73
wawancara dengan salah satu guru matematika di sekolah untuk menentukan permasalahan yang dihadapi sekolah dan kebutuhan apa yang sekiranya tepat
dengan permasalahan yang akan ditemukan. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru yang
bersangkutan, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan peserta didik di SMK Ngunut kurang antusias dalam belajar terlebih belajar matematika. Jumlah jam
belajar pada pelajaran matematika yang kurang. Dalam satu minggu jam pelajaran matematika hanya 4 jam pelajaran. Banyak dari mereka yang merasa
bosan dengan pembelajaran yang monoton. Sedangkan mereka diharapkan mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam kehidupan
mereka. Sehingga peneliti berasumsi perlu dikembangkan sebuah trobosan baru melalui media pembelajaran metematika. Dengan media ini diharapkan siswa
belajar matematika secara interaktif dan tidak membosankan.
2. Perencanaan
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan pengembangan ini, mulai dari identifikasi tujuan, analisi kebutuhan, mengembangkan kriteria
sampai dengan membuat membuat
storyboard.
Dalam tahap perencanaan peneliti juga mengumpukan buku-buku yang berkaitan dengan produk yang
dikembangkan, menyiapkan rancangan tampilan media, pengumpulan bahan grafis dan animasi yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa di tingkat SMK,
sampai dengan menyiapkan bahan-bahan sebagai evaluasi dalam media pembelajaran yang dikembangkan.
74
3. Penyusunan Media Pembelajaran
Pada tahap penyusuanan media pembelajaran ada beberapa langkah yang di lakukan, diantaranya:
a. Menentukan Bentuk Cover Media
Sebagai pembuka media pembelajaran matematika perlu adanya tampilan awal sebagai pembuka media sebelum masuk pada menu utama. Bentuk cover
harus menarik karena merupakan tampilan utama ketika media dibuka. Dengan dibuatnya cover yang menarik diharapkan siswa lebih tertarik menggunakan
media pembelajaran ini. Dalam pembuatan cover, peneliti hanya membuat satu kali. Cover tersebut berisi tentang ucapan selamat atas membukanya media,
nama bab yang ada pada media, nama penyusun, dan institute yang menjadi kampus penyusun. Dan juga terdapat navigasi yang bertujuan untuk masuk ke
menu utama pada media pembelajaran matematika.
b. Judul Media Pembelajaran
Di awal program akan tampil halaman judul yang bertuliskan “Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Visual Basic Application for Powerpoint
pokok bahasan SPLTV”. Judul program ini merupakan aspek pokok untuk memberikan informasi kepada siswa tentang apa yang dipelajari
selama belajar dengan media pembelajaran ini.
85
c. Menu Utama Media Pembelajaran
85
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 143
75
Produk pengembangan media pembelajaran matematika ini terdapat 8 menu pilihan yaitu kurikulum, materi dan definisi Sistem Persamaan Liniar
Tiga Variabel, contoh-contoh soal Sistem Persamaan Liniar Tiga Variabel, latihan soal Sistem Persamaan Liniar Tiga Variabel, evaluasi pembelajaran,
simulasi, referensi dan profil.
d. Materi Pembelajaran
Materi disajikan dalam bentuk permasalahan konstektual dan dilengkapi dengan contoh soal setiap pembahasan. permasalahan-permasalahan sehari-hari.
e. Latihan Soal
Latihan soal yang disajikan dalam bentuk soal uraian dan soal-soal tentang permasalahan konstektual pada materi sistem persamaan linear tiga
variabel. Sebelum mengikuti evaluasi, siswa diberi kesempatan berlatih dengan beberapa soal yang ada di latihan soal. Di latihan soal siswa dapat menjawab
langsung dari pertanyaan yang terdapat pada media pembelajaran dan juga dapat mengetahui kebenaran dari soal latihan setelah siswa menjawab
pertayaan.
f. Evaluasi
Evalusi merupakan salah satu yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa diharapkan mampu
mengikuti evaluasi yang disediakan didalam program media pembelajaran. evaluasi yang disajikan berupa soal pilihan ganda. Siswa mengerjakan soal
dengan memperhitungkan waktu yang telah disediakan.
