INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN l^1

ABSTRAK

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

Oleh
PURNOMO AJI

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah definisi Integral Riemann
pada barisan masih berlaku atau tidak jika suatu fungsi di tersebut dirubah
menjadi bernilai barisan . Penelitian diawali dengan menstransformasikan
fungsi nilai mutlak | | di menjadi fungsi norma ‖ ‖ di . Berdasarkan definisi
dan teorema-teorema integral Riemann yang ada pada , akan dibuktikan bahwa
definisi dan teorema-teorema integral Riemann yang ada pada masih berlaku
jika fungsinya menjadi fungsi yang terdefinisi di barisan dengan mencari dan
membuktikan teorema-teorema yang mendukung bahwa fungsi barisan
memenuhi syarat bahwa fungsi tersebut terintegral Riemann.

Kata kunci: Integral Riemann, barisan

, norma.


ABSTRACT

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

By
PURNOMO AJI

Research was conducted to determine whether the definition
ofthe Riemann Integral row is still valid or if a function on is
converted into value-row . The study begins with an absolute value
function can transform |. | in be a function ofthe norm ‖ ‖ in . Based on
the definitions and theorems of Riemann integral exist in , will be proven that
the definitions and theorems of Riemann integral exist in valid if the function
becomes a function defined in the row by finding and proving theorems to
support that row function qualify that the function Riemann integral.

Key words: Integral Riemann, row

, the norm.


INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

(Skripsi)

Oleh
PURNOMO AJI

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

ABSTRAK

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

Oleh
PURNOMO AJI


Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah definisi Integral Riemann
pada barisan masih berlaku atau tidak jika suatu fungsi di tersebut dirubah
menjadi bernilai barisan . Penelitian diawali dengan menstransformasikan
fungsi nilai mutlak | | di menjadi fungsi norma ‖ ‖ di . Berdasarkan definisi
dan teorema-teorema integral Riemann yang ada pada , akan dibuktikan bahwa
definisi dan teorema-teorema integral Riemann yang ada pada masih berlaku
jika fungsinya menjadi fungsi yang terdefinisi di barisan dengan mencari dan
membuktikan teorema-teorema yang mendukung bahwa fungsi barisan
memenuhi syarat bahwa fungsi tersebut terintegral Riemann.

Kata kunci: Integral Riemann, barisan

, norma.

ABSTRACT

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

By
PURNOMO AJI


Research was conducted to determine whether the definition
ofthe Riemann Integral row is still valid or if a function on is
converted into value-row . The study begins with an absolute value
function can transform |. | in be a function ofthe norm ‖ ‖ in . Based on
the definitions and theorems of Riemann integral exist in , will be proven that
the definitions and theorems of Riemann integral exist in valid if the function
becomes a function defined in the row by finding and proving theorems to
support that row function qualify that the function Riemann integral.

Key words: Integral Riemann, row

, the norm.

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN

Oleh
PURNOMO AJI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Papanrejo, kecamatan Abung Timur, Kabupaten
Lampug Utara, Privinsi Lampung. Penulis adalah anak ketiga dari pasangan
Bapak Satiran dan Ibu Ratisem.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2005 di SD
Negeri 1 Papanrejo Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara. Pendidikan

sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bungamayang Lampung Utara pada
tahun 2008, pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Kotabumi
Lampung Utara pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa angkatan 2012 Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

MOTTO

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan
bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
(Q.S. Ali Imran : 200)

“Sesunguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(Q.S. Al-Insyirah : 5-6)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur, aku
persembahkan karya kecil ku ini untuk-Mu ya Allah, yang

selalu memberikan rahmat dan hidayah sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.

Untuk ibu, bapak, kakakku dan adiku yang selalu
memberikan dukungan, kasih sayang, dan tempat istimewa
di hati kalian, yang selalu memberikanku motivasi untuk
tetap semangat dalam melakukan segala aktivitas.

Kepada teman-temanku, yang telah memberi warna indah
di setiap langkah juangku, yang tak pernah henti memberi
dorongan dan arahan.

Ku persembahkan karya ini untuk kalian...

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan
tugas akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sains di
Universitas Lampung ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, penuntun jalan bagi seluruh umat
manusia.
Diselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “Integral Riemann Bernilai
Barisan

” ini tidak terlepas dari doa, bimbingan, dukungan serta saran dari

berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muslim Ansori, M.Si., selaku dosen pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memotivasi
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Drs. Suharsono S., M.S., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing
kedua yang telah memberikan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi
ini.
3. Bapak Agus Sutrisno, S.Si., M.Si., selaku dosen penguji atas kritik dan saran
yang membangun untuk skripsi ini.

4. Ibu Ir. Netti Herawati, M.Sc.,Ph.D., selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Matematika

FMIPA Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
6. Bapak Prof. Warsito, S.Si.,DEA.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
7. Dosen, staff, dan karyawan Jurusan Matematika FMIPA UNILA yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis.
8. Ibu, bapak, kakak, dan adik tercinta yang selalu mendoakan dan
menyemangatiku.
9. Sahabat seperjuangan di Matematika angkatan 2012, dan keluarga besar
Matematika FMIPA UNILA.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga
mendapat imbalan yang sesuai dari Allah SWT.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna dan penulis juga berharap
penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, aamiin.

