STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

(1)

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012 Oleh

MARTINI

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang status gizi siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan penghitung berat badan ideal menggunakan antropometri penilaian status gizi berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua, pihak sekolah maupun guru yang mengajar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Deskriptif dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pengukuran antropometri yang terdiri dari berat badan, tinggi badan, dan umur. Hasil penelitian menunjukkan : variasi gambaran status gizi siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi 47,05 % (16 siswa) status gizi baik, 29,41 % (10 siswa) status gizinya sedang, 23,54 % (8 siswa) status gizi kurang, dan tidak terdapat status gizi buruk.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

bertanggung jawab.

Pendidikan adalah upaya yang dikejakan secara radar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain dimulai dari sejak dini hingga akhir hayat.

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, hal ini dalam rangka agar tidak terjadi ketinggalan dari negara lain yang sudah berkembang, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan


(3)

manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap, dan mandiri serta bertanggung jawab bermasyarakat dan bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pemerintah mendirikan fasilitas untuk menunjang proses pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal disesuaikan dengan kemampuan daerah itu sendiri. Salah satu pendidikan formal adalah melalui Pendidikan jasmani yang pada dasarnya merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek-aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat, dan pengenalan lingkungan bersih.

Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan cita-cita di atas dilakukan dengan menetapkan standar-standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan di antaranya standar isi dan standar kompetensi lulusan yang dapat dijadikan acuan bagi sekolah untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang berlaku di sekolah dasar perlu


(4)

masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan bahwa kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Mata pelajaran itu berupa : (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia, (4) Matematika, (5) IPA, (6) IPS, (7) Seni Budaya dan Keterampilan, dan (8) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.

Pada hakikatnya, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang mamanfaatkan aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum 1994 dalam Suherman (1997) Menggariskan bahwa pelajaran Pendidikan jasmani dan Kesehatan merupakan alai pendidikan yang memberikan bantuan ataupun memberikan kelengkapan bagi usaha pendidik secara keseluruhan.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran


(5)

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan salah satu bahan kajian dan pelajaran yang wajib termuat dalam isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan. Dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah dasar, siswa membutuhkan kondisi fisik yang sehat seperti yang ada di dalam

semboyan men sana in korporisano yang diartikan sebagai "dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat".

Untuk mecapai suasana belajar yang kondusif, maka perlu

penjelasan pembelajaran yang tujuannya agar siswa menjadi lebih mengerti akan pentingnya pola hidup sehat sehari-hari. Salah sate pembelajaran tersebut adalah mengenai pengetahuan tentang gizi, gizi dalam kurikulum

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah sub pokok materi yang harus dipelajari oleh anak didik yang terdapat dalam materi kesehatan pada semester genap. Hal ini mengingat pada usia dini, anak berada pada masa pertumbuhan yang kelak akan berpengaruh pada masa-masa selanjutnya.

Pada saat ini, indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah Gizi kurang pada umumnya


(6)

kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan, sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh

kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan tersebut, pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Gizi Nasional (HGN) dimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan potensi anak-anak Indonesia yang menderita kekurangan gizi ataupun berpotensi mengalami kekurangan gizi. Masa Sekolah Dasar merupakan periode dimana anak memasuki lingkungan dari yang hanya bermain ke tahap belajar.

Kondisi tubuh yang sehat pada seorang anak akan mempengaruhi pola pikir dalam aktivitas belajar berupa pencapaian hasil belajar yang optimal. Status gizi yang baik berhubungan dengan kesehatan fisik, psikis yang dapat menciptakan motivasi sehingga, dapat membawa perubahan-perubahan, baik dalam hal semangat kehadiran, kemauan belajar maupun hasil belajar. Untuk mencapai keadaan ini diperlukan cukup, gizi yang diperoleh dengan pola makan sehat dan seimbang. Status gizi ditentukan melalui konsumsinya karena melalui makanan, akan diperoleh zat gizi yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Status gizi tercermin melalui pola pemberian makanan. Hal tersebut dapat dijadikan media untuk mendidik anak agar menerima, menyukai dan memilih makanan yang bermutu, serta dalam jumlah yang cukup.


(7)

Anak sekolah merupakan salah satu kelompok rentan terhadap ketidakcukupan gizi, sehingga anak sekolah harus dipantau agar ketidak cukupan gizi bisa dihindari. Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, kesehatan, aktivitas anak, dan hal-hal lainnya. Disinilah gizi memegang peranan penting untuk membantu siswa dalam pertumbuhan. Status gizi merupakan salah satu parameter penting dalam menilai tumbuh kembang dan keadaan kesehatan anak pada umumnya, khususnya anak-anak sekolah dasar.

Ukuran antropometri anak sekolah dianggap penting sebagai salah satu indikator derajat gizi dan kesehatan, Selain itu status gizi siswa SD juga mencerminkan cukup tidaknya konsumsi gizi masa-masa sebelumnya Berta. penyakit yang dideritanya.

Pengamatan dan pemantauan keadaan gizi anak usia sekolah sebenarnya adalah tanggung jawab kita semua baik orang tua maupun guru di sekolah. Karena sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekola

Dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan di SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, bahwa tingkat gizi pada anak masih rendah


(8)

dikarenakan adanya siswa yang tidak kuat mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani selama dua jam pelajaran. Hal ini diduga karena siswa kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi yang cukup sehingga menyebabkan mereka lekas lelah, mudah mengantuk dan sukar menerima pelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan. judul " Studi Analisis Tentang Status Gizi di SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011/2012"

.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Belum terpenuhinya penerapan pembelajaran di sekolah tentang ilmu pengetahuan gizi.

2. Kurangnya penjelasan guru tentang pentingnya Gizi.

3. Kurangnya pemantauan orang tua maupun guru terhadap keadaan Gizi anak.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada masalah Status Gizi Siswa khususnya kelas IV SDN 1 Wonodadi yang ada di Kecamatan Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.


(9)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dan batasan masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah Gambaran Status Gizi Siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu Tahun 2011/2012 ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang Status Gizi Siswa SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011/2012.

F. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Bagi penulis

Bagi Penulis, penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang berguna dalam menerapkan ilmu pengetahuan tentang Gizi yang didapat selama kuliah. b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan guna khasanah Ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu Gizi.

c. Mahasiswa Penjaskes

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai landasan untuk penelitian lebih lanjut.

d. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan


(10)

dalam pengembangan ilmu pembelajaran, khususnya untuk mata kuliah Ilmu Gizi.

e. Bagi pihak sekolah

Untuk merencanakan program dalam menetukan kebijakan yang berkaitan dengan status gizi anak-anak didiknya.

f. Bagi guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Hasil penelitian ini sebagai acuan untuk mengajar anak didiknya dalam pengetahuan tentang Kesehatan maupun ilmu Gizi di sekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian.

