Information Technology Relatedness untuk Mendukung Kinerja Perusahaan Perbankan Syariah
Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper
ISSN 2460-0784
INFORMATION TECHNOLOGY RELATEDNESS
UNTUK MENDUKUNG KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN SYARIAH
1)
Shinta Permata Sari1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Surakarta-57102
[email protected]
Abstract
Information technology give an important support for corporate performance. Prior
research stated that there is a relationship between information technology and corporate
performance. This study proposes that information technology influences corporate performance,
especially for syariah banking. A survey was conducted among information technology and
business branch managers of syariah banking in Eks Karesidenan Surakarta region. The result
indicated that, information technology relatedness has an effect on corporate performace.
Keywords: information technology relatedness, corporate performance, syariah banking.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi mampu membawa perubahan yang sangat besar bagi
perusahaan, karena ternyata penggunaan teknologi informasi dapat menentukan kemampuan
kinerja dan daya saing perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Teknologi informasi
merupakan bentuk teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk
mengolah data menjadi informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, serta memiliki
peran strategis dalam pengambilan keputusan.
Sudah mulai banyak perusahaan yang beranggapan bahwa berinvestasi dalam teknologi
informasi adalah cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas ekonomi, profitabilitas dan mutu
operasional perusahaan itu sendiri (Devaraj dan Kohli, 2003). Pemanfaatan teknologi informasi
secara maksimal ditengarai mampu memberi dukungan bagi perusahaan untuk lebih mendalami
ekonomi, sehingga memberikan hasil yang optimal terhadap kinerja perusahaan (Lestari dan
Zulaikha, 2007). Meningkatkan sistem ekonomi dengan teknologi informasi, memberikan peluang
besar bagi perusahaan untuk mentransformasi produksi, jasa, pasar, proses kerja dan hubungan
bisnis (Sambamurthy dan Zmud, 1999 dalam Ifada dan Kiswanto, 2010).
Pemanfaatan teknologi informasi sampai saat ini sangat mempengaruhi kemajuan ekonomi, dan
menjadi salah satu penentu kemampuan serta perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuan
dan keberhasilan peningkatan kinerja di masa mendatang (Ifada dan Kiswanto, 2010). Kondisi
yang sama juga terjadi dalam dunia perbankan, sebagai salah satu sektor industri ekonomi dengan
intensitas penyerapan teknologi informasi yang paling tinggi (Firer dan Williams, 2003 dalam
Ifada dan Kiswanto, 2010). Dapat dilihat pada berbagai fasilitas layanan berbasis teknologi yang
disediakan oleh bank berupa automatic teller machine (ATM), phone banking, internet banking,
mobile banking (m-banking), payment point, dan lain sebagainya (Ifada, 2009). Usaha
perbankan dapat dilakukan dengan dua system yaitu sistem perbankan konvensional dan
sistem
perbankan
syariah. Sistem perbankan syariah mulai berkembang pesat sejak
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang memberikan
peluang diterapkannya dual banking system dalam perbankan nasional, sehingga memungkinkan
terlaksananya sistem perbankan syariah sebagai divisi dari bank konvensional. Keberadaan sistem
40
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015
Menuju Era Crypto Economic
ISSN 2460-0784
perbankan syariah semakin diperkuat dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah pada Juli 2008. Keberadaan Undang-Undang Perbankan Syariah
ternyata memicu pertumbuhan asset perbankan syariah, dari Rp49,55 triliun pada tahum
2008 menjadi Rp66,09 triliun pada tahun 2009, dan melejit menjadi Rp97,52 triliun pada tahun
2010. Jumlah bank umum syariah pun tumbuh cepat, dari 5 bank pada tahun 2008 menjadi 6
bank pada tahun 2009 dan 11 bank pada tahun 2011 (Setyanto, 2013). Oleh karena itu, peluang
pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia masih sangat besar, mengingat sebagian besar
penduduk Indonesia beragama Islam.
Penggunaan teknologi informasi terutama pada perusahaan perbankan akan mencapai
keberhasilan dalam peningkatan ekonominya dengan menggunakan information technology
relatedness melalui aplikasi empat subsistemnya yaitu information technology strategy making
processes, information technology vendor management processes, information technology human
resource management processes dan information technology infrastructure secara sinergis.
Kelengkapan empat subsistem dari information technology relatedness dapat menjadikan sinergi
lintas unit dalam perusahaan dan akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan tersebut
(Tanriverdi, 2006).
Menurut penelitian Alavi dan Leidner (2001) diketahui bahwa teknologi informasi dapat
mendukung sistem ekonomi dengan mengimplementasikan tekonologi informasi dalam aktivitas
perusahaan. Penelitian di Indonesia, terutama yang dilakukan pada perusahaan perbankan adalah
Lestari dan Zulaikha (2007), yang menemukan bahwa keempat subsistem dari information
technology relatedness yang sinergis dapat mengoptimalkan kinerja ekonomi perusahaan dengan
unit-unit bisnis terintegrasi. Temuan yang sama juga terdapat pada penelitian Ifada dan Kiswanto
(2010). Penelitian-penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan perbankan umum. Oleh
karena itu, dengan memperhatikan potensi perbankan syariah yang besar, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh information technology relatedness terhadap kinerja
perusahaan perbankan syariah.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai manajer dan
mencerminkan tingkat keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan merupakan hasil dan tujuan
yang diinginkan perusahaan dari sikap dan perilaku staf didalamnya (Gibson, 1998 dalam Lestari
dan Zulaikha, 2007). Kinerja perusahaan mencakup lingkungan perusahaan secara keseluruhan
yaitu peningkatan dan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan sehingga menghasilkan
ukuran kinerja yang obyektif (Govindarajan dan Fisher, 1990). Oleh karena itu, dalam
penelitiannya, Govindarajan dan Fisher (1990) menggambarkan sistem pengendalian optimal,
pengimplementasian strategi secara luas, dan konsep sinergi dimana perusahaan
mengidentifikasikan dan mengeksploitasi hubungan diantara strategi unit-unit bisnis yang
dilakukan melalui strategi, pembagian sumber daya dan pengendalian secara interaktif, ternyata
akan mempengaruhi efektivitas strategi unit–unit bisnis. Selanjutnya implementasi ini
menunjukkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Information Technology Relatedness
Perkembangan ekonomi saat ini sangat dipengaruhi teknologi informasi dengan cara
memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang secara langsung
mempengaruhi proses transaksi keuangan tersebut (Hall, 2006:26). Teknologi informasi
merupakan suatu sistem yang menggambarkan teknologi untuk menghasilkan, menyimpan,
mengkomunikasikan dan menyampaikan informasi yang mengintegrasikan data keuangan dan non
keuangan secara lengkap dan efisien (Williams dan Sawyer, 2005 dalam Suyanto, 2005).
