PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUMBEREJO

(1)

2

ABSTRAK

PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA

KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUMBEREJO

Oleh

AJENG ANGELIA DAMASTITIK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa di SMA Negeri 1 Sumberejo, (2) Mengetahui peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa di SMA Negeri 1 Sumberejo.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa di SMA N 1 Sumberejo hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang positif dan kategori keeratan sangat kuat antara peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa. 2) Peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan Tanggung Jawab siswa di SMA N 1 Sumberejo hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang positif dan kategori keeratan sangat kuat antara peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan tanggung jawab siswa. Hal ini menunjukan bahwa Kegiatan kepramukaan memiliki peranan yang cukup kuat dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Pramuka, Kemandirian, Tanggung Jawab, Ekstrakurikuler, Pembina


(2)

PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI

DI SMA NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

AJENG ANGELIA DAMASTITIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(3)

PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI

DI SMA NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

AJENG ANGELIA DAMASTITIK Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

JudulSkripsi : PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : Ajeng Angelia Damastitik No. PokokMahasiswa : 0913032024

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : PendidikanPancasiladanKewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. KomisiPembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Adelina Hasyim,M.Pd M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd NIP : 19531018 198112 2 001 NIP : 19791117 200501 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Holilulloh, M.Si NIP19560108 198503 1 002 NIP19610711 198703 1 003


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Adelina Hasyim, M,Pd. ……….

Sekretaris : M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Irawan Suntoro, M.S. ………..

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Dr. Hi.BujangRahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, adalah: Nama : Ajeng Angelia Damastitik

NPM : 0913032024

Prodi/ Jurusan : PPKn/ PendidikanIPS

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung,April 2013

Ajeng Angelia Damastitik NPM. 0913032024


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan berlandaskan haturan syukur kepada ALLAH SWT,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dan cinta

kasih kepada :

Kedua orang tuaku yang selalu menjadi penyemangat dalam

hidupku, kesabaran dan

do’a

dalam setiap sujudmu untuk

menanti keberhasilanku serta harapan disetiap tetesan

keringatmu

demi keberhasilanku”

“Nenekku terkasih, yang setia mendukung dan mendoakanku”

“Adik

-adikku serta saudara-saudaraku tersayang, yang dengan

kasihnya selalu mendukung dan

mendo’akanku”

“Seseorang

yang kelak akan menjadi Imamku, mendampingiku dalam

suka dan duka”

“Teman

-teman PPKN 2009 yang selalu memberikan semangat dan

mendo’akan

keberhasilanku”

Serta


(8)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Kegiatan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini juga tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari Ibu Dr. Adelina Hasyim, M.Pd., selaku pembimbing I, Bapak M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing akademik (PA) dan sebagai pembimbing II yang telah memberikan motivasi dan bimbingannya dalam membantu penyusunan skripsi. Terimakasih atas kesediaannya dalam membimbing dan memberikan motivasi dalam bimbingannya. Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :


(9)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. IskandarSyah, M.H, selakuPembantuDekan III FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Holilulloh, M.Si., selaku Ketua Program Studi PPKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. Irawan Suntoro, M.S., selaku Pembahas I, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.

8. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku Pembahas II, terimakasih atas masukan, saran, dan kritikannya pada penulis.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

10. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha dan Karyawan Universitas Lampung.

11. Bapak Hernika Zulianda, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Sumberejo yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.


(10)

12. Bapak dan Ibu Guru serta Staf Tata Usaha SMA Negeri 1 Sumberejo Kabupaten Tanggamus yang telah membantu dalam penelitian kepada penulis.

13. Siswa SMA Negeri 1 Sumberejo yang telah membantu penulis dalam mengadakan penelitian.

14. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Satim dan Ibu Sartini terimakasih atas keikhlasan, cinta dan kasih sayang, doa, motivasi, moral serta finansial yang tidak akan pernah terbayarkan. Untuk adik-adikku termanis Final Rifaldi, terkalem Taufik Diandra Saputra, dan yang paling super Muhammad Ibnu Chandra. Terimakasih atas do’a, dukungan, bantuan, perhatian dan cinta kasih yang diberikan.

15. Untuk David Erdiansyah, terimakasih sudah menjadi motivator terbaikku dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

16. Sahabat-sahabat paling terkasih, Adit, Yuafiyaka, Evi, Barla, Tika, Heni, Citra, Suci, Septilia, Nia, Dwi Handoko, Fitri Ratna Sari, Dwiyanti Susamay, dan Mbak Niken Dewi Ambika. Trimakasih untuk kebersamaan dan dukungan selama ini. Tetap berjuang, kesuksesan menanti kita!

17. Rekan-rekan di PPKn 2009, Muli, Eta, Tina, Nia, Nyi Ayu, Menik, Hilda, Gita, Meirindi, Ranti, Vivi dan yang tidak bisa disebutkan satu persatu semoga kebersamaan kita ini akan tetap selalu ada, walaupun kadang-kadang ada kesalahpahaman diantara kita namun kebersamaan dan kenangan tidak akan terlupakan.

18. Teman-teman seperjuangan KKN, PPL SMP Negeri 3 Way Bungur Tahun 2012 Pipit, Nova, Ira, Kiki, Dwi, Umi, Ruly, Ari, Aries, Adit, Anggit, dan


(11)

Ferdi terimakasih atas kebersamaannya dalam perjuangan kita. Desa Kali Pasir Kabupaten Lampung Timur, terimakasih atas tempat menimba ilmu kami.

19. Kakak-kakak Alumni Pkn 2008 Kak Rahmat, Kak Doni, Kak Tara terimakasih atas saran dan dukungannya.

20. Adik tingkat PPKn 2010sampai2012 baik genap maupun ganjil terima kasih atas motivasi dan segala bantuan serta canda tawanya.

21. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Semoga amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara/i serta teman-teman berikan akan selalu mendapatkan pahala dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik dari penyampaian maupun kelengkapannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

BandarLampung, April 2013 Penulis,

Ajeng Angelia Damastitik NPM 0913032024


(12)

DAFTAR DIAGRAM


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .. ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Kegunaan Penelitian... 10

1. Kegunaan Teoritis ... 10

2. Kegunaan Praktis ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11

1. Ruang Lingkup Ilmu ... 11

2. Ruang Lingkup Objek ... 11

3. Ruang Lingkup Subjek ... 12

4. Ruang Lingkup Tempat... 12

5. Ruang Lingkup Waktu ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Deskripsi teoritis ... 13

1. Tinjauan Tentang Peranan Kegiatan Kepramukaan ... 13

a. Peranan ... 13


(14)

1). Gerakan Pramuka ... 15

2). Kepramukaan ... 19

a. Pengertian Kepramukaan ... 19

b. Fungsi Kepramukaan ... 20

c. Prinsip dasar dan metode kepramukaan ... 20

d. Kode kehormatan Pramuka ... 22

3). Pramuka ... 27

2. Tinjauan Tentang Kemandirian... 33

a. Pengertian Kemandirian ... 35

b. Ciri Kemandirian ... 35

c. Tingkatan Perkembangan Kemandirian ... 36

3. Tinjauan Tentang Tanggung Jawab ... 38

a. Pengertian Tanggung Jawab ... 38

b. Ciri Tanggung Jawab ... 40

c. Unsur-unsur Tanggung Jawab ... 41

4. Pengaruh Kegiatan Kepramukaan Terhadap Tingkat Kemandirian dan Tanggung Jawab ... 41

a. Hukum Pengaruh (the law of effect) ... 41

b. Hukum Latihan (the law exercise) ... 42

5. Penelitian Relevan ... 43

B. Kerangka Pikir ... 46

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Metode Penelitian... 50

B. Langkah-Langkah Penelitian ... 52

C. Populasi dan Sampel ... 52

1. Populasi ... 52

2. Sampel ... 53

D. Variabel Penelitian ... 54

E. Definisi Konseptual Variabel ... 54

F. Defini Oprasional Variabel ... 55

G. Pengukuran Variabel ... 56

H. Teknik Pengumpulan Data ... 57

1. Teknik Pokok ... 57

a. Teknik Angket ... 57

2. TeknikPenunjang... 58

a. Teknik Wawancara... 58

b Dokumentasi ... 58

I. Uji Persyaratan Instrumen ... 59

1. Uji Validitas ... 59

2. Uji ReliabilitasAngket ... 59

J. Teknik Analisis Data ... 65

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 68

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Sumberejo ... 68

2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Sumberejo ... 69


(15)

