Analisis Matematis PAPR pada DFTS-OFDM

data masukan. Kemudian setelah proses pemetaan subcarrier,data dalam ranah frekuensi diubah kembali menjadi data dalam ranah waktu oleh IDFT.

4.2 Analisis Matematis PAPR pada DFTS-OFDM

Pada DFTS-OFDM terdapat dua metode yang dapat digunakan sebagai proses pemetaan seperti yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, yaitu metode Distributed Mapping atau yang sering disebut IFDMA Interleaved-FDMA dan metode Localized Mapping atau LFDMA Localized-FDMA. Gambar 4.6a Pengiriman Simbol DFTS-OFDM dalam Ranah Frekuensi [7] Gambar 4.6b Pengiriman Simbol DFTS-OFDM dalam Ranah Waktu Gambar 4.6a merupakan contoh dari proses pengiriman simbol DFTS-OFDM dalam ranah frekuensi dengan menggunakan dua metode, yaitu IFDMA dan LFDMA untuk nilai P 4, 4 + _ 16. Kemudian dimisalkan data simbol yang akan dimodulasi dengan aQ D : + 0,1, … , P d 1e dan sampel pada ranah frekuensi adalah aQ 1 : f 0,1, … , P d 1e setelah DFT dari aQ D : + 0,1, … , P d 1e. gh i j : k 0,1, … , _ d 1l adalah sampel pada ranah frekuensi setelah proses subcarrier mapping. Sedangkan Gambar 4.6b adalah contoh proses pengiriman simbol-simbol DFTS-OFDM pada ranah waktu dengan aQm: 0,1, … , _ d 1e yang merupakan data simbol pada ranah waktu setelah IDFT dari gh i : n k 0,1, …, _ d 1 l. Sinyal hasil transmisi pada DFTS-OFDM untuk masing-masing data dalam blok dirumuskan sebagai [7] : Q 2 7o p H Qq r d X Z9; J … 4.4 Dimana ω c adalah frekuensi carrier sistem dan rt adalah sinyal baseband. Sedangkan untuk PAPR pada DFTS-OFDM dirumuskan sebagai berikut [10] : max Z X |Q | 1 _X |Q | Z X max J ,;,…,Z9; |Qq | 1 _ ∑ |Qq | Z9; J Dimana simbol aQq e diperoleh dari mengambil IDFT dari ahX i e Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat 2 metode dalam proses pemetaan subcarrier. Untuk IFDMA hasil ranah frekuensi dari proses subcarrier mapping yaitu ahX i e dapat dituliskan sebagai berikut: hX i s h i t u , k . f 0 v f v P d 1 0 , k++w x dengan P. y z +, serta 0 v y v d 1 + 0 v + v P d 1. Seperti pada Gambar 4.6b dapat dikatakan persamaan di atas: • Saat k = 0, maka l = 0, maka hX h • Saat k = 1, maka l = 4, maka hX { h ; • Saat k = 2, maka l = 8, maka hX | h • Saat k = 3, maka l = 12, maka hX ; h } • Untuk l lainnya hX i bernilai 0 aQq e dapat diperoleh dengan melakukan M-point iDFT pada ahX i e. Jika m = N.q + n, dengan 0 ≤ q ≤ Q-1 dan 0 ≤ n ≤ N-1 maka [7] : Qq ~ Qq I•€D • 1 _ H h X i 2 7 8Zi Z9; iJ 1 . 1 P H h 1 I9; 1J 2 7 8I•€D I 1 1 ‚ 1 P H h 1 2 7 8DI1 I9; 1J ƒ 1 Q D Hasil aQq e adalah pengulangan dari simbol-simbol masukan asli {x n } pada ranah waktu. PAPR dari isyarat IFDMA sama dengan kasus pada conventional single carrier signal. Contoh isyarat IFDMA dapat dilihat pada Gambar 4.6a. Sedangkan pada metode LFDMA frekuensi sampel setelah proses pemetaan subcarrier ahX i e adalah hX i „h i , 0 v k v P d 1 0, P v k v _ d 1 x dan jika nilai P.y z +, dimana 0 v + v P d 1 + 0 v y v d 1, maka [7] : Qq Qq tD€• 1 _ H h X i 2 7 8Zi Z9; iJ 1 . 1 P H h i 2 7 8tD€• tI i I9; iJ Untuk y 0, maka Qq Qq tD 1 . 1 P H h i 2 7 8tD tIi I9; iJ … 4.5 1 . 1 P H h i 2 7 8DIi I9; iJ 1 Q D Kemudian untuk y † 0, dengan h i ∑ Q ‡ 2 dˆ2‰ ‡ P k Pd1 k 0 , maka : Qq Qq tD€• 1 1 d 2 7 8•t . 1 P H Q B 1 d 2 7 8„ D9B I € • tIŠ I9; BJ … 4.6 Dapat dilihat bahwa dalam ranah waktu, isyarat LFDMA akan memiliki nilai simbol masukan pada posisi kelipatan ke-N, contoh untuk kasus pada gambar 4.6a, maka isyarat LFDMA akan memiliki nilai simbol masukan pada posisi ke-0, 4, 8, dan 12. Nilai-nilai di antaranya yang bersimbol ? pada Gambar 4.6a adalah penjumlahan semua simbol-simbol masukan waktu pada blok masukan dengan perbedaan pembobot kompleks, sehingga akan meningkatkan PAPR.

4.3 Desain Simulasi

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Orthogonal Frequency Division Multiplexing pada Sistem DVB-T (Digital Video Broadcasting Terrestrial)

1 33 85

Design And Implementation Of Orthogonal Frequency Division Multiplexing Receiver.

0 5 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division Multiplexing pada Jaringan Generasi Keempat (4G)

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division Multiplexing pada Jaringan Generasi Keempat (4G) T1 612005039 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division Multiplexing pada Jaringan Generasi Keempat (4G) T1 612005039 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division Multiplexing pada Jaringan Generasi Keempat (4G) T1 612005039 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Discrete Fourier Transform-Spread Orthogonal Frequency Division Multiplexing pada Jaringan Generasi Keempat (4G)

0 0 7

KINERJA SISTEM COFDM (CODED ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING) PADA KANAL RADIO MOBILE

0 0 5

Estimasi Doppler Spread pada Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan Metode Phase Difference

0 0 6

SIMULASI PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER PHYSICAL OFDM (ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING) PADA JARINGAN MOBILE WIMAX

0 0 11