Pengaruh Price Discount Framing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung(Study Pada Produk Pakaian Wanita)

(1)

Abstrak

Pengaruh Price Discount Framing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung

(Study Pada Produk Pakaian Wanita) Oleh

Jenfabella Lukel

PT Matahari Putra Prima, pemilik Matahari Department Store (MDS) yang menguasai 50 persen bisnis eceran di Indonesia dan memiliki 141 gerai, dalam penelitian ini, penulis mengangkat produk pakaian wanita yang dijual di Matahari Departement Store yang berada di dalam Central Plaza Bandar Lampung sebagai objek penelitian. Price discount framing merupakan salah satu strategi penyesuaian harga yang sering dilakukan oleh Matahari Department Store, cara yang paling efektif untuk menerapkan harga diskon, termasuk didalamnya adalah cara menampilkannya, atau disebut pembingkaian ternyata memiliki implikasi manajerial yang penting bagi para retailer dan juga produsen. Hasil dari survey yang dilakukan oleh GE Money menyatakan bahwa wanita dapat menghabiskan 100 jam dan 48 menit untuk berbelanja pakaian. Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah Price Discount Framing berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Price Discount Framing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen wanita yang mempunyai minat membeli Produk Pakaian Wanita di Matahari Departement Store. Alat analisis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda.

Hasil analisis diperoleh bahwa, secara individual variabel actual price adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu dengan nilai koefisien sebesar 0,44. Variabel berikutnya yang memiliki peranan kedua cukup besar adalah variabel Teks In Frame, yaitu dengan koefisien sebesar 0,339. Variabel yang memiliki pengaruh terlemah terhadap keputusan pembelian adalah variable reference price yaitu dengan koefisien sebesar 0,310. Semua variabel independen dalam Price Discount Framing penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung.

Kata Kunci : Keputusan pembelian, Price Discount Framing , actual price, reference price dan teks in frame


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 Januari 1994, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Lukman Hakim Isa dan Hellawati. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Kartika II-6 Bandar Lampung, Sekolah Menengah Pertama ditempuh di SMPN 4 Bandar Lampung dan Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMAN 9 Bandar Lampung.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung pada tahun 2011.


(7)

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kepada ALLAH SWT yang tak henti-hentinya melimpahkan berbagai kenikmatan-Nya, penulis mempersembahkan skripsi ini untuk :

 Kedua orangtuaku tercinta Lukman Hakim Isa & Helawati, motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendo’akan dan menyayangiku, atas segala pengorbanan dan kesabaran mengatarku sampai kini.

 Kakak dan Adikku Shifayasfina Lukel dan Chantikamutiara Lukel, yang selalu selalu mendukung dan memotivasi untuk keberhasilanku.

 Seluruh Keluarga Besar yang selalu berdoa dan menanti keberhasilanku.

 Almamater tercinta jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung.


(8)

Moto:

Do your best at any moment that you have

Do the best and pray. God will take care of

the rest.

Do the best, be good, then you will be the

best.

Wanita-wanita yang tidak baik untuk

laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki-laki-laki yang tidak

baik adalah untuk wanita yang tidak baik

pula. Wanita yang baik untuk lelaki yang

baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang

baik. (Qs. An Nur:26)


(9)

SANWACANA

Alhamdulillah dengan segala puji dan syukur,penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan segala karunianya yang telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Penulisan skripsi ini tanpa bantuan berbagai pihak tentu tidak akan mampu diselesaikan sendiri, oleh karena itu atas bantuan dan dorongan serta motivasi yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Rinaldi Bursan, S.E.M.Si. selaku Pembimbing Utama dalam penulisan skripsi ini, dan sebagai orang tua dan juga sahabat dalam diri penulis, terima kasih atas waktu dan bimbingan serta masukan yang telah diberikan yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.

3. Ibu Roslina, SE.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan skripsi ini, dan sebagai orang tua dan juga sahabat dalam diri penulis, terima kasih atas waktu dan bimbingan serta masukan yang telah diberikan yang sangat membantu dalam penulisan tesis ini.

4. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si sebagai pembahas dan selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dalam penulisan skripsi ini, terima kasih atas waktu dan bimbingan serta masukan yang telah diberikan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E., ME., selaku Pembimbing Akademik. Terima


(10)

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu di Program sarjana Universitas Lampung

7. Bapak dan Ibu karyawan di Sekretariat Manajemen Universitas Lampung atas bantuan dan waktu yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan study di Program Sarjana Manajemen Universitas Lampung.

8. Teristimewa untuk Orangtua penulis, Bapak Lukman Hakim Isa dan Ibu Hellawati beserta keluarga besarku, terima kasih atas semua limpahan kasih saying, doa, dan bantuan yang telah diberikan selama ini.

9. Kakak dan adikku yang tersayang, Shifayasfina Lukel, S.E dan Chantika Mutiara Lukel untuk doa dan semangat kalian yang membuat langkahku terasa ringan dan berarti.

10.Sahabat yang sudah ku anggap sebagai saudara yang selalu membuat saya terus bersemangat Bertha Nanda, Raisya Miradiah, Riga Yulianita, Gladytha Gunawan, Alm. Ella Noviana Sari, dan Ahmad Try Sutrisno Do’a dan semangat yang tiada henti selalu kalian berikan membuat aku terus bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

11.Sahabat-sahabat mahasiswa Manajemen Univeritas Lampung Audi Aniza AR, Eva Septiawati, Gita Putri Utami Juhri, Ratu Ismaya Rasyidi, Farras Mardhatila, Grihda Lorensa Hastylinia Putri, Dina Maryana, Fidya Junisa Mulya, M Yasser Syamsurya, Agung Prasetyo, Dona triansha, Adji Madya, Rio Panduwinata, M Dhian Pratama, Bayu Prasetya, Fadel M Harrys, atas kebersamaan dan keceriaan serta persahabatan yang luar biasa selama menempuh studi di Manajemen Universitas Lampung.


(11)

12.Rekan-rekan Manajemen Universitas Lampung, Prama Jaka, M Farid Naufal, Taradhipa Catur, Deni Wahyudi, Achmad Aristya, Yudhi Haprinaldi,Primarta Ramadhona, Prashadio Anmara, Artenza Olga, MM Prambudya Sesunan, Ricky Novrian, Ghia Subagja, Agil , Kabul Prasetyo, Arif Ramadhan, Faris Haqani, Fitri Fathimah, Ranis Dewinta Sari, Ega Nemara, Leisian Winda, Gita Lestari, Ajie Windu, Sabar Sahat, Anindia Nasution, Ratih AP, Nidya Silviana Merita, Putu Deddy

13.Teman-teman ku Chelsilia Hernidons, Taufik Priandaru, Gella Nadia, Feby Amalia, Amalia Yasmine, Windi Septiani, Maria, Cita Adelia Rachmasari, Bella Dita Novianty, M Adil Pambudi, Pertiwi Agustina, Tasya Gina Pratiwi, Hardiana Dwi Agustin, Jasmine Adlin, Yulis Diansa, Alamanda Kartika Fahri, Rosya Arifia, Tara Elsa Indira, Fitrah Satria, Arlingga Azli Mahesa, Lestary Dwi Pertiwi, Razief, Edy, Aris Syaftian Subing, yang selalu memberikan semangat dan keceriaan setiap harinya.

Penulis tidak akan mampu membalas kebaikan sekalian dan hanya berharap semoga diberkahi oleh Allah SWT.

Bandar Lampung, Februari 2015


(12)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4 Kerangka Pemikiran ... 8

1.5 Hipotesis ... 9

II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran ... 10

2.2 Harga ... 12

2.3 Bingkai Harga / Framing ... 13

2.3.1 Efek Framing ... 14

2.3.2 Diskon Bingkai Harga / Price Discount Framing ... 15

2.3.2.1 Actual Price ... 19

2.3.2.2 Reference price ... 20

2.3.2.3 Teks in frame ... 21

2.4 Keputusan Pembelian Konsumen ... 24

III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Sumber Data ... 28

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.5 Variabel Penelitian ... 31

3.6 Uji Instrumen Penelitian ... 34


(13)

ii

3.7.1 Analisis Kualitatif ... 36

3.7.2 Analisis Kuantitatif ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.1.1 Data dan Sampel ... 40

4.1.2 Uji Kelayakan Kuesioner ... 40

4.1.3 Karakteristik Responden ... 42

4.2 Analisis Kualitatif ... 44

4.2.1 Variabel Keputusan Pembelian Konsumen ... 44

4.2.2 Variabel Actual price ... 48

4.2.3 Variabel Reference price ... 49

4.2.4 Variabel Teks in frame ... 51

4.2.5 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 52

4.3 Analisis Kuantiitatif ... 55

4.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 55

4.3.2 Pengaruh Price Discount Framing Terhadap keputusan pembelian ... 56

4.3.3 Pengujian Pengaruh Statistik Secara Bersama-sama ... 57

4.3.4 Pengujian Hipotesis Statistik Secara Parsial ... 57

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63 LAMPIRAN


(14)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Operasional Variabel ... 34

