PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

THE ROLE OF EXECUTING AGENCY OF TECHNICAL UNIT OF CLEANLINESS

AND LANDSCAPING IN WASTE MANAGEMENT IN

THE CITY OF BANDAR LAMPUNG BY

ADE HARIS AGTIO

Problems in waste management experienced by the city of Bandar Lampung at this point, among other things, the handling of waste is carried out in the city of Bandar Lampung has yet come to the stage of thinking of the process of recycling or reuse the waste into useful materials (productive). in accordance with the provisions of Act No. 18 of 2008 about waste management and local regulations No. 5 of 2000 about garbage. Handling of waste is done just moved it from the trash in the settlements, the market, the terminal and place a temporary hoarding and throw it to the landfill. Based on this, the author is interested in doing research on the role of Executing Agency of Technical Unit of cleanliness and Landscaping in waste management in the city of Bandar Lampung in accordance with Regulation No. 67 Mayor in 2011 about the formation of the Organization and The work of Implementing Hygiene Technical Unit On The cleanliness and Landscaping.

The authors formulate as follows: (1) what is the role of Executing Agency of Technical Unit of cleanliness and Landscaping In waste management in the city of Bandar Lampung? (2) anything that becomes a factor Restricting the Unit Executing Agency of Technical cleanliness and Landscaping In waste management in the city of Bandar Lampung?.

Approach to the problems in this research was conducted with the normative approach, that approach with a way to see and study the books and documents as well as other regulations in force and is associated with the title and subject matter that will be examined, in addition, also used empirically approach-that is, an approach that is carried out by examining the primary data obtained directly from the interview to find out the reality that happens in practice especially regarding waste management.

Based on the results of research that has been done can be noted that the role of the implementing Unit Technical cleanliness and Landscaping Services in waste management in the city of Bandar Lampung have not at this stage of recycling waste into useful materials like other big cities, the role of Executing Agency of Technical Unit of cleanliness and Gardening only in terms of receptacle rubbish, garbage collection, Garbage Hauling and waste management and garbage collection services do retribution. In this case the Pewadaan rubbish that is is a way the shelter before the garbage is collected, transferred, transported and dumped into landfills, whereas in the case of the transport of waste is, intended as an operating activity that starts from the point of collection, the last of a collection cycle to the Landfill.

As for the suggestion that the author filed with regard to the role of Executing Agency of Technical Unit of cleanliness in waste management in the city of Bandar Lampung is supposed to be local government city of Bandar Lampung in the it Department of Hygiene and Technical


(2)

Implementation Units, Landscaping Office cleanliness and Landscaping as well as related more to socialize the regulation militate in invitations related to pengelolaaan garbage, so that more people know and understand the substance of the regulations and in the end the public can conduct waste management in accordance with the legal procedures in force.


(3)

ABSTRAK

PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

DI KOTA BANDAR LAMPUNG OLEH

ADE HARIS AGTIO

Permasalahan dalam pengelolaan sampah yang dialami oleh Kota Bandar Lampung pada saat ini, antara lain, penanganan sampah yang dilakukan di Kota Bandar Lampung belum sampai pada tahap memikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah tersebut menjadi bahan yang bermanfaat (produktif). sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Daerah No 5 Tahun 2000 tentang Sampah. Penanganan sampah yang dilakukan hanya mengangkutnya dari tempat sampah di permukiman penduduk, pasar, terminal dan tempat penimbunan sementara dan membuangnya ke tempat pembuangan akhir. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung sesuai dengan Peraturan Walikota No. 67 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kebersihan Pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan.

Berdasarkan hal tersebut penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dalam Pengelolaan Sampah Di Kota Bandar Lampung? (2) Apa Saja Yang menjadi Faktor Penghambat Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dalam Pengelolaan Sampah Di Kota Bandar Lampung?.

Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan secara normatif, yaitu pendekatan dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku dan dokumen-dokumen serta peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dan berhubungan dengan judul dan pokok bahasan yang akan diteliti, Selain itu, digunakan pula pendekatan secara empiris yaitu, pendekatan yang dilakukan dengan meneliti data primer yang diperoleh secara langsung dari wawancara guna mengetahui kenyataan yang terjadi dalam praktek khusunya mengenai pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung belum pada tahap mendaur ulang sampah menjadi bahan yang bermanfaat seperti kota-kota besar lainnya, Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan hanya dalam hal Pewadaan Sampah, Pengumpulan Sampah, Pengangkutan Sampah dan Pengelolaan Sampah serta melakukan pemungutan retribusi layanan sampah. Dalam hal ini Pewadaan sampah yang dimaksud adalah suatu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan akhir, Sedangkan dalam hal Pengangkutan sampah adalah,


(4)

dimaksudkan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai ke Tempat Pembuangan Akhir.

Adapun saran yang diajukan penulis berkaitan dengan peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dalam pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung adalah Seharusnya Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan serta yang terkait lebih mensosialisasikan peraturan perundang– undangan yang berkaitan dengan pengelolaaan sampah, agar masyarakat lebih mengetahui dan memahami substansi dari peraturan yang berlaku dan pada akhirnya masyarakat dapat melakukan pengelolaan sampah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.


(5)

1.1 Latar Belakang

Penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir dua kali lipat selama 25 tahun terakhir, yaitu dari 119,20 juta jiwa pada tahun 1971 bertambah menjadi 198,20 juta jiwa pada tahun 1996 dan bertambah kembali menjadi 204,78 juta jiwa pada tahun 1999. Jika tingkat pertumbuhan penduduk ini tidak mengalami perubahan positif yang drastis maka pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 262,4 juta jiwa dengan asurnsi tingkat pertumbuhan penduduk alami sekitar 0,9 % per tahun.

Pertambahan penduduk ini diperkirakan tidak akan tersebar merata, tetapi akan terkonsentrasi di daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan kawasan perkotaan merupakan tempat yang sangat menarik bagi masyarakat untuk mengembangkan kehidupan sosial ekonomi. Selain itu, pembangunan ekonomi Indonesia melalui jalur industrialisasi berpengaruh langsung terhadap pembangunan perkotaan. Pada tahun 1980 persentase jumlah penduduk kota di Indonesia adalah 27,29% dari jumlah penduduk Indonesia, sementara pada tahun 1990 persentase tersebut bertambah menjadi 30,93%. Diperkirakan pada tahun 2020 persentase jumlah penduduk kota di Indonesia mencapai 50% dari jumlah penduduk Indonesia. (Pusat Informasi Lingkungan Hidup, 2001:11-17).

