PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL DALAM PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI SERIBU BUKIT KABUPATEN GAYO LUES.
PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL DALAM
PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI SERIBU
BUKIT KABUPATEN GAYO LUES
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ABUNIFAH
NIM. 8146132035
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
ABSTRAK
Abunifah. Nomor Induk Mahasiswa 8146132035. Pelaksanaan Supervisi
Manajerial Dalam Peningkatan Mutu Pengelolaan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan supervisi
manajerial oleh pengawas sekolah dalam manajemen kurikulum dan
pembelajaran; (2) bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
sekolah dalam manajemen kesiswaan; (3) bagaimana pelaksanaan supervisi
manajerial oleh pengawas sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana; (4)
bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen ketenagaan; (5) bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh
pengawas sekolah dalam manajemen keuangan; (6) bagaimana pelaksanaan
supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat; (7) bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh
pengawas sekolah dalam manajemen layanan khusus. Desain penelitian ini
menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik
pengambilan sampel situasi sosial yang digunakan adalah purposive sampling.
Sebagai informan kunci adalah kepala SMA Negeri Seribu Bukit dan pengawas
manajerial yang ditugaskan di sekolah tersebut. Teknik pengumpulan data adalah
wawancara, studi dokumen, dan triangulasi. Analisis data dilakukan melalui
reduksi data, penyajian data, pembahasan data, dan kesimpulan. Untuk keabsahan
data ditempuh empat kriteria: (1) kredibelitas data, (2) tranferabilitas data, (3)
dependibilitas data, (4) korfirmabilitas data. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
meningkatkan mutu pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues
belum dapat memberikan kontribusi yang besar karena program kerja sekolah dan
program kerja Dinas Pendidikan belum terintegrasi dengan pelaksanaan supervisi
manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Hasil supervisi manajerial
belum menjadi bagian acuan dalam penyusunan rencana kerja sekolah dan
rencana kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Gayo Lues.
Kata Kunci: Supervisi Manajerial, Peningkatan Kualitas, Manajemen Sekolah
i
ABSTRACT
Abunifah. Student Identification Number 8146132035. Managerial
Supervisory Implementation In Quality Improvement of
School
Management in SMA) Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
The research formulation are as follow (1) how the implementation of managerial
supervision by school supervisors in the curriculum management; (2) how the
implementation of managerial supervision by school supervisors in the student
management; (3) how the implementation of managerial supervision by school
supervisors in the facilities and infrastructure management; (4) how the
implementation of managerial supervision by a school supervisor in the personnel
management; (5) how the implementation of managerial supervision by a school
supervisor in financial management; (6) how the implementation of managerial
supervision by school supervisors in the management of schools and public
relations; (7) how the implementation of managerial supervision by school
supervisors in the management of school certain supporting services. This study is
designed by using qualitative descriptive case study method. The sampling
technique is used in social situation with purposive sampling. The key informant
were the principal of SMA Negeri Seribu Bukit Regency and the managerial
supervisor who was assigned at the school. Data collection techniques are
interviews, the study documents and triangulation. The data analysis was done
through data reduction, data presentation, discussion of the data, and conclusions.
For the validity of the data taken four criteria: (1) credibility of data, (2)
transferability of data, (3) dependability of data, (4) corfirmability of data. The
results of this study indicated that the implementation of managerial supervision
by school supervisors in improving the quality of management of SMA Negeri
Seribu Bukit Regency of Gayo Lues has not been able to make a major
contribution, for the work program of the school and the work program of the
Department of Education has not been intgrated with the implementation of
managerial supervision carried out by the school superintendent. The result and
report of managerial supervision has not been part of references in the work plans
of the school and work plans of Gayo Lues District Education Office.
Key Words: managerial supervision, quality improvement, school management.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sanjungkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Di antara rahmat dan karunia tersebut adalah berupa
bantuan moril materil dari beberapa pihak. Bersama ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Pembimbing tesis: Bapak Dr. Darwin, M. Pd (Pembimbing I) dan Bapak Dr.
Arif Rahman, M. Pd (Pembimbing II).
2. Pimpinan Universitas Negeri Medan dan jajarannya: Rektor Universitas Negeri
Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd; Direktur Pascasarjana, Bapak
Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, dan Ketua Program Studi Administrasi
Pendidikan, Bapak Dr. Darwin, M. Pd.
3. Semua tenaga pengajar pada Program Studi Administrasi Pendidikan, Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gayo Lues, Bapak Drs.
M. Jamin, beserta jajarannya.
5. Kepala SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues, Bapak Salid, S. Pd,
MM, beserta jajarannya.
6. Pengawas Manajerial pada SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues
Ibu Dra. Anizar Sahali.
7. Direktur dan jajaran Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
8. Seluruh staf administrasi pada Program Pascasarjana Program Studi
Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
iii
9. Rekan-rekan mahasiswa Konsentrasi Kepengawasan, Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Persembahan khusus kepada isteriku terkasih Kasmawati, anak-anakku
tersayang Helio Daian, Habib Al Hanif, dan Ajlalana Afada yang selalu
mendoakan, memberi
menunggu serta
dorongan moril, yang telah dengan tabah dan ikhlas
mengorbankan waktu kebersamaan keluarga selama penulis
menjadi mahasiwa.
Kepada ibundaku yang mulia Hj. Umi Kasum, yang telah mengijinkan dan
merelakan kealpaan baktiku kepadanya selama penulis menjadi mahasiwa.
Medan,
Penulis
Abunifah
iv
Mei 2016
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................
i
ABSTRACT ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iii
DAFTAR ISI
................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2 Fokus Penelitian .............................................................................