Bandar Lampung, 25 Juli 2016
Penulis


Purnomo Aji

DAFTAR ISI

Halaman
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah .................................................................
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................

1
2
2
3

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Integral Atas dan Integral Bawah Darboux ...........................................
2.2 Integral Darboux ....................................................................................
2.3 Teorema Bolzano Weierstrass ...............................................................

2.4 Integral Riemann ...................................................................................
2.5 Ruang Barisan .......................................................................................

4
11
18
23
38

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 39
3.2 Metode Penelitian .................................................................................. 39
3.3 Langkah-langkah Penelitian .................................................................. 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Integral Riemann Bernilai Barisan ..................................................... 40
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 59
5.2 Saran ...................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang dikemukakan
pertama kali oleh Isac Newton dan Gottfried Wilhelm Leibniz pada akhir abad
ke-17. Selanjutnya konsep ini pada tahun 1850 diteliti secara lebih mendalam
oleh Bernhard Riemann. Riemann mendefinisikan integral suatu fungsi pada
domain berupa interfal tertutup dan terbatas pada himpunan bilangan real sebagai
luas daerah dibawah kurva dari fungsi tersebut. Untuk menentukan luas daerah
tersebut diawali dengan membagi interval dimana fungsi terdefinisi menjadi
subinterval-subinterval yang banyaknya berhingga. Kemudian dibentuk poligonpoligon dengal lebar

dan tinggi

untuk

pada daerah

dibawah kurva dari fungsi tersebut. Selanjutnya ditentukan luas polgon-poligon
di atas kurva dinotasikan dengan ∑
kurva dinotasikan dengan ∑
{

dan luas polygon-poligon di bawah
dimana

} dan

{

. Dengan penghampiran

},

bahwa poligon tersebut banyaknya menuju tak hingga, maka luas daerah di
bawah kurva atau dengan kata lain integral dari suatu fungsi dapat ditentukan jika
limit dari jumlah poligon di atas kurva dan limit dari jumlah poligon di bawah
kurva bernilai sama. Cara Riemann mendefinisikan integral seperti di atas
disebut pendefisian integral secara konstruktif.

1

Pada tahun 1875, integral Riemann dimodifikasi oleh Jean Gaston Darboux
(1842-1917) dengan mengunakan jumlah atas dan jumlah bawah. Integral
Darboux ini lebih mudah dipahami daripada integral Riemann itu sendiri, dan
ternyata dapat diperlihatkan bahwa integral Darboux ekuivalen dengan integral
Riemann.

Pada pendefinisian integral Riemann tersebut, selisih limit jumlah atas atau
jumlah bawah dengan nilai integralnya mengunakan nilai mutlak | |. Selanjutnya
peneliti tertarik bagaimana jika nilai integralnya diubah menjadi barisan

. Hal

ini dimungkinkan yaitu dengan mengubah nilai mutlak | | menjadi norma ‖ ‖
pada

. Permasalahanya adalah, apakah definisi integral Riemann masih berlaku

atau tidak?

1.2 Tujuan Penelitan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkonstruksikan integral Riemann bernilai
barisan

.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis hanya akan membahas integral Riemann yang
bernilai barisan

.

2

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini adalah:
1. Menambah pengetahuan tentang masalah integral Riemann dan teoremateorema yang berkaitan mengenai integral Riemann.
2. Dapat memberikan kontribusi pemikiran untuk memperluas dan
memperdalam wawasan di bidang analisis.
3. Memberikan informasi tentang integral Riemann bernilai barisan

.

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Integral Atas dan Integral Bawah Darboux

Jika diketahui selang

{

, maka himpunan terurut

dengan

merupakan partisi (partition) atau partisi

Riemann pada

. Selanjutnya,

disebut selang bagian ke- dan

disebut panjang selang bagian ke- , dan ‖ ‖

{

disebut norma (norm) partisi , (Rudin, 1987).

Jika

dan

partisi

masing-masing partisi pada

dan

merupakan penghalus (refinement) partisi

paling sederhana (kasar) adalah {

pada

dan

Bukti: Jika partisi

dan

maka terdapat bilangan asli

, maka dikatakan
. Partisi pada

yang

masing-masing merupakan partisi pada selang

maka ‖ ‖
{

}

} yang dihaluskan oleh partisi

yang lain.

