Hasil studi Laboratorium Pusat Studi Kesehatan dan Ergonomi di ITB pada tahun 2006-2007 diperoleh data bahwa sebanyak 40-80 pekerja wanita
melaporkan keluhan muskuloskeletal sesudah bekerja Yassierli, 2009. Bekerja memakai sepatu hak menimbulkan gelombang kejut dari tumit menuju tubuh
sehingga mempengaruhi postur tubuh terutama tulang belakang dan meningkatkan resiko nyeri punggung bawah miogenik pada wanita. Survei yang dilakukan di
Amerika Serikat menunjukkan data bahwa sekitar 59 wanita menggunakan sepatu hak kurang lebih satu sampai delapan jam perharinya Dawson dkk., 2002.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui tentang hubungan antara penggunaan tinggi hak sepatu terhadap kasus terjadinya keluhan
nyeri punggung bawah miogenik dan menjadikan pramuniaga wanita yang bekerja di Lippo Mall Badung Bali sebagai sampel penelitian. Hal ini bisa dilihat
bahwa para pramuniaga wanita di Lippo Mall Badung Bali bekerja menggunakan sepatu hak dengan tinggi hak sepatu yang bervariasi dan penulis memaparkannya
dalam bentuk skripsi dengan judul “Hubungan antara tinggi hak sepatu dengan
keluhan nyeri punggung bawah miogenik pada pramuniaga di Lippo Mall Badung Bal
i”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan antara tinggi hak sepatu dengan keluhan nyeri
punggung bawah miogenik pada pramuniaga di Lippo Mall Badung Bali ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum tentang penggunaan tinggi hak sepatu pada pramuniaga.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk membuktikan hubungan antara tinggi hak sepatu dengan keluhan nyeri punggung bawah miogenik pada pramuniaga di Lippo Mall Badung
Bali.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam pengembangan teori
nyeri yang disebabkan oleh tinggi hak sepatu dengan keluhan nyeri punggung bawah miogenik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang dapat dipergunakan untuk pertimbangan pramuniaga dengan tinggi hak sepatu
dalam kehidupan seharinya.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nyeri Punggung Bawah Miogenik
2.1.1 Definisi Nyeri
Menurut International Association for the Study of Pain IASP, nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
adanya kerusakan jaringan, baik yang bersifat aktual maupun potensial, atau yang digambarkan oleh kerusakan itu.
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya kerusakan pada jaringan. Nyeri secara alamiah memberikan sinyal dan respon kepada tubuh untuk
berhenti melakukan kegiatan yang dapat memperburuk kondisi tubuh dan cara ini bertujuan untuk memproteksi tubuh dari kerusakan jaringan yang berlanjut
Dharmady, 2004. 2.1.2
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan lama waktu terjadinya nyeri dibedakan menjadi dua, yaitu
nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang bersifat normal dan terjadi akibat dari adanya lesi atau kerusakan pada jaringan. Nyeri dapat dikatakan
bersifat akut apabila waktu terjadinya kurang dari 6 bulan. Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan. Nyeri kronis bersifat
memanjang, berlarut-larut, dan lama sesudah penyakit awal yang menimbulkan nyeri tersebut sembuh Moeliono, 2008.
2.1.3 Mekanisme Nyeri
Nyeri terjadi akibat dari adanya rangsangan pada tubuh yang melewati ambang rangsang tertentu. Rangsangan ini kemudian terdeteksi oleh ujung-ujung
saraf bebas nosiseptor. Proses rangsangan tersebut akan dibawa dalam bentuk impuls saraf melalui serabut A delta yang bertanggung jawab terhadap nyeri yang
bersifat cepat dan tajam, serta serabut tipe C yang bertanggung jawab atas nyeri yang bersifat tumpul Moeliono, 2008.
Berdasarkan mekanisme terjadinya nyeri dibedakan menjadi dua, yaitu nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang terjadi
akibat dari adanya kerusakan pada jaringan yang mengakibatkan dilepaskannya bahan kimiawi seperti histamin dan bradikinin yang bertanggung jawab terhadap
proses timbulnya reaksi inflamasi. Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang berasal dari kerusakan jaringan saraf akibat dari adanya suatu penyakit atau trauma.
Disebut nyeri neuropatik perifer apabila nyeri tersebut disebabkan oleh lesi pada saraf tepi dan disebut nyeri sentral apabila disebabkan oleh lesi pada otak, batang
otak, atau medula spinalis Moeliono, 2008. 2.1.4
Definisi Nyeri Punggung Bawah Miogenik Nyeri punggung bawah miogenik adalah nyeri yang terjadi di daerah
punggung bawah yang disebabkan oleh adanya gangguan pada unsur muskuloskeletal. Nyeri punggung bawah miogenik terjadi akibat dari adanya
kerusakan jaringan pada daerah dermis, pembuluh darah, fascia, otot, tendon, kartilago, tulang, ligamen, meniskus, dan bursa Paliyama, 2003.
Nyeri punggung bawah miogenik berhubungan dengan strain pada otot- otot punggung bawah, tendon, dan ligamen yang dapat timbul apabila melakukan
aktivitas sehari-hari secara berlebihan, seperti duduk dan berdiri dalam waktu yang lama atau mengangkat beban berat dengan cara yang tidak ergonomis. Nyeri
yang terjadi pada nyeri punggung bawah miogenik bersifat tumpul, intensitas nyeri bervariasi, dan sering kali menjadi kronik. Nyeri punggung bawah miogenik
dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri tidak disertai dengan adanya hipertensi, paresthesia, maupun defisit neurologis Magee, 2013.