Obyek penelitian : Mengetahui status gizi siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu

Subyek peneliti : Siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu


(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan secara radar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Kurikulum 1994 dalam Suherman (1997: vi), menyatakan bahwa Pendidikan. Jasmani dan Kesehatan adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan, moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.


(12)

2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukkan budaya, etnis dan agama.

3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 5. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

7. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

8. Mampu mengisi ulang dengan aktivitas jasmani yang bersifat kreatif.

B. Kesehatan

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental maupun sosial, yang tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. (Notoatmojo, 2003 : 3).

Kesehatan adalah sumber dari kesenangan kenikmatan dan kebahagiaan. Oleh karena itu sangat bijaksana bila kita selalu memelihara dan meningkatkan kesehatan pribadi jika bisa dijaga dengan baik maka secara tidak langsung


(13)

akan memberikan dukungan yang sangat berarti dalam pencapaian hidup sehat. Keadaan sehat sebagaimana yang dikemukakan diatas adalah keadaan sehat sempurna, sehat ideal atau sehat yang diidam-idamkan.

Dalam Tarigan, (2008: 11) Sehat menurut Faal terutama dari aspek jasmaniah yaitu, Normalnya proses-proses fisiologi didalam tubuh serta fungsi-fungsi alat tubuh secara keseluruhan. Dalam ilmu faal, sehat dibagi dalam dua tingkatan yaitu Sehat statis dan Sehat dinamis. Sehat statis yaitu normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat, sedangkan sehat dinamis yaitu normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu kerja atau olahraga.

1. Perilaku Hidup Sehat

Menurut Notoadmojo (2003: 118) " Perilaku hidup sehat adalah perilaku- perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya". Perilaku hidup sehat meliputi aspek sehat jasmani dan aspek sehat rohani. Aspek sehat jasmani antara lain tubuh berkembang serasi dan seimbang, terampil, bugar, segar. Sedangkan aspek rohani antara lain sehat sosial, sehat emosional, sehat mental, sehat intelektual, dan sehat spiritual. Perilaku hidup sehat tersebut mencakup antara lain :

1) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang disini dalam artikulasi ( mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh ), dan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Secara kualitas di Indonesia dikenal dengan empat sehat lima sempuma.


(14)

2) Olahraga teratur, juga mencakup kualitas ( gerakan ) dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. 3) Tidak merokok, merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan

berbagai macam penyakit.

4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minuman keras dan mengkonsumsi narkoba ( narkotika dan bahan-bahan berbahaya lainya).

5) Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern,

mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan sehingga waktu istirahat kurang.

6) Mengendalikan stress. Stress akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat tuntutan hidup yang keras. Stress tidak dapat dihindari, yang penting dijaga agar stress tidak mengakibatkan gangguan kesehatan. 7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.

Dari beberapa pendapat tentang perilaku di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah aktivitas yang dikedakan individu terwujud dalam tindakan atau sikap karena adanya stimulus yang diterima, tindakan tersebut

dilakukan untuk mencapai tujuan.

2. Penerapan Perilaku Hidup Sehat


(15)

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan serta lingkungan. Notoadmojo (2003: 118)

Cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat meliputi : 1) Jenis-jenis makanan yang bergizi

2) Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatanya 3) Pentingnya olahraga bagi kesehatan

4) Penyakit-penyakit atau bahaya merokok, minuman keras dan narkoba 5) Pentingnya istirahat cukup, rekreasi, dan sebagainya bagi kesehatan.

Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa pengertian perilaku kesehatan adalah segala tindakan atau sikap seseorang yang berhubungan dengan kesehatan.

Adapun dalam membentuk pola kebiasaan hidup sehat akan dapat dicapai melalui praktik nyata yang dapat diterapkan dalam keseharian diantaranya yaitu:

1) Perilaku terhadap makan.

Perilaku terhadap makan, yakni respon seseorang terhadap makan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan pralctek terhadap makanan serta unsur-unsur Yang, terkandung di dalamnya (zat gizi), konsumsi makan, penyajian makanan dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita. 2) Perilaku terhadap kesehatan pribadi.


(16)

mengenai aktivitas pribadi, penampilan pribadi, keadaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan panca indera, pemeliharaan kesehatan gigi, penyakit menular dan tidak, fungsi alat-alat tubuh dan pertumbuhan. Hermawan (1998:13).

3) Perilaku terhadap sakit dan penyakit.

Penyakit adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda acing atau luka (injury). Hal ini adalah fenomena yang objektif yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme tubuh. Sedangkan sakit adalah penilaian seorang terhadap penyakit sehubungn dengan pengalaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan fenomena subjektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak (feeling unwell). Notoadmojo (2003:180).

Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberikan pengaruh yang positif pada kesehatannya, tetapi sebaliknya kebiasaan yang cenderung

memberi dampak negatif akibatnya, individu modal, terserang penyakit. Perilaku terhadap sakit dan penyakit menurut Notoadmojo (2003: 195) meliputi:

a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan-makanan yang bergizi, olahraga, dan sebagainya.

b. Perilaku pencegahan penyakit adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria.


(17)

untuk melakukan atau mencari pengobatan kefasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya). d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan, yaitu perilaku

yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit, misalnya mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatan.

e. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan, perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatanya yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas-fasilitas. f. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan adalah respon seseorang

terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia, seperti: penggunaan air bersih, rumah sehat, dan pembersihan sarang nyamuk.

Berdasarkan hal di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku terhadap sakit dan penyakit adalah respon seorang terhadap sakit dan penyakit, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsikan penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya), maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan sakit dan penyakit tersebut. Adapun perilaku itu ditekankan pada tindakan memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, usaha-usaha dalam pemulihan kesehatan setelah sakit, pemanfaatan terhadap layanan kesehatan yang ada, dan respon seseorang terhadap pemeliharaan kesehatan lingkungan. Dengan perilaku itu diharapkan


(18)

perilaku hidup sehat tercapai dan dapat terhindar dari sakit dan penyakit. Dalam hal ini, upaya pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang di sebut sarana kesehatan yaitu tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan seperti puskesmas, dokter, rumah sakit, dan juga instansi-instansi terkait yang salah satunya adalah sekolah.

C. Pendidikan Kesehatan Sekolah

Pendidikan kesehatan adalah usaha yang diberikan berupa bimbingan atau tuntunan kepada seseorang atau anak didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadi (fisik, mental, sosial) agar dapat tumbuh dan berkembang secara. harmonik. ( Hermawan, 1998: 2)

Pendidikan kesehatan dikaitkan dengan Pendidikan Jasmani, sehingga menjadi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang pada hakikatnya juga merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan. Pendidikan kesehatan diarahkan kepada pembinaan pola dan kebiasaan hidup sehat. Sebagai sasaran pendidikan kesehatan adalah begaimana mengintegrasikan pengetahuan, sikap, nilai dan perbuatan nyata berkenaan dengan pola hidup sehat.

Tujuan Pendidikan Kesehatan di sekolah menurut Syarifuddin dan Muladi dalam Hermawan. (1998: 3), yaitu:

1) Meningkatkan pengetahuan anak didik tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat.


(19)

2) Menanamkan dan membina nilai dan sikap mental yang positif terhadap prinsip hidup sehat.

3) Menanamkan dan membina kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.

4) Meningkatkan keterampilan anak didik dalam, melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.

Begitu padatnya kurikulum Sekolah Dasar (SD), sehingga guru juga

bertanggungjawab terhadap materi pendidikan kesehatan dan praktek olahraga. Berdasarkan pemaparan di atas, salah satu gambaran yang perlu diterapkan oleh seorang guru yaitu: siswa dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman serta pengetahuan tentang arti pentingnya hidup sehat.

D. Pengenalan Ilmu Gizi

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Untuk dapat beraktifitas dengan baik, tubuh tentunya membutuhkan bahan bakar yang cukup. Oleh karena itu, sudah seharusnya masalah gizi menjadi bahan perhatian kita. Terlebih lagi bagi usia sekolah dasar baik laki-laki maupun perempuan yang merupakan masa pertumbuhan sebagai modal dasar dan aset yang sangat berharga bagi pembangunan bangsa di masa depan.


(20)

Kata "gizi" berasal dari bahasa arab "ghidza" yang berarti "makanan". Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia. Menurut Almatsir (2004: 3) bahwa Ilmu Gizi (nutrition scince) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal .

Zat gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.

1. Pengertian Gizi (Nutrition)

Menurut Almatsier (2004: 3) gizi adalah hubungan makanan dengan kesehatan dan proses dimana organisms menggunakan makanan : untuk menghasilkan energi, pertumbuhan dan perkembangan mengganti jaringan sel rusak, dan mempertahankan hidup.

2. Status Gizi (Nutrition Status)

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dipengaruhi oleh asupan makanan,

penyerapan dan penggunaannya. Menurut Almatsier (2004: 3), secara umurn terdapat empat kategori status gizi, yaitu status gizi buruk, kurang, baik dan lebih.


(21)

Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim/suhu udara, dan kondisi fisik tertentu. Kecukupan atau konsumsi gizi anak berbeda dengan kecukupan gizi pada usia dewasa. Gambaran status gizi anak pada

umumnya dapat dilihat melalui pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metobolik.

Sedangkan perkembangan yaitu bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang teratur. Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten, karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi.

Status gizi juga berkaitan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi seseorang berkaitan dengan perkembangan otak, dan kemampuan belajar,. Oleh karena itu, bagi negara berkembang seperti Indonesia kebutuhan gizi merupakan salah satu faktor penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan sumber daya manusia berkualitas ( Almatsier, 2004: 4 )

Menurut Sediaoetama (1985: 17), ada beberapa komponen zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk meningkatkan status gizi, seperti:

a. Energi


(22)

untuk bermain dan sebagainya. Pada usia remaja (10-14 tahun), terjadi proses pertumbuhan jasmani yang pesat serta, perubahan bentuk dan susunan jaringan tubuh, di camping aktivitas fisik yang tinggi. Besar kecilnya angka kecukupan energi sangat dipengaruhi oleh lama serta intensitas kegiatan jasmani tersebut. Widyakarya Pangan dan Gizi (1988) dalam Almatsier (2004: 302) disebutkan bahwa kecukupan energi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Angka Kecukupan Energi Per Hari.

Golongan Umur (tahun) Pria (kkal) Wanita (kkal)

1-3 1250 1250

4-6 1750 1750

7-9 1900 1900

10-12 2000 1900

13-15 2400 2100

Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Sunita Almatsier (2004:302)

Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan ( Almatsier, 2004: 148). Lebih kurang setengah dari jumlah kandungan energi total dalam tubuh, sementara sisanya lemak yang merupakan cadangan yang diperlukan dapat di mobilisasikan pada penderita obesitas. Cadanganini sangat besar begitu pula sebaliknya pada orang yang kurus jumlah tersebut kecil ( Arisman, 2004: 159).

b. Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting. Karena merupakan Sumber energi utama bagi manusia. Karbohidrat diperlukan oleh anak yang


(23)

sedang mengalami proses pertumbuhan terutama sebagai energi. Sumber karbohidrat terdapat dalam padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Sumber karbohidrat yang benyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi singkong, talas, dan sagu ( Almatsier, 2004: 28).

c. Protein

Fungsi protein didalam tubuh sangat eras hubungannya dengan hayat hidup sel. Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan. Berdasarkan sumbernya, protein dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu protein hewani yang berasal dari daging, telur, ikan, dan kerang. Serta protein nabati yang berasal dari sayuran dan

kacang-kacangan. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai nilai biologis tertinggi (Almatsier, 2004: 100). Angka Kecukupan protein/hari yang dianjurkan menurut Widyakarya Pangan dan Gizi (1988) dalam Sunita Almatsier (2004: 302) adalah Tabel 2. Angka Kecukupan Protein/Hari.

Golongan Umur (tahun) Pria (kkal) Wanita (kkal)

1-3 23 23

4-6 32 32

7-9 37 37

10-12 45 54

13-15 64 62

"Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Almatsier (2004:302)


(24)

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun kualitas seperti telur, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang, kedelai, dan hasilnya seperti tempe dan tahu serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai

merupakan sumber protein nabati yang mempunyai kualitas atau nilai biologis tertinggi (Almatsier, 2004: 100).

d. Lemak

Lemak merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak yang berlebih dapat disimpan dalam tubuh sebagai cadangan tenaga, dan bila sangat berlebih akan disimpan sebagai lemak tubuh. Dianjurkan konsumsi lemak hewani dikurangi dan banyak menggunakan lemak nabati. Pada anak usia 1-3 tahun, kebutuhan lemak sekitar 40 – 40 %, sedangkan anak usia 2-18 tahun dianjurkan untuk mengkonsumsi lemak sekitar 25% dari total kecukupan energi sehari.(Almatsier, 2004: 302)

e. Vitamin

Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air. Kedua golongan vitamin tersebut mempunyai sifat umum sendiri-sendiri. Fungsi umum vitamin adalah sebagai bagian dari enzim atau koenzim, mempertahankan fungsi berbagai jaringan, membantu proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru, serta membantu

pembuatan senyawa dalam tubuh. Tubuh manusia membutuhkan vitamin A,B,C,D,E, dan K yang dapat diperoleh dari makanan sehari-hari (Almatsier, 2004 : 151).


(25)

f. Mineral

Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit, tetapi pada anak-anak sering dijumpai masukan makanan kurang dalam beberapa jenis mineral seperti zat besi (Fe), kalsium (Ca). Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Di samping itu mineral berperan dalam sebagai faktor dalam aktivitas enzim-enzim (Almatsier, 2004: 228).

Kebutuhan zat besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Kehilangan Zat besi dapat terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorbsi. Pada orang dewasa laki-laki kurang lebih 1 mg sehari zat besi yang hilang dari dalam tubuh. Sedangkan pada perempuan melalui haid rata-rata 0,5 mg kehilangan zat besi. Berikut angka kecukupan Zat Besi (Fe) yang dianjurkan oleh Widyakarya Pangan clan Gizi untuk indonesia :

Tabel 3. Angka Kecukupan zat besi (Fe)

Golongan Umur Fe (mg)

Bayi 3-5 mg

Balita 8-9 mg

Anak Sekolah 10 mg

Remaja Laki-laki 14-17 mg Remaja Perempuan 14-25 mg Dewasa Laki-laki 13 mg Dewasa Perempuan 14-26 mg


(26)

Golongan Umur Fe (mg)

Ibu Hamil +20 mg

Ibu Menyusui +2 mg

"Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Almatsier (2004: 254)

Selain zat besi, Kalsium juga merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh dalam jaringan keras yaitu dalam tulang dan gigi. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang tiap hari. Berikut Angka Kecukupan Kalsium yang dianjurkan oleh Widyakarya pangan dan gizi:

Tabel 4. Angka Kecukupan kalsium (Ca)

Golongan Umur Ca (mg)

Bayi 300-400 mg

Anak-anak 500 mg

Remaja 600-700 mg

Dewasa 500-800 mg

Ibu hamil dan menyusui +400 mg

"Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Almatsier (2004: 242)

g. Air

Air merupakan komponen kimia utama dalam tubuh. Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan berkurangnya

kemampuan ginjal maka air punya peranan penting sebagai

pengangkut sisa pembakaran tubuh clan mendorong peristaltik usus. Dua dari tiga bagian tubuh manusia adalah air. Fungsi air tersebut


(27)

sebagai pelarut mineral dan komponen lainnya dan regulasi suhu tubuh (Sediaoetama, 1985: 171). Cairan dalam tubuh merupakan bagian yang terbesar, karena sebagian cairan ada yang terbuang melalui ginjal sebagai urine atau melalui kulit sebagai keringat. Melihat begitu kompleknya tugas air dalam tubuh, maka untuk menggantikan cairan yang hilang, kurang lebih 2-3 liter (8 gelas) air dibutuhkan orang dewasa dan 1- 1.5 liter (6 gelas) air per harinya bagi anak-anak. Kebutuhan ini memang sangat relatif, jika hari pangs dan banyaknya aktifitas yang mengeluarkan keringat dilakukan, maka makin banyak air dibutuhkan oleh tubuh. (Almatsier, 2003: 223).

3. Tingkat-Tingkat Status Gizi

Tingkat kesehatan gizi terbaik adalah kesehatan gizi optimum

(eunutritional state). Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh semua zat gizi tersebut.

Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya. Tubuh juga mempunyai daya tahan yang

setinggi-tingginya. Tingkat kesehatan gizi sebagai hasil konsumsi berlebih, adalah kesehatan gizi lebih (overnutritional state). Ternyata kondisi ini

mempunyai tingkat kesehatan yang lebih rendah, meskipun berat badan lebih tinggi dibandingkan berat badan ideal: tubuh kelebihan berat badan, disebut overwight. Tingkat kesehatan gizi sebagai hasil konsumsi


(28)

defisiensi gizi. Berat badan akan lebih rendah dari berat badan ideal dan penyediaan zat-zat gizi bagi jaringan tidak mencukupi, sehingga akan menghambat fungsi jaringan tersebut (Sediaoetama, 1985: 26). Pengukuran Antropometri merupakan cara penilaian status gizi yang umum dan mudah dilakukan , salah satunya yaitu dengan cara : 1. Penimbangan berat badan.

2. Pengukuran tinggi badan.

Penggunaan antropometri sebagai alat ukur status gizi semakin mendapat perhatian karena dapat digunakan secara luas dalam program-program perbaikan gizi di masyarakat.

Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi jika tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih jika tedadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi (Almatsier, 2004: 9).

4. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

Pada prinsipnya, penilaian status gizi anak serupa dengan penilaian pada periode kehidupan lain. Pemeriksaan yang perlu lebih diperhatikan tentu


(29)

saja bergantung pada bentuk kelainan yang bertalian dengan kejadian penyakit tertantu. Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data

pemeriksaan laboratories serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota tim penilai (Arisman, 2002: 171).

Penilaian antropometri yang penting dilakukan ialah penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan, lingkar dengan, dan lipatan kulit triseps. Pemeriksaan ini penting, terutama pada anak prasekolah yang berkelas ekonomi dan social rendah. Pengamatan anak usia sekolah dipusatkan terutama pada percepatan tumbuh. Uji pertumbuhan pada golongan usia ini setidaknya diselenggarakan setahun sekali, karena laju pertumbuhan pada fase ini relatif lambat. Arisman (2002: 59).

Komponen penelitian status gizi meliputi asupan pangan, pemeriksaan biokimiawi, pemeriksaan klinis dan riwayat mengenai kesehatan, pemeriksaan antropometri, serta data psikososial (Arisman, 2002: 171).

Tujuan yang hendak dicapai dalam pemeriksaan antropometri adalah besaran komposisi tubuh, yang dapat dijadikan isyarat dini perubahan status gizi. Tujuan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu untuk penapisan status gizi, survey status gizi, dan pemantauan status gizi.


(30)

Penapisan diarahkan pada orang perorang untuk keperluan khusus. Survey ditunjukkan untuk memperoleh gambaran status gizi masyarakat pada saat tertentu serta faktor-faktor, yang berkaitan dengan itu. Pemantauan

bermanfaat sebagai pemberi gambaran perubahan status gizi dari waktu ke waktu. (Arisman, 2002: 181).

5. Jenis Parameter Antropometri

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia. (Supariasa, 2002: 38)

Berikut adalah Jenis parameter antropometri yang akan digunakan : a. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. menurut Pustlitbang Gizi Bogor dalam (Supariasa, 2002: 38), cara menentukan usia anak :

Contoh :

Tahun usia penuh (completed year) Umur: 8 tahun 6 bulan 13 hari, Dibulatkan menjadi 8 tahun Umur: 8 tahun 11 bulan 10 hari, Dibulatkan. menjadi 9 tahun


(31)

Dalam pengambilan data untuk menentukan umur seoarang anak, sebaiknya petugas menyesuaikan umur anak tersebut dengan akte kelahiranya. (Tarigan, 2008)

b. Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan cepat. Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quick Stik), faktor umur dapat dikesampingkan (Supariasa, 2002: 39). Tinggi atau panjang badan merupakan indikator umurn ukuran tubuh dan panjang tulang. Namur tinggi saja belum bisa dijadikan indikator untuk menilai status gizi, kecuali digabungkan dengan indikator lain seperti usia dan berat badan.

