Pengujian Sistem Telemetri dengan Jaringan RS 485

suhu ruangan di luar inkubator. Pada percobaan 1 suhu awal inkubator lebih rendah 0,8°C dibandingkan dengan suhu awal inkubator saat percobaan 2, sehingga waktu pemanasan pada percobaan 1 lebih lama dibandingkan dengan waktu pemanasan pada percobaan 2. Sedangkan pada percobaan 3, walaupun suhu awal inkubator lebih tinggi 0,3°C dibandingkan dengan suhu awal inkubator pada percobaan 1, waktu pemanasan yang diperoleh pada percobaan 3 sedikit lebih lama dibandingkan dengan waktu pemanasan pada percobaan 1. Hal ini disebabkan karena pada percobaan 3 terdapat obyek di dalam inkubator berupa mahluk hidup kelinci yang melakukan proses metabolisme, sehingga akan terjadi proses penyerapan panas dan pengeluaran panas dari kelinci tersebut. Pada percobaan 3, pemanasan dihentikan setelah panas dari inkubator telah mencapai suhu 34°C, karena suhu lingkungan normal pada hidup kelinci yang dijadikan obyek percobaan berkisar 20°C - 34°C. Dari percobaan percobaan yang dilakukan, diperoleh lama waktu pemanasan awal inkubator dalam keadaan kosong dengan suhu awal inkubator 27,4°C hingga mencapai suhu maksimal 37°C dibutuhkan waktu sekitar 46 – 47 menit. Sedangkan dengan suhu awal inkubator 28,2°C, untuk mencapai suhu maksimal 37°C dibutuhkan waktu sekitar 37-38 menit. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa inkubator yang dibuat memiliki waktu pemanasan awal yang cukup singkat dan sesuai dengan yang diharapkan.