Perusahaan memiliki peluang untuk mengoperasikan unit bisnis dengan memanfaatkan sinergi
teknologi informasi lintas unit sebagai sumber daya dan sistem manajemen teknologi informasi
Syariah Paper Accounting FEB UMS
41
ISSN 2460-0784
Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper
yang terkait (Tanriverdi, 2005). Banyak perusahaan dapat menggunakan prinsip dasar dari
teknologi informasi yang telah di terapkan dengan baik sesuai dengan tujuan, visi dan misi
perusahaan dengan menerapkan strategi unit bisnis dan strategi sistem informasi yang tepat
sasaran (Tanriverdi, 2005). Information technology relatedness merupakan penggunaan
infrastruktur teknologi informasi dan proses manajemen teknologi informasi secara bersama antar
unit bisnis. Information technology relatedness didasarkan atas teori Resource-Based View (RBV).
RBV merupakan suatu model berbasis sumber daya yang berfokus pada sumber daya yang sukar
untuk ditiru atau digantikan dan kemudian dapat diterapkan sebagai suatu competitive strategies,
sehingga perusahaan lain tidak dapat menerapkan strategi yang sama karena tidak mempunyai
akses atas equivalent set of resources tersebut (Dierickx dan Cool dalam Roy dan Aubert, 1999,
dikutip oleh Ifada dan Kiswanto, 2010). Terdapat empat subsistem dari information technology
relatedness yaitu (Tanriverdi, 2006):
a. Relatedness of information technology strategy making processes
Proses penyusunan strategi teknologi informasi bersama antar unit bisnis membantu
perkembangan dalam pemahaman terhadap kebutuhan pengetahuan antar unit bisnis. Tanriverdi
(2006) menyatakan bahwa untuk meningkatkan keseimbangan antara intervensi perusahaan
dengan kinerja unit bisnis, maka diperlukan proses penyusunan strategi umum untuk kebutuhan
teknologi informasi setiap unit bisnis.
b. Relatedness of information technology infrastructure
Brown dan Magil (1998) dalam Lestari dan Zulaikha (2007) menyatakan bahwa standarisasi
semua bagian infrastruktur teknologi informasi dilakukan saat unit bisnis membutuhkan kinerja
optimal untuk menemukan kebutuhan teknologi informasi mereka secara spesifik. Fokusnya
adalah pada penggunaan perangkat keras umum, perangkat lunak dan teknologi komunikasi lintas
unit bisnis (Weill dan Broadbent, 1998 dalam Tanriverdi, 2006).
c. Relatedness of information technology vendor management processes
Useem dan Harder (2000) menyatakan bahwa unit bisnis meningkatkan hubungan dengan
penyedia (vendor) teknologi informasi untuk memperoleh sumber daya teknologi dan kebutuhan
jasa yang dibutuhkan. Unit bisnis akan mengoptimalkan hubungan tersebut dengan negosiasi
kontrak, perjanjian dan peraturan hubungan, sesuai dengan standar umum perusahaan. Hal ini
dilakukan agar perusahaan tidak melakukan investasi yang berlebihan, pertentangan hardware dan
software, serta penyimpangan dari infrastruktur teknologi informasi yang biasanya digunakan
(Lestari dan Zulaikha, 2007).
d. Relatedness of information technology human resource management processes
Lestari dan Zulaikha (2007) menyatakan proses ini lebih mengarah pada kontribusi dalam
menciptakan dan dan memelihara teknologi informasi berdasarkan mekanisme koordinasi
perusahaan saat para ahli di bidang teknologi informasi mengerti kebutuhan secara keseluruhan
dan harapan perusahaan serta pembagian nilai, tujuan dan insentif secara bersama-sama.
Pembagian tujuan, prinsip nilai dan bahasa bersama antara kemampuan teknologi informasi dalam
unit bisnis, merupakan hal yang penting dari proses penciptaan dan pemeliharaan infrastruktur
teknologi informasi bersama diantara unit bisnis perusahaan yang terintegrasi (Tanriverdi, 2006).
Information technology relatedness yang saling melengkapi dapat meningkatkan kemampuan
sistem untuk menjalankan atau menyelenggarakan teknologi informasi (Tanriverdi, 2006).
Sinergi keseluruhan dimensi tersebut akan meningkatkan kemampuan sistem informasi, sehingga
lebih sulit diamati dan ditiru (Tanriverdi dan Venkatraman, 2005). Sekalipun pesaing sukses di
masa depan dengan menirunya, tetapi pesaing tersebut harus membuat perubahan sistematik pada
keempat dimensi information technology relatedness sampai pada unit bisnis secara serempak
(Ifada, 2009). Pada akhirnya sinergi tersebut akan menunjukkan keunggulan perusahaan
dibandingkan pesaingnya dan perusahaan akan menunjukkan kinerja yang sebenarnya.
Tanriverdi (2006) memperoleh bukti bahwa information technology relatedness berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan multibisnis, demikian pula temuan Ifada (2009)
42
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015
Menuju Era Crypto Economic
ISSN 2460-0784
pada perusahaan perbankan. Berdasarkan beberapa temuan tersebut, maka hipotesis dari penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
Ha : Information Technology Relatedness berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan
Syariah.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei pimpinan kantor cabang perusahaan
perbankan di wilayah eks karesidenan Surakarta. Pimpinan kantor cabang dipilih sebagai unit
analisis karena pimpinan kantor cabang merupakan pihak yang mengetahui kondisi kinerja
perusahaan dan bertanggungjawab atas pengelolaan kantor cabangnya sebagai unit bisnis dari
perusahaan utamanya. Jajaran pimpinan kantor cabang yang dipilih adalah kepala kantor cabang
dan para manajernya, terutama Manajer Bagian Teknologi Informasi. Berdasarkan daftar yang
diperoleh langsung dari Bank Indonesia Wilayah Surakarta, terdapat 66 kantor cabang bank di
wilayah eks karesidenan Surakarta dan diantaranya terdapat 10 kantor cabang bank syariah.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling.