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat pertumbuhan penduduk dan konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya mengakibatkan semakin bertambahnya limbah/buangan yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat yang lebih dikenal sebagai limbah domestik telah menjadi permasalahan lingkungan yang harus ditangani oleh


(6)

pemerintah dan masyarakat itu sendiri.(Pramono, 2004:5-10). Limbah domestik tersebut, baik itu limbah cair maupun limbah padat menjadi permasalahan lingkungan karena secara kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kesehatan manusia, mencemari lingkungan, dan mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Khusus untuk sampah atau limbah padat rumah tangga, peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia diperkirakan akan bertambah 5 kali lipat pada tahun 2020.

Rata-rata produksi sampah tersebut diperkirakan meningkat dari 800 gram per hari per kapita pada tahun 2003 menjadi 910 gram per hari per kapita pada tahun 2011. Hingga saat ini, penanganan dan pengelolaan sampah tersebut masih belum optimal. Baru 11,25% sampah di daerah perkotaan yang diangkut oleh petugas, 63,35% sampah ditimbun/dibakar, 6,35% sampah dibuat kompos, dan 19,05% sampah dibuang ke kali/sembarangan. Sementara untuk di daerah pedesaan, sebanyak 19% sampah diangkut oleh petugas, 54% sampan ditimbun/dibakar, 7% sampah dibuat kompos, dan 20% dibuang ke kali/sembarangan. (Sumber: Draft Naskah Akademik RUU Pengelolaan Sampah).

Perubahan pola konsumsi masyarakat menjadi salah satu masalah yang akan menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan perubahan karakteristik sampah. Saat ini, pengelolaan sampah belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Volume sampah yang meningkat dengan laju pertumbuhan penduduk akan menghadapkan pada permasalahan kebutuhan lahan pembuangan sampah, serta semakin tingginya biaya pengelolaan sampah dan biaya-biaya lingkungan. Budaya konsumerisme masyarakat saat ini mempunyai andil besar dalam peningkatan jenis dan kualitas sampah.


(7)

Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar dapat memberikan manfaat secara ekonomi, peningkatan kesehatan masyarakat, aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat, dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien.

Pemerintah Kota Bandar Lampung mempunyai wewenang dalam pengelolahan sampah sebagaimana dimaksud dalam ketentutan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Pasal 9 yaitu :

1. Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan kabupaten/kota mempunyai kewenangan:

a.menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

b.menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuaidengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah;

c.melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;

d.menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah;

e.melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan

f.menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.

2. Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan sistem tanggap darurat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f diatur dengan peraturan menteri.

Kota Bandar Lampung sebagai ibukota Provinsi Lampung berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 memiliki jumlah penduduk sebanyak 282.575 jiwa dan menghasilkan sampah rata-rata sekitar 700m2/hari atau setara 560 ton. Jumlah volume sampah per hari di Kota Bandar Lampung tercatat sejumlah 560 ton dan dilayani oleh pemerintah kota dengan menggunakan


(8)

kendaraan operasional pengangkut sejumlah 108 kendaraan yaitu gerobak motor, dram truck dan amrool dengan rotasi pengangkutan per harinya sebanyak 160-an rotasi. Banyaknya sampah yang terangkut melalui 160-an rotasi tersebut sebanyak 609,23 m3. (Sumber:Dinas Kebersihan dan Pertamanan)

Berbicara fakta, sistem pengelolaan sampah di kota Bandar Lampung perlu perhatian khusus, karena sampah yang dihasilkan sangat besar seiring dengan kepadatan penduduk yang semakin tinggi, Setiap harinya kota ini menghasilkan sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan bertebaran di berbagai tempat seperti selokan, sungai, dan pantai. Selain karena sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang tidak memadai seperti kurang dan rusaknya armada pengakutan sampah, juga disebabkan oleh kurang optimalnya pengelola sampah, tidak adanya lahan sebagai tempat pengolahan dimana akhirnya dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Sampah merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah.(Mahajoeno,2003:35)

Penanganan sampah yang dilakukan di Kota Bandar Lampung saat ini belum sampai pada tahap memikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah tersebut menjadi bahan yang bermanfaat (produktif) sesui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Penanganan sampah yang dilakukan hanya mengangkutnya dari tempat sampah di permukiman penduduk, pasar, terminal dan tempat penimbunan sementara dan membuangnya ke tempat pembuangan sampah akhir. Cara seperti ini kurang bisa mengatasi masalah sampah karena masih dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena sampah merupakan sumber pencemaran dan dapat memicu peningkatan


(9)

pemanasan global. Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya produksi sampah dengan pengolahannya dan semakin menurun daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah. Masalah inilah yang menjadi problematika mendasar dalam manajemen terpadu sampah termasuk di Kota Bandar Lampung. Di satu pihak, jumlah sampah terus bertambah dengan laju yang cukup cepat, sedangkan di lain pihak kemampuan pengolahan dan pengelolaan sampah di Kota Bandar Lampung diakui masih belum memadai.

Permasalahan ini yang mengakibatkan pengelolahan sampah di Kota Bandar Lampung tidak berjalan dengan baik, karena fasilitas dan keterbatasan sumber daya manusia yang ada tidak bisa mem-backup kondisi sampah di Kota Bandar Lampung. Oleh karena itu, peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung sangat strategis sebagai salah satu stakeholder dalam mengurangi permasalahan persamapahan yang ada, dan merupakan badan organisasi yang melaksanakan tugas pokok membantu walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang kebersihan. Tugas dan fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung diatur didalam Peraturan Walikota Bandar Lampung No 14 Tahun 2008, yaitu:

1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang Kebersihan, Pertamanan, Penghijauan, Dekorasi Kota dan Pemakamam Umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung No. 14 Tahun 2008 Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai fungsi:

a) Perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan, pertamanan, penghijauhan, perenangan jalan, dekorasi kota dan pemakamam umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

b) penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya

c) Pembinaan dan pelaksaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya. d) Pelaksanaan tugas lain


(10)

Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung sebagai unsur pelaksana Pemerintah di Bidang Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Walikota.

Sebagai pelaksana dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolahan Sampah, Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung telah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Didalamnya ada ketentuan mengatur tentang layanan persampahan, agar pengelolahan sampah di Kota Bandar Lampang dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung tentang Retribusi Jasa Umum menetukan bahwa Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung berkewajiban untuk menyediakan jasa pelayanan persampahan.

Untuk memudahkan tugasnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan di setiap kecamatan di Kota Bandar Lampung, Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Daerah Kota dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat yang berfungsi untuk membantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara urusan pemerintah dibidang Kebrsihan dan Pertamanan khususnya dalam pengelolahan sampah di setiap kecamatan. Unit Pelaksana Teknis Kebersihan dan Pertamanan adalah organisasi mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau penunjang tertentu.