4.6.2. Pengujian Sistem Telemetri dengan Jaringan RS 485

Pengujian sistem telemetri dilakukan dengan menghubungkan inkubator dan komputer menggunakan kabel sepanjang 10 meter, yang berfungsi menghubungkan modul RS 485 yang terhubung pada pengendali mikro di inkubator dan modul RS 485 yang terhubung dengan komputer. Panjang kabel 10 meter dipilih, karena telah mencukupi untuk mewakili jarak antara inkubator dengan ruang pengawasan pada keadaan sebenarnya. Kemudian, pada komputer dijalankan sebuah program antarmuka yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman C. Gambar 4.7. Tampilan Program Antarmuka Sistem Telemetri Inkubator Setelah program antarmuka diaktifkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih serial port yang digunakan untuk melakukan komunikasi data, kemudian mengkoneksikannya dengan menekan tombol Connect. Tombol Connect berfungsi untuk membuka serial port yang digunakan sebagai jaringan komunikasi antara modul RS 485 yang terhubung pada serial port komputer dan RS 485 pada inkubator. Setelah koneksi serial port telah berhasil dilakukan, maka terdapat message box yang menyatakan serial port telah tersambung. Sedangkan tombol Disconnect pada program berfungsi untuk menutup koneksi serial port yang digunakan. Pada pengujian sistem telemetri, inkubator yang dihubungkan pada personal komputer dilengkapi sebuah switch yang berfungsi untuk mengubah – ubah alamat dari inkubator. Oleh karena itu, walaupun inkubator yang digunakan hanya satu, tetapi dapat mewakili dua alamat yang berbeda. Pada program antarmuka ini, jika tombol inkubator 1 ditekan maka program akan mengatur modul RS 485 pada komputer sebagai pengirim data. Kemudian mengirim permintaan data berupa alamat inkubator yang pertama. Setelah permintaan data dikirim menuju pengendali mikro di inkubator, maka program akan mengatur kembali modul RS 485 pada komputer sebagai penerima data. Modul RS 485 pada inkubator memiliki keadaan mula – mula sebagai penerima data, sehingga saat terdapat permintaan data dari komputer, maka dapat langsung diterima oleh pengendali mikro di inkubator. Saat pengendali mikro menerima permintaan data, maka pengendali mikro akan mengaktifkan RX interrupt service routine yang akan mendeteksi telebih dahulu alamat yang dikirimkan oleh komputer pengawas. Apabila inkubator yang diujikan sedang dalam keadaan sebagai inkubator pertama tergantung switch yang ditekan untuk pengaturan pengalamatan, maka pengendali mikro akan mengatur variabel penanda untuk memberi tahu adanya permintaan data pada pengendali mikro. Sedangkan, jika inkubator sedang dalam keadaan sebagai inkubator kedua, maka pengendali mikro akan mendeteksi adanya perbedaan alamat yang dikirim, sehingga pengendali mikro tidak akan melayani permintaan data yang dikirim oleh komputer pengawas. Apabila proses pengiriman permintaan data sesuai dengan alamat yang dituju, maka proses permintaan data tersebut akan dilayani oleh pengendali mikro. Setelah data yang diminta siap untuk dikirim, pengedali mikro akan terlebih dahulu mengatur modul RS 485 sebagai pengirim data dan akan mengatur kembali modul RS 485 sebagai penerima data setelah data terkirim. Saat data yang dikirimkan oleh pengendali mikro pada inkubator diterima oleh komputer, maka komputer akan mengolah data tersebut kemudian menampilkannya pada text box seperti yang terlihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.8. Hasil Pengujian Program Antarmuka Sistem Telemetri Pada program antarmuka ini, apabila pengendali mikro tidak merespon permintaan data yang dikirim komputer dalam waktu lebih dari lima detik, maka akan terdapat peringatan request timeout. Selain itu, apabila terdapat penekanan tombol permintaan data sebelum adanya koneksi serial port yang berhasil dilakukan, maka program akan menampilkan peringatan berupa message box. Gambar 4.9. Peringatan Kesalahan Permintaan Data pada Program Antarmuka Pada program antarmuka ini juga terdapat fasilitas data logger yang berfungsi untuk mencatat hasil pengukuran dalam sebuah log file. Fasilitas ini menggunakan bantuan fungsi timer, sehingga setiap jangka waktu yang sudah diatur terlebih dahulu pada fungsi timer, program akan mencatatkan hasil pengukuran pada sebuah log file. Pada program antarmuka ini, program mengirimkan perintah permintaan data pada inkubator setiap 30 detik, dan data logger akan mencatat data hasil pengukuran yang diterima dari inkubator setiap lima menit. Data yang dicatat data logger pada log file merupakan data hasil pengukuran terakhir yang valid dari setiap lima menit pengukuran. Gambar 4.10. Log File Hasil Data Logger pada Program Antarmuka Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, data yang diterima dan ditampilkan melalui program antarmuka sesuai dengan data yang ditampilkan pada inkubator saat terjadinya permintaan data, sehingga program antarmuka dan sistem telemetri dengan jaringan RS 485 yang menghubungkan inkubator dengan komputer dapat disimpulkan berfungsi dengan baik.

4.6.3. Pengujian Perubahan Pengalamatan Inkubator

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Akademik Berbasis Web T1 672004181 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroller Dilengkapi Sistem Telemetri dengan Jaringan Rs 485

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroller Dilengkapi Sistem Telemetri dengan Jaringan Rs 485 T1 612007028 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroller Dilengkapi Sistem Telemetri dengan Jaringan Rs 485 T1 612007028 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroller Dilengkapi Sistem Telemetri dengan Jaringan Rs 485 T1 612007028 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroller Dilengkapi Sistem Telemetri dengan Jaringan Rs 485

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Telemetri Data Parameter-Parameter Mobil RC (Radio Controlled) T1 612011701 BAB IV

0 0 18

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prototype Sistem Peminjaman Ruang Kelas Berbasis RFID T1 BAB IV

0 0 16

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Penelusuran Barang Menggunakan Barcode Berbasis Web T1 BAB IV

0 1 17

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB IV

0 1 20