Tunadaksa Anak berkebutuhan khusus yang berhubungan dengan kemampuan motorik dan mobilitas

8 1 Aha, Sekarang Aku Bisa

2. Anak berkebutuhan khusus yang berhubungan dengan kemampuan motorik dan mobilitas

A. Tunadaksa

Strategi Pembelajaran yang dapat diterapkan Hambatan Keterbatasan gerak Pada anak tunadaksa yang juga mengalami gangguan mental Petunjuk Praktis Atur ruangan agar anak bebas bergerak. Lingkungan sekolah yang mudah diakses untuk mobilitas anak. Sediakan barang yang diperlukan dalam jangkauan anak. Lihat petunjuk praktis untuk anak dengan gangguan mental Penataan ruang kelas Atur jarak antarmeja dan perabot agar dapat dilewati kursi roda. Anak akan lebih diuntungkan dalam hal mobilitas jika ia duduk di depan. Simpan barang pada rak yang tidak terlalu tinggi sehingga mudah diraih anak idealnya sejajar dengan mata anak. Rute bebas hambatan antartempat. Misalnya, dari kelas ke lapangan, dari pintu gerbang ke kelas dapat dilalui kursi roda, dan saluran air ditutup. Panduan Pembelajaran Materi Pengurangan Risiko Bencana untuk Anak Berkebutuhan Khusus 8 2 Strategi pembela- jaran Bila tidak dijumpai hambatan kognitif, sama seperti anak lain. Bila dijumpai hambatan kognitif, lihat penjelasan untuk anak dengan hambatan intelektual. 8 3 Aha, Sekarang Aku Bisa Studi kasus Di kelas 2 terdapat 1 siswa dengan hambatan mobilitas yang menggunakan kursi roda. Siswa tersebut duduk sendiri di pojok paling belakang. Guru pembelajaran materi puting beliung dengan media gambar. Guru lebih banyak berdiri di depan kelas sehingga tidak banyak berinteraksi dengan siswa yang duduk di belakang, termasuk siswa tunadaksa. Selain itu, siswa tersebut juga tidak dapat banyak berinteraksi dengan siswa lain. Selain memang posisi tempat duduk yang menyulitkan, siswa tersebut pemalu. Sepanjang pelajaran, siswa tunadaksa lebih banyak diam. Anak tunadaksa duduk di pojok tanpa teman sebangku Panduan Pembelajaran Materi Pengurangan Risiko Bencana untuk Anak Berkebutuhan Khusus 8 4 Pembelajaran dari kasus di atas Tempat duduk perlu diatur dengan memperhatikan kemudahan interaksi antara guru dan siswa serta interaksi antarsiswa. Anak tunadaksa yang memiliki karakter pemalu perlu dilibatkan saat pembelajaran melalui penelusuran kemampuan yang dimiliki anak. Kemampuan tersebut dapat menjadi dasar pemilihan strategi pembelajaran yang mampu membuat anak percaya pada kemampuannya. Pemberian peluang interaksi antara anak dan teman lain juga dapat dirancang melalui strategi pembelajaran yang menuntut kerja sama. Misalnya, tugas kelompok atau permainan yang dapat melibatkan semua anak. Pertama, posisi tempat duduk anak dapat dibuat berkelompok. Hal ini akan memudahkan interaksi antarsiswa. Selanjutnya, guru dapat membuat variasi dalam metode pembelajaran, misalnya metode demonstrasi. Semua siswa dapat diminta untuk membuat rumah-rumahan dari kertas yang dapat digunakan sebagai alat peraga. Anak-anak diposisikan berkelompok untuk menciptakan interaksi yang baik 8 5 Aha, Sekarang Aku Bisa

B. Tunanetra