76
4. Uji Validitas Ahli
Setelah pengembangan media maka diadakan uji validitas ahli. Kelayakan sebuah produk multimedia perlu dilakukan validasi oleh ahlinya, yaitu ahli media,
ahli materi, dan respon penguna. Validasi adalah proses pemeriksaan untuk mengetahui suatu data valid sah atau tidak.
86
Dengan divalidasi oleh beberapa ahli diharapkan produk media itu memiliki kelayakan untuk digunakan pada
pembelajaran. Uji validitas ini tidak hanya sekali namun beberapa kali sampai validator menyatakan media layak digunakan sebagai media pembelajaran. Berikut
validasi yang dilakukan peneliti:
a. Validasi Ahli Media
Validasi ahli media dilakukan untuk menilai kelayakan produk dari segi penyajian media untuk diuji cobakan di lapangan. Penilaian, kritik, dan saran
dari validator akan digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan media pembelajaran matematika yang dikembangkan. Penilaian dilakukan
melalui angket uji kelayakan ahli media. Pada validasi media jumlah validator yang dipilih oleh peneliti adalah 4 validator dari dosen IAIN Tulungagung yaitu
Dziki Mubarok, M.Pd., Miswanto, M.Pd., Dr. Dewi Asmarani, M.Pd., Dr. Muniri, M.Pd
b. Validasi Ahli Materi
Validasi ahli materi dilakukan untuk menilai kelayakan produk dari segi
penyajian materi untuk diuji cobakan di lapangan. Penilaian, kritik, dan saran
86
M. Agus J. Alam, Belajar Sendiri Mengelola database dengan Borland 7, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2003, hal. 181
77
dari validator akan digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan media pembelajaran matematika yang dikembangkan. Penilaian dilakukan
melalui angket instrumen uji kelayakan ahli materi. Pada validasi ahli materi jumlah validator yang dipilih oleh peneliti
adalah 5 validator dari dosen IAIN Tulungagung dan 1 validator dari guru SMK Ngunut, yaitu Dr. Eni Setyowati, M.Pd., Erika Suciani, M.Pd., Nurkholis,
S.Pd.I., M.Pd., Musrikah, M.Pd., Ninik Purwaning Tyas, M.Pd.
5. Revisi Produk
Setelah melalui langkah uji coba, maka dapat dilihat sejauh mana kelemahan dan kekurangan media pembelajaran yang dikembangkan Revisi
produk dilakukan apabila media pembelajaran masih banyak kelemahan dan kekurangan sehingga revisi produk ini bersumber pada hasil angket dari para ahli.
Berbagai saran, kritik, dan tanggapan dari para ahli akan dianalisis. Dari hasil analisis itulah peneliti memperbaiki produk berupa media pembelajaran yang
dikembangkan.
6. Uji Coba Lapangan
Setelah revisi produk selesai dilakukan maka peneliti melakukan uji coba produk ke lapangan. Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui respon
pengguna yaitu siswa dan guru tentang media pembelajaran matematika. Penilaian dari guru dan siswa digunakan sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan
media pembelajaran matematika dan untuk mengetahui kepraktisan dan
78
keefektifitasan media pembelajaran yang dikembangkan. Penilaian dilakukan melalui angket instrumen uji pengguna. Dalam uji coba lapangan ini diperoleh
data kuantitatif dari respon guru dan siswa. Data kuantitatif tersebut akan kembangkan untuk menilai apakah produk yang dikembangkan benar-benar layak
digunakan sebagai media pembelajaran matematika.
C. Uji Coba Produk
Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan, efektivitas dan kepraktisan dari produk yang dikembangkan, selain itu uji coba produk juga merupakan syarat
yang harus dikerjakan oleh peneliti dalam mengambil penelitian dan pengembangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji coba produk, yaitu: 1 desain uji
coba, 2 subjek uji coba, 3 jenis data, 4 instrumen pengumpulan data, dan 5 teknik analisis data.
1. Desain uji coba
Langkah ini merupakan kegiatan pengembangan yang dilakukan secara individu. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu mulai dari melakukan pengumpulan data
pembuatan media pembelajaran matematika dan menguji kelayakan produk dengan cara validasi. Pelaksanaan uji kelayakan dilakukan dengan cara menyerahkan produk
pengembangan dan beserta sejumlah angket penilaian kepada validator untuk menilai layak atau tidaknya produk pengembangan serta memberikan kritik dan saran
perbaikan. Uji kelayakan dilakukan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran