BAB II KAJIAN TEORI
A. Program Solo Royo – royo
1. Latar Belakang a. Kondisi Wilayah dan Potensi
Luas wilayah kota Surakarta 44.044 km² atau 4.404.059,3 Ha, hutan kota yang ada di Kodya Surakarta luashya hanya 26,21 Ha. Disbanding
dengan luas kota, maka hanya sekitar 5 . Secara teori kawasan perkotaan yang sehat membutuhkan RTH Ruang Terbuka Hijau seluas 40 . Jumlah
penduduk 585.000 jiwa dengan kepadatan penduduknya 12.408 orang per kilometer. Wilayah Solo bagian utara memiliki tanah grumosol lempung,
jenis tanah ini memiliki bahan organik pada lapisan bawahnya. Dengan pH antara 6,0 – 8,0 yang derajat keasamannya normal sampai tinggi, asam agak
alkalis, struktur tanah remah, textur tanah liat, daya menahan air cukup baik, permeabilitas cukup lambat dan sangat peka terhadap bahaya erosi. Secara
umum tanah ini memiliki sifat fisik dan kimia yang jelek sampai sedang, sehingga produktifitasnya rendah sampai sedang.
b. Dampak Negatif dan Permasalahan Kegiatan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan akan
mengakibatkan dampak perubahan pada ekosistem dan keaneka ragaman hayati di kawasan pembangunan tersebut baik yang langsung dirasakan,
ataupun yang sukar diteteksi. Dampak yang sekarang terjadi merupakan rona lingkungan yang dapat dirasakan, indikasinya adalah kawasan semakin tidak
nyaman panas, terjadi pendangkalan saluran kota, anak sungai, sungai
Bengawan Solo. Mengakibatkan banyaknya sediment yang terbawa ke sungai pada waktu curah hujan turun, dengan ditunjang dengan lahan yang rawan
erosi pada kondisi tanah terbuka tanpa vegetasi kumpulan tanaman tahunan berupa pepohonan dengan kerindangan sebagai ukurannya. Fenomena
terjadinya adalah degradasi sumber daya air dan tanah, dikawatirkan akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem yang pada akhirnya berdampak buruk
pada kelangsungan hidup manusia. Ditambah kondisi semakin berkurangnya luas tanah yang dapat ditanami. Yang menjadikan isu lingkungan saat ini
adalah Solo kota yang bukan daerah hilir justru pernah mendapatkan bencana alam banjir banding yang benyak menelan korban dan kerugian yang besar.
Dari permasalahan tersebut maka peningkatan pengelolaan lingkungan terpadu melalui pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dimana peran serta masyarakat
dengan bentuk partisipasi menjadikan tulang punggung suksesnya gerakan penanaman pohon penghijauan di seluruh pelosok kota Surakarta ini. Ini
merupakan wujud dari kepedulian seluruh lapisan masyarakatdalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan dengan konsep mempertahankan
keanekaragaman tanaman dengan tahap mempertahankan estetika dan keindahan taman perkotaan yang mempunyai vegetasi yang mampu
meningkatkan kenyamanan dan kesegaran sekaligus dapat menanggulangi pencemaran udara, air dan tanah. Yang dimasa mendatang akan menjadikan
harapan bagi penghuninya dan pendatang kota Solo. Pedoman “GERAKAN PENANAMAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA SURAKARTA” 12 Januari
2004 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP PEMKOT SURAKARTA hal : 1.
2. Pengertian Program Solo Royo – royo Solo royo – royo adalah suatu program untuk melanjutkan kegiatan Resik – resik
kutha pada tahun lalu, Pemerintah Kota Surakarta akan kembali mengadakan kegiatan massal. Kali ini yang dipilih adalah Resik – resik kutha dan penanaman pohon.
Sedangkan Program Solo Royo – royo sendiri adalah program pemerintah kota surakarta untuk menggerakan masyarakat untuk melaksanakan penanaman tanaman
penghijauan secara terpadu dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan serta pemanfaatan ruang yang kosong dan tidak produktif serta mempertahankan ekosistem
perkotaan dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup dan pengembangan keanekaragaman hayati. Pedoman “GERAKAN PENANAMAN TANAMAN
PENGHIJAUAN KOTA SURAKARTA” 12 Januari 2004 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP PEMKOT SURAKARTA hal : 1 – 2.
Sedangkan lingkungan hidup menurut Emil Salim diartikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan, dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia”. Sedangkan menurut Otto Soemarwoto lingkungan adalah “umlah semua benda dan kondisi yang
ada dalam ruangan yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita”. Pengantar Ilmu Lingkungan edisi revisi 1995 hal : 14
Lingkungan hidup menurut Undang – undang no. 4 tahun 1982 tentang pokok – pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 menyebutkan :
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainya”.
3. Tujuan dan manfaat program Solo Royo – royo a.Tujuan
1 Sebagai upaya konservasi air tanah guna mengingkatkan pasokan air dalam tanah.
2 Mengurangi pencemaran, baik dengan penurunan polutan udara, memperbaiki iklim mikro perkotaan dan dapat menurunkan suhu,
mengurangi sengatan matahari, mengurangi tingkat kebisingan, dan sebagai paru – paru kota.
3 Menanamkan kesadaran tentang pentingnya kelestarian fungsi lingkungan kepada masyarakat dalam rangka mengingkatkan pengelolaan lingkungan
hidup. 4 Meningkatkan kualitas lingkungan melalui pemberdayaan warga
mesyarakat, dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam bentuk partisipasi dari para pengusaha, tokoh masyarakat, masyarakat solo pada
umumnya dan instansi pemerintah. b. Manfaat
1 Meningkatkan fungsi ekologis, sosial, dan ekonomis serta kesejahteraan masyarakat.
2 Menyediakan media untuk kegiatan pendidikan, rekreasi dan ekonomi sekaligus menggugah kepedulian masyarakat terhadap fungsi lingkungan
hidup. 3 Meningkatkan keindahan taman kota dan kebersihan lingkungan setiap
turus jalan protokol hingga turus jalan kampung.
4 Meningkatkan daya dukung lingkungan agar terdapat keseimbangan dengan memacu peran aktif masyarakat terhadap upaya pelestarian sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
B. Iklan Layanan Masyarakat