Tugas teknis operasional adalah tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis tertentu yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar


(11)

Lampung No. 67 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut:

1. UPTDK mempunyai tugas pokok adalah meliputi pengumpulan sampah, pengolahan sampah dan pemungutan retribusi kebersihan sesuai kewengan yang diberikan oleh dinas kebersihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Untuk melaksanakan tugas pokok diatas UPTDK mempunyai fungsi : a)Penyelenggaraan kegiatan oprerasional kebersihan diwilayah kecamatan.

b) Pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengelolahan sampah diwilayah kecamatan

c) pengelolahan persampahan di wilayah kecamatan

d) Pengoordinasian pengawasan terhadap operasional kebersihan

e) penyelenggaraan pungutan retribusi kebersihan di wilayah kecamatan d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh dinas.

Dengan dibentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan di setiap Kecamatan diharapkan bisa membantu mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kota Bandar Lampung, yang sampai saat ini masih menjadi masalah yang tidak pernah terselesaikan karena kurang optimalnya pengelolahan sampah di Kota Bandar Lampung. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah melakukan beberapa usaha untuk mengatasi maslah dan hambatan yang berhubungan dengan masalah persampahan, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas, sarana dan prasarana, mengajukan anggaran untuk biaya operasional dalam pengelolahan sampah.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, Penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang dituangkan kedalam suatu tulisan yang berjudul “PeranUnit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dalam Pengelolaan Sampah Di Kota Bandar Lampung”.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup


(12)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan dapat diteliti sebagai berikut :

a. Bagaimanakah Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dalam Pengelolahan Sampah Di Kota Bandar Lampung?

b. Apa Saja Yang menjadi Faktor Penghambat Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dalam Pengelolahan Sampah Di Kota Bandar Lampung?

1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian

Sedangkan ruang lingkup dari penelitian ini adalah kajian bidang Hukum Adminstrasi Negara pada umumnya dan untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan di atas, maka peneliti membatasi pembahasan hanya mengenai Peran Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Dalam Penanggulangan Sampah Di Kota Bandar Lampung Melalui Unit Pelaksana Teknis Kebersihan”.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dalam Pengelolahan Sampah Di Kota Bandar Lampung.

b. Untuk mengetahui Faktor Pengambat Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan pertamanan Dalam Pengelolahan Sampah Di Kota Bandar Lampung.


(13)

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana untuk penelitian selanjutnya dan upaya pengembangan wawasan mengenai peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dalam Pengelolahan Sampah Di Kota Bandar Lampung. khususnya mahasiswa Hukum Administrasi Negara.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi pemikiran kepada pihak-pihak yang berwenang dalam pelaksanan pengelolahan sampah maupun rekan-rekan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian dalam bidang yang sama.


(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Teori Peran

Peran merupakan tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial, syarat-syarat peran merangkap 3 (tiga) hal yaitu, :

Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

Peran adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam masyarakat sebagai organisasi. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role). Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas ada baiknay dahulu kita pahami tentang pengertian peran, (Miftah Thoha,1997).


(15)

Peran adalah tindakan yang dilakukan orang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa, peranan merupakan perangkat tingkah laku yang diharapkan, dimiliki oleh orang atau seseorang yang berkedudukan di masyarakat. Kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Konsep tentang Peran (role) menurut Komarudin (1994:768) dalam buku “ ensiklopedia manajemen “ mengungkap sebagai berikut :

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen 2. Pola prilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat

Menurut Soerjono Soekanto (2002:24), Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status) , seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut kita lihat pendapat lain tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif. Sebagai peran normatif dalam hubunganya dengan tugas dan kewajiban unit pelaksana teknis kebersihan dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum secara penuh, (Soerjono Soekanto 1987:220).

Sedangkan peran ideal, dapat diterjemahkan sebagai peran yang diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut. Misalnya unit pelaksan teknis sebagai suatu organisasi formal tertentu diharapkan berfungsi dalam penegakan hukum dapat bertindak sebagai pengayom bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan ketertiban, keamanan yang mempunyai tujuan akhir


(16)

kesejahteraan masyarakat, artinya peranan yang nyata. Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan status merupukan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang apabila seseorang melakukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu fungsi. Hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu. Kepribadian seseorang juga mempengaruhi bagaimana peran itu harus dijalankan. Peran yang dimainkan hakekatnya tidak ada perbedaan, baik yang dimainkan/diperankan pimpinan tingkat atas, menengah maupun bawah akan mempunyai peran yang sama.

Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa peran merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 ( dua ) variabel yang merupakan hubungan sebab akibat.

2. 2 Tinjauan Terhadap Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Dinas Kebrsihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksanakan urusan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Seketarist Daerah. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Walikota. Dinas Kebersihan dan Pertamanan diberikan kewenangan oleh walikota untuk membuat Perumusan kebijakan teknis dibidang Kebersihan khusnya dalam hal pengelolahan sampah, agar permasalahan sampah yang


(17)

ada di kota Bandar Lampung dapat teratasi dengan baik, Dinas Kebersihan dan Pertamanan juga mengajak peran serta masyarkat untuk berkerjasama dalam mengatasi persoalan sampah yang ada. Bank Sampah adalah salah satu contoh kerjasama antara dinas dan masyarakat yang cukup berhasil dalam upaya pengelolahan sampah secara mandiri yang dilakukan oleh masyarakat.

Untuk menjalankan dan mengoptimalkan kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 dengan dasar Peraturan Walikota Bandar Lampung No 67 Tahun 2011dibentuklah 13 Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan (UPTDKP) di setiap kecamatan di Kota Bandar Lampung, sebelum terbentuknya UPTDKP tanggung jawab pengelolahaan sampah di setiap kecamatan di Kota Bandar Lampung diberikan kepada Kecamtan masing-masing yang ada di Kota Bandar Lampung. Karena kurangya kordinasi anatara dinas terkait dengan pihak kecamtan yang mengakibatkan makin bertmbahnya masalah sampah yang ada di kota Bandar Lampung, atas inisiatif Bapak Herman selaku Walikota Bandar Lampung maka dibentuklah 13 UPTDKP dengan wilayah kerja 20 kecamatan dibawah naungan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan. Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah Kota dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan secara operasional dikoordinasikan oleh Camat yang berfungsi untuk membantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara urusan pemerintah dibidang Kebrsihan dan Pertamanan khususnya dalam pengelolahan sampah di setiap kecamatan.

