MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP. 2011/2012

(1)

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SDN 5

WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

TP. 2011/2012 Oleh MUNTOFINGAH

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),dan dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Aspek yang diamati pada tiap siklus adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.

Sebelum dilakukan penelitian, kemampuan siswa menyampaikan pesan melalui telepon masih rendah atau belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 62,00. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia, khususnya kompetensi dasar menyampaikan pesan melalui telepon dengan menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo TP. 2011/2012, dengan subjek penelitian berjumlah 20 siswa yang terdiri atas 12 laki-laki dan 8 perempuan.

Hasil penelitian kemampuan menyampaikan pesan melalui telepon, setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa 57,50 dengan persentase ketuntasan 30%, siswa yang mencapai KKM 6 siswa dan yang tidak mencapai KKM 14 siswa. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa 74,25 dengan persentase ketuntasan 80%, siswa yang mencapai KKM 16 siswa dan yang tidak mencapai KKM 4 siswa. Dari kedua siklus yang diterapkan, terjadi peningkatan kemampuan siswa menyampaikan pesan melalui telepon. Peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II 16,75, peningkatan persentasenya 50%, dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM 10 siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan pada siklus II, bahwa metode bermain peran yang diterapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Bahasa Indonesia kompetensi dasar menyampaikan pesan melalui telepon pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Kata Kunci : Aktivitas belajar, Hasil belajar, dan Bermain Peran (Roll-Playing)


(2)

WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

TP. 2011/2012

(PTK)

Oleh

MUNTOFINGAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

TP. 2011/2012

Oleh

MUNTOFINGAH Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

Grafik Halaman 4.1 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Menyampaikan Pesan Melalui

Telepon Siklus I ... 74 4.2 Grafik Klasikal Metode Bermain Peran untuk Menyampaikan

Pesan Melalui Telepon pada Siklus I... 75 4.3 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Menyampaikan Pesan Melalui

Telepon Siklus II ... 76 4.4 Grafik lasikal Metode Bermain Peran untuk Menyampaikan Pesan

Melalui Telepon pada Siklus II ... 77 4.5 Grafik Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa Menyampaikan Pesan

Melalui Telepon Siklus I dan Siklus II ... 78 4.6 Grafik Nilai Rata-Rata Siswa Hasil Belajar Siswa Menyampaikan Pesan


(5)

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... v

HALAMAN PENGESAHAN... vi

SURAT PERNYATAAN... vii

RIWAYAT HIDUP... viii

PERSEMBAHAN... ix

MOTTO... x

SANWACANA... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GRAFIK... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar ... 8

2.1.1 Teori Belajar Behavioristik... 8

2.1.2 Teori Belajar Kognitif... 9

2.1.3 Teori Belajar Konsruktivisme... 10

2.2 Proses Pembelajara ... 11

2.3 Aktivitas Belajar ... 13

2.4 Hasil Belajar ... 16

2.5 Metode Bermain Peran atau Sosiodrama (Roll-playing) ... 21

2.5.1 Pengertian Metode Bermain Peran atau Sosiodrama ... 21

2.5.2 Penggunaan Metode Bermain Peran atau Sosiodrama ... 22

2.5.3 Langkah-langkah dalam Bermain Peran... 22

2.6 Kelebihan dan Keterbatasan Metode Bermain Peran ... 23

2.6.1 Kelebihan Metode Bermain Peran ... 23

2.6.2 Keterbatasan Metode Bermain Peran ... 24

2.7 Pembelajaran Bahasa ... 24


(6)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ... 29

3.1.1 Perencanaan ... 30

3.1.2 Tindakan ... 30

3.1.3 Observasi ... 31

3.1.4 Refleksi ... 31

3.2 Subjek Penelitian Tindakan Kelas ... 32

3.3 Waktu Penelitian Tindakan Kelas ... 32

3.4 Tempat Penelitian Tindakan Kelas ... 33

3.5 Aspek yang Diamati ... 33

3.5.1 Aspek Siswa ... 33

3.5.2 Aspek Guru ... 33

3.6 Rencana Penelitian Tindakan Kelas ... 34

3.6.1 Siklus I ... 34

3.6.2 Siklus II ... 37

3.7 Jenis Data... 40

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 42

3.9 Teknik Analisis Data ... 43

3.9.1 Indikator Lafal dalam Bertelepon ... 45

3.9.2 Indikator Intonasi dalam Bertelepon ... 45

3.9.3 Indikator Mimik/Gerak-Gerik dalam Bertelepon ... 45

3.9.4 Indikator Etika dalam Bertelepon ... 46

3.10 Langkah-Langkah Menganalisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Umum ... 48

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya SD Negei 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo ... 48