8
1.3 Rumusan Masalah ..........................................................................
8
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................ 10
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Manajemen Sekolah ......................................................... 12
2.1.1 Manajemen Sekolah ............................................................. 12
2.1.2 Fungsi Manajemen Sekolah ................................................. 14
2.1.3 Operasional Manajemen Sekolah ......................................... 18
2.2 Konsep Supervisi Pendidikan........................................................ 27
2.2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan.......................................... 27
2.2.2 Prinsip-Prinsip Supervisi ................................................... 28
2.2.3 Supervisi Manajerial .......................................................... 31
2.3 Hakekat Pengawas Sekolah .......................................................... 33
2.3.1 Gambaran Umum Pengawas Sekolah .................................. 33
2.3.2 Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah ................................ 35
2.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah ....................... 36
2.3.4 Beban Kerja Pengawas Sekolah
..................................... 39
2.3.5 Kualifikasi Pengawas Sekolah
..................................... 39
2.3.6 Kompetensi Pengawas Sekolah
..................................... 41
v
2.4 Mutu Pendidikan .......................................................................... 43
2.4.1 Konsep Dasar Mutu Pendidikan ........................................... 43
2.4.2 PengendalianMutu, PenjaminanMutu, dan Manajemen
Mutu Pendidikan ............................................................... 45
2.4.3 Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Sekolah ............................................................................... 46
2.4.4 Peran Pengawas Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Sekolah
................................................................... 48
2.4.5 Peran Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan
Mutu Sekolah ................................................................... 53
2.5 Kerangka Konseptual ................................................................... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian .......................................................................... 60
3.2 Pendekatan, Metode, dan SituasiSosial ......................................... 60
3.2.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................... 60
3.2.2 Situasi Sosial ...................................................................... 61
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 62
3.3.1 Wawancara ........................................................................... 63
3.3.2 Studi Dokumen..................................................................... 64
3.3.3 Triangulasi ............................................................................ 65
3.4 Instrumen dan Perlengkapan Penelitian
..................................... 66
3.5 Analisis Data ............................................................................... 68
3.6 Keabsahan Penelitian ..................................................................... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ......................................... 73
4.1.1 Identitas Sekolah .................................................................. 73
4.1.2 Sejarah Singkat SMA Negeri Seribu Bukit .......................... 74
4.1.3 Visi dan Misi, Sasaran dan Tujuan....................................... 75
4.1.4 Lingkungan Sekolah ............................................................. 78
4.1.5 Sarana dan Prasarana ............................................................ 79
4.1.6 Anggaran Sekolah ................................................................ 80
4.1.7 Personil Sekolah ................................................................... 81
4.1.8 Keadaan Peserta Didik ......................................................... 81
vi
4.1.9 Orang Tua Peserta Didik ...................................................... 85
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 86
4.3 Pembahasan .................................................................................. 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 117
5.2 Implikasi ........................................................................................ 120
5.3 Saran .............................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
.................................................................................. 125
................................................................................................ 127
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1
Keadaan Gedung Sekolah SMA Negeri Seribu Bukit ............. 79
Tabel 4.2
Sumber Dana Pendidikan SMA Negeri Seribu Bukit
Tabel 4.3
Data Siswa Per Tahun Pembelajaran ....................................... 81
Tabel 4.4
Jumlah Peserta Didik Tahun 2014-2015 .................................. 82
Tabel 4.5
Data Perolehan Nilai Ujian Sekolah
viii
............. 80
....................................... 83
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 59
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Tujuan dan Informan Wawancara ............................................ 127
Lampiran 2
Pedoman Wawancara dengan Pengawas Sekolah ................... 128
Lampiran 3
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah ........................ 130
Lampiran 4
Transkripsi Wawancara dengan Pengawas Sekolah................. 132
Lampiran 5
Transkripsi Wawancara dengan Pengawas Sekolah................. 137
Lampiran 6
Transkripsi Wawancara dengan Kepala Sekolah ..................... 148
Lampiran 7
Dokumentasi Kegiatan Wawancara ......................................... 159
Lampiran 8
Lembar Validasi Instrumen Penelitian ..................................... 160
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur utama
pelaku pendidikan di sekolah yang dalam melaksanakan tugasnya perlu bersinergi
agar tujuan sekolah dapat tercapai. Dari ketiga unsur tersebut, guru adalah tenaga
pendidik yang dominan berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas, kepala
sekolah sebagai pengelola sekolah memfasilitasi guru dalam melaksanakan tugas,
sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, baik pengawasan bidang akademik maupun pengawasan
bidang manajerial.
Sekolah sebagai organisasi pembelajaran, peran kepala sekolah sangat
sentral dan dominan, dalam pengelolaan penyelenggaraan sekolah. Agung (2013:
95) menyatakan peran tersebut adalah (1) peran manajerial, (2) peran motivator,
(3) peran fasilitator, (4) peran administrator, (5) peran supervisor, (6) peran
evaluator, (7) peran edukator, (8) peran pencipta iklim sekolah, (9) peran
kewirausahaan. Tentang peran manajerial kepala sekolah lebih ditegaskan lagi
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan pasal 58A ayat 1 poin a menyatakan “Kepala
sekolah/Madrasah menjalankan fungsi manajemen satuan pendidikan”.
Dalam Metode dan Teknik Supervisi, Kemendiknas (2008: 11) dinyatakan
bahwa bidang garapan manajemen sekolah, yang antara lain meliputi: (a)
manajemen kurikulum dan pembelajaran, (b) manajemen kesiswaan, (c)
manajemen sarana dan prasarana, (d) manajemen ketenagaan, (e) manajemen
1
2
keuangan, (f) manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (g)
manajemen layanan khusus.
Pada fungsi manajemen menurut para ahli, salah satu fungsi yang selalu
ada didalamnya adalah fungsi pengawasan. Ula (2013: 14-23) bahwa fungsi
manajemen teridiri dari 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3) pengarahan, 4)
pengawasan. Newman dalam Wau (2013: 85) mengklasifikasikan fungsi
manajemen atas lima kegiatan yaitu 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3)
pengumpulan sumber, 4) pengendalian, 5) pengawasan. Selanjutnya George R
Terry dalam halaman yang sama mengklasifikasikan fungsi manajemen sebagai 1)
planning, 2) organizing, 3) leading, 4) controlling.
Pada pelaksanaan manajemen sekolah perlu adanya pengawasan atau
supervisi agar tujuan sekolah berjalan sebagaimana yang ditetapkan, mengingat
pengawas sekolah juga berasal dari guru, dan dalam melaksanakan tugas
kepengawasan memiliki tujuan yang sama dengan guru dan kepala sekolah yaitu
tercapainya tujuan sekolah. Sebagaimana yang tercantum dalam Buku Kerja
Pengawas Sekolah, Kemendiknas (2010: 13), sasaran supervisi manajerial oleh
pengawas sekolah adalah membina peran manajerial kepala sekolah minimal
sepuluh sekolah untuk tingkat TK dan SD, tujuh sekolah untuk tingkat
SMP/SMA/SMK, lima sekolah untuk SLB, dan minimal lima sekolah untuk
daerah khusus. Pada pelaksanaan supervisi manajerial, maka pengawas sekolah
pada hakekatnya adalah mitra guru dan kepala sekolah dalam mencapai tujuan
bersama. Kemitraan dalam hal ini karena baik kepala sekolah maupun pengawas
sekolah adalah sama-sama bekerja untuk memajukan sekolah yang berada
dibawah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang sama untuk tingkat
3
Kabupaten/Kota yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Hubungan kerja antara
kepala sekolah dengan pengawas sekolah adalah sejajar dan bukan hubungan
hirarki. Kedua jabatan tersebut adalah jabatan fungsional. Jabatan kepala sekolah
adalah jabatan tambahan bagi seorang guru sedangkan jabatan utamanya tetap
sebagai guru berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun
2007 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah. Sedangkan jabatan
pengawas sekolah diangkat dari guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya, pasal 4 ayat 2 menyatakan bahwa jabatan Pengawas
Sekolah adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh guru yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Pengawas sekolah menurut Sagala (2012: 138) adalah jabatan resmi
bidang pendidikan yang ada di Indonesia untuk melakukan pemantauan atas
pelaksanaan manajemen sekolah dan pelaksanaan belajar mengajar di kelas.
Dengan kata lain, pengawas sekolah adalah menjaga agar kegiatan pendidikan,
kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berjalan sesuai dengan tujuan sekolah.
Pengawas sekolah merupakan tenaga kependidikan yang peranannya sangat
penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik. Selanjutnya
Sagala (2013:89) menyatakan supervisi mempunyai arti khusus yaitu membantu
dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan meningkatkan mutu baik
personel maupun lembaga. Dalam dunia pendidikan memandang guru sebagai
bagian penting dari manajemen yang diharapkan melaksanakan tugas sesuai
dengan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dan terukur.
4
Menurut Sudjana (2012:2) pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor
baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial. Sebagai supervisor
akademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk membantu meningkatkan
profesionalisme guru agar guru dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Sedangkan sebagai supervisor manajerial, pengawas sekolah berkewajiban
membantu kepala sekolah agar mencapai sekolah yang efektif dalam belajar dan
pembelajaran. Hal ini berarti keberadaan pengawas sekolah secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja guru dan kepala sekolah.
Pengawas sekolah, yang statusnya sebagai tenaga kependidikan dan secara
struktur organisasi berada diluar struktur sekolah, tetapi merupakan satu-satunya
unsur dari luar sekolah yang tugasnya dapat setiap saat membimbing kepala
sekolah dan guru secara langsung. Pengawas sekolah mempunyai hubungan
langsung dengan guru dan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran dan manajemen sekolah yang dijalankan oleh kepala sekolah.