Teorema 2.1.1 Jika

}

‖ ‖ (Darmawijaya, 2006).
}

dengan
‖ ‖

sehingga
{

}
4

Karena


maka tepat salah satu terjadi:
dalam keadaan seperti ini maka diperoleh
‖ ‖

‖ ‖



merupakan himpunan bagian sejati dari himpunan
dan

. Jadi ada

untuk suatu . Dalam keadaan ini tentu
‖ ‖

‖ ‖

Dari dua hasil yang diperoleh dapat disimpulkan atau terbukti bahwa
‖ ‖

‖ ‖
Perlu dicatat bahwa jika

dan

masing-masing merupakan partisi pada selang

maka untuk setiap

, selalu berlaku

Contoh:
Misalkan

dan

}

{

{

{

masing-masing partisi pada selang

mudah dilihat bahwa

‖ ‖

}

dengan

‖ ‖

dan

‖ ‖

}

‖ ‖

‖ ‖
‖ ‖

5

Jumlah atas dan jumlah bawah

Jika diketahui fungsi
partisi pada

setiap
dan

titik sebarang,
{

dan

{

terbatas

}, maka diperoleh

Karena fungsi

sehingga

berakibat bilangan

dan

{

}

{

terbatas pada

untuk

}

, maka ada bilangan

} dan

{

ada, dan berlaku

} dan

Definisi 2.1.2 Bilangan

Disebut Jumlah Riemann (Riemann Sum) fungsi

pada

bilangan


Disebut Jumlah Darboux Bawah (Lower Darboux Sum) fungsi

pada

,

dan bilangan

Disebut Jumlah Darboux Atas (Upper Darboux Sum) fungsi

pada

,

(Darmawijaya, 2006).

Di atas telah disebutkan bahwa fungsi
dan

terbatas maka

masing-masing ada (hingga). Hal ini berakibat bilangan-bilangan
, dan

ada untuk setiap partisi

pada

,

Oleh karena itu

diperoleh teorema dibawah ini.

6

Teorema 2.1.3 Jika fungsi
pada

terbatas, maka untuk setiap partisi

, diperoleh

masing-masing ada, dan
, dengan

{

}

{

}, (Darmawijaya, 2006).

Bukti:
Nilai

dan

setiap partisi

masing-masing bergantung pada partisi , tepatnya

pada

menentukan tepat satu nlai

. Sedangkan nilai

dan tepat satu nilai

tidak hanya bergantung pada partisi

saja

Meskipun demikian,

tetapi juga bergantung pada pemilihan titik

, Teorema 2.1.3 tetap berlaku. Sifat lebih lanjut

apapun pemilihan

tentang hubungan nilai tiga jenis jumlah, yaitu jumlah Riemann dan jumlah
Darboux tersebut di atas tertuang ke dalam teorema di bawah ini.

Teorema 2.1.4 Jika fungsi
partisi pada

dan

terbatas,

masing-masing

maka
, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Mengingat teorema 2.1.3 maka akan ditunjukan

dan

.
 Katakan

{

}. Jika untuk suatu

sehingga
{

dengan

{

ada

}

}

7

Mudah dipahami bahwa

untuk setiap dengan

Diperoleh suku kesuku dari

dari

terpecah menjadi

, dengan hubungan sebagai berikut:
(

)

dengan
dengan

Oleh karena itu, dengan menjumlahkan seluruh

 Katakan

{

dapat disimpulkan

}. Jika untuk suatu

sehingga
{

}

{

dengan

}

Mudah dipahami bahwa

untuk setiap dengan

Diperoleh suku kesuku dari

ada

dari

terpecah menjadi

, dengan hubungan sebagai berikut:
(

)

8

dengan
dengan

Oleh karena itu, dengan menjumlahkan seluruh

dapat disimpulkan

, maka dengan

dan

Karena terbukti
demikian terbukti bahwa

Jika

koleksi semua partisi pada

, dan didefinisikan dua himpunan

bilangan:
{

}

{

}

dan diperoleh teorema dibawah ini.

Teorema 2.1.5 Jika fungsi
terbatas ke atas dan

terbatas maka:
dikatakan terintegral Darboux bawah (lower

Darboux integrable) pada

.

terbatas ke bawah dan
Darboux integrable) pada

dikatakan terintegral Darboux atas ( upper
, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Karena fungsi
{

terbatas maka

{

} masing-masing ada. Menurut teorema 2.1.3 dan

teorema 2.1.4, maka untuk setiap partisi

pada

} dan

berlaku

dan

9

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
satu batas aatasnya adalah

dan

terbatas ke atas dengan salah
terbatas ke bawah dengan salah

satu batas bawahnya adalah

Berdasarkan teorema 2.1.5 maka dapat disusun pengertian-pengertian sebagai
berikut.

Definisi 2.1.6 Diketahui fungsi
( )∫
( )∫

( )∫
( )∫

, (Darmawijaya, 2006).

Teorema 2.1.7 Jika fungsi
(Darmawijaya, 2006).