Penggunaan tinggi, atau panjang, bukan tanpa kelemahan. Pertama, baku acuan yang tersedia umumnya terambil dari penilaian tinggi badan subjek yang berasal dari masyarakat berstatus gizi baik di negara maju. Kedua, defisit pertumbuhan liner barn akan terjelma manakala

defisiensi telah berlangsung lama, yang berarti tidak terejawantah semasa bayi. Ketiga, secara genetic setiap orang terlahir menurut ukuran yang tidak serupa : orang yang bila dibandingkan dengan populasi acuan ukuran lebih pendek tidak langsung berarti malnutrisi (Arisman, 2002: 182).

c. Berat Badan


(32)

antropometri yang paling banyak digunakan, karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun oleh mereka yang beta huruf. Agar berat bisa dijadikan satu ukuran yang terandal, parameter lain seperti tinggi, ukuran rangka, proposi lemak otot, serta tulang, harus

dipertimbangkan. Dengan kata lain, ukuran berat harus

dikombinasikan dengan parameter antropometrik yang lain. Dalam Nurhasan (2000: 52), Pengukuran berat badan dilakukan dengan cars peserta berdiri tegak diatas timbangan dengan memakai baju seminim/seringan mungkin dan tanpa memakai alas kaki. Menurut Tarigan 2008 Untuk mendapatkan berat yang sebenarnya, sebaiknya penimbangan dilakukan setelah selesai minimal 2 jam setelah makan. Oleh karena itu, selain mengurangi pakaian yang dikenakan, maka setiap anak di beri aturan tegas agar 2 jam sebelum di timbang anak tidak boleh memakan makanan apapun.

6. Interpretasi Hasil Pengukuran Berat dan Tinggi Badan. Interpretasi memerlukan data pembanding, yang berasal dari hasil pengukuran subjek yang sehat dan berstatus gizi baik serta berasal dari genetik yang sama pula yang berskala internasional, atau hanya lokal. Sejak bulan juli tahun 2000, Depkes RIhanya menganjurkan baku acuan WHO-NCHS. Buku acuan ini terpilih karena jauh lebih mendekati kriteria atau dengan kata lain lebih epresentatif, ketimbang buku Harvard

(Arisman, 2002: 187).


(33)

pengukuran berat badan untuk usia 5-12 tahun, dapat dilakukan dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA) (Hari Gizi Nasional, 2010).

E. Gizi dan Permasalahannya Pada Anak Usia SD

Walaupun pertumbuhan fisik anak SD cenderung lambat, namun tak dapat disangkal bahwa kebutuhan gizi yang seimbang di usia SD tetap perlu diperhatikan. Hal ini mengingat pada usia SD, anak berada pada masa pertumbuhan yang kelak akan berpengaruh pada masa-masa selanjutnya. Dikatakan bahwa menjelang usia 6-12 tahun anak menjadi lebih tinggi dan berat. Hal ini karena pada usia tersebut tedadi perkembangan skeletal dan muskular yang banyak berkaitan dengan jaringan tulang/kerangka dan otot seseorang. Dilain pihak perkembangan motorik anak SDpun sudah lebih sempurna dan terarah. Itulah sebabnya anak-anak SDsudah dapat dilatih untuk berbagai kegiatan olah raga yang memerlukan koordinasi gerakan. Namur agar dapat dilatih dan perkembangannya lebih sempurna, anak memerlukan gizi yang baik, khususnya yang mencakup 4 sehat dan 5 sempurna.

Perkembangan dan pertumbuhan anak sangat tergantung dari faktor bawaan dan lingkungan. Karma dipengaruhi oleh faktor bawaan maka perkembangan fisik dapat dikatakan sebagai proses kanalisasi, yaitu kecenderungan faktor bawaan untuk membatasi perkembangan dari karakteristik yang ada, hal ini terjadi karena adanya faktor lingkungan.

Yang dimaksud faktor lingkungan disini adalah selain rangsangan fisiologis berupa pemberian gizi, juga rangsangan psikologis yang dapat berupa


(34)

perhatian dan kasih sayang. Anak yang kekurangan gizi dalam

pertumbuhannya akan bermasalah di kemudian hari, tidak hanya kekurangan berat badan, tetapi juga dapat berpengaruh pada perkembangan lain seperti segi intelektual, maupun emosional. Pola makan yang salah juga dapat menjadi masalah yang serius, karena akan menyebabkan perkembangan badan tidak seimbang. Seperti misalnya kegemukan (obesitas). Penyakit juga dapat berpengaruh dalam perkembangan anak, misalnya selain malnutrisi, juga bagaimana imunisasi yang telah diperoleh anak di masa pertumbuhannya.

F. Akibat Gangguan Gizi Terhadap Tubuh

Konsumsi makanan akan mempengaruhi status gizi seseorang baik itu status gizi kurang maupun status gizi lebih. Hal tersebut merupakan gangguan gizi yang disebabkan oleh faktor primer dan sekunder.

1. Faktor Primer

Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, dan kebiasaan makan yang salah.

2. Faktor Sekunder

Faktor skunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. Misalnya gangguan pencernaan karena kelainan alai pencernaan dan kekurangan enzim, gannguan proses absorbsi zat gizi karena adanya parasit, atau gangguan proses metabolisms dan akskresi.


(35)

1) Akibat Gizi Kurang pada Proses tubuh

Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh tergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (kualitas dan

kuantitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses : a. Pertumbuhan

Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok.

b. Produksi tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan mnyebabkan seseorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas/ orang menjadi malas, lemah, dan produktifitas ker a menurun.

c. Pertahanan tubuh

Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibody berkurang, sehingga mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk dan diare.

d. Struktur dan fungsi otak

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan kemampuan berfikir, otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat berakibat pada terganggunya fungsi otak secara permanen. e. Perilaku


(36)

menunjukkan perilaku tidak tenang, mudah tersinggung, cengeng, dan apatis.

2) Akibat Gizi Lebih pada Proses Tubuh

Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko dalam terjadinya berbagai penyakit degeneratif, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, penyakit diabetes, jantung koroner, hati, dan kantung empedu. (Dirangkum dari Almatsier, 2003: 9-12)

Dari beberapa keterangan diatas tampak jelas bahwa gizi yang baik merupakan modal utama bagi pertumbuhan, perkembangan dan aktifitas dan kualitas kehidupan seseorang.

3) Obesitas/Kegemukan

Kegemukan terjadi tidak hanya dikarenakan gangguan metabolisme, akan tetapi juga Bering disebabkan karena pola makan yang - anak akan menjadi kegemukan apabila energi yang diperoleh lebih besar dari yang dikeluarkan sehingga akan menjadi masalah secara fisik dan mental anak dalam pergaulan. Secara fisik menjadi hambatan bagi anak yang bersangkutan untuk dapat bergerak dengan lincah dalam permainan atau dalam pelaksanaan kegiatan. Sering pula anak kegemukan menjadi olok-olokkan teman-temannya yang akibatnya dapat mempengaruhi rasa percaya dirinya berkurang terutama di kalangan anak wanita. Dalam hal ini, anak-anak yang gemuk dapat diklasifikasikan berdasarkan


(37)

ahli sepakat seorang anak dikatakan gemuk bila berat badannya 25% lebih tinggi dari rata-rata dengan mempertimbangkan segi jenis kelamin, usia, tinggi dan bentuk badan.

G. Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas jumlahnya). Direktorat Gizi Depkes pada tahun 1995 telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Tujuan PUGS merupakan alat untuk memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas, dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang. Pedoman disusun dalam rangka memenuhi salah satu rekomendasi Konferensi Gizi Internasional di Roma pada tahun 1992. PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman 4 sehat 5 sempurna yang memuat pesan-pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik masalah gizi kurang, maupun masalah gizi lebih yang selama 20 tahun terakhir mulai menampakkan diri di Indonesia (dirangkum dari Almatsier, 2004).

PUGS merupakan susunan makanan yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya. Pengelompokkan bahan makanan disederhanakan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai : 91) sumber energi/tenaga; (2) sumber zat pembangun; dan (3) sumber zat pengatur.


(38)

Sumber energi diperlukan tubuh dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun dan zat pengatur, sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada kebutuhan zat

pembangun. Hal ini dapat terlihat pada gambar berikut :

Diadopsi dart Almatsier, (2004).

Sumber energi diperoleh dari beras, jagung, seral/gandum, ubi kayu, kentang dan yang semisal dengannya. Zat pengatur diperoleh dari sayur dan buah-buahan, sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang-kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urutan-urutan menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh.

H. Kerangka Fikir

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah dasar, pendidikan kesehatan merupakan bagian integral


(39)

dari proses pendidikan secara keseluruhan. Status gizi merupakan salah satu parameter penting dalam menilai tumbuh kembang dan keadaan kesehatan anak pada umum. Oleh karena itu bidang pengajaran pendidikan kesehatan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis sekali dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama dalam segi fisik dan mental. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan berprestasi.


(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Narbuko (2007 : 4)

Desain penelitian ini adalah survei deskriptif, yang membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. Di lihat dari segi waktu berbentuk cross sectional, pada saat penelitian berlangsung.

B. Identifikasi Variabel

Menurut Arkunto (2006:118) Variabel Penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Yang menjadi variabel penelitian ini adalah status gizi.

C. Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan status gizi dalam pengetahuan ini adalah suatu kondisi kesehatan tubuh setiap siswa yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan, dalam hal ini variabel penentuan status gizi adalah sebagai berikut :


(41)

1. Umur

Penentuan umur dicatat menggunakan tabel dengan ketentuan 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari.

2. Berat Badan

Alat yang digunakan timbangan badan injak yang sudah distandarisasi. 3. Tinggi Badan

Alat yang dipakai adalah pengukur tinggi badan yang disebut microtoa dan sudah distandarisasi.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Arikunto (2006:130) bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 34 siswa yang terdiri dari 18 laki-laki dan 16 perempuan.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2006:131) bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Apabila populasi kurang dari 100 sebaiknya diambil semua, apabila lebih dari 100 maka dapat diambil sampel 10%-15% atau 20%-25%.

E. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Tempat Penelitian


(42)

Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu kelas IV.

2. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dua bulan Februari sampai dengan Maret 2012.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pengukuran antropometrik yang terdiri dari BB, TB dan Umur. Setelah mengumpulkan data dari lapangan, maka tahap

selanjutnya adalah mengadakan pengolahan data dengan menghitung Berat Badan Ideal (BBI) anak terlebih dahulu dengan rumus :

BBI = (Usia dalam Tahun x 7 – 5) : 2 Kg.

Sumber : “Nelson Textbook of pedeatrics” dalam Arisman (2004:55).

G. Instrumen Peneltian.

Instrumen Penelitian adalah alat-alat pada waktu penelititan menggunakan suatu metode. Dalam peneltian ini instrumen yang akan digunakan adalah melalui pengukuran antropometri, yaitu dengan melakukan pencatatan umur, penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang dimasukkan kedalam tabel. Subjek diukur tinggi badannya dalam satuan meter dan ditimbang berat badannya dalam satuan Kg dengan menggunakan timbangan pegas dan alat pengukur tinggi badan.


(43)

Format Insrumen Penelitian. Instrumen Penlitian Gizi

IDENTITAS RESPONDEN Nama : ... Usia : ... Sekolah : ... Alamat : ... Tanggal Pengambil Data : ...

Data/Keterangan Antropometri Berat Badan : ... kg Tinngi Badan : ... cm

Pengambil Data,

...

H. Cara Kerja

Dalam pengambilan data ini, petugas yang melakukan penilaian adalah seorang mahasiswa penjas yang tugasnya adalah mencatat umur, tinggi badan dan juga berat badan. Seluruh siswa dicatat umurnya, kemudian ditimbang dengan timbangan pegas yang sama dan ditera sebelum melakukan


(44)

berdiri tegak ditengan alat timbangan, lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 kg. Pengukuran tinggi badan dengan mikrotoise tanpa alas kaki,

pandangan lurus kedepan, anak di instrusikan untuk menahan nafas dalam-dalam, maka pengukur sejajar dengan puncak kepala, geser alat ukur kebawah hingga sedikit menahan kepala, lakukan pembacaan dengan ketelitian 0,1.

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran BB dan TB tersebut dicatat pada tebel yang telah disiapkan kemudian, dibandingkan dengan standarisasi antropometri berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dari WHO-NCHS untuk menentukan status gizinya.

I. Teknik Analisis Data.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan rumus penentuan status gizi. Kriteria Penilaian Status Gizi berdasarkan BB menurut TB standar baku antropometri WHO-NCHS.

Tabel 5. Daftar standar baku perbandingan antropometri WHO-NCHS Indeks yang dipakai Batas Pengelompokan Sebutan Status Gizi Berat Badan menurut

Tinggi Badan (BB/TB)

> 90% Gizi Baik

81% – 90% Gizi Sedang

71% – 80% Gizi Kurang

≤ 70% Gizi Buruk

Catatan : persen dinyatakan terhadap median baku. (Supariasa, 2001:70)


(45)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara umum status gizi siswa SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu menunjukan adanya hubungan antara status gizi dengan parameter antropomentri (umur,tinggi,dan berat badan).

2. Dari 34 siswa SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang dikelompokan berdasarkan umur (9,10,dan 11) didapatkan 3 pengklasifikasian status gizi yang terdiri dari status gizi baik,sedang, dan kurang.

3. Kurangnya asupan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah akan mempengaruhi status gizi seseorang, baik itu status gizi kurang maupun status gizi lebih. 4. Menjaga keseimbangan gizi dapat diperoleh dengan mengkonsumsi zat gizi

yang sesuai dengan kebutuhan 4 sehat 5 sempurna yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin dan lemak disertai olahraga yang teratur.


