Mempelajari tentang kisah-kisah dalam Alquran bertujuan untuk mengambil itibar atau pelajaran bagi manusia dalam menjalani hidupnya agar
terarah dan mencapai tujuan yang baik Allah dengan meneladani sebuah kebenaran dari kisah.
9
Kisah juga mengandung implikasi pendidikan dan sebagai rahmatan lil alamin.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang akan menjadi rumusan masalah pokok dalam penulisan ini adalah: bagaimana konsep
pendidikan andaragogi yang termaktub dalam surat al-Kahfi ayat 70-82? Dari rumusan masalah pokok itulah, maka yang akan menjadi sub rumusan masalah
adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana citra diri nabi Musa sebagai objek dalam proses andragogi? 2.
Bagaimana citra diri nabi Khidhr sebagai subjek dalam proses andaragogi? 3.
Bagaimana proses andragogi berlangsung dalam surat al-Kahfi ayat 70-82?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini tentu didasrai dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, yaitu:
1. Untuk mengetahui citra diri nabi Musa sebagai objek dalam proses andragogi.
2. Untuk mengetahui citra diri nabi Khidhr sebagai subjek dalam proses
andaragogi? 3.
Untuk menjelaskan bagaimana proses andragogi berlangsung dalam surat al- Kahfi ayat 70-82?
D. Kegunaan Penulisan
Kegunaan dari penulisan ini diharapkan untuk keperluan dunia pendidikan dan dunia akademis, seperti berikut ini:
9
Quraish Shihab, Mujizat Alquran Bandung: Mizan, 1998, h. 195.
10
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 1.
1. Memberi masukan kepada praktisi pendidikan, ahli pendidikan dan mahasiswa
fakultas tarbiyah khususnya dan fakultas lain pada umumnya untuk menambah pengetahuan tentang pendekatan andragogi dalam pendidikan.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji konse-
konsep pendidikan dalam Alquran dengan mempelajari kisah-kisah pendidikan dalam Alquran.
3. Sebagai sumbangan pemikiran kepada masyarakat yang mendalami pedidikan
melalui kajian tafsir dan menjadi kontribusi positif bagi khazanah keilmuan di bidang tafsir tematik.
E. Batasan Masalah
Untuk menemukan pembahasan yang utuh mengenai tulisan ini, penulis merasa harus membatasi masalah yang akan dikaji, hal ini bertujuan untuk
mengarahkan pembaca pada pembahasan masalah yang meliputi, pendidikan orang dewasa andragogi, nabi Musa dan nabi Khidhr, serta surat al-Kahfi ayat 70-82.
Batasan masalah dalam tulisan ini diawali dengan pendidikan andragogi yang sejak tahun 1920 dirumuskan dan diorganisasikan secara sistimatis.
Pendidikan orang dewasa dirumuskan sebagai suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup.
Pendidikan orang dewasa andragogi berbeda dengan pendidikan anak-anak pedadagogi. Pendidikan anak-anak berlangsung dalam bentuk indentifikasi dan
peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Pendidikan orang dewasa
dalam hal ini penulis maksudkan pada dua titik tekan yaitu sebagai sebuah metode dan sebagai sebuah proses pembelajaran yang ada dalam surat al-Kahfi ayat 70-82
khususnya yang berlangsung dengan nabi Musa dan nabi Khidhr sebagai objek dan subjeknya.
Terminologi yang kedua adalah nabi Musa dan nabi Khidhr. Dalam penelitian ini, penulis membatasi nabi Musa dan nabi Khidhr sebagai pelaku
pendidikan baik sebagai subjek, objek pendidikan dan juga kurikulum, metode dan semua yang mengarahkan pada pelaksanaan proses sistem pendidikan yang
terangkum dalam surat al-Kahfi ayat 70-82, meskipun dalam prakteknya nabi Musa dan nabi Khidhr merupakan nabi dan Rasul.
Surat al-Kahfi ayat 70-82 menjadi batasan pembahasan dalam penulisan tesis ini, hal ini karena yang menarik adalah peristiwa dialogis dari kedua Nabi
yang menjadi konsep andragogi dalam Alquran sangat menarik dan sesuai dengan pengertian andragogi yang dikenal sekarang ini.
F. Kajian Terdahulu