3.2 Kriteria Penilaian Skor ... 36

4.1 Hasil Perhitungan Validitas masing-masing Variabel ... 41

4.2 Hasil Perhitungan Reliabilitas Seluruh Variabel... 42

4.3 Usia Responden ... 43

4.4 Pendapatan Per Bulan ... 43

4.5 Pekerjaan Responden ... 44

4.6 Tanggapan Konsumen Mengenai Model produk pakaian ... 44

4.7 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan pembelian pakaian karena adanya kebutuhan ... 45

4.8 Tanggapan Responden Mengenai keputusan pembelian dipengaruhi oleh teman dan keluarga yang pernah membeli ... 45

4.9 Tanggapan Konsumen Mengenai Keputusan pembelian dipengaruhi karena adanya kualitas produk yang ditawarkan terjamin ... 46

4.10 Tanggapan Responden Mengenai keputusan pembelian dipengaruhi adanya kemudahan pembayaran ... 46

4.11 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan pembelian karena adanya discount ... 47

4.12 Tanggapan Responden mengenai harga produk pakaian sangat murah. 48 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Harga produk pakaian lebih murah dibanding harga ditempat lain ... 48

4.14 Tanggapan Responden mengenai diskon yang diberikan membuat saya tertarik untuk membeli ... 49


(15)

ii

Tabel Halaman

4.15 Tanggapan responden mengenai harga sebelum pemberian diskon sangat

mahal ... 49

4.16 Tanggapan Responden Mengenai harga sebelum pemberian diskon lebih mahal dibanding harga ditempat lain ... 50

4.17 Tanggapan Responden Mengenai harga sebelum pemberian diskon lebih tinggi dibanding harga sesudah didiskon... 50

4.18 Tanggapan Responden Mengenai Kata-kata dalam pemberian diskon sangat menarik ... 51

4.19 Tanggapan Responden Mengenai kata-kata dalam pemberian diskon dapat dibuktikan oleh Matahari ... 51

4.20 Tanggapan Responden mengenai kata-kata dalam pemberian diskon mempengaruhi saya untuk membeli pakaian ... 52

4.21 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 53

4.22 Skor Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 54

4.23 Skor Terhadap Variabel Actual price ... 54

4.24 Skor Terhadap Variabel Reference price ... 54

4.25 Skor Terhadap Variabel Teks in frame... 55

4.26 Analisis Regresi Berganda ... 55

4.27 Pengaruh Price Discount Framing Terhadap keputusan pembelian.... 56

4.28 Hasil Uji secara Bersama-sama ... 57


(16)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Wawancara Pendahuluan Penelitian Terhadap Konsumen Atau Calon Konsumen Matahari Departement Store Bandar Lampung khusus pakaian wanita

2. Wawancara Pendahuluan Penelitian Terhadap Karyawan Matahari Departement Store

3. Kuesioner Penelitian

4. Tabulasi data jawaban responden 5. Output Uji Validitas dan Realibilitas

a. Variabel Keputusan Pembelian b. Variabel Actual price

c. Variabel Reference price d. Variabel Teks in frame 6. Output data Regresi Berganda 7. Frekuensi jawaban responden

a. Variabel Keputusan Pembelian b. Variabel Actual price

c. Variabel Reference price d. Variabel Teks in frame

8. Tabel Harga Kritik Product Moment 9. Tabel Uji F (σ = 0.05)


(17)

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan pemasaran oleh perusahaan adalah mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang ditawarkannya. Persaingan dalam dunia usaha merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan baik dalam skala lokal maupun multinasional. Pertumbuhan perekonomian yang cepat berdampak pada persaingan yang ketat bagi para pelaku bisnis sehingga menuntut setiap manajemen perusahaan untuk lebih cermat dalam menentukan strategi pemasaran agar dapat memenangkan persaingan (Hardiwan dan Mahdi, 2005). Perusahaan perlu mengembangkan produk yang menarik dan disukai konsumen serta menyediakan layanan. Kemudian, perusahaan perlu menciptakan iklan yang baik untuk produk tersebut dalam menjualnya ke konsumen dengan harga bersaing yang memungkinkan bisnis untuk mendapatkan keuntungan (Dodds et al, 1991 dalam Sutanto, 2010).

Perusahaan akan berusaha dan berlomba untuk menarik konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai cara yang memungkinkan. Strategi perusahaan dalam bersaing menarik pelanggan sering dihubungkan dengan konsep competitive advantage. Perusahaan diharapkan memiliki competitive advantage yang kuat agar mampu bertahan di kancah persaingan usaha. Competitive advantage suatu


(19)

2

perusahaan dapat dicapai melalui dua strategi yaitu strategi diferensiasi produk dan strategi harga. Strategi diferensiasi digunakan suatu perusahaan dengan menciptakan produk yang sama sekali unik di pasar yang ada. Sedangkan strategi harga digunakan perusahaan dengan mendesain dan menjual produk-produk dengan harga yang lebih rendah dari para pesaing.

Variabel harga merupakan konsep yang agak abstrak karena dinyatakan dalam bentuk label atau tanda, tidak banyak menyediakan inderawi langsung yang dikaitkan dengannya. Hal ini menyebabkan penelitian dasar tentang hal-hal yang berkaitan dengan penetapan harga relatif tidak sering dilakukan dibandingkan dengan penelitian pada elemen bauran pemasaran yang lain. Harga merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang maupun jasa.

Dalam pemasaran, potongan harga (discount) merupakan alat promosi yang dapat menarik perhatian konsumen untuk mendorong hasrat calon konsumen guna membeli produk yang ditawarkan. Menurut survei yang dilakukan oleh AC Nielsen (Rina, 2011) bahwa dalam membeli produk didapatkan sebesar 76% konsumen menyukai diskon harga sedangkan 18% lebih menyukai hadiah langsung. Penyampaian program potongan harga seringkali dikomunikasikan melalui framing atau pembingkaian pesan. Menurut Topig (2010), program potongan harga ini dikemas dalam dua jenis pembingkaian (message framing),

yaitu potongan harga dengan nilai “Rupiah” dan potongan harga dengan “Persentase”.


(20)

3

Menurut Dewanti, (2010), framing adalah sebuah fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan dalam format berbeda. Pembingkaian (framing) atas informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Framing sangat berkaitan erat dengan titik referensi. Dalam framing, titik referensi ini menjadi bingkai seseorang dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang telah terbingkai tersebutlah yang kemudian dievaluasi oleh pembuat keputusan.

Kegiatan berbelanja pada umumnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesukaan berbelanja memang selalu diidentikkan dengan wanita. Hal ini disebabkan karena tujuan berbelanja antara laki-laki dan wanita berbeda. Pria cenderung membeli berbagai barang sebagai sebuah simbol diri yang membuat mereka tampil lebih percaya diri (Fitriana & Koentjoro, 2009).

Pemasar sudah paham bahwa wanita, uang, dan belanja, kini seakan-akan telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Survei tentang kebiasaan berbelanja pada wanita dilakukan oleh salah satu lembaga survei yaitu GE Money pada tahun 2006. Hasil dari survey menyatakan bahwa seorang wanita membutuhkan 25.184 jam, 53 menit selama periode 63 tahun. Survei ini dilakukan terhadap 3000 wanita yang rata-rata melakukan aktivitas belanja sebanyak 301 kali per tahun, dengan total 399 jam dan 46 menit. Salah satu kesimpulan dari survei tentang wanita dan belanja dari GE Money adalah seorang wanita dapat menghabiskan 100 jam dan 48 menit untuk berbelanja pakaian, termasuk di dalamnya mencari mode pakaian terbaru dan melakukan proses


(21)

4

tawar-menawar selama berbelanja (Pandora dkk, 2012).

Dari hasil survei tersebut maka tidak heran bahwa wanita menjadi objek pemasaran sebuah pusat perbelanjaan. Selain itu, dalam setiap pusat perbelanjaan, visual merchandising dari produk pakaian wanita menjadi fokus utama para produsen, misalnya dengan menempatkannya langsung di depan pintu masuk. Banyaknya pilihan produk pakaian wanita yang up to date, lengkap dan berkualitas akan menentukan tempat perbelanjaan bagi konsumen. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat produk pakaian wanita yang dijual di Matahari Departement Store yang berada di dalam Central Plaza Bandar Lampung sebagai objek penelitian.