Definisi Operasional Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa jawaban responden atas
pernyataan yang disajikan dalam kuestioner. Definisi operasional untuk masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kinerja Perusahaan (KP)
Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
mencerminkan keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan merupakan hasil yang
diinginkan perusahaan dari perilaku orang-orang didalamnya (Gibson, 1998 dalam Lestari
dan
Zulaikha,
2007). Kinerja perusahaan mencangkup lingkungan perusahaan secara
keseluruhan yaitu peningkatan dan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan sehingga
menghasilkan ukuran kinerja yang objektif (Govindarajan dan Fisher, 1990).
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Govindarajan dan Fisher
(1990), berupa kinerja persepsian dengan membandingkan kinerja yang dicapai saat ini dan
standar kinerja yang telah ditargetkan perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dengan
menggunakan 8 item pernyataan, terdiri dari dua indikator, yaitu pengukuran kinerja
keuangan (4 item pernyataan) dan pengukuran kinerja non keuangan (4 item pernyataan).
Skala pengukuran menggunakan skala Likert, lima poin dimulai dari 1 (Signifikan Dibawah
Standar Kinerja), 2 (Dibawah Standar Kinerja), 3 (Sesuai Standar Kinerja), 4 (Diatas Standar
Kinerja) dan 5 (Signifikan Diatas Standar Kinerja).
b. Information Technology Relatedness (ITR)
Information technology relatedness diartikan sebagai penggunaan infrastruktur teknologi
informasi dan proses manajemen teknologi informasi secara bersama antar unit bisnis (Dierickx
dan Cool dalam Roy dan Aubert, 1999, dikutip oleh Ifada dan Kiswanto, 2010).
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Tanriverdi, 2006 dengan
tambahan pengembangan dari Ifada dan Kiswanto (2010). Information technology relatedness
diukur dengan 17 item pernyataan. Seluruh item pernyataan akan menunjukkan empat sub sistem
Information technology relatedness, yaitu information technology infrastructure (infrastuktur
teknologi informasi, 5 item pernyataan), information technology strategy making processes (proses
penyusunan strategi teknologi informasi, 3 item pernyataan), information technology human
resource management processes (proses manajemen sumber daya manusia dari teknologi
informasi, 5 item pernyataan), information technology vendor management processes (proses
pengelolaan penyedia teknologi informasi, 4 item pernyataan). Skala pengukuran menggunakan
skala Likert, lima poin dimulai dari 1 (Didesain Spesifik Untuk Semua Unit Bisnis), 2 (Didesain
Spesifik Untuk Sebagian Besar Unit Bisnis), 3 (Netral), 4 (Didesain Umum Untuk Sebagian Besar
Unit Bisnis) dan 5 (Didesain Umum Untuk Semua Unit Bisnis).
Syariah Paper Accounting FEB UMS
43
Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper
ISSN 2460-0784
Pengujian Instrumen
Instrumen akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan dengan teknik
korelasi pearson’s product moment (rxy) dan uji reliabilitas dilakukan dengan Cronbach Alpha (α >
0,70 dalam Ghozali, 2011:140).
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi linear berganda yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji
heterokedastisitas dengan uji Gletjser (Ghozali, 2011).
Pengujian Asumsi Klasik
Hipotesis diuji dengan analisis regresi, untuk mengetahui hubungan langsung antara
information technology relatedness dengan kinerja perusahaan. Model persamaan regresi yang
digunakan adalah:
KP = a + b1 ITR + e
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengumpulan Data
Jumlah kantor cabang perusahaan perbankan syariah di wilayah eks karesidenan Surakarta
adalah 10 kantor cabang. Sesuai dengan kesediaan pimpinan kantor cabang dan para manajer bank
syariah tersebut, diperoleh 45 responden. Keseluruhan kuestioner yang diisi oleh responden
lengkap dan dapat dilakukan pengolahan selanjutnya.
Hasil Uji Kualitas Data
Hasil uji validitas untuk setiap item pernyataan dari kedua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa semua item
pernyataan dari kedua variabel dalam penelitian ini adalah valid dengan rentang nilai korelasi
antara 0,309 – 0,943 dan nilai probabilitas lebih kecil dari 5%.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Jumlah Item
Variabel
Rentang rxy
Pernyataan
Information Technology Relatedness
17
0,309 – 0,917
Kinerja Perusahaan
8
0,734 – 0,887
Sumber : data primer diolah
Keterangan
Seluruh Item Valid
Seluruh Item Valid
Hasil uji reliabilitas untuk kedua variabel dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 2 dan
menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut reliabel dengan nilai cronbach’s alpha > 0,7.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s Alpha
Information Technology Relatedness
0,928
Kinerja Perusahaan
0,920
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Sumber : data primer diolah
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa residual dari persamaan regresi memiliki nilai
probabilitas 0,520 yang lebih besar dari 5%, sehingga seluruh data dalam penilitian ini terdistribusi
normal.
Hasil uji heteroskedastisitas melalui regresi dengan menggunakan nilai absolut dari residual
data, menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yaitu Information Technology
Relatedness bebas dari masalah heteroskedastisitas karena memiliki nilai probabilitas 0,220 yang
lebih besar dari 5%.
44
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015
Menuju Era Crypto Economic
ISSN 2460-0784
Hasil Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis
Keterangan
t value
Unstandardized
Coefficients Beta
Constant
20,053
Information Technology Relatedness
0,143
F
Adjusted R Square
Sumber : data primer diolah
p value
3,887
0,000
15,108
0,000
0,282
Hasil uji hipotesis dapat dilihat dari nilai signifikansi ITR menunjukkan p-value = 0,000 lebih
kecil dari 5%. Hal ini berarti Ha terdukung secara statistik, artinya information technology
relatedness berpengaruh terhadap kinerja perusahaan perbankan syariah. Dari koefisien regresi
juga dapat dilihat bahwa ternyata sinergi dari keempat subsistem information technology
relatedness lintas unit bisnis dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil ini konsisten dengan
temuan Tanriverdi (2006), Lestari dan Zulaikha (2007), Ifada (2009) serta Ifada dan Kiswanto
(2010). Penelitian ini menunjukkan bahwa pada perusahaan perbankan syariah, sinergi antar lintas
unit bisnis dari information technology relatedness ternyata mampu meningkatkan kinerja
perusahaan baik secara finansial maupun non finansial. Oleh karena itu, perusahaan perbankan
syariah dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi guna meraih pangsa pasar yang
masih terbuka lebar di Indonesia, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan di
masa mendatang.