Unit Pelaksana Teknis Kebersihan dan Pertamanan adalah organisasi mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau penunjang tertentu. Mandiri artinya diberikan kewenangan mengelola kepegawaian, keuangan, perlengkapan sendiri dan tempat kedudukan terpisah dari organisasi induknya. Tugas teknis operasional adalah tugas untuk melaksanakan


(18)

kegiatan teknis tertentu yang secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat dalam hal masalah pengelolahan sampah. Berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung No. 67 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

UPTDK mempunyai tugas pokok adalah meliputi pengumpulan sampah, pengolahan sampah dan pemungutan retribusi kebersihan sesuai kewenagan yang diberikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok diatas UPTDK mempunyai fungsi :

a) Penyelenggaraan kegiatan oprerasional kebersihan diwilayah kecamatan.

b) Pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengelolahan sampah diwilayah kecamatan

c) pengelolahan persampahan di wilayah kecamatan

d) Pengoordinasian pengawasan terhadap operasional kebersihan

e) penyelenggaraan pungutan retribusi kebersihan di wilayah kecamatan d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh dinas

2.3 Pelayanan Sebagai Salah Satu Fungsi Pemerintah

Salah satu fungsi dari birokrasi pemerintahan adalah memberikan pelayanan bagi masyarakat. Dengan demikkian pelayanan dapat di definisikan sebuah kegiatan yang dilakukukan untuk memenui keinginan dan kebutuhan pihak lain. Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang


(19)

dilakukan oleh perorangan untuk mengamalkan atau mengabdikan diri. Menurut keputusan Mentri Pemberdaya Gunaan Aparatur Pemerintah Nomor 63 tahun 2004 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan publik dan rancangan undang–undang tentang pelayana publik mendefinisikan pelayana publik sebagai “kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak sipil sebagai warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan pelayanan administrasi yang di sediakan oleh penyelenggara pelayanan publik”, yakni lembaga pemerintah. Sementara H. A.S.Moenir (2000) mendefinisikan pelayanan “sebagai suatu prosespemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain”. Lebih lanjut dikatakan pelayanan umum adalah “ kegiatan yang dilakukan olih seseorang atau kelompok orang denan landasan faktor material, melalui sistem prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenui kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”.

kegiatan pelayanan umum diarahkan pada terselenggaranya pelayanan untuk memenui kepentingan umum, kepentingan perseorangan melalui cara cara yang tepat dan memuaskan pihak yang dilayani, supaya pelayanan umum berhasil baik unsur pelaku sangat menentukan. Pelaku dapat berbentuk badan atau organisasi yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan dan manusia sebagai pegawai

Dari beberapa pengertian peneliti menyimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik dipusat, didaerah, dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka pemenuh kebutuhan masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan yang ada.


(20)

Sampai saat ini masih beredar anggapan bahwa sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Padahal sebetulnya sampah merupakan mutiara yang masih terpendam dan kalau dikelola akan menjadi barang yang sangat berguna.Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2008, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Dalam kamus lingkungan (1994) dinyatakan bahwa Pengertian Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Istilah Lingkungan Untuk Manajemen, Ecolink:1996), sedangkan Dr.Tanjung menyatakan bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai (Radyastuti, W. Prof.Ir:1996). Menurut pendapat peneliti sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dimanfaatkan kalau dikelola dengan prosedur yang benar.

2. 5 Sumber dan Komposisi Sampah

Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut : 1. Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun. (Murtahdo:1998)


(21)

2. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.

3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.

4. Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.

5. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman (Edwi:2003).


(22)

Dari beberapa Sumber sampah diatas, sumber sampah yang terbanyak berasal dari pemukiman dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.

Hasil Survei menunjukkan komposisi sampah rata-rata sebagai berikut : Volume sampah : 2-2,5 jt/kapita/hari

Berat sampah : 0,5 kg/kapita/hari Kerapatan : 200-300 kg/m3

Kadar air : 65-75%

Sampah organik : 75-95% Komponen lain :

Kertas : 6%

Kayu : 3%

Plastik : 2%

Gelas : 1%

Lain-lain : 4%

Meskipun hanya bahan organik yang bisa terurai oleh mikroba, tetapi setiap jenis bahan berbeda tingkat kemudahan dalam penguraiannya (degradibilitas). Pada Tabel 1 terlihat bahwa kertas koran, hemiselulosa, dan karbohidrat mudah terdegradasi. Kertas bungkus, bambu, lemak, dan protein agak sulit terdegradasi, sedangkan kayu, lignin, dan plastik hampir sama sekali tidak terdegradasi.


(23)

No Komponen Sampah Kota Degradibilitas (%) 1. Selulosa dari kertas koran 90

2. Selulosa dari kertas bungkus 50 3. Kayu/ranting berkulit 5

4. Bambu 50

5. Hemiselulosa 70

6. Karbohidrat 70

7. Lignin 0

8. Lemak 50

9. Protein 50

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata buangan sampah kota adalah adalah 0,5 kg/kapita/hari. Dengan mengalikan data tersebut dengan jumlah penduduk di beberapa kota di Indonesia yang dipublikasikan oleh NUDS (National Urban Development) maka dapat diketahui prakiraan potensi sampah kota di Indonesia, yaitu sekitar 100.000 ton/hari.

2. 6 Pengelolahan Sampah

Menurut Robert T Kiyokasih, Pengelolaan adalah sebuah kata yang besar sekali, yang mencakup pengelolaan uang, waktu, orang, sumber daya, dan terutama pengelolaan informasi. AA Dani Saliswijaya, Pengelolaan merupakan upaya untuk mengurangi terjadinya kemungkinan risiko terhadap lingkungan hidup berupa terjadinya pencemaran atau perusakan lingkungan hidup, mengingat bahan berbahaya dan beracun mempunyai potensi yang cukup besar untuk menimbulkan efek negative.


(24)

Menurut Murniati A.R, Pengelolaan adalah proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan semua sumber daya, baik manusia maupun teknikal, untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan dalam suatu organisasi. Wollnbreg, Pengelolaan merupakan suatu proses yang digunakan untuk menyesuaikan strategi pengelolaan supaya mereka dapat mengatasi perubahan dalam interaksi antar manusia.

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, pemrosesa, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah.material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia harus dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Menurut ketentutan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Pasal 1 Angka (5), pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Upaya yang dapat ditempuh dalam tujuan pengelolaan sampah:

1. Mengubah sampah menjadi materil yang memiliki nilai ekonomis.

2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi


(25)

diarea metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

2.7 Permasalahan Dalam Pengelolahan Persampahan

Sampah, baik kualitas maupun kuantitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain :

1. Jumlah penduduk ,Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.

2. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampah banyak yang bersifat tidak dapat terurai. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan bangunan-bangunan, transportasi, produk pertanian, industri, dan lain-lain. Sebagai konsekuensi dari semua itu akanmenambah volume dan jenis sampah.

