TUGAS AKHIR PERANCANGAN KAMPANYE SOLO BERKEBUN UNTUK REMAJA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

TUGAS AKHIR PERANCANGAN KAMPANYE SOLO BERKEBUN UNTUK REMAJA MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa jurusan Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh: SEKAR TANJUNG C0708049 JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

commit to user

ii ii

commit to user

iii iii

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kepersembahkan untuk: Ayah dan Ibu di surga, terimakasih untuk doa dan kasih sayangnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Success is a state of mind. If you want success, start thinking of yourself as a great success. ( Penulis ) Success is a state of mind. If you want success, start thinking of yourself as a great success. ( Penulis )

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmad serta penyertaan hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, maka penulisan Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul PERANCANGAN KAMPANYE

SOLO BERKEBUN

UNTUK

REMAJA

MELALUI DESAIN

KOMUNIKASI VISUAL ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed P.hD selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs.M.Soeharto, M.Sn selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual.

3. Drs Ahmad Adib,Ph.D selaku pembimbing I yang telah memberikan berbagai macam masukan, pengarahan serta kritik yang membangun dan tak pernah lelah memotivasi penulis dalam proses pengerjaan Tugas Akhirnya.

4. Esty Wulandari,S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan dalam penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini.

5. Keluarga besar Solo Berkebun yang telah mempercayakan penulis untuk

melakukan promosi tentang Solo Berkebun.

6. Kakak tersayang yang tak pernah lelah memberikan penulis semangat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelsaikan Tugas Akhir ini dengan maksimal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Sahabat perjuangan TA, Nia. Teman-teman angkatan serta seluruh pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan Konsep Karya Tugas Akhir

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan penulis berharap semoga Konsep Karya Tugas Akhir ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca.

Surakarta, Januari 2013

Penulis Penulis

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………

ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………

iii PERSEMBAHAN …………………………………………………..

iv MOTTO ……………………………………………………………..

v KATA PENGANTAR ………………………………………………

vi DAFTAR ISI ………………………………………………………...

viii ABSTRAKSI ………………………………………………………..

x ABSTRACT ………………………………………………………….

xi BAB I Pendahuluan ………………………………………………….

A. Latar Belakang Masalah……………………………………....

B. Perumusan Masalah…………………………………………...

C. Tujuan Perancangan…………………………………………..

D. Target Audience……………………………………………....

E. Metode Pegumpulan Data…………………………………....

F. Target Visual............................................................................

BAB II Kajian Teori ……………………………………………......

A. Tinjauan Perancangan………………………………………..

B. Tinjauan Kampanye ………………………………………...

C. Tinjauan Berkebun…………………………………………

D. Tinjauan Remaja.......……………………………….............

E. Tinjauan Desain………………………………………….....

F. Tinjauan Komunikasi…………………………….................

G. Tinjauan Periklanan.................................................................

H. Tinjauan Iklan Layanan Masyarakat........................................

commit to user

ix

BAB III Identifikasi Data ……………………………………………

A. Gambaran Umum Indonesia Berkebun………………………

B. Gambaran Umun Solo Berkebun……………………………

C. Komparasi………………………………………………........

D. Analisa SWOT.........................................................................

E. Positioning.................................................................................

F. USP (Unique Selling Prepositioning)…………………………

G. Pengumpulan Data Kuisioner………………………………..

BAB IV. Konsep Kreatif Perancangan dan Perencanaan Media ……. 69

A. Metode Perancangan…………………………………………

B. Konsep Kreatif……………………………………………….

C. Standar Visual………………………………………………..

D. Pemilihan Media dan Media Placement…………………….

E. Pelaksanaan Kampanye………………………………………

F. Prediksi Biaya...........................................................................

102 BAB V. Visualisasi Karya ………………………………………….

105 BAB VI. Penutup ………………………………………………......

A. Kesimpulan………………………………………………….

B. Saran…………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

commit to user

Perancangan Kampanye Solo Berkebun Untuk Remaja Melalui Desain Komunikasi

Visual

Sekar Tanjung 1

Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph. D 2 Esty Wulandari S.Sos,M.Si 3

ABSTRAKSI

Sekar Tanjung .2012. Pengantar karya Tugas Akhir ini berjudul “Perancangan Kampanye Solo Berkebun Untuk Remaja Melalui Desain Komunikasi Visual ”. Adapun permasalahan yang dikaji adalah : (1) Bagaimana cara merancang Kampanye Solo Berkebun yang menarik, mudah dimengerti dan edukatif untuk masyarakat Solo melalui Desain Komunikasi Visual? (2) Bagaimana memilih media yang tepat untuk mempromosikan Kampanye Solo Berkebun untuk masyarakat Solo melalui Desain Komunikasi Visual? (3) Bagaimana menentukan media placement yang tepat untuk Kampanye Solo Berkebun? Masyarakat modern sekarang jarang mempunyai perhatian khusus dalam pelestarian lingkungan, terutama untuk mererka yang tinggal di kota. Solo Berkebun sebagai satu-satunya komunitas Berkebun di Solo, memiliki potensi besar mengajak masyarakat Solo memanfaatkan lahan menganggur di Solo yang diolah secara maksimal untuk bercocok tanam. Oleh karena itu diperlukan suatu media yang dapat menarik perhatian remaja dan dapat mengajak mereka untuk menjaga alam terutama lingkungan yang ada di sekitarnya. Melalui media yang atraktif diharapkan informasi yang akan disampaikan dalam kampanye Solo Berkebun ini dapat diterima dengan lebih mudah. Kampanye ini diharapkan mendapat respon yang berkelanjutan sehingga tujuan dari kampanye ini akan tercapai dan generasi muda akan lebih peka dengan keadaan alam disekitarnya.

