PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN BUATAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH JUVENIL IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)
PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN BUATAN
TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH
JUVENIL IKAN GURAMI (
Osphronemus gouramy
)
(Skripsi)
Oleh
Dedi Sulistiono
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
(2)
PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN BUATAN
TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH
JUVENIL IKAN GURAMI (
Osphronemus gouramy
)
Oleh
Dedi Sulistiono
Abstrak
Gurami (Osphronemus gouramy) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi tetapi
memiliki laju pertumbuhan yang lambat sehingga dibutuhkan waktu yang cukup
lama dalam pemanenannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan laju
pertumbuhan ikan gurami yaitu diberi pakan dengan kandungan nutrisi yang
sesuai. Penambahan senyawa taurin pada pakan diharapkan mampu meningkatkan
laju pertumbuhan dan daya tahan tubuh juvenil ikan gurami. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh senyawa taurin terhadap laju pertumbuhan
ikan gurami dan daya tahan tubuh ikan terhadap serangan penyakit yang umum
terjadi di kolam budidaya ikan gurami. Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu
kontrol tanpa taurin, pakan pelet + 5 mg taurin, pakan pelet + 10 mg taurin, dan
pakan pelet + 15 mg taurin. Pada tiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 10
individu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pakan yang diberi tambahan taurin
mampu meningkatkan pertambahan berat tubuh dan panjang tubuh juvenil ikan
gurami, namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan juvenil ikan
gurami.
(3)
PENAMBAHAN SENYAWA TAURIN PADA PAKAN BUATAN
TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN DAYA TAHAN TUBUH
JUVENIL IKAN GURAMI (
Osphronemus gouramy
)
Oleh
Dedi Sulistiono
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
(4)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Air Ringkih, kecamatan Rebang Tangkas, kabupaten Way
Kanan pada tanggal 03 Oktober 1990, anak kedua dari empat bersaudara, dari
pasangan Bapak Sukarman dan Ibu Sariyah.
Penulis mengenyam pendidikan sekolah dasar di SDN 01 Air Ringkih dan
diselesaikan pada tahun 2003, kemudian melanjutkan ke pendidikan SMPN 02
Rebang Tangkas yang diselesaikan pada tahun 2006. Selanjutnya penulis
melanjutkan ke pendidikan di SMA GajahMada Bandar Lampung dan
diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui
jalur ujian mandiri.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asissten praktikum mata
kuliah diantaranya, biologi umum dan taksonomi hewan pada jurusan biologi.
Penulis aktif dalam organisasi HIMBIO ( Himpunan Mahasiswa Biologi)
Universitas Lampung. Pada tahun kepengurusan 2010-2011 penulis menjabat
sebagai KABID (Kepala Bidang) ekspedisi. Penulis melaksanakan Kerja
Praktik(KP) di TNBBS ( Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ) Provinsi
Lampung pada tahun 2013 dengan judul “Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah
Menggunakan Menara Pantau”
(5)
iii
Pada tahun 2014 penulis melakukan penelitian untuk menyelesaikan studi di
laboratorium Penelitian Biologi Molekuler jurusan Biologi Gedung Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu (FMIPA-T) dengan judul” Penambahan
Senyawa Taurin pada Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan dan Daya Tahan
Tubuh Juvenil Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)”
(6)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Respon penambahan taurin pada pakan terhadap
pertambahan berat tubuh juvenil gurami ... 24
Tabel 2. Respon penambahan taurin pada pakan terhadap
pertambahan panjang tubuh juvenil gurami ... 26
Tabel 3. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) juvenil
Gurami selama 10 minggu ... 27
Tabel 4. Rerata nilai FCR selama 10 minggu ... 29
Tabel 5. Kelulushidupan selama 10 minggu ... 31
Tabel 6. Kisaran suhu dan PH air ... 33
Tabel 7. Nilai rerata pertambahan berat ikan gurami dengan uji
Anova dilanjutkan dengan uji Turkey
(p
≤
0.05)
selama
10 minggu ... 41
Tabel 8. Nilai rerata pertambahan panjang ikan gurami dengan uji
Anova dilanjutkan dengan uji Turkey
(p
≤
0.05)
selama
10 minggu ... 42
Tabel 9. Nilai laju pertumbuhan spesifik (SGR) ikan gurami dengan
uji Anova dilanjutkan dengan uji Turkey
(p
≤
0.05)
selama
10 minggu ... 44
Tabel 10. Rerata nilai SGR ... 46
Tabel 11. Rerata nilai pertambahan berat ... 46
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Myxobolus sp
... 48
Gambar 2. Pembuatan pakan gurami ... 48
Gambar 3. Pengukuran suhu ... 48
Gambar 4. Pengukuran PH ... 48
Gambar 5. Pengukuran panjang ... 48
(8)
(9)
(10)
Moto
karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
maka apabila kau telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain .
dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(QS.94:5-8)
Hidup itu pantang menyerah selalu berdoa dan berusaha
sekuat tenaga untuk mencapai sebuah tujuan. Kita hidup di
tuntut untuk kuat dan mandiri dan untuk belajar ilmu
sebanyak mungkin sehingga bermanfaat bagi kehidupan diri
sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara ( dedy s).
Hidup ini keras, gak kerja gak makan!! tidak akan ada
kesenangan tanpa melalui kesusahan, terus berfikir maju ke
depan jadikan pengalaman sebagai pelajaran (dedy s)
(11)
✁
PERSEMBAHKAN KARYA INI UNTUK
Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendukungku untuk
melanjutkan pendidikan ke tingkat Universitas untuk
meraih cita-cita dan masa depan yang tiada hentinya
mendoakan, memotivasi, memberi kasih sayang dan
perhatian. Semua lelahmu itu tulus. semua hebatku tak akan
pernah ada tanpa ikhlas pengorbanan kalian, tak mampu ku
membalas semua yang telah kalian berikan. Kalian adalah
orang tua terhebat dan terbaik.
Kakak dan adikku tersayang saudara terbaik, Setyo
Setiawan, Agus Andi Saputra dan Very Kusnitasari,
terimakasih atas segala dukungan, doa, dan motivasinya
selama ini.
(12)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, atas segala berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini
sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana Sains (S.Si), di jurusan
biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul
”
Penambahan Senyawa Taurin pada Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan
dan Daya Tahan Tubuh Juvenil Ikan Gurami (
Osphronemus gouramy)”.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengalami kesulitan dan hambatan,
tetapi atas doa, bantuan, dukungan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak
maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, dengan segala hormat
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta yang memberikan doa, kasih sayang, pengorbanan,
dukungan, semangat dan perhatian yang tiada hentinya selama ini.
2. Ibu Endang Linirin Widiastuti, Ph.D. selaku pembimbing I atas kesediaan
waktu dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, motivasi,
saran, dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku pembimbing II dan selaku
ketua jurusan Biologi FMIPA Unila, atas segala bimbingan, saran, dan
motivasinya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
(13)
4. Bapak M. Kanedi, M.Si. selaku dosen penguji atas saran, masukan, dan
kritikannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku dekan fakultas Matematika dan ilmu
pengetahuan alam Universitas Lampung.
6. Bapak A. Nugraha, M.Si. dan Bapak Wawan Abdullah Setiawan, M.Si.
selaku dosen pembimbing akademik atas segala bimbingan, nasehat, dan
motivasinya.
7. Seluruh dosen, guruku, pendidikku, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu atas ilmu yang telah diberikan sehingga menambah
pengetahuanku.
8. Kakak dan adikku tersayang Setyo Setiawan, Andi Agus Saputra dan Very
Kusnitasari atas segala doa, kasih sayang dan dukungan kalian selama ini
9. Teman dan sahabatku angkatan 2009 yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
10. Desy Wulandari dan Ahmad Bastian ds yang selalu cerewet, memberikan
semangat dan motivasi, serta dukungannya.
11. Terimakasih kepada kak Kiki selaku tim dalam penelitian yang telah
berbagi ilmu, memberikan dukungan, semangat, dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
12. Terimakasih kepada kakak tingkat dan adik tingkat yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
13. Terimaksih kepada teman-teman kontrakan atas bantuan dan
dukungannya.
(14)
15. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan skripsi semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan bagi kita semua semoga ALLAH SWT membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, amiiinnnnnnn.
Bandar Lampung
Penulis
(15)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
... i
DAFTAR ISI
... ix
DAFTAR TABEL
... xii
DAFTAR GAMBAR
... xiii
I.
PENDAHULUAN
... 1
A.
Latar Belakang ... 1
B.
Tujuan Penelitian ... 3
C.
Manfaat Penelitian ... 3
D.
Kerangka Pemikiran ... 3
E.
Hipotesis ... 5
II.
TINJAUAN PUSTAKA
... 6
A.
Gurami ... 6
1.
Klasifikasi dan Morfologi Gurami ... 6
2.
Habitat ... 9
3.
Kebiasaan Makan ... 9
4.
Jenis Ikan Gurami ... 11
(16)
B.
Taurin ... 15
C.
Kebutuhan Nutrisi ... 16
III.
METODE PENELITIAN
... 18
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
B.
Alat dan Bahan ... 18
C.
Metode Penelitian ... 19
D.
Pelaksaan Penelitian ... 19
1.
Persiapan aquarium ... 19
2.
Persiapan ikan ... 19
3.
Aklimatisasi ... 20
4.
Persiapan pakan buatan ... 21
5.
Pemberian pakan ... 21
E.
Parameter Penelitian ... 21
1.
Laju pertumbuhan spesifik (SGR) ... 21
2.
Kelulushidupan ... 22
3.
Panjang tubuh dan berat tubuh ... 22
4.
Ratio konversi pakan ... 22
F.
Pengambilan Sampel Air yang Mengandung Patogen ... 23
G.
Pengambilan Data Daya Tahan Tubuh Ikan ... 23
H.
Analisis Data ... 23
(17)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
... 24
A. Berat Tubuh Ikan Gurami ... 24
B. Pertambahan Panjang Tubuh Ikan Gurami ... 26
C. Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) ... 27
D.
Ratio Konversi Pakan (FCR) ... 28
E.
Kelulushidupan dan Ketahanan Terhadap Penyakit ... 30
F. Kualitas Air ... 33
V
.
KESIMPULAN DAN SARAN
... 35
A. Kesimpulan ... 35
B. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA
... 36
LAMPIRAN
... .39
Tabel 7-12
... 39-45
Gambar 1-6
... 46
(18)
I.
PENDAHULUAN
A. Lata Belakang
Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar
perairan tropis dengan kedalaman mencapai 10 m. Menurut Sitanggang
(2006), penyebaran ikan gurami berada di kawasan pulau Jawa, Kalimantan,
Sumatra, Semenanjung Malaya, dan Thailand. Di alam bebas ikan gurami
ditemukan hidup di perairan seperti telaga, rawa, danau dan sungai yang
memiliki aliran yang tidak deras. Ikan gurami (
Osphronemus gouramy
)
banyak digemari sebagai ikan konsumsi. Ikan ini memiliki struktur daging
yang padat, rasanya enak, dan gurih. Gurami hampir selalu tersedia di
restoran untuk dijadikan berbagai macam masakan terutama gurami bakar dan
gurami asam-manis. Ikan ini berharga cukup mahal.
Ikan gurami sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia, namun
ada beberapa kendala yang sering ditemui di antaranya yaitu laju
pertumbuhannya yang lambat bila dibandingkan dengan ikan air tawar
lainnya. Pertumbuhan yang lambat ini disebabkan oleh beberapa faktor di
antaranya yaitu kualitas benih yang kurang baik, pemeliharaan yang kurang
intensif, dan pemberian pakan yang kurang mengandung nutrisi (Nugroho
dan Kurniasih, 2003).
(19)
2
Pakan yang bernutrisi cukup sangat dibutuhkan untuk masa pertumbuhan.
Ikan gurami merupakan ikan yang bersifat omnivora, namun pada masa
dewasa ikan ini akan bersifat herbivora. Para pembudidaya ikan gurami dapat
mengalami gagal panen, hal ini karena adanya penyakit yang menyerang ikan
gurami. Penyebab penyakit yang sering dijumpai oleh petani gurami yaitu
bakteri, jamur, cacing, dan parasit.
Taurin merupakan jenis asam amino bebas yang keberadaannya melimpah
pada jaringan mamalia dan ikan. Redmond, Stapkleton, dan David (1983)
menyatakan bahwa taurin berfungsi untuk keseimbangan homeostatis dari
kalsium, stabilitas membran, memacu pertumbuhan dan penglihatan serta
menstimulasi glikolisis dan glikogenesis. Di samping itu, Redmond (1983)
juga mengatakan bahwa Taurin juga berperan dalam proses neurotransmitter,
osmoregulasi, modulasi, pelepasan hormon, dan oksidasi. Meskipun taurin
melimpah pada jaringan ikan, namun kemampuan untuk mensintesis taurin
bergantung pada spesies itu sendiri.
Menurut Okuzumi dan Fujii (2000), taurin digunakan oleh hewan air untuk
beradaptasi terhadap perbedaan salinitas lingkungan. Jika ikan mampu
beradaptasi terhadap perbedaan lingkungan maka ikan akan mampu bertahan
hidup dan tidak mudah terserang penyakit. Laju pertumbuhan ikan yang
lambat serta adanya serangan penyakit pada ikan akan mengakitbatkan
kerugian yang besar bagi para petani ikan gurami. Oleh karena itu penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian senyawa taurin pada
(20)
3
pakan buatan terhadap laju pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan gurami
yang masih muda (juvenil).
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
senyawa taurin terhadap laju pertumbuhan ikan gurami dan daya tahan tubuh
ikan terhadap serangan penyakit yang umum terjadi di kolam budidaya ikan
gurami.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang peran
taurin terhadap laju pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan gurami sehingga
bermanfaat bagi masyarakat luas terutama petani ikan gurami guna
meningkatkan produktivitas ikan gurami.
D. Kerangka Pikir
Pakan merupakan kebutuhan utama untuk ikan. Kandungan pakan yang
bernutrisi sangat mendukung untuk laju pertumbuhan ikan. Nutrisi yang baik
harus tersedia dalam pakan yaitu dengan kandungan karbohidrat, protein,
lemak, mineral, dan vitamin. Apabila kandungan nutrisi dalam pakan tidak
(21)
4
seimbang maka laju pertumbuhan menjadi lambat. Pakan dapat berupa pakan
alami dan buatan dalam bentuk pelet.
Pelet merupakan pakan butan yang sengaja dibuat yang terdiri dari ramuan
beberapa bahan baku yang kemudian diproses lebih lanjut sehingga
bentuknya berubah dari bentuk aslinya. Pelet akan diberi senyawa tambahan
yaitu taurin. Taurin merupakan asam amino bebas yang penting untuk
pertumbuhan ikan, perkembangan otak, penglihatan, memelihara stabilitas
membran, sebagai senyawa neurotransmitter dan osmoregulasi. Dengan
adanya tambahan asam amino pada tubuh ikan sebagai tambahan energi
diharapkan dapat membantu laju pertumbuhan ikan.
Di dalam budidaya ikan gurami sering terserang penyakit. Jika ikan tidak
memiliki daya tahan tubuh yang kuat maka ikan lama kelamaan akan mati
saat terserang penyakit. Pertahanan tubuh ikan terdiri dari pertahanan tubuh
secara mekanik (misalnya sisik, kulit, lendir lain
–
lain), dan pertahanan
seluler (sel makrofag, leukosit seperti monosit, neutrofil, eosinofil dan
basofil). Dengan penambahan senyawa taurin dharapkan dapat meningkatkan
pertumbuhan kulit, sisik sehingga lebih memaksimalkan fungsinya sebagai
pertahanan dan meningkatkan jumlah sel sel yang dapat meningkatkan
pertahanan tubuh ikan terhadap serangan penyakit.
(22)
5
E. Hipotesis
Pemberian taurin dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan ikan
gurami terhadap penyakit.
(23)
II.TINJAUAN PUSTAKA
A.
Gurami(
Osphronemus gouramy)
1.
Klasifikasi dan Morfologi Gurami
Menurut Jangkaru (2002), ikan gurami dapat diklasifikasikan sebagai
berikut
Kindom
:
Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Pisces
Ordo
:
Labyrinthici
Subordo
:
Anabantoidea
Famili
:
Anabantidae
Genus
:
Osphronemus
Spesies
:
Osphronemus gouramy, Lac.
Ikan gurami memiliki bentuk fisik khas yaitu bentuk badannya pipih, agak
panjang dan lebar. Badan ikan gurami ditutupi oleh sisik yang kuat dengan
tepi agak kasar. Mulut ikan ini berukuran kecil, letaknya miring tidak tepat
dibawah ujung moncong. Bibir bawah terlihat menonjol sedikit
(24)
7
dibandingkan bibir atas. Penampilan guramiyang masih muda berbeda
dengan dewasa. Perbedaan itu dapat diamati berdasarkan warna, bentuk
kepala dan dahi, dan ukuran tubuh. Gurami muda memiliki warna dan
perilaku jauh lebih menarik dibandingkan gurami dewasa (Sitanggang dan
Sarwono, 2006).
Ikan gurami memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut labirin, yaitu
lipatan-lipatan epitelium pernapasan yang merupakan turunan dari lembar
insang pertama, sehingga ikan dapat mengambil oksigen langsung dari
udara. Ikan ini tergolong dalam ordoLabirynthici. Adanya labirin pada
ikan gurame memungkinkan ikan tersebut dapat hidup dalam perairan
yang kadar oksigennya rendah (Departemen Pertanian, 1986).
Rusito (2013) menyatakan bahwa ikan gurami memiliki ciri-ciri sebagai
berikut
1.
Bentuk badan ikan gurami agak panjang, lebar, dan pipih
kesamping. Ikan gurami yang sudah dewasa memiliki lebar badan
2 kali panjang kepala.
2.
Ikan gurami memiliki sisik berukuran agak besar, membulat tidak
penuh, pada tepian sisiknya agak kasar, terutama dibagian kepala.
3.
Pada ikan gurami yang masih muda memiliki bentuk kepala yang
lancip, berdahi rata. Ikan gurami dewasa (tua) memiliki bentuk
kepala agak tumpul, terutama pada ikan gurami jantan yang sudah
tua terdapat tonjolan pada dahi.
(25)
8
4.
Ikan gurami muda memiliki 7
–
8 garis tegak berwarna hitam,
apabila sudah tumbuh menjadi tua, garis
–
garis tersebut akan
hilang.
5.
Pada umumnya ikan gurami muda memiliki warna tubuh biru
kehitaman, perutnya berwarna putih. Pada saat sudah dewasa
warna
–
warna tersebut akan berubah menjadi hitam dan perutnya
menjadi putih keperakan atau kekuning
–
kuningan dan pada
bagian punggung ikan berwarna kecoklat
–
coklatan.
6.
Ikan gurami memiliki mulut yang kecil, bibir bagian bawahnya
sedikit lebih maju dari pada bibir bagian atas dan dapat
disembunyikan.
7.
Ikan gurami memiliki rahang atas dan bawah tidak rata.
8.
Ikan gurami memiliki gigi yang tumbuh kecil
–
kecil pada rahang
bawahnya dan bentuknya mengerucut. Biasanya deretan gigi
bagian luar lebih besar daripada deretan gigi bagian dalam.
9.
Pada bagian bawah sirip punggung terdapat garis rusuk yang
letaknya menyilang.
10.
Ikan gurami memiliki garis lateral tunggal yang tidak terputus.
11.
Ikan gurami memiliki sepasang sirip perut yang selanjutnya
mengalami perubahan menjadi sepasang benang panjang sebagai
alat peraba.
12.
Ikan gurami memiliki sirip berbentuk membulat dan pada bagian
punggungnya memiliki sirip yang keras.
(26)
9
13.
Sirip anal dan sirip punggung ikan gurami panjangnya bisa
mencapai pangkal ekor.
14.
Ikan gurami dewasa memiliki panjang maksimum hingga mencapai
70 cm dengan berat 10 kg.
2.
Habitat
Ikan gurami dapat tumbuh dah berkembang pada perairan tropis dan
subtropis. derajat keasaman(pH) yang ideal yaitu antara 6,5
–
8,
kandungan oksigen terlarut 3
–
5 ppm (Djarijah dan Pusowardoyo, 1992).