Dalam hubungan tersebut pengawas sekolah sebagaimana dinyatakan dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aaparatur Negara Reformasi dan
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya, pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa Pengawas Sekolah adalah Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik
dan manajerial pada satuan pendidikan. Dengan wewenang yang ada pada
pengawas sekolah mereka dapat membantu, memonitor, membina, mengevaluasi
pelaksanaan tugas-tugas guru dan kepala sekolah. Disamping itu pengawas
sekolah juga berwenang mengeluarkan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi
5
kinerja guru dan kepala sekolah untuk ditujukan kepada Kepala Dinas dan
Pemerintah Daerah sebagai pembina pegawai di Kabupaten/Kota. Pengawas
sekolah tidak berwenang mengeksekusi rekomendasi hasil penilaian kinerja guru
dan kepala sekolah, dengan demikian pengawas sekolah berfungsi sebagai mitra
guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara struktur organisasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41
Nomor tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah, pengawas
sekolah berada dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten/Kota. Sebagai tenaga fungsional pengawas sekolah,
dalam pelaksanaan tugas kepengawasan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga antara Kepala Pendidikan
dan Kebudayaan pengawas sekolah dapat berfungsi sebagai mediator antara guru
dan dengan kepala sekolah dan antara kepala sekolah dengan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kabupaten/Kota sekaligus juga dapat menjadi mitra bagi Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota. Dalam melaksanakan
tugasnya, pengawas sekolah juga sebagai perpanjangan tangan dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota, Barnawi dan Arifin (2014: 26).
Secara kualifikasi dan kompetensi kedudukan pengawas sekolah diangkat
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
tentang
Standar
Kualifikasi
dan
Standar
Kompetensi
Pengawas
Sekolah/Madrasah. Tugas pokok dan fungsi dan wewenang pengawas sekolah
berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 29 ayat 1 menyatakan pengawasan pada pendidikan
formal dilaksanakan oleh
pengawas satuan pendidikan. Menurut Peraturan
6
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, secara umum
tugas pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik, supervisi
manajerial dan pemantauan pencapaian delapan Standar Nasional Pendidikan.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti
yang
direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan
memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu
pencapaian tujuan. Good Carter dalam Sahertian (2010:17) mengartikan bahwa
supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin dan
membimbing guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan-jabatan
perkembangan
guru-guru dan merevisi
tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Dengan memperhatikan kedudukan pengawas sekolah, tugas pokok
pengawas sekolah, sasaran supervisi akademik, sasaran supervisi manajerial,
maka pengawas sekolah adalah mitra guru dalam pelaksanaan tugas guru dan guru
yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Guru, kepala sekolah,
dan pengawas sekolah adalah tiga serangkai pelaku utama pendidikan. Apabila
salah satu diantaranya tidak berfungsi atau tidak difungsikan, tidak berdaya atau
tidak diberdayakan, maka dapat dipastikan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah akan mengalami kendala.
Melihat besarnya peran pengawas sekolah berdasarkan peraturan yang
menyatakan kedudukannya, tugas dan dan wewenangnya, pengawas adalah mitra
7
sejajar dari guru, kepala sekolah dan dapat berfungsi sebagai mediator dengan
Kepala
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Melihat
sasaran
supervisi
manajerialnya, pengawas sekolah lebih mengetahui kinerja kepala sekolah
binaannya, manajemen sekolah dan tingkat pencapaian standar nasional
pendidikan di sekolah. Melihat sasaran supervisi akademiknya, pengawas sekolah
lebih mengetahui kompetensi guru binaannya. Tidak ada sekolah tanpa pengawas
pembina manajerialnya, tidak ada guru tanpa pembina akademiknya. Dari catatan
supervisinya yang mencakup seluruh aspek sekolah, kemudian dituangkan
kedalam rekomendasi pengawas sekolah, sudah memadai informasi yang
dibutuhkan Pemerintah Daerah dalam rangka menetapkan kebijakan pembinaan
dan penyelenggaraan pendidikan di daerah.
Berdasarkan wawancara awal dengan 15 kepala SMA/K yang terdiri 13
kepala SMA dan 2 kepala SMK pada tanggal 8 Desember 2015, mereka
menyatakan bahwa telah beberapa kali disupervisi oleh pengawas sekolah namun
belum merasakan kontribusi yang nyata dari pelaksanaan supervisi tersebut, baik
yang berkenaan dengan pembinaan sekolah maupun berkenaan dengan pembinaan
kemampuan guru mata pelajaran. Kondisi ini menggambarkan bahwa pengawas
sekolah belum melaksanakan tugas kepengawasan secara maksimal. Tidak
maksimalnya pelaksanaan kepengawasan ini menggambarkan bahwa program
pengawasan belum disusun berdasarkan kebutuhan sekolah. Sebaliknya dari pihak
pengawas berdasarkan wawancara dengan Koordinator Pengawas Sekolah Daerah
(Korwasda) Kabupaten Gayo Lues, menyatakan bahwa para pengawas sekolah
telah melaksanakan supervisi ke sekolah-sekolah baik supervisi akademik maupun
supervisi manajerial walaupun masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
8
program pengawasan maupun frekuensi kunjungan ke sekolah (wawancara
tanggal 9 Desember 2015).
Dari gambaran kondisi di atas menarik untuk ditindaklanjuti melalui
penelitian lebih lanjut, yaitu pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
sekolah terhadap kepala sekolah dalam peningkatan mutu pengelolaan sekolah di
Kabupaten Gayo Lues. Dengan mempertimbangkan pentingnya peran pengawas
sekolah terhadap kepala sekolah dalam peningkatan kualitas pengelolaan sekolah
melalui supervisi manajerial, maka penelitian ini diberi judul “Pelaksanaan
Supervisi Manajerial Dalam Meningkakan Mutu Pengelolaan Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
1.2 Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menguraikan kedudukan, tugas dan
fungsi serta wewenang pengawas sekolah ditemukan suatu masalah yang perlu
untuk diteliti lebih lanjut, yaitu bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial
terhadap peningkatan mutu pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten
Gayo Lues dalam tugas manajerial kepala sekolah yang meliputi: (a) manajemen
kurikulum dan pembelajaran, (b) manajemen kesiswaan, (c) manajemen sarana
dan prasarana, (d) manajemen ketenagaan, (e) manajemen keuangan, (f)
manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, (g) manajemen layanan
khusus.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
secara umum adalah: Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
9
sekolah terhadap peningkatan mutu pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues dalam tugas manajerial kepala sekolah?
Permasalahan umum penelitian diatas dapat dirumuskan ke dalam
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues?
b) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen kesiswaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues?
c) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten
Gayo Lues?
d) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen ketenagaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues?
e) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen keuangan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues?
f) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen hungan sekolah dengan masyarakat di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues?
g) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen layanan khusus di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues?
10
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Permasalahan umum penelitian diatas dapat dirumuskan ke dalam
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues.
b) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen kesiswaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues
c) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues.
d) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen ketenagaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues.
e) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen keuangan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues.
f) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SMA Negeri
Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
11
g) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen layanan khusus di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten
Gayo Lues.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif baik
secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti
berikutnya yang berkaitan dengan penelitian tentang pelaksanaan supervisi
manajerial dalam rangka peningkatan mutu sekolah.
2. Manfaat Praktis
Adapun yang menjadi manfaat praktis yang diharapkan peneliti ini adalah
sebagai berikut:
a) Sebagai bahan masukan bagi pengawas manajerial sekolah untuk
membenahi kualitas pelaksanaan supervisi manajerial.
b) Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit dalam kemitraan dengan
pengawas manajerial sekolah.
c) Sebagai masukan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Gayo Lues dalam menyusun kebijakan pendidikan dalam
kemitraan pengawas manajerial sekolah dengan kepala sekolah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang pelaksanaan supervisi
manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupate Gayo Lues, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen kurikulum yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen kurikulum karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial, (2) evaluasi manajemen
kurikulum yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan sehingga
hasilnya kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya singkronisasi program antara
pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut.
2. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen kesiswaan yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen kesiswaan karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial, (2) evaluasi manajemen
kesiswaan yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan sehingga
hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya singkronisasi
program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala Dinas
115
116
Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen kesiswaan, (4)
Manajemen kesiswaan pada SMA Negeri Seribu Bukit memiliki beberapa
permasalahan terutama menurunnya kualitas penerimaan siswa baru. Akan
tetapi pengawas sekolah sekolah tidak dapat menjalankan peranannya karena
tidak memiliki program kerja yang terrencana, terpola, dan terprogram
sehingga tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas manajemen
kesiswaan.
3. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen sarana dan prasarana yang
dilakukan oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan kualitas manajemen sarana dan prasarana karena (1)
supervisi yang dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun
sebelumnya yang dituangkan kedalam program supervisi manajerial sarana dan
prasarana, (2) evaluasi manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan tidak
berdasarkan analisis permasalahan sehingga hasilnyanya juga kurang mengenai
sasaran, (3) kurangnya singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala
sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan
program, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen
sarana dan prasarana.
4. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen ketenagaan yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen ketenagaan karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial ketenagaan, (2) evaluasi
117
manajemen
ketenagaan
yang
dilakukan
tidak
berdasarkan
analisis
permasalahan sehingga hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3)
kurangnya singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen
ketenagaan, (4) Pelaksanaan supervisi manajemen ketenagaan oleh pengawas
sekolah pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah karena kepala
sekolah banyak menemukan kendala dalam hal ini, akan tetapi karena
pengawas sekolah tidak melaksanakan supervisi manajerial aspek manajemen
ketenagaan berdasarkan program kerja pengawasan yang dibuat berdasarkan
analisis permasalahan, maka suspervisi manajerial yang diaksanakan tidak
dapat memberi kontribusi yang besar kepada kepala sekolah dalam
menghadapi persoalan ketenagaan di sekolah. Pengawas sekolah belum dapat
menjalankan peranannya sebagai motivator, pasilitator, evaluator dan group
leader.
5. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen keuangan yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen keuangan karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial keuangan, (2) evaluasi
manajemen keuangan yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan
sehingga hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya
singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala
118
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen keuangan.
6. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen hubungan dengan
masyarakat yang dilakukan oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan
kontribusi yang besar dalam meningkatkan kualitas manajemen hubungan
dengan masyarakat karena (1) supervisi yang dilakukan tidak berdasarkan
analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang dituangkan kedalam program
supervisi manajerial keuangan, (2) evaluasi manajemen hubungan dengan
masyarakat yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan sehingga
hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya singkronisasi
program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen hubungan dengan
masyarakat, (4) pengawas sekolah belum dapat melakukan perannya sebagai
mediator dan pasilitator dalam pembinaan hubungan kepala sekolah dengan
pihak lain maupun hubungan kepala sekolah dengan sesama warga sekolah
7. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen layanan khusus yang
dilakukan oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan kualitas manajemen layanan kusus karena (1)
supervisi yang dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun
sebelumnya yang dituangkan kedalam program supervisi manajerial keuangan,
(2) evaluasi manajemen layanan khusus yang dilakukan tidak berdasarkan
analisis permasalahan sehingga hasilny juga kurang mengenai sasaran, (3)
kurangnya singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan
119
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen layanan
khusus.
5.2. IMPLIKASI PENELITIAN
Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen kurikulum yang
dilakukan
oleh pengawas sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manajemen kurikulum di SMA Negeri Seribu Bukit. Akan tetapi tujuan tersebut
belum tercapai karena pengawas sekolah melakukan supervisi tidak terpola, tidak
terprogram, dan tidak terrencana sehingga tidak membawa manfaat yang besar
bagi kepala sekolah, bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan secara umum,
bahkan tidak membawa manfaat besar bagi pengawas sekolah itu sendiri. Salah
satu sebabnya adalah hasil supervisi tidak disampaikan kepada sekolah yang
disupervisi, juga tidak disampaikan kepada Kepala Dinas sebagai pemberi tugas
kepada pengawas sekolah untuk melaksanakan supervisi tahun pelajaran
2013/2014. Hal ini disebabkan pada tahun-tahun pelajaran sebelumnya laporan
yang diberikan oleh pengawas sekolah belum dijadikan bahan kajian dalam
menetapkan kebijakan pendidikan. Sehingga pihak sekolah belum merasa
keberadaan pengawas sekolah sebagai bagian penting dari peningkatan kualitas
pengelolaan sekolah. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan penetapan
kedudukan Pengawas Sekolah dalam surat keputusan sebagai tindak lanjut
Permenegpan Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya. Disamping itu pengawas sekolah dapat
berpartisipasi dan mengaktifkan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS)
120
sebagai wadah pembinaan kepala sekolah dimana kepala sekolah dapat menjadi
pembinanya.
Oleh karena aspek manajemen kurikulum dan pengajaran satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek manajemen kesiswaan, aspek
manajemen ketenagaan, aspek manajemen sarana dan prasarana, aspek
manajemen keuangan, aspek manajemen hubungan dengan masyarakat, dan aspek
manajemen layanan khusus, maka implikasi dari penelitin ini adalah sama.
5.3. SARAN
Dengan
memperhatikan
hasil
pembahasan
pelaksanaan
supervisi
manajerial oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, disampaikan beberapa rekomendasi
sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan sebagai sekolah binaan bagi seorang seorang pengawas sekolah
disampaikan rekomendasi sebagai berikut:
a. Dalam menyusun rencana kerja program sekolah, agar melibatkan peran
pengawas sekolah, melakukan konsultasi dengan pengawas sekolah,
sebagai pembina sekolah pengawas sekolah memiliki catatan-catatan pada
setiap sekolah binaannya.
b. Dalam pembinaan ketenagaan agar kepala sekolah melibatkan peran
pengawas sekolah baik secara formal maupun non formal mengingat
hubungan kepala sekolah dengan guru dan staf adalah hubungan antara
atasan dan bawahan sehingga sering terjadi hambatan komunikasi,
121
sedangkan pengawas sekolah memiliki hubungan kemitraan dengan kepala
sekolah dan guru sehingga dapat melaksanakan peran mediasi.
c. Menjadikan pengawas sekolah sebagai mitra kerja dan berkonsultasi dalam
rangka peningkatan kualitas pengelolaan sekolah, sehingga sekolah tidak
hanya dalam pasif dalam pelaksanaan supervisi manajerial akan tetapi
sebaliknya aktif dalam pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
sekolah.
2. Kepada pengawas sekolah pembina disampaikan rekomendasi sebagai berikut.
a. Dalam melaksanakan supervisi manajerial agar mengacu kepada peraturan,
petunjuk pelaksanaan supervisi manajerial yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, penyusunan program pengawasan dan tahaptahap pelaksanaannya
b. Agar hasil pelaksanaan supervisi manajerial disampaikan dalam bentuk
laporan kepada kepala sekolah dan dimasukkan kedalam sistem manajemen
informasi sekolah. Disamping itu juga menyampaikan laporan pelaksanaan
supervisi manajerial kepala Kepala Dinas sebagai pemberi tugas sebagai
bentuk pertanggungjawaban, terlepas dari ditanggapi atau tidaknya laporan
tersebut.
c. Pengawas sekolah menciptakan situasi hubungan kemitraan dengan kepala
sekolah sehingga kehadirannya ke sekolah dapat menjadi bagian dari
kegiatan sekolah dari pada menekankan kepada inspeksi atau pemeriksaan.
3. Kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan disampaikan rekomendasi
sebagai berikut.
122
a. Pengawas sekolah telah ditetapkan sekolah binaannya, sehingga pengawas
sekolah dapat mengetahui lebih baik kompetensi kepala sekolah binaannya.