Matahari Department Store menyediakan berbagai macam produk pakaian wanita, seperti kemeja, t-shirt, jeans, celana, jaket, cardigan, gaun pesta, busana muslim, pakaian tidur, pakaian renang, pakaian hamil, dan pakaian olahraga dari berbagai macam merek. Selain itu, Matahari Department Store juga selalu menyediakan koleksi-koleksi terbaru sehingga diharapkan mampu meningkatkan perilaku pembelian konsumen wanita.

Bagi PT Matahari Putra Prima, pemilik Matahari Department Store (MDS) yang menguasai 50 persen bisnis eceran di Indonesia dan memiliki 141 gerai (Afianto, 2006), gejala tersebut menuntut bisnisnya untuk mampu bersaing dengan para kompetitornya dalam memberikan nilai lebih kepada para pelanggannya. Berbagai macam bentuk promosi telah dilakukan oleh Matahari Department Store untuk menarik perhatian pengunjung dan meningkatkan volume penjualan. Pemberian label potongan harga (diskon) untuk produk-produk pakaian wanita merupakan


(22)

5

salah satu bentuk strategi penjualan yang telah dilakukan. Salah satu alternatif penciptaan nilai lebih bagi para pelanggan adalah dengan dilakukannya price discount framing pada produk pakaian wanita di Matahari Department Store.

Hampir seluruh produk ditawarkan dibingkai dengan diskon harga (price discount framing). Penawaran tersebut tentu saja akan memberikan pandangan yang menguntungkan karena konsumen bisa mendapatkan produk yang diinginkan di bawah harga normal. Terlebih lagi dengan adanya penawaran-penawaran khusus diskon harga pada hari-hari besar nasional yang tentunya diharapkan dapat menstimuli konsumen untuk melakukan pembelian. Keseluruhan harga tersebut dibingkai dengan harga awal yang dicoret, kemudian disertakan dengan harga yang sudah didiskon, selain dengan nominal Matahari Department Store Bandar Lampung khusus produk pakaian wanita melakukan price discount framing dengan persen, hampir seluruh produk pakaian wanita yang ditawarkan berlabelkan diskon antara 10% hingga 50%. Penawaran tersebut tentu saja akan memberikan pandangan yang menguntungkan karena konsumen bisa mendapatkan produk yang diinginkan di bawah harga normal. Terlebih lagi dengan adanya penawaran-penawaran khusus, seperti diskon 50%+20%. Selain dengan nominal dan persentase Matahari Department Store Bandar Lampung khusus produk pakaian wanita melakukan price discount framing dengan teks yaitu “Buy 1 get 1 dan juga, Buy 2 get 1”, yang tentunya diharapkan dapat menstimuli konsumen untuk melakukan pembelian.

Menurut Gendall, dkk (2006) dalam Pandora dkk (2012) menyatakan bahwa price discount framing merupakan salah satu strategi penyesuaian harga yang sering


(23)

6

dilakukan oleh pemasar, karena diskon dapat merangsang pembelian secara cepat dari produk yang dipromosikan sehingga dapat meningkatkan penjualan. Cara yang paling efektif untuk menerapkan harga diskon, termasuk didalamnya adalah cara menampilkannya, atau disebut pembingkaian ternyata memiliki implikasi manajerial yang penting bagi para retailer dan juga produsen. Hasil wawancara pendahuluan penulis pada beberapa konsumen yang telah membeli produk pakaian wanita di Matahari mempunyai kesimpulan yang beragam, penulis menyimpulkan bahwa konsumen dalam membeli pakaian tidak terpaku pada price discount framing yang dilakukan oleh Matahari Departement Store, serta konsumen berharap Matahari Departement Store melakukan discount besar tidak hanya pada hari besar nasional saja.

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan betapa menariknya price discount framing bagi konsumen merupakan alat pemasaran untuk menghadapi persaingan, sehingga penulis mengadakan penelitian di Matahari Departement Store yang berada di dalam Central Plaza Bandar Lampung dengan judul “Pengaruh Price Discount Framing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung (Study Pada Produk Pakaian Wanita)”.

1.2Rumusan Masalah

Hasil dari survey yang dilakukan oleh GE Money menyatakan bahwa seorang wanita membutuhkan 25.184 jam, 53 menit selama periode 63 tahun. Survei ini dilakukan terhadap 3000 wanita yang rata-rata melakukan aktivitas belanja sebanyak 301 kali per tahun, dengan total 399 jam dan 46 menit. Salah satu


(24)

7

kesimpulan dari survei tentang wanita dan belanja dari GE Money adalah seorang wanita dapat menghabiskan 100 jam dan 48 menit untuk berbelanja pakaian, termasuk di dalamnya mencari mode pakaian terbaru dan melakukan proses tawar-menawar selama berbelanja (Pandora dkk, 2012). Adanya hasil survey tersebut, juga dengan adanya teori perilaku terencana yang menyatakan bahwa dalam berperilaku, manusia didasarkan dengan akal sehat dan juga memperhitungkan ketersediaan informasi (Kotler dan Keller, 2006). Untuk itulah penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meneliti ada (atau tidak) pengaruh dari efek Price Discount Framing terhadap minat beli konsumen. Berdasarkan hal tersebut. Maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah Price Discount Framing berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung?”

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Price Discount Framing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi Matahari Departement Store sendiri, yakni Matahari Departement Store dapat mengetahui format Price Discount Framing yang sesuai untuk menarik respon positif dari konsumen.


(25)

8

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Price Discount Framing dan Keputusan Pembelian konsumen.

1.4Kerangka Pemikiran

Pemasaran merupakan sebuah pengetahuan yang memperoleh perhatian semakin besar dikalangan organisasi dalam segala jenis dan ukurannya, termasuk organisasi nirlaba yang tidak mencari laba seperti pendidikan, rumah sakit dan sebagainya. Para pemimpin berjuang untuk lembaganya supaya bertahan menghadapi perubahan sikap konsumen dan sumber daya-sumber daya keuangan yang semakin berkurang. Manajemen pemasaran merupakan salah satu jawaban yang diambil untuk mengahadapi masalah-masalah tersebut.

Penelitian mengenai framing promosi harga penting dilakukan karena menurut DelVecchio et al (2007), dalam jurnalnya berpendapat bahwa framing dapat mempengaruhi pikiran atau asumsi konsumen terhadap sebuah promosi yang bernilai. Menetapkan sebuah harga berarti bagaimana mempertautkan sebuah produk dengan aspirasi sasaran pasar mengenai kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.

Ditinjau dari segi harga, secara umum konsumen memiliki preferensi untuk memperoleh actual price yang lebih rendah dari reference price. Actual price adalah harga yang dibayar konsumen untuk medapatkan sebuah produk. Reference price adalah harga standar yang dipakai konsumen untuk menilai harga suatu produk. Apabila actual price lebih rendah dari reference price maka konsumen memperoleh harga yang murah dan apabila konsumen memperoleh


(26)

9

actual price yang lebih tinggi daripada reference price maka konsumen memperoleh harga yang mahal. Reference price merupakan konsep yang subjektif, artinya bisa berbeda sebagai referensi untuk setiap konsumen dan tidak harus sama dengan harga sebenarnya di pasar (Wirawan, 2007).

Menurut Kotler dan Armstrong (2010) keputusan pembelian konsumen, tidak terlepas dari bagaimana konsumen melalui beberapa tahap yaitu mengetahui masalah yang dihadapi sampai dengan terjadinya transaksi pembelian konsumen. Jadi keputusan pembelian konsumen berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan, proses pengintegrasian dan pengkombinasian pengetahuan untuk menyeleksi terhadap dua atau lebih pilihan, untuk mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapinya. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Paradigma penelitian 1.5Hipotesis

Berdasarkan latar belakang penelitian dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ” Price Discount Framing yang terdiri dari actual price, reference price dan teks in frame berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung”

Actual price (X1)

Keputusan Pembelian (Y) Reference price (X2)


(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Konsep Pemasaran

Salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan penjualan adalah aspek pemasaran (Kotler, 2009:10) mengemukakan pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk penciptaan, penawaran dan pertukaran nilai produk dengan lainnya. Sedangkan konsep pemasaran menurut Basu (2005:17) adalah pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pelaksanaan konsep pemasaran perusahaan harus berorientasi kepada konsumen. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan pemasaran adalah suatu kegiatan usaha untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa melalui proses pertukaran, mengembangkan dan merencanakan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut, serta kemudian menetapkan harga, promosi dan saluran distribusi yang terbaik bagi produk dan jasa tersebut atau yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran (marketing mix) Yulianto (2010:13).

Orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana–mana. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami


(28)

11

pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap membeli. Semua yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu Drucker (dalam Kotler, 2004:10).

Tjiptono (2007:19) berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah dengan berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan memahami perilaku konsumen.