Bukti: Karena fungsi
( )∫

pada

( )∫

Karena

dari

terbatas, maka bilangan:

terbatas, maka ( ) ∫

terbatas, maka menurut teorema 2.1.5 ( ) ∫

ada. Oleh karena itu, untuk setiap bilangan

( )∫

dan

terdapat partisi

dan

sehingga berlaku

partisi pada

( )∫
dan

maka diperoleh

diperoleh

10

yang berarti

( )∫

( )∫

( )∫

( )∫

2.2 Integral Darboux

Telah diperlihatkan bahwa setiap fungsi

yang terbatas pada suatu selang

tentu terintegral Darboux atas dan terintegral Darboux bawah pada selang
dan selalu berlaku ( ) ∫

( )∫

Definisi 2.2.1 Diketahui fungsi
maka dikatakan

terbatas pada

, jika ( ) ∫

terintegral Darboux (Darboux Integrable) pada

( )∫

, dan

bilangan


disebut Integral Darboux fungsi

( )∫

pada

( )∫

, (Darmawijaya, 2006).

Teorema di bawah ini merupakan salah satu kriteria apakah suatu fungsi
terintegral Darboux atau tidak.

Teorema 2.2.2 Fungsi

yang terbatas pada

jika dan hanya jika untuk setiap bilangan
sehingga berlaku

terintegral Darboux pada
terdapat partisi

pada

(Darmawijaya, 2006).

11

Bukti:
Syarat perlu: Diketahui fungsi


( )∫

terintegral Darboux pada

( )∫

Oleh karena itu untuk setiap bilangan

, maka

terdapat partisi

pada

sehingga berlaku


dan

( )∫

( )∫

karena

merupakan partisi pada



dan

, maka

diperoleh

dari kedua hasil di atas, maka diperoleh
( )∫

( )∫

yang berakibat

Syarat cukup: Diketahui bahwa untuk setiap bilangan
pada

terdapat partisi

, sehingga

Telah diketahui dari definisi 2.1.6 dan teorema 2.1.7 selalu berlaku
( )∫

( )∫
12

( )∫

dan ketaksamaan terakhir berakibat
, yang berarti
( )∫

( )∫

untuk setiap

( )∫

Beberapa fungsi yang terintegral Darboux.
Tiga teorema di bawah ini memperlihatkan tiga contoh penting fungsi-fungsi
yang terintegral Darboux pada selang tertutup

Teorema 2.2.3


(Darmawijaya, 2006).

Bukti:
Diambil sebarang bilangan

dan sebarang partisi

}. Karena

, untuk setiap

, maka diperoleh

Oleh karena itu diperoleh



yang berakibat
terintegral Darboux pada

untuk setiap

{

atau menurut teorema 2.2.2 fungsi
, maka

13

{



}

{



Diambil sebarang fungsi

}
yang monoton dan terbatas. Jika

konstan maka sudah terbukti. Jika
sebarang bilangan

monoton, maka

fungsi

fungsi naik monoton pada

, untuk
{

yang diambil lebih dahulu, dibentuk partisi
} pada

dengan ‖ ‖

Karena fungsi

naik

. Oleh karena itu, diperoleh


}

∑{

}

∑{
}

{

yang berarti, menurut teorema 2.2.2 maka fungsi naik monoton dan terbatas, dan
terintegral Darboux pada

Bukti sejalan untuk fungsi turun monoton dan

terbatas.

Teorema 2.2.4 Setiap fungsi kontinu pada suatu selang tertutup terintegral
Darboux pada selang itu, (Darmawijaya, 2006).

Bukti: Diketahui fungsi
seragam pada

kontinu pada selang tertutup

yaitu untuk setiap bilangan

. Fungsi

kontinu

terdapat bilangan

14

yang tak bergantung pada

(A)

dengan |

|

|

|

berakibat

{

Diambil sebarang partisi
|| ||

Jadi

} pada

untuk setiap

pada setiap selang bagian

. Karena |
|

untuk setiap

dengan

Karena fungsi

, dan terdapat

berlaku

(B)

sehingga untuk setiap

kontinu

sehingga

|

maka menurut A,

|
Oleh karena itu, diperoleh


}

∑{

yang berarti terbukti bahwa fungsi

terintegral Darboux pada selang tersebut.

15

Teorema 2.2.5 Setiap fungsi yang terbatas dan kontinu pada suatu selang
tertutup kecuali di beberapa titik, maka fungsi tersebut terintegral Darboux pada
selang tertutup itu, (Darmawijaya, 2006).
Bukti: Diambil sebarang fungsi terbatas

yang kontinu pada selang tertutup

kecuali di titik

. Tak mengurangi arti jika dianggap
Karena fungsi

{

Untuk bilangan

}

terbatas pada
{

sebarang diambil bilangan positif

{

maka
} ada.

dengan

} Menurut teorema 2.2.3 karena fungsi

pada selang-selang

tentu ada partisi

kontinu

berturut-turut pada

selang tersebut, sehingga

untuk setiap
jelas bahwa

. Bentuk partisi
partisi pada

jika

dan

{

}

maka diperoleh

{

}

∑{

}



16





Dengan kata lain, dapat dikontruksikan partisi

asalkan

pada

sehingga berakibat

yang berarti terbukti bahwa fungsi

Akibat 2.2.6 Jika fungsi

terintegral Darboux pada

terbatas dan

dibeberapa titik, maka fungsi

untuk setiap

terintegral Darboux pada

kecuali
dan

(Darmawijaya, 2006).