3. Kemajuan teknologi , Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, carapengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam pula.

Permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia telah sedemikian kompleks yang melibatkan pelaku-pelaku utama pengelolaan sampah, yaitu:


(26)

1. Masyarakat: orang perorang maupun komunitas masyarakat 2. Pemerintah: Pemerintah dan pemerintah daerah

3. Pelaku Usaha: produsen, penjual, pedagang, jasa

Permasalahan-permasalahan tersebut saling terkait sehingga memerlukan pendekatan komprehensif dan melibatkan semua pelaku utamanya. Permasalahan pengelolaan sampah yang ada pada setiap pelaku utama tersebut dapat dilihat pada tabel berikut (Murtahdo:1998) :

Pelaku Permasalahan

Pemerintah 1) Pertumbuhan jumlah sampah berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk

2) Masih rendahnya tingkat pelayanan terhadap masyarakat, baik luas wilayah pelayanan, jumlah pelanggan, maupun jumlah sampah yang dapat ditangani

3) Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan sampah serta kurang terawatnya sarana dan prasarana yang ada 4) Keterbatasan SDM yang ahli di bidang persampahan

5) Anggaran pengelolaan sampan yang rendah serta tidak transparannya konsep retribusi sampah

6) Masih rendahnya upaya pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah, baik itu dalam bentuk kontrak kerja sama, dukungan pembiayaan, teknis dan manajemen, maupun bentuk kerja sama lainnya


(27)

masyarakat yang telah berhasil dalam pengelolaan sampah, baik itu penghargaan, dukungan pendanaan, teknis, dan manajemen, maupun bentuk dukungan lainnya.

8) Masih kurangnya peraturan-peraturan teknis di bidang pengelolaan persampahan ini, baik di tingkat nasional maupun daerah serta masih lemahnya penegakan hukum yang ada

9) Belum optimalnya mekanisme koordinasi dan kerja sama antar pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah

10) Sampah di sungai dan di laut tidak ada yang bertanggung jawab dan bukan pula tanggung jawab dinas kebersihan 11) Belum adanya system insentif dan disentif yang terkait

dengan pengelolaan sampah ini bagi Pelaku Usaha

12) Standar TPA berwawasan lingkungan kurang dimanfaatkan dan dikesampingkan, karena membutuhkan biaya yang tinggi.

13) Standar TPA berwawasan lingkungan kurang dimanfaatkan dan dikesampingkan, karena membutuhkan biaya yang tinggi.

14) Sulitnya mencari lahan TPA di perkotaan

15) Permasalahan penepatan TPA yang berbatasan dengan daerah lain


(28)

daerah satu ke daerah lain)

17) TPA dimanfaatkan sebagai buangan limbah industri dan limbah rumah sakit serta bahan B3.

18) Lokasi TPA dekat sungai, jurang, bekas rawa, berdekatan dengan daerah lain/perbatasan

19) Sampah masih dianggap tanggung jawab pemerintah, sedangkan tanggung masyarakat adalah membayar sampah yang dibuang.

20) Sampah dari darat pindah ke sungai atau ke laut bukan tanggung jawab dinas kebersihan.

21) Belum adanya peraturan dan system pelabelan terhadap teknologi produksi, produk, dan kemasan ramah lingkungan

Pelaku Usaha 1) Masih rendahnya jumlah industri yang menerapkan konsep teknologi bersih dan konsep nir limbah

2) Masih rendahnya jumlah industri yang memanfaatkan system dan teknologi daur ulang

3) Masih rendahnya kepedulian Pelaku Usaha dalam memproduksi produk dan kemasan ramah lingkungan, yaitu:

a. biodegradable b. recyclable


(29)

sampah untuk:

a. menghasilkan produk (sampah sebagai bahan baku) b. menghasilkan energi

2.8 Asas-Asas Dalam Pengelolahan Sampah

Terdapat beberapa asas yang dapat dipakai oleh negara sebagai asas dalam menentukan wewenangnya dalam mengelolah sampah agar pengelolahan sampah dapat berjalan dengan baik dan diterima oleh masyarakat, berdasarkan ketentuan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan dalam pengelolahan sampah adalah:

a. Asas tanggung jawab adalah bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab pengelolaan sampah dalam mewujudkan hak masyarakat terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b. Asas berkelanjutan adalah bahwa pengelolaan sampah dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik yang ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi yang akan datang.

c. Asas manfaat adalah bahwa pengelolaan sampah perlu menggunakan pendekatan yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.


(30)

d. Asas keadilan adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat dan dunia usaha untuk berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah.

e. Asas kesadaran adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong setiap orang agar memiliki sikap, kepedulian, dan kesadaran untuk mengurangi dan menangani sampah yang dihasilkannya.

f. Asas kebersamaan adalah bahwa pengelolaan sampah diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

g. Asas keselamatan adalah bahwa pengelolaan sampah harus menjamin keselamatan manusia. h. Asas "keamanana dalah bahwa pengelolaan sampah harus menjamin dan melindungi

masyarakat dari berbagai dampak negatif.

i. Asas nilai ekonomi adalah bahwa sampah merupakan sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan sehingga memberikan nilai tambah.

2. 9 Dasar Hukum Pengelolaan Sampah

Negara Indonesia adalah negara hukum, secara tegas disebutkan didalam Undang-Undang 1945 Pasal 1 Ayat(3) “Indonesia ialah negara hukum”. Didalam negara hukum, setiap aspek tindakan pemerintah baik dalam lapangan pengaturan maupun lapangan pelayanan harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan atau berdasarkan legalitas. Oleh karena itu didalam pengelolahan sampah juga diperlukan pengaturan hukum, sehingga pengelolahan sampah dapat berjalan sesuai dengan salah satu tujuan dan cita-cita bangsa. Dasar hukum pengelolahan sampah adalah:


(31)

b. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1), 28 3 ayat (2) dan 33 ayat (3). c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

e. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

g. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

h. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.

i. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2003 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar Lampung.

j. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

k. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 67 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

l. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan.