Ikan ini hidup diperairan yang tenang dan tergenang seperti rawa, situ, dan
danau. Gurami jarang dijumpai di sungai yang berarus deras. Ikan gurami
dapat dibudidayakan di dataran rendah dekat pantai, perairan yang paling
optimal untuk budidaya adalah yang terletak pada ketinggian 50 - 40 m
diatas permukaan laut seperti di Bogor, Jawa Barat. Ikan ini masih
bertoleransi sampai pada ketinggian 600 m diatas permukaan laut seperti
di Banjarnegara, Jawa Tengah. Suhu ideal untuk ikan gurami adalah 24
–
28
0C (Sitanggang, 2006).
3.
Kebiasaan Makan
Pakan merupakan sumber energi bagi makhluk hidup yang dibutuhkan
untuk proses pertumbuhan dan perkembangan. Ikan gurami merupakan
jenis ikan herbivora yaitu pemakan tumbuh-tumbuhan, namun jenis
makanan ikan gurami berkaitan erat dengan umur ikan tersebut.
(27)
10
Mahyudin (2009) menyatakan bahwa ikan gurami yang masih larva atau
benih bersifat karnivora yaitu pemakan daging, namun ketika sudah
dewasa ikan ini berubah menjadi omnivora (pemakan hewan dan
tumbuhan) namun ikan ini lebih cenderung herbivora (pemakan
tumbuhan).
Djarijah (1995) menyatakan bahwa pakan ikan terdiri dari dua jenis, yaitu
pakan ikan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah jenis makanan
ikan yang tumbuh di alam tanpa campur tangan manusia secara langsung.
Plankton dan tumbuhan air merupakan contoh dari pakan alami. Kelebihan
pakan alami yaitu mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan mudah
dicerna dalam usus. Pakan buatan adalah pakan yang sengaja dibuat yang
terdiri dari ramuan beberapa bahan baku yang kemudian diproses lebih
lanjut sehingga bentuknya berubah dari bentuk aslinya (Mudjiman, 2000).
Menurut Djarijah (1995), jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan setiap
harinya dipengaruhi oleh ukuran berat dan umurnya. Ikan yang berumur
muda dan masih berukuran kecil membutuhkan jumlah pakan lebih
banyak daripada ikan dewasa yang berukuran besar. Selain itu ikan yang
masih kecil juga membutuhkan pakan yang kandungan nutrisinya lebih
baik daripada ikan dewasa. Ikan yang masih kecil memiliki bukaan mulut
yang berbeda dari ikan dewasa atau yang sudah besar (Utami, 2010).
Makanan ikan harus mengandung nutrisi yang cukup yaitu diantaranya
(28)
11
mengandung protein, lemak dan karbohidrat yang digunakan dalam
proses-proses pembentukan energi didalam tubuh ikan.
Chumaidi ( 2004) menyatakan bahwa ikan berukuran kecil atau larva ikan
memiliki bukaan mulut yang masih kecil sehingga membutuhkan pakan
yang berukuran kecil. Zooplankton, fitoplankton, dan benthos merupakan
contoh pakan alami yang cocok untuk ikan yang masih berukuran kecil.
Pada saat ikan gurami sudah dewasa ikan akan menglami perubahan yaitu
lebih cenderung herbivora atau pemakan tumbuhan.Risky, Julius dan
Prasetya (2011), menyatakan bahwa sebagian besar jenis pakan yang
diberikan berupa daun
–
daunan misalnya seperti daun talas, kangkung
atau daun singkong. Induk ikan yang diberi pakan jenis ini dengan
persentase yang lebih besar akan menghasilkan telur yang terurai dan tidak
diselubungi oleh selaput lemak sehingga telur lebih mudah dibuahi oleh
sperma ikan jantan. Akan tetapi jika pakan diberikan berlebihan akan
menghasilkan telur yang lengket karena diselubungi oleh lemak akibatnya
telur akan sulit dibuahi oleh sperma ikan jantan.
4.
Jenis Ikan Gurami
Ikan gurami memiliki banyak jenis. Sitanggang dan
Sarwono(2006)menyatakan bahwa peternak gurami membedakan 6 jenis
varietas gurami diantanranya yaitu angsa (soang,
geese gourami
), Jepun
(jepang, japonica), blausafir, paris, bastar (pedaging), dan porselan.
(29)
12
Keenam jenis ini dibedakan berdasarkan daya produksi telur, kecepatan
tumbuh, ukuran/bobot maksimal gurami dewasa. Selain 6 jenis di atas
masih ada jenis ikan gurami yang dibedakan berdasakan warna yaitu
gurami hitam, albino (putih), dan belang. Guramiyang paling sering
dijumpai yaitu gurami hitam. Hal tersebut disebabkan gurami albino dan
belang kurang disukai, karena memiliki laju pertumbuhan yang sangat
lambat. Gurami angsa/soang dapat mencapai panjang maksimal 65 cm
dengan total berat 6-12 kg, sedangkan gurami Jepun hanya mampu
tumbuh hingga mencapai berat total 3,5 kg dengan panjang hanya 45 cm
(Susanto, 1989).
Ikan gurami jepun memiliki ukuran lebih pendek, sisik kecil
–
kecil,
dengan panjang tubuh antara 3
–
50 cm. Berat maksimal ikan ini bisa
mencapai sekitar 4 kg per ekornya. Daya reproduksi ikan ini tergolong
rendah bila dibandingkan dengan jenis ikan gurami lainnya yaitu
menghasilkan 2000-3000 butir telur dalam sekali memijah (Rusito,
2013).
Ikan gurami blausfir memiliki warna merah cerah. Gurami jenis ini
memiliki pertumbuhan yang lambat dan berat maksimalnya hanya
mencapai2 kg per ekor. Produktivitas telur ikan ini dapat mencapai 5000
–
7000 butir telur dalam sekali memijah. Ikan gurami paris memiliki warna
sisik merah muda cerah dan halus. Berat maksimal ikan gurami paris
hanya berkisar antara 1,5 kg per ekor dan mampu menghasilkan telur
(30)
13
3000- 5000 butir telur dalam sekali memijah. Ikan gurami bastar memiliki
warna agak kehitaman dengan kepala yang berwararna putih polos dan
bersisik besar. Jenis ikan ini banyak dibudidayakan oleh para petani ikan
karena ikan ini memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Akan tetapi ikan ini
memiliki produktivitas yang rendah yaitu menghasilkan 3000
–
5000 butir
telur dalam sekali memijah. Ikan gurami porselin memiliki laju
pertumbuhan yang lambat. Berat maksimalnya hanya mencapai 2 kg per
ekor. Daya produktivitas ikan ini sangat tinggi yaitu mencapai 10.000 butir
telur per ekor dalam sekali memijah (Rusito, 2013)
5.
Penyakit Ikan Gurami
Penyakit merupakan masalah utama bagi para petani ikan. Para petani
dapat mengalami kerugian besar akibat serangan berbagai penyakit pada
ikan gurami. Penyakit ini muncul akibat kondisi lingkungan perairan yang
kotor. Penyebab penyakit ini diantaranya yaitu bakteri, jamur, parasit, dan
cacing. Menurut Rusito (2013) ikan gurami dapat diserang parasit berupa
udang renik, protozoa, cacing, bakteri, virus, dan jamur. Berdasarkan letak
area infeksinya parasit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ektoparasit dan
endoparasit. Ektoparasit adalah organisme parasit yang menempel atau
hidup pada bagian luar tubuh ikan, sedangkan endoparasit adalah
organisme parasit yang hidup pada organ dalam tubuh ikan tersebut.
