dapat memperlancar pemahaman (misalnya elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk menyakinkan terjadinya proses informasi.(Arsyad,2011:91).

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, media grafis adalah media pembelajaran yang digunakan sebagai alat menyalurkan pesan kepada siswa yang dibuat untuk menarik perhatian siswa, sehingga siswa dapat belajar lebih baik dan meningkatkan performan ssuai dengan tujuan yang dicapai.

2.4.2 Fungsi Media Grafis

Fungsi dari media grafis adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah


(35)

21 terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima. Saluran yang disampakain menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual (Arsyad,2011:107)

2.4.3 Karakteristik media grafis

Karakteristik media dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecaoan, maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar. Untuk tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.Media grafis termasuk media dua dimensi sehingga hanya dapat dilihat dari bagian depannya saja, media visual diam sehingga hanya dapat diterima melalui indra mata.

Sebagai media pendidikan yang baik, media grafik harus mampu memenuhi beberapa kriteria-kriteria, diantaranya: (1). Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas. (2) Hanya menyajikan satu ide setiap grafik. (3) Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya. (4) Warna yang digunakan kontras dan harmonis. (5) Berjudul dan ringkas. (6) Sederhana (simplicity). (7) Mudah dibaca(legibility).(8)Praktis,mudah(manageability).(9)Menggambarkan kenyataan (realisme). (10)Menarik (attractiveness). (11) Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan (appropiateness). (12) Teliti (accuracy)


(36)

22

2.4.4 Macam-macam Media Grafis a. Diagram

Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbal balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja diperlihatkan.

Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagng di guru maupun.

Diagram yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Diagram Lambang atau diagram gambar

Diagram lambang adalah suatu diagram yang merupakan penyajian data yang brbentuk menmggunakan lambing-lambang. Lambang-lambang yang digunakan harus sesuai dengan objek yang diteliti. Misalnya data yang digunakan mengenai jumlah siswa, maka lambing yang digunakan gambar orang.

Langkah-langkah dalam membuat diagram lambing adalah:

a. Kita buat tiga buah kolom, dengan ketentuan sebagai berikut: Kolom pertama berisi nama-nama kategori, kolom kedua berisi lambang yang

digunakan, kolom ketiga berisi frekuensinya. b. Dibawah diagram diberi catatan berisi satu lambang (digambaran)

mewakili sejumlah objek tertentu. Biangan yang dipakai untuk satu lambang ini hendaknya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. c. Tulis nama kategori pertama dan gambarkan lambangnya pada kolom


(37)

23 d. Banyaknya lambang yang digambarkan tidak sama dengan banyaknya

yang ada tetapi kalau dikalikan dengan bilangan yang mewakili satu lambang

e. tersebut sama dengan freuensinya. Dengan demikian kemungkinan ada lambang yang digambarkan secara tidak utuh.

f. Untuk kategori lainnya dapat dilakukan seperti pada kategori pertama g. Dibagian tengah bawah diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam

pencarian diagram. Nomor itu meliputi bab berapa materin itu sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya disertai penjelasan mengenai datanya. (Herrhyanto, 2008:3.7)

2. Diagram Batang.

Diagram batang adalah diagram berdasarkan data berbentuk kategori. Langkah-langkah dalam membuat diagram batang adalah:

a. Buat dua sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Dalam sumbu datar biasanya ditulis bilangan frekuensinya. Dalam pembagian skalanya pada masing-masing sumbu tidak selalu mengambil skala yang sama.

b. Masing-masing nama kategori untuk batangnya, berupa empat persegi panjang dengan tingginya sesuai frekuensi. Lebar batang antara nama

c. kategori harus sama. Jarak antara batang yang satu dengan batang yang lainnya juga harus sama.

d. Untuk masing-masing batang tersebut diberi warana yang sama atau diarsir dengan corak yang sama

e. Dibagian tengah bawah di diagram diberi nomor agar lebih mudah dalam pencarian diagram. Biasanya nomor itu meliputi bab berapa mater itu


(38)

24 sedang dibahas dan nomor urut diagram itu sendiri. Kemudian dibawahnya disertai penjelasan datanya (Herrhyanto, 2008:3.3)

3. Diagram Lingkaran

Diagram Lingkaran diartikan sebagai cara penyajian sekumpulan data kedalam lingkaran, dengan lingkarannya dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan pengklasifikasian datanya. Dalam menggambarkan diagram lingkaran, data yang digunakan berupa nama-nama kategori yang masing-masing mempunyai nilai frekuensinya.