1 Mahasiswa Jurusan Deskomvis Fakltas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan NIM C0708049

2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II

commit to user

xi

Perancangan Kampanye Solo Berkebun Untuk Remaja Melalui Desain Komunikasi Visual

Sekar Tanjung 1

Drs. Ahmad Adib, M.Hum, Ph. D 2 Esty Wulandari S.Sos,M.Si 3

ABSTRACTS

Sekar Tanjung. 2012. Introduction this final work titled “Solo Berkebun’s Campaign Design for Teenager through Visual Communication Design”. The problems that will be studied are: (1) How to desig n the Solo Berkebun’s Campaign that can attract, easy to understand and educate society trough Visual Communication Design? (2) How to choose the proper medium to promote Solo Berkebun’s Campaign through Visual Communication Design? (3) How to

deciding the right media placement for Solo Berkebun Campaign? The modern society nowadays are rarely gave their attention to environmental preservation, especially for those who live in town. Solo Berkebun, the only one of gardening community in Solo, have big potency to persuade society to utilize and cultivate unproductive area for gardening. Hence, it needs media that can attract the youth and persuade them to conserve the environments around them. Through the attractive campaign the writer hopes the information which is given from Solo Berkebun will be easy to understand. Hopefully, this campaign will get a positive respond so it will be understood by the young generations and they will be more aware of the environment around them.

1 Student of Visual Communication Design Departement, Faculty of Literature and the Art UNS with NIM. C0708049

2 Guide Lecture I 3 Guide Lecture II 2 Guide Lecture I 3 Guide Lecture II

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat modern sekarang jarang yang mempunyai perhatian khusus dalam pelestarian lingkungan, terutama untuk mereka yang tinggal di kota. Namun berbeda dengan sebuah komunitas ber nama “Indonesia Berkebun” yang memiliki konsep memanfaatkan lahan kosong menjadi hijau dengan dengan penanaman pohon (urban farming). Konsep sederhana ini ternyata menarik dukungan dari berbagai pihak. Kini, Indonesia berkebun telah tumbuh di 20 kota seluruh Indonesia, salah satunya Solo.

Kegiatan ini memiliki tiga tujuan yaitu ekologi dengan memperhatikan lingkungan, ekonomi yang membantu kebutuhan masyarakat dan sedang mencoba pengembangan pemasaran supply kepada supermarket untuk sayur, dan fungsi edukasi yang coba menelurkan warga untuk ramah sekaligus mencintai lingkungan. Tidak sekedar menanam, berkebun merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan, menyehatkan, dan menghasilkan. Meskipun hasilnya tak seberapa, namun akan menjadi keistimewaan tersendiri bagi yang menananmnya. Banyak orang yang beralasan tak memiliki lahan untuk sekedar berkebun, tetapi oleh komunitas Solo Berkebun hal ini dibantah. Sebab, dengan lahan seadanya, hobi berkebun tetap bisa dilakukan. Komunitas ini sudah lama memulai aksinya sejak lama untuk menggiatkan masyarakat Solo dan sekitarnya, agar Kegiatan ini memiliki tiga tujuan yaitu ekologi dengan memperhatikan lingkungan, ekonomi yang membantu kebutuhan masyarakat dan sedang mencoba pengembangan pemasaran supply kepada supermarket untuk sayur, dan fungsi edukasi yang coba menelurkan warga untuk ramah sekaligus mencintai lingkungan. Tidak sekedar menanam, berkebun merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan, menyehatkan, dan menghasilkan. Meskipun hasilnya tak seberapa, namun akan menjadi keistimewaan tersendiri bagi yang menananmnya. Banyak orang yang beralasan tak memiliki lahan untuk sekedar berkebun, tetapi oleh komunitas Solo Berkebun hal ini dibantah. Sebab, dengan lahan seadanya, hobi berkebun tetap bisa dilakukan. Komunitas ini sudah lama memulai aksinya sejak lama untuk menggiatkan masyarakat Solo dan sekitarnya, agar

commit to user

memanfaatkan tanah atau ruang di sekitar rumah sebagai media berkebun. Dengan berkebun dapat menambah ruang hijau di sekeliling kita. Berkebun merupakan kegiatan yang produktif, kreatif, edukatif, dan rekreatif. Memang sangat bermanfaat jika hal ini diseriusi maka akan menghasilkan nilai ekonomi yang cukup tinggi. Apalagi dengan kondisi bumi kita yang tengah mengalami global warming. Berkebun merupakan hal yang bermanfaat untuk mengurangi efeknya. Komunitas Solo Berkebun memang memprioritaskan semangat berkebun di wilayah perkotaan. Berkebun akan lebih menggairahkan jika di lakukan di wilayah perkotaan.

Solo Berkebun sebagai satu-satunya komunitas berkebun di Solo, memiliki potensi besar untuk mengajak masayarakat Solo memanfaatkan lahan menganggur di Solo yang diolah secara maksimal untuk bercocok tanam. Setelah penulis melakukan pengamatan langsung, Solo Berkebun belum bisa memaksimalkan campaign Solo berkebun dibenak target audiens mereka dan belum mempunyai strategi promosi, berikut juga dengan media promosi yang tepat agar bisa mengajak masyarakat Solo dan sekitarnya untuk berkebun. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk mengangkat Solo Berkebun sebagai subyek perancangan campaign Solo Berkebun dalam proyek perancangan ini.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok permaslahan adalah: Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pokok permaslahan adalah:

commit to user

1. Bagaimana cara merancang Kampanye Solo Berkebun yang menarik, mudah dimengerti dan edukatif untuk masyarakat Solo melalui Desain Komunikasi Visual?