(46)

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mangajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Para orang tua diharapkan dapat memantau, memperhatikan serta mengatur pola makan yang baik pada anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan dengan baik.

2. Agar para guru olahraga dapat memberikan pengarahan, pengertian, serta pemahaman tentang pola hidup sehat dan pentingnya status gizi.

3. Bagi instansi pemerintah terkait, terutama pihak sekolah perlu diadakanya pemantauan keadaan status gizi anak di sekolah.


(47)

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV

SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

M A R T I N I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(48)

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV

SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

Oleh M A R T I N I

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(49)

ABSTRAK

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

Oleh MARTINI

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang status gizi siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan penghitung berat badan ideal menggunakan antropometri penilaian status gizi berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi orang tua, pihak sekolah maupun guru yang mengajar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Deskriptif dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi sedangkan teknik

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pengukuran antropometri yang terdiri dari berat badan, tinggi badan, dan umur.

Hasil penelitian menunjukkan : variasi gambaran status gizi siswa kelas IV SDN 1 Wonodadi 47,05 % (16 siswa) status gizi baik, 29,41 % (10 siswa) status gizinya sedang, 23,54 % (8 siswa) status gizi kurang, dan tidak terdapat status gizi buruk.


(50)

KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012.

Nama Mahasiswa : M A R T I N I Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118024 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Herman Tarigan, M.Pd NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19601231 198803 1 018


(51)

Pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd …………

Penguji : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(52)

Penulis dilahirkan di Desa Wonokriyo Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung pada tanggal 21 April 1963 dari pasangan Bapak Madikram dan Ibu Hj Daniyem. Penulis merupakan anak ke delapan dari sebelas bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Wonodadi, diselesaikan pada tahun 1976. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Gadingrejo, diselesaikan pada tahun 1980. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Tanjung Karang diselesaikan tahun 1983. D2 Universitas Terbuka diselesaikan tahun 2003. Saat ini penulis masih mengikuti Program Pendidikan S1 Penjaskes dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(53)

MOTTO

Usah merasa gagal sebelum menjalaninya, karena tak selamanya kita gagal. Tersenyumlah, hidup ini akan terasa indah jika kita


(54)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Allah SWT karena berkat kuasa dan KaruniaNya saya mampu menyusun Skripsi ini hingga selesai.

2. Bapak Dosen Pembimbing dan Pembahas yang telah memberi pengarahan yang kami butuhkan sehingga saya bisa tahu hal – hal yang saya belum tahu.

3. Bapak kepala sekolah yang telah mengizinkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan Penelitian saya.

4. Suami dan Anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi motivatorku.

5. Sahabatku, semoga silaturahmi yang sudah baik ini akan tetap terjalin selamanya.

6. Almamaterku FKIP UNILA, tempat yang mendewasakanku

7. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.


(55)

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu terscurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini dengan judul “Studi Analisis Tentang Status Gizi Siswa Kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd se`laku Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Penguji Utama.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.


(56)

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 7 Pebruari 2012 Penulis,


(57)

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV

SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh M A R T I N I

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(58)

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV

SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

Oleh M A R T I N I

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(59)

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ... 10

B. Kesehatan ... 11

1. Perilkau hidup sehat ... 12

2. Penerapan Perilaku Hidup Sehat ... 13

C. Pendidikan Kesehatan Sekolah ... 17

D. Pengenalan Ilmu Gizi ... 18

1. Pengertian Gizi ... 19

2. Status Gizi ... 19

3. Tingkat-tingkat Status Gizi ... 26

4. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri ... 27

5. Jenis Parameter Antropometri ... 29

6. Interpretasi Hasil Pengukuran Berat dan Tinggi Badan ... 31

E. Gizi dan Permasalahannya Pada Anak Usia SD ... 32

F. Akibat Gangguan Gizi terhadap Tubuh ... 33

1. Akibat Gizi Kurang pada proses Tubuh ... 34

2. Akibat Gizi Lebih Pada Proses Tubuh ... 35

3. Obesitas ... 35

G. Gizi Seimbang ... 36

H. Kerangka Fikir ... 37

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 39

B. Edentifikasi Variabel ... 39

C. Definisi Operasional... 39

D. Populasi dan Sampel ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sampel ... 40

E. Tempat dan Waktu ... 40

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 41

G. Instrumen Penelitian... 41


(60)

1. Gambaran Umum SD ... 44 2. Deskripsi Data Status Gizi ... 44 3. Deskripsi Data Status Gizi Berdasarkan Kelompok Umur ... 45 a. Pengelompokkan Status Gizi Kelompok Umur 9 Tahun .. 46 b. Pengelompokkan Status Gizi Kelompok Umur 10 Tahun . 47 c. Pengelompokkan Status Gizi Kelompok Umur 11 Tahun . 48 B. Pembahasan ... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 53 B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(61)

Adzka, Akbar. 2007. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kebugaran Jasmani Mahasiswa Program Studi Penjaskes FKIP Unila Agkatan 2006. Skripsi: Universitas Lampung.

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Arisma. 2002. Buku Ajar Ilmu Gizi. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Proyek

Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. BSNP ; Jakarta

Depdiknas.2003 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hari Gizi Nasional.2010, Tango Peduli Gizi Indonesia.

Hermawan, rahmat. 1998.pendidikan kesehatan. Bandar lampung.

Narbuko, Cholid. 2007. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasan, 2000. Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia.

Notoatmojo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.PT Rineka Cipta. Jakarta Sediaoetama, A.D. 1985. Ilmu Gizi (Untuk Mahasiswa Dan Profesi) Jilid 1.


(62)

PGSD). Bandar Lampung.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005 . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka.Jakarta

Unila. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.


(63)

(64)

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

bertanggung jawab.

Pendidikan adalah upaya yang dikejakan secara radar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup dengan kata lain dimulai dari sejak dini hingga akhir hayat.

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, hal ini dalam rangka agar tidak terjadi ketinggalan dari negara lain yang sudah berkembang, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mengembangkan


(65)

A. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan secara radar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Kurikulum 1994 dalam Suherman (1997: vi), menyatakan bahwa Pendidikan. Jasmani dan Kesehatan adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan, moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.


(66)

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. Narbuko (2007 : 4)

Desain penelitian ini adalah survei deskriptif, yang membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. Di lihat dari segi waktu berbentuk cross sectional, pada saat penelitian berlangsung.

B. Identifikasi Variabel

Menurut Arkunto (2006:118) Variabel Penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Yang menjadi variabel penelitian ini adalah status gizi.

C. Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan status gizi dalam pengetahuan ini adalah suatu kondisi kesehatan tubuh setiap siswa yang dipengaruhi oleh konsumsi


(67)

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum SD

Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang dilaksanakan bulan Februari sampai dengan Maret 2012.