Penyakit lainnya yang menyerang ikan yaitu kutu ikan, cacing ikan, bercak
putih, dan cacar ikan. Penyakit kutu ikan disebabkan oleh parasit
Argulus
(31)
14
indicus
.
Argulus indicus
merupakan organisme yang tergolong ke dalam
Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit pada tubuh ikan
gurami.
Argulus indicus
berbentuk oval atau membundar dan berwarna
kuning bening. Organisme ini menyerang dengan cara cara menempel dan
menggigit tubuh ikan sehingga ikan gurami tersebut akan mengalami
pendarahan. Penyakit cacing ikan disebabkan oleh parasit
Dactylogyrus sp
dan
Gyrodactylus s
. Jenis
Dactylogyrus sp
menyerang pada bagian insang
ikan gurami. Jika nafsu makan ikan menurun hal ini merupakan gejala
awal ikan terserang
Dactylogyrus sp.
Jenis
Gyrodactylus sp
menyerang
pada bagian sirip ikan gurami.Penyakit bercak putih disebabkan oleh
parasit yang bernama
Ichthyophtbyrius sp
. Ciri-ciri ikan gurami yang
terserang penyakit bercak putih adalah munculnya bercak
–
bercak putih
pada bagian kulit ikan (Rusito, 2013).
Penyakit cacar ikan merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang
ikan gurami. Penyakit cacar ikan ini umumnya disebabkan oleh bakteri
Pseudomonas sp., Aeromonas sp.,
dan
Bacillus
(Angka
et al,
1982).Gejala
awal yangditimbulkan akibat infeksi bakteri yaitu timbul benjolan ditubuh,
mata menonjol keluar (
exopthalmus
), serta terdapat bercak putih pada
bagian hati, limpa, dan ginjal. Bila ikan sudah terserang parah maka dapat
mengakibatkan kematian. Penyakit ini juga dapat menular ke ikan gurami
yang lainnya.
(32)
15
B.
Taurin
Taurin adalah salah satu jenis asam amino bebas yang melimpah didalam
jaringan mamalia dan ikan. Senyawa taurin memiliki peran penting dalam
menjaga kelancaran berbagai proses didalam tubuh manusia dan hewan. Aksi
positif taurin didalam jantung yaitu mengatur kadar ion kalsium didalam sel.
Selain itu taurin juga berperan penting dalam membantu pergerakan ion
kalsium, natrium, kalium dan magnesium keluar masuk sel. Ion-ion tersebut
berperan dalam proses penghantaran impuls sel saraf (Ismail, Suheryanto,
Kustomo, dan Harsono,2005).
Taurin berfungsi untuk menstimulasi glikolisis dan glikogenesis,
keseimbangan homeostatis dari kalsium, memacu pertumbuhan dan
penglihatan serta untuk stabilitas membran (Redmond, 1983). Menurut
Matsunari (2006) taurin memiliki peran penting dalam proses modulasi
tingkat kalsium seluler, osmoregulasi, neurotramsmitter, anti oksidasi,
pelepasan hormon, dan berkaitan dengan asam empedu di mamalia.Fatimah
(2005) menyatakan bahwa taurin dibutuhkan untuk pertumbuhan sumsum
saraf dan otak juga penting untuk pertumbuhan retina. Berdasarkan percobaan
pada hewan,jika kandungan taurin didalam tubuh hewan sedikit maka dapat
mengakibatkan kegagalan fungsi sistem saraf, kegagalan pertumbuhan,
gangguan pada retina mata serta kegagalan kerja asam empedu.
(33)
16
C.
Kebutuhan Nutrisi
Pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi yang cukup agar
pertumbuhan dan perkembangannya tidak terganggu. Kandungan nutrisi yang
harus tersedia pada pakan ikan yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral. Berbagai macam kandungan nutrisi tersebut dapat diperoleh dari
pakan alami maupun pakan buatan.
Karbohidrat merupakan senyawa orgnik yang mengandung atom hidrogen,
atom oksigen, dan atom karbon. Karbohidrat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Jenis karbohidrat yang
diserap didalam usus ikan biasanya dalam bentuk monosakarida yaitu
fruktosa, glukosa, dan galaktosa. Zat-zat tersebut dibutuhkan ikan untuk
memperoleh energi. Protein merupakan senyawa organik yang tersusun dari
atom
–
atom karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen (O), sulfur (S),
dan fosfor (P). Didalam tubuh ikan protein berfungsi untuk pertumbuhan
jaringan baru, metabolisme untuk menghasilkan energi, metabolisme kedalam
zat
–
zat vital dalam fungsi tubuh, menghasilkan hormon
–
hormon tertentu,
menghasilkan enzim-enzim yang esensial dan memperbaiki jaringan yang
rusak (Bambang, 2001).
Lemak merupakan senyawa organik yang tersusun dari atom
–
atom karbon
(C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Didalam lemak, kandungan atom
hidrogen dan karbon lebih banyak daripada kandungan oksigen. Lemak
berfungsi sebagai sumber energi, sumber pelarut vitamin (A,D,E, dan K),dan
(34)
17
sebagai sumber asam lemak esensial, fosfolipid dan sterol. Vitamin
merupakan senyawa organik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme
tubuh, proses pertumbuhan, dan menjaga organ
–
organ tubuh tetap bekerja
secara normal. Kekurangan vitamin dapat menghambat proses pertumbuhan
pada ikan dan juga mengakibatkan ikan mudah terserang penyakit. Vitamin
ada yang larut dalam air ada juga yang larut dalam lemak. Vitamin B dan
vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, sedangkan vitamain A,D,
E dan K merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan hanya akan stabil
selama dalam bentuk larutan minyak. Didalam tubuh ikan terdapat 15 zat
mineral yang mempunyai peranan penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tubuh ikan. Adapun zat
–
zat mineral tersebut adalah natrium
(Na), kalium (K), forfor (P), kalsium (Ca), khlor (Cl), magnesium (Mg),
ferrum (Fe), belerang (S), yodium (I), mangan (Mn), kuprum (Cr) kobalt
(Co), molibdenum, selenium (Se), dan zincum (Zn). Zat-zat mineral tersebut
berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik selular yang diperlukan
untuk pemindahan zat
–
zat makanan melalui selaput sel, mempertahankan
keasaman yang tepat dari dari getah atau enzim pencernaan sehingga getah
atau enzim pencernaan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
mempertahankan kontraksi yang tepat dari urat daging, terutama kontraksi
jantung dan kontraksi di sistem saraf, berhubungan dengan fungsi vitamin
tertentu dalam pembentukan tulang dan kulit, sebagai komponen dari suatu
sistem enzim ,membentuk bagian kerangka, gigi, kulit dan hemoglobin serta
mempertahankan keseimbangan pH atau asam
–
basa yang tepat di dalam
cairan tubuh ikan (Bambang, 2001).
(35)
III.
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penenlitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September sampai November 2014
di Laboratorium Biologi Molekuler, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aquarium 25 cm persegi
sebanyak 40 buah sebagai wadah pemeliharaan ikan gurami, jangka sorong
untuk mengukur panjang, neraca ohaus untuk mengukur berat, aerator sebagai
oksigen tambahan, gayung untuk mengambil air, pH stick untuk mengukur
pH air pada aquarium, termometer untuk mengukur suhu air pada aquarium,
dan saringan untuk mengambil ikan. Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu ikan gurami ukuran 7-9 cm sebanyak 40 ekor, pakan komersial
berupa pelet sebagai pakan ikan, sampel air yang mengandung patogen
sebanyak 6 liter, dan taurin.
(36)
19
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL), dengan 4 perlakuan. Masing
–
masing perlakuan menggunakan 10
kali pengulangan. Perlakuan tersebut terdiri atas
1. Perlakuan 1: pakan pelet tanpa dicampur dengan taurin
2. Perlakuan 2: pakan pelet dengan ditambah 5 mg taurin
3. Perlakuan 3: pakan pelet dengan ditambah 10 mg taurin
4. Perlakuan 4: pakan pelet dengan ditambah 15 mg taurin
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Aquarium
Empat puluh buah Aquarium yang berukuran 25 cm persegi yang telah
disiapkan dibersihkan dahulu menggunakan air, kemudian direndam
dengan larutan klorin selama 24 jam. Hal ini bertujuan agar organisme
yang ada di dalam akuarium mati. Kemudian akuarium dibersihkan
kembali menggunakan air. Setelah bersih aquarium diisi air secukupnya,
diberi aerator sebagai sirkulasi udara.
2. Persiapan Ikan
Ikan gurami disiapkan dari pembudidaya gurami. Ikan yang digunakan
yaitu sebanyak 40 ekor dengan ukuran ikan 7-9 cm.
(37)
✂0
3.
Aklimatisasi
Ikan yang dibeli dari petani tidak langsung dimasukkan ke dalam
aquarium tetapi diadaptasikan dahulu terhadap kondisi aquarium.
Aklimatisasi bertujuan untuk penyesuaian suhu akuarium terhadap ikan
gurami. Cara yang dilakukan yaitu dengan meletakkan benih ikan gurami
ke dalam plastik yang berisi air dengan diikat ujungnya, kemudian plastik
yang berisi ikan dimasukkan ke dalam aquarium yang telah disiapkan.
Perlakuan ini dilakukan selama 20-30 menit.
Dengan aklimatisasi ini diharapkan suhu air yang ada di dalam kantong
plastik sama dengan suhu air pada aquarium. Kemudian ikan dilepaskan
ke dalam aquarium dengan cara melepas ujung ikatan kantong plastik
dan menenggelamkannya ke dalam aquarium dan dibiarkan hingga ikan
keluar dengan sendirinya. Kemudian kantong plastik diambil dari
aquarium. Cara ini dilakukan agar ikan tidak stres ketika dimasukkan ke
dalam aquarium. Setelah aklimatisasi selesai, ikan di dalam aquarium
diberi pakan berupa pelet. Pakan diberikan sebanyak 2% dari berat ikan.
Per hari pemberian pakan dilakukan pada pagi dan sore hari. Aquarium
dibersihkan 1 minggu sekali agar bersih dari sisa-sisa pakan dan feses
ikan.
(38)
✄1
4. Persiapan Pakan Buatan
Pakan pelet yang digunakan yaitu jenis pelet yang biasa digunakan oleh
pembudidaya gurami. Pelet biasanya dalam bentuk butiran dengan
ukuran 1 mm dan kandungan protein 30-40 %. Pakan dibedakan dalam 2
kelompok yaitu pakan yang dicampur dengan taurin dan pakan yang
tidak dicampur dengan taurin dengan berbagai konsentrasi. Kemudian
kedua pakan tersebut diberikan pada ikan gurami yang telah disusun
sesuai dengan prosedur.
5. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari.
Setiap ikan diberi pakan sesuai dengan perlakuan dengan 2-4 % dari
berat total/hari. Pengambilan data pertumbuhan dilakukan setiap 7 hari
sekali. Data yang diambil yaitu berat tubuh dan panjang tubuh.
E. Parameter Penelitian
Parameter yang diamati dan analisis data mengacu pada NRC (1983) dan
Heinsbrook (1989) yaitu:
1.
Laju Pertumbuhan Spesifik (
Specific Growth Rate
)
Rumus untuk laju pertumbuhan spesifik yaitu:
SGR= (LnWt-LnWo)/T x100 %
(39)
☎☎
Keterangan :
SGR
:
Specific Growth Rate
(Laju Pertumbuhan Spesifik)
Wo
: Weight ( berat hari ke o(g))
Wt
: Berat hari ke t (g)
T
: Time (lama pemeliharaan)
2.
Kelulushidupan
Rumus untuk kelulushidupan adalah sebagai berikut:
SR = Nt/No x 100
Keterangan :
Nt
: Jumlah ikan yang hidup selama penelitian (ekor)
No
: Jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian (ekor)
3.
Panjang Tubuh dan Berat Tubuh
Pertambahan panjang tubuh ikan gurami dapat diukur dengan
menggunakan jangka sorong dari ujung mulut hingga ujung ekor.
Pertambahan berat diukur dengan melakukan penimbangan tubuh ikan
gurami. Penimbangan dan pengukuran dilakukan setiap tujuh hari sekali
selama 70 hari.
4.
Ratio Konversi Pakan/Food Convertion Ratio (FCR)
Rumus yang digunakan yaitu:
FCR= F / (Wt + D)
–
Wo
Keterangan:
(40)
✆ ✝
F
: Jumlah pakan yang diberikan (g)
D
: Bobot ikan mati
Wt
: Berat akhir rata-rata (g)
Wo
: Berat awal rata-rata (g)
F. Pengambilan Sampel Air yang Mengandung Patogen
Sampel air diambil dari kolam para petani ikan yang terserang penyakit.
Sampel diambil sebanyak 6 liter. Sampel akan dimasukkan ke dalam
aquarium setelah 8 minggu perlakuan laju pertumbuhan ikan.
G. Pengambilan Data Daya Tahan Tubuh Ikan
Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan air yang mengandung
patogen ke masing-masing aquarium sebanyak 100 ml per aqurium.
Kemudian dilakukan pengamatan pada pagi dan sore hari. Pengamatan
dilakukan selama 2 minggu untuk dilihat kelulus hidupannya.
H. Analisi Data
Data yang diperoleh dari percobaan akan dianalisis dengan uji Anova dan
dilanjutkan dengan uji Tukey pada selang kepercayaan 95% dengan
(41)
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan perlakuan yang
berbeda dapat disimpulkan bahwa:
1. Penambahan senyawa taurin pada pakan pelet dapat meningkatkan
pertumbuhan dilihat dari berat dan panjang tubuh ikan gurami, serta
mampu menurunkan laju konversi pakan (FCR.)