2. Bagaimana memilih media yang tepat untuk mempromosikan Kampanye Solo Berkebun untuk masyarakat Solo melalui Desain Komunikasi Visual?

3. Bagaimana menentukan media placement yang tepat untuk kampanye Solo Berkebun?

C. Tujuan

Tujuan diadakan perancangan promosi ini adalah:

1. Merancang media kampanye Solo Berkebun yang menarik, mudah dimengerti dan applicable untuk lingkungan melalui Desain Komunkasi Visual.

2. Merancang media yang tepat untuk mempromosikan kampanye Solo Berkebun untuk lingkungan melalui Desain Komunikasi Visual.

3. Menentukan media placement yang tepat untuk kampanye Solo Berkebun.

D. Target Audiens

A. Target Audiens Yang menjadi target audiens adalah sebagai berikut:

1. Target Primer Target audiens utama pelaksanaan kampanye ini adalah remaja yang belum pernah melakukan gerakan kampanye Solo Berkebun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Target Sekunder Target sekunder dari pelaksanaan kampanye ini adalah seluruh masyarakat Solo.

3. Segmentasi: - Geografis

: Meliputi wilayah Karasidenan Surakarta. - Demografis: :

a. Jenis kelamin

: Laki-laki dan perempuan

b. Usia

: 15-22 tahun

c. Pekerjaan

: Pelajar dan Mahasiswa

d. Status Sosial

: Semua kelas sosial

e. Pendidikan

: SMP, SMA dan Universitas

f. Golongan

: Semua golongan ras, suku dan agama

4. Psikografis

a. Generasi muda yang menjaga dan merawat tanaman yang berada di sekitarnya.

b. Generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dengan menanam sayur-sayuran dan buah-buahan di alam sekitarnya.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan menunjukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam pengumpulan data terdapat dua jenis metode pengumpulan data yaitu : Metode pengumpulan menunjukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam pengumpulan data terdapat dua jenis metode pengumpulan data yaitu :

commit to user

1. Metode Pengumpulan Data Primer

Metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak pertama baik individu atau perorangan seperti hasil wawancara ,pengisian kuisioner maupun observasi

Wawancara ( Interview ) adalah suatu cara mengumpulkan data dengan menanyakan langsung secara lisan kepada informan atau pihak yang kompeten dalam suatu masalah atau objek yang sedang diteliti Sedangkan kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data dengan menyebarkan angket kepada masyarakat yang menjadi objek penelitian. Kuisioner berisikan pertanyaan- pertanyaan yang berhungan dengan permasalahan yang diteliti.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan didalam situasi buatan yang khusus diadakan.

2. Metode Pengumpulan Sekunder

Metode pengumpuulan data Sekunder sering disebut metode penggunaan bahan dokumen karena dalam hal ini peneliti secara tidak langsung mengambil data sendiri akan tetapi meneliti dan memanfaatkan data, dokumen atau pustaka yang dihasilkan pihak – pihak lain.

Data Sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan yakni gambaran pelengkap yang dapat Data Sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan yakni gambaran pelengkap yang dapat

commit to user

diproses lebih lanjut. Data sekunder dapat diperoleh dari media massa, hasil penelitian individual peneliti lain dan penelitian kepustakaan.

Upaya pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan ini ditunjukan untuk menambah pengetahuan peneliti sehingga dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti akan dibekali dengan pengetahuan yang matang tentang masalah-masalah yang akan ditelitinya.

F. Target Visual

Sebelum menentukan target visual, diperlukan adanya pembatasan media yang akan digunakan, yaitu dengan membatasi pada media yang dapat membuat kegiatan promosi dan periklanan ini memiliki daya tarik dan efektif.

Dalam kampanye Solo Berkebun, penulis akan merencanakan beberapa media, antara lain:

1. Baliho

2. Iklan Koran

3. Poster event

4. Brochure

5. Office Stationary:

- Pensil - Letter Head - Amplop - Pensil - Letter Head - Amplop

commit to user

6. Merchandise:

- Kaos - Sticker - Pin - Pembatas Buku - Mug - Gantungan Kunci - Kalender - Flower pot - Tas kain

12. Papan Nama 12. Papan Nama

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Perancangan

Perancangan berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian mendapat awalan per- dan akhiran –an. Perancangan dapat diartikan merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 691).

1. Pengertian perancangan menurut bahasa (etimologi)

a. DESIGNOSE, dari bahasa latin yang artinya memotong dengan gergaji atau tindakan menakik atau emberi tanda yang mempunyai meksud memberi citra terhadap suatu objek.

b. DESGNARE, dari bahasa Perancis yang mempunyai arti manandai, memisahkan yang meksudnya menghilangkan kesimpangan.

c. DESIGN, dari bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru

2. Proses perancangan menurut Kotler dan Andreasen antara lain :

a. Menentukan obyektif, misi dan tujuan spesifik organisasi secara luas yang memerlukan peran pemasaran strategis.

b. Menilai ancaman dan peluang dari lingkungan luar yang dapat ditunjukan oleh pemasaran untuk mencapai keberhasila yang lebih besar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Mengevaluasi sumber daya serta keahlian potensial dan nyata dari organisasi untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada atau menyingkirkan ancaman yang tampak dalam analisi lingkungan eksternal.

d. Menentukan misi, obyektif dan tujuan spesifik pemasaran untuk periode perencanaan yang akan datang.

e. Merumuskan strategi pemasaran pokok untuk mencapai tujuan yang spesifik.

f. Menempatkan sistem dan struktur organisasi yang perludalam fungsi pemasaran agar pelaksanaan strategi yang telah disusun dapat dipatikan.

g. Menetapkan rincian dan taktik untuk melaksanakan strategi pokok dalam masa perencanaan, termasuk jadwal kegiatan dan tugas tanggung jawab tertentu.

h. Menentapkan patokan untuk mengukur hasi sementara dan hasi akhir program.

i. Melaksanakan program yang telah direncanakan j. Mengatur kinerja dan strategi pokok, rincian taktis, atau keduanya bila

diperlukan.