B. Deskripsi Data ... 71

1. Pengumpulan Data ... 71

2. Penyajian Data ... 72

C. Pengujian Data ... 95

D. Pembahasan ... 107

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 111

B. Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel 1.Rekapitulasi Laporan Kegiatan Bimbingan dan Konseling

SMA Negeri 1 Sumberejo ... 3 2. Tabel 2. Data Angket Dari 30 Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 1

Sumberejo ... ... 4 3. Tabel 3. Data siswa anggota ekstrakurikuler Pramuka kelas XI

Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Sumberejo Tahun

2012/2013... ... 53 4. Tabel 4. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden

diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X). ... 61 5. Tabel 5. Hasil Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden

diluar Sampel Untuk Item Genap (Y) ... 62 6. Tabel 6. Distribusi Antara Item ganjil (X) dengan Item Genap (Y)

Mengenai Peranan Kegiatan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab Siswa Kelas XI Di SMA N 1

Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013 ... 63 7. Tabel 7. Distribusi Sarana Dan Prasarana SMA Negeri 1 Sumberejo

tahun pelajaran 2012/2013 ... 71 8. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Indikator Perkemahan ... 74 9. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Indikator Pengembaraan ... 76 10. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Indikator Latihan Pengembangan

Kepemimpinan ... 78 11. Tabel 11. Distribusi frekuensi hasil angket peranan kegiatan

kepramukaan ... 80 12. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Indikator Percaya Diri ... 82


(17)

13. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Indikator Mampu Bekerja Sendiri 84 14. Tabel 14. Distribusi Frekuensi Indikator menghargai waktu ... 86 15. Tabel 15. Distribusi frekuensi Kemandirian Siswa di SMA N 1

Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 88 16. Tabel 16. Distribusi Frekuensi Indikator Disiplin ... 91 17. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Indikator mengerjakan tugas dengan

baik ... 93 18. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Indikator Melaksanakan Hasil

Musyawarah ... 95 19. Tabel 19. Distribusi frekuensi Tangung Jawab Siswa di SMA N 1

Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 97 20. Tabel 20. Daftar tingkat perbandingan jumlah responden mengenai

peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian

siswa di SMA N 1 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013 ... 98 21. Tabel 21. Daftar Kontingensi Perolehan Data Peranan kegiatan

kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa SMA Negeri

1 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 99 22. Tabel 22. Daftar tingkat perbandingan jumlah responden mengenai

peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan tanggung jawab

siswa di SMA N 1 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013 ... 103 23. Tabel 23. Daftar Kontingensi Perolehan Data Peranan kegiatan

kepramukaan dalam meningkatkan Tanggung Jawab siswa SMA


(18)

Motto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,

kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh urusan yang lain”

(Al- Insyirah, 6-7)

Berikan stimulus positif pada otak dan yakinkan diri

kita bahwa kita pasti bisa

”.


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ajeng Angelia Damastitik, dilahirkan di Desa Gisting Kecamatan Gisting, pada 3 Januari 1992 yang merupakan putri pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Satim dan Ibu Sartini.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis antara lain: 1. Taman Kanak-Kanak Darma Wanita diselesaikan pada tahun 1997. 2. Sekolah Dasar Negeri 1 BD Makmur yang diselesaikan pada tahun 2003. 3. SMP Negeri 1 Sumberejo yang diselesaikan pada tahun 2006.

4. SMA Negeri 1 Sumberejo yang diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.


(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemandirian dan tanggung jawab merupakan pilar penting bagi terwujudnya kemajuan. Sejarah bangsa-bangsa besar telah membuktikan bahwa kemandirian dan tanggung jawab adalah kunci untuk menuju kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. Bahkan, para pejuang dengan kegigihan dan kemandiriannya berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.

Kemandirian perlu ditanamkan pada generasi muda agar mampu percaya diri dalam mengambil keputusan, inisiatif, kritis, mencoba mengerjakan sendiri tugas rutin, tidak mudah menyerah, berusaha mendapatkan kepuasan dari usahanya, dan mampu mengatasi rintangan yang dihadapinya. Siswa yang memiliki karakter mandiri diharapkan mampu untuk terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat dan juga mampu memiliki andil dalam masyarakat.

Sikap tanggung jawab penting untuk ditanamkan pada siswa, dengan tanggung jawab individu melakukan apa yang dipercayaan dengan sebaik-baiknya. Individu yang bertanggung jawab biasanya berhati–hati dalam mengambil tindakan dan apabila terlanjur melakukan kesalahan dengan rasa tanggung jawab besar akan mengakui kesalahannya. Dengan memiliki rasa


(21)

2

tanggung jawab individu mengontrol kelakuannya dengan memperhitungkan akibat–akibat yang akan terjadi dari setiap tindakannya.

Sikap mandiri dan bertanggung jawab perlu dikembangkan pada siswa mengingat siswa sebagai generasi muda calon pemimpin yang merupakan ujung tombak kemajuan bangsa. Dengan memiliki karakter mandiri dan bertanggung jawab siswa diharapkan mampu menentukan pilihan, mengemban tugas dan kepercayaan, tidak bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Namun kenyataan yang terjadi di lapangan adalah masih banyak siswa yang belum memiliki karakter mandiri dan bertanggung jawab, hal itu terlihat dari masih banyaknya siswa yang mencontek dalam ujian maupun pekerjaan rumah, banyaknya siswa yang datang terlambat dan lain sebagainya. Berikut ini adalah rekapitulasi laporan kegiatan Bimbingan dan Konseling siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sumberejo semester II bulan Januari yang dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Berdasarkan data pada tabel 1 dapat dilihat bahwa pelanggaran yang terjadi dibulan Januari adalah 4 orang siswa yang terlambat, hal ini menunjukkan siswa masih belum dapat manajemen waktunya. Selain itu, 3 orang siswa sering tidak mengerjakan tugas, merupakan cerminan dari pribadi yang belum mampu bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai seorang siswa.


(22)

3

Tabel 1.Rekapitulasi Laporan Kegiatan Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Sumberejo

No Nama Siswa

Kelas Kasus 1. YS HP aktif XI IPS3 2. RZ Alpa 3X XI IPS1 3. NZ Sikap XI IPS2 4. ER Tidur di kelas XI IPS3 5. MV Bolos XI IPS2 6. MI Terlambat 3x XI IPS2 7. AF Alpa 1X / Sering Tidak Mengerjakan Tugas XI IPA2 8. RS Terlambat 2x XI IPS2 9. AY Terlambat 3x XI IPS3 10. ER Terlambat 3x XI IPA2 11. WN Alpa 1x/ Sikap XI IPS1 12. NH Sikap XI IPS1 13. FM Sering tidak mengerjakan tugas XI IPS3 14. EM Alpa 3X XI IPS2 15. RS Terlambat 4X XI IPA1 16. WP Alpa 5X XI IPS1 17. AA Sikap XI IPS2 18. RM Seragam XI IPS3 19. MV HP Aktif XI IPA1 Sumber: Guru bimbingan dan konseling SMAN 1 Sumberejo

Dari hasil wawancara dengan Sulistyoningsih (31 Januari 2012), didapatkan informasi bahwa memang masih banyak siswa yang belum mandiri dan bertanggung jawab terutama dalam proses pembelajaran di sekolah. siswa masih banyak yang belum mandiri dalam mengerjakan pekerjaan rumah dan mencontek tugas pekerjaan rumah di sekolah. Jadwal piket pun sering tidak berjalan dan hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja.

Selain data dan hasil wawancara kepada Guru Bimbingan dan Konseling, sesuai dengan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, berikut ini penulis menyajikan data angket kepada 30 orang siswa SMA Negeri 1 Sumberejo.