Konsep pemasaran dinyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan tentang kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan konsumen, lebih baik dari yang dilakukan oleh pesaing. Dengan konsep ini, perusahaan mampu membuat apa yang diinginkan oleh konsumen dan karena kepuasan yang dirasakan oleh konsumennya, akan menghasilkan laba bagi perusahaan. (Kotler dan Armstrong, 2010)

Dalam proses pemasaran terdapat lima langkah sederhana. Dalam empat langkah pertama, perusahaan bekerja untuk memahami konsumen, menciptakan nilai pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat dan di langkah terakhir, perusahaan menuai manfaat dari penciptaan nilai pelanggan yang unggul. Oleh karena itu, mereka pada waktunya menangkap nilai dari konsumen dalam bentuk penjualan, keuntungan dan ekuitas pelanggan jangka panjang. (Kotler dan Armstrong, 2010)


(29)

12

2.2Harga

Harga menurut Guntur (2010) merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan dan merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Menurut Kotler dan Armstrong (2010) harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen.

Menurut pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk menukarnya dengan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen; juga salah satu dari bauran pemasaran yang berperan penting dalam pemasaran. Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu (Tjiptono, 2004:152-153):

1. Tujuan berorientasi pada laba

Setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan dikenal dengan istilah maksimal laba. (Tjiptono, 2004)

2. Tujuan berorientasi pada volume

Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harga berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu agar dapat mencapai target volume yang diinginkan. (Tjiptono,2004)


(30)

13

3. Tujuan berorientasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menentukan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisiusnya. (Tjiptono, 2004)

4. Tujuan stabilisasi harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan pula harga mereka. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri. (Tjiptono, 2004)

2.3Bingkai Harga / Framing

Dalam jurnalnya, Chen et al (1998) dalam Pandora dkk (2012) yang berpendapat bahwa framing dapat mempengaruhi kognitif seseorang dalam melakukan pemilihan dari pengambilan keputusan sebuah masalah. Pendapat Chen et al tersebut, didukung oleh Weber et al (2000) dalam Pandora dkk (2012). Menyatakan bahwa perbedaan perilaku atau pilihan seseorang, framing berkaitan erat dengan pengambilan keputusan. Hal ini berarti framing, memiliki peran penting dalam perilaku seseorang dalam menetapkan pilihan atau dalam pengambilan keputusan. Wu dan Cheng (2011) yang mengatakan, framing atau pembingkaian adalah suatu hal yang dapat meningkatkan efek tanggapan atau respon masyarakat dari sebuah presentasi.

Jin et al (2012) mengangkat framing dari sisi guna pemilihan atau option framing dimana Jin et al mengatakan bahwa option framing membantu pembeli untuk


(31)

14

memilih dari sekian banyak pilihan yang ada. Jika dihubungkan, dari pengertian framing menurut para ahli maka dapat ditarik sebuah benang merah mengenai framing, yaitu sebuah alat yang digunakan pemasar untuk memberikan persepsi lain dari sebuah presentasi sehingga dapat membuahkan perilaku yang berbeda juga membantu penerima framing untuk dapat menentukan pilihan dari pilihan-pilihan yang ada.

2.3.1 Efek Framing

Menurut Wu dan Cheng (2011) mengatakan bahwa efek framing terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

1. Attribute Framing, Terjadi ketika penilaian individu bervariasi sebagai fungsi dari label yang digunakan untuk menggambarkan atribut dari objek tertentu.

2. Goal Framing,: Pesan persuasif sebagai bingkai untuk menekankan konsekuensi positif atau negatif dari perlakuan suatu tindakan atau tidak. 3. Risky Choice Framing Effects, Terjadi ketika pilihan berisiko dan pilihan

tanpa risiko sebesar nilai yang diharapkan, ini tergantung pada apa pilihan yang dijelaskan dalam istilah positif atau negatif.

Sedangkan Menurut Levin et al (1998) dalam Pandora dkk (2012) mengatakan bahwa efek framing juga terbagi menjadi tiga jenis tetapi dengan pengertian yang berbeda dari pendapat Wu dan Cheng (2011), yaitu:


(32)

15

1. Attribute Framing, Efek yang mempengaruhi evaluasi karakteristik objek atau kejadian.

2. Goal Framing, Efek yang mempengaruhi persuasi dari komunikasi.

3. Risky Choice Framing Effects, Efek untuk menggambarkan bagaimana valensi mempengaruhi keinginan dalam pengambilan resiko

2.3.2 Diskon Bingkai Harga / Price Discount Framing

Framing sangat erat kaitannya dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam sebuah perbandingan. Logikanya, sesuatu akan terlihat lebih rendah ketika berada di bawah titik referensi. Begitu juga sebaliknya, dapat terlihat sangat tinggi bila berada di atas titik referensi. Dalam framing, titik

referensi ini menjadi „bingkai‟ seseorang dalam mempertimbangkan

kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang telah ter-framing tersebutlah yang kemudian dievaluasi oleh sang pemilih.

Salah satu contoh adalah kebijakan „mencoret harga awal‟ yang dilakukan oleh

para retail tersebut. Pada awalnya mereka menuliskan dengan tinggi berapa harga awal, yang seringkali jauh lebih mahal, misalnya Rp. 2 juta. Angka yang besar itu secara otomatis menjadi titik referensi kita karena informasi tersebut kita dapatkan

terlebih dahulu. Kemudian, para retail tersebut „mencoret harga awal‟ tersebut dan memberikan angka Rp. 500.000 di bawahnya. Tidak lupa dengan menambahkan kata-kata semacam “turun harga!” atau “Diskon besar-besaran!” atau mungkin kata-kata „ajaib‟lainnya, karena kita awalnya memandang angka Rp. 2 juta sebagai patokan, harga Rp. 500.000 yang berada di bawahnya akan terlihat jauh


(33)

16

lebih murah. Yang diharapkan, tentu saja, kita menjadi lebih „welcome‟ pada harga tersebut (Rp. 500.000) dan memandang biaya tersebut sebagai „biaya yang murah‟.

Selisih antara titik referensi, yaitu Rp. 2 juta dengan harga yang dibayar, yaitu Rp. 500.000, akan terlihat sebagai keuntungan bagi pembeli. Mereka akan merasa membayar (jauh) lebih murah bila dibandingkan dengan apa yang bisa mereka dapatkan. Hal ini tentu saja membuat mereka, setidaknya beberapa dari mereka,

mulai menyadari keuntungan yang mereka peroleh. Perasaan „untung‟ itulah yang

dikejar para retail untuk meningkatkan keinginan konsumen membeli barang yang dimaksud.

Dalam framing pemakaian bahasa pun bisa menjadi hal yang sangat penting. Dengan menggunakan bahasa yang mengedepankan sisi positif, seseorang akan memandang informasi tersebut sebagai informasi yang menguntungkan. Misal

pemakaian kata “80% lulusan terserap menjadi tenaga kerja” lebih dipilih menjadi

tagline sebuah universitas swasta daripada “20% lulusan menjadi pengangguran”, meskipun memiliki arti yang sama.

Bagi produsen, framing mungkin salah satu cara untuk menjaring ketertarikan sebanyak-banyaknya tanpa bermaksud membohongi para konsumen. Mereka menyampaikan kebenaran meskipun dibungkus sedemikian rupa dengan bingkai yang cantik. Tentu saja tidak ada yang salah dengan hal itu. Konsumen pun tidak dapat dikatakan merugi. Mereka merasa untung dengan melihat adanya selisih dari titik referensi dengan harga yang mereka bayar.


(34)

17

Analisis framing merupakan suatu ranah studi komunikasi yang menonjolkan pendekatan multidisipliner dalam menganalisis pesan-pesan tertulis maupun lisan. Konsep framing atau frame sendiri bukan berasal dari ilmu komunikasi, elainkan dari ilmu kognitif (psikologis). Akan tetapi, konsep ini lebih populer dipakai dalam ranah komunikasi massa.

Menurut pendekatan psikologi, dalam framing yang terutama dilihat adalah adanya pengaruh kognisi seseorang dalam membentuk skema tentang diri, sesuatu, atau gagasan tertentu. Teori framing banyak berhubungan dengan teori mengenai skema atau kognitif yang mempelajari bagaimana seseorang memahami dan melihat realitas dengan skema tertentu. Sebagai contoh adalah teori atribusi dari Heider yang melihat manusia pada dasarnya tidak dapat mengerti dunia yang sangat kompleks. Oleh karenanya, individu berusaha menarik kesimpulan dari sejumlah besar informasi yang dapat ditangkap oleh pancaindera sebagai dasar hubungan sebab akibat. Atribut tersebut dipengaruhi baik dari faktor personal maupun pengaruh dari lingkungan.