2. Pemberian senyawa taurin pada pakan tidak berpengaruh terhadap tingkat
kelulushidupan serta daya tahan ikan gurami.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan
senyawa taurin dengan konsentrasi yang berbeda terhadap laju pertumbuhan
dan daya tahan tubuh ikan gurami. Untuk penelitian selanjutnya disarankan
menggunakan jenis penyakit yang lebih berbahaya terhadap kelangsungan
hidup ikan gurami.
(42)
36
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, I. Boer, dan I. Suharman. 2004.
Diktat dan Penuntun Praktikum Analisa
Formulasi Pakan
. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Ria:
Pekanbaru. 60 hal.
Angka, S.L., S.U.Pramono, F.H .Pasaribu, M. Alifuddin. 1982.
Isolasi dan
identifikasi jasad renik penyebab epidemi penyakit bercak merah ikan di
Jawa Barat
. Buletin Perikanan. Vol I(1): 1-14.
Bambang, A.M. 2001.
Pedoman Meramu Pakan Ikan
. Yogyakarta: Kanisius
Carter, C. G. dan A. E. Brafield. 1992.
The relationship between Specific
Dynamic action and Growth in Grass Carp.
Ctenopharyngodon idella:
Journal of fishbiology 40 : 895-907
Chumaidi. 2004. Tekhnologi Budidaya Pakan Alami. Dalam:
Makalah Dalam
Simposium Pengembangan Perikanan Budidaya Mendukung
Pembangunan Kota Berwawasan Lingkungan
, Bogor.
Departemen Pertanian. 1986
. Budidaya Gurami
. Bandung: Balai Informasi
Pertanian Jawa Barat.
Djarijah, A.B. 1995.
Pakan Ikan Alami
. Jakarta: Penerbit Kanisius.
Djarijah, A.B., dan H. Puspowardoyo.1992.
Membudidayakan Gurami Secara
Intensif.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Fatimah, N. 2005.
Mengenal senyawa lain yang diklaim sebagai nutrien
.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Garcia-Ortega, A. 2009.
Nutrition and feeding research in the spotted rose
snapper (Lutjanus guttatus) and bullseye puffer (Sphoeroides annulatus)
,
new species for marine aquaculture. Fish Physiol Biochem. 35 (1):69-80.
doi: 10.1007/s10695-008-9226-1.
Heisnbrook. 1989
. Nutrient Requirements of Fish
.Nat. Acal.Of Sci. Washington
Ismail, N.E., R. Suheryanto, S. Kustomo, dan W.J.B. Harsono. 2005.
Efektivitas
(43)
37
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Jangkaru, Z. 1995.
Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan
Pemeliharaan
. Jakarta: Penebar Swadaya.
Jangkaru, Z. 2002.
Memacu Pertumbuhan Gurami
. Jakarta: Penebar Swadaya.
Lom, J. and I. Dykova. 1992.
Protozoan Parasites of Fishes
. Amsterdam: New
york. 315 pp.
Lovell, T. 1989.
Nutrition and Feeding of fish
.New York: Auburn University.
Mahyudin, K. 2009.
Panduan Lengkap Agribisnis Ikan Gurami
. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Martinez, J.B., S.Chatzifotis, P.Divanach, T.Takeuchi. 2004.
Effect of dietary
taurine supplementation on growth performance andfeed selection of sea
bass Dicentrarchus labrax fry fed with demand-feeders. Fish
. Sci: 70, 74
–
79.
Matsunari, H. 2006.
Effects of taurine levels in broodstock diet on reproductive
performance of yellowtail seriola quenquiradiata
. Tokyo: Departement
of Marine Biosciences, Tokyo University of Marine Science and
technology.
Mudjiman, A. 2000.
Makanan Ikan
. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Mulyana, R. I., S.L.Riadi, Angka, dan A. Rukhyani. 1990.
Pemakaian Sistem
Saringan Untuk mencegah infeksi parasit pada benih ikan
(
Cyprinus
carpio
L.)
di kolam
. Bogor: Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.169-173 hal.
National Research Council. 1993.
Nutrient requirements of fish
. National
Academic of Science, Washington, D.C
Nugroho, E. dan T. Kurniasih. 2003.
Perbaikan Produktivitas Ikan Gurame
.
Disampaikan Pada Temu Bisnis Ikan Gurame di UNPAD. 9 hlm.
Okuzumi,M.,T. Fujii. 2000.
Nutritional and Functional Properties of Squid and
Cuttle Fish.
Jepang: Tokyo University of Fisheries.
Park, G.S., T.Takeuchi, T.Seikai,M.Yokoyama. 2001.
The effects of dietary
taurine on growth and taurine levels in whole body of juvenile Japanese
flounder Paralichthys olivaceus
. Nippon Suisan: Gakkaishi 67, 238
–
243
(44)
38
Redmond, H., P. Stapkleton, dan David. 1983.
Immunustrition. The Role of
Taurin
. Nutrition 14: 559-604 hal.
Risky, M. H., T. Julius dan B.W., Prasetya. 2011.
Usaha Pembenihan Gurami
.
Bogor: Penebar Swadaya.
Rusito, E. 2013.
Kiat Picu Produksi Gurami & Nila Agar Panen Semakin
Melimpah.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Sari, G. S. 2009. Budidaya
Pertanian Dan Peternakan Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy sp)
. Jakarta: Sastra Hudaya.
Sitanggang, M.,B.Sarwono. 2006.
Budi Daya Gurami
. Jakarta. Penebar Swadaya.
Susanto, H. 1998.
Budidaya Ikan Gurami
. Jakarta: Kanisius.
Utami, S. 2010.
Pengaruh Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda Terhadap
Kelangsungan Ikan Raibow Kurumoi
.
Skripsi
. Program Studi Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan: UNPAD.
Yuasa, K., N. Panigoro., M. Bahman, dan E. K. Kholidin. 2003.
Panduan
Diagnosa Penyakit Ikan
. Ditjen Perikanan Budidaya, departemen Kelautan
dan Perikanan dan JICA: Balai Budidaya Air Tawar Jambi.
.
(1)
Keterangan :
SGR :Specific Growth Rate(Laju Pertumbuhan Spesifik)
Wo : Weight ( berat hari ke o(g)) Wt : Berat hari ke t (g)
T : Time (lama pemeliharaan)
2. Kelulushidupan
Rumus untuk kelulushidupan adalah sebagai berikut: SR = Nt/No x 100
Keterangan :
Nt : Jumlah ikan yang hidup selama penelitian (ekor) No : Jumlah ikan yang ditebar pada awal penelitian (ekor)
3. Panjang Tubuh dan Berat Tubuh
Pertambahan panjang tubuh ikan gurami dapat diukur dengan menggunakan jangka sorong dari ujung mulut hingga ujung ekor. Pertambahan berat diukur dengan melakukan penimbangan tubuh ikan gurami. Penimbangan dan pengukuran dilakukan setiap tujuh hari sekali selama 70 hari.