Dengan demikian laporan supervisinya dapat dijadikan sebagai bagian dari
pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang pembinaan pendidikan di
daerah
b. Agar dapat memberdayakan pengawas sekolah sebagai mitra Kepala Dinas
sebagai mediator antara Kepala Dinas dan sekolah. Hal ini mengingat secara
struktur pengawas berada dalam srtuktur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
dan dalam melaksanakan tugas kepengawasan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Pendidikan. Sedangkan hubungan pengawas sekolah dengan
kepala sekolah ditetapkan sebagai pembina kepala sekolah tertentu
berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas.
c. Memberdayakan MKKS sebagai salah satu wadah pembinaan kepala
sekolah oleh pengawas sekolah.
d. Menetapkan dalam surat keputusan tentang kedudukan, tugas pokok,
kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang pengawas sekolah sesuai
dengan amanat Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun,
dan dapat disosialisakan kepada sekolah-sekolah dan pemerhati pendidikan.
123
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Agung, Iskandar dan Yufridawati. 2013. Pengembangan Pola Kerja Harmonis
dan Sinergis Antara Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Jakarta: Bestari
Buana Murni
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Asf, Jasmani, dan Mustofa, Syaiful 2013. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media
Barnawi,dan Arifin, Mohammmad. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas
Sekolah. Yogyakarta: Arr-Ruzz Media
Darwin & Irsan. 2012. Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pengawasan. Medan.
Unimed Press
Engkoswara, H. dan Komariah, Aan 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Helmawati, 2014. Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Melalui
Manajerial Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
Manurung, P. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Halaman Moeka Publishing
Moloeng, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mukhtar & Iskandar, 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada Press Group
Kemendiknas, 2008. Metode dan Teknik Supervisi
Kemendiknas, 2008. Administrasi Pengelolaan Sekolah
Kompri, 2014. Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Permendiknas, Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah
Permenegpan RB, Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya
Peraturan Pemerintah. 2005, nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan
Permendiknas Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Guru Sebagai
KepalaSekolah
124
Purwanto, Ngalim, M, 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Sagala, Syaiful. 2013. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful, 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sahertian, P. A. 2010. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Bineka Cipta
Sani, Abdullah & dkk. 2015. Penjaminan Mutu Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, Nana, 2012. Supervisi Pendidikan. Bekasi: Bina Mitra Publishing
Sugiyono, 2010. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama
Suhardan, Dadang, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alabeta
Ula, S. Shoimatul. 2013. Buku Pinar Teori Manajemen Eektif. Yogyakarta:
Berlian
Undang-undang Republik Indonesia. 2003, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Wau, Yasaratodo. 2013. Profesi Kependidikan. Medan: Percetakan Unimed
PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI SERIBU
BUKIT KABUPATEN GAYO LUES
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ABUNIFAH
NIM. 8146132035
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
ABSTRAK
Abunifah. Nomor Induk Mahasiswa 8146132035. Pelaksanaan Supervisi
Manajerial Dalam Peningkatan Mutu Pengelolaan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan supervisi
manajerial oleh pengawas sekolah dalam manajemen kurikulum dan
pembelajaran; (2) bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
sekolah dalam manajemen kesiswaan; (3) bagaimana pelaksanaan supervisi
manajerial oleh pengawas sekolah dalam manajemen sarana dan prasarana; (4)
bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen ketenagaan; (5) bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh
pengawas sekolah dalam manajemen keuangan; (6) bagaimana pelaksanaan
supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam manajemen hubungan sekolah
dengan masyarakat; (7) bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh
pengawas sekolah dalam manajemen layanan khusus. Desain penelitian ini
menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik
pengambilan sampel situasi sosial yang digunakan adalah purposive sampling.
Sebagai informan kunci adalah kepala SMA Negeri Seribu Bukit dan pengawas
manajerial yang ditugaskan di sekolah tersebut. Teknik pengumpulan data adalah
wawancara, studi dokumen, dan triangulasi. Analisis data dilakukan melalui
reduksi data, penyajian data, pembahasan data, dan kesimpulan. Untuk keabsahan
data ditempuh empat kriteria: (1) kredibelitas data, (2) tranferabilitas data, (3)
dependibilitas data, (4) korfirmabilitas data. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
meningkatkan mutu pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues
belum dapat memberikan kontribusi yang besar karena program kerja sekolah dan
program kerja Dinas Pendidikan belum terintegrasi dengan pelaksanaan supervisi
manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah. Hasil supervisi manajerial
belum menjadi bagian acuan dalam penyusunan rencana kerja sekolah dan
rencana kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Gayo Lues.
Kata Kunci: Supervisi Manajerial, Peningkatan Kualitas, Manajemen Sekolah
i
ABSTRACT
Abunifah. Student Identification Number 8146132035. Managerial
Supervisory Implementation In Quality Improvement of
School
Management in SMA) Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
The research formulation are as follow (1) how the implementation of managerial
supervision by school supervisors in the curriculum management; (2) how the
implementation of managerial supervision by school supervisors in the student
management; (3) how the implementation of managerial supervision by school
supervisors in the facilities and infrastructure management; (4) how the
implementation of managerial supervision by a school supervisor in the personnel
management; (5) how the implementation of managerial supervision by a school
supervisor in financial management; (6) how the implementation of managerial
supervision by school supervisors in the management of schools and public
relations; (7) how the implementation of managerial supervision by school
supervisors in the management of school certain supporting services. This study is
designed by using qualitative descriptive case study method. The sampling
technique is used in social situation with purposive sampling. The key informant
were the principal of SMA Negeri Seribu Bukit Regency and the managerial
supervisor who was assigned at the school. Data collection techniques are
interviews, the study documents and triangulation. The data analysis was done
through data reduction, data presentation, discussion of the data, and conclusions.
For the validity of the data taken four criteria: (1) credibility of data, (2)
transferability of data, (3) dependability of data, (4) corfirmability of data. The
results of this study indicated that the implementation of managerial supervision
by school supervisors in improving the quality of management of SMA Negeri
Seribu Bukit Regency of Gayo Lues has not been able to make a major
contribution, for the work program of the school and the work program of the
Department of Education has not been intgrated with the implementation of
managerial supervision carried out by the school superintendent. The result and
report of managerial supervision has not been part of references in the work plans
of the school and work plans of Gayo Lues District Education Office.
Key Words: managerial supervision, quality improvement, school management.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sanjungkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Di antara rahmat dan karunia tersebut adalah berupa
bantuan moril materil dari beberapa pihak. Bersama ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Pembimbing tesis: Bapak Dr. Darwin, M. Pd (Pembimbing I) dan Bapak Dr.
Arif Rahman, M. Pd (Pembimbing II).
2. Pimpinan Universitas Negeri Medan dan jajarannya: Rektor Universitas Negeri
Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd; Direktur Pascasarjana, Bapak
Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, dan Ketua Program Studi Administrasi
Pendidikan, Bapak Dr. Darwin, M. Pd.
3. Semua tenaga pengajar pada Program Studi Administrasi Pendidikan, Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
4. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gayo Lues, Bapak Drs.
M. Jamin, beserta jajarannya.
5. Kepala SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues, Bapak Salid, S. Pd,
MM, beserta jajarannya.
6. Pengawas Manajerial pada SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues
Ibu Dra. Anizar Sahali.
7. Direktur dan jajaran Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
8. Seluruh staf administrasi pada Program Pascasarjana Program Studi
Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
iii
9. Rekan-rekan mahasiswa Konsentrasi Kepengawasan, Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Persembahan khusus kepada isteriku terkasih Kasmawati, anak-anakku
tersayang Helio Daian, Habib Al Hanif, dan Ajlalana Afada yang selalu
mendoakan, memberi
menunggu serta
dorongan moril, yang telah dengan tabah dan ikhlas
mengorbankan waktu kebersamaan keluarga selama penulis
menjadi mahasiwa.