(23)

4

Tabel 2.Data angket dari 30 siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo:

No Pertanyaan

Jawaban Sering Kadang–

Kadang

Tidak Pernah 1 Tidak melaksanakan

tugas piket tiap minggunya

17 9 4

2 Mengerjakan pekerjaan rumah disekolah

18 7 5

3 Tidak menggunakan seragam lengkap saat upacara bendera

8 9 13

4 Mencari materi pelajaran selain yang diberikan oleh guru.

7 9 14

5 Terlambat masuk ke kelas seusai jam istirahat

5 11 14

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa masih belum melaksanakan tugasnya termasuk piket dan pekerjaan rumah. Siswa masih kurang mandiri dalam mencari materi tambahan selain materi yang diberikan oleh guru. Beberapa fakta di atas mencerminkan masih kurangnya kemandirian dan tanggung jawab siswa di sekolah.

Pada dasarnya kurangnya karakter mandiri dan tanggung jawab dapat diatasi dengan kegiatan positif bagi siswa salah satunya adalah kegiatan kepramukaan yang dapat dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler Pramuka di sekolah. Melalui ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan kegiatan kepramukaan yang merupakan kegiatan dari organisasi Gerakan Pramuka. Kegiatan kepramukaan dalam ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka


(24)

5

melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah.

Undang-Undang No.12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, disebutkan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan Pramuka; gerakan Pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Ditegaskan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib, bukan mata pelajaran.Pramuka diyakini dapat membentuk karakter siswa karena kegiatannya punya nilai kepemimpinan, kebersamaan, sosial, dan kemandirian. ”Selain itu, ada dasar legalitasnya dengan UU Pramuka. Nanti, pengembangannya di sekolah kerja sama Kemdikbud, Kemenpora, dan Kwarnas Gerakan Pramuka,” (Kompas 20/11/2012). Senada dengan pendapat Mohammad Nuh, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan dukungannya terhadap Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kePramukaan memiliki andil besar dalam mengantarkan generasi yang berbudaya, unggul,


(25)

6

dan kompetitif. "Generasi muda yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, serta memiliki kecakapan hidup," ujar Yudhoyono. (Tempo 03/09/2012).

Gerakan Pramuka dengan kode kehormatannya satya dan dharma Pramuka dapat menjadi membentuk nilai nilai karakter positif pada siswa agar mampu menempatkan pribadinya sebagai insan Indonesia yang seutuhnya. Kode kehormatan Pramuka dapat menjadi satu aturan yang wajib dipatuhi bagi anggota Pramuka sehingga dalam perbuatan dan tindakan mencerminkan pribadi Pramuka yang memiliki nilai-nilai luhur dalam kehidupannya. Anggota Pramuka yang benar-benar memahami dan mematuhi kode kehormatan Pramuka dapat mengaplikasikan aturan –aturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Anggota Pramuka dididik untuk mampu menjadi individu mandiri dan bertanggung jawab. Bagaimana tidak, dalam berbagai kegiatan Pramuka salah satunya perkemahan, anggota Pramuka dituntut untuk mampu berkemah di alam terbuka, makan seadanya, masak sendiri, tidur beralaskan tikar, dan berbagi tempat dengan teman-teman yang lain. Anggota Pramuka sejati dituntut mampu memiliki banyak kecakapan sehingga siap terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat. Anggota Pramuka juga diajarkan banyak kegiatan kreatif dan inovatif untuk mendidik para anggota Pramuka menjadi generasi mandiri dalam hal ekonomi contohnya dengan berdagang hasil kerajinan, makanan dan lain sebagainya sebagai upaya penggalangan dana.


(26)

7

Di dalam Gerakan Pramuka dikenal adanya ambalan yang merupakan tempat, wahana, wadah untuk berkumpulnya para Penegak guna mengolah jiwa, berlatih, berkarya, bermusyawarah dan bermufakat untuk menggarap kegiatannya. Ambalan merupakan satuan organik dalam gerakan pramuka yang terdiri atas paling banyak 40 orang pramuka penegak. Ambalan penegak dibagi dalam 4 sangga yang masing-masing sangga terdiri atas 5 sampai 10 orang pramuka penegak. Ambalan penegak merupakan tempat pembinaan pramuka berusia 16 sampai 20 tahun yang disebut pramuka penegak. Melalui pembagian berdasarkan ambalan dan usia seperti ini anggota pramuka dididik sesuai dengan usia sehingga kegiatan yang dilakukan juga di sesuaikan dengan taraf perkembangannya. Pembagian berdasarkan ambalan bertujuan untuk memudahkan penghimpunan, pengelolaan, penggerakan dan pengarahan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak untuk mencapai tujuannya. Sehingga anggota pramuka terdidik untuk bertanggung jawab terhadap ambalannya dan dilatih mandiri mengelola ambalannya masing –masing.

Kwartir cabang Tanggamus memiliki 20 ranting yaitu Air Naningan, Bandar Negeri Semoung, Bulok, Cukuh Balak, Gisting, Kota Agung, Kota Agung Barat, Kota Agung Timur, Kelumbayan, Kelumbayan Barat, Limau, Pematang Sawah, Pugung, Gunung Alip, Pulau Panggung, Semaka, Sumberejo, Talang Padang, Ulubelu, dan Wonosobo. Data yang diperoleh dari Kwartir Cabang Tanggamus Lampung, anggota Pramuka Penegak di Tanggamus bahkan mencapai 7438 orang yang terdiri dari 3215 putra dan


(27)

8

4223 putri yang hal ini menunjukkan bahwa minat siswa terhadap kegiatan kepramukaan cukup tinggi.

Hasil pengamatan peneliti melihat kegiatan kepramukaan di SMA Negeri 1 Sumberejo terbilang cukup aktif dan rutin melakukan latihan setiap minggu. Dari hasil observasi diketahui jumlah anggota pramuka di SMA Negeri Sumberejo mencapai 45 orang. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu Pembina Ekstrakurikuler Pramuka Bapak Sunyamen (31 Januari 2013) “Pramuka memang cukup memberikan dampak positif terhadap siswa, mereka menyukai ekstrakurikuler Pramuka yang memiliki banyak kegiatan yang menyenangkan. Jadi mereka belajar dengan cara yang menyenangkan. Selain itu kegiatan dalam ekstrakurikuler Pramuka juga membimbing siswa untuk mampu mandiri, kritis, berani dan bertanggung jawab”. Kebanyakan individu yang terdidik dalam Pramuka akan menjadi individu yang cekatan, peka dan lebih mandiri karena Pramuka tidak hanya mengajarkan materi melainkan juga praktek nyata.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik dan perlu mengadakan penelitian mengenai peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Sumberejo yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang aktif dan cukup berprestasi.

Penelitian ini menarik dan perlu dilakukan untuk mengungkap peranan kegiatan kepramukaan yang dianggap mampu untuk meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa. Pendidikan karakter tidak hanya


(28)

9

dapat dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas, melainkan juga dapat dilakukan melalui ektrakurikuler salah satunya Pramuka.

Penelitian ini terfokus pada pembinaan kemandirian dan tanggung jawab siswa melalui kegiatan kepramukaan dengan rumusan judul: Peranan Kegiatan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas maka masalah yang timbul dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Tingkat kemandirian siswa. 2. Tingkat tanggung jawab siswa.

3. Peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa. 4. Peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan tanggung jawab

siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi permasalahan pada peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa SMA Negeri 1 Sumberejo.


(29)

10

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian siswa?

2. Bagaimanakah peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan tanggung jawab siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menjelaskan bagaimanakah peranan kegiatan kepramukaan terhadap tingkat kemandirian dan tanggung jawab siswa di sekolah, dan persepsi siswa mengenai pentingnya kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa.

F. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini tentang peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa SMAN 1 Sumberejo. Secara teoritis mengembangkan konsep-konsep dan mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan kewarganegaraan yang berkaitan upaya membina pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter warganegara yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila, baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat.


