3
1. Latar Belakang
Berwisata adalah cara untuk memenuhi rasa ingin tahu seseorang terhadap tempat wisata yang akan dikunjunginya. Perjalanan identik dengan kegiatan untuk bersenang-senang
yang dilakukan dalam waktu tertentu. Selain bersenang-senang, kegiatan wisata juga identik dengan jumlah wisatawan yang banyak dan berkelompok. Sektor pariwisata merupakan salah
satu sumber devisa non Migas yang cukup besar di Indonesia. Industri Pariwisata dapat dipandang sebagai sebuah sub sistem dari sistem pariwisata secara keseluruhan. Struktur
Industri Pariwisata dimulai dari travel generating region , dari mana calon wisatawan akan merencanakan dan memulai perjalanan wisatanya. Hal ini berlaku apabila calon wisatawan
tersebut mencari jasa perjalanan pariwisata yang ada di negaranya untuk merencanakan suatu perjalanan wisata. Sub sistem industri pariwisata akan berlanjut sepanjang tempatjalur transit
yang mencakup pelayanan maskapai penerbangan dan akomodasi selama transit penerbangan. Berdasarkan sistem tersebut, maka dapat dilihat bahwa pentingnya keberadaan suatu usaha jasa
perjalanan wisata dalam Industri Pariwisata. Hal ini merupakan salah satu pendorong munculnya serta berkembangnya berbagai macam usaha jasa perjalanan wisata. di Bali
keberadaan Biro perjalanan Wisata tertuang dalam Peraturan daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2010 tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata, dimana dalam pasal 6 angka 1 disebutkan
bahwa salah satu bentuk kegiatan biro perjalanan wisata adalah memberikan layanan angkutantransportasi wisata. Dimana pelayanan kepada wisatawan seringkali dilakukan
dengan memberikan berbagai macam paket wisata ke suatu destinasi wisata yang meliputi layanan akomodasi hotel, restoran,serta bentuk usaha wisata lainnya.
Namun keberadaan berbagai paket wisata seringkali tidak diimbangi dengan adanya faktor perlindungan keselamatan bagi wisatawan padahal hal ini merupakan sesuatu yang
sangan penting tetapi malah sering diabaikan oleh biro perjalanan wisata tersebut. Padahal dalam pasal 26 huruf d Undang-Undang No. 10 tahun 2009 serta dalam Perda Provinsi Bali
4
pasal 11 angka 1 huruf a sama-sama menyebutkan bahwa Pengusaha Usaha Jasa Perjalanan Wisata wajib memberikan perlindungan terhadap wisatawan baik dalam bentuk keamanan
maupun jaminan keselamatan selama wsatawan berada di Bali. Banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas yang belakangan ini terjadi seperti kasus
kecelakaan Bus Pariwisata di Klatakan, Melaya, Kabupaten Jembrana tertanggal 15 Desember 2012 ini, cukup menjadi contoh pentingnya keberadaan jaminan keselamatan yang diberikan
oleh Biro Perjalanan Wisata terhadap wisatawannya. Padahal sesungguhnya tingkat keberhasilan suatu Biro Perjalanan Wisata bergantung pada kepuasan wisatawan yang
menggunakan jasa mereka. Hal ini dikarenakan layanan atau transaksi yang dilakukan adalah transaksipembayaran atas pelayanan yang akan dinikmati kemudian after sales services dan
berdasarkan kepercayaan wisatawan. Dengan terjadinya kecelakaandapat dianggap sebagai kurang mampunya Biro Perjalanan Wisata dalam membuat paket wisata yang tersusun dan
terkelola dengan baik. Perencanaan yang matang adalah salah satu kunci penting untuk dapat menyelenggarakan suatu paket perjalanan wisata yang sukses. Pada dasarnya, proses
penyusunan paket wisata ini sangat kompleks, karena harus menggabungkan beberapa produk jasa dari berbagai macam usaha pariwisata. Disamping itu, dalam produk-produk tersebut yang
diutamakan adalah harga yang murah dan mampu menarik minat wisatawan, sehingga sering kali mengabaikan standarisasi terhadap keamanan dan keselamatan yang harus dipenuhi untuk
dapat menjamin perlindungan kepada wisatawan. Padahal standarisasi yang jelas dan tepat merupakan salah satu instrumen penting dalam suatu perlindungan hukum. Dengan adanya
penetapan Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Nomor 4 tahun 2014 tentang Standar Usaha Jasa Perjalanan Wisata oleh Pemerintah yang memuat tentang standarisasi
produk, Pelayanan maupun Pengelolaan diharapkan mampu meminimalisir segala masalah yang di alami oleh biro perjalanan.
5
2. Konsep Penelitian