Kepada ibundaku yang mulia Hj. Umi Kasum, yang telah mengijinkan dan
merelakan kealpaan baktiku kepadanya selama penulis menjadi mahasiwa.
Medan,
Penulis
Abunifah
iv
Mei 2016
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................
i
ABSTRACT ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iii
DAFTAR ISI
................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2 Fokus Penelitian .............................................................................
8
1.3 Rumusan Masalah ..........................................................................
8
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................ 10
1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep Manajemen Sekolah ......................................................... 12
2.1.1 Manajemen Sekolah ............................................................. 12
2.1.2 Fungsi Manajemen Sekolah ................................................. 14
2.1.3 Operasional Manajemen Sekolah ......................................... 18
2.2 Konsep Supervisi Pendidikan........................................................ 27
2.2.1 Pengertian Supervisi Pendidikan.......................................... 27
2.2.2 Prinsip-Prinsip Supervisi ................................................... 28
2.2.3 Supervisi Manajerial .......................................................... 31
2.3 Hakekat Pengawas Sekolah .......................................................... 33
2.3.1 Gambaran Umum Pengawas Sekolah .................................. 33
2.3.2 Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah ................................ 35
2.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah ....................... 36
2.3.4 Beban Kerja Pengawas Sekolah
..................................... 39
2.3.5 Kualifikasi Pengawas Sekolah
..................................... 39
2.3.6 Kompetensi Pengawas Sekolah
..................................... 41
v
2.4 Mutu Pendidikan .......................................................................... 43
2.4.1 Konsep Dasar Mutu Pendidikan ........................................... 43
2.4.2 PengendalianMutu, PenjaminanMutu, dan Manajemen
Mutu Pendidikan ............................................................... 45
2.4.3 Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Sekolah ............................................................................... 46
2.4.4 Peran Pengawas Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Sekolah
................................................................... 48
2.4.5 Peran Pemerintah Daerah dalam Meningkatkan
Mutu Sekolah ................................................................... 53
2.5 Kerangka Konseptual ................................................................... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian .......................................................................... 60
3.2 Pendekatan, Metode, dan SituasiSosial ......................................... 60
3.2.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...................................... 60
3.2.2 Situasi Sosial ...................................................................... 61
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 62
3.3.1 Wawancara ........................................................................... 63
3.3.2 Studi Dokumen..................................................................... 64
3.3.3 Triangulasi ............................................................................ 65
3.4 Instrumen dan Perlengkapan Penelitian
..................................... 66
3.5 Analisis Data ............................................................................... 68
3.6 Keabsahan Penelitian ..................................................................... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian ......................................... 73
4.1.1 Identitas Sekolah .................................................................. 73
4.1.2 Sejarah Singkat SMA Negeri Seribu Bukit .......................... 74
4.1.3 Visi dan Misi, Sasaran dan Tujuan....................................... 75
4.1.4 Lingkungan Sekolah ............................................................. 78
4.1.5 Sarana dan Prasarana ............................................................ 79
4.1.6 Anggaran Sekolah ................................................................ 80
4.1.7 Personil Sekolah ................................................................... 81
4.1.8 Keadaan Peserta Didik ......................................................... 81
vi
4.1.9 Orang Tua Peserta Didik ...................................................... 85
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................. 86
4.3 Pembahasan .................................................................................. 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 117
5.2 Implikasi ........................................................................................ 120
5.3 Saran .............................................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
.................................................................................. 125
................................................................................................ 127
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1
Keadaan Gedung Sekolah SMA Negeri Seribu Bukit ............. 79
Tabel 4.2
Sumber Dana Pendidikan SMA Negeri Seribu Bukit
Tabel 4.3
Data Siswa Per Tahun Pembelajaran ....................................... 81
Tabel 4.4
Jumlah Peserta Didik Tahun 2014-2015 .................................. 82
Tabel 4.5
Data Perolehan Nilai Ujian Sekolah
viii
............. 80
....................................... 83
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 59
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Tujuan dan Informan Wawancara ............................................ 127
Lampiran 2
Pedoman Wawancara dengan Pengawas Sekolah ................... 128
Lampiran 3
Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah ........................ 130
Lampiran 4
Transkripsi Wawancara dengan Pengawas Sekolah................. 132
Lampiran 5
Transkripsi Wawancara dengan Pengawas Sekolah................. 137
Lampiran 6
Transkripsi Wawancara dengan Kepala Sekolah ..................... 148
Lampiran 7
Dokumentasi Kegiatan Wawancara ......................................... 159
Lampiran 8
Lembar Validasi Instrumen Penelitian ..................................... 160
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru adalah tiga unsur utama
pelaku pendidikan di sekolah yang dalam melaksanakan tugasnya perlu bersinergi
agar tujuan sekolah dapat tercapai. Dari ketiga unsur tersebut, guru adalah tenaga
pendidik yang dominan berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas, kepala
sekolah sebagai pengelola sekolah memfasilitasi guru dalam melaksanakan tugas,
sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, baik pengawasan bidang akademik maupun pengawasan
bidang manajerial.
Sekolah sebagai organisasi pembelajaran, peran kepala sekolah sangat
sentral dan dominan, dalam pengelolaan penyelenggaraan sekolah. Agung (2013:
95) menyatakan peran tersebut adalah (1) peran manajerial, (2) peran motivator,
(3) peran fasilitator, (4) peran administrator, (5) peran supervisor, (6) peran
evaluator, (7) peran edukator, (8) peran pencipta iklim sekolah, (9) peran
kewirausahaan. Tentang peran manajerial kepala sekolah lebih ditegaskan lagi
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan pasal 58A ayat 1 poin a menyatakan “Kepala
sekolah/Madrasah menjalankan fungsi manajemen satuan pendidikan”.
Dalam Metode dan Teknik Supervisi, Kemendiknas (2008: 11) dinyatakan
bahwa bidang garapan manajemen sekolah, yang antara lain meliputi: (a)
manajemen kurikulum dan pembelajaran, (b) manajemen kesiswaan, (c)
manajemen sarana dan prasarana, (d) manajemen ketenagaan, (e) manajemen
1
2
keuangan, (f) manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (g)
manajemen layanan khusus.
Pada fungsi manajemen menurut para ahli, salah satu fungsi yang selalu
ada didalamnya adalah fungsi pengawasan. Ula (2013: 14-23) bahwa fungsi
manajemen teridiri dari 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3) pengarahan, 4)
pengawasan. Newman dalam Wau (2013: 85) mengklasifikasikan fungsi
manajemen atas lima kegiatan yaitu 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3)
pengumpulan sumber, 4) pengendalian, 5) pengawasan. Selanjutnya George R
Terry dalam halaman yang sama mengklasifikasikan fungsi manajemen sebagai 1)
planning, 2) organizing, 3) leading, 4) controlling.