4.1.2 Keadaan Sekolah ... 48

4.1.3 Keadaan Guru ... 49

4.1.4 Keadaan Siswa ... 50

4.2 Hasil Penelitian... 52

4.2.1 Jadwal Penelitian ... 52

4.2.2 Pembelajaran pada Siklus I ... 52

4.2.3 Pembelajaran pada Siklus II ... 63

4.3 Pembahasan... 74

4.3.1 Perkembangan Kemampuan Menyampaikan Pesan melalui Telepon dengan Metode Bermain Peran ... 74

4.3.1.1 Grafik Pembelajaran Siklus I ... 74

4.3.1.2 Grafik Pembelajaran Siklus II... 76

4.3.2 Kelebihan dan Keterbatasan Metode Bermain Peran ... 79

4.3.2.1 Kelebihan Metode Bermain Peran untuk Menyampaikan Pesan melalui Telepon... 79

4.3.2.2 Keterbatasan Metode Bermain Peran untuk Menyampaikan Pesan melalui Telepon ... 80

4.3.3 Pembelajaran Menyampaikan Pesan melalui Telepon dengan Metode Bermain Peran ... 80


(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 85 LAMPIRAN... 87


(8)

Abu Ahmadi. 1987.Deduktif Metodik. Semarang: CV. Toha Putra. Akhadiah, Sabarti, dkk. 1997.Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsini.1990.Prosedur Penelitian. Jakarta.Rineka Cipta.

Darmadi, Kaswan & Rita Nirbaya.2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta. Pusat Perbukuan Depdiknas.

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain Aswan.2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta.

Djojosuwito, Subandio.1995. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Yudistira.

Hasibuan, J.J. 2002.Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lestari H, Fitriani & Anton Suparyanto.2010.Bahasa Indonesia untuk SD dan MI

Kelas IV. Yogyakarta. Intan Pariwara.

Nurcholis, Hanif. 2007.Saya Senang Berbahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga. Nurgiantoro, Burhan.1995.Penilaian Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:BPEE Purwadarminta.1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Ramlan.1996.Sintaksis. Jakarta: Bina Aksara.

Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Semi, M. Atar. 2008.Terampil Berdiskusi dan Berdebat. Bandung: Titian Ilmu. Suryobroto, B. 1996.Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta : Rineka Cipta. Suyanto, Edi. 2005. Penerapan Model Permainan Tematis dalam Pembelajaran

Membaca di Sekolah Dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tarigan.2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .Bandung :


(9)

Winataputra, Udis S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yusuf Djayadisastra. 1982. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.


(10)

1.1 Persentase Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IV SD Negeri 5

Wonodadi ... 4 2.1 Format Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 5

Wonodadi ... 16 3.1 Instrumen Penilaian Menyampaikan Pesan melalui Telepon ... 43 3.2 Indikator Menyampaikan Pesan melalui Telepon ... 44 3.3 Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menyampaikan Pesan

melalui Telepon ... 47 4.1 Data Kepala Sekolah SDN 5 Wonodadi sejak 1960 Hingga Sekarang 49 4.2 Data Guru SDN 5 Wondadi Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 50 4.3 Keadaan Siswa SDN 5 Wondadi Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 50 4.4 Jadwal Penelitian Menyampaikan Pesan melalui Telepon ... 52 4.5 Persentase Aktivitas Siswa Bermain Peran Menyampaikan Pesan

melalui Telepon Siklus I ... 59 4.6 Persentase Bermain Peran Menyampaikan Pesan melalui Telepon

Siklus I ... 61 4.7 Persentase Aktivitas Siswa Bermain Peran Menyampaikan Pesan

Melalui Telepon Siklus II ... 71 4.8 Persentase Bermain Peran Menyampaikan Pesan melalui Telepon


(11)

Judul PTK : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SD NEGERI 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP.

2011/2012

Peneliti :

a. Nama : MUNTOFINGAH b. NPM : 1013119150 c. Program Studi : S-1 PGSD

d. Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan e. Jenis Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas

Lokasi Peneliti : SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu

Bandarlampung, Juli 2012

Menyetujui,

Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Riswandi, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19760808 200912 1001


(12)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten. Sekolah harus dengan sadar membina cipta, rasa, dan karsa siswanya. Sekolah juga harus melakukan pembinaan kognitif, afektif, dan psikomotor secara simultan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pengelolaan kegiatan pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa telibat atau berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai dan pembimbing atau pemimpin pembelajaran yang demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok untuk menyelesaikan masalah atas bimbingan guru.

Pembelajaran perlu diciptakan suatu kegiatan dan suasana belajar yang memungkinkan berkembangnya semua dimensi dalam pendidikan, seperti watak, kepribadian, intelektual, emosional, dan sosial. Dengan demikian diharapkan tercapai kemajuan dan perkembangan yang seimbang antara semua dimensi tersebut. Setrategi pembelajaran yang sesuai untuk mencapai dimensi di atas adalah setrategi pembelajaran yang berfokus belajar bagaimana seharusnya belajar. Setrategi ini harus menekankan pada perkembangan kemampuan


(13)

intelektual yang tinggi, memiliki kepekaan (sensitif) terhadap kemajuan belajar dari tingkat konseptual rendah ke tingkat intelektual tinggi.

Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan hasil belajar siswa yang baik. Bila hasil belajar belum baik, maka proses belajar dan pembelajaran belum berhasil. Hasil belajar dapat dijadikan sebagai tolok ukur baik oleh guru maupun siswa dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.

Sekolah Dasar Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo merupakan salah satu sekolah dasar yang konsisten dalam membina sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, dan terampil, terutama mempersiapkan siswanya agar mampu menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dikatakan penting, karena bahasa tidak terpisahkan, dan selalu mengikuti setiap aktivitas manusia. Bahkan sejak manusia dilahirkan, manusia sudah memiliki dorongan-dorongan untuk menyatakan sesuatu dalam dirinya.