(32)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Upaya-upaya yang dilakukan dalam membahas dan memecahkan masalah masalah yang ada dalam penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan dua macam metode pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Yuridis Normatif, yaitu pendekatan dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku dan dokumen-dokumen serta peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dan berhubungan dengan judul dan pokok bahasan yang akan diteliti, yaitu Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam pengelolaan sampah.

b. Pendekatan Yuridis Empiris, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan meneliti data primer yang diperoleh secara langsung dari wawancara guna mengetahui kenyataan yang terjadi dalam praktek khusunya mengenai pengelolaan sampah.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

a. Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan, yaitu hasil dari wawancara langsung dengan responden.

b.Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui Studi kepustakaan terhadap bahan hukum yang terdiri dari:

a) bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitihan, antara lain sebagai berikut :


(33)

1) Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolahan Sampah 3)Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

5) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.

6) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No 03 Tahun 2003 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar Lampung.

7). Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

8) Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 67 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

9) Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan.

b) bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang di peroleh dari studi kepustakan yang berupa buku-buku ilmu hukum dan tulisan-tulisan hukum lainnya, yang ada kaitannya dengan permasalahan dan hukum yang ditulis.


(34)

Dalam pengumpulan data, penulis menggungakan langkah-langkah sebagai berikut: a) Studi Kepustakaan (Library Reserch)

Studi kepustakaan dimaksud adalah usaha untuk memperoleh data sekunder dengan melakukan serangkain studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan, membaca/mempelajari, membuat catatan-catatan, dan kutipan-kutipan serta menelaah bahan-bahan pustaka yaitu berupa karya tulis dari para ahli yang tersusun dalam literatur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini.

b) Studi Lapangan (Field Research)

Studi lapangan merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh data primer dengan cara memberikan pertanyaan dan meminta penejelasan kepada beberapa pihak yang dianggap mengetahui masalah yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam wawancara adalah wawancara langsung yang bersifat terbuka, dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang berupa pokok-pokoknya sebagai panduan yang dikembangkan pada saat wawancara dan para pihk yang akan di wawancari adalah Bapak Siswanto S.H, M.H Kabid Kebersihan, Bapak Anishar Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebersihan dan Pertamanan, Petugas Kebersihan yang ada dilapangan dan terakhir beberapa masyarakat.

3.4 Prosedur Pengelolahan data

Pengelolahan data dilkakukan dengan cara :

a. Pemeriksaan Data, yaitu mengkoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar, dan sudah sesuai/relevan, sehingga data yang terkumpul benar-benar bermanfaat untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.


(35)

b. Klasifikasi Data, yaitu menyusun ulang data secara teratur, berurutan, logis sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.

c. Sistematis Data, yaitu menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasan berdasrkan urutan masalah.

3.5 Analisis data

Setelah tahap pengolahan data dilakukan, maka tahap selanjutnya menganalisis data tersebut. Dalam penelitian ini dipergunakan analisis deskriptif kualitatif dengan cara menggambarkan kenyataan-kenyataan atau keadaan-keadaan atas suatu obyek dalam bentuk kalimat berdasarkan keterangan-keterangan dari pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian ini yang tidak dapat diwujudkan dengan angka-angka atau tidak dapat dihitung dengan menguraikan data secara sistematis, sehingga diperoleh arti dan kesimpulan secara induktif sebagai jawaban terhadap permasalahan diatas.


(36)

(37)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam pengelolaan sampah

terfokus hanya pada masalah sampah rumah tangga di setiap kecamatan di Kota Bandar Lampung, dalam menjalankan tugasnya Unit Pelaksan Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan melakukan beberapa cara yaitu dengan cara pewadahan sampah yaitu membuat wadah sampah disetiap rumah sehingga memudahkan petugas kebersihan (sokli) dalam pengumpulan sampah sehingga masyarakat tidak membuang sampah disembarang tempat. Setelah melakukan pewadahan sampah, melalui petugas kebersihan (sokli) sampah dikumpulkan dan dibuang ketempat pembuangan sementara, untuk sampah di angkut menggunakn truk sampah dan dibuang ke tempat pengelolaan/pembuangan akhir. Untuk meningkatkan fasilitas pengelolaan sampah, UPTDKP juga melakukan pemugutan retribusi layanan persampahan pada tiap-tiap rumah di Kota Bandar Lampung sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

2. Dalam melaksanakan perannya dalam pengelolahan sampah Unit Pelaksan Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan memiliki faktor penghambat. Faktor penghambat dalam pengelolaan sampah adalah masyarakat yang mempunyai pola pikir bahwa masalah sampah adalah bukan tanggung jawab mereka pribadi tetapi masalah pemerintah sehingga mengurangi tanggung jawab diri untuk memelihara kebersihan. Keterbatasan sarana dan prasarana yang dialami UPTDKP mengakibtkan kurang optimalnya pengelolaan sampah juga menjadi salah satu faktor penghambat dan keterbatasan penggunaan teknologi pengolah sampah untuk


(38)

tujuan sosial maupun komersial, padahal sekitar 70% sampah di Bandar Lampung adalah sampah organik, yang potensial diolah menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah an-organik membutuhkan teknologi pendaur-ulang untuk mengurangi volumenya.

5.2. Saran

Sesuai dengan hasil pembahasan terhadap penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah :

1. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan dan Pertamanan harus lebih berkordinasi dengan Dinas Kebersihan untuk meningkatkan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah dan lebih aktif lagi mengajak peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengatsi masalah sampah sehingga mengurangi beban mereka sendiri.

2. Seharusnya Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan, UPTDKP serta yang terkait lebih mensosialisasikan peraturan perundang– undangan yang berkaitan dengan pengelolahan sampah, agar masyarakat lebih mengetahui dan memahami substansi dari peraturan yang berlaku dan pada akhirnya masyarakat dapat melakukan pengelolaan sampah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar retribusi, seharusnya Unit Pelaksana Teknis Dinas harus lebih sering mengadakan sosialisasi Peraturan Daerah No 5 Tahun 2011 tentang Retribusi Sampah dengan cara melakukan penyuluhan-penyuluhan secara langsung dan tidak langsung kepada wajib retribusi. Dengan penyuluhan ini diharapkan masyarakat mengerti tentang hak dan kewajiban sebagai wajib retribusi.