Langkah-langkah dalam membuat diagram lingkaran adalah:

a. Ubah nilai data absolute kedalam bentuk persentase untuk masing-masing kategori.

b. Ubah nilai data dalam bentuk persentase kedalam satuan derajat untuk masing-masing kategori.

c. Buat sebuh lingkaran dengan menggunakan jangka, ukuran lingkarannya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil.

d. Masukkan kategori yang pertama dengan menggunakan busur derajat. Untuk ini harus dimulai ari titik yang tertinggi.

e. Masukkan kategori-kategori lainnya kedalam lingkaran yang sesuai dengan arah jarum jam.

f. Kemudian untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya diberi corak atau warna yang berbeda.

g. Dan terakhir untuk setiap kategori yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya diberi identitas. Nama kategori disertai nilai persentasenya dan nilai persentasenya saja, sedangkan nama kategorinya dicantumkan pada catatan


(39)

25 tersendiri yang terletak diluar lingkaran disertai dengan corak atau warna yang sesuai seperti dalam lingkaran. (Herrhyanto, 2008:3.5)

2.5.5 Kelemahan dan kelebihan media grafis a. Kelemahan media grafis

1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafis yang lebih kompleks.

2. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual.

3. Tidak dapat menjangkau kelompok besar, hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja.

4. Tidak menampilkan unsur audio dan motion b. Kelebihan media grafis

Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan.

1. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.

2. Pembuatannya mudah dan harganya murah.

3. Bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh.

4. Dapat menyampaikan rangkuman.

5. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

6. Tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya, 7. Sedikit memerlukan informasi tambahan.

8. Dapat membandingkan suatu perubahan.


(40)

26 2.5.6 Prinsip-prinsip Media Grafis

Prinsip-prinsip media grafis menurut Sudjana dan Rivai (2005:20-25) sebagai berikut:

1. Prinsip kesederhanaan

Dalam prinsip ini tata letak (lay out) harus jelas antara latar depan dan latar belakang unsur. Prinsip kesederhanaan ini meliputi kesederhanaan dalam pemakaian kata-kata sederhana, gambar dan warna.

2. Prinsip keterpaduan

Maksud dari prinsip ini adalah artikel adanya hubungan tiap bagian 3. sehingga secara keseluruhan tampak keterkaitannya, baik dalam kata

maupun gambar yang ada. 4. Prinsip Penekanan

Prinsip ini digunakan untuk memberikan penekanan yang dapat memperkuat titik perhatian siswa, misalnya penggunaan huruf huruf tebal. 5. Keseimbangan

Keseimbangan ini meliputi komposisi yang simetris dan komposisi yang asimetris. Misalnya, keseimbangan antara gambar dengan tulisan.

6. Garis

Fungsi garis adalah untuk menghubungkan berbagai unsur visual dan penekanan-penekanan.

7. Bentuk

Dalam merancang media grafis terkadang bentuk yang tidak lazim dapat menarik perhatian siswa, namun bentuk yang tidak lazim tersebut tidak boleh


(41)

27

keluar dari kaidah bentuk aslinya

8. Tekstur

Unsur visual yang memungkinkan timbul suatu kesan kasar atau halusnya permukaan. Tekstur akan memberikan kesan 3 dimensi

9. Ruang

Merupakan unsur visual yang penting dalam merancang media pengajaran. Ruang terbuka yang mengelilingi unsur-unsur visual dan kata-kata, akan menghindarkan kesan berdesakan.

10.Warna

Warna memiliki peran yang penting dalam mempengaruhi prinsip-prinsip lainnya. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan kesan pemisah, penekanan dan keterpaduan.

2.5.7 Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Mengunakan Media Grafis Media bernilai praktis bagi siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran langkah-langkah pembelajarnya yaitu:

a. Menganalisis pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan dituangkan dalam bentuk media grafis yang berbentuk gambar Diagram.

b. Menyiapkan bahan-bahan yang digunakan.

c. Menugaskan siswa untuk juga menyiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.


