Alat dan Bahan Gambar Untai dan Langkah Percobaan

5. Ganti dioda 1N4007 dengan 1N4148, ulangi langkah nomor 2 sampai dengan langkah nomor 4. 3.2. KARAKTERISTIK TRANSISTOR 3.2.1. Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan karakteristik masukan dan keluaran transistor serta mengukur arus basis B I , arus kolektor C I , arus emiter E I , dan menghitung penguatan arus hfe .

3.2.2. Alat dan Bahan

Transistor NPN 2N3055 Resistor W 20 100 Resistor W k 1 1 Power Supply Function Generator Kabel secukupnya

3.2.3. Gambar Untai dan Langkah Percobaan

Gambar 3.4. Untai untuk Percobaan Karakteristik Transistor.  Karakteristik I C – I B Transistor 1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4. 2. Atur tegangan CC V agar bernilai 10 V. 3. Variasikan tegangan BB V secara perlahan-lahan setiap 0,2 V. Ukur dengan multimeter nilai arus kolektor C I untuk setiap arus basis B I . Catat dalam tabel nilai C I untuk setiap B I yang bersesuaian. 4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 untuk nilai tegangan CC V 15 V dan 20 V. 5. Gambar grafik arus kolektor terhadap arus basis pada kertas milimeter block untuk setiap nilai V CC yang digunakan.  Karakteristik V BE – I B 1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4. 2. Atur tegangan CC V agar tegangan kolektor-emiter CE V memiliki nilai tertentu, misalnya 7 V. 3. Variasikan tegangan BB V secara perlahan-lahan setiap 0,1 V. Ukur dengan multimeter nilai tegangan basis-emiter BE V . Catat nilai tegangan BB V dan BE V yang bersesuaian dalam tabel. Cari nilai B I dengan menggunakan Persamaan 3.1 berikut. B BE BB B R V V I 3.1 4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 untuk nilai tegangan CE V yang lain, misalnya 8 V dan 9 V. 5. Gambar grafik BE V terhadap B I pada kertas milimeter block untuk setiap nilai CE V .  Karakteristik V CE – I C dengan I B sebagai Parameter 1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4. 2. Atur tegangan BB V agar B I memiliki nilai tertentu, misalnya 0,3 mA 3. Variasikan tegangan CC V antara 0 sampai dengan 30 V dengan kenaikan setiap 1 V. Ukur dengan multimeter dan catat nilai CE V dan C I . 4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 untuk nilai B I yang lain, misalnya 0,4 mA dan 0,5 mA. 5. Gambar grafik CE V terhadap C I pada kertas milimeter block untuk setiap nilai B I .  Daya Transistor pada Daerah Aktif 1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4. 2. Atur tegangan CC V pada nilai tertentu, misalnya 20 V. 3. Atur tegangan BB V agar transistor bekerja pada daerah aktif, misalnya 0,7 V. 4. Diamkan selama beberapa saat. Sentuh transistor untuk mengetahui apakah transistor tersebut mengalami kenaikan suhu atau tidak. 5. Saat transistor terasa hangat, catat nilai CE V dan C I yang bersesuaian. 6. Analisislah mengapa transistor tersebut mengalami kenaikan suhu. Hitunglah juga besarnya daya pada transistor saat transistor tersebut mengalami kenaikan suhu.  Daya Transistor pada Daerah Saturasi 1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4. 2. Atur tegangan CC V pada nilai tertentu, misalnya 20 V. 3. Atur tegangan BB V pada nilai tertentu, misalnya 5 V. 4. Diamkan selama beberapa saat. Sentuh transistor untuk mengetahui apakah transistor tersebut mengalami kenaikan suhu atau tidak. Transistor yang bekerja pada daerah saturasi, seharusnya tidak terasa hangat saat disentuh. 5. Catat nilai CE V dan C I yang bersesuaian. 6. Analisislah mengapa transistor tersebut tidak terasa hangat. Hitunglah besarnya daya pada transistor tersebut dan besarnya hambatan kolektor-emiter saat transistor tersebut ’ on ’ ON CE R . 3.3. KARAKTERISTIK SCR 3.3.1. Tujuan