Tarigan (2008:1) mengemukakan bahwa bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir

Belajar bahasa berfungsi untuk mencapai keterampilan seseorang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu (a) keterampilan menyimak, (b) berbicara, (c) membaca, dan (d) menulis. Dilihat dari urutan pemerolehannya keterampilan berbicara diperoleh pada urutan kedua, hal ini menunjukkan bahwa berbicara


(14)

tidaklah mudah. Untuk itu, pembelajaran berbicara perlu dilatih dan ditingkatkan agar kita mampu berkomunikasi dengan orang lain secara baik dan komunikatif.

Salah satu keterampilan berbahasa yang penting diajarkan adalah keterampilan berbicara sesuai dengan standar kompetensi (SK) Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon. Kompetensi Dasar (KD) Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan pesan.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo kelas IV semester genap tahun pelajaran 2011/2012, pembelajaran kemampuan menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan pesan, belum mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 62,00 dan siswa yang mencapai nilai 62,00 atau lebih harus di atas 75%.

Tugas guru yang utama adalah mendidik, mengajar dan berusaha untuk menjadikan anak peka dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa, terutama dalam proses pembelajaran di SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo, khususnya kelas IV dalam kegiatan pembelajaran sering ditemukan berbagai masalah yang dihadapi, terutama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, diantaranya adalah rendahnya hasil belajar siswa. Dari 20 siswa kelas IV hanya 6 siswa yang aktif dan memperoleh nilai di atas 62,00 (KKM) atau sekitar 30% ,14 siswa tidak aktif dan memperoleh nilai dibawah 62,00 (KKM) atau sekitar 70%. Dengan persentase di atas, siswa belum bisa di kategorikan berhasil karena masih banyak yang mendapat nilai dibawah 62,00 atau dibawah KKM.


(15)

Data- data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Persentase hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SD N 5 Wonodadi Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Jumlah Anak Persentase 60 100

0 - 59

6 14

30 % 70%

Rendahnya persentase hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi karena dalam kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru dan guru kurang memperhatikan siswa yang kurang aktif dalam belajar, siswa banyak yang berbicara dengan kawannya, sehingga kelas menjadi ribut atau ramai. Metode yang digunakan hanya metode ceramah, sehingga kurang menarik anak. Berdasarkan uraian di atas penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam proses pembelajaran menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran roll playingatau bermain peran pada pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

1.2 Identifikasi Masalah

Rendahnya hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kompetensi dasar menyampaikan pesan melalui telepon disebabkan oleh hal-hal, seperti berikut. a. Siswa tidak mempunyai motivasi belajar.

b. Siswa tidak terbiasa berkomunikasi secara formal menggunakan Bahasa Indonesia di sekolah.

c. Cara mengajar guru masih monoton dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa tidak banyak dilibatkan dalam pembelajaran.


(16)

e. Guru belum mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan metode pembelajaran.

f. Sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih menekankan pada hasil akhir.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, rumusan peneliti ini adalah sebagai berikut.

a. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan aktivitas belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo kabupaten Pringsewu?

b. Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten pringsewu?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran. b. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD negeri 5 Wonodadi

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode bermain peran.


(17)

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia terutama pembelajaran berbicara di sekolah.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis, baik untuk siswa, guru, maupun untuk sekolah.

1. Untuk siswa

- Meningkatkan aktivitas dan minat siswa untuk belajar Bahasa Indonesia dalam menyampaikan pesan melalui telepon.

- Memotivasi siswa dalam melaksanakan aktivitas belajar di kelas baik secara individu maupun kelompok.

2. Untuk Guru

- Guru dapat memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menyampaikan pesan melalui telepon di kelas.

- Guru dapat meningkatkan kinerjanya secara profesional dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menyampaikan pesan melalui telepon.

- Guru dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menyampaikan pesan melalui telepon.

3) Untuk Sekolah

Memperoleh informasi dan pengalaman langsung dalam menerapkan teknik bermain peran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,


(18)

khususnya peningkatan kemampuan menyampaikan pesan melalui telepon.


(19)

2.1 Teori Belajar

Teori belajar mencakup teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, dan teori belajar konstruktivisme.

2.1.1 Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa, belajar merupakan perubahan prilaku, khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berprilaku yang baru sebagai hasil belajar, bukan sebagai hasil proses pematangan atau pendewasaan semata.

B.F Skiner sebagai tokoh belajar Operant Conditioning berpendapat behwa, belajar menghasilkan perubahan prilaku yang dapat diamati, sedangkan prilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan. Teori Skiner {1954) sering disebut

Operant Conditioning yang berunsur rangsangan atau stikuli respon dan kosekuensi tanggapan dapat bersifat positif atau negatif, namun keduanya kukuh atau memperkuat ataureinforcement(Sudjana dan Rivai,2003).

Fontana Gagne (1985) menyatakan bahwa, belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan (Gagne, 1985:2). Menrut Gagne ada tiga tahap dalam belajar, yaitu (1) persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakan mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informasi,


(20)

(3) alih belajar, yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Dimyati dan Mujiono, 1999:12).