(30)

11

2. Kegunaan praktis

a. Siswa agar memahami pentingnya penerapan karakter bangsa dalam kehidupan sehari – hari.

b. Siswa agar lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler termasuk kegiatan kepramukaan untuk mengembangkan kemampuan dan melatih kemandirian dan sikap tanggung jawab

c. Guru untuk menanamkan nilai–nilai karakter pada peserta didik d. Sekolah sebagai referensi untuk memahami pentingnya karakter

positif melalui kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan nilai moral yang berkaitan dengan upaya membina pengetahuan, keterampilan dan watak atau karakter warga negara yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah peranan kegiatan kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab di SMA Negeri 1 Sumberejo.


(31)

12

3. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sumberejo.

5. Ruang Lingkup Waktu

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sesuai dengan surat izin penelitian Oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(32)

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Tinjauan Tentang Peranan Kegiatan Kepramukaan

a. Peranan

Istilah peran” kerap kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Istilah

ini sering dikaitkan dengan “apa yang dimainkan” seseorang dalam

aktor dalam suatu drama yang memainkan perannya sesuai dengan lakon dan alur ceritanya. Berikut ini adalah beberapa pengertian peranan menurut para ahli.

Menurut Soerjono Soekanto (2007:212), peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

Pendapat lain diungkapkan oleh Koentjoningrat (dikutip oleh Frisna 2010:11) peranan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu.


(33)

14

Menurut teori peranan (dalam Tri Yani 2007:18):

Peranan adalah sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu. Menurut teori ini, peranan yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang membuat tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi lain relatif bebas (independent) tergantung pada seseorang yang menjalankan peranan tersebut. Jadi tiap orang akan mempunyai peran pada masing-masing situasi.

Menurut Sitorus (dalam Tri Yani 2007:18), peranan dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1. Peranan pilihan (achieved roles), yakni peranan yang hanya dapat diperoleh melalui usaha tertentu. Peranan disini ahir dari kemampuan individu itu sendiri.

2. Peranan bawaan (ascribes roles), yakni peranan yang diperoleh secara otomatis bukan karena usaha tertentu. Peranan seperti ini merupakan konsekuensi langsung dari status yang juga berciri otomatis. Misalnya seorang pangeran kelak akan menjadi raja karena faktor keturunan dari orang tuanya yang merupakan seorang raja.

3. Peranan yang diharapkan (expected roles), yaitu peranan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan bersama. Peranan seperti ini biasanya dijalankan oleh petugas hukum dan aparat pemerintahan.

4. Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu peranan yang disesuaikan dengan situasi atau kondisi yang terjadi.

Levinson (dalam Soekanto 2009:213) mengatakan peranan mencakup tiga hal, antara lain:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat

dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang


(34)

15

Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan peranan merupakan tindakan atau perbuatan seseorang dalam menjalankan hak dan kewajibannya sebagai pemegang kedudukan dan posisi tertentu.

Dalam sebuah organisasi atau lembaga masyarakat, peranan dilakukan oleh manusia yang mengatasnamakan organisasi sehingga organisasi atau lembaga masyarakat memiliki peranan sesuai dengan kedudukan yang dimilikinya dan berdasarkan cara memperoleh peranan tersebut.

b. Kegiatan Kepramukaan

Pada dasarnya terdapat perbedaan antara Gerakan Pramuka, Kepramukaan, dan Pramuka.

1. Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka (praja muda karana=orang muda yang berkarya) sebagai suatu organisasi masyarakat memiliki tugas dan kewajiban yakni melaksanakan program pendidikan luar sekolah, agar ketiga sasaran tersebut dapat diraih oleh generasi muda terutama mereka yang berusia 7-25 tahun (Napitupulu 2007:2).

Gerakan Pramuka adalah organisasi Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia sebagai lembaga pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi masyarakat ini dinamakan gerakan, karena ia bermaksud


(35)

16

mempersiapkan generasi muda Indonesia ini menjadi penggerak-penggerak pembaharuan dan pembangunan Negara dan Bangsa melalui jalur pendidikan luar sekolah. (Napitupulu 2007:2).

Gerakan pramuka menjadi bagian yang penting dalam pendidikan nonformal dan menyediakan program rekreatif edukatif yang membantu kaum muda Indonesia untuk berkembang secara emosional, intelektual, sosial, spiritual dan fisik.(Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No:227 Tahun 2007)

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, sehingga menjadi:

1) Manusia berwatak, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur, yang:

a) Tinggi moral, spriritual kuat mental, sosial, intelektual, emosional dan fisiknya;

b) Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya; c) Kuat dan sehat jasmaninya.

2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam


(36)

17

lingkungan, baik local, nasional, maupun internasional (pasal 4 Anggaran Dasar Gerakan Pramuka).

Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, Bangsa dan Negara. Untuk melaksanakan tujuan pokok Gerakan Pramuka tersebut dilaksanakan beberapa upaya sebagai berikut:

1) Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.

2) Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya Pancakarsa. Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam iktu membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya.

3) Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus


(37)

18

memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua Pramuka dan masyarakat setempat.

4) Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan, sistem among dan berbagai metoda penyajian lainnya. Para Pramuka mendapat pembinaan dalam satuan sesuai dengan usia dan bidang kegiatannya dengan memgikuti ketentuan pada Syarat Kecakapan Umum, Syarat Kecakapan Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.

5) Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu ialah :

a) Kuat keyakinan beragamanya.

b) Tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa pancasila. c) Sehat, segar dan kuat jasmaninya.

d) Cerdas, segar dan kuat jasmaninya. e) Berpengetahuan luas dan dalam. f) Berjiwa kepemimpinandan patriot.

g) Berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan lingkungan.


(38)

19

2. Kepramukaan

a. Pengertian Kepramukaan

Kepramukaan ialah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, ahklak dan budi pekerti luhur.

Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di lingkungan sekolah dan pendidikan di lingkungan keluarga, untuk mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua pendidikan tersebut. Disamping itu kepramukaan mengembangkan pengetahuan, minat, dan bakat yang dimiliki peserta didik. (Endy dkk 2000:17)

b. Fungsi Kepramukaan

Andri Bob Sunardi dalam bukunya Boyman Ragam Latihan Pramuka (2000:4) menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi umum Kepramukaan diantaranya:

1) Merupakan kegiatan yang menarik yang isinya mengandung pendidikan , bagi anak–anak, remaja, dan pemuda.


(39)

20

2) Merupakan suatu pengabdian (Job) bagi para anggota dewasa yang merupakan tugas dan memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian.

3) Merupakan alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau Negara untuk mencapai tujuannya.

Dalam ruang lingkup sekolah kepramukaan dapat menjadi wadah ekspresi bakat dan pengembangan diri serta sebagai wadah pendidikan karakter sebagai jam tambahan pendidikan karakter selain kegiatan belajar mengajar di kelas.

c. Prinsip dasar dan Metode Kepramukaan

Dalam kegiatan kepramukaan terdapat metode kepramukaan dan prinsip dasar kepramukaan yang merupakan ciri khas kepramukaan dengan lembaga pendidikan lain. Pendidikan dalam kepramukaan disesuaikan dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.

1) Prinsip Dasar Kepramukaan

a. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya

c. Peduli terhadap diri pribadinya.


(40)

21

2) Metode Kepramukaan

Metode kepramukaan yang merupakan cara belajar progresif melalui:

a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; b. Belajar sambil melakukan;

c. Sistem berkelompok;

d. Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;

e. Kegiatan di alam terbuka; f. Sistem tanda kecakapan;

g. Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; h. Sistem among.

Sistem among adalah cara pelaksanaan pendidikan di dalam Gerakan Pramuka. Sistem among merupakan hasil pemikiran dari Ki Hajar Dewantara. Kata among berarti mengasuh, memelihara dan menjaga. Dan orang yang melakukannya disebut pamong. Sistem among mempunyai arti:

Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madya Mangun Karso Tut Wuri Handayani

Kalimat diatas memiliki makna: di depan memberi teladan, di tengah ikut membangun/melaksanakan, dan


(41)

22

di belakang memberi dorongan atau bantuan ke arah kemandirian. (Andri 2000:4)

Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

d. Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka adalah suatu norma atau nilai– nilai luhur dalam kehidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota Gerakan Pramuka. (Andri 2010:8)

Kode kehormatan bagi golongan penegak terdiri atas (Andri 2010:8):

a) Janji (Satya) yang berupa Trisatya Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh– sungguh:

1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.

2) Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.


(42)

23

Didalam Trisatya ada enam kewajiban yaitu: 1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Kewajiban terhadap Pancasila. 4. Kewajiban terhadap sesama hidup. 5. Kewajiban terhadap masyarakat. 6. Kewajiban terhadap Dasadarma.

b) Ketentuan moral (darma) yang berupa Dasa darma: Dasadarma

Pramuka itu:

1) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2) Cinta alam dan kasih sayang sesame manusia. 3) Patriot yang sopan dan kesatria.

4) Patuh dan suka bermusyawarah. 5) Rela menolong dan tabah. 6) Rajin, terampil, dan gembira. 7) Hemat, cermat, dan bersahaja. 8) Disiplin, berani, dan setia.

9) Bertanggungjawab dan dapat dipercaya 10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Andri Bob Sunardi dalam bukunya Boyman Ragam Latihan Pramuka (2000:9) manjabarkan beberapa contoh sikap hidup (pola tingkah laku) sehari–hari yang mencerminkan dasadarma diantaranya:


(43)

24

1. Yang sesuai dengan darma ke-1:

1) Beribadah menurut agama masing-masing dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan semua perintah Nya serta menjauhi semua larangannya.

2) Patuh dan berbakti kepada orang tua. 3) Sayang kepada saudara, dsb.

2. Yang sesuai dengan darma ke-2:

1) Menjaga kebersihan sanggar, kelas dan lingkungan sekolah.

2) Ikut menjaga kelestarian alam, baik flora maupun faunanya.

3) Membantu fakir miskin, anak yatim piatu, orang tua jompo.

3. Yang sesuai dengan darma ke-3:

1) Mengikuti upacara sekolah dan upacara latihan dengan baik.

2) Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

3) Ikut serta dalam pertahanan bela Negara. 4) Melindungi kaum yang lemah.

5) Belajar di sekolah dengan baik.


(44)

25

4. Yang sesuai dengan darma ke-4:

1) Mengerjakan tugas dari guru, Pembina, atau orang tua dengan sebaik–baiknya.

2) Patuh kepada orang tua, guru dan Pembina. 3) Berusaha mufakat dalam setiap musyawarah

4) Tidak mengambil keputusan yang tergesa–gesa yang di dapatkan tanpa melalui musyawarah.

5. Yang sesuai dengan darma ke-5:

1) Berusaha menolong orang yang sedang mengalami kesulitan dan kesusahan.

2) Setiap menolong tidak meminta pamrih, atau mengharapkan imbalan.

3) Tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan. 4) Tidak banyak mengeluh dan tidak mudah putus asa. 5) Bersedia menolong tanpa diiminta dsb.

6. Yang sesuai dengan darma ke-6:

1) Tidak pernah membolos dari sekolah.

2) Selalu hadir dalam setiap pertemuan Pramuka.

3) Dapat membuat berbagai macam kerajinan dan hasta karya yang berguna.

4) Selalu riang gembira dalam melakukan setiap kegiatan atau pekerjaaan,dsb.


(45)

26

7. Yang sesuai dengan darma ke-7:

1) Tidak boros dan bersikap hidup mewah. 2) Rajin menabung.

3) Teliti dalam melakukan sesuatu.

4) Bersikap hidup sederhana tidak berlebih–lebihan.

5) Biasa membuat perencanaan setiap akan melakukan tindakan dsb.

8. Yang sesuai dengan darma ke-8:

1) Selalu menepati waktu yang ditentukan.

2) Mendahulukan kewajiban terlebih dahulu dibandingkan haknya.

3) Berani mengambil keputusan.

4) Tidak pernah mengecewakan orang lain. 5) Tidak pernah ragu–ragu dalam bertindak, dsb.

9. Yang sesuai dengan darma ke-9:

1) Menjalankan segala sesuatu dengan sikap bersungguh– sungguh.

2) Tidak pernah mengecewakan orang lain. 3) Bertanggung jawab dalam setiap tindakan, dsb.

10.Yang sesuai dengan darma ke-10:

1) Berusaha untuk berkata baik dan benar dan tidak pernah berbohong.


(46)

27

Dengan adanya kode kehormatan bagi Gerakan Pramuka, diharapkan pola tingkah laku atau tindakan para anggota Gerakan Pramuka akan menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran gerakan Pramuka. Dengan adanya kode kehormatan ini para anggota Pramuka dituntut untuk bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga menjadi pribadi yang cerdas dan berkarakter.

3. Pramuka

Pengertian Pramuka (Praja Muda Karana) adalah anggota gerakan Pramuka yang terdiri dari; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing Pramuka.

Untuk siswa tingkat SMA yang usianya antara 16 sampai 20 tahun masuk dalam golongan Penegak. Penegak dituntut untuk mampu melakukan proses pembinaan dirinya secara mandiri dengan pendampingan dari orang dewasa (pembina). Penegak berarti menjadi tegak, menjadi diri sendiri dan berproses untuk terlibat dalam membangun masyarakat dengan orientasi bina diri, bina satuan dan bina masyarakat yang tak lepas dalam setiap prosesnya.


(47)

28

Pramuka Penegak tidak hanya dituntut untuk mengetahui kemampuan dasar hidup di alam terbuka, namun harus menguasai dan mengembangkan diri untuk kepentingan dirinya dan pengabdian di masyarakat. Pramuka penegak harus berjiwa penolong, selalu melayani dan menempa diri untuk sukarela mambangun masyarakat.

Satuan terkecil Pramuka Penegak disebut Sangga yang terdiri atas 6 sampai 10 orang Penegak. Sangga dipimpin salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsang). Setiap 4 Sangga dihimpun dalam sebuah Ambalan yang dipimpin Pradana. Ambalan dipimpin oleh seorang Ketua yang disebut Pradana, seorang sekretaris yang disebut Krani, seorang Bendahara yang disebut Hartaka, dan seorang Pemangku Adat. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam-macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan karakter ambalan tersebut.

Pramuka penegak memiliki banyak kegiatan yang merupakan penerapan dari satya dharma dan dasa dharma Pramuka. Kegiatan-kegiatan Pramuka Penegak diantaranya:

a. Raimuna

Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna


(48)

29

Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen, Papua, yang berasal dari kata ''Rai'' dan ''Muna'' yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama.

b. Gladian Pimpinan Satuan

Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.

c. Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.


(49)

30

d. Perkemahan Wirakarya

Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Perkemahan Wirakarya diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk Perkemahan Wirakarya Nasional, diselenggarakan apabila dipandang perlu.

e. Perkemahan Bakti

Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.

f. Peran Saka (Perkemahan Antar Saka)

Perkemahan Antar Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka.

g. Pengembaraan

Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka


(50)

31

mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

h. Latihan Pengembangan Kepemimpinan

Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.

i. PPDK

Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

j. Kursus Instruktur Muda

Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.


(51)

32

k. Penataran, Seminar, Dan Lokakarya

Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.

l. Sidang Paripurna

Sidang Paripurna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.

m. Musppanitera

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.

n. Ulang Janji

Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang


(52)

33

dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka.

2. Tinjauan Tentang Kemandirian

a. Pengertian Kemandirian

Kemandirian berasal dari kata mandiri. Mandiri berarti dapat melakukan sesuatu tanpa bergantung pada pihak lain. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata “mandiri” berarti “keadaan dapat berdiri

sendiri;tidak bergantung pada orang lain”. Sedangkan kemandirian

yaitu “hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada

orang lain”.

Menurut Lamman dalam Antonius (2008;87) kemandirian (independence) merupakan suatu kemampuan individu untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Hasan Basri (2008:53) mengatakan bahwa kemandirian adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Brower dalam Antonius (2008;87) bahwa kemandirian merupakan perilaku yang terdapat pada seseorang yang timbul karena dorongan dari dalam dirinya sendiri, bukan karena pengaruh orang lain. Menurut Drost dalam Surya (2003:22) kemandirian adalah individu yang


(53)

34

mampu menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya dan mampu bertindak secara dewasa.