Ada beberapa komponen yang menjadi alat analisis dalam analisis framing yang dikembangkan oleh Gamson (2001) dalam Pandora dkk (2012), pertama, elemen inti gagasan (idea element) yaitu ide atau pemikiran yang dikembangkan dalam teks itu kemudian didukung dengan symbol tertentu untuk menekankan arti yang hendak dikembangkan dalam teks. Simbol itu dapat diamati dari pemakaian kata, kalimat, grafis, atau pemakaian foto atau aksentuasi gambar tertentu. Kedua, perangkat pembingkai (framing devices) dipakai untuk memberikan citra negatif


(35)

18

maupun positif terhadap suatu teks (reasoning devices) yang berpotensi membawa konsekuensi (consequences) yang merujuk pada suatu gagasan tertentu.

Semua elemen dalam perangkat pembingkai tersebut digunakan untuk memberi citra tertentu atas seseorang atau peristiwa tertentu. Citra itu juga dilakukan dengan memberi label (depiction) terhadap suatu peristiwa dan citra juga dapat ditekankan dengan melakukan ilustrasi (Junaedi, 2007).

Perbedaan bentuk pembingkaian harga akan mengarahkan konsumen terhadap evaluasi yang berbeda pula. Pada sebuah artikel yang ditulis oleh Kahneman dan Tversky (1979) dalam Pandora dkk (2012), menunjukkan bahwa price discount framing yang dilakukan untuk kegiatan promosi dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan penilaian kognitif dari konsumen. Retailer sering mencoba mempengaruhi persepsi konsumen dan intense membeli dengan membuat variasi bentuk dari diskon dan juga cara membingkai promosi.

Gendall, dkk (2006) menyatakan bahwa harga diskon merupakan salah satu strategi penyesuaian harga yang sering dilakukan oleh pemasar karena diskon dapat merangsang pembelian secara cepat dari produk yang dipromosikan sehingga dapat meningkatkan penjualan. Cara yang paling efektif untuk menerapkan harga diskon, termasuk didalamnya adalah cara menampilkannya, atau disebut pembingkaian ternyata memiliki implikasi manajerial yang penting bagi para retailer dan juga produsen.


(36)

19

Terdapat beberapa cara pembingkaian pesan untuk menyatakan harga diskon. Misalnya adalah, harga diskon yang dinyatakan dalam bentuk persentase dan dalam bentuk moneter (dalam hal ini adalah rupiah). Dalam beberapa kasus pula, harga diskon dapat dibingkai dengan kalimat atau teks seperti “buy one, get one

free” atau “two for the price of one”. Dampak atau efek dari bentuk pembingkaian ini akan tergantung pada konsumen tersebut dalam memprosesnya dan mengartikan pesannya. Sebuah efek dari pembingkaian (framing) dikatakan terjadi bila timbul deskripsi yang berbeda dari suatu situasi yang sama sehingga membuat preferensi yang berbeda pula.

2.3.2.1Actual Price

Actual price didefinisikan sebagai harga yang harus dibayarkan untuk membeli produk (Chapman dan Wahlers, 1999) dalam Sutanto (2010). Konsep harga (price) merupakan konsep merupakan satu-satunya konsep unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya. Berdasarkan sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bagaimana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa (Tjiptono, 2007).

Tjiptono (2007) menyatakan bahwa harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.


(37)

20

Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Presepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.3.2.2Reference price

Pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami persepsi harga adalah dengan pemrosesan informasi. Dalam pemrosesan informasi harga secara kognitif, konsumen dapat membuat perbandingan antara harga yang ditetapkan dengan sebuah harga atau rentang harga yang telah terbentuk dalam benak mereka untuk produk tersebut. Reference price didefinisikan sebagai harga standar yang dipakai oleh konsumen dalam menilai harga suatu produk (Wirawan, 2007). Harga dalam benak mereka yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini disebut harga referensi internal.referensi harga internal merupakan harga yang dianggap kosnumen sebagai harga yang pantaas, harga yang selama ini memang ditetapkan untuk suatu produk atau apa yang dianggap oleh konsumen sebagai harga pasar


(38)

21

yang rendah atau harga pasar yang tinggi.pada dasarnya referensi harga internal bertindak sebagai penuntun dalam mengevaluasi apakah harga yang ditetapkan dapat diterima konsumen atau tidak.

Harga yang ditetapkan untuk suatu merek tertentu dapat dianggap sebagai suatu ciri dari produk. Pengetahuan ini kemudian akan dibandingkan dengan harga dari merek lain dalam satu kelas produk yang sama, ciri-ciri lain dari merek yang diamati dan dari merek-merek lainnya serta biaya-biaya konsumen lainnya. Pada akhirnya akan terbentuk sebuah sikap terhadap berbagai alternatif merek yang ada. Konsumen menggunakan harga sebagai indikator dari kualitas suatu produk karena konsumen percaya bahwa harga pasar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang kompetitif. Oleh karena itu, jika konsumen percaya bahwa harga dan kualitas mempunyai hubungan yang positif menunjukkan bahwa konsumen menggunakan harga sebagai indikator dari kualitas. Persepsi pengorbanan (perceived sacrifice) berdasarkan pada actual price yang harus dibayar sehingga apabila actual price yang dibayar konsumen berkurang maka jumlah dari perceived sacrifice juga akan berkurang. (Chapman dan Wahlers, 1999, dalam Sutanto, 2010).

2.3.2.3Teks in frame

Teks in frame merupakan kata-kata yang sering digunakan oleh para retail untuk menarik minat belanja para calon konsumennya yang dikemas dalam bingkai. Penyampaian program potongan harga seringkali dikomunikasikan melalui framing atau pembingkaian pesan.


(39)

22

Framing adalah sebuah fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan dalam format berbeda. Pembingkaian (framing) atas informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Framing sangat berkaitan erat dengan titik referensi. Dalam framing, titik referensi ini menjadi bingkai seseorang dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan-kemungkinan yang telah terbingkai tersebutlah yang kemudian dievaluasi oleh pembuat keputusan.

Menurut Agarwal dan Teas (2001) dalam Junaedi (2007), sumbangan psikologis yang diberikan kata-kata dalam bingkai harga berkaitan erat dengan appeals yang digunakan untuk membujuk calon konsumen untuk membeli dengan mengendalikan perhatiannya dan memberi kesan pada ingatannya sehingga bila membutuhkan barang-barang tersebut maka akan muncul dalam ingatannya akan merek barang-barang tertentu.

2.4Keputusan Pembelian Konsumen

Keinginan untuk membeli memiliki hubungan secara positif dengan persepsi nilai. Pada saat konsumen menilai bahwa pengorbanan yang dilakukan pada saat membeli produk sesuai dengan manfaat, nilai maupun kepuasan yang akan diterima maka konsumen akan cenderung untuk membeli produk tersebut. Chapman dan Wahlers (1999) dalam Sutanto (2010) mengemukakan bahwa minat membeli didefinisikan sebagai keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan memutuskan produk yang akan dibeli berdasarkan persepsinya


(40)

23

terhadap produk tersebut berkaitan dengan kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhannya. Willingness to buy dipengaruhi oleh nilai tambah suatu produk, dimana biaya yang dikeluarkan seimbang dengan keuntungan yang akan diperoleh (Grewal, et al, 1998, dalam Sutanto, 2010)

Perilaku (behavior) adalah tindakan spesifik yang secara langsung dapat dilihat dan diamati. Perilaku Pembelian (Buying Behavior) adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan seseorang dalam pembelian dan penggunaan produk. Swastha dan Handoko (2008) menjelaskan bahwa perilaku pembelian adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Pengambilan keputusan oleh konsumen akan berbeda menurut jenis keputusan pembelian. Assael (dikutip oleh Simamora, 2004), membedakan empat tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antara merek, yaitu:

1. Buying Behavior (Perilaku Membeli yang Rumit)

Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan tinggi dalam pembelian. Perilaku ini menyingkapkan adanya perbedaan-perbedaan yang jelas di antara merek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang harganya mahal, tidak sering dibeli, berisiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya. Biasanya konsumen tidak tahu


(41)

24

terlalu banyak tentang kategori produk dan harus belajar untuk mengetahuinya.