Piaget berpendapat bahwa, belajar terdiri atas tiga tahap, yaitu (1) Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung diintegrasikan dan menyatu dengan mental yang dimiliki seseorang, (2) Akomodasi adalah proses menstrukturalkan kembali mental sebagai suatu akibat adanya pengalaman atau adanya informasi baru, (3) Equilibrasi atau penyeimbang adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, belajar itu tidak hanya menerima informasi dan pengalaman saja, tetapi juga terjadi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman lamanya untuk mengakomodasi informasi dan pengalaman baru (Sukmaningadji,S .2006).

2.1.2 Teori Belajar Kognitif

Menurut teori belajar kognitif, belajar diartikan sebagai proses interaksional seseorang memperoleh pemahaman baru atau setruktur kognitif dan mengubah hal-hal yang baru.

Bruner berpendapat bahwa, belajar menjadi bermakna dan memiliki setruktur infermasi yang kuat, siswa harus aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang telah ditemukannya sendiri, bukan hanya sekadar menerima penjelasan guru saja (Gakne/Berliner, 319-320).


(21)

informasi yang diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru (Marganet G. Bell, 117-129).

Ausubel berpendapat bahwa, belajar adalah pada dasarnya seseorang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan, bukan melalui penemuan karena konsep-konsep, prinsip, dan ide-ide yang disajikan pada siswa akan diterima oleh siswa dan dapat juga konsep ini ditemukan oleh siswa (Gagne/Berliner, 322).

2.1.3 Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa, siswa harus menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002:8).

Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya.

Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri


(22)

anak tangga tersebut (Nur, 2002:8).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang mengacu pada perubahan prilaku dan potensi individu, baik perubahan yang positif atau negatif dalam kemampuan yang bertahan lama. Belajar tidak hanya menerima informasi dan pengalaman baru, tetapi penstrukturan kembali informasi dan pengalaman baru dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.

2.2 Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pembelajaran ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran, hingga mencapai sesuatu objek yang ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilam (aspek psikomotor) peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran


(23)

tujuan pembelajran.

Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransfer ilmu kepada peserta didik berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai. Melalui pembelajaran, peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan secara sistematis, yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dalam situasi formal di kelas yang didasarkan pada kurikulum dan tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.(http//id.wikipedia.org.2011).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru atau pendidik dan dengan sumber belajar. Guru sebagai pengajar dan siswa adalah belajar dan menguasai isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi resmi dan terprogram.


(24)

keterampilan dasar, yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan keterampilan psikis berupa keterampilan terintegrasi yaitu mengidentifikasi data, menyajikan, menggambarkan, menyimpulkan, dan mengolah data. Pada prinsipnya, belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas belajar sebagai proses terdiri atas enam unsur, yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, peserta didik yang memahami situasi, dan pola respon peserta didik.

kehampaan, tidak pula sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar

berperan sangat penting untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Guru diharapkan mampu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yang dimiliki siswa serta guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir (psikis) maupun dalam berbuat (fisik). Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatan memiliki


(25)

menjawab pertanyaan, senang diberi tugas, dan lain sebagainya.

Bermacam-macam kegiatan atau aktivitas belajar yang dapat dilakukan oleh murid-murid di kelas, tidak hanya mendengarkan atau menvatat. Paul B. Diedrich ( dalam Nasution,2004:9), membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan atau aktivitas siswa, antara lain:

1) Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2) Oral Aativities seperti menyatakan ,merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya.

3) Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, dan sebagainya.

4) Wraiting activities seperti menulis cerita, karangan ,laporan,tes, angket, menyalin, dan sebagainya.

5) Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.

6) Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.

7) Mental activities seperti menanggapi, mengingat, menyelesaikan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

8) Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.


(26)

pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam kegiatan.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa, aktivitas belajar siswa merupakan proses pelibatan siswa dalam pembelajaran yang meliputi: (a) aktivitas siswa dalam mencari informasi dan menemukan gagasan atau jawaban, (b) Aktivitas siswa bertanya pada guru dan sesama siswa, (c) aktivitas menjawab pertanyaan guru dan siswa lain, (d) keberanian dalam mengungkapkan pendapat/gagasan dalam kelompok, (e) partisipasi aktif dalam menyelesaikan masalah melalui kelompoknya.

Dalam penelitian ini, aktivitas belajar siswa yang diamati adalah aktivitas yang tampak atau dapat diamati, sehingga memudahkan pendataan. Aktivitas belajar yang diamati sebagai berikut.

1) Bertanya pada guru.

2) Memperhatikan penjelasan guru. 3) Praktik bertepon.

4) Etika bertelepon.

5) Mengemukakan pendapat.

6) Menghargai penampilan kelompok lain.

Berikut merupakan format yang digunakan peneliti untuk menilai aktivitas belajar siswa selama penelitian berlangsung.

Tabel 2.1 Format Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas IV SD N 5 Wonodadi N

o Nama Siswa

Indikator Penilaian

Keterangan


(27)

2 3 4 5

Keterangan:

1 = Bertanya pada guru.

2 = Memperhatikan penjelasan guru. 3 = Praktik bertepon.

4 = Etika bertepon.