,

Dengan tiga teorema di atas, banyak jenis fungsi dengan secara mudah dapat
ditentukan apakah fungsi itu terintegral Darboux pada selang tertutup

atau

tidak.

17

2.3 Teorema Bolzano Weierstrass

Sebelum membahas tentang teorema Bolzano Weierstrass, ada baiknya terlebih
dahulu membahas beberapa teorema di bawah ini yang merupakan landasan dasar
dari teorema Bolzano Weierstrass.

Teorema 2.3.1 (Barisan Monoton)
Barisan monoton {
(i)

(ii)

} konvergen jika dan hanya jika {

} terbatas. Lebih lanjut

Jika {

} naik monoton dan terbatas ke atas, maka

Jika {

} turun monoton dan terbatas ke bawah, maka

(Berberian, 1996).

{

}

{

}

{

}

{

}

Bukti:
}. Jika {

(i) Diambil sebarang barisan monoton {
bilangan

jadi {

sehingga

{

} terbatas. Sebaliknya, jika {

suprimumnya, maka

ada bilangan asli

karena {

{

sehingga

}

} konvergen, maka ada

} terbatas ke atas, sebut

sebagai

}. Maka untuk setiap bilangan nyata

} naik monoton dan terbatas ke atas, maka

18

untuk setiap bilangan asli
bilangan asli

Dari hasil A dan B diperoleh, untuk setiap

berlaku

atau
|

|

dengan kata lain terbukti bahwa
{

jadi {

sehingga

{

} terbatas. Sebaliknya, jika {

}

infirmumnya, dengan

maka untuk setiap bilangan nyata

karena {

} konvergen, maka ada

}. Jika {

(ii) Diambil sebarang barisan monoton {
bilangan

}

{

} terbatas ke atas, sebut
}

terdapat bilangan asli

sebagai

sehingga

} naik monoton dan terbatas ke atas, maka

untuk setiap bilangan asli
bilangan asli

Dari hasil A dan B diperoleh, untuk setiap

berlaku

atau
|

|
19

dengan kata lain terbukti bahwa

jadi terbukti bahwa barisan monoton {
terbatas.

{

}

}

} konvergen jika dan hanya jika {

Teorema 2.3.2 (Teorema Selang Susut)
Jika barisan selang tertutup {
(i)

} mempunyai sifat-sifat

untuk setiap

(ii)
untuk setiap

maka terdapat satu bilangan nyata

,

(Darmawijaya, 2006).

untuk setiap bilangan asli

Bukti: Karena
barisan {

} naik monoton dan terbatas ke atas dan barisan {

dengan

} konvergen ke infrimumnya, jadi
{

satu pernyataan berikut benar


Untuk

} dan

atau

} turun monoton

} konvergen ke suprimumnya

dan terbatas ke bawah. Menerut teorema 3.3.1 {
dan {

diperoleh

dan

{

tidak mungkin, sebab jika

}. Maka salah
maka mengingat syarat

(ii) diperoleh suatu kontradiksi, yaitu:



Untuk

juga tidak mungkin, sebab jika

maka mengingat

syarat (ii) diperoleh suatu kontradiksi, yaitu:

20



Sehingga pernyataan

Diambil

adalah yang paling tepat.

, akan iperlihatkan

Karena
asli . Karena

{

untuk setiap bilangan asli .
} diperoleh

{

untuk setiap bilangan

} diperoleh

untuk setiap

bilangan asli . Jadi, dapat disumpulkan bahwa
untuk setiap bilangan asli

Ketungalan

atau

cukup jelas karena ketungalan

atau

ketungalan
Teorema 2.3.3 Setiap barisan bilangan nyata paling sedikit mempunyai satu
barisan bagian yang monoton, (Darmawijaya, 2006).
Bukti: Diambil sebarang bilangan nyata {

paling sedikit satu terjadi, yaitu:
(i)

(ii)

Untuk setiap

ada

}, maka terdapat tiga kemungkinan,
sehingga

hal ini terjadi, maka terdapat barisan bagian {

}

Untuk setiap

dan

konstan, maka {

} barisan monoton.
ada

sehingga

hal ini terjadi, maka terdapat barisan bagian {
monoton.

(iii)

dan

Untuk setiap

ada

sehingga

hal ini terjadi, maka terdapat barisan bagian {
monoton.

}

{

{

dan
}

{

Jika
} yang
Jika
} yang naik
Jika
} yang turun

21

Teorema 2.3.4 (Teorema Bolzano Weierstrass)
Setiap barisan bilangan nyata yang terbatas mempunyai barisan bagian yang
konvergen, (Darmawijaya, 2006).
Bukti: Diambil sebarang barisan {
{

} mempunyai barisan {

} yang terbatas. Menurut teorema 2.3.3

} bagian yang monoton. Jadi {

monoton terbatas. Oleh karena itu, menurut teorema 2.3.1 {

} barisan yang

} konvergen.