2. Dissonance Reducing Buying Behavior (Perilaku Membeli untuk Mengurangi Ketidakcocokan)

Perilaku membeli mempunyai keterlibatan yang tinggi dan konsumen menyadari hanya sedikit perbedaan antara berbagai merek. Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian produk mahal, tidak sering dilakukan, berisiko, dan membeli secara relatif cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Pembeli biasanya mempunyai respons terhadap harga atau yang memberikan kenyamanan. Konsumen akan memperhatikan informasi yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

3. Habitual Buying Behavior (Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan)

Dalam hal ini, konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, konsumen tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. 4. Variety Seeking Buying Behavior (Perilaku Pembeli yang Mencari

Keragaman)

Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Perilaku demikian biasannya terjadi pada


(42)

25

produk-produk yang sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

Sebelum sampai pada keputusan pembelian, konsumen umumnya melakukan beberapa tahapan yang harus dilalui, lazimnya disebut dengan istilah tahapan proses minat beli konsumen. Menurut Kottler dan Amstrong (2010), konsumen melalui lima tahap proses keputusan pembelian, yaitu:

1. Problems Recognition

Pada tahap problems recognition (pengenalan kebutuhan), konsumen merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dengan keadaan yang diinginkan untuk dapat dipenuhi, sehingga melahirkan kebutuhan. Kebutuhan seseorang dapat berasal dari stimuli intern atau dorongan dari dirinya sendiri juga dapat berasal dari stimuli ekstern.

Pada kondisi ini konsumen merasakan adanya kebutuhan yang ingin dapat dipenuhi, sehingga memotivasi konsumen untuk mencari informasi.

2. Information Search

Pada tahap information search (pencarian informasi), konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha mencari banyak informasi, baik informasi dari dalam ingatannya sendiri (internal) maupun informasi dari lingkungan luar (eksternal). Sumber-sumber informasi konsumen dapat berasal dari (1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan. (2) Sumber komersial: iklan, tenaga penjual, pedagang, perantara, pengemasan. (3) Sumber umum: media massa, organisasi rating konsumen. Banyak informasi yang diperoleh merupakan pembendaharaan


(43)

26

di dalam diri konsumen untuk dievaluasi. Banyaknya pengaruh yang berasal dari sumber-sumber informasi bervariasi menurut kategori produk dan karakteristik pembeli. Sebaliknya, kekurangan informasi baik informasi produk, merek, maupun harga dapat menyebabkan disonansi kognitif dalam diri konsumen.

3. Evaluation of Alternitives

Pada tahap evaluation of alternatives (evaluasi alternatif), konsumen mengevaluasi banyak informasi atau alternatif yang masuk dan menyempitkannya menjadi beberapa alternatif, dan selanjutnya dievaluasi kembali hingga menemukan satu alternatif yang benar-benar mampu memberikan manfaat seperti yang diharapkan untuk memuaskan kebutuhannya. Evaluasi alternatif ini penting, karena dapat mengurangi atau menghindari konsumen dari risiko yang akan diterimanya jika melakukan transaksi. Itulah sebabnya, konsumen hendaknya mengenali tingkat risiko dari masing-masing alternative merek produk yang akan dipilih dan berusaha meminimalisir agar tidak terjadi kekecewaan. Disonansi kognitif atau pertentangan antara dua kognisi yang berbeda di pikiran dapat juga diketahui dari kekecewaan konsumen.

4. Purchase Decision

Pada tahap purchase decision (keputusan pembelian), konsumen membentuk preferensi di antara merek-merek dalam kelompok pilihan. Konsumen juga pada akhirnya membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli merek yang paling disuka dari antara pilihan lainnya.


(44)

27

5. Postpurchase Behavior

Pada tahap postpurchase behavior (perilaku setelah pembelian), konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan sesudah digunakan. Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang (rebuying) di masa yang akan datang, sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Konsumen mungkin tidak melakukan tindakan apapun, tetapi ada pula konsumen yang akan menyampaikan keluhannya. Ketidakpuasan konsumen setelah melakukan pembelian adalah salah satu bentuk disonansi kognitif atau ketidaknyamanan perasaan konsumen. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian atau pembuangan pasca pembelian.

Perilaku pembelian yang ditunjukkan kepada produk private label dapat dilihat berdasarkan tiga hal, yaitu minat untuk membeli produk private label, niat untuk melakukan pembelian kembali produk private label di masa mendatang, dan merekomendasikan private label tersebut kepada orang lain.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan verifikatif. Sugiyono (2009:206) menyatakan bahwa Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Penelitian verifikatif diterangkan oleh Arikunto (2004:7) sebagai penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran melalui pengumpulan data di lapangan, sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitian ini penelitian verifikatif bertujuan untuk pengaruh Price Discount Framing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung.

3.2 Sumber Data

Menurut (Sugiyono, 2009). Dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :


(46)

29

1. Data Primer

Merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi atau pun dalam bentuk file-file dan data ini harus dicari melalui nara sumber yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi atau pun data.

2. Data Sekunder

Merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data ini sudah tersedia, sehingga peneliti hanya mencari dan mengumpulkannya saja.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui perantara. Data primer yang digunakan berupa data subyek (self report data) yang berupa opini dan karakteristik dari responden.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiono, 2009:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang sudah membeli ataupun mempunyai minat membeli Produk Pakaian Wanita di Matahari Departement Store yang berada di dalam Central Plaza Bandar Lampung.


(47)

30

Sugiyono (2009:116) mengatakan bahwa Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling method. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling dengan menggunakan purposive sampling, penentuan sampel yang diambil berdasarkan tujuan penelitian (Sugiyono, 2009:122). Dalam penelitian ini hanya konsumen wanita yang mempunyai minat membeli Produk Pakaian Wanita di Matahari Departement Store yang berada di dalam Hypermart Bandar Lampung. Penentuan jumlah sample dilakukan dengan mengestimasikan proporsi (Nazir 2005;344) dengan rumus:

N

D p

p

p Np n      1 1 1 Dimana : 4 2 B D

(estimasi terhadap mean) Keterangan

n = besarnya sampel p = proporsi yang diduga N = besarnya populasi sampel D = Standar Deviasi

B = Bound of error pada tingkat kepercayaan 90% sehingga 10% (error of estimate terhadap sampel).

Dalam penelitian ini, besarnya populasi merupakan jumlah rata-rata pengunjung Matahari Departement Store per bulan adalah ±18.000 orang. Bound of error yang digunakan adalah 0,1 pada tingkat kepercayaan 90%. Dalam survey ini peneliti tidak mengetahui p, biasanya p ini diketahui dari hasil survey sebelumnya. Jika ini


(48)

31

juga tidak ada maka p dianggap 0,5 (Nazir, 2005:344). Berdasarkan rumus tersebut maka besarnya sampel adalah :

n

n= 99,508 responden

Jadi besarnya sampel yang dapat mewakili populasi pengunjung untuk diteliti adalah sebanyak 99,508 orang untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 100 orang responden sampel yang akan diteliti.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner yang telah disusun secara terstuktur, dimana sejumlah pertanyaan tertulis disampaikan pada responden untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang dialami oleh responden yang bersangkutan. 3.5Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


(49)

32

1. Variabel Dependen

Variabel yang dipengaruhi atau variabel terikat (Sugiono, 2007). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian Konsumen. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada keinginan konsumen untuk melakukan pembelian pakaian wanita di Matahari Departement Store Bandar Lampung dan dioperasionalisasi dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: (1) Banyaknya model produk, (2) Pengaruh informasi, (3) Kualitas produk, (4) kemudahan pembayaran dan (5) Pengenalan kebutuhan, dan (6) Keputusan akan membeli karena adanya diskon.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2007). Variable independen dalam penelitian ini adalah Price Discount Framing yang terdiri dari actual price, reference price dan teks in frame.

1. Actual Price

Actual price didefinisikan sebagai harga yang harus dibayarkan untuk membeli produk (Chapman dan Wahlers, 1999) dalam Sutanto (2010). Actual price dioperasionalisasi dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: (1) Harga promo sangat mahal, (2) Harga promo lebih mahal dibanding harga lain, (3) Harga promo yang sangat tinggi.


(50)

33

2. Reference price

Reference price didefinisikan sebagai harga standar yang dipakai oleh konsumen dalam menilai harga suatu produk (Wirawan, 2007). Reference price dioperasionalisasi dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: (1) Harga sebelum pemberian diskon sangat mahal, (2) Harga sebelum pemberian diskon lebih mahal dibanding harga ditempat lain, dan (3) Harga sebelum pemberian diskon lebih tinggi dibanding harga sesudah didiskon. 3. Teks In Frame

Teks in frame didefinisikan sebagai kata-kata dalam bingkai harga yang digunakan oleh penjual yang dapat mendorong penjualan produk atau jasa (Kotler dan Armstrong, 2010). Teks in frame dioperasionalisasi dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: (1) Menarik, (2) Jujur, dan (3) Tegas.

Pengukuran terhadap variabel terikat dan variabel bebas dilakukan berdasarkan skala Likert yang dimodifikasi dalam bentuk ordinal, sehingga pengukuran terhadap pernyataan seseorang dapat dikuantifikasi secara matematis. Responden di minta untuk mengisi pertanyaan dalam kategori berikut ini :

a. Jika jawaban Sangat Setuju (SS), diberi skor 5 b. Jika jawaban Setuju (S), diberi skor 4

c. Jika jawaban Netral (N), diberi skor 3

d. Jika jawaban Tidak Setuju (TS), diberi skor 2


(51)

34

Dalam menjawab kuesioner, responden di minta untuk memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.

