T1 462012081 BAB III

(1)

42 METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah suatu desain penelitian yang tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas dan tidak memiliki ciri-ciri rancangan yang sebenarnya karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol (Notoatmodjo, 2012).

3. 2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Eksperimental Semu (Quasi Experimental Design) dengankontrol diri sendiri (one group pre test post test). Dalam rancangan ini peneliti akan mengadakan pengamatan langsung terhadap satu kelompok subjek dengan dua kondisi yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding, sehingga setiap subjek merupakan kelas kontrol atas dirinya sendiri (Arikunto, 2010).

Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara membandingkan nilai pre test dan post test. Pada desain ini digunakan


(2)

pengukuran pre test dengan post test pada subjek penelitian yaitu para lansia di Panti wredha Mandiri (Arikunto, 2010).

Desain dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

O1 : Pre test kualitas Tidur Lansia sebelum dilakukan TerapiYoga.Dilakukan pengukuran kualitas tidur lansia sebelum dilakukan terapi yoga dengan menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang berisi close-ended question.

O2 :Post test Kualitas Tidur Lansia sesudah dilakukan Terapi Yoga. Setelah dilakukan perlakuan/intervensi maka dilakukan kembali pengukuran kualitas tidur dengan menggunakan alat ukur yang sama untukmengetahui pengaruh terapi yoga terhadap kualitas tidur.

Lansia Pre test O1

Terapi Yoga

Post test O2


(3)

Sesuai dengan rekomendasi dari Panti Wredha Mandiri dan pertimbangan peneliti, pengukuran kualitas tidur lansia (pre test) dilakukan 1 hari sebelum pemberian perlakuan terapi yoga, sedangkan post test pengukuran kualitas tidur lansia dilakukan pada hari berikutnya setelah selesai dilakukan seluruh rangkaian kegiatan terapi yoga. Terapi yogadengan menggunakan gerakan yoga bagi lansia, dimana gerakan tersebut terdiri dari 3 gerakan sederhana, masing-masing gerakan berdurasi antara 5-7 menit dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu setiap pukul 08.00 pagi.

3. 3 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah simbol yang nilainya dapat bervariasi, yaitu angkanya dapat berbeda-beda dari suatu subjek ke subjek lain atau dari satu objek ke objek yang lain. Variasi angka yang dimaksud tidak hanya dalam arti variasi kuantitatif akan tetapi juga dapat mengandung arti variasi kualitatif (Arikunto, 2010).

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 3. 3. 1 Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel independen (X) adalah variabel yang dipandang sebagai kemunculan variabel terikat yang diduga merupakan akibatnya (Sugiyono, 2011).Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah terapi yoga.


(4)

3. 3. 2 Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen (Y) adalah variabel yang diramalkan, akibat yang dipradugakan, dan yang bervariasi mengikuti perubahan atau variasi variabel bebas.Variabel dependen tidak dimanipulasi, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan berasal dari variabel bebas (Sugiyono, 2011).Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah kualitas tidur lansia.

3. 4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Tabel 3. 1 Defenisi Opreasional

No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur 1. Terapi

Yoga

Terapi yoga adalah salah satu sistem perawatan kesehatan yang menyeluruh antara tubuh, pikiran dan jiwa. Terapi yoga ini menggunakan aliran Yoga Hatha yang berfokus pada teknik pranayama.

Musik Slow(Musik klasik yang bernuansa alam). Stopwatch atau jam.

Dengan

menggunakan 3 gerakan

sederhana yang merupakan


(5)

gerakan yoga bagi lansia, masing-masing gerakan berdurasi antara

5-7 menit

dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. 2. Kualitas

Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketika terbangun

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

PSQI memiliki konsisten internal koefisien

reliabilitas sebesar 0,83 untuk ketujuh komponennya.

Skor 0 = Tidak ada gangguan tidur, skor 1-7 = gangguan tidur ringan, skor 8-13 = gangguan tidur

sedang, skor 15-21 = gangguan tidur


(6)

3.5 Partisipan Penelitian 3. 5. 1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).Sedangkan Populasi dalam penelitian ini adalah lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga.Jumlah keseluruhan populasi dalam penelitian ini adalah 13 orang.

3. 5. 2 Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui teknik sampling. Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2008).

Pada penelitian ini, metode sampling yang digunakan adalah Total Purposive Sampling, yaitu teknik yang digunakan dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria sampel dalam penelitian dapat meliputi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain :


(7)

1) Lansia yang berusia 60 tahun ke atas mengalami gangguan tidur yang tinggal di Panti Wredha Mandiri Saltiga.

2) Masih dapat berkomunikasi agar mempermudah proses penelitian.

3) Tidak mengalami gangguan pendengaran. 4) Belum pernah mendapat terapi yoga. 5) Bersedia menjadi responden.

Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini : 1) Mengkonsumsi obat tidur.

2) Tidak mampu untuk berkomunikasi dan mendengar.

3) Lansia dalam keadaan sakit.

