lxxxi tercampur di beberapa tempat dan menyebabkan adukannya tidak rata
menggumpal. Selanjutnya masukkan batu pecah dan biarkan mesin molen selama ± 1 menit sampai campuran beton benar-benar tercampur secara merata
dan homogen. Adukan yang sudah tercampur merata, dituangkan ke dalam sebuah pan
besar yang tidak menyerap air, dan kemudian adukan diukur kekentalannya dengan menggunakan metode slump test dari kerucut Abrams-Harder. Setelah
pengukuran nilai slump, campuran beton dimasukkan ke dalam cetakan silinder yang berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan cara dibagi dalam tiga
tahapan, dimana masing-masing tahapan diisi 13 bagian dari cetakan silinder lalu dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator.
Setelah umur beton 24 jam, cetakan silinder dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai pada masa
yang direncanakan untuk melakukan pengujian.
3.6 Penggunaan Slag
Pada tugas akhir ini, penggunaan slag yang saya gunakan sebagai pengganti agregat halus. Hal ini ditujukan agar penggunaan slag dapat
meningkatkan mutu dari beton yang direncanakan, Slag ini didapat dari Jl. Mahkamah, lalu dihaluskan dengan cara ditumpuk menggunakan palu dan yang
digunakan adalah yang lolos dari saringan no.8 diameter 2.36. Adapun variasi yang digunakan adalah : 0, 5 dan 10 dari berat pasir yang digunakan.
3.7 Penggunaan Fly Ash
Pada tugas akhir saya ini, penggunaan Fly Ash yang saya gunakan sebagai pengganti semen, Fly Ash ini didapat dari PT ADHI KARYA yang berada di
Universitas Sumatera Utara
lxxxii Patumbak. Adapun variasi yang digunakan adalah : 0, 5 dan 10 dari berat
pasir yang digunakan.
3.8 Penggunaan Serat Baja Steel Fiber
Pada tugas akhir saya ini, digunakan bahan tambahan berupa serat baja steel fiber , serat baja ini didapat dari pabrik Dexton. Adapun jumlat serat baja
steel fiber yang dipergunakan adalah sebanyak 0, 1 dan 2 dari berat semen yang digunakan.
3.9 Pengujian Sampel
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan beton, pengujian elastisitas beton, pengujian splitting beton.
3.9.1 Pengujian kuat tekan beton
Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari untuk tiap variasi beton sebanyak 4 buah. Sehari sebelum pengujian sesui umur rencana, silinder
beton dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan
menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton yang digerakkan
secara manual.
Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus :
Α Ρ
c f
=
dimana : f’c = Kekuatan tekan kgcm
2
P = Beban tekan kg
Universitas Sumatera Utara
lxxxiii A = Luas permukaan benda uji cm
2
Gambar 3.2. Uji Tekan Beton
3.9.2 Kuat Rekah Beton fct
Konstruksi beton yang dipasang mendatar sering menerima beban tegak lurus sumbu bahannya dan sering mengalami rekahan splitting. Hal ini terjadi
karena daya dukung beton terhadap gaya lentur tergantung pada jarak dari garis berat beton, makin jauh dari garis berat makin kecil daya dukungnya.
Kekuatan tarik belah relatif rendah, untuk beton normal berkisar antara 9-15 dari kuat tekan. Penggujian kuat tarik beton dilakukan melalui
pengujian split cilinder. Nilai pendekatan yang diperoleh dari hasil pengujian berulang kali mencapai kekuatan 0,50-0,60 kali
√fc’, sehingga untuk beton normal digunakan nilai 0,57
√fc’. Pengujian tersebut menggunakan benda uji silinder beton berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm, diletakkan pada arah
memanjang di atas alat penguji kemudian beban tekan diberikan merata arah tegak dari atas pada seluruh panjang silinder. Apabila kuat tarik terlampaui,
benda uji terbelah menjadi dua bagian dari ujung ke ujung. Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji terbelah disebut sebagai spilt cilinder strength.
Universitas Sumatera Utara
lxxxiv Besarnya tegangan tarik belah beton tegangan rekah beton dapat dihitung
dengan rumus :
L D
π Ρ
2 Fct
=
di mana : Fct = Tegangan rekah beton kgcm P = Beban maksimum kg
L = Panjang silinder cm D = Diameter cm
A B
Gambar 3.3. Uji Split Cylinder
3.9.3 Absobrsi Beton
Pengujian absorpsi beton bertujuan untuk mengetahui tingkat penyerapan air dari beton normal maupun beton ringan variasi.
Untuk memperoleh nilai absorpsi maka dilakukan penimbangan terhadap benda uji silinder saat sebelum direndam dan kemudian ditimbang ketika akan
dilakukan pengujian baik uji tekan maupun uji tarik belah. Dari perbedaan berat
Universitas Sumatera Utara
lxxxv kedua kondisi tersebut maka di dapat selisih berat, kemudian dibagikan dengan
berat paling ringan, kemudian diubah ke bentuk persentase, maka akan diperoleh nilai absorpsi beton.
Nilai absorpsi dapat dihitung dengan rumus: Absorpsi =
B B
A −
X 100 Dimana: A = Berat beton sebelum direndam kg
B = Berat beton setelah direndam kg
Universitas Sumatera Utara
lxxxvi
BA B IV HA SIL DA N PEMBA HA SA N
4.1 Nila i Slum p
Nila i slump se la lu d ihub ung ka n d e ng a n ke m ud a ha n p e ng e rja a n b e to n w o rka b ilita s, ha l ini d ip e ng a ruhi b e b e ra p a fa kto r a nta ra
la in :
•
G ra d a si d a n b e ntuk p e rm uka a n a g re g a t
•
Fa kto r a ir se m e n
•
Vo lum e ud a ra p a d a a d uka n b e to n
•
Ka ra kte ristik se m e n
•
Ba ha n ta m b a ha n
G a m b a r 4.1
Pe ng ujia n Nila i Slum p
Universitas Sumatera Utara
lxxxvii
Ha sil p e ng ujia n nila i slum p d a n p e na m b a ha n a b u kulit ke ra ng d a n Ka p ur d a p a t d iliha t p a d a ta b e l 4.1.
Tabel 4.1 Nilai Slump berbagai jenis beton
Jenis Beton Nilai Slump
cm
BN 11.3
BR 10.4
BRS 10
BRF 9.8
BRS1 10.1
BRF1 9.7
BRS2 10
BRF2 9.7
BRSF1 9.7
BRSF2 9.8
Da ri ta b e l 4.1 d a p a t d iliha t b a hw a te rja d i p e nuruna n nila i slum p a nta ra b e to n ring a n d e ng a n b e to n no rm a l, ha l ini se sua i d e ng a n
sifa t d a ri b a tu a p ung ya itu m e nye ra p a ir.
Penurunan nilai slump antara beton ringan dengan beton normal dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan 4.3.
Universitas Sumatera Utara
lxxxviii
Gambar 4.2 Penurunan Nilai Slump Antara Beton Normal Dengan Beton
Ringan Ket :
0 = Beton Normal 5.5+1SB = 5 Slag, 5 Fly Ash + 1 Serat Baja
5.5+2SB = 5 Slag, 5 Fly Ash + 2 Serat Baja
10 = 10 Slag Fly Ash 10+1 = 10 Slag Fly Ash + 1 Serat Baja
10+2 = 10 Slag Fly Ash + 2 Serat Baja
Universitas Sumatera Utara
lxxxix
4.2 Be ra t Je nis Be to n