Tabel 3.1. Operasional Variabel

No Variabel Definisi Variabel Indikator

1 Keputusan Pembelian (Y)

keinginan konsumen untuk melakukan pembelian produk Pakaian Wanita di Matahari Departement Store

- Banyaknya Model Produk - Pengenalan Kebutuhan - Pengaruh Informasi - Kualitas Produk

- Kemudahan pembayaran - Keputusan akan membeli

karena adanya diskon 2 Actual price

(X1)

harga yang harus dibayarkan untuk membeli produk

- Harga promo sangat murah, - Harga promo lebih murah

dibanding harga lain, - Diskon yang diberikan 3 Reference

price (X2)

harga standar yang dipakai oleh konsumen dalam menilai harga suatu produk

- Harga yang sangat mahal, - Harga lebih mahal dibanding

harga lain,

- dan Harga yang sangat tinggi 4 Teks in frame

(X3)

kata-kata dalam bingkai harga yang digunakan oleh penjual yang dapat mendorong penjualan produk atau jasa

- Menarik, - Jujur, dan

- Mempengaruhi keputusan pembelian

3.6Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Ghozali, 2005:75). Daftar pertayaan ini pada umumnya mendukung suatu sekelompok variabel tertentu. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS 17 pada tabel dengan judul item-total statistik. Dilihat dari nilai corrected item – total correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dikatakan


(52)

35

valid jika nilai r Hitung > r Tabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan secara terpisah pada lembar kerja yang berbeda antara satu variabel dengan variabel lain sehingga dapat diketahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang paling banyak tidak valid. Dengan rumus:

Rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba X = skor tiap item

Y = skor seluruh item responden uji coba

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya pertanyaan-pertanyaan yang telah dianggap valid. Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah dengan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Kriteria pengujian uji reliabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):

- Alpha > 0,60 konstruk (variabel) memiliki reliabilitas, - Alpha < 0,60 konstruk (variabel) tidak memiliki reliabilitas.


(53)

36

3.7. Alat Analisis 3.7.1 Analisis Kualitatif

Analisa ini digunakan untuk menjelaskan dan menganalisa permasalahan dengan pendekatan teori pemasaran. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai responden penelitian ini, khususnya mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik skor dari jawaban responden masing-masing variabel, untuk menggambarkan persepsi responden atas variabel-variabel yang digunakan secara kualitatif. Selanjutnya melalui penilaian menggunakan skor dengan rumus rentang skor adalah skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi jumlah kelas, dengan rumus sebagai berikut: (Umar, 2005).

RS Keterangan :

RS = Rentang Skor m = Skor Tertinggi n = Skor Terendah b = Jumlah Kelas

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Skor

Skor Kriteria

96-176 Sangat Tidak Baik

177-257 Tidak Baik

258-338 Cukup Baik

339-419 Baik

420-500 Sangat Baik


(54)

37

3.7.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui dan mengukur pengaruh variabel-variabel bebas terhadap terikat. Metode yang digunakan adalah analisis Regresi Linier. Metode regresi dilakukan terhadap model yang diajukan oleh peneliti menggunakan program SPSS untuk memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1 +b2X2+b3X3+et

Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian Konsumen.

X1 : Actual price

X2 : Reference price

X3 : Teks in frame

ε

it : Error term

Regresi linier pada dasarnya menunjukkan apakah variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05

(α=5%). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independent yang diuji secara bersama–sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.


(55)

38

1. Uji Koefisen Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan varian variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi varian variabel dependen (Ghozali, 2009). Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan varian variabel dependen. Bila terdapat nilai adjusted R2 bernilai negatif, maka adjusted R2 dianggap nol.

2. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan: Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka H1 diterima, sedangkan jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak. Uji t dapat juga dilakukan dengan hanya melihat nilai signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Langkah pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

- Jika probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. ≤ 5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima

- Jika probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.


(56)

39

3. Uji F

Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan bagi pembilang (v1) dan bagi pembilang (v2). Kriteria pengujiannya adalah:

- Ho ditolak jika F hitung > F tabel - Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel


(57)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah Price Discount Framing yang terdiri dari actual price, reference price dan teks in frame secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung, hal ini didasarkan pada penjelasan berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian statistik secara bersama-sama diperoleh nilai Fhitung

sebesar 15,748 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, bila dibandingkan dengan Ftabel pada n=100 dan k=3 maka Ftabel sebesar 2,68. Karena Fhitung (15,748)  Ftabel (2,68) maka secara serentak variabel bebas yang ada yaitu actual price, reference price dan teks in frame mempengaruhi variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen produk pakaian wanita di Matahari Departement Store Bandar Lampung.

2. Dari ketiga variabel independen yang diuji, secara individual variabel actual price adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu dengan nilai koefisien sebesar 0,44 dengan rata-rata skor jawaban sebesar 411,33 dan mempunyai kriteria baik. Variabel berikutnya yang memiliki peranan kedua cukup besar adalah variabel Teks In Frame, yaitu dengan koefisien sebesar 0,339 dengan rata-rata skor jawaban


(58)

61

sebesar 424 dan mempunyai kriteria sangat baik. Variabel yang memiliki pengaruh terlemah terhadap keputusan pembelian adalah variable reference price yaitu dengan koefisien sebesar 0,310 dengan rata-rata skor jawaban sebesar 434,33 dan mempunyai kriteria sangat baik. Semua variabel independen dalam Price Discount Framing penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil jawaban responden mengenai Actual price, ternyata masih ada konsumen yang menjawab tidak setuju dan jumlah skor jawaban responden untuk variabel Actual price memiliki nilai yang terkecil diantara variabel bebas lainnya, hal ini tidak sepenuhnya konsumen membeli pakaian produk wanita tidak hanya karena adanya diskon, untuk itu Matahari Departement Store Bandar Lampung selalu meningkatkan kualitas produknya serta memantau harga pesaing dengan begitu Matahari Departement Store Bandar Lampung bisa dengan tepat dalam memberikan actual price maupun reference price.

2. Matahari Departement Store Bandar Lampung diharapkan dapat terus mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan unsur-unsur Price Discount Framing dengan lebih baik sehingga tetap berkesan di hati dan pikiran konsumen. Adapun unsur-unsur Price Discount Framing yang masih perlu ditingkatkan pelaksanaannya adalah unsur reference price. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan cara lebih memperhatikan


(59)

62

dan tanggap terhadap apa yang dibutuhkan oleh setiap pengunjung yang datang seperti lebih menekankan kepada pegawai Matahari Departement Store Bandar Lampung untuk berkomunikasi lebih sering kepada konsumen tentang bagaimana kesan konsumen dalam melihat bingkai harga yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan obrolan ringan mengenai harga yang sekarang berlaku dan diskon yang sedang dilakukan.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas lingkup penelitian dengan menambah tempat penelitian tidak hanya pada Matahari Departement Store Bandar Lampung. Hal ini disebabkan karena penelitian ini masih bersifat lokal sehingga hasil penelitian dan kesimpulan hanya berlaku untuk populasi tertentu dan belum dapat berlaku untuk konsumen secara umum.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, Bandung: Alfabeta, 2007

Delvecchio, Devon, Krishnan, H. Shanker, & Smith, Daniel C. (2007). Cent or Percent? The Effect of Promotion Framing on Price Expectation and Choice. Journal of Marketing, 71 : 158-170.

Effendi Arief, 2009. The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba Empat: Jakarta.

Fitriana, N & Koentjoro. 2009. Keranjingan Berbelanja Pada Wanita Bekerja., Vol. 7, 48-57

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hardiwan, Febra dan Imam Mahdi. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan Konsumen Terhadap Sebuah Merek Rokok. Fokus Manajerial, Vol.3 No.1.

Jin, Liyin, He, Yan & Song, Haiyan. (2012). Service customization: To upgrade or to downgrade? An investigation of how option framing affects tourists’ choice of package-tour services. Tourism Management, 33 : 266-275. Junaedi. 2007. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Santusta Kotler, philip & Armstrong, Gary. (2010). Principles of Marketing. 14th Edition.

Pearson Education, Inc., New Jersey.

Kotler, Philip. 2004. Marketing Insights From A to Z: 80 Konsep yang Harus Dipahami Setiap Manajer. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. and L. Keller, K. 2006. “Marketing Management”. 12th ed. Upper Saddle River, New Jersey: Person Education, Inc.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga

Kotler, Philip and N. Lee, 2005.Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company and Your Cause, New Jersey: John Wiley & Sons companies Inc.