Setelah melalui proses Total Puposive Sampling maka ditemukan jumlah sampel dalam penelitian ini yakni 8 orang. 3. 6 Teknik Pengumpulan Data

3. 6. 1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang berisi close-ended questions. Keuntungan menggunakan PSQI karena memiliki validitas dan reabilitas yang tinggi. Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dikembangkan oleh The Hartford Institute for


(8)

Geriatric Nursing, College of Nursing, New York University. PSQI memiliki konsisten internal dan koefisien reliabilitas sebesar 0,83 untuk ketujuh komponennya. Banyak peneliti yang menggunakan PSQI untuk mengukur kualitas tidur pada populasi orang yang dewasa atau orang lanjut usia di berbagai setting pelayanan kesehatan (Smyth, 2007).

Seluruh dunia telah mendukung validitas dan reliabilitas yang tinggi dari istrumen ini.Didukung pula oleh jurnal yang ditulis oleh Lai, H.L (2005), yang melakukan penelitian terhadap lansia di Taiwan yang mengalami gangguan tidur atau insomnia di siang hari dan juga malam hari.

Kuesioner ini terdiri dari 16 pertanyaan dan 7 komponen yang terdiri dari kualitas tidur secara subjektif, tidur laten, lamanya tidur, efisiensi tidur, pemakaian obat tidur, dan disfungsi di siang hari dalam kehidupan sehari-hari selama satu minggu teakhir. Dari 4 pilihan jawaban memiliki nilai masing-masing.0 (untuk tidak/baik sekali), 1 (untuk kurang dari sekali dalam seminggu/ baik), 2 (kurang dari dua kali dalam seminggu/ buruk) sampai 3 (untuk tiga kali


(9)

atau lebih dalam seminggu/ buruk sekali).Hasil kuesioner tersebut dapat diinterprestasikan menjadi 4 pilihan yaitu tidak ada gangguan tidur (nilai atau skor 0), gangguan tidur ringan (nilai atau skor 1-7), gangguan tidur sedang (nilai atau skor 8-13), dan gangguan tidur berat (nilai atau skor 14-21).Semakin kecil skor global, semakin menunjukkan kualitas tidur yang lebih baik.

Kemudian alat yang digunakan untuk yoga adalah musik slow yang bernuansa alam. Instrumen yang digunakan untuk perlakuan ini 5 gerakan sederhana yang merupakan gerakan yoga bagi lansia, masing-masing gerakan berdurasi antara 5-7 menit diberikan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Berlatih yoga 3 kali dalam dalam satu minggu dapat mengurangi tingkat insomnia (Sindhu, 2013).

3. 6. 2 Cara Pengumpulan Data

Cara atau prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi tempat penelitian.

2. Memilih sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian.


(10)

3. Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran serta responden selama penelitian dilakukan dan menjamin kerahasiaan responden.

4. Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada responden.

5. Setelah responden setuju, selanjutnya responden diminta menandatangani persetujuan menjadi responden.

6. Kemudian melakukan pre test di Panti Wredha Mandiri Salatiga terhadap 8 responden yaitu dengan mengajukan pertanyaan kuesioner sesuai dalam PSQI untuk mengukur kualitas tidur responden sebelum diberikan perlakuan terapi yoga. Hasilnya dicatat dalam lembar hasil pemeriksaan yang telah disediakan.

7. Melakukan observasi responden selama melakukan terapi yoga dalam kurun waktu 4 minggu.

8. Melakukan post tes yaitu mengajukan pertanyaan kuesioner sesuai dalam PSQI untuk mengukur kualitas tidur responden setelah diberikan perlakuan terapi yoga. Responden post tes sama dengan responden pre test.


(11)

9. Semua data hasil pemeriksaan dicatat untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data.

3. 7 Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diporeleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011).

3. 7. 1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis suatu variabel yang dilakukan terhadap setiap variabel hasil penelitian, yang menggambarkan tentang distribusi frekuensi dan presentase dari tiap-tiap variabel yang dikehendaki dalam table distribusi (Notoatmodjo, 2010).

Variabel dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk frekuensi dan presentase yaitu :

a). Gambaran kualitas tidur lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga sebelum diberikan terapi Yoga.

b). Gambaran kualitas tidur lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga setelah diberikan terapi Yoga.


(12)

3. 7. 2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa hubungan dua variabel yang saling mempengaruhi artinya variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas tidur lansia yang dilakukan dengan cara mengukur kualitas tidur lansia menggunakan PSQI. Analisis data bivariat dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Statistical Product & Service Solution (SPSS) 16.0 for windows. Analisa data ini menggunakan uji compare means : paired samples t-test untuk menggunakan statistik data pada variabel seperti rata-rata (mean), standar deviasi, hasil t dan signifikansi.

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga berdasarkan hasil uji hipotesis, dengan batas

kemaknaan (α) 5 %. Penolakan terhadap H0 apabila signifikansi < 0,05 yang berarti ada pengaruh atau ada perbedaan yang bermakna, sedangkan gagal menolak


(13)

H0 apabila signifikasi > 0,5 yang berarti tidak ada pengaruh atau tidak ada perbedaan yang bermakna.


