Tunarungu wicara Anak berkebutuhan khusus yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi

Panduan Pembelajaran Materi Pengurangan Risiko Bencana untuk Anak Berkebutuhan Khusus 9 4

4. Anak berkebutuhan khusus yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi

A. Tunarungu wicara

Hambatan Belajar Keterbatasan pendengaran Penguasaan bahasa terbatas Petunjuk praktis Berikan informasi dalam bentuk visual, kinestetik, dan taktil, misalnya melalui video atau ilm, gambar, simulasi, dan demonstrasi. Berikan tanda bahaya visual lampu sirine. Jelaskan prosedur penyelamatan secara jelas dengan bahasa yang sederhana. Gunakan kata-kata sederhana yang dipahami anak. Usahakan menggunakan mimik wajah dan bahasa tubuh untuk membantu menyampaikan informasi kepada anak. Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan Penataan Strategi pembela- jaran Posisikan anak di depan supaya dapat mendengar maupun melihat gerak bibir guru lebih jelas. Pastikan guru dan teman-temannya berbicara dengan jelas, tetapi tidak perlu berteriak karena dapat menyebabkan kata terucap tidak jelas. 9 5 Aha, Sekarang Aku Bisa Alter- natif evaluasi Minta anak mengulang pertanyaan untuk memastikan pemahamannya. Minta teman sebangku untuk mengulang hal yang disampaikan guru apabila diperlukan. Pastikan wajah terarah ke anak saat berbicara dengannya. Beritahukan kepada teman-temannya juga untuk melakukan hal sama saat berbicara dengan anak yang memiliki gangguan pendengaran. Pergunakan kata-kata sederhana. Gunakan gerakan dan ekspresi sesering mungkin serta media visual. Jika menggunakan alat bantu dengar, hati-hati karena alat itu biasanya memperkeras semua bunyi termasuk suara latar. Evaluasi tertulis, performance Komentar tentang program ASB Anak Berkebutuhan Khusus memiliki penangkapan dan penerimaan, baik informasi maupun pelajaran, yang sangat berbeda. oleh karena itu, Anak berkebutuhan khusus harus mendapatkan prioritas untuk memperoleh informasi yang benar apalagi mengenai penyelamatan diri atau perlindungan diri bila terjadi bencana. guru Sekolah inklusi, Kab. Bantul, diy Panduan Pembelajaran Materi Pengurangan Risiko Bencana untuk Anak Berkebutuhan Khusus 9 6 Studi kasus Di kelas 2 terdapat 1 siswa tunarungu. Dia duduk di pojok paling belakang. Guru pembelajaran materi gempa dengan media 16 cerita bergambar. Ketika bercerita, mulut guru tertutup oleh gambar dan tidak ada perhatian intervensi pembelajaran yang diberikan untuk anak tersebut. Ketika menggunakan kartu benar salah untuk mengecek pemahaman anak, pertanyaan hanya ditanyakan untuk kelas besar. Guru menceritakan cerita bergambar, anak tunarungu tidak mengerti dengan jelas penyampaian materi oleh guru 9 7 Aha, Sekarang Aku Bisa Pembelajaran dari kasus di atas Posisi tempat duduk siswa mempersulit anak memahami gerak bibir guru ketika guru menunjukkan gambar. Anak tunarungu sebaiknya duduk di tengah depan untuk memudahkannya melihat dengan jelas gambar yang ditunjukkan oleh guru. Sebaiknya guru mengombinasikan metode pembelajaran dengan demonstrasi langsung langkah penyelamatan yang melibatkan anak tunarungu. Selain itu, penting sekali bagi guru untuk menggunakan mimik wajah dan bahasa tubuh. Dengan kata lain, guru perlu menggunakan metode komunikasi total. Pemahaman siswa tunarungu perlu dipastikan dengan bertanya langsung kepada anak sebelum menambah materi selanjutnya. Panduan Pembelajaran Materi Pengurangan Risiko Bencana untuk Anak Berkebutuhan Khusus 9 8

B. Autis