5 = Mengemukakan pendapat.

6 = Menghargai penampilan kelompok lain. A = Aktif

T = Tidak aktif 2.4 Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu pada satu kegiatan. Diantara keduanya terjadi interaksi. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga melalui kreativitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain. Sebagai pengajar. Oleh karena itu, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakuan dari pengajar atau guru, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004:22). Menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar yaitu, (1) keterampilan dan kebiasaan, (2)


(28)

keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru, sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor dari dalam dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam yang dimaksud adalah perubahan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa, dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang sangat dominan mempengaruhi kualitas belajar siswa. Belajar adalah suatu perubahan prilaku akibat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan prilaku dalam proses pembelajaran terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan dan biasanya dilakukan dengan sengaja. Belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, yaitu profesionalisme yang dimliki oleh guru. Dari pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal dan faktor dari luar siswa , yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat berbagai aspek kehidupan, sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan.


(29)

perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:3) berpendapat bahwa, hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

belajar adalah kemampuan yang diperoleh

Melalui hasil belajar siswa maka dapat diketahui sejauh mana perkembangan intelektual siswa. Jika hasil belajar dinyatakan tidak baik artinya selama proses pembelajaran siswa kurang mengikuti dengan baik. Oleh karena itu hasil belajar dapat dikatakan sebagai puncak dari proses pembelajaran.

Tim pengembang kurikulum (2005:32) yaitu, karakteristik manusia meliputi tipikal berfikir, berbuat dan perasaan. Tipikal berfikir berkaitan dengan ranah koognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar.

Sementara Arikunto (1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang diamati dan dapat diukur. Nasution (1995:25) mengemukakan hasil belajar adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak hanya


(30)

Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut.

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi pada diri siswa.

2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya dan akan tahan lama diingatannya, membentuk prilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang lainnya.

4) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Individu yang belajar akan memperoleh apa yang telah dipelajari selama proses belar itu. Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan pengetahuan saja, tetapi juga membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

Menurut Purwanto (1990:3), evaluasi dalam pendidikan adalah penafsiran atau penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa menuju kearah tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang ditetapkan dalam kurikulum. Hasil penilaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini


(31)

Perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil belajar adalah sebagai berikut.

1) Perubahan yang terjadi secara sadar, maksudnya individu yang menyadari dan merasakan telah terjadi perubahan yang terjadi pada dirinya.

2) Perubahan yang terjadi relatif lama, maksudnya bahwa tingkah laku yang terjadi setelah selesai belajar akan bersifat menetap.

3) Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku.

4) Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku, baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan, dan pengethuan.

Berdasarkan kajian teori di atas dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari hasil evaluasi yang dilakukan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar siswa diperoleh ketika proses bermain peran (ketika praktik bertelepon berlangsung) dilaksanakan dengan mengacu kepada indikator yang telah ditetapkan. (lihat halaman 44. Tabel 3.2)

2.5 Metode Bermain Peran atau Sosiodrama (Roll-playing)

Teknik bermain peran atau sosiodrama adalah siswa dapat mendramatisasikan atau memerankan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia. Teknik Roll-playing dapat berperan atau


(32)

2.5.1 Pengertian Metode Bermain Peran atau Sosiodrama

Bermain peran yaitu suatu teknik yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dalam hubungan antar manusia. Bermain peran dapat pula diartikan teknik yang bertalian dengan studi kasus yang melibatkan individu dan tingkah laku atau interaksi antar individu. Teknik ini menekankan kenyataan dimana para siswa diikuitsertakan dalam permainan peran dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, teknik bermain peran melibatkan individu atau siswa dan tingkah laku atau interaksi antar individu untuk memerankan masalah-masalah sosial atau psikologis dari para pelakunya.

2.5.2 Penggunaan Metode Bermain Peran atau Sosiodrama

Teknik bermain peran digunakan apabila kita ingin melatih siswa agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologis. Melatih siswa dapat bergaul dan memberi pemahaman terhadap orang lain serta masalahnya. Teknik ini digunakan pula bila kita ingin menerangkan suatu peristiwa yang didalamnya menyangkut orang banyak.

2.5.3 Langkah-Langkah dalam Bermain Peran

Pelaksanaan teknik ini akan berhasil dengan efektif, maka perlu mempertimbangkan langkah-langkahnya sebagai berikut.


(33)

masyarakat. Guru memilih beberapa siswa yang akan berperan, masing-masing akan mencari penyelesaian masalah sesuai dengan perannya. Siswa yang lain Menjadi penonton dengan tugas-tugas tertentu pula.

2) Guru harus bisa memilih masalah yang urgen atau penting, sehingga menarik minat siswa. Ia mampu menjelaskan dengan menarik, sehingga siswa terangsang untuk berusaha menyelesaikan masalah itu.

3) Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa mencari tahu sambil mengatur adegan yang harus diperankan.

4) Bila ada kerelaan dari siswa untuk bermain peran, harap ditanggapi, tetapi guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk memerankan peran tersebut. Bila tidak tepat, tunjuk saja siswa yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang diperankan itu.