Teorema Bolzano Weierstrass dapat juga dibuktikandengan mengunakan teorema
selang susut. Teorema Bolzano Weierstrass mengatakan bahwa jika {

yang terbatas, maka setiap barisan bagianya yang konvergen tidak perlu

} barisan

mempunyai limit yang sama. Tetapi jika setiap barisan bagianya yang konvergen
itu mempunyai limit yang sama, maka barisan aslinya akan konvergen ke limit
yang sama.

22

2.4 Integral Riemann
Telah diketahui bahwa jika fungsi f : [a,b]

terbatas dan P partisi pada [a,b],

maka berakibat
L(f;P)

U ( f ;P )

George Friedrich Bernhard Riemann mengunakan

untuk menyusun

integralnya (Rudin, 1987).

Definisi 2.4.1 (Integral Riemann)

Fungsi f : [a,b]

dikatakan terintegral Riemann (Riemann Integrable) pada

[a,b] jika terdapat bilangan A sehingga untuk setiap bilangan
bilangan
‖ ‖

terdapat

sehingga jika P = { a = x0, x1,...,xn = b } partisi pada [a,b] dengan
berakibat

|

|

|



|

A disebut nilai integral Riemann fungsi f pada [a,b], (Darmawijaya, 2006).
Perlu diingat bahwa pengambilan

[ xi-1,xi ] sebarang, dan ‖ ‖ = maks {

,

i= 1,2,…,n }. Sehingga menurut definisi 2.4.1 fungsi f terintegral Riemann pada
[a,b] jika dan hanya jika

‖ ‖

‖ ‖



Teorema 2.4.2 Jika f terintegral Riemann pada [a,b], maka nilai integralnya
tunggal, (Darmawijaya, 2006).
23

Bukti: Jika A1 dan A2 merupakan nilai integral Riemann pada [a,b], maka untuk
sebarang bilangan

< 0 terdapat bilangan

1

< 0 dan

2

< 0 sehingga jika

P1 = { a = x0, x1, … , xn = b } dan P2 = { a = x0, x1, … , xn = b } adalah partisi
dari [a,b] dengan || P1 || <

|
diambil
dan

|

1

1,

2 },

yang berarti

|

berturut-turut maka berakibat

|



partisi P = { a =

[ Zi-1, Zi]. Karena || P ||

|

2,

|



= min {

dan | |P2 || <

i

= b } dengan || P || <

dengan i = 1,2 maka diperoleh

|



|

|

|∑

dan bukti selesai.

Menurut definisi 2.4.1 dan teorema 2.4.2 jika fungsi f terintegral Riemann pada
[ a,b ] dengan nilai integral Riemannya A, yang dapat ditulis dengan



tunggal.

Teorema 2.4.3. Jika fungsi
terbatas pada



terintegral Riemann pada

(Darmawijaya, 2006).

Bukti: Andaikan fungsi f tak terbatas ke atas pada
bilangan asli

, maka

terdapat

, maka untuk setiap

sehingga

24

Untuk setiap partisi
beratri

{

}, tentu

. Hal ini

‖ ‖

(tidak ada) yang dengan kata lain fungsi

tak terintegral Riemann pada

.

Bukti sejalan, apabila diandaikan tak terbatas kebawah.

Teorema 2.4.4. ( Kriteria Cauchy )
Diketahui fungsi

terbatas. Fungsi

terintegral Riemann pada

jika dan hanya jika untuk setiap bilangan
sehingga jika

dan

partisi pada

berakibat |

|

Bukti:

Syarat perlu: Jika

dengan ‖ ‖

(Berberian, 1996).

terintegral Riemann pada

sehingga untuk setiap bilangan
partisi pada

dengan ‖ ‖

|
dan

dengan ‖ ‖

pada

berakibat
|

sehingga jika

berakibat

Diambil sebarang dua partisi

|

dan ‖ ‖

, maka ada bilangan

terdapat bilangan

|
‖ ‖

terdapat bilangan

|

|

|

dan

|

25

Syarat cukup: Menurut yang diketahui untuk bilangan 1 terdapat bilangan
sehingga jika
‖ ‖

Tulis

dan

berakibat |

sebagai koleksi semua partisi

untuk setiap

dengan ‖ ‖

masing-masing partisi pada

pada

|

, untuk setiap

|

atau

dengan

‖ ‖

Diambil

dan

diperoleh
|

jadi, himpunan bilangan nyata
{

terbatas. Jika angota
dan oleh karena itu
tangga, maka

banyaknya hingga, maka
terintegral Riemann pada

}

merupakan fungsi tangga
Jika fungsi

bukan fungsi

merupakan himpunan bilangan terbatas yang banyak

angotanya tak hingga. Menurut teorema 2.3.4. (Teorema Bolzano-Weierstrass),
mempunyai paling sedikit satu titik limit, namakan titik limit itu
Hal ini berarti untuk setiap bilangan

terdapat

sehingga

Dengan kata lain fungsi

|

|

terintegral Riemann pada

26

Teorema 2.4.3. mengatakan bahwa setiap fungsi yang tak terbatas pada suatu
selang tertutup tak akan terintegral Riemann pada selang itu. Teorema dibawah
ini akan menunjukan ekuivalensi antara integral Riemann dan integral Darboux.