B. Kampanye

1. Pengertian Kampanye

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kampanye merupakan tindakan serentak untuk melawan atau mengadakan aksi. Kampanye sosial merupakan kampanye yang bersifat menginformasikan hal - hal sosial yang ada dalam masyarakat. Kampanye juga dapat diartikan proses mengkomunikasikan Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kampanye merupakan tindakan serentak untuk melawan atau mengadakan aksi. Kampanye sosial merupakan kampanye yang bersifat menginformasikan hal - hal sosial yang ada dalam masyarakat. Kampanye juga dapat diartikan proses mengkomunikasikan

commit to user

gagasan, ide, dan pesan sebagai suatu usaha untuk menarik simpati orang terhadap suatu ide atau gagasan yang bersifat kemasyarakatan dalam bentuk gerakan atau tindakan bersama yang dilakukan dengan serentak, agar dapat mempengaruhi sasaran sehingga melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diterjemahkan komunikator (penyampai pesan).

Kampanye bisa juga berarti rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukkan peran satu atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar). Dalam sebuah proses kampanye media adalah alat bantu atau sarana penghubung dari komunikator kepada komunikan. Aplikasinya pada dunia bisnis adalah sebagai jembatan penghubung dari produsen kepada konsumen. Media kampanye sangat beragam, bisa menggunakan media lini atas (above the line media) dan juga media lini bawah (below the line media).

Dalam pelaksanaannya kampanye banyak melibatkan perusahaan, pers, LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan media komunikasi audio maupun visual. Karena kampanye yang dilakukan pada permasalahnnya adalah mengkomunikasikan informasi serta gagasan yang ditujukan pada khalayak secara serempak atau besar - besaran.

2. Jenis-Jenis Kampanye

Menurut Carles U. Larson (dalam bukunya: Persuation, Reception and Responsibility. 1992.California: Wardsworth Publishing Co) yang dikutip oleh Rusady Ruslan, S.H.,M.M. membagi jenis-jenis kampanye kegiatan Menurut Carles U. Larson (dalam bukunya: Persuation, Reception and Responsibility. 1992.California: Wardsworth Publishing Co) yang dikutip oleh Rusady Ruslan, S.H.,M.M. membagi jenis-jenis kampanye kegiatan

commit to user

menjual produk, kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai berikut;

a. Product-oriented Campaign Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu peluncuran produk baru. Sebagai contoh peluncuran Hand Phone baru, peluncuran provider selular baru seperti Esia, pergantian logo BNI 46 atau Pertamina.

b. Candidate-Oriented Campaign Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon ( kandidiat) untuk kepentingan kampanye politik, misalnya kampanye pemilu, untuk kampanye Caleg (calon legislative atau anggota DPR/MPR), serta hingga jabatan public lainnya yang berupaya meraih dukungan yang sebanyak- banyaknya dari masyarakat melalui kampanye politik.

c. Ideological or Cause-Oriented Campaign Jenis kampanye yang beroientasi ada sifat khusus dan berdimensi

perubahan sosial seperti anti HIV/AIS, anti narkoba (Rusady Ruslan,2005:25)

3. Tujuan Kampanye

Tujuan kampanye sebagai efek dari proses komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Menumbuhkan persepsi audience terhadap suatu kebutuhan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada audience.

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk.

d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk.

e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain.

f. Menanamkan citra produk dan perusahaan.

4. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye

Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot “Campaign are incherently persuasive communication activities” yang artinya dengan demikian aktivitas kampanye tersebut selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif. (Rusady Ruslan, 2005:26) Lebih lanjut Rusady Ruslan, S.H.,M.M memberikan kesimpulan dari pengertian kampanye melalui komunikasi persuasif “Bahwa tindakan persuasif yang pada prinsipnya dalam proses

komunikasi adalah bertujuan untuk mengubah atau ingin memperteguhan sikap, pandangan, kepercayaan dan perilaku masyarakat secara sukarela sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya” (Rusady Ruslan,

2005:27). Dampak komunikasi yang dihasilkan dari proses kampanye adalah sebagai berikut:

a. Dampak Kognitif : komunikan atau sasaran kampanye menjadi bertambah pengetahuannya sehingga pola pikirnya berubah ke arah yang positif.

b. Dampak Afektif : komunikan tidak hanya bertambah pengetahuannya tetapi juga bergerak hatinya atau tumbuh perasan tertentu untuk bereaksi b. Dampak Afektif : komunikan tidak hanya bertambah pengetahuannya tetapi juga bergerak hatinya atau tumbuh perasan tertentu untuk bereaksi

commit to user

secara positif untuk menanggapi pesan komunikasi yang telah disampaikan.

c. Dampak Behavioral : setelah komunikan bergerak hatinya, komunikan mau melakukan suatu tindakan, perilaku, atau kegiatan sebagai tanggapan dari proses komunikasi yang dilakukan dalam kam

C. Berkebun

1. Pengertian Berkebun

Kebun dalam pengertian di Indonesia adalah sebidang lahan, biasanya di tempat terbuka, yang mendapat perlakuan tertentu oleh manusia, khususnya sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Pengertian kebun bersifat umum karena lahan yang ditumbuhi tanaman secara liar juga disebut kebun, asalkan berada di wilayah pemukiman. Dalam keadaan demikian, kebun dibedakan dari hutan dilihat dari jenis dan kepadatan tumbuhannya. Dalam ungkapan sehari-hari, kebun seringkali digunakan untuk menyebut perkebunan (seperti “kebun karet” atau “kebun kelapa”) terutama bila ukurannya tidak terlalu luas dan tidak diusahakan secara intensif komersial. Kata kebun juga digunakan untuk menyebut pekarangn dan taman.