5) Jelaskan kepada pemeran-pemeran itu sebaik-baiknya, sehingga mereka tahu tugas pemeranannya, menguasai masalahnya, dan pandai berdialog. Siswa yang tidak memerankan peran menjadi penonton yang aktif, disamping mendengar dan menyaksikan, mereka harus memberi saran dan kritik pada apa yang akan dilakukan setelah bermain peran selesai. Bila siswa belum terbiasa, guru perlu membantu siswa dalam bermain peran.

6) Bermain peran dapat dihentikan, bila siswa tidak memahami jalan penyelesaiannya dan perlu diadakan tanya jawab atau diskusi.


(34)

2.6.1 Kelebihan Metode Bermain Peran

1) Siswa lebih tertarik perhatiannya pada materi pembelajaran. 2) Siswa mudah memahami materi pembelajaran.

3) Siswa pandai menempatkan diri seperti watak orang lain. 4) Menumbuhkan sikap saling perhatian.

5) Semua siswa mempunyai kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam bekerja sama.

6) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

7) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat materi pembelajaran. 8) Siswa terlatih berinisiatif dan kreatif.

9) Bakat siswa dapat dipupuk dan dikembangkan.

10) Memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan temannya.

11) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik dan mudah dipahami orang lain.

2.6.2 Keterbatasan Metode Bermain Peran

1) Bila guru tidak menguasai tujuan pembelajaran, hasilnya sulit tercapai.

2) Bila kurang memperhatikan norma-norma sosial, adat, kebiasaan, dan keyakinan, maka akan menyinggung perasaan orang lain.

3) Siswa yang tidak memerankan peran tertentu menjadi kurang kreatif.

4) Banyak memakan waktu, baik waktu pemahaman isi maupun pelaksanaannya. 5) Memerlukam tempat yang cukup luas.


(35)

2.7 Pembelajaran Bahasa

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar juga memperluas wawasan. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dikembangkan empat aspek yaitu aspek menyimak, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis. Dilihat dari urutan pemerolehannya, keterampilan berbicara diperoleh pada urutan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa berbicara tidaklah mudah. Berbicara pada hakekatnya merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara disebabkan oleh faktor teknik yang kurang tepat. Guru harus mampu memilih teknik pembelajaran Bahasa Indonesia dengan tepat sesuai materi yang diajarkan.

2.8 Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan berhubungan erat sekali


(36)

Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester genap untuk standar kompetensi berbicara yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon. Kompetensi dasarnya yaitu menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon sesuai dengan pesan. Dalam pembelajaran ini teknik yang digunakan adalah teknik bermain peran.

2.9 Kerangka Pikir

Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa dapat berinteraksi dengan guru dan atau bahan pelajaran di tempat tertentu yang telah diatur dalam rangka mencapai tujuan. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah metode bermain peran atau roll playing, karena guru yang kreatif akan selalu mencari metode pembelajaran yang baru dalam proses penyelesaian masalah pembelajaran.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa adalah rendahnya kemampuan berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar oleh siswa dalam belajar. Kemampuan berbicara adalah salah satu indikator dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. Berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar akan dapat menciptakan situasi yang aktif dan mendorong siswa lain untuk berkemauan dalam belajar Bahasa Indonesia secara teratur, dan akan membuat siswa mempunyai kecakapan mengenai cara berbicara yang baik dan sopan.


(37)

baik dan benar merupakan komponen dalam penilaian Bahasa Indonesia. Sering kegagalan pembinaan dan pengembangan kemampuan dalam berbicara adalah, penetapan setrategi dan metode pembalajaran yang digunakan guru untuk menumbuhkembangkan kemampuan para siswanya dalam berbicara secara optimal oleh berbagai kendala.

Salah satu kendala yang paling dominan dalam melakukan pengembangan berbicara adalah model atau metode pembelajaran tidak menarik bagi siswa, membosankan, hanya ceramah saja, dan monoton. Dampak yang muncul dari model pembelajaran demikian adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Metode bermain peran merupakan alternatif dalam menyelesaikan masalah peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan metode pembelajaran ini, para siswa diajak untuk memerankan figur atau tokoh yang dipilih oleh guru. Metode pembelajaran ini memberikan rangsangan sikap, emosi, dan merespon orang lain. Melalui metode pembelajaran ini, diharapkan nilai-nilai kedisiplinan akan tertanam dalam diri siswa dan mampu menerapkannya dalam belajar di sekolah dan kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia mata pelajaran yang sulit dipahami siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran bermain peran diharapkan siswa mudah memahami. Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran sangat cocok untuk siswa memahami materi yang diberikan. Jumlah siswa yang terdiri dari kemampuan yang heterogen, siswa secara berpasangan mempraktikan


(38)

Pembelajaran menggunakan metode bermain peran diharapkan dapat memberikan pemahaman yang menarik bagi siswa. Siswa tidak sulit memahami pembelajaran yang diberikan karena harga diri lebih tinggi, penerimaan terhadap individu lebih besar, konflik antarpribadi berkurang, pemahaman lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi pekerti, kepekaan, toleransi dan hasil belajar lebih tinggi.