(39)

(40)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN... 1

1. 1 Latar Belakang ... 1

1. 2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 9

1. 2. 1 Permasalahan ... 9

1. 2. 2 Ruang Lingkup... 9

1. 3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

1. 3. 1 Tujuan Penelitian ... 10

1. 3. 2 Kegunaan Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA... 11

2.1 Teori Peranan ... 11

2.1 Tinjauan Terhadap Peran Dinas Kebersihan dan Pertamanan ... 14

2.1 Pelayanan Sebagai Salah Satu Fungsi Pemerintah... 16

2.2Pengertian Sampah... 17

2.5 Sumber dan Komposisi Sampah ... 18

2.6 Pengelolahan Sampah ... 22

2.8 Permasalahan Dalam Pengelolahan Sampah ... 23

2.7 Asas-Asas Pengelolahan Sampah ... 28

2.9 Dasar Hukum Pengelolaan Sampah... 29

III. METODE PENELITIAN ... 31

3. 1 Pendekatan Masalah... 31

3. 2 Sumber dan Jenis Data... 31

3. 3 Metode Pengumpulan Data... 33

3. 4 Metode Pengolahan Data ... 34

3. 5 Analisis Data ... 34

IV. PEMBAHASAN... 36

4. 1 Gambaran Umum Dinas Kebersihan Pertamanan dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan ... 36

4. 1. 1 Gambaran Umum Dinas Kebersihan dan Pertamanan... 36

4. 1. 2 Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan ... 36

4. 1. 3 Gambaran Umum Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan . 37 4. 1. 4 Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan.. 38

4. 1. 5 Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan... 39

4. 1. 5 Pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan... 40

4. 2 Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Dalam Pengelolahan Sampah... ... 43


(41)

4. 2. 1 Penyelenggaran Kegiatan Operasional Kebersihan Di Wilayah

Kecamatan... 43

4. 2. 2 Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Dalam Pewadahan Sampah... 44

4. 2. 3 Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Dalam Pengumpulan Sampah... 51

4. 2. 4 Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Dalam Pengangkutan Sampah... 55

4. 2. 5 Peran Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Dalam Pengelolaan Retribusi Sampah ... 59

4. 3 Faktor Penghambat Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Dalam Pengelolahan Sampah ... 65

V. KESIMPULAN... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

2.1 Saran... 69


(42)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku- Buku:

Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum Dan penelitian Hukum, PT Citra aditya Bakti, Bandung.

Anonim (2008), Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia, Jakarta.

Daniel, T.S, Hasan, P dan Vonny ,S (1965) Teknologi Pemamfaatan Sampah Kota dan Peran Pemulung Sampah : Suatu Pendekatan Konseptual. Bandung : PPLH ITB.

Djadjadiningrat SurnaT. (1992) Membangun Tanpa Merusak Lingkungan , Jakarta : Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Murthado,D dan Said, E.G (1998) Penanganan Pemanfaatan Limbah Padat Jakarta: Sarana Perkasan.

Mahajoeno, Edwi. (2003)Pengelolaan Sampah Terpadu. Bogor: IPB Press Prihandarini, Ririen. (2004) Manajemen Sampah. Jakarta

Pusat Informasi Lingkungan Hidup, State of The Environment Report Indonesia 2001,Bapedal 2001, hal. 11-3

Pramono, S. (2004), ”Studi Mengenai Komposisi Sampah Perkotaan di Negara -NegaraBerkembang”,Jurnal FTSP Universitas Gunadarma, Jakarta.

Suprihatin, Agung Dwi Prihanto dan Michel Gelbert. 1996. Sampah dan Pengelolaannya.Malang : PPPGT / VEDC.

Sunggono, Bambang.2003. Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Tiwow, C., et al. (2003), Pengelolaan Sampah Terpadu Sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi Problem Sampah di Perkotaan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.


(43)

B. Peraturan Perundang-Undangan:

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Undang-Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolahan Sampah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No 03 Tahun 2003 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar Lampung.

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 67 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kebersihan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung.

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 112 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan.


(44)

Motto:

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Surat Al-insyairah ayat5-6)

“Hidup adalah keyakina diri anda dan hati anda” (Agtio F’ms)


(45)

PERSEMBAHAN

Kepada Allah SWT, baginda Muhammad SAW, Ayahnda dan Bunda Tersayang, dan untuk Agtio Family

Seluruh Keluarga Besar ku yang selalu mendukung setiap langkahku dan menemaniku dalam hidup ini, serta kekasihku tercinta.


(46)

PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

ADE HARIS AGTIO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(47)

Judul Skripsi :PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa :Ade Haris Agtio No. Pokok Mahasiswa : 0912011088

Program Studi : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Elman Edy Patra, S.H., M.H Satria Prayoga, S.H., M.H NIP 196007141986031002 NIP 198206232008121003

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

Nurmayani, S.H,. M.H NIP 19611219 198803 2 002


(48)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Elman Edy Patra, S.H,. M.H ...

Seketaris Anggota :Satria Prayoga, S.H,. M.H ...

Penguji Utama :Upik Hamidah. S.H,. M.H ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Herryandi, S.H,. M.H NIP 19621109 198703 1 003


(49)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Timur, pada tanggal 5 September 1990, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Ayah Agoes Basori dan Ibu Hartati

Penulis menempuh pendidikan di TK Aisyah Bustanul Athfal lulus tahun 1996. Dilanjutkan dengan Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Enggal lulus pada tahun 2002. Pendidikan dilanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005. Penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis pernah terdaftar menjadi mahasiswa LP3i Bandar Lampung.

Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN, selama menjadi mahasiswa penulis terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Admnistrasi Negara. Penulis melakukan penelitian di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Pada Tahun 2012 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Panjang Selatan.


(50)

SANWACANA

Bismillahirrahmaannirrahim,

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayahnya dan inayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG”. Skripsi diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari perbuatan skripsi ini merupakan buah dari suatu proses panjang, yang tak luput dari dukungan dan bmbingan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimaksih tak terhingga kepada :

1. Bapak DR. Heryandi, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Bapak Elman Edy Patra, S.H., M.H. selaku Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, ilmu dan masukan selama penyususnan skrispsi ini.

3. Bapak Satria Proya, S.H,. M.H. selaku Pembimbing II yang dengan sabar bersida meluangkan waktunya hanya untuk membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 4. Ibu Upik Hamidah, S.H,. M.H, selaku Seketaris Jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas

Hukum Universitas Lampung dan selaku Pembahas Utama yang telah meluangkan waktunya guna memberikan masukan-masukan yang berharga, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(51)

5. Ibu Eka Deviana, S.H,. M.H. selaku Pembahas II, yang telah bersedia memberikan pengarahan dan saran kepada penulis.

6. Bapak Heni Siswanto, S.H,. M.H. sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan pemikiran dan banyak sekali ilmu.

8. Seluruh Staf Pengajar dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

9. Ayahku tercinta Agoes Basori, terimaksih atas doa dan kasih sayang yang kau berikan kepdaku yang tak mungkin bisa aku balas.

10. Untuk Bundaku tercinta Hartati yang sealau aku sayangi sampai kapanpun yang telah memberikan segalnya dan bahkan hidupnya hanya untuk kehidupanku hingga saat ini. Terimakish juga atas ilimu dan kesabran yang kau berikan kepadaku.