Kebun dalam pengertian di Indonesia biasanya tidak memiliki sistem budidaya yang intensif dan sekedar menjadi tempat untuk menumbuhkan Kebun dalam pengertian di Indonesia biasanya tidak memiliki sistem budidaya yang intensif dan sekedar menjadi tempat untuk menumbuhkan

commit to user

tanaman serta pemgumpulan hasil panen tidak ada fasilitas penyortiran atau pengemasan yang tersedia di lahan tersebut.

2. Manfaat berkebun

Stres sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Bila tidak ada sarana yang dapat menjadi penyaluran, keseimbangan jiwa seseorang bisa saja terganggu. Maka tidak ada salahnya mencoba kegiatan lain yang dapat dilakukan di rumah, misalnya berkebun. Pengalaman sensorik dari berkebun memungkinkan seseorang terhubung keadaan alami alam semesta. Berkebun dapat menyehatkan jiwa, selain dapat menambah kesegaran, menghasilkan produk sayuran atau buah-buahan sehat, berkebun juga dapat meningkatkan suasana hati. Salah satu penjelasan yang cukup radikal dari sebuah penelitian bahwa berkebun baik untuk kesehatan jiwa dan raga adalah, saat berkebun atau menggali tanah, seseorang dapat terpapar bakteri berguna yang disebut Mycobacterium vaccae . Sebuah penelitian menunjukkan bakteri yang tidak berbahaya ini dapat meningkatkan pelepasan dan metabolisme hormon serotonin di bagian otak. Serotonin berfungsi mengontrol kegiatan fisik tubuh dan suasana hati. Dengan memperkenalkan bakteri ini pada lingkungan, dapat membantu mengurangi beberapa masalah depresi.

Dengan berkebun, seseorang dapat menerima udara segar dan sinar matahari dengan baik. Ini dapat mempengaruhi kerja aliran darah dalam tubuh. Banyak gerakan yang dapat dilakukan tubuh saat berkebun, sama keuntungannya dengan melakukan latihan olahraga. Kolaborasi kegiatan fisik dan psikis selama berkebun ini juga dipercaya dapat memberikan pengaruh Dengan berkebun, seseorang dapat menerima udara segar dan sinar matahari dengan baik. Ini dapat mempengaruhi kerja aliran darah dalam tubuh. Banyak gerakan yang dapat dilakukan tubuh saat berkebun, sama keuntungannya dengan melakukan latihan olahraga. Kolaborasi kegiatan fisik dan psikis selama berkebun ini juga dipercaya dapat memberikan pengaruh

commit to user

positif bagi pikiran. Bahkan, bagi beberapa orang yang pernah mengalami masalah mental, berjalan di tengah kebun atau taman dapat menjadi salah satu alternatif terapi.

3. Berkebun di pekarangan rumah

Dengan berkebun di pekarangan rumah kita dapat bisa mendapatkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut ;

1. Selain untuk penghijauan, tanaman sayuran dapat menjadi sumber kebutuhan sayur.

2. Salah satu bentuk penyaluran hobi.

3. Timbulnya rasa bangga jika mampu memanen dan mengkonsumsi sayuran yang ditanam sendiri.

4. Diperolehnya sayuran yang lebih terjamin kebersihan dan mutunya, karena penggunaan pestisida yang dapat ditekan semaksimal mungkin

5. Bertanam sayuran berarti melatih seluruh anggota keluarga untuk lebih mencintai alam.

6. Bahkan di tengah kondisi harga bahan kebutuhan pokok naik, menanam sayur mayur di kebun dapat turut membantu perekonomian dalam rumah tangga , bahkan kalau hasilnya lebih, bisa dijual ke pasar.

Ada beberapa jenis sayuran yang dapat ditanam dipekarangan, antara lain ;

1. Sayuran buah seperti cabai besar, cabai rawit, kapri, kecipir, tomat, buncis, kacang panjang, terong , mentimun , pare dan paprika .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Sayuran daun seperti kangkung, caisim, bawang daun, bayam, kubis, kemangi, seledri, selada, sawi, dan talas daun.

3. Sayuran bunga seperti kol, brokoli dan bunga papaya

4. Sayuran umbi seperti wortel, kentang, bawang merah dan bawang putih, bawang bombay, dan lobak serta tanaman bumbu dan empon-emponan seperti temu kunci, kencur, serai, lengkuas dan kunyit yang masih termasuk tanaman sayuran umbi .

Dan ada beberapa model penanaman yang dapat kita lakukan ;

a. Penanaman Konvensional Pada model ini hal yang perlu diperhatikan adalah pemilahan areal tanam, persiapan dan pengolahan lahan tanam dan penyediaan bahan tanaman. Pengolahan lahan tanam meliputi pembersihan, pengolahan, pemupukan dan pembuatan bedengan sesuai dengan kebutuhan. Pencangkulan juga perlu dilakukan untuk menggemburkan lahan. Kemudian dilakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk menambah unsur hara pada tanah dengan cara mencampurkan dan mengaduk pupuk secara merata diseluruh bagian lahan. Pupuk yang sebaiknya digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.