(42)

28

d. Mendemostrasikan dan menjelaskan masing-masing gambar diagram

sehingga dapat dilihat dengan jelas oleh semua siswa. e. Guru meminta para siswa secara berkelompok untuk mencari data sendiri dan

menyajikan/menulis data tersebut kedalam diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran.

f. Siswa secara berkelompok menyampaikan hasil diskusi dengan membaca data yang disajikan kedalam diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran.

g. Guru menjelaskan materi pelajaran melalui media yang telah disiapkan sekaligus juga menanamkan nilai moral dan norma yang menjadi target harapannya.

h. Guru menyimpulkan materi pelajaran sekaligus menindak lanjuti dengan memberikan tugas kepada siswa untuk memperkaya penguasaan materi pelajaran matematika.

2.6 Kerangka pikir

Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pelajaran ditempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Selain itu, situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan belajar bila menggunakan media. Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah media grafis.


(43)

29 Pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis merupakan pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar karna siswa harus mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru saat menyampaikan materi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru dan siswa dituntut kerja kelompok (berdiskusi) , kemudian siswa harus mengerjakan soal tes yaitu menyajikan data ke gambar diagram dengan menggunakan media grafis, sehingga siswa dapat berinteraksi dan beraktivitas dengan baik.

Dalam pembelajaran menggunakan media grafis, siswa dikelompokan menjadi 7 kelompok dengan anggota 5 orang. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim mereka. Untuk memastikan bahwa setiap kelompok telah menguasai pelajaran, semua siswa menggerjakan tugas tentang materi itu, pada saat mengerjakan tugas mereka tidak boleh saling membantu. Hasil tugas yang dikerjakan siswa melalui tes tertulis dan hasil penilaian performansi merupakan umpan balik bagi guru dan merupakan puncak harapan siswa.

Proses

Pembelajaran/tindakan

Media Grafis: -Diagram Gambar -Diagram Batang -DiagramLingkaran

Aktivitas Belajar:

-Memperhatikan penjelasan guru -Bertanya pada guru

-Menjawab pertanyaan guru -Bekerja sama dalam kelompok secara aktif.

-Ketepatan menyelesaikan tugas -Ketepatan

membuat/menggambar diagram

Hasil Belajar:


(44)

30 2.7 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan pada penelitian ini, yaitu jika proses pembelajaran matematika di kelas VI menggunakan media grafis dan dengan langkah-langkah yang tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI (Enam) SDN I Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.


(45)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Merupakan slah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keprofesionalan guru. Dalam pelaksanaannya guru perlu melakukan segala langkah penelitian ini secara bersama-sama (kolaboratif) dari awal hingga akhir. Ciri khas peneliti ini ialah adanya masalah pembelajaran dan tindakan untuk memecahkan masalah ini. Penelitian tindakan sebenarnya dapat dilakukan oleh guru atau dosen sendiri-sendiri atau seperti dalam pelatihan ini, guru dan dosen dapat saling berkolaborasi. Tahapan penelitian dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi refleksi yang dapat diulang sebagai siklus. Refleksi merupakan pemaknaan dari hasil tindakan yang dilakukan dalam rangka memecahkan masalah.

Penelitian yang dilakukan dalam laporan ini berupa penelitian pengembangan media dan tindakan dengan menggunakan metode kerja kelompok/diskusi.

3.2 Subjek Penelitian

1) Subjek Penelitian Subjek Penelitian ini adalah:


(46)

32

b. Waktu Penelitian : Bulan maret sampai dengan bulan mei 2012

c. Kelas : VI (enam)

d. Jumlah Siswa : 35 siswa terdiri dari 24 orang perempuan dan

a. 11 orang laki-laki

e. Mata Pelajaran/Standar Kompetensi

f. Matematika: Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data

g. Tahun Pelajaran : 2011/2012

2) Lokasi/Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Parerejo, Jalan Raya Parerejo Pekon Parerejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu.

3.3 Aspek yang Diamati

Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah : a. Aspek Siswa :

1. Melihat kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan aplikasinya dalam penyelesaian mengerjakan soal.

2. Perilaku atau aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang meliputi: memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan guru, berdiskusi, mengerjakan soal latihan, membuat/menggambar diagram.


(47)

33 b. Aspek Guru :

Kemampuan guru dalam merencanakan, menyusun, dan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media grafis.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu: Lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang aktivitas belajar. Tes, Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

Metode penelitian yang digunakan adalah meminta bantuan teman sejawat yang bertugas sebagai observer dan mengisi lembar observasi tentang Penilaian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar pada saat berlangsungnya proses pembeajaran. Sehingga Peneliti bias melihat hasil dari penggunaan metode pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran tersebut.