Pada pelaksanaan manajemen sekolah perlu adanya pengawasan atau
supervisi agar tujuan sekolah berjalan sebagaimana yang ditetapkan, mengingat
pengawas sekolah juga berasal dari guru, dan dalam melaksanakan tugas
kepengawasan memiliki tujuan yang sama dengan guru dan kepala sekolah yaitu
tercapainya tujuan sekolah. Sebagaimana yang tercantum dalam Buku Kerja
Pengawas Sekolah, Kemendiknas (2010: 13), sasaran supervisi manajerial oleh
pengawas sekolah adalah membina peran manajerial kepala sekolah minimal
sepuluh sekolah untuk tingkat TK dan SD, tujuh sekolah untuk tingkat
SMP/SMA/SMK, lima sekolah untuk SLB, dan minimal lima sekolah untuk
daerah khusus. Pada pelaksanaan supervisi manajerial, maka pengawas sekolah
pada hakekatnya adalah mitra guru dan kepala sekolah dalam mencapai tujuan
bersama. Kemitraan dalam hal ini karena baik kepala sekolah maupun pengawas
sekolah adalah sama-sama bekerja untuk memajukan sekolah yang berada
dibawah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang sama untuk tingkat
3
Kabupaten/Kota yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Hubungan kerja antara
kepala sekolah dengan pengawas sekolah adalah sejajar dan bukan hubungan
hirarki. Kedua jabatan tersebut adalah jabatan fungsional. Jabatan kepala sekolah
adalah jabatan tambahan bagi seorang guru sedangkan jabatan utamanya tetap
sebagai guru berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 tahun
2007 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah. Sedangkan jabatan
pengawas sekolah diangkat dari guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil
berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya, pasal 4 ayat 2 menyatakan bahwa jabatan Pengawas
Sekolah adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh guru yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Pengawas sekolah menurut Sagala (2012: 138) adalah jabatan resmi
bidang pendidikan yang ada di Indonesia untuk melakukan pemantauan atas
pelaksanaan manajemen sekolah dan pelaksanaan belajar mengajar di kelas.
Dengan kata lain, pengawas sekolah adalah menjaga agar kegiatan pendidikan,
kegiatan belajar mengajar di sekolah tetap berjalan sesuai dengan tujuan sekolah.
Pengawas sekolah merupakan tenaga kependidikan yang peranannya sangat
penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik. Selanjutnya
Sagala (2013:89) menyatakan supervisi mempunyai arti khusus yaitu membantu
dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan meningkatkan mutu baik
personel maupun lembaga. Dalam dunia pendidikan memandang guru sebagai
bagian penting dari manajemen yang diharapkan melaksanakan tugas sesuai
dengan fungsi-fungsi manajemen dengan baik dan terukur.
4
Menurut Sudjana (2012:2) pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor
baik supervisor akademik maupun supervisor manajerial. Sebagai supervisor
akademik, pengawas sekolah berkewajiban untuk membantu meningkatkan
profesionalisme guru agar guru dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Sedangkan sebagai supervisor manajerial, pengawas sekolah berkewajiban
membantu kepala sekolah agar mencapai sekolah yang efektif dalam belajar dan
pembelajaran. Hal ini berarti keberadaan pengawas sekolah secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja guru dan kepala sekolah.
Pengawas sekolah, yang statusnya sebagai tenaga kependidikan dan secara
struktur organisasi berada diluar struktur sekolah, tetapi merupakan satu-satunya
unsur dari luar sekolah yang tugasnya dapat setiap saat membimbing kepala
sekolah dan guru secara langsung. Pengawas sekolah mempunyai hubungan
langsung dengan guru dan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran dan manajemen sekolah yang dijalankan oleh kepala sekolah.
Dalam hubungan tersebut pengawas sekolah sebagaimana dinyatakan dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aaparatur Negara Reformasi dan
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya, pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa Pengawas Sekolah adalah Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik
dan manajerial pada satuan pendidikan. Dengan wewenang yang ada pada
pengawas sekolah mereka dapat membantu, memonitor, membina, mengevaluasi
pelaksanaan tugas-tugas guru dan kepala sekolah. Disamping itu pengawas
sekolah juga berwenang mengeluarkan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi
5
kinerja guru dan kepala sekolah untuk ditujukan kepada Kepala Dinas dan
Pemerintah Daerah sebagai pembina pegawai di Kabupaten/Kota. Pengawas
sekolah tidak berwenang mengeksekusi rekomendasi hasil penilaian kinerja guru
dan kepala sekolah, dengan demikian pengawas sekolah berfungsi sebagai mitra
guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Secara struktur organisasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41
Nomor tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah, pengawas
sekolah berada dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten/Kota. Sebagai tenaga fungsional pengawas sekolah,
dalam pelaksanaan tugas kepengawasan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga antara Kepala Pendidikan
dan Kebudayaan pengawas sekolah dapat berfungsi sebagai mediator antara guru
dan dengan kepala sekolah dan antara kepala sekolah dengan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kabupaten/Kota sekaligus juga dapat menjadi mitra bagi Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota. Dalam melaksanakan
tugasnya, pengawas sekolah juga sebagai perpanjangan tangan dari Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota, Barnawi dan Arifin (2014: 26).
Secara kualifikasi dan kompetensi kedudukan pengawas sekolah diangkat
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
tentang
Standar
Kualifikasi
dan
Standar
Kompetensi
Pengawas
Sekolah/Madrasah. Tugas pokok dan fungsi dan wewenang pengawas sekolah
berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 29 ayat 1 menyatakan pengawasan pada pendidikan
formal dilaksanakan oleh
pengawas satuan pendidikan. Menurut Peraturan
6
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, secara umum
tugas pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik, supervisi
manajerial dan pemantauan pencapaian delapan Standar Nasional Pendidikan.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk
meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti
yang
direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan
memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu
pencapaian tujuan. Good Carter dalam Sahertian (2010:17) mengartikan bahwa
supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin dan
membimbing guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan-jabatan
perkembangan
guru-guru dan merevisi
tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Dengan memperhatikan kedudukan pengawas sekolah, tugas pokok
pengawas sekolah, sasaran supervisi akademik, sasaran supervisi manajerial,
maka pengawas sekolah adalah mitra guru dalam pelaksanaan tugas guru dan guru
yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Guru, kepala sekolah,
dan pengawas sekolah adalah tiga serangkai pelaku utama pendidikan. Apabila
salah satu diantaranya tidak berfungsi atau tidak difungsikan, tidak berdaya atau
tidak diberdayakan, maka dapat dipastikan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah akan mengalami kendala.
Melihat besarnya peran pengawas sekolah berdasarkan peraturan yang
menyatakan kedudukannya, tugas dan dan wewenangnya, pengawas adalah mitra
7
sejajar dari guru, kepala sekolah dan dapat berfungsi sebagai mediator dengan
Kepala
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota.
Melihat
sasaran
supervisi
manajerialnya, pengawas sekolah lebih mengetahui kinerja kepala sekolah
binaannya, manajemen sekolah dan tingkat pencapaian standar nasional
pendidikan di sekolah. Melihat sasaran supervisi akademiknya, pengawas sekolah
lebih mengetahui kompetensi guru binaannya. Tidak ada sekolah tanpa pengawas
pembina manajerialnya, tidak ada guru tanpa pembina akademiknya. Dari catatan
supervisinya yang mencakup seluruh aspek sekolah, kemudian dituangkan
kedalam rekomendasi pengawas sekolah, sudah memadai informasi yang
dibutuhkan Pemerintah Daerah dalam rangka menetapkan kebijakan pembinaan
dan penyelenggaraan pendidikan di daerah.
Berdasarkan wawancara awal dengan 15 kepala SMA/K yang terdiri 13
kepala SMA dan 2 kepala SMK pada tanggal 8 Desember 2015, mereka
menyatakan bahwa telah beberapa kali disupervisi oleh pengawas sekolah namun
belum merasakan kontribusi yang nyata dari pelaksanaan supervisi tersebut, baik
yang berkenaan dengan pembinaan sekolah maupun berkenaan dengan pembinaan
kemampuan guru mata pelajaran. Kondisi ini menggambarkan bahwa pengawas
sekolah belum melaksanakan tugas kepengawasan secara maksimal. Tidak
maksimalnya pelaksanaan kepengawasan ini menggambarkan bahwa program
pengawasan belum disusun berdasarkan kebutuhan sekolah. Sebaliknya dari pihak
pengawas berdasarkan wawancara dengan Koordinator Pengawas Sekolah Daerah
(Korwasda) Kabupaten Gayo Lues, menyatakan bahwa para pengawas sekolah
telah melaksanakan supervisi ke sekolah-sekolah baik supervisi akademik maupun
supervisi manajerial walaupun masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
8
program pengawasan maupun frekuensi kunjungan ke sekolah (wawancara
tanggal 9 Desember 2015).