Selanjutnya adalah penyediaan bibit, dan tanaman yang dapat diperbanyak dengan bibit adalah; bayam cabut, sawi, selada, seledri, Selanjutnya adalah penyediaan bibit, dan tanaman yang dapat diperbanyak dengan bibit adalah; bayam cabut, sawi, selada, seledri,

commit to user

kemangi, kecipir, bayam dan tanaman sayur kacang-kacangan. Biji atau benih tanaman sayuran tersebut dapat dibeli di toko penyalur benih yang ada. Sedangkan jenis sayuran tradisional seperti daun mangkokan, talas, katuk dan beluntas yang bijinya sulit diperoleh dapat diatasi dengan penanaman secara stek atau umbi.

Dalam praktiknya penanganan biji atau benih tanaman sayuran ini ada dua cara :

1. Disemaikan yaitu sayuran yang sulit berkecambah seperti sawi,

seledri, kol, tomat dan cabai

2. Tidak harus disemaikan (bisa langsung disebar atau ditanam di areal tanamnya melalui penugalan dan setiap lubang bisa dimasuki tiga biji). Pada tanaman sayuran stek dan umbi, sebaiknya tidak langsung ditanam, tetapi terlebih dahulu disemaikan di wadah baki atau polibag yang dipindahkan setelah tunas dan akarnya terbentuk cukup banyak

Ada beberapa tipe pot yang dikenal yaitu pot tunggal, pot horisontal dan pot vertikal. Pot tunggal umumnya digunakan untuk jenis tanaman sayuran buah dan umbi seperti cabai, mentimun, tomat, buncis, pare, terong, paprika, kacang panjang, wortel, kentang, bawang merah, bawang putih, bawang bombay dan lobak. Pot tunggal dapat dibuat dari tanah liat, semen, kayu, ember, kaleng atau polibag yang pada bagian dasarnya telah dilubangi sebagai pengatur drainase air.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pot horisontal dibagi dua, horisontal tunggal dan horisontal bertingkat yang harus dibuat sendiri dengan menggunakan pipa PVC, bambu, papan, talang atau balok kayu. Dan digunakan untuk jenis tanaman sayuran bunga dan daun yang mempunyai perakaran dangkal dan sempit seperti kangkung, selada, talas daun, kailan, baby kapri, caisim, bawang daun, kubis, kol dan brokoli. Pot vertikal sama uraiannya dengan pot horisontal di atas. Juga untuk media tanam haruslah menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman. Persyaratannya adalah : campuran abu sampah dan pupuk kandang, gambut dan pupuk kandang, kompos sampah rumah tangga dan tanah atau pasir, abu sekam dan pupuk kandang, tanah dan sekam serta pupuk kandang, pasir dan pupuk kandang, tanah dan pupuk kandang yang perbandingan campuran media tanam adalah 1:1 atau 2:1, yang terakhir disarankan 3:1.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari bertanam sayuran di pot antara lain :

Dapat dikerjakan pada pekarangan yang sempit Sebagai alternatif untuk tanah pekarangan yang tidak subur Lebih gampang untuk dipindah tempatkan Lebih mudah untuk menyesuaikan dengan faktor agroklimat

(kondisi tanah dan iklim yang diperlukan tanaman .

Sekaligus berfungsi sebagai tanaman hias. Beberapa faktor agroklimat dapat diubah agar sesuai dengan

keperluan sayuran yang kita tanam terutama sayuran dalam pot, misalnya keperluan sayuran yang kita tanam terutama sayuran dalam pot, misalnya

commit to user

jenis tanah, pH tanah, curah hujan dan banyaknya sinar matahari, sedangkan suhu dan kelembaban udara sangat sulit untuk diubah. sebagai contoh media tanam yang terdiri dari campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dapat diatur perbandingannya sesuai dengan keperluan masing-masing jenis sayuran yang ditanam, pH tanah dapat diturunkan dengan menambah kapur pada media tanamnya, atau curah hujan dan sinar matahari dapat diatur banyaknya dengan mengontrol penyiraman dan memberi naungan. Suhu dan kelembaban udara hanya dapat diubah dengan menggunakan rumah kaca, sehingga untuk penanaman sayuran di pekarangan, jenis sayuranlah yang disesuaikan dengan kedua faktor tersebut, dimana kedua faktor tersebut sangat terkait dengan ketinggian tempat dari permukaan laut. Karena itu pilihlah jenis-jenis sayur yang dapat tumbuh dengan ketinggian tempat yang sama dengan daerah kita.

Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama perakaran.. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

Ciri-ciri kriteria pot yang baik adalah; Mampu mendukung perkembangan perakaran

Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berlebih

Dasar pot yang dipilih, berkaki untuk membantu aerasi dan Dasar pot yang dipilih, berkaki untuk membantu aerasi dan

commit to user

drainase Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan Tidak mudah lapuk dan pecah Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar

agar suhu tanah tetap stabil Jenis pot yang dapat dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas ,pot kaleng bekas ,dan pot dari anyaman bambu

b. Penanaman Vertikultura Penanaman jenis ini sangat bermanfaat dan hemat jika kita hidup di daerah yang berpenduduk padat. Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari dua kata, yaitu vertical dan culture. Di bidang pertanian, pengertian verticulture adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau beringkat. Suatu teknik atau cara budidaya tanaman semusim (khusunya sayuran) pada lahan terbatas yang diatur secara bersusun menggunakan bangunan/tempat khusus atau model wadah tertentu dengan menerapkan paket teknologi maju, serta komoditas yang diusahakan bernilai ekonomi tinggi. Mengenai model dan ukuran terserah kreativitas pemesan. Dan dibuat sedemikian rupa, sehingga muat untuk dijejalkan banyak tanaman.