Teorema 2.4.5. Fungsi

terintegral Riemann jika dan hanya jika

terintegral

Darboux pada selang tertutup yang sama. Lebih lanjut




(Berberian, 1996).
Bukti:
Syarat perlu: Jika fungsi

jika



terintegral Riemann pada

sehingga untuk setiap bilangan

{

terdapat bilangan

} partisi pada

berakibat

|

|

|

, maka ada bilangan
dan

dengan ‖ ‖

|



atau

sebarang. Karena

Perlu diingat bahwa pemilihan

dan

{

}

27

{

ada, maka untuk setiap

dapat dipilih

}

sehingga

( )

( )
setelah dikalikan dengan

kemudian dijumlahkan, diperoleh

oleh karena itu

yang berakibat

atau fungsi

terintegral Darboux pada

Syarat cukup: Karena
setiap bilangan

terintegral Darboux pada selang

terdapat partisi

pada

, maka untuk

sehingga berlaku

Tetapi telah diketahui bahwa


berdasarkan tiga ketidaksamaan terakhir, dapat disimpulkan bahwa

|



|
28

yang berarti bahwa fungsi

terintegral Riemann pada



, dan



Setelah diketahui adanya ekuivalensi antara integral Riemann dan integral
Darboux, maka akan diselidiki sifat-sifatnya lebih lanjut. Untuk menyingkat
penulisan perlu diadakan kesepakatan bersama bahwa jika tidak ada kerancuan
atau maksud tertentu, untuk selanjutnya yang dimaksud dengan perkataan fungsi
yang terintegral adalah fungsi yang terintegral Riemann atau fungsi yang
terintegral Darboux dan







Himpunan semua fungsi yang terintegral Riemann atau terintegral Darboux pada
selang tertutup

Jadi, jika

berturut-turut ditulis dengan

terintegral pada

ditulis dengan

dan untuk lebih menyingkat nilai integralnya maka dapat ditulis dengan ∫


Jadi









29

{

Mudah dipahami bahwa untuk setiap partisi
pada

,

sebarang konstanta

}

untuk

setiap , selalu berlaku:
1.
2.
3.

asalkan

4.

asalkan

5.

asalkan

6.

asalkan

7.
8.

Teorema 2.4.6. R

merupakan ruang linear untuk setiap

dan

Lebih lanjut
i.
ii.









(Stewart, 2002).

Bukti: Karena



, maka menurut teorema 2.4.3. fungsi

masing-masing terbatas pada
{|

|

dan fungsi

Namakan
}

{|

|

}

30

dan
{| |

karena

}

, maka untuk setiap bilangan

sehingga jika

terdapat bilangan

partisi pada

dengan ‖ ‖

berakibat

|

|∫

|

|∫
selanjutnya diperoleh
i.

| ∫

|

| |

| ∫

Dengan kata lain terbukti bahwa

ii.

| ∫
|∫




|

|

|∫





|



|

dan




terbatas dan

kecuali dibeberapa titik, maka fungsi

|

dan

|∫

Dengan kata lain, terbukti bahwa

Menurut akibat 2.2.6. jika fungsi

| | |∫

|

untuk setiap

,

terintegral dan



dengan mengunakan hasil tersebut akan dibuktikan teorema dibawah ini.

31

Teorema 2.4.7. Jika

, fungsi

kecuali di beberapa titik, maka

Bukti: Karena fungsi

untuk setiap
dan

, kecuali dibeberapa titik. Oleh karena itu

menurut akibat 2.2.6 fungsi

terintegral dan




dan







untuk setiap

, maka



(Berberian, 1996).

Bukti: Karena
setiap partisi

dan

mempunyai sifat terbatas pada

untuk setiap

Teorema 2.4.8 Jika



terbatas pada

, maka fungsi



, dan

, dan


(Berberian, 1996).

terbatas pada

untuk setiap
{

dan
} pada

, maka untuk
diperoleh

dengan

Hal ini berakibat

{

}

‖ ‖

{

}



32

Teorema 2.4.9 Jika

dan

untuk setiap



(Berberian, 1996).
Bukti: Dibentuk fungsi


Mudah difahami bahwa

untuk setiap

dan

Menurut teorema 2.4.8 diperoleh


atau terbukti bahwa

maka









Teorema 2.4.10 Diketahui
jika dan hanya jika

dan
dan


(Stewart, 2002).



terbatas.