Dari beberapa pendapat tentang kemandirian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian berarti mampu membuat keputusan dan memiliki inisiatif dalam mengerjakan sesuatu. Mampu mengatur dirinya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Dengan memiliki karakter mandiri siswa memiliki inisiatif dan mampu mengerjakan tugas–tugas sekolah tanpa mencontek.

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu. Seseorang dalam menjalani kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan dan tantangan. Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.

b. Ciri Kemandirian

Ciri-ciri kemandirian menurut yohanes Babari (Basri 2008:154) antara lain:

1) Percaya diri

Percaya diri adalah percaya pada kemampuan yang ada pada diri individu bahwa individu itu mampu melakukan sesuatu. Untuk membentuk dan menumbuhkan rasa percaya diri, anak haruslah banyak diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan yang dimilikinya meskipun hasil yang diperoleh kurang memuaskan.

2) Mampu bekerja sendiri

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, tentunya membutuhkan orang lain dalam menjalankan


(54)

35

kehidupan ini. Namun mampu bekerja sendiri disini maksudnya adalah tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan atau tanggung jawab yang dipikulnya. 3) Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan

kerjanya

Manusia yang mandiri adalah manusia yang mampu bekerja secara profesional, bekerja sesuai dengan kehaliannya.

4) Menghargai waktu

Manusia yang mandiri tidak akan membiarkan waktunya terbuang sia-sia, sebisa dan semaksimal mungkin ia akan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya.

5) Bertanggung jawab

Manusia yang mandiri akan mempertimbangkan segala tindakan–tindakannya dan akan mempertanggung jawabkan segala konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.

c. Tingkatan Perkembangan Kemandirian

Sebagai suatu psikologis yang kompleks, kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang juga berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkatan perkembangan kemandirian tersebut. Lovinger (Sunaryo Kartadinata, 1988) mengemukakan tingkatan kemandirian berserta ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Tingkatan pertama, adalah tingkatan impulsive dan melindungi diri.

Ciri-ciri tingkatan ini adalah:

a. Peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.

b. Mengikuti aturan secara ortunistik dan hedoristik.

c. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu (stereotype).

d. Cenderung melihat kehidupan sebagai zero sum game. e. Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta

lingkungannya.

2. Tingkatan Kedua, adalah tingkat konformistik Ciri-ciri tingkatan ini adalah

a. Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial. b. Cenderung berfikir strereotype dan klise.


(55)

36

c. Peduli akan kontormitas terhadap aturan eksternal.

d. Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.

e. Menyamakan diri dalam eksperimen emosi dan kurangnya intropeksi.

f. Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal. g. Takut tidak diterima kelompok.

h. Tidak sensitif terhadap keindividualan. i. Merasa berdosa jika melanggar aturan. 3. Tingkatan Ketiga, adalah tingkat sadar diri

Ciri-ciri tingkatan ini adalah : a. Mampu berfikir alternatif.

b. Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi. c. Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang

ada.

d. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. e. Memikirkan cara hidup.

f. Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.

4. Tingkat empat, adalah tingkat saksama (conscientions). Ciri-ciri tingkatan ini adalah:

a. Bertindak atas dasar nilai-nilai internal.

b. Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan perilaku tindakan.

c. Mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri sendiri maupun orang lain.

d. Sadar akan tanggung jawab.

e. Mampu melakukan kritik dan penilaian diri. f. Peduli akan hubungan mutualistik.

g. Memiliki tujuan jangka panjang.

h. Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial. i. Berfikir lebih komplek dan atas dasar pola analistis. 5. Tingkat lima, tingkat individualisti

Ciri-ciri tingkatan ini adalah:

a. Peningkatan kesadaran individualitas.

b. Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan.

c. Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain. d. Mengenal eksistensi perbedaan individual.

e. Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan.

f. Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya.

g. Mengenal kompleksitas diri.

h. Peduli atas perkembangan dan masalah-masalah sosial. 6. Tingkat enam, adalah tingkat mandiri

Ciri-ciri tingkatan ini adalah


(56)

37

b. Cenderung bersikap realistik dan objektik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

c. Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial.

d. Mampu mengintergrasikan nilai-nilai yang bertentangan. e. Toleran terhadap ambiguitas.

f. Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment)

g. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal. h. Responsive terhadap kemandirian orang lain.

i. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain.

j. Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.

3. Tinjauan Tentang Tanggung Jawab

a. Pengertian Tanggung Jawab

Kata tanggung jawab mungkin sering kita dengar dalam kehidupan sehari–hari. Istilah ini biasanya ditujukan kepada individu maupun kelompok yang tidak melaksanakan kewajibannya, tidak mematuhi aturan, maupun menyalahgunakan wewenang. Manusia sebagai mahluk Tuhan, mahluk sosial maupun individu jelas memiliki tanggung jawab sesuai dengan porsinya masing masing.

Menurut undang–undang sistem pendidikan nasional (dikutip

donikuesuma 2012:188) “Tanggung jawab merupakan sikap dan

prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan YME”. Sedangkan Elfindi dkk (2012:96) menyatakan bahwa


(57)

38

“Tanggung jawab berarti sifat berani menanggung segala resiko akibat

perilaku, tindakan dan segala sesuatu yang dilakukan”.

Said Hamid Hasan, dkk (2010:10) menyatakan bahwa tanggung jawab adalah Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Poerwodaminto (dikutip Reni 2012:33):

Tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya. Dengan demikian apabila terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas tanggung jawab merupakan sikap atau prilaku melaksanakan tugas dan kewajibannya dan siap untuk menanggung akibat dari perbuatannya baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam penelitian ini sikap dan prilaku siswa dibatasi oleh aturan sekolah yang mengikat . sehingga apabila siswa melanggar segala ketentuan yang telah ditetapkan ia harus dapat bertanggung jawab atas akibat dari apa yang dilanggarnya. Tanggung jawab juga berarti sikap atau prilaku seseorang untuk melaksanakan kewajiban.

Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari


(58)

39

kambing hitam untuk disalahkan, bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

Tanggung jawab sangat penting untuk ditanamkan karena orang yang bertanggung jawab biasanya siap menanggung resiko dari apa yang ia perbuat sehingga akan mempertimbangkan dampak dari setiap perbuatan dan tingkah lakunya. Untuk itu orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sebaik – baiknya.

Seorang siswa yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya sebagai siswa seperti belajar dengan bersungguh- sungguh, memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk belajar, mematuhi aturan sekolah yang berlaku. Selain itu, ikut menjaga kebersihan sekolah yang juga merupakan wujud tanggung jawab kepada lingkungan.

b. Ciri Tanggung Jawab

Adapun ciri sikap tanggung jawab siswa (Departemen pendidikan dasar dan menengah, dikutip dari Reni 2012:35) adalah sebagai berikut:

1) Para siswa selalu memanfaatkan waktunya dengan seoptimal mungkin untuk belajar.

2) Para siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan sebaik–baiknya.

3) Para siswa menunaikan kewajibannya seperti melaksanakan tugas piket dan upacara bendera.


(59)

40

4) Melaksakan sepenuhnya hasil musyawarah OSIS tentang kegiatan siswa.

Tanggung jawab juga dapat tercermin dari prilaku siswa membuang sampah pada tempatnya, mengerjakan pekerjaan rumah sendiri dengan atau tanpa bantuan orang lain, mengumpul tugas tepat waktu. Sikap tanggung jawab dapat ditanamkan melalui kegiatan–kegiatan positif terutama melalui ekstrakulikuler.

c. Unsur-unsur Tanggung Jawab

Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu sedikitnya didukung oleh tiga unsur yaitu (dikutip oleh Reni 2012:36):

a. Kesadaran

Sadar berisi pengertian yaitu tahu, kenal, mengerti dapat memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat dari sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang baru dapat dimintai tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.

b. Kecintaan/kesukaan

Cinta, suka menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesediaan berkorban.

c. Keberanian

Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani disini didorong oleh rasa keikhlasan, tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan, karena adanya tanggung jawab itulah, maka seseorang yang berani, juga memerlukan adanya pertimbangan, perhitungan dan kewaspadaan sebelum bertindak, jadi tidak sembrono atau membabi buta.