Kelebihannya adalah lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal dengan cara membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak Kelebihannya adalah lahan yang minimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal dengan cara membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak

commit to user

tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bumbu. Bila ingin lebih kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.

Keuntungan yang kedua adalah anti banjir, karena mudah dipindahkan, kalau kerangka bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir.

Keuntungan yang ketiga adalah penanaman jenis verticultura dapat dipakai untuk menyalurkan kreatifitas dengan mengecat pot dan rak. Boleh juga jika ditambahkan pernak pernik pot, seperti wadah air dibawahnya atau pot-pot gantung. Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budi daya tanaman semusim, misalnya sayur-sayuran. Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain seledri, selada, kangkung, bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat, atau terong, juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.

Sawi dan selada air akan dipanen ketika berumur 40 hari, bayam di usia 28 hari, dan cabai umumnya berbuah saat berumur 3 bulan dan hasil panen yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan cara pertanian yang diolah budi daya bercocok tanam ini, para anggota keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli pupuk. Pupuk alami mampu dibuat sendiri dari sisa-sisa sampah dapur. Potongan-potongan sayuran, kulit buah atau sisa-sisa makanan merupakan bahan organik yang Sawi dan selada air akan dipanen ketika berumur 40 hari, bayam di usia 28 hari, dan cabai umumnya berbuah saat berumur 3 bulan dan hasil panen yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan cara pertanian yang diolah budi daya bercocok tanam ini, para anggota keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk membeli pupuk. Pupuk alami mampu dibuat sendiri dari sisa-sisa sampah dapur. Potongan-potongan sayuran, kulit buah atau sisa-sisa makanan merupakan bahan organik yang

commit to user

bermanfaat. Yaitu bahan yang mudah terurai oleh tanah dan diperlukan oleh tanaman.Pembuatannya cukup menimbun di dalam tanah. Dibiarkan terurai selama kurang lebih satu bulan lamanya. Setelah itu dapat dipakai sebagai media tanam. Dengan ditambah oleh campuran pasir, tanah gembur, serta pupuk kompos tadi. Takarannya yang seimbang, yaitu 1:1:1.

Selain kompos, pupuk yang baik adalah pupuk kandang. Biasanya diperoleh dari kotoran sapi, kambing, atau kerbau. Bagi penduduk di sekitar Jakarta, lebih mudah mendapatkannya di toko pertanian terdekat. Kotoran hewan peliharaan seperti ayam, burung, serta kelinci mampu digunakan untuk pembuatan pupuk kandang tersebut. Prosesnya sama seperti pupuk kompos tadi. Dikubur dahulu agar tidak berbau, dan biarkan mikro organisme yang mengurainya.

Kotoran anjing dan kucing kurang cocok dipakai untuk membuat pupuk kandang, Sisa-sisa makanan yang dikeluarkan oleh binatang pemakan rumput jauh lebih baik hasilnya. Terasa lebih asyik dengan menggunakan pupuk buatan sendiri. masalah limbah rumah tangga dan ternak sedikit teratasi. Hasil yang dipetik jauh lebih sehat, karena pupuk yang dipakai adalah alami, tanpa bahan kimia buatan.

D. Tinjauan Remaja

1. Pengertian Remaja 1. Pengertian Remaja

commit to user

Remaja berasal dari kata latin adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional dan fisik (Hurlock, 1992). Erikson (dalam Hurlock, 1990) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk mejelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal sesorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.

Remaja adalah aset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Dari segi umur remaja dapat dibagi menjadi remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20 tahun) (Behrman, Kliegman & Jenson, 2004).

Menurut Depkes RI (2005), masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda.

Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan sosial pada masa remaja. Masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi yang mendalam. Masa remaja adalah Masa remaja atau adolescence diartikan sebagai perubahan emosi dan perubahan sosial pada masa remaja. Masa remaja menggambarkan dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi yang mendalam. Masa remaja adalah

commit to user

masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk mengisi kehidupan mereka kelak (Nugraha & Windy, 1997).

Menurut Pardede (2002), masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan.

E. Tinjauan Desain

1. Pengertian Desain

Desain merupakan sebuah kata dengan banyak makna. Dalam konteks komunikasi visual, desain sudah menjadi bagaian dari tim dalam industri komunikasi. Dunia advertising, publikasi majalah dan surat kabar, pemasaran dan public relations, dan yang pasti design juga sudah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh dalam membentuk perilaku suatu masyarakat dan perkembangan ekonominya.

Desain merupakan atuaran dari bagian-bagian ke dalam sebuah koherensi yang menyeluruh. Pada umumnya desain diartikan merancang, menciptakan bentuk, yang mengandung kaidah, rasa nilai artistik dari wujud termaksud. Ada pula yang mengartikannya sebagai berikut: Desain adalah rancangan, Desain merupakan atuaran dari bagian-bagian ke dalam sebuah koherensi yang menyeluruh. Pada umumnya desain diartikan merancang, menciptakan bentuk, yang mengandung kaidah, rasa nilai artistik dari wujud termaksud. Ada pula yang mengartikannya sebagai berikut: Desain adalah rancangan,

commit to user

pola dua maupun tiga dimensional, memilih dan menyusup, memecahkan masalah yang bertujuan menciptakan susunan atau organisasi.

Desainer grafis menggunakan kata (huruf), gambar serta elemen-elemen grafis lain untuk berkomunikasi. Desainer grafis menjembatani antara klien dengan sebuah pesan yang dikirim ke target sasaran secara visual. Desainer atas nama klien memberikan informsi, membujuk, mengingatkan, atau menjual, berupa iklan informatif, iklan persuasuif, dan iklan pengingat.