(1)

Geriatric Nursing, College of Nursing, New York University. PSQI memiliki konsisten internal dan koefisien reliabilitas sebesar 0,83 untuk ketujuh komponennya. Banyak peneliti yang menggunakan PSQI untuk mengukur kualitas tidur pada populasi orang yang dewasa atau orang lanjut usia di berbagai setting pelayanan kesehatan (Smyth, 2007).

Seluruh dunia telah mendukung validitas dan reliabilitas yang tinggi dari istrumen ini.Didukung pula oleh jurnal yang ditulis oleh Lai, H.L (2005), yang melakukan penelitian terhadap lansia di Taiwan yang mengalami gangguan tidur atau insomnia di siang hari dan juga malam hari.

Kuesioner ini terdiri dari 16 pertanyaan dan 7 komponen yang terdiri dari kualitas tidur secara subjektif, tidur laten, lamanya tidur, efisiensi tidur, pemakaian obat tidur, dan disfungsi di siang hari dalam kehidupan sehari-hari selama satu minggu teakhir. Dari 4 pilihan jawaban memiliki nilai masing-masing.0 (untuk tidak/baik sekali), 1 (untuk kurang dari sekali dalam seminggu/ baik), 2 (kurang dari dua kali dalam seminggu/ buruk) sampai 3 (untuk tiga kali


(2)

atau lebih dalam seminggu/ buruk sekali).Hasil kuesioner tersebut dapat diinterprestasikan menjadi 4 pilihan yaitu tidak ada gangguan tidur (nilai atau skor 0), gangguan tidur ringan (nilai atau skor 1-7), gangguan tidur sedang (nilai atau skor 8-13), dan gangguan tidur berat (nilai atau skor 14-21).Semakin kecil skor global, semakin menunjukkan kualitas tidur yang lebih baik.

Kemudian alat yang digunakan untuk yoga adalah musik slow yang bernuansa alam. Instrumen yang digunakan untuk perlakuan ini 5 gerakan sederhana yang merupakan gerakan yoga bagi lansia, masing-masing gerakan berdurasi antara 5-7 menit diberikan sebanyak 3 kali dalam seminggu. Berlatih yoga 3 kali dalam dalam satu minggu dapat mengurangi tingkat insomnia (Sindhu, 2013).

3. 6. 2 Cara Pengumpulan Data

Cara atau prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu :

1. Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi tempat penelitian.

2. Memilih sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian.


(3)

3. Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran serta responden selama penelitian dilakukan dan menjamin kerahasiaan responden.

4. Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada responden.

5. Setelah responden setuju, selanjutnya responden diminta menandatangani persetujuan menjadi responden.

6. Kemudian melakukan pre test di Panti Wredha Mandiri Salatiga terhadap 8 responden yaitu dengan mengajukan pertanyaan kuesioner sesuai dalam PSQI untuk mengukur kualitas tidur responden sebelum diberikan perlakuan terapi yoga. Hasilnya dicatat dalam lembar hasil pemeriksaan yang telah disediakan.

7. Melakukan observasi responden selama melakukan terapi yoga dalam kurun waktu 4 minggu.

8. Melakukan post tes yaitu mengajukan pertanyaan kuesioner sesuai dalam PSQI untuk mengukur kualitas tidur responden setelah diberikan perlakuan terapi yoga. Responden post tes sama dengan responden pre test.


(4)

9. Semua data hasil pemeriksaan dicatat untuk selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data.

3. 7 Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diporeleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011).

3. 7. 1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis suatu variabel yang dilakukan terhadap setiap variabel hasil penelitian, yang menggambarkan tentang distribusi frekuensi dan presentase dari tiap-tiap variabel yang dikehendaki dalam table distribusi (Notoatmodjo, 2010).

Variabel dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk frekuensi dan presentase yaitu :

a). Gambaran kualitas tidur lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga sebelum diberikan terapi Yoga.

b). Gambaran kualitas tidur lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga setelah diberikan terapi Yoga.


(5)

3. 7. 2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa hubungan dua variabel yang saling mempengaruhi artinya variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas tidur lansia yang dilakukan dengan cara mengukur kualitas tidur lansia menggunakan PSQI. Analisis data bivariat dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Statistical Product & Service Solution (SPSS) 16.0 for windows. Analisa data ini menggunakan uji compare means : paired samples t-test untuk menggunakan statistik data pada variabel seperti rata-rata (mean), standar deviasi, hasil t dan signifikansi.

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi yoga terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Panti Wredha Mandiri Salatiga berdasarkan hasil uji hipotesis, dengan batas

kemaknaan (α) 5 %. Penolakan terhadap H0 apabila

signifikansi < 0,05 yang berarti ada pengaruh atau ada perbedaan yang bermakna, sedangkan gagal menolak


(6)

H0 apabila signifikasi > 0,5 yang berarti tidak ada