Skema Kerangka Pikir

KONDISI AWAL TINDAKA N Guru/Peneliti: Belum memanfaakan pembelajaran menggunakan metode bermain peran/ roll-playing

Dalam kegiatan pembelajaran guru memanfaatkan metode pembelajaran bermain peran/ roll-playing

Siswa /yang diteliti: Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi

Pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran/roll-playing dan dibantu kolaborator, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I Memanfaatkan pembelajaran

menggunakan metode bermain peran / roll-playingdan dibantu kolaborator, aktivitas dan hasil belajar sudah ada peningkatan tapi belum memuaskan KONDISI AKHIR Siklus II Memanfaatkan pembelajaran menggunakan metode bermain peran/roll-laying dan dibantu kolaboratorr dengan bimbingan yang lebih serius, aktivitas dan hasil belajar meningkat lebih tinggi


(39)

Jika proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode bermain peran dengan baik dan tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.


(40)

5.1 Simpulan

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian tindakan kelas, siswa kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012, dapat disimpulkan sebagai berikut.

a. Penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar , dan keterampilan siswa untuk menyampaikan pesan melalui telepon. Proses pembelajaran menyampaikan pesan melalui telepon pada setiap siklus menerapkan metode penelitian bermain peran dan dibimbing oleh peneliti dan kolaborator. Metode bermain peran dapat memotivasi siswa lebih terampil, kreatif, aktif, dan berani dalam mengungkapkan pikiran dan pendapatnya. b) Hasil penelitan pada siklus I, aktivitas belajar siswa hanya mencapai 40%,

dan nilai hasil belajar siswa rata-rata 57,50 dan siswa yang mencapai KKM 6 siswa (30%). Pada siklus II aktivitas balajar siswa mencapai 75% atau meningkat 35%, nilai rata-rata hasil belajar siswa 74,25 atau menngkat 16,75, dan siswa yang mencapai KKM 16 siswa (80%) atau bertambah 10 siswa. c) Jika nilai rata-rata hasil belajar siswa 57,50 dan jumlah siswa yang mencapai

KKM 6 siswa pada siklus I, dibandingkan dengan siklus II pada penelitian tindakan kelas ini, tampak sekali bahwa terjadi peningkatan yang cukup tinggi. Peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah


(41)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, peneliti menyarankan sebagai berikut.

a. Untuk Guru

1) Metode bermain peran dapat dijadikan alternatif oleh guru untuk memotivasi siswa berlatih dan belajar untuk terampil menyampaikan pesan melalui telepon.

2) Guru harus lebih cepat tanggap terhadap kesulitan-kesulitan belajar siswa yang dihadapi dalam menerima materi pembelajaran yang menyebabkan aktivitas , hasil belajar, dan kemampuan belajar siswa menurun. Untuk mengatasi hal tersebut guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, dianjurkan menggunakan metode-metode atau teknik-teknik pembelajaran yang bervariasi. Guru juga sanggup dan bersedia memberikan motivasi, nasihat, dan bimbingan kepada siswa.

3) Pelaksanaan siklus ke siklus sebaiknya jangan terlalu lama, karena dapat mengakibatkan siswa lupa, jenuh atau bosan terhadap metode bermain peran yang digunakan.

b. Untuk Sekolah

1) Sekolah sebaiknya memperbanyak workshop atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk menunjang proses pembelajaran umumnya, dan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.


(42)

tertentu.

3) Membantu guru dalam pengadaan media pembelajaran, khususnya media pembelajaran Bahasa Indonesia.

4) Sekolah mempermudah dan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi siswa dalam mengembangkan bakat dan kreativitasnya.

5) Sekolah melengkapi sarana belajar yang lain, seperti telavisi, internet, OHP, telepon, surat kabar, majalah dan lain-lain.

c. Untuk Siswa

1) Siswa harus instropeksi diri dan harus lebih banyak melakukan pelatihan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dimiliki.

2) Siswa harus lebih banyak berlatih berbicara dalam suasana-suasana yang formal atau resmi.

3) Siswa harus terlatih untuk terampil menyampaikan gagasan atau pesan melalui telepon.

4) Siswa harus banyak berlatih untuk mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki.


(43)

PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

TP. 2011/2012

Nama Mahasiswa :Muntofingah

NPM : 1013119150

Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI :

Ketua Jurusan, Pembimbing ,

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Dr. Riswandi, M.Pd. NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19760808 200912 1 001


(44)

Ketua :Dr. Riswandi, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Hj. Cut Rohani Bitai, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(45)

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan PTK ini tepat pada waktunya. Laporan ini hasil penelitian mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Hj. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Dr. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Dr. Riswandi, M.Pd., selaku dosen Pembimbing. 5. Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd., selaku dosen Pembahas.

6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

7. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu dan Staf yang telah memberi kesempatan belajar bagi penulis di FKIP Unila.


(46)

9. Seluruh dewan guru, karyawan, beserta staf tata usaha SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

10. Rekan-rekan mahasiswa S-1 dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

11. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

12. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT. memberikan berkah, rahmat, dan hidayah serta kemuliaan-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan laporan PTK ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Bandarlampung, Juli 2012 Penulis,

Muntofingah NPM 1013119150

Materei 6000


(47)

Tebarkan ilmu yang kau dapat meski hanya satu ayat

Jangan katakan tidak mungkin saat kita sedang berusaha dan berdoa

(Nikholas Pane)

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah engkau termasuk

orang-orang yang bimbang

(QS. Albaqarah, 147)

Dengan ilmu kehidupan akan menjadi mudah, dengan seni kehidupan akan lebih

indah, dengan agama kehidupan akan lebih terarah


(48)

Puji syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah Swt. limpahkan, saya mempersembahkan laporan PTK ini, kepada orang-orang terkasih dan tercinta sebagai berikut.