Desainer grafis mengambil bagian kata, gambar, dan elemen-elemen grafis lain dan mengaturnya ke dalam komunikasi yang menyatu dalam format. (M. Suyanto, 2004:27)

2. Struktur Desain

Struktur desain (kerangka desain) biasanya memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Memenuhi maksud / fungsi dan kaidah estetika

b. Sederhana

c. Memenuhi proporsi terencana menurut kegunaannya

d. Sesuai dengan material yang dipergunakan

3. Elemen-elemen Desain

Desain atau rancangan pada dasarnya mempunyai arti sebagai, sebuah elemen visual yang dikembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan keperluan pengiklan atau pengemasan. Dapat juga diartikan sebagai usaha deskripsi gagasan bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur-unsurnya yang membentuk wajah suatu benda.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tata letak atau proses pembuatan layout, adalah merangkai unsur-unsur penunjang menjadi susunan yang menyenangkan dan mencapai suatu tujuan. Layout juga dapat disebut sebagai bagian seni atau teknik untuk memperindah.

Kaitan layout dengan proses pembuatan iklan sangatlah erat, karena dalam layout terdapat elemen-elemen penting yang harus ada sebagai faktor pendukung dalam iklan yang akan dibuat. Elemen-elemen penting tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tema Tema atau sering juga disebut judul, merupakan suatu kata atau gambaran yang dicetak tebal dan besar. Kemudian diletakkan di atas teks (naskah) atau bagian lain dalam sebuah iklan.

b. Ilustrasi Dalam berbagai bentuk iklan yang realis, dekoratif, atau foto (hitam putih dan warna) akan selau menonjolkan sebuah deskripsi yang terkadang eksplisit juga, agar penikmat iklan mempu berimajinasi dengan khayalannya masing-masing.

c. Keterangan gambar Pada bagian ini biasanya menggunakan huruf yang kecil, dan ditempatkan di atas atau di bawah tulisan ataupun ilustrasi yang semuanya berfungsi untuk menerangkan gambar dengan jelas.

d. Naskah (teks) d. Naskah (teks)

commit to user

Materi ini berupa pesan utama yang disampaikan kepada penikmat iklan untuk dapat menarik perhatian masyarakat, yang nantinya diharapkan mau membeli produk yang ditawarkan tersebut.

e. Logo Pada hal ini logo mempunyai fungsi yang cukup penting, karena mewakili dan sebagai simbol perusahaan yang harus ditonjolkan dalam penyampaian pesan. Karena bila logo tersebut sudah sangat dikenal masyarakat, mereka akan dengan sendirinya memakai produk itu tanpa ada penawaran lebih lanjut.

4. Aspek Dalam Desain

Dalam proses desain terdapat beberapa dasar pokok yang perlu diperhatikan, sebagai pendukung baik tidaknya yang akan dibuat, antara lain :

a. Proporsi Sesuai dengan arti dari kamus, proporsi merupakan bagian atau ukuran, yang mana pada bagian atau ukuran tersebut mampu mewakili unsur-unsur garis, warna, pola, bentuk, dan sebagainya.

Pembentukan proporsi pada desain yaitu menyelaraskan hubungan yang harmonis antara elemen-elemen penyusun tata letak desain, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik untuk dapat meningkatkan nilai jual.

b. Keseimbangan dalam desain b. Keseimbangan dalam desain

commit to user

Keseimbangan berarti penataan elemen desain dengan pertimbangan keserasian dan juga padanan. Keseimbangan dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, kecerahan, atau kegelapan warna.

1) Keseimbangan formal atau simetris Keseimbangan yang ditentukan oleh penggunaan unsur yang sama pada kedua belah pihak dari garis lurus melalui pusat ruang.

2) Keseimbangan informal atau asimetris

Unsur-unsur pembentuk seimbang di sekitar pusat.

3) Keseimbangan dengan fokus pusat optik Unsur-unsur pembentuk disusun secara seimbang mengikuti titik fokus dan unsur yang akan diletakkan dititik poros harus ditempatkan kira- kira ½ x tinggi, sehingga akan tidak rendah namun seimbang.

c. Kontras Kontras adalah perlawanan. Untuk dapat mengenal dan mengerti hal ini, perlu mengetahui kebalikannya. Ukuran sendiri saja adalah netral dan tidak memberi kriteria untuk suatu perbandingan. Unsur besar hanya besar dalam hubungan dengan sesuatu yang lebih kecil.

Kekontrasan merupakan pertimbangan untuk menyatakan sesuatu yang ingin disampaikan sebagai unsur yang lebih menonjol. Unsur yang lebih menonjol tersebut diharapkan dapat menarik perhatian secara khusus, untuk mengutamakan unsur terpenting dari apa yang ingin disampaikan.

1) Kontras pada ukuran 1) Kontras pada ukuran

commit to user

Berdasarkan pertimbangan pada penyajian dengan membedakan besar kecilnya bentuk pada ukuran.

2) Kontras pada bentuk Kontras ini dilakukan dengan memperlihatkan perbedaan dari pengurangan dan penambahan daya volume gambar-gambar yang dibuat berlainan.

3) Kontras pada arah Yaitu dengan memperlihatkan penggunaan arah, yang dapat menunjukkan arah yang berlawanan sehingga terkesan ekstrim.

4) Kontras pada warna Kontras ini menampilkan penggunaan warna-warna yang saling bertolak belakang, untuk memberikan tekanan pada bentuk yang ingin disajikan. Misalnya warna gelap dengan terang, seperti hitam dengan putih, biru dengan kuning, merah dengan krem, dll.