5. SIMPULAN
Simpulan
Dari hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan dukungan terhadap hipotesis yang
diajukan dan dapat diambil kesimpulan bahwa information technology relatedness berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan perbankan syariah. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan
Tanriverdi (2006), Lestari dan Zulaikha (2007), serta Ifada dan Kiswanto (2010). Meskipun
penelitian ini merupakan penegasan hasil penelitian sebelumnya, akan tetapi penelitian ini
menunjukkan pentingnya information technology relatedness yang sinergis antar unit bisnis
perusahaan perbankan syariah agar kinerja perusahaan semakin meningkat. Peluang pertumbuhan
bagi perbankan syariah sesungguhnya terletak pada masih kecilnya pangsa pasar yang sudah
berhasil diraih (Setyanto, 2013). Sampai akhir tahun 2013, pangsa pasar pasar perbankan syariah
masih sebesar 4,68%, sedangkan tarjet Bank Indonesia adalah sebesar 5%.
Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat keterbatasan yang dialami. Pertama, penelitian
ditujukan untuk mengetahui fenomena penerapan teknologi informasi pada perusahaan perbankan
syariah, akan tetapi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan perbankan syariah di wilayah
eks karesidenan Surakarta. Kedua, penelitian ini dilakukan pada kantor cabang perbankan syariah
sebagai unit bisnis dan belum dilakukan pada kantor pusat.
Implikasi Penelitian
Dengan mempertimbangkan keterbatasan penelitian ini, untuk penelitian mendatang dapat
memperluas cakupan perusahaan perbankan syariah dan dilakukan sampai kantor pusat untuk lebih
menguatkan bahwa unit bisnis memiliki peran dalam penentuan strategi umum perusahaan.
Dengan luasnya cakupan penelitian, maka pengaruh masing-masing dimensi information
technology relatedness dalam meningkatkan kinerja perusahaan perbankan syariah, dapat
diketahui secara lebih mendalam.
Syariah Paper Accounting FEB UMS
45
Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper
ISSN 2460-0784
REFERENSI
Alavi, M. dan Leidner, D.E. 2001. Review: Knowledge Management and Knowledge Management
Systems: Conceptual Foundations and Research Issues. MIS Quarterly, Volume 25, No.
1. Hal 107-136.
Devaraj, Sarf dan Kohli, Rajif. 2003. Performance Impacts of Information Technology: Is Actual
Usage the Missing Link?. Management Science, Volume 49, Number 3. Hal 273-289.
Eisenhardt, K. M. dan Santos, F. M. 2002. Knowledge-Based View: A New Theory of Strategy? in
Handbook of Strategy and Management. Hal 139-164.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi Kelima.
Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang.
Govindarajan dan Fisher. 1990. Strategy, Control Systems and Resource Sharing: Effects On
Business-Unit Performance. Academy of Management Journal, Volume 33. Hal 259-285.
Hall, James A. 2006. Accounting Information Systems, 4th Edition. South Western, Division of
Thomson Learning. Singapore.
Ifada, Luluk M. 2009. “Pengaruh Information Technology Relatedness Terhadap Kinerja
Perusahaan (Penelitian Terhadap Perusahaan Perbankan Di Jawa Tengah). Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Volume. 12, No. 1, Januari 2009. Hal 15-29.
Ifada, Luluk M. dan Kiswanto. 2010. Pengelolaan Knowledge Management Capability Dalam
Memediasi Dukungan Information Technology Relatedness Terhadap Kinerja Perusahaan:
Pendekatan Reflective Second Order Factor (Penelitian Terhadap Perusahaan Perbankan Di
Jawa Tengah). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII di Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto, Kode: SIA-03.
Lestari, Baiq, A.H. dan Zulaikha. 2007. Pengaruh Information Technology Relatedness Terhadap
Kinerja Perusahaan Dengan Knowledge Management Capability Sebagai Variabel
Intervening (Kajian Empiris Pada Perusahaan Perbankan Di Jawa Tengah). Proceeding
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X di Universitas Hasanuddin Makasar, Kode: SI-02.
Mc. Leod, Raymond dan Schell, George P. 2007. Management Information System, 10th
Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.
Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Nomer 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
Schultze, U. dan Leidner, D.E. 2002. Studying Knowledge Management in Information Systems
Research: Discourses and Theoritical Assumptions. MIS Quarterly, Volume 26, No. 3. Hal
213-242.
Setyanto, Budi. 2013. Pasar Perbankan Syariah Hanya 4,62% Dari Total Aset Perbankan
Indonesia 2013. Diunduh dari http://wartaekonomi.co.id/ berita13691/pasar-perbankansyariah-hanya-462-dari-total-aset-perbankan-indonesia-2013-3.html, diakses pada tanggal
20 Juli 2013.
Suyanto. 2005. Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis, Edisi 1. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Tanriverdi, Huseyin dan Venkatraman, N. 2005. Knowledge Relatedness and Performance Of
Multibusiness Firms. Strategic Management Journal Volume 26, No. 2. Hal 97-119.
Tanriverdi, Huseyin. 2005. Information Technology Relatedness, Knowledge Management
Capability, and Performance of Multibusiness Firms. MIS Quarterly, Volume 29, No. 2,
June 2005. Hal 331-334.
Tanriverdi, Huseyin. 2006. Performance Effects Of Information Technology Synergies In
Multibusiness Firms. MIS Quarterly, Volume 30, No. X. Hal 1-28.
Useem, M. dan Harder, J. 2000. Leading Laterally In Company Outsourcing. Sloan Management
Review. Volume 41, No. 2. Hal 25-36.