. Dalam hal ini




Bukti:
Syarat perlu: Karena
partisi

pada

dibentuk
dan
partisi pada

, maka untuk setiap bilangan

terdapat

, sehingga

{ }

dengan

Jelas bahwa
partisi pada

dan

Oleh karena itu diperoleh

33

dari

diperoleh
}

{

}

{

yang berakibat

dengan kata lain terbukti bahwa

dan

{



}

{

{



. Lebih lanjut

}



Syarat cukup: Karena

dan

{

}

}

, maka nilai-nilai limit dibawah

ini ada:

dengan







merupakan partisi pada

jelas bahwa

partisi pada


‖ ‖






dan





merupakan partisi pada

Oleh karena itu

‖ ‖








34

Catatan: Syarat cukup dapat dibuktikan dengan memanfaatkan bahwa fungsi
terintegral Darboux pada

maupun pada

Teorema 2.4.11 Jika fungsi

terintegralkan pada

kontinu pada
fungsi

dan

untuk setiap

terintegral pada

Bukti: Karena

maka

} ada. Lebih lanjut, fungsi

Oleh karena itu untuk sebarang bilangan
sehingga jika

{

Diambil
partisi

pada

katakana

|

|

|

|

berakibat

} Karena fungsi

terintegral pada

} dan

{

, maka terdapat

}

}

}

{

}

{

tersebut menjadi dua kelompok yang terpisah
{

dan berakibat

kontinu seragam pada

terdapat bilangan

{

Jika

terbatas disana.

sehingga berlaku

{

dibedakan indeks

maka

(Berberian, 1996).

kontinu pada selang tertutup

{

Jadi,

serta fungsi

}
maka diperoleh |

{
|

35

| (

oleh karena itu

)

|

dan

jika

maka diperoleh

Oleh karena itu



jika

maka diperoleh

dan




{

oleh karena itu, untul

}

diperoleh


dari

dapat disimpulkan

dengan kata lain terbukti fungsi

terintegral pada

36

Teorema 2.4.12 Jika

, maka

Bukti: karena

(Gaughan, 1998).

, maka untuk setiap bilangan

sehingga jika
|∫

dengan ‖ ‖

partisi pada
|

terdapat bilangan
berakibat

|∫

|

selanjutnya diperoleh
| ∫



|∫



|∫



|∫

|
|






|



|



|
(∫

(∫
|

| (∫

)|
)|
)|

dengan kata lain terbukti bahwa

37

2.5 Ruang Barisan

Definisi 2.5.1
Deberikan

yaitu koleksi semua barisan bilangan real, jadi:

a. Untuk setiap bilangan real
{

{ }

b. Untuk
pada



{ ̅

}

{

dengan

} dan norm pada

‖ ‖

∑| |

yaitu

{

{ }

‖ ‖

pada

didefinisikan
yaitu

(Darmawijaya, 2007).

didefinisikan

| |

didefinsikan

c. Untuk

}

‖ ‖



yaitu

| |

} dan norm

| |

} dan norm

∑| |
{

{ }
| |

38

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada semester ganjil tahun ajaran 20152016.

3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, yaitu dengan
mengkaji buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3 Langkah-Langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:


Mengetahui definisi tentang integral Riemann dan teorema-teorema yang
berkaitan dengan integral Riemann.




Menganti fungsi nilai mutlak | | di

dengan fungsi norma ‖ ‖ di

.

Membuktikan apakah definisi dan teorema-teorema yang terkait dengan
integral Riemann bernilai barisan

.

39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada penelitian ini telah berhasil dikonstruksikan integral Riemann untuk fungsifungsi bernilai barisan

yang merupakan pengembangan dari integral Riemann

fungsi-fungsi bernilai real
Fungsi ̅

dikatakan terintegal Riemann pada

bilangan ̅

sehingga untuk setiap bilangan

terdapat bilangan



berakibat
̅



integral Riemann fungsi ̅ pada
Perlu diingat bahwa pengambilan

jika dan hanya jika

‖ ̅
∑|

dengan ̅

{

{

sehingga jika

dengan ‖ ‖

pada

jika ada

dan ̅
.

} partisi
∑ ̅



|

, ̅ disebut nilai

sebarang dan ‖ ‖

}. Selanjutnya fungsi ̅ terintegral Riemann pada

59

‖ ‖

Jika ̅

‖ ‖

terintegral Riemann pada

tunggal. Fungsi ̅

̅
, maka nilai integralnya
terintegral Riemann pada

jika dan hanya jika

Riemann pada

∑ ̅

masing-masing terintegral

.

5.2 Saran

Pembahasan skripsi ini hanya berfokus pada integral Riemann yang bernilai
barisan

, sehingga penulis menyarankan agar dilakukan penelitian yang lain.

60

DAFTAR PUSTAKA

Berberian, S.K. 1996. Fundamental of real Analysis. Unyversity of Texas,
USA.
Darmawijaya, Soeparna. 2006. Pengantar Analisis Real. Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Darmawijaya, Soeparna. 2007. Pengantar Analisis Abstrak. Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Gaughan, Edward, D. 1998. Introduction to Analysis. Fifth Edition. New
Mexico State University, Mexico.
Rudin, Walter. 1987. Principles of Mathematical Analysis. Third Edition.
McGraw-Hill, New York.
Stewart, J. 2002. Kalkulus. Edisi keempat, Jilid 1. Alih Bahasa oleh I Nyoman
Susila dan Hendra Gunawan. Erlangga, Jakarta.

61