(60)

41

4. Peranan Kegiatan Kepramukaan dalam meningkatkan Kemandirian dan Tanggung Jawab

Sesuai dengan judul diatas maka teori belajar Throndike dengan S-R Bond Theory-nya merupakan teori yang dapat mendukung penelitian ini. Dalam teorinya Throndike menyusun hukum belajar diantaranya adalah:

a. Hukum Pengaruh (The Law Of Effect)

Hubungan-hubungan diperkuat atau diperlemah tergantung pada kepuasan atau ketidaksenangan yang berkenaan dengan penggunaannya (dalam Oemar 2011:39)

Hukum pengaruh ini menyatakan bahwa seseorang dapat dengan cepat menguasai prilaku baru, apabila ia merasa memperoleh sesuatu yang menyenangkan, memuaskan ketika melakukan perbuatan (response) yang berkenaan dengan prilaku tersebut.

b. Hukum Latihan (The Law Exercise)

Hukum ini menjelaskan keadaan seperti dikatakan pepatah “Latihan

Menjadi Sempurna”. Dengan kata lain, pengalaman yang diulang

-ulang akan memperbesar peluang timbulnya respons (tanggapan) yang benar. Akan tetapi pengulangan-pengulangan yang tidak disertai keadaan yang memuaskan tidak akan meningkatkan belajar (dalam Syaiful 2008:24).


(61)

42

Kegiatan Kepramukaan yang dilakukan di alam terbuka dengan metode kepramukaan dengan kegiatan yang menyenangkan. Kepramukaan dilaksanakan dalam setiap latihan dan berbagai kegiatan rutin termasuk perkemahan, pecinta alam dan lain sebagainya membuat siswa belajar lebih rileks dan mudah menyerap informasi serta mempraktekkannya secara nyata baik dalam latihan kepramukaan, kegiatan kepramukaan maupun kehidupan sehari-hari. Kegiatan kepramukaan yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang dapat memperkuat materi yang diajarkan sehingga siswa menjadi terbiasa melakukan dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam ekstrakurikuler Pramuka terdapat banyak kegiatan yang dapat melatih kemandirian dan sikap tanggung jawab siswa. Dengan menggunakan metode kepramukaan siswa dididik dengan cara belajar progresif melalui:

1) Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; 2) Belajar sambil melakukan;

3) Sistem berkelompok;

4) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;

5) Kegiatan di alam terbuka; 6) Sistem tanda kecakapan;


(62)

43

Dengan metode kepramukaan tersebut siswa dilatih menjadi manusia pramuka yang mematuhi dasa dharma dan trisatya serta mampu menjadi pribadi mandiri yang bertanggung jawab. Kegiatan yang dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan dan dilatih secara berulang-ulang tentu memberi pengaruh positif bagi proses belajar sehingga informasi mudah terserap dan tertanam dalam diri siswa.

5. Penelitian Relevan

a. Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Siswa di SMK Negeri 1 Sukasada (Oleh: I Gede Budiawan)

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui peranan pendidikankepramukaan terhadap rasa nasionalisme siswa di SMK Negeri 1 Sukasada,Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, (2) Mengetahui aplikasi nasionalisme dalam pendidikan kepramukaan, di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, (3) Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalammewujudkan nasionalisme melalui pendidikan kepramukaaan di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, beserta solusi yang dapatdiambil untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Lokasi penelitian iniadalah di SMK Negeri 1 Sukasada, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.Subjek penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Sukasada kelas X, XI, dan XII


(63)

44

tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 50 orang sampel. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik quota sampling, proporsional, dan rendom sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner dan studi dokumen. Data yang telah terkumpul tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pendidikan Kepramukaan memiliki peranan yang penting dalam menumbuhkan rasa nasionalisme siswa di SMK Negeri1 Sukasada. Karena melalui pendidikan kepramukaan siswa SMK Negeri 1 sukasada menunjukkan respon yang baik terhadap rasa cinta dan bangga akan tanahairnya Indonesia. (2) Terdapat berbagai kegiatan yang menjadi aplikan nasionalisme dalam pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada, seperti kegiatan upacara pembukaan latihan yang sering dilakukan, ujian Syarat KecakapanUmum (SKU), hingga materi wawasan kebangsaan dan bela negara. (3) Kendala yang paling utama dalam mewujudkan nasionalisme melalui pendidikan kepramukaan di SMK Negeri 1 Sukasada adalah Ego kedaerahan yang masih dimiliki oleh para siswa dan masih lebih mengutamakan teman dekatnya dalam melakukan kegiatan. Solusi yang diambil adalah dengan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan dengan seluruh anggota Pramuka agar setiap anggota salingmengenal satu sama lain.


(64)

45

b. Pengaruh Intensitas Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Gerakan Pramuka Terhadap Rasa Percaya Diri Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (Oleh: Diyan Kurniasih Trisnawati)

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui intensitas kegiatan ekstrakulikuler pramuka yang diikuti oleh siswa sekolah menengah kejuruan. (2) Mengetahui rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa sekolah menengahkejuruan. (3) Mengetahui pengaruh intensitas mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap rasa percaya diri siswa sekolah menengah kejuruan.

Penelitian ini termasuk penelitian ex-post facto. Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 53 siswa yang diambil dari 65 siswa anggota dewan ambalan SMK N 4 Yogyakarta, SMK N 6 Yogyakarta dan SMK N 2 Godean. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket. Validitas instrumen di uji menggunakan expert judgement dan uji empiris menggunakan korelasi Product Moment. Reabilitas instrumen di uji menggunakan rumus Alpha cronbach. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, uji persyaratan analisis dan analisis korelasi serta analisis regresi sederhana dengan bantuan komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS versi 17.0 for Windows).

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler gerakan pramuka di sekolah menengah kejuruan didapat rerata 86.34 dengan kategori tinggi. (2) Penelitian tentang percaya diri siswa sekolah menengah kejuruan menunjukkan hasil


(65)

46

bahwa rerata 58.06 dengan kategori tinggi. (3) Adanya pengaruh positif yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler gerakan pramuka terhadap rasa percaya diri siswa sekolah menengah kejuruan yang ditunjukkan dengan harga Hasil positif yaitu 0.344. Nilai R Squere sebesar 0.119 menunjukkan bahwa variabel intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler gerakan pramuka dapat menerangkan variable rasa percaya diri siswa sekolah menengah kejuruan yang meliputi SMK N 4 Yogyakarta, SMK N 6 Yogyakarta dan SMK N 2 Godean sebesar 11.9% sedangkan sisanya sebesar 88.1% dipengaruhi oleh variabel–variabel lain di luar penelitian.

B. Kerangka Pikir

Kemandirian merupakan prilaku mampu mengatur dirinya sendiri , mampu memutuskan suatu tindakan, dan memiliki inisiatif dala,m tanpa bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas –tugas.

Tanggung jawab merupakan tersebut tanggung jawab merupakan sikap atau prilaku melaksanakan tugas dan kewajibannya dan siap untuk menanggung akibat dari perbuatannya baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam penelitian ini sikap dan prilaku siswa dibatasi oleh aturan sekolah yang mengikat . sehingga apabila siswa melanggar segala ketentuan yang telah ditetapkan ia harus dapat bertanggung jawab atas akibat dari apa yang dilanggarnya.


(66)

47

Kemandirian dan tanggung jawab merupakan karakter positif yang harus ditanamkan kepada peserta didik mengingat kedua karakter tersebut dapat memberi dampak positif untuk peserta didik. Kemandirian perlu ditanamkan pada generasi muda agar mampu percaya diri dalam, mengambil keputusan, inisiatif, kritis, mencoba mengerjakan sendiri tugas rutin, tidak mudah menyerah, berusaha mendapatkan kepuasan dari usahanya, dan mampu mengatasi rintangan yang dihadapinya. Siswa yang memiliki karakter mandiri diharapkan mampu untuk terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat dan juga mampu memiliki andil dalam masyarakat.

Sikap tanggung jawab penting untuk di tanamkan pada siswa, dengan tanggung jawab individu melakukan apa yang dipercayaan dengan sebaik– baiknya. Individu yang bertanggung jawab biasanya berhati–hati dalam mengambil tindakan dan apabila terlanjur melakukan kesalahan dengan rasa tanggung jawab besar akan mengakui kesalahannya. Dengan memiliki rasa tanggung jawab individu mengontrol kelakuannya dengan memperhitungkan akibat – akibat yang akan terjadi dari setiap tindakannya.