46
Syariah Paper Accounting FEB UMS
The 2nd Call for Syariah Paper
ISSN 2460-0784
INFORMATION TECHNOLOGY RELATEDNESS
UNTUK MENDUKUNG KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN SYARIAH
1)
Shinta Permata Sari1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jalan A. Yani, Tromol Pos 1, Surakarta-57102
[email protected]
Abstract
Information technology give an important support for corporate performance. Prior
research stated that there is a relationship between information technology and corporate
performance. This study proposes that information technology influences corporate performance,
especially for syariah banking. A survey was conducted among information technology and
business branch managers of syariah banking in Eks Karesidenan Surakarta region. The result
indicated that, information technology relatedness has an effect on corporate performace.
Keywords: information technology relatedness, corporate performance, syariah banking.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi mampu membawa perubahan yang sangat besar bagi
perusahaan, karena ternyata penggunaan teknologi informasi dapat menentukan kemampuan
kinerja dan daya saing perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Teknologi informasi
merupakan bentuk teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk
mengolah data menjadi informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, serta memiliki
peran strategis dalam pengambilan keputusan.
Sudah mulai banyak perusahaan yang beranggapan bahwa berinvestasi dalam teknologi
informasi adalah cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas ekonomi, profitabilitas dan mutu
operasional perusahaan itu sendiri (Devaraj dan Kohli, 2003). Pemanfaatan teknologi informasi
secara maksimal ditengarai mampu memberi dukungan bagi perusahaan untuk lebih mendalami
ekonomi, sehingga memberikan hasil yang optimal terhadap kinerja perusahaan (Lestari dan
Zulaikha, 2007). Meningkatkan sistem ekonomi dengan teknologi informasi, memberikan peluang
besar bagi perusahaan untuk mentransformasi produksi, jasa, pasar, proses kerja dan hubungan
bisnis (Sambamurthy dan Zmud, 1999 dalam Ifada dan Kiswanto, 2010).
Pemanfaatan teknologi informasi sampai saat ini sangat mempengaruhi kemajuan ekonomi, dan
menjadi salah satu penentu kemampuan serta perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuan
dan keberhasilan peningkatan kinerja di masa mendatang (Ifada dan Kiswanto, 2010). Kondisi
yang sama juga terjadi dalam dunia perbankan, sebagai salah satu sektor industri ekonomi dengan
intensitas penyerapan teknologi informasi yang paling tinggi (Firer dan Williams, 2003 dalam
Ifada dan Kiswanto, 2010). Dapat dilihat pada berbagai fasilitas layanan berbasis teknologi yang
disediakan oleh bank berupa automatic teller machine (ATM), phone banking, internet banking,
mobile banking (m-banking), payment point, dan lain sebagainya (Ifada, 2009). Usaha
perbankan dapat dilakukan dengan dua system yaitu sistem perbankan konvensional dan
sistem
perbankan
syariah. Sistem perbankan syariah mulai berkembang pesat sejak
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan yang memberikan
peluang diterapkannya dual banking system dalam perbankan nasional, sehingga memungkinkan
terlaksananya sistem perbankan syariah sebagai divisi dari bank konvensional. Keberadaan sistem
40
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015
Menuju Era Crypto Economic
ISSN 2460-0784
perbankan syariah semakin diperkuat dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah pada Juli 2008. Keberadaan Undang-Undang Perbankan Syariah
ternyata memicu pertumbuhan asset perbankan syariah, dari Rp49,55 triliun pada tahum
2008 menjadi Rp66,09 triliun pada tahun 2009, dan melejit menjadi Rp97,52 triliun pada tahun
2010. Jumlah bank umum syariah pun tumbuh cepat, dari 5 bank pada tahun 2008 menjadi 6
bank pada tahun 2009 dan 11 bank pada tahun 2011 (Setyanto, 2013). Oleh karena itu, peluang
pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia masih sangat besar, mengingat sebagian besar
penduduk Indonesia beragama Islam.
Penggunaan teknologi informasi terutama pada perusahaan perbankan akan mencapai
keberhasilan dalam peningkatan ekonominya dengan menggunakan information technology
relatedness melalui aplikasi empat subsistemnya yaitu information technology strategy making
processes, information technology vendor management processes, information technology human
resource management processes dan information technology infrastructure secara sinergis.
Kelengkapan empat subsistem dari information technology relatedness dapat menjadikan sinergi
lintas unit dalam perusahaan dan akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan tersebut
(Tanriverdi, 2006).
Menurut penelitian Alavi dan Leidner (2001) diketahui bahwa teknologi informasi dapat
mendukung sistem ekonomi dengan mengimplementasikan tekonologi informasi dalam aktivitas
perusahaan. Penelitian di Indonesia, terutama yang dilakukan pada perusahaan perbankan adalah
Lestari dan Zulaikha (2007), yang menemukan bahwa keempat subsistem dari information
technology relatedness yang sinergis dapat mengoptimalkan kinerja ekonomi perusahaan dengan
unit-unit bisnis terintegrasi. Temuan yang sama juga terdapat pada penelitian Ifada dan Kiswanto
(2010). Penelitian-penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan perbankan umum. Oleh
karena itu, dengan memperhatikan potensi perbankan syariah yang besar, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh information technology relatedness terhadap kinerja
perusahaan perbankan syariah.
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai manajer dan
mencerminkan tingkat keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan merupakan hasil dan tujuan
yang diinginkan perusahaan dari sikap dan perilaku staf didalamnya (Gibson, 1998 dalam Lestari
dan Zulaikha, 2007). Kinerja perusahaan mencakup lingkungan perusahaan secara keseluruhan
yaitu peningkatan dan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan sehingga menghasilkan
ukuran kinerja yang obyektif (Govindarajan dan Fisher, 1990). Oleh karena itu, dalam
penelitiannya, Govindarajan dan Fisher (1990) menggambarkan sistem pengendalian optimal,
pengimplementasian strategi secara luas, dan konsep sinergi dimana perusahaan
mengidentifikasikan dan mengeksploitasi hubungan diantara strategi unit-unit bisnis yang
dilakukan melalui strategi, pembagian sumber daya dan pengendalian secara interaktif, ternyata
akan mempengaruhi efektivitas strategi unit–unit bisnis. Selanjutnya implementasi ini
menunjukkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Information Technology Relatedness
Perkembangan ekonomi saat ini sangat dipengaruhi teknologi informasi dengan cara
memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi non keuangan yang secara langsung
mempengaruhi proses transaksi keuangan tersebut (Hall, 2006:26). Teknologi informasi
merupakan suatu sistem yang menggambarkan teknologi untuk menghasilkan, menyimpan,
mengkomunikasikan dan menyampaikan informasi yang mengintegrasikan data keuangan dan non
keuangan secara lengkap dan efisien (Williams dan Sawyer, 2005 dalam Suyanto, 2005).