3.5 Prosedur Penilaian

Metode yang digunakan Daam Pengambilan Kesimpulan Peneliti ini adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakn ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks keas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran.

Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya


(48)

34 sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

Tujuan PTK sebagai berikut:

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajarn yang dilaksanakan guru demi ercapainya tujuan pembelajaran.

2. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajarn dikelas agar pembelajaran bermutu.

3. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan

masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

4. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang apat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. 5. Mecobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi bru dalam pembelajaran

untuk meningkatkan mutu pembelajaran elain kemampuan inovatif guru. 6. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis

penelitian agar pembelajaran dapat tertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Prosedur Pelaksanaan PTK

1. Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan kegiatan pokok, yaitu: (1) mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai metode dan cara, (2) menentekan cara pemecahan masalah PTK dengan


(49)

35 pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3) memilih an merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pertanyaan sesuai dengan masalah dan cara pemecahannya, (4) menretapkan tujuan masalah PTK sesuai dengan masalah yang ditetapkan, (5) memilih dan menyusun perspektif, konsep, dan perbandingan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK, (6) menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, (7) menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrument yang diperlukan untuk menjaring data PTK, (8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK.

2. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) didalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi, baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun rtefleksi apat dilakukan secara beriringan, bukan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.

3. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini di paparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan dan rumusan saran.


(50)

36 4. Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalsis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasill hasil PTK. Paparan hasil-hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teortis. Inilah Laporan PTK.

Prosedur peneltian ini akan dilakukan melalui 2 (dua) siklus, setiap siklus dilakukan selama 2 x 35 menit yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pngamatan/obsrvasi, dan refleksi.

Siklus I

Siklus II

Refleksi

Observasi Rencana

Tindakan Pelaksanaan

Tindakan

Refleksi

Observasi Rencana

Tindakan

Pelaksanaan


(51)

37

a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Tahap perncanaan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan dan penilaian.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilaksanakan.

d. Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media grafis

e. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.

f. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Tahap Pelaksanaan

Pelaksanan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada sekenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pemblajaran dengan mengunakan media grafis dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(52)

38

b. Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media grafis dan menjelaskan cara membuat media grafis tersebut

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggotanya tahu cara menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu

e. Memberi evaluasi.

f. Kesimpulan.

3) Observasi

Observasi dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran oleh guru dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya atau dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, yang dilakukan oleh observer mengenai a). Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru (b). keaktifan siswa dalam bertanya pada guru. (c). Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. (d) Keaktifan siswa dalam bekerja sama atau diskusi dalam kelompok. (e) kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas soal.


(53)

39

4) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang didiskusikan dengan rekan kerja atau teman sejawat. Refleksi dilakukan untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada penyelesaian soal dengan mengunakan diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran sudah meningkat atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus kedua

1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti menyusun rencana tindakan siklus 2 dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan dalam proses perencanaan meliputi :

a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan dan penilaian.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Membuat scenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang akan dilaksanakan.


(54)

40

d. Menyiapkan alat bantu pembelajaran berupa media grafis

e. Membuat lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siswa dan guru.

f. Menyiapkan soal-soal yang diperlukan untuk melaksanakan latihan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanan tindakan yang dilakukan adalah merujuk pada sekenario pembelajaran yang telah dirancang yaitu melalui pemblajaran dengan mengunakan media grafis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang

heterogen.

b. Guru menyajikan materi dengan mendemonstrasikan contoh media grafis dan menjelaskan cara membuat media grafis tersebut.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggotanya tahu cara menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi tugas soal kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab atau mengerjakan soal tidak boleh saling membantu.

e. Memberi evaluasi.


(55)

41

3) Observasi

Observasi dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran oleh guru dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya atau dengan teman sejawat untuk mengidentifikasi kegiatan dan hasil belajar siswa serta observasi kinerja guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, yang dilakukan oleh observer mengenai, (a) Perhatian siswa mendengarkan penjelasan guru (b). keaktifan siswa dalam bertanya pada guru. (c). Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru. (d) Keaktifan siswa dalam bekerja sama atau diskusi dalam kelompok. (e) kemampuan dan ketepatan siswa dalam mengerjakan tugas soal.