Kemandirian dan tanggung jawab dapat diterapkan melalui kegiatan kepramukaan. Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di lingkungan sekolah dan pendidikan di lingkungan keluarga, untuk mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua pendidikan tersebut. Disamping itu kepramukaan mengembangkan pengetahuan, minat, dan bakat yang dimiliki peserta didik. (Endy dkk 2000:17)


(1)

bahwa rerata 58.06 dengan kategori tinggi. (3) Adanya pengaruh positif yang signifikan antara intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler gerakan pramuka terhadap rasa percaya diri siswa sekolah menengah kejuruan yang ditunjukkan dengan harga Hasil positif yaitu 0.344. Nilai R Squere sebesar 0.119 menunjukkan bahwa variabel intensitas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler gerakan pramuka dapat menerangkan variable rasa percaya diri siswa sekolah menengah kejuruan yang meliputi SMK N 4 Yogyakarta, SMK N 6 Yogyakarta dan SMK N 2 Godean sebesar 11.9% sedangkan sisanya sebesar 88.1% dipengaruhi oleh variabel–variabel lain di luar penelitian.

B. Kerangka Pikir

Kemandirian merupakan prilaku mampu mengatur dirinya sendiri , mampu memutuskan suatu tindakan, dan memiliki inisiatif dala,m tanpa bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas –tugas.

Tanggung jawab merupakan tersebut tanggung jawab merupakan sikap atau prilaku melaksanakan tugas dan kewajibannya dan siap untuk menanggung akibat dari perbuatannya baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Dalam penelitian ini sikap dan prilaku siswa dibatasi oleh aturan sekolah yang mengikat . sehingga apabila siswa melanggar segala ketentuan yang telah ditetapkan ia harus dapat bertanggung jawab atas akibat dari apa yang dilanggarnya.


(2)

47

Kemandirian dan tanggung jawab merupakan karakter positif yang harus ditanamkan kepada peserta didik mengingat kedua karakter tersebut dapat memberi dampak positif untuk peserta didik. Kemandirian perlu ditanamkan pada generasi muda agar mampu percaya diri dalam, mengambil keputusan, inisiatif, kritis, mencoba mengerjakan sendiri tugas rutin, tidak mudah menyerah, berusaha mendapatkan kepuasan dari usahanya, dan mampu mengatasi rintangan yang dihadapinya. Siswa yang memiliki karakter mandiri diharapkan mampu untuk terjun langsung dalam kehidupan bermasyarakat dan juga mampu memiliki andil dalam masyarakat.

Sikap tanggung jawab penting untuk di tanamkan pada siswa, dengan tanggung jawab individu melakukan apa yang dipercayaan dengan sebaik– baiknya. Individu yang bertanggung jawab biasanya berhati–hati dalam mengambil tindakan dan apabila terlanjur melakukan kesalahan dengan rasa tanggung jawab besar akan mengakui kesalahannya. Dengan memiliki rasa tanggung jawab individu mengontrol kelakuannya dengan memperhitungkan akibat – akibat yang akan terjadi dari setiap tindakannya.

Kemandirian dan tanggung jawab dapat diterapkan melalui kegiatan kepramukaan. Kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan di lingkungan sekolah dan pendidikan di lingkungan keluarga, untuk mengisi kebutuhan peserta didik yang tidak terpenuhi oleh kedua pendidikan tersebut. Disamping itu kepramukaan mengembangkan pengetahuan, minat, dan bakat yang dimiliki peserta didik. (Endy dkk 2000:17)


(3)

Seperti yang tercantum dalam pasal 4 UU nomor 12 tahun 2010 yaitu “Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, berjiwa patriot, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa,dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara kesataun Republik Indonesia, mengamalkan pancasila serta melestariakn lingkungan hidup”.

Melalui kode kehormatan Pramuka yang merupakan suatu norma (aturan) yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standart tingkah laku Pramuka di masyarakat.

Terdapat tiga fungsi umum Kepramukaan diantaranya:

1. Merupakan kegiatan yang menarik yang isinya mengandung pendidikan , bagi anak–anak, remaja, dan pemuda.

2. Merupakan suatu pengabdian (Job) bagi para anggota dewasa yang merupakan tugas dan memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian. 3. Merupakan alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi, untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau Negara untuk mencapai tujuannya.


(4)

49

Berdasarkan uraian tersebut, kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Diagram 1. Kerangka Pikir

Kemandirian (Y1): - Percaya diri

- Mampu bekerja sendiri - Menghargai waktu Indikator Peranan Kegiatan

Kepramukaan (X)  Kegiatan Kepramukaan

yang dapat melatih kemandirian dan menerapkan tanggung jawab:

- Perkemahan

- Pengembaraan

- Latihan Pengembangan

Kepemimpinan

Tanggung Jawab (Y2) - Disiplin

- Mengerjakan tugas dengan baik

- Melaksanakan hasil musyawarah


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai peranan Kegiatan Kepramukaan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo maka dapat diambil kesimpulan bahwa peranan kegiatan kepramukaan dengan indikator perkemahan, pengembaraan, dan latihan pengembangan kepemimpinan pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo tahun pelajaran 2012/2013 masuk dalam kategori sangat kuat dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberejo pada indikator percaya diri, mampu bekerja sendiri, menghargai waktu, disiplin, mengerjakan tugas dengan baik, malaksanaka hasil musyawarah.

B. Saran

1. Kepada pembina Pramuka dan Sekolah

Kepada sekolah dan Pembina Pramuka agar dapat terus melaksanakan kegiatan Kepramukaan, karena dengan diadakannya kegiatan ini dapat melatih siswa mandiri dan bertanggung jawab baik dalam lingkungan sekolah maupun di tengah masyarakat.


(6)

112

2. Kepada Siswa

Hendaknya siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan Kepramukaan sehingga mampu mengembangkan kemampuannya dan dapat membentuk diri yang lebih mandiri dan bertanggung jawab baik dalam kegiatan belajar maupun dalam kehidupan bermasyarakat .

3. Kepada Kwartir Ranting

Hendaknya Kwartir Ranting dapat meningkatkan kegiatan kepramukaan termasuk jambore ranting, lomba tingkat 2 dan lebih aktif dalam kegiatan cabang, Daerah maupun Nasional. Karena dengan diadakannya Kegiatan Kepramukaan dapat melatih siswa untuk mandiri dan bertanggung jawab baik dalam lingkungan sekolah maupun di tengah masyarakat.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB PADA SISWA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER-CERDAS FORMAT KELOMPOK KELAS XI SMA NEGERI 1 STABAT T.A 2013/2014.

0 1 23

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU Pengaruh Pendidikan Kepramukaan Terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa Di SD Negeri 2 Genengsari Kemusu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 15

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA SD NEGERI 2 GENENGSARI KEMUSU Pengaruh Pendidikan Kepramukaan Terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa Di SD Negeri 2 Genengsari Kemusu Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 11

PERANAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN DALAM MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN BUDI PEKERTI SISWA Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Dalam Mewujudkan Pengembangan Budi Pekerti Siswa (Studi Deskriptif Ekstrakurikuler Kepramukaan Kelas VII di SMP Ne

0 1 16

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG.

0 0 9

PERANAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP SOSIAL BAGI SISWA KELAS X SMA NEGERI I Peranan Kegiatan Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Sikap Sosial Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen.

0 0 16

PENDAHULUAN Peranan Kegiatan Kepramukaan Dalam Menumbuhkan Sikap Sosial Bagi Siswa Kelas X SMA Negeri I Sambungmacan Kabupaten Sragen.

0 1 7

Peranan Pendidikan Agama Katolik (PAK) di sekolah bagi perkembangan tanggung jawab siswa kelas XI SMA Stella Duce II Yogyakarta.

2 32 126

UPAYAMENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN PADA KELAS XI IPS-5 SMA NEGERI 2 BAEKUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 24

PENERAPAN NILAI-NILAI SOSIAL DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 NGABANG

0 0 17