Perusahaan memiliki peluang untuk mengoperasikan unit bisnis dengan memanfaatkan sinergi
teknologi informasi lintas unit sebagai sumber daya dan sistem manajemen teknologi informasi
Syariah Paper Accounting FEB UMS
41
ISSN 2460-0784
Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper
yang terkait (Tanriverdi, 2005). Banyak perusahaan dapat menggunakan prinsip dasar dari
teknologi informasi yang telah di terapkan dengan baik sesuai dengan tujuan, visi dan misi
perusahaan dengan menerapkan strategi unit bisnis dan strategi sistem informasi yang tepat
sasaran (Tanriverdi, 2005). Information technology relatedness merupakan penggunaan
infrastruktur teknologi informasi dan proses manajemen teknologi informasi secara bersama antar
unit bisnis. Information technology relatedness didasarkan atas teori Resource-Based View (RBV).
RBV merupakan suatu model berbasis sumber daya yang berfokus pada sumber daya yang sukar
untuk ditiru atau digantikan dan kemudian dapat diterapkan sebagai suatu competitive strategies,
sehingga perusahaan lain tidak dapat menerapkan strategi yang sama karena tidak mempunyai
akses atas equivalent set of resources tersebut (Dierickx dan Cool dalam Roy dan Aubert, 1999,
dikutip oleh Ifada dan Kiswanto, 2010). Terdapat empat subsistem dari information technology
relatedness yaitu (Tanriverdi, 2006):
a. Relatedness of information technology strategy making processes
Proses penyusunan strategi teknologi informasi bersama antar unit bisnis membantu
perkembangan dalam pemahaman terhadap kebutuhan pengetahuan antar unit bisnis. Tanriverdi
(2006) menyatakan bahwa untuk meningkatkan keseimbangan antara intervensi perusahaan
dengan kinerja unit bisnis, maka diperlukan proses penyusunan strategi umum untuk kebutuhan
teknologi informasi setiap unit bisnis.
b. Relatedness of information technology infrastructure
Brown dan Magil (1998) dalam Lestari dan Zulaikha (2007) menyatakan bahwa standarisasi
semua bagian infrastruktur teknologi informasi dilakukan saat unit bisnis membutuhkan kinerja
optimal untuk menemukan kebutuhan teknologi informasi mereka secara spesifik. Fokusnya
adalah pada penggunaan perangkat keras umum, perangkat lunak dan teknologi komunikasi lintas
unit bisnis (Weill dan Broadbent, 1998 dalam Tanriverdi, 2006).
c. Relatedness of information technology vendor management processes
Useem dan Harder (2000) menyatakan bahwa unit bisnis meningkatkan hubungan dengan
penyedia (vendor) teknologi informasi untuk memperoleh sumber daya teknologi dan kebutuhan
jasa yang dibutuhkan. Unit bisnis akan mengoptimalkan hubungan tersebut dengan negosiasi
kontrak, perjanjian dan peraturan hubungan, sesuai dengan standar umum perusahaan. Hal ini
dilakukan agar perusahaan tidak melakukan investasi yang berlebihan, pertentangan hardware dan
software, serta penyimpangan dari infrastruktur teknologi informasi yang biasanya digunakan
(Lestari dan Zulaikha, 2007).
d. Relatedness of information technology human resource management processes
Lestari dan Zulaikha (2007) menyatakan proses ini lebih mengarah pada kontribusi dalam
menciptakan dan dan memelihara teknologi informasi berdasarkan mekanisme koordinasi
perusahaan saat para ahli di bidang teknologi informasi mengerti kebutuhan secara keseluruhan
dan harapan perusahaan serta pembagian nilai, tujuan dan insentif secara bersama-sama.
Pembagian tujuan, prinsip nilai dan bahasa bersama antara kemampuan teknologi informasi dalam
unit bisnis, merupakan hal yang penting dari proses penciptaan dan pemeliharaan infrastruktur
teknologi informasi bersama diantara unit bisnis perusahaan yang terintegrasi (Tanriverdi, 2006).
Information technology relatedness yang saling melengkapi dapat meningkatkan kemampuan
sistem untuk menjalankan atau menyelenggarakan teknologi informasi (Tanriverdi, 2006).
Sinergi keseluruhan dimensi tersebut akan meningkatkan kemampuan sistem informasi, sehingga
lebih sulit diamati dan ditiru (Tanriverdi dan Venkatraman, 2005). Sekalipun pesaing sukses di
masa depan dengan menirunya, tetapi pesaing tersebut harus membuat perubahan sistematik pada
keempat dimensi information technology relatedness sampai pada unit bisnis secara serempak
(Ifada, 2009). Pada akhirnya sinergi tersebut akan menunjukkan keunggulan perusahaan
dibandingkan pesaingnya dan perusahaan akan menunjukkan kinerja yang sebenarnya.
Tanriverdi (2006) memperoleh bukti bahwa information technology relatedness berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan multibisnis, demikian pula temuan Ifada (2009)
42
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015
Menuju Era Crypto Economic
ISSN 2460-0784
pada perusahaan perbankan. Berdasarkan beberapa temuan tersebut, maka hipotesis dari penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
Ha : Information Technology Relatedness berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan
Syariah.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei pimpinan kantor cabang perusahaan
perbankan di wilayah eks karesidenan Surakarta. Pimpinan kantor cabang dipilih sebagai unit
analisis karena pimpinan kantor cabang merupakan pihak yang mengetahui kondisi kinerja
perusahaan dan bertanggungjawab atas pengelolaan kantor cabangnya sebagai unit bisnis dari
perusahaan utamanya. Jajaran pimpinan kantor cabang yang dipilih adalah kepala kantor cabang
dan para manajernya, terutama Manajer Bagian Teknologi Informasi. Berdasarkan daftar yang
diperoleh langsung dari Bank Indonesia Wilayah Surakarta, terdapat 66 kantor cabang bank di
wilayah eks karesidenan Surakarta dan diantaranya terdapat 10 kantor cabang bank syariah.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling.
Definisi Operasional Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa jawaban responden atas
pernyataan yang disajikan dalam kuestioner. Definisi operasional untuk masing-masing variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kinerja Perusahaan (KP)
Kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan
mencerminkan keberhasilan manajer. Jadi kinerja perusahaan merupakan hasil yang
diinginkan perusahaan dari perilaku orang-orang didalamnya (Gibson, 1998 dalam Lestari
dan
Zulaikha,
2007). Kinerja perusahaan mencangkup lingkungan perusahaan secara
keseluruhan yaitu peningkatan dan pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan sehingga
menghasilkan ukuran kinerja yang objektif (Govindarajan dan Fisher, 1990).
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Govindarajan dan Fisher
(1990), berupa kinerja persepsian dengan membandingkan kinerja yang dicapai saat ini dan
standar kinerja yang telah ditargetkan perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dengan
menggunakan 8 item pernyataan, terdiri dari dua indikator, yaitu pengukuran kinerja
keuangan (4 item pernyataan) dan pengukuran kinerja non keuangan (4 item pernyataan).
Skala pengukuran menggunakan skala Likert, lima poin dimulai dari 1 (Signifikan Dibawah
Standar Kinerja), 2 (Dibawah Standar Kinerja), 3 (Sesuai Standar Kinerja), 4 (Diatas Standar
Kinerja) dan 5 (Signifikan Diatas Standar Kinerja).
b. Information Technology Relatedness (ITR)
Information technology relatedness diartikan sebagai penggunaan infrastruktur teknologi
informasi dan proses manajemen teknologi informasi secara bersama antar unit bisnis (Dierickx
dan Cool dalam Roy dan Aubert, 1999, dikutip oleh Ifada dan Kiswanto, 2010).
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Tanriverdi, 2006 dengan
tambahan pengembangan dari Ifada dan Kiswanto (2010). Information technology relatedness
diukur dengan 17 item pernyataan. Seluruh item pernyataan akan menunjukkan empat sub sistem
Information technology relatedness, yaitu information technology infrastructure (infrastuktur
teknologi informasi, 5 item pernyataan), information technology strategy making processes (proses
penyusunan strategi teknologi informasi, 3 item pernyataan), information technology human
resource management processes (proses manajemen sumber daya manusia dari teknologi
informasi, 5 item pernyataan), information technology vendor management processes (proses
pengelolaan penyedia teknologi informasi, 4 item pernyataan). Skala pengukuran menggunakan
skala Likert, lima poin dimulai dari 1 (Didesain Spesifik Untuk Semua Unit Bisnis), 2 (Didesain
Spesifik Untuk Sebagian Besar Unit Bisnis), 3 (Netral), 4 (Didesain Umum Untuk Sebagian Besar
Unit Bisnis) dan 5 (Didesain Umum Untuk Semua Unit Bisnis).
Syariah Paper Accounting FEB UMS
43
Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper
ISSN 2460-0784
Pengujian Instrumen
Instrumen akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan dengan teknik
korelasi pearson’s product moment (rxy) dan uji reliabilitas dilakukan dengan Cronbach Alpha (α >
0,70 dalam Ghozali, 2011:140).
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi regresi linear berganda yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji
heterokedastisitas dengan uji Gletjser (Ghozali, 2011).
Pengujian Asumsi Klasik
Hipotesis diuji dengan analisis regresi, untuk mengetahui hubungan langsung antara
information technology relatedness dengan kinerja perusahaan. Model persamaan regresi yang
digunakan adalah:
KP = a + b1 ITR + e
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengumpulan Data
Jumlah kantor cabang perusahaan perbankan syariah di wilayah eks karesidenan Surakarta
adalah 10 kantor cabang. Sesuai dengan kesediaan pimpinan kantor cabang dan para manajer bank
syariah tersebut, diperoleh 45 responden. Keseluruhan kuestioner yang diisi oleh responden
lengkap dan dapat dilakukan pengolahan selanjutnya.
Hasil Uji Kualitas Data
Hasil uji validitas untuk setiap item pernyataan dari kedua variabel yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil uji validitas diketahui bahwa semua item
pernyataan dari kedua variabel dalam penelitian ini adalah valid dengan rentang nilai korelasi
antara 0,309 – 0,943 dan nilai probabilitas lebih kecil dari 5%.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Jumlah Item
Variabel
Rentang rxy
Pernyataan
Information Technology Relatedness
17
0,309 – 0,917
Kinerja Perusahaan
8
0,734 – 0,887
Sumber : data primer diolah
Keterangan
Seluruh Item Valid
Seluruh Item Valid
Hasil uji reliabilitas untuk kedua variabel dalam penelitian ini terlihat pada Tabel 2 dan
menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut reliabel dengan nilai cronbach’s alpha > 0,7.
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Cronbach’s Alpha
Information Technology Relatedness
0,928
Kinerja Perusahaan
0,920
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Sumber : data primer diolah
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa residual dari persamaan regresi memiliki nilai
probabilitas 0,520 yang lebih besar dari 5%, sehingga seluruh data dalam penilitian ini terdistribusi
normal.
Hasil uji heteroskedastisitas melalui regresi dengan menggunakan nilai absolut dari residual
data, menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yaitu Information Technology
Relatedness bebas dari masalah heteroskedastisitas karena memiliki nilai probabilitas 0,220 yang
lebih besar dari 5%.
44
Syariah Paper Accounting FEB UMS
Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015
Menuju Era Crypto Economic
ISSN 2460-0784
Hasil Uji Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis
Keterangan
t value
Unstandardized
Coefficients Beta
Constant
20,053
Information Technology Relatedness
0,143
F
Adjusted R Square
Sumber : data primer diolah
p value
3,887
0,000
15,108
0,000
0,282
Hasil uji hipotesis dapat dilihat dari nilai signifikansi ITR menunjukkan p-value = 0,000 lebih
kecil dari 5%. Hal ini berarti Ha terdukung secara statistik, artinya information technology
relatedness berpengaruh terhadap kinerja perusahaan perbankan syariah. Dari koefisien regresi
juga dapat dilihat bahwa ternyata sinergi dari keempat subsistem information technology
relatedness lintas unit bisnis dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil ini konsisten dengan
temuan Tanriverdi (2006), Lestari dan Zulaikha (2007), Ifada (2009) serta Ifada dan Kiswanto
(2010). Penelitian ini menunjukkan bahwa pada perusahaan perbankan syariah, sinergi antar lintas
unit bisnis dari information technology relatedness ternyata mampu meningkatkan kinerja
perusahaan baik secara finansial maupun non finansial. Oleh karena itu, perusahaan perbankan
syariah dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi guna meraih pangsa pasar yang
masih terbuka lebar di Indonesia, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan di
masa mendatang.
5. SIMPULAN
Simpulan
Dari hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan dukungan terhadap hipotesis yang
diajukan dan dapat diambil kesimpulan bahwa information technology relatedness berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan perbankan syariah. Hasil penelitian ini konsisten dengan temuan
Tanriverdi (2006), Lestari dan Zulaikha (2007), serta Ifada dan Kiswanto (2010). Meskipun
penelitian ini merupakan penegasan hasil penelitian sebelumnya, akan tetapi penelitian ini
menunjukkan pentingnya information technology relatedness yang sinergis antar unit bisnis
perusahaan perbankan syariah agar kinerja perusahaan semakin meningkat. Peluang pertumbuhan
bagi perbankan syariah sesungguhnya terletak pada masih kecilnya pangsa pasar yang sudah
berhasil diraih (Setyanto, 2013). Sampai akhir tahun 2013, pangsa pasar pasar perbankan syariah
masih sebesar 4,68%, sedangkan tarjet Bank Indonesia adalah sebesar 5%.
Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat keterbatasan yang dialami. Pertama, penelitian
ditujukan untuk mengetahui fenomena penerapan teknologi informasi pada perusahaan perbankan
syariah, akan tetapi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan perbankan syariah di wilayah
eks karesidenan Surakarta. Kedua, penelitian ini dilakukan pada kantor cabang perbankan syariah
sebagai unit bisnis dan belum dilakukan pada kantor pusat.
Implikasi Penelitian
Dengan mempertimbangkan keterbatasan penelitian ini, untuk penelitian mendatang dapat
memperluas cakupan perusahaan perbankan syariah dan dilakukan sampai kantor pusat untuk lebih
menguatkan bahwa unit bisnis memiliki peran dalam penentuan strategi umum perusahaan.
Dengan luasnya cakupan penelitian, maka pengaruh masing-masing dimensi information
technology relatedness dalam meningkatkan kinerja perusahaan perbankan syariah, dapat
diketahui secara lebih mendalam.
Syariah Paper Accounting FEB UMS
45
Seminar Nasional dan
The 2nd Call for Syariah Paper
ISSN 2460-0784
REFERENSI
Alavi, M. dan Leidner, D.E. 2001. Review: Knowledge Management and Knowledge Management
Systems: Conceptual Foundations and Research Issues. MIS Quarterly, Volume 25, No.
1. Hal 107-136.
Devaraj, Sarf dan Kohli, Rajif. 2003. Performance Impacts of Information Technology: Is Actual
Usage the Missing Link?. Management Science, Volume 49, Number 3. Hal 273-289.
Eisenhardt, K. M. dan Santos, F. M. 2002. Knowledge-Based View: A New Theory of Strategy? in
Handbook of Strategy and Management. Hal 139-164.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi Kelima.
Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang.
Govindarajan dan Fisher. 1990. Strategy, Control Systems and Resource Sharing: Effects On
Business-Unit Performance. Academy of Management Journal, Volume 33. Hal 259-285.
Hall, James A. 2006. Accounting Information Systems, 4th Edition. South Western, Division of
Thomson Learning. Singapore.
Ifada, Luluk M. 2009. “Pengaruh Information Technology Relatedness Terhadap Kinerja
Perusahaan (Penelitian Terhadap Perusahaan Perbankan Di Jawa Tengah). Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, Volume. 12, No. 1, Januari 2009. Hal 15-29.
Ifada, Luluk M. dan Kiswanto. 2010. Pengelolaan Knowledge Management Capability Dalam
Memediasi Dukungan Information Technology Relatedness Terhadap Kinerja Perusahaan:
Pendekatan Reflective Second Order Factor (Penelitian Terhadap Perusahaan Perbankan Di
Jawa Tengah). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII di Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto, Kode: SIA-03.
Lestari, Baiq, A.H. dan Zulaikha. 2007. Pengaruh Information Technology Relatedness Terhadap
Kinerja Perusahaan Dengan Knowledge Management Capability Sebagai Variabel
Intervening (Kajian Empiris Pada Perusahaan Perbankan Di Jawa Tengah). Proceeding
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X di Universitas Hasanuddin Makasar, Kode: SI-02.
Mc. Leod, Raymond dan Schell, George P. 2007. Management Information System, 10th
Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey.
Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Nomer 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
Schultze, U. dan Leidner, D.E. 2002. Studying Knowledge Management in Information Systems
Research: Discourses and Theoritical Assumptions. MIS Quarterly, Volume 26, No. 3. Hal
213-242.
Setyanto, Budi. 2013. Pasar Perbankan Syariah Hanya 4,62% Dari Total Aset Perbankan
Indonesia 2013. Diunduh dari http://wartaekonomi.co.id/ berita13691/pasar-perbankansyariah-hanya-462-dari-total-aset-perbankan-indonesia-2013-3.html, diakses pada tanggal
20 Juli 2013.
Suyanto. 2005. Pengantar Teknologi Informasi untuk Bisnis, Edisi 1. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Tanriverdi, Huseyin dan Venkatraman, N. 2005. Knowledge Relatedness and Performance Of
Multibusiness Firms. Strategic Management Journal Volume 26, No. 2. Hal 97-119.
Tanriverdi, Huseyin. 2005. Information Technology Relatedness, Knowledge Management
Capability, and Performance of Multibusiness Firms. MIS Quarterly, Volume 29, No. 2,
June 2005. Hal 331-334.
Tanriverdi, Huseyin. 2006. Performance Effects Of Information Technology Synergies In
Multibusiness Firms. MIS Quarterly, Volume 30, No. X. Hal 1-28.
Useem, M. dan Harder, J. 2000. Leading Laterally In Company Outsourcing. Sloan Management
Review. Volume 41, No. 2. Hal 25-36.
46
Syariah Paper Accounting FEB UMS