Dari gambaran kondisi di atas menarik untuk ditindaklanjuti melalui
penelitian lebih lanjut, yaitu pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
sekolah terhadap kepala sekolah dalam peningkatan mutu pengelolaan sekolah di
Kabupaten Gayo Lues. Dengan mempertimbangkan pentingnya peran pengawas
sekolah terhadap kepala sekolah dalam peningkatan kualitas pengelolaan sekolah
melalui supervisi manajerial, maka penelitian ini diberi judul “Pelaksanaan
Supervisi Manajerial Dalam Meningkakan Mutu Pengelolaan Sekolah Menengah
Atas (SMA) Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
1.2 Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menguraikan kedudukan, tugas dan
fungsi serta wewenang pengawas sekolah ditemukan suatu masalah yang perlu
untuk diteliti lebih lanjut, yaitu bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial
terhadap peningkatan mutu pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten
Gayo Lues dalam tugas manajerial kepala sekolah yang meliputi: (a) manajemen
kurikulum dan pembelajaran, (b) manajemen kesiswaan, (c) manajemen sarana
dan prasarana, (d) manajemen ketenagaan, (e) manajemen keuangan, (f)
manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat, (g) manajemen layanan
khusus.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
secara umum adalah: Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
9
sekolah terhadap peningkatan mutu pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues dalam tugas manajerial kepala sekolah?
Permasalahan umum penelitian diatas dapat dirumuskan ke dalam
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues?
b) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen kesiswaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues?
c) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten
Gayo Lues?
d) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen ketenagaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues?
e) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen keuangan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues?
f) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen hungan sekolah dengan masyarakat di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues?
g) Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah dalam
manajemen layanan khusus di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues?
10
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Permasalahan umum penelitian diatas dapat dirumuskan ke dalam
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen kurikulum dan pembelajaran di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues.
b) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen kesiswaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues
c) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupaten Gayo Lues.
d) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen ketenagaan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues.
e) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen keuangan di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten Gayo
Lues.
f) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SMA Negeri
Seribu Bukit Kabupaten Gayo Lues.
11
g) Mendeskripsikan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas sekolah
dalam manajemen layanan khusus di SMA Negeri Seribu Bukit Kabupaten
Gayo Lues.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi positif baik
secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi peneliti
berikutnya yang berkaitan dengan penelitian tentang pelaksanaan supervisi
manajerial dalam rangka peningkatan mutu sekolah.
2. Manfaat Praktis
Adapun yang menjadi manfaat praktis yang diharapkan peneliti ini adalah
sebagai berikut:
a) Sebagai bahan masukan bagi pengawas manajerial sekolah untuk
membenahi kualitas pelaksanaan supervisi manajerial.
b) Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah untuk meningkatkan
kualitas pengelolaan SMA Negeri Seribu Bukit dalam kemitraan dengan
pengawas manajerial sekolah.
c) Sebagai masukan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Gayo Lues dalam menyusun kebijakan pendidikan dalam
kemitraan pengawas manajerial sekolah dengan kepala sekolah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang pelaksanaan supervisi
manajerial yang dilakukan oleh pengawas sekolah di SMA Negeri Seribu Bukit
Kabupate Gayo Lues, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen kurikulum yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen kurikulum karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial, (2) evaluasi manajemen
kurikulum yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan sehingga
hasilnya kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya singkronisasi program antara
pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan, evaluasi dan tindak
lanjut.
2. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen kesiswaan yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen kesiswaan karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial, (2) evaluasi manajemen
kesiswaan yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan sehingga
hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya singkronisasi
program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala Dinas
115
116
Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen kesiswaan, (4)
Manajemen kesiswaan pada SMA Negeri Seribu Bukit memiliki beberapa
permasalahan terutama menurunnya kualitas penerimaan siswa baru. Akan
tetapi pengawas sekolah sekolah tidak dapat menjalankan peranannya karena
tidak memiliki program kerja yang terrencana, terpola, dan terprogram
sehingga tidak berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas manajemen
kesiswaan.
3. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen sarana dan prasarana yang
dilakukan oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan kualitas manajemen sarana dan prasarana karena (1)
supervisi yang dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun
sebelumnya yang dituangkan kedalam program supervisi manajerial sarana dan
prasarana, (2) evaluasi manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan tidak
berdasarkan analisis permasalahan sehingga hasilnyanya juga kurang mengenai
sasaran, (3) kurangnya singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala
sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan
program, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen
sarana dan prasarana.
4. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen ketenagaan yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen ketenagaan karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial ketenagaan, (2) evaluasi
117
manajemen
ketenagaan
yang
dilakukan
tidak
berdasarkan
analisis
permasalahan sehingga hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3)
kurangnya singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen
ketenagaan, (4) Pelaksanaan supervisi manajemen ketenagaan oleh pengawas
sekolah pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh kepala sekolah karena kepala
sekolah banyak menemukan kendala dalam hal ini, akan tetapi karena
pengawas sekolah tidak melaksanakan supervisi manajerial aspek manajemen
ketenagaan berdasarkan program kerja pengawasan yang dibuat berdasarkan
analisis permasalahan, maka suspervisi manajerial yang diaksanakan tidak
dapat memberi kontribusi yang besar kepada kepala sekolah dalam
menghadapi persoalan ketenagaan di sekolah. Pengawas sekolah belum dapat
menjalankan peranannya sebagai motivator, pasilitator, evaluator dan group
leader.
5. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen keuangan yang dilakukan
oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan kualitas manajemen keuangan karena (1) supervisi yang
dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang
dituangkan kedalam program supervisi manajerial keuangan, (2) evaluasi
manajemen keuangan yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan
sehingga hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya
singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala
118
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen keuangan.
6. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen hubungan dengan
masyarakat yang dilakukan oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan
kontribusi yang besar dalam meningkatkan kualitas manajemen hubungan
dengan masyarakat karena (1) supervisi yang dilakukan tidak berdasarkan
analisis hasil supervisi tahun sebelumnya yang dituangkan kedalam program
supervisi manajerial keuangan, (2) evaluasi manajemen hubungan dengan
masyarakat yang dilakukan tidak berdasarkan analisis permasalahan sehingga
hasilnyanya juga kurang mengenai sasaran, (3) kurangnya singkronisasi
program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program, pelaksanaan,
evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen hubungan dengan
masyarakat, (4) pengawas sekolah belum dapat melakukan perannya sebagai
mediator dan pasilitator dalam pembinaan hubungan kepala sekolah dengan
pihak lain maupun hubungan kepala sekolah dengan sesama warga sekolah
7. Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen layanan khusus yang
dilakukan oleh pengawas sekolah belum dapat memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan kualitas manajemen layanan kusus karena (1)
supervisi yang dilakukan tidak berdasarkan analisis hasil supervisi tahun
sebelumnya yang dituangkan kedalam program supervisi manajerial keuangan,
(2) evaluasi manajemen layanan khusus yang dilakukan tidak berdasarkan
analisis permasalahan sehingga hasilny juga kurang mengenai sasaran, (3)
kurangnya singkronisasi program antara pengawas sekolah, kepala sekolah dan
119
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam perencanaan program,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut tentang masalah manajemen layanan
khusus.
5.2. IMPLIKASI PENELITIAN
Pelaksanaan supervisi manajerial aspek manajemen kurikulum yang
dilakukan
oleh pengawas sekolah bertujuan untuk meningkatkan kualitas
manajemen kurikulum di SMA Negeri