4)Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis yang didiskusikan dengan rekan kerja atau teman sejawat. Refleksi dilakukan untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa pada penyelesaian soal dengan mengunakan diagram gambar, diagram batang dan diagram lingkaran sudah meningkat atau belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Apabila hasil yang telah dicapai siswa sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal maka siklus berikutnya tidak dilanjutkan.


(56)

42

3.6 Data Penelitian

Data penelitian dalam proposal penelitian ini terdiri dari: 1) Data Kualitatif

Merupakan data hasil observasi yang terjadi didalam kelas pada siklus 1, siklus 2 yang terdiri dari aktivitas siswa. Data aktivitas tersebut diambil dengan memperhatikan perilaku” menyimpang” dari siswa.

2) Data Kuantitatif

Yaitu data diperoleh dari pemahaman siswa berapa nilai tes yang diberikan akhir siklus 1 dan siklus 2

3.7 Analisis Data

Kegiatan analisa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Analisis Kualitatif

1. Aktivitas Belajar Persiswa

Setiap peserta didik diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan dengan mendapat point 1 (satu) pada lembar observasi yang telah disediakan, jika peserta didik melakukan aktivitas sesuai dengan indikator atau kriteria yang telah ditentukan dalam aktivitas pembelajaran. Peserta didik dikatakan aktif jika mencapai lebih atau sama dengan 4 aspek (66,67%) dari 6 indikator atau kriteria aktivitas siswa yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Setelah selesai diobservasi maka jumlah aktivitas yang dilakukan peserta didik dihitung, lalu dipersentasekan.


(57)

43 Menentukan persentase siswa untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan rumus sebagai berikut:

NABS = ∑x N

Keterangan : NABS : Nilai aktif belajar siswa

∑x : Jumlah nilai yang didapat siswa

n : Nilai skala tertinggi

2. Aktivitas Belajar Siswa Perkelas

Aktivitas belajar siswa perkelas dinyatakan tuntas jika 66,67% siswa yang hadir sudah aktif.

Menentukan persentase aktivitas belajar siswa perkelas : P = f x 100%

N Keterangan :

P : persentase aktivitas belajar

f : frekuensi yang sedang dicari persentasenya (jumlah siswa yang aktif)

N : Jumlah siswa (soedjiono,2009)

Tabel 3.2 Kategori Rentang Aktivitas siswa

Rentang % Kategori

60 – 100 Aktif


(58)

44 Selanjutnya seluruh data yang dipersentase, dianalisis dibuat abstraksi rangkuman inti hasil analisis, kemudian persentase yang diperoleh di interperstasikan dngan menghubungkan antara aspek dalam bentuk deskripsi ringkas untuk tiap-tiap tindakan, kemudian dikategorisasikan.

b. Analisis Data Kuantitatif 1. Hasil Belajar Persiswa

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan Media Grafis dalam setiap soal mendapatkan nilai 2 jika benar dan nilai 1 jika jawaban belum lengkap dikatakan tuntas hasil belajarnya jika mendapat nilai diatas KKM (56), maka diambil dari rata-rata tes yang diperoleh setiap akhir pertemuan. (khotimah,2009)

X = ∑X ∑N Ketrangan:

X :Nilai rata-rata

X : Jumlah semua nilai siswa

∑N : Jumlah pertemuan

2. Hasil Belajar Perkelas

Hasil belajar siswa perkelas dinyatakan tuntas jika 21 dari 35 siswa atau 75% nilai dalam pembelajaran matematika mencapai nilai KKM.

Penilaian Ketuntasan Belajar (Persentase) P = ∑ siswa yang tuntas x 100%


(59)

45

3.8 Indikator Keberhasilan PTK

Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata pengamatan aktivitas, dimana siswa tertarik dan aktif bertanya tentang materi yang diberikan dan hasil belajar mencapai nilai rata-rata 56.


(60)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 1 Parerejo semester 2 tahun

pelajaran 2011/2012. Secara deskripsi diperoleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan hasil persentase 62,85% di siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 89,05% disiklus 2.

2. Pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan hasil rata-rata nilai 55,71 di siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 73,43 disiklus 2.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan maka disarankan: 1. Guru

a. Dalam Pembelajaran Matematika sebaiknya menggunakan media seperti Media Grafis Pada Pembelajaran Pengolahan Data II dan


(61)

63 dengan media lainnya yang sesuai dengan materi pelajaran, agar mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Pembelajaran matematika menggunakan media grafis yang akan diterapkan hendaknya dipahami dengan baik , mulai dari karateristik media, kesesuaian dengan materi pembelajaran, langkah-langkah kegiatanya sampai pada cara mengevaluasinya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

c. Di dalam pembelajaran guru hendaknya lebih mengoptimalkan peran dan tugasnya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. 2. Siswa

a. Siswa hendaknya melibatkan diri pada setiap kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis secara optimal, agar tidak merasa jenuh dalam pembelajaran serta dapat dengan cepat memahami materi pembelajaran.

b. Siswa hendaknya bersemangat ketika akan dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan mrdia grafis , karena akan mendapatkan pengetahuan baru dalam menemukan cara yang efektif dalam belajar terutama pada mata pelajaran matematika. 3. Kepala Sekolah

a. Sebaiknya Kepala Sekolah memfasilitasi pembelajaran dengan menyediakan Media media pembelajaran seperti Media Grafis

b. Kepala Sekolah segera mensosialisasikan pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis kepada guru lain.


(62)

64

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk (2010).

Penelitian Tindakan Kelas.

Direktoral Jenderal

PendidikanTinggi kementrian pendidikan Nasional, Jakarta

Arsyad, Azhar.(2011).

Media Pembelajaran

.Rajawali Persada,

Jakarta

Depdiknas. (2003).

Undang Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Materi Pelatihan KTSP 2009 Departemen

Pendidikan Nasional,

Jakarta

Dimyati dan mujiono. (2002).

Belajar Dan Pembelajaran.

Rineka Cipta,

Jakarta

Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar.Rieneke Cipta, Jakarta

Hidayati, Mujinem, Anwar Senen. (2009).

Pengembangan Pendidikan IPS SD.

Direktoral Jenderal PendidikanTinggi kementrian pendidikan Nasional,

Jakarta

Hamalik, Oemar.(2011).

Proses Belajar Mengajar

. Balai Aksara, Jakarta

Herhyanto Nar, H.M. Akib Hamid. (1992).

Modul Statika Dasar.

Universitas

Terbuka, Jakarta

Khotimah. 2009. Metode Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakarta

Muhsetyo Gatot, dkk. (2007).

Modul Pembelajaran Matematika SD.

Universitas

Terbuka, Jakarta

Permendiknas. (2006). Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta

Permendiknas.(2005).

Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Proses

, Panduan

Implementasi Standar Proses, Jakarta

Ruminiti. (2008).

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD.

Direktoral

Jenderal PendidikanTinggi kementrian pendidikan Nasional, Jakarta

Sadiman, Arif S. (1990). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaaannya. CV Rajawali, Jakarta


(63)

65

Sudjana, Nana & Rivai Ahmad. (2005)

. Media Pengajaran

. Sinar Baru

Algensindo, Bandung

Soedjono.2009.Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Wardhani Igak, dkk (2007).

Modul Penelitian Tindakan Kelas

. Universitas

Terbuka, Jakarta

Winataputra,Udin S, dkk (2007).

Modul Teori Belajar Dan Pembelajaran

.

Universitas terbuka, Jakarta


(1)

Selanjutnya seluruh data yang dipersentase, dianalisis dibuat abstraksi rangkuman inti hasil analisis, kemudian persentase yang diperoleh di interperstasikan dngan menghubungkan antara aspek dalam bentuk deskripsi ringkas untuk tiap-tiap tindakan, kemudian dikategorisasikan.

b. Analisis Data Kuantitatif 1. Hasil Belajar Persiswa

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan Media Grafis dalam setiap soal mendapatkan nilai 2 jika benar dan nilai 1 jika jawaban belum lengkap dikatakan tuntas hasil belajarnya jika mendapat nilai diatas KKM (56), maka diambil dari rata-rata tes yang diperoleh setiap akhir pertemuan. (khotimah,2009)

X = ∑X ∑N Ketrangan:

X :Nilai rata-rata

X : Jumlah semua nilai siswa ∑N : Jumlah pertemuan

2. Hasil Belajar Perkelas

Hasil belajar siswa perkelas dinyatakan tuntas jika 21 dari 35 siswa atau 75% nilai dalam pembelajaran matematika mencapai nilai KKM.