Gangguan yang terjadi pada nyeri punggung bawah miogenik adalah adanya nyeri tekan pada regio lumbal dan terdapat spasme pada otot-otot
punggung bawah sehingga terjadi penurunan stabilitas pada otot abdominal dan paravertebral yang dapat memicu terjadinya keterbatasan gerak. Penurunan
mobilitas lumbal terjadi akibat adanya nyeri dan spasme otot sehingga dapat mengganggu aktivitas fungsional sehari-hari Meliana dan Pinzon, 2004.
2.1.5 Etiologi Nyeri Punggung Bawah Miogenik
Ditinjau dari aspek biomekaniknya, nyeri punggung bawah miogenik dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor Statik atau Postural
Faktor statik atau postural berhubungan dengan sikap atau postur tubuh yang mempengaruhi sudut lumbosacral. Normalnya titik pusat
gravitasi pada posisi anatomis terletak pada garis median 2,5 cm di depan korpus vertebra S
1
-S
2
. Apabila posisi tubuh dalam keadaaan yang salah dapat menyebabkan pergeseran titik pusat gravitasi. Hal ini menyebabkan
tubuh akan menggunakan tenaga ekstra untuk tetap mempertahankan atau mengembalikan posisi ke tempat semula. Keadaan ini apabila terjadi
secara terus-menerus dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kelelahan otot Santoso, 2001.
Peningkatan sudut lumbosacral dan pergeseran titik pusat berat badan dapat menimbulkan peregangan pada ligamen dan terjadi kontraksi
otot-otot paravertebral untuk mempertahankan postur tubuh yang normal. Akibatnya, akan terjadi sprain pada ligamen maupun strain pada otot
punggung bawah yang dapat menimbulkan nyeri Santoso, 2001. 2.
Faktor Dinamik atau Kinetik Faktor dinamik atau kinetik disebabkan oleh adanya beban
abnormal pada struktur jaringan ototligamen di area punggung bawah saat melakukan gerakan. Beban mekanis tersebut melebihi kapasitas
fisiologis dan toleransi otot maupun ligamen di daerah punggung bawah. Menurut Harsono 2007, nyeri punggung bawah miogenik
disebabkan oleh kontraksi otot, spasme otot, defisiensi otot, dan otot yang hipersensitif.
a. Kontraksi otot bertujuan untuk mengurangi beban pada ligamen, bila
otot berkontraksi dalam waktu yang lama maka dapat menimbulkan kelelahan pada otot sehingga ligamen yang kurang elastis menerima
beban yang lebih berat. Rasa nyeri timbul akibat dari adanya iskemik ringan pada jaringan otot, regangan yang berlebihan pada perlengketan
miofascial terhadap tulang, dan regangan pada kapsul sendi.
b. Spasme otot memberi gejala yang khas yaitu dengan adanya kontraksi
otot yang disertai dengan nyeri yang hebat. Setiap gerakan dapat memperberat rasa nyeri sekaligus menambah kontraksi.
c. Defisiensi otot disebabkan oleh kurangnya latihan akibat dari adanya
mekanisme kerja otot yang berlebihan, efek tirah baring lama, atau akibat efek immobilisasi.
d. Otot yang hipersensitif dapat memicu timbulnya trigger point dan
apabila dirangsang dapat menimbulkan nyeri yang hebat dan menjalar. 2.1.6
Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah Miogenik Pada nyeri miogenik aktivasi nosiseptor pada umumnya disebabkan oleh
adanya rangsangan mekanik, yaitu akibat dari penggunaan otot yang melebihi kapasitas fungsionalnya Bernard, 2003. Kerja otot secara berlebihan dapat
terjadi pada saat tubuh dalam posisi statik atau posisi yang salah dalam waktu lama. Hal ini menyebabkan otot-otot di daerah punggung akan berkontraksi secara
berlebihan untuk mempertahankan postur tubuh yang normal Sidharta, 1994. Kerja otot secara berlebihan akan menimbulkan iskemia atau inflamasi
pada jaringan sehingga terjadi peningkatan berbagai mediator inflamasi, seperti histamin, bradikinin, serotonin, dan prostaglandin Meliana dan Pinzon, 2004.
Mediator inflamasi tersebut akan mensensitisasi nosiseptor yang ada di dalam otot, akibatnya otot akan lebih sensitif. Setiap gerakan pada otot akan
menimbulkan nyeri dan menambah spasme otot. Adanya spasme otot akan menimbulkan ketidakseimbangan antara otot abdominal dan paravertebral
sehingga memicu terjadinya keterbatasan gerak Hills, 2006.
2.1.7 Tanda dan Gejala Nyeri Punggung Bawah Miogenik
Tanda dan gejala dari nyeri punggung bawah miogenik adalah adanya nyeri otot atau yang dikenal sebagai nyeri miogenik, yaitu nyeri yang bersifat
tidak wajar serta tidak sesuai dengan distribusi saraf dan menimbulkan reaksi nyeri yang berlebih. Nyeri miogenik yang khas ditandai dengan adanya nyeri
tekan pada daerah yang bersangkutan trigger point, adanya keterbatan gerak loss of range of motion, dan adanya spasme pada otot punggung bawah
Soedomo, 2002.
2.2 Anatomi Biomekanik Vertebra Lumba