Pandora, Meilani, Wardani, Ika. Silviandari, Ika Adita . 2012. “Pengaruh Price Discount Framing Dan Need For Cognition Terhadap Intensi Membeli. Jurnal Universitas Brawijaya.


(61)

Rangkuti, F. 2003. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Setiadi, J. Nugroho. (2008). Perilaku Konsumen. Prenada Media, Jakarta. Simamora, B. 2004. Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Smilansky, Shaz. 2009. Experiential Marketing: A practical guide to interactive brand experiences. London: Kogan Page.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Supranto, J., Nandan, Limakrisna. (2007). Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran : Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sutanto, Herman. 2010. “Analisis Pengaruh Informasi Harga, Merek, dan Toko

pada niat beli konsumen produk Jam Tangan”. Skripsi Manajemen UGM. Swastha, Basu. 2005, Manajemen Penjualan, Cetakan kedua belas, BPFE,

Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2007, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Wirawan, D.D. 2007. “Pengaruh Harga Referensi Terhadap Perilaku Konsumen”.

http://www.beritaiptek.com

Wu, Chin & Cheng, Fei Fei. (2011). The joint effect of framing and anchoring on internet buyers’ decision-making. Electronic Commerce Research and Applications, 10 : 358–368.


(1)

3. Uji F

Pengujian keberartian pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan bagi pembilang (v1) dan bagi pembilang (v2). Kriteria pengujiannya adalah:

- Ho ditolak jika F hitung > F tabel - Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah Price Discount Framing yang terdiri dari actual price, reference price dan teks in frame secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung, hal ini didasarkan pada penjelasan berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian statistik secara bersama-sama diperoleh nilai Fhitung sebesar 15,748 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, bila dibandingkan dengan Ftabel pada n=100 dan k=3 maka Ftabel sebesar 2,68. Karena Fhitung (15,748)  Ftabel (2,68) maka secara serentak variabel bebas yang ada yaitu actual price, reference price dan teks in frame mempengaruhi variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen produk pakaian wanita di Matahari Departement Store Bandar Lampung.

2. Dari ketiga variabel independen yang diuji, secara individual variabel actual price adalah variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen, yaitu dengan nilai koefisien sebesar 0,44 dengan rata-rata skor jawaban sebesar 411,33 dan mempunyai kriteria baik. Variabel berikutnya yang memiliki peranan kedua cukup besar adalah variabel Teks In Frame, yaitu dengan koefisien sebesar 0,339 dengan rata-rata skor jawaban


(3)

sebesar 424 dan mempunyai kriteria sangat baik. Variabel yang memiliki pengaruh terlemah terhadap keputusan pembelian adalah variable reference price yaitu dengan koefisien sebesar 0,310 dengan rata-rata skor jawaban sebesar 434,33 dan mempunyai kriteria sangat baik. Semua variabel independen dalam Price Discount Framing penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Matahari Departement Store Bandar Lampung.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil jawaban responden mengenai Actual price, ternyata masih

ada konsumen yang menjawab tidak setuju dan jumlah skor jawaban responden untuk variabel Actual price memiliki nilai yang terkecil diantara

variabel bebas lainnya, hal ini tidak sepenuhnya konsumen membeli pakaian produk wanita tidak hanya karena adanya diskon, untuk itu Matahari Departement Store Bandar Lampung selalu meningkatkan kualitas produknya

serta memantau harga pesaing dengan begitu Matahari Departement Store Bandar Lampung bisa dengan tepat dalam memberikan actual price maupun reference price.

2. Matahari Departement Store Bandar Lampung diharapkan dapat terus mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan unsur-unsur Price Discount Framing dengan lebih baik sehingga tetap berkesan di hati dan pikiran konsumen. Adapun unsur-unsur Price Discount Framing yang masih perlu ditingkatkan pelaksanaannya adalah unsur reference price. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan cara lebih memperhatikan


(4)

62

dan tanggap terhadap apa yang dibutuhkan oleh setiap pengunjung yang datang seperti lebih menekankan kepada pegawai Matahari Departement Store Bandar Lampung untuk berkomunikasi lebih sering kepada konsumen

tentang bagaimana kesan konsumen dalam melihat bingkai harga yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan obrolan ringan mengenai harga yang sekarang berlaku dan diskon yang sedang dilakukan.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas lingkup penelitian dengan menambah tempat penelitian tidak hanya pada Matahari Departement Store Bandar Lampung. Hal ini disebabkan karena penelitian

ini masih bersifat lokal sehingga hasil penelitian dan kesimpulan hanya berlaku untuk populasi tertentu dan belum dapat berlaku untuk konsumen secara umum.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi, Bandung: Alfabeta, 2007

Delvecchio, Devon, Krishnan, H. Shanker, & Smith, Daniel C. (2007). Cent or Percent? The Effect of Promotion Framing on Price Expectation and Choice. Journal of Marketing, 71 : 158-170.

Effendi Arief, 2009. The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba Empat: Jakarta.

Fitriana, N & Koentjoro. 2009. Keranjingan Berbelanja Pada Wanita Bekerja., Vol. 7, 48-57

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hardiwan, Febra dan Imam Mahdi. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan Konsumen Terhadap Sebuah Merek Rokok. Fokus Manajerial, Vol.3 No.1.

Jin, Liyin, He, Yan & Song, Haiyan. (2012). Service customization: To upgrade or to downgrade? An investigation of how option framing affects tourists’ choice of package-tour services. Tourism Management, 33 : 266-275.

Junaedi. 2007. Komunikasi Massa Pengantar Teoritis. Yogyakarta: Santusta Kotler, philip & Armstrong, Gary. (2010). Principles of Marketing. 14th Edition.

Pearson Education, Inc., New Jersey.

Kotler, Philip. 2004. Marketing Insights From A to Z: 80 Konsep yang Harus Dipahami Setiap Manajer. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P. and L. Keller, K. 2006. “Marketing Management”. 12th ed. Upper Saddle River, New Jersey: Person Education, Inc.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga

Kotler, Philip and N. Lee, 2005.Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company and Your Cause, New Jersey: John Wiley & Sons companies Inc.

Pandora, Meilani, Wardani, Ika. Silviandari, Ika Adita . 2012. “Pengaruh Price Discount Framing Dan Need For Cognition Terhadap Intensi Membeli. Jurnal Universitas Brawijaya.


(6)

Rangkuti, F. 2003. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Setiadi, J. Nugroho. (2008). Perilaku Konsumen. Prenada Media, Jakarta. Simamora, B. 2004. Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Smilansky, Shaz. 2009. Experiential Marketing: A practical guide to interactive brand experiences. London: Kogan Page.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Supranto, J., Nandan, Limakrisna. (2007). Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran : Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sutanto, Herman. 2010. “Analisis Pengaruh Informasi Harga, Merek, dan Toko pada niat beli konsumen produk Jam Tangan”. Skripsi Manajemen UGM. Swastha, Basu. 2005, Manajemen Penjualan, Cetakan kedua belas, BPFE,

Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2007, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Penerbit Andi, Yogyakarta. Wirawan, D.D. 2007. “Pengaruh Harga Referensi Terhadap Perilaku Konsumen”.

http://www.beritaiptek.com

Wu, Chin & Cheng, Fei Fei. (2011). The joint effect of framing and anchoring on internet buyers’ decision-making. Electronic Commerce Research and Applications, 10 : 358–368.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian Pada Outlet Tivona International Fragrance Cabang Pasar Merah Medan

14 123 169

Pelaksanaan Discount Dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian Impulsif Produk Pakaian Pada Ramayana Departement store-PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Bandung

0 4 1

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MAMA LEMON DI BANDAR LAMPUNG

0 11 60

PENGARUH PEMBINGKAIAN POTONGAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI MALL RAMAYAN BANDAR LAMPUNG (studi pada produk pakaian wanita)

2 20 63

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Perilaku Hedonic Shopping, Display Product, Price Discount, Dan Positive Emotion Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif (Survei Di Centro Departement Store Solo Paragon).

0 4 11

ANALISIS PENGARUH PELAYANAN, PROMOSI, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Analisis Pengaruh Pelayanan, Promosi, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Matahari Departement Store (studi Kasus Matahari Departemen Stor

0 2 17

ANALISIS PENGARUH PELAYANAN, PROMOSI, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN Analisis Pengaruh Pelayanan, Promosi, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Matahari Departement Store (studi Kasus Matahari Departemen Stor

0 7 12

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pelayanan, Promosi, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Matahari Departement Store (studi Kasus Matahari Departemen Store Solo, Cabang Singosaren).

0 5 6

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MATAHARI DEPARTMENT STORE TASIKMALAYA.

0 0 2

Pengaruh Price Discount, Sales Promotion, dan In-Store Display terhadap Keputusan Impulse Buying pada PT. Matahari Departement Store Tbk. Panakkukang Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 115