11. Keluargaku tersayang Rian Agtio S.AB, Intan Oktri Agtia, Sari Trisnawati S.H terimakish atas kebersamaan, dukungan dan doa kalian.

12. Untuk keponakan atu-atunya Afifah tersayang yang selalu membuat hariku tersenyum bila melihat dan bersamamu,

13. Keluarga besar H. Muahhmad Syarief dan Darusman yang selalu aku sayangi dan banggakan.

14. My Lovely Arini Riswanda semaga Allah SWT selalu mendengarkan doa kita bersama agar kelak kau menjadi pelengkap tulak rusukku dan kelak diakhir namamu tertulis kata Agtio yang selalu menjadi kebanggan aku dan keluargaku.


(52)

15. Ocha, Zulqadri, Guin, Agung, Jo, Abi, Wanda, Kubu, Anand, Doger terimaksih atas peretemanan dan kebersamaan kita yang penuh dengan canda dan tawa selama 3,5 tahun telah kita lewati bersama demi mencapai gelar Sarjana Hukum dan Cita-Cita kita.

Thanks u GOL.. I’ll be missing our moment

16. Buat Tim Gwe Kece terimakasih atas perjungannya di Liga Futsal Hukum, semoga kedepanya kita dapat berkumpul kembali dan bermain futsal bersama kembali.

17. Semua temanku Jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Angktan 2009 yang terhormat dan seluruh teman Fakultas Hukum yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

18. Texas Tio, Toak, Sebas, Aris, Mono, Jasung terimakasih atas persahabatan yang tak penah habis kita jalanin bersama-sama dalam suka dan duka, semoga pershabtan kita ini bisa selalu kita pertahankan untuk selamanya.

19. Harun Grandma, sepupuku tercinta Doni, Mank Dani, kakaku Hardiyansyah, Mank Kiki, Mank Ko, Ki Sarman,. Jotu Amrul terimaksih atas support yang selalu kalian berikan disaat saya sedang galau dalam menyusun skripsi ini.

20. Yang terakhir buat semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis


(53)

(1)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Elman Edy Patra, S.H,. M.H ...

Seketaris Anggota :Satria Prayoga, S.H,. M.H ...

Penguji Utama :Upik Hamidah. S.H,. M.H ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Herryandi, S.H,. M.H NIP 19621109 198703 1 003


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Timur, pada tanggal 5 September 1990, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Ayah Agoes Basori dan Ibu Hartati

Penulis menempuh pendidikan di TK Aisyah Bustanul Athfal lulus tahun 1996. Dilanjutkan dengan Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Enggal lulus pada tahun 2002. Pendidikan dilanjutkan ke Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005. Penulis mengenyam pendidikan tingkat Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 4 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis pernah terdaftar menjadi mahasiswa LP3i Bandar Lampung.

Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN, selama menjadi mahasiswa penulis terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Hukum Admnistrasi Negara. Penulis melakukan penelitian di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Pada Tahun 2012 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Panjang Selatan.


(3)

SANWACANA

Bismillahirrahmaannirrahim,

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayahnya dan inayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG”. Skripsi diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari perbuatan skripsi ini merupakan buah dari suatu proses panjang, yang tak luput dari dukungan dan bmbingan berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimaksih tak terhingga kepada :

1. Bapak DR. Heryandi, S.H., M.H. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Bapak Elman Edy Patra, S.H., M.H. selaku Pembimbing I yang bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, ilmu dan masukan selama penyususnan skrispsi ini.

3. Bapak Satria Proya, S.H,. M.H. selaku Pembimbing II yang dengan sabar bersida meluangkan waktunya hanya untuk membimbing dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. 4. Ibu Upik Hamidah, S.H,. M.H, selaku Seketaris Jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas

Hukum Universitas Lampung dan selaku Pembahas Utama yang telah meluangkan waktunya guna memberikan masukan-masukan yang berharga, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(4)

5. Ibu Eka Deviana, S.H,. M.H. selaku Pembahas II, yang telah bersedia memberikan pengarahan dan saran kepada penulis.

6. Bapak Heni Siswanto, S.H,. M.H. sebagai Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah memberikan pemikiran dan banyak sekali ilmu.

8. Seluruh Staf Pengajar dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

9. Ayahku tercinta Agoes Basori, terimaksih atas doa dan kasih sayang yang kau berikan kepdaku yang tak mungkin bisa aku balas.

10. Untuk Bundaku tercinta Hartati yang sealau aku sayangi sampai kapanpun yang telah memberikan segalnya dan bahkan hidupnya hanya untuk kehidupanku hingga saat ini. Terimakish juga atas ilimu dan kesabran yang kau berikan kepadaku.

11. Keluargaku tersayang Rian Agtio S.AB, Intan Oktri Agtia, Sari Trisnawati S.H terimakish atas kebersamaan, dukungan dan doa kalian.

12. Untuk keponakan atu-atunya Afifah tersayang yang selalu membuat hariku tersenyum bila melihat dan bersamamu,

13. Keluarga besar H. Muahhmad Syarief dan Darusman yang selalu aku sayangi dan banggakan.

14. My Lovely Arini Riswanda semaga Allah SWT selalu mendengarkan doa kita bersama agar kelak kau menjadi pelengkap tulak rusukku dan kelak diakhir namamu tertulis kata Agtio yang selalu menjadi kebanggan aku dan keluargaku.


(5)

15. Ocha, Zulqadri, Guin, Agung, Jo, Abi, Wanda, Kubu, Anand, Doger terimaksih atas peretemanan dan kebersamaan kita yang penuh dengan canda dan tawa selama 3,5 tahun telah kita lewati bersama demi mencapai gelar Sarjana Hukum dan Cita-Cita kita.

Thanks u GOL.. I’ll be missing our moment

16. Buat Tim Gwe Kece terimakasih atas perjungannya di Liga Futsal Hukum, semoga kedepanya kita dapat berkumpul kembali dan bermain futsal bersama kembali.

17. Semua temanku Jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Angktan 2009 yang terhormat dan seluruh teman Fakultas Hukum yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

18. Texas Tio, Toak, Sebas, Aris, Mono, Jasung terimakasih atas persahabatan yang tak penah habis kita jalanin bersama-sama dalam suka dan duka, semoga pershabtan kita ini bisa selalu kita pertahankan untuk selamanya.

19. Harun Grandma, sepupuku tercinta Doni, Mank Dani, kakaku Hardiyansyah, Mank Kiki, Mank Ko, Ki Sarman,. Jotu Amrul terimaksih atas support yang selalu kalian berikan disaat saya sedang galau dalam menyusun skripsi ini.

20. Yang terakhir buat semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis


(6)