4. Ratio Konversi Pakan/Food Convertion Ratio (FCR) Rumus yang digunakan yaitu:
FCR= F / (Wt + D)–Wo Keterangan:
(2)
✆ ✝
F : Jumlah pakan yang diberikan (g) D : Bobot ikan mati
Wt : Berat akhir rata-rata (g) Wo : Berat awal rata-rata (g)
F. Pengambilan Sampel Air yang Mengandung Patogen
Sampel air diambil dari kolam para petani ikan yang terserang penyakit. Sampel diambil sebanyak 6 liter. Sampel akan dimasukkan ke dalam aquarium setelah 8 minggu perlakuan laju pertumbuhan ikan.
G. Pengambilan Data Daya Tahan Tubuh Ikan
Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan air yang mengandung patogen ke masing-masing aquarium sebanyak 100 ml per aqurium.
Kemudian dilakukan pengamatan pada pagi dan sore hari. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu untuk dilihat kelulus hidupannya.
H. Analisi Data
Data yang diperoleh dari percobaan akan dianalisis dengan uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada selang kepercayaan 95% dengan
(3)
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan perlakuan yang berbeda dapat disimpulkan bahwa:
1. Penambahan senyawa taurin pada pakan pelet dapat meningkatkan pertumbuhan dilihat dari berat dan panjang tubuh ikan gurami, serta mampu menurunkan laju konversi pakan (FCR.)
2. Pemberian senyawa taurin pada pakan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan serta daya tahan ikan gurami.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan senyawa taurin dengan konsentrasi yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan daya tahan tubuh ikan gurami. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan jenis penyakit yang lebih berbahaya terhadap kelangsungan hidup ikan gurami.
(4)
36
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, I. Boer, dan I. Suharman. 2004. Diktat dan Penuntun Praktikum Analisa Formulasi Pakan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Ria: Pekanbaru. 60 hal.
Angka, S.L., S.U.Pramono, F.H .Pasaribu, M. Alifuddin. 1982. Isolasi dan identifikasi jasad renik penyebab epidemi penyakit bercak merah ikan di Jawa Barat. Buletin Perikanan. Vol I(1): 1-14.
Bambang, A.M. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Yogyakarta: Kanisius Carter, C. G. dan A. E. Brafield. 1992. The relationship between Specific
Dynamic action and Growth in Grass Carp.Ctenopharyngodon idella: Journal of fishbiology 40 : 895-907
Chumaidi. 2004. Tekhnologi Budidaya Pakan Alami. Dalam: Makalah Dalam Simposium Pengembangan Perikanan Budidaya Mendukung
Pembangunan Kota Berwawasan Lingkungan, Bogor.
Departemen Pertanian. 1986. Budidaya Gurami. Bandung: Balai Informasi Pertanian Jawa Barat.
Djarijah, A.B. 1995. Pakan Ikan Alami. Jakarta: Penerbit Kanisius.
Djarijah, A.B., dan H. Puspowardoyo.1992.Membudidayakan Gurami Secara Intensif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Fatimah, N. 2005. Mengenal senyawa lain yang diklaim sebagai nutrien. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Garcia-Ortega, A. 2009. Nutrition and feeding research in the spotted rose snapper (Lutjanus guttatus) and bullseye puffer (Sphoeroides annulatus), new species for marine aquaculture. Fish Physiol Biochem. 35 (1):69-80. doi: 10.1007/s10695-008-9226-1.
Heisnbrook. 1989. Nutrient Requirements of Fish.Nat. Acal.Of Sci. Washington Ismail, N.E., R. Suheryanto, S. Kustomo, dan W.J.B. Harsono. 2005. Efektivitas
(5)
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jangkaru, Z. 1995. Pembesaran Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan Pemeliharaan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Jangkaru, Z. 2002. Memacu Pertumbuhan Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya. Lom, J. and I. Dykova. 1992. Protozoan Parasites of Fishes. Amsterdam: New
york. 315 pp.
Lovell, T. 1989. Nutrition and Feeding of fish.New York: Auburn University. Mahyudin, K. 2009. Panduan Lengkap Agribisnis Ikan Gurami. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Martinez, J.B., S.Chatzifotis, P.Divanach, T.Takeuchi. 2004. Effect of dietary taurine supplementation on growth performance andfeed selection of sea bass Dicentrarchus labrax fry fed with demand-feeders. Fish. Sci: 70, 74– 79.
Matsunari, H. 2006. Effects of taurine levels in broodstock diet on reproductive performance of yellowtail seriola quenquiradiata. Tokyo: Departement of Marine Biosciences, Tokyo University of Marine Science and technology.
Mudjiman, A. 2000. Makanan Ikan. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Mulyana, R. I., S.L.Riadi, Angka, dan A. Rukhyani. 1990. Pemakaian Sistem Saringan Untuk mencegah infeksi parasit pada benih ikan (Cyprinus carpio L.) di kolam. Bogor: Balai Penelitian Perikanan Air Tawar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.169-173 hal.
National Research Council. 1993. Nutrient requirements of fish. National Academic of Science, Washington, D.C
Nugroho, E. dan T. Kurniasih. 2003. Perbaikan Produktivitas Ikan Gurame. Disampaikan Pada Temu Bisnis Ikan Gurame di UNPAD. 9 hlm.
Okuzumi,M.,T. Fujii. 2000. Nutritional and Functional Properties of Squid and Cuttle Fish. Jepang: Tokyo University of Fisheries.
Park, G.S., T.Takeuchi, T.Seikai,M.Yokoyama. 2001. The effects of dietary taurine on growth and taurine levels in whole body of juvenile Japanese flounder Paralichthys olivaceus. Nippon Suisan: Gakkaishi 67, 238–243
(6)
38
Redmond, H., P. Stapkleton, dan David. 1983. Immunustrition. The Role of Taurin. Nutrition 14: 559-604 hal.
Risky, M. H., T. Julius dan B.W., Prasetya. 2011. Usaha Pembenihan Gurami. Bogor: Penebar Swadaya.
Rusito, E. 2013.Kiat Picu Produksi Gurami & Nila Agar Panen Semakin Melimpah. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
Sari, G. S. 2009. Budidaya Pertanian Dan Peternakan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Jakarta: Sastra Hudaya.
Sitanggang, M.,B.Sarwono. 2006.Budi Daya Gurami. Jakarta. Penebar Swadaya. Susanto, H. 1998.Budidaya Ikan Gurami. Jakarta: Kanisius.
Utami, S. 2010. Pengaruh Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Ikan Raibow Kurumoi. Skripsi. Program Studi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan: UNPAD.
Yuasa, K., N. Panigoro., M. Bahman, dan E. K. Kholidin. 2003. Panduan
Diagnosa Penyakit Ikan. Ditjen Perikanan Budidaya, departemen Kelautan dan Perikanan dan JICA: Balai Budidaya Air Tawar Jambi.
.