1. Orang tua dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dan dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin terbalaskan.

2. Suami tercinta yang telah memberi motivasi dan semangat serta kebersamaan, sehingga memberikan kedamaian, ketenangan, dan keberhasilan.

3. Keempat buah hatiku, Eti Ngulwiah, Ela Massufah, Aprina Fajriyah, dan Dea Saharani yang selalu memberikan dorongan, inspirasi dan motivasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Para dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membantu menyelesaikan kuliahku.

5. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Staf Tata Usaha, dan para siswa SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu.


(49)

Peneliti dilahirkan di Wonokarto, pada tanggal 9 Juli 1959. Sebagai anak ketiga dari duabelas bersaudara dari pasangan Bapak Haji Toyibin dan Hajah Masrifah.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti, Sekolah Dasar Negeri 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1971, Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Gadingrejo., Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1974, Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Pringsewu, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1977, Pendidikan Guru Sekolah Menengah Tingkat Pertama (PGSMTP), Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selesai tahun1988.

Pendidikan sebagai mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar bulan September 2010 dan selesai pada tanggal 06 Juli 2012.


(50)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Muntofingah

NPM : 101311 9150

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul PTK : Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Bermain Peran di SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Bandarlampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Muntofingah NPM 101311 9150


(1)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa, karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan PTK ini tepat pada waktunya. Laporan ini hasil penelitian mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Hj. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Dr. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Dr. Riswandi, M.Pd., selaku dosen Pembimbing. 5. Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd., selaku dosen Pembahas.

6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

7. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu dan Staf yang telah memberi kesempatan belajar bagi penulis di FKIP Unila.


(2)

8. Ibu Enti Rubiyanti, S.Pd.SD., selaku Kepala SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

9. Seluruh dewan guru, karyawan, beserta staf tata usaha SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

10. Rekan-rekan mahasiswa S-1 dalam Jabatan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

11. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo.

12. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT. memberikan berkah, rahmat, dan hidayah serta kemuliaan-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita. Kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan laporan PTK ini sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Bandarlampung, Juli 2012 Penulis,

Muntofingah

NPM 1013119150

Materei 6000


(3)

MOTTO

Tebarkan ilmu yang kau dapat meski hanya satu ayat

Jangan katakan tidak mungkin saat kita sedang berusaha dan berdoa

(Nikholas Pane)

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah engkau termasuk

orang-orang yang bimbang

(QS. Albaqarah, 147)

Dengan ilmu kehidupan akan menjadi mudah, dengan seni kehidupan akan lebih

indah, dengan agama kehidupan akan lebih terarah


(4)

PERSEMBAHAN

Puji syukur dan bahagia atas segala rahmat dan hidayah yang Allah Swt. limpahkan, saya mempersembahkan laporan PTK ini, kepada orang-orang terkasih dan tercinta sebagai berikut.

1. Orang tua dan mertua, dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dan dorongan semangat untuk keberhasilan anaknya yang tidak mungkin terbalaskan.

2. Suami tercinta yang telah memberi motivasi dan semangat serta kebersamaan, sehingga memberikan kedamaian, ketenangan, dan keberhasilan.

3. Keempat buah hatiku, Eti Ngulwiah, Ela Massufah, Aprina Fajriyah, dan Dea Saharani yang selalu memberikan dorongan, inspirasi dan motivasi dalam mengejar cita-cita di masa yang akan datang.

4. Para dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membantu menyelesaikan kuliahku.

5. Kepala Sekolah, Guru, Karyawan, Staf Tata Usaha, dan para siswa SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan tepat waktu.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Wonokarto, pada tanggal 9 Juli 1959. Sebagai anak ketiga dari duabelas bersaudara dari pasangan Bapak Haji Toyibin dan Hajah Masrifah.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti, Sekolah Dasar Negeri 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1971, Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Gadingrejo., Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1974, Sekolah Pendidikan Guru Negeri 1 Pringsewu, Kabupaten Pringsewu selesai tahun 1977, Pendidikan Guru Sekolah Menengah Tingkat Pertama (PGSMTP), Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selesai tahun1988.

Pendidikan sebagai mahasiswa S-1 Kependidikan bagi Guru dalam Jabatan, Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar bulan September 2010 dan selesai pada tanggal 06 Juli 2012.


(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :Muntofingah

NPM : 101311 9150

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : Universitas Lampung

Judul PTK : Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Bermain Peran di SD Negeri 5 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Bandarlampung, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan,

Muntofingah


Dokumen yang terkait

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

0 8 76

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS IV SD NEGERI 2 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 16 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP. 2011/2012

0 4 50

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 WONODADI GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 36

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 2 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 39

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 2 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 23 109

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 61

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 3 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GRAFIS DI KELAS VI SDN 1 PAREREJOKECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU T.P 2011/2012

0 5 63