Identifikasi Masalah Perolehan Hak Atas Tanah Untuk Pembangunan Rumah Susun Bandarharjo Semarang.

8

1.2. Identifikasi Masalah

Perlindungan hukum terhadap hak-hak manusia merupakan penegakan hukum. Hal tersebut haruslah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang nantinya dapat memberikan rasa keadilan dan kesejahteraan kepada masyarakat untuk mempertahankan hak-hak yang mereka kuasai. Khususnya hak-hak dalam bidang kebendaan dapat menjadi benda bergerak maupun benda yang tidak bergerak, dikarenakan banyaknya permasalahan yang terjadi dalam masyarakat tentang hak-hak dalam menguasai sebuah kebendaan. Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun1985 tentang Rumah Susun di jelaskan bahwa terdapatnya hak atas tanah yang berkaitan atas rumah susun merupakan hak-hak yang muncul Hak Atas Bangunan, Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Atas Satuan Rumah Susun dan Hak Pengelolaan. Pada hak atas tanah rumah susun merupakan hak atas tanah bersama yang oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun di definisikan sebagai sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang diatasnya berdiri rumah susun dan di tetapkan batasannya dalam persyaratan ijin bangunan. Masalah yang dapat diidentifikasi adalah perolehan hak atas tanah untuk pembangunan rumah susun, hak atas tanah yang melekat pada tanah untuk pembangunan rumah susun, dan implikasi status hak atas tanah terhadap pemilikan satuan rumah susun. Menurut Pasal 8 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 dikatakan hak milik atas satuan rumah susun merupakan hak milik atas satuan rumah susun yang bersifat perseorangan 9 dan terpisah, dan meliputi hak atas bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Bagi pemilik rumah susun pengunaan rumah susun dengan Hak Milik, Hak Pakai, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, dan Hak Pengelolaan sesuai dengan ketentuan pada rumah susun tersebut di bangun. Pada penghunian rumah susun para penghuni dalam suatu lingkungan rumah susun baik untuk hunian maupun bukan hunian wajib membentuk perhimpunan penghuni untuk mengatur dan mengurus kepentingan bersama yang bersangkutan sebagai pemilikan, penghunian, dan pengelolaannya. Hal tersebut dapat melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang, dalam hal ini adalah pihak yang diberi kekuasaan untuk mengelola rumah susun dimana rumah susun tersebut berada. Semua itu sesuai peraturan yang telah ditetapkan antara pengelola dengan seseorang yang nantinya akan menjadi penghuni dalam rumah susun tersebut. Dari hal tersebut akan dapat diketahui hak atas tanah yang melekat pada tanah untuk pembangunan pada rumah susun tersebut.

1.3. Batasan Masalah