Penilaian Ketuntasan Belajar (Persentase) P = ∑ siswa yang tuntas x 100%


(2)

3.8 Indikator Keberhasilan PTK

Siswa dapat dikategorikan aktif dan tuntas apabila rata-rata pengamatan aktivitas, dimana siswa tertarik dan aktif bertanya tentang materi yang diberikan dan hasil belajar mencapai nilai rata-rata 56.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data, analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN 1 Parerejo semester 2 tahun

pelajaran 2011/2012. Secara deskripsi diperoleh hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan hasil persentase 62,85% di siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 89,05% disiklus 2.

2. Pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 1 Parerejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012, dengan hasil rata-rata nilai 55,71 di siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 73,43 disiklus 2.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan maka disarankan: 1. Guru

a. Dalam Pembelajaran Matematika sebaiknya menggunakan media seperti Media Grafis Pada Pembelajaran Pengolahan Data II dan


(4)

dengan media lainnya yang sesuai dengan materi pelajaran, agar mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

b. Pembelajaran matematika menggunakan media grafis yang akan diterapkan hendaknya dipahami dengan baik , mulai dari karateristik media, kesesuaian dengan materi pembelajaran, langkah-langkah kegiatanya sampai pada cara mengevaluasinya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

c. Di dalam pembelajaran guru hendaknya lebih mengoptimalkan peran dan tugasnya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. 2. Siswa

a. Siswa hendaknya melibatkan diri pada setiap kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan media grafis secara optimal, agar tidak merasa jenuh dalam pembelajaran serta dapat dengan cepat memahami materi pembelajaran.

b. Siswa hendaknya bersemangat ketika akan dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan mrdia grafis , karena akan mendapatkan pengetahuan baru dalam menemukan cara yang efektif dalam belajar terutama pada mata pelajaran matematika. 3. Kepala Sekolah

a. Sebaiknya Kepala Sekolah memfasilitasi pembelajaran dengan menyediakan Media media pembelajaran seperti Media Grafis

b. Kepala Sekolah segera mensosialisasikan pembelajaran Matematika menggunakan Media Grafis kepada guru lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, dkk (2010).

Penelitian Tindakan Kelas.

Direktoral Jenderal

PendidikanTinggi kementrian pendidikan Nasional, Jakarta

Arsyad, Azhar.(2011). Media Pembelajaran .Rajawali Persada, Jakarta

Depdiknas. (2003).

Undang Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Materi Pelatihan KTSP 2009 Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta

Dimyati dan mujiono. (2002).

Belajar Dan Pembelajaran.

Rineka Cipta,

Jakarta

Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar.Rieneke Cipta, Jakarta

Hidayati, Mujinem, Anwar Senen. (2009).

Pengembangan Pendidikan IPS SD.

Direktoral Jenderal PendidikanTinggi kementrian pendidikan Nasional,

Jakarta

Hamalik, Oemar.(2011).Proses Belajar Mengajar. Balai Aksara, Jakarta

Herhyanto Nar, H.M. Akib Hamid. (1992).

Modul Statika Dasar. Universitas

Terbuka, Jakarta

Khotimah. 2009. Metode Penelitian. PT Rineka Cipta, Jakarta

Muhsetyo Gatot, dkk. (2007). Modul Pembelajaran Matematika SD. Universitas

Terbuka, Jakarta

Permendiknas. (2006). Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi

Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen

Pendidikan Nasional, Jakarta

Permendiknas.(2005).

Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Proses, Panduan

Implementasi Standar Proses, Jakarta

Ruminiti. (2008).

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Direktoral

Jenderal PendidikanTinggi kementrian pendidikan Nasional, Jakarta

Sadiman, Arif S. (1990). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaaannya. CV Rajawali, Jakarta


(6)

Sudjana, Nana & Rivai Ahmad. (2005). Media Pengajaran. Sinar Baru

Algensindo, Bandung

Soedjono.2009.Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Wardhani Igak, dkk (2007).

Modul Penelitian Tindakan Kelas. Universitas

Terbuka, Jakarta

Winataputra,Udin S, dkk (2007).

Modul Teori Belajar Dan Pembelajaran.

Universitas terbuka, Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 33 62

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

6 29 61

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ASLI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2011/2012

0 21 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP. 2011/2012

0 4 50

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 2 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 39

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 2 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 109

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 61

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 3 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 5 63