Di SDN 1 Wonodadi, memperoleh mats pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan satu kali dalam satu minggu dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Dengan materi dan praktek Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang dilaksanakan di lapangan.

2. Deskripsi Data Status Gizi

Deskripsi data dari hasil penelitian ini diperoleh melalui pengukuran yang dilakukan dengan Penilaian Status Gizi berdasarkan berat badan menurut tinggi badan penelitian yang kemudian diwujudkan dalam % median. standar baku Antropometri WHO-NCHS menjadi gambaran tentang status gizi pada siswa SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu dengan jumlah siswa 34 yang meliputi kriteria gizi baik, gizi sedang, gizi kurang, dan gizi buruk. Berikut data lengkapnya dapat dilihat pada tabel :


(68)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum status gizi siswa SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu menunjukan adanya hubungan antara status gizi dengan parameter antropomentri (umur,tinggi,dan berat badan).

2. Dari 34 siswa SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten

Pringsewu yang dikelompokan berdasarkan umur (9,10,dan 11) didapatkan 3 pengklasifikasian status gizi yang terdiri dari status gizi baik,sedang, dan kurang.

3. Kurangnya asupan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah akan

mempengaruhi status gizi seseorang, baik itu status gizi kurang maupun status gizi lebih.

4. Menjaga keseimbangan gizi dapat diperoleh dengan mengkonsumsi zat

gizi yang sesuai dengan kebutuhan 4 sehat 5 sempurna yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin dan lemak disertai olahraga yang teratur.


(69)

Adzka,Akbar.2007. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Kebugaran Jasmani Mahasiswa Program Studi Penjaskes FKIP Unila Agkatan 2006. Skripsi: Universitas Lampung.

Almatsier,Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT.Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Anonimus.2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar

Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Arisma.2002. Buku Ajar Ilmu Gizi. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Proyek

Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Depdiknas.

Depdiknas.2005. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

BSNP ; Jakarta

Depdiknas.2003 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang

System Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Hari Gizi Nasional.2010, Tango Peduli Gizi Indonesia.

Hermawan,rahmat. 1998.pendidikan kesehatan. Bandar lampung.

Narbuko, Cholid. 2007. Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhasan,2000. Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Notoatmojo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.PT Rineka Cipta. Jakarta Sediaoetama, A.D. 1985. Ilmu Gizi (Untuk Mahasiswa Dan Profesi) Jilid 1.


(70)

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN

2011/2012

.

Nama Mahasiswa : M A R T I N I

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013118024

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd. Drs. Herman Tarigan, M.Pd

NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19601231 198803 1 018


(71)

Pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd …………

Penguji : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(72)

Usah merasa gagal sebelum menjalaninya, karena tak selamanya kita gagal. Tersenyumlah, hidup ini akan terasa indah jika kita mensyukurinya.Yakinlah esok


(73)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Allah SWT karena berkat kuasa dan KaruniaNya saya mampu menyusun Skripsi ini

hingga selesai.

2. Bapak DosenPembimbing dan Pembahas yangtelahmemberipengarahan yang kami

butuhkansehinggasayabisatahuhal – hal yang sayabelumtahu.

3. Bapakkepalasekolah yangtelahmengizinkandanbertanggungjawabataspelaksanaanPen

elitian saya.

4. Suami dan Anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi motivatorku.

5. Sahabatku, semoga silaturahmi yang sudah baik ini akan tetap terjalin selamanya.

6. Almamaterku FKIP UNILA, tempat yang mendewasakanku

7. Dan kepadasemuapihak yang tidakdapatpenulissebutkansatupersatu yang


(74)

Penulis dilahirkan di Desa Wonokriyo Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung pada tanggal 21 April 1963 dari pasangan Bapak Madikram dan Ibu Hj Daniyem. Penulis

merupakan anak ke delapan dari sebelas bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Wonodadi, diselesaikan pada tahun 1976. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Gadingrejo, diselesaikan pada tahun 1980. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Tanjung Karang diselesaikan tahun 1983. D2

Universitas Terbuka diselesaikan tahun 2003. Saat ini penulis masih mengikuti Program Pendidikan S1 Penjaskes dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(75)

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu terscurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini dengan judul “Studi Analisis Tentang Status Gizi Siswa Kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd se`laku Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Penguji Utama.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah

memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang


(76)

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 7 Pebruari 2012 Penulis,


(1)

Pembimbing : Drs. Herman Tarigan, M.Pd …………

Penguji : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(2)

MOTTO

Usah merasa gagal sebelum menjalaninya, karena tak selamanya kita gagal. Tersenyumlah, hidup ini akan terasa indah jika kita mensyukurinya.Yakinlah esok


(3)

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Allah SWT karena berkat kuasa dan KaruniaNya saya mampu menyusun Skripsi ini

hingga selesai.

2. Bapak DosenPembimbing dan Pembahas yangtelahmemberipengarahan yang kami

butuhkansehinggasayabisatahuhal – hal yang sayabelumtahu.

3. Bapakkepalasekolah yangtelahmengizinkandanbertanggungjawabataspelaksanaanPen

elitian saya.

4. Suami dan Anak-anakku tersayang karena telah mendukung dan menjadi motivatorku.

5. Sahabatku, semoga silaturahmi yang sudah baik ini akan tetap terjalin selamanya.

6. Almamaterku FKIP UNILA, tempat yang mendewasakanku

7. Dan kepadasemuapihak yang tidakdapatpenulissebutkansatupersatu yang


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Wonokriyo Kecamatan Gadingrejo

Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung pada tanggal 21 April 1963 dari pasangan Bapak Madikram dan Ibu Hj Daniyem. Penulis

merupakan anak ke delapan dari sebelas bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Wonodadi, diselesaikan pada tahun 1976. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri Gadingrejo, diselesaikan pada tahun 1980. Sekolah Guru Olahraga (SGO) Negeri Tanjung Karang diselesaikan tahun 1983. D2

Universitas Terbuka diselesaikan tahun 2003. Saat ini penulis masih mengikuti Program Pendidikan S1 Penjaskes dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(5)

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu terscurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini dengan judul “Studi Analisis Tentang Status Gizi Siswa Kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Drs. BaharuddinRisyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd se`laku Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Penguji Utama.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Segenap Staf dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah

memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Kepala SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang


(6)

9. Siswa-siswi kelas IV SDN 1 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

10. Teman-teman seperjuangan di Program S1 dalam Jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 7 Pebruari 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

STUDI TENTANG STATUS GIZI IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN KALIPARE KABUPATEN MALANG TAHUN 2011/2012

0 16 23

STUDI ANALISIS TENTANG STATUS GIZI SISWA KELAS IV SDN 1 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

0 8 76

PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR BOLA MENDATAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KEDIRI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 49

ENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ASLI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2011/2012

1 12 144

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ASLI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP 2011/2012

0 21 55

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SDN 1 BULUREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 60

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SDN 1 BULUREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 123

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD N 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2011/2012

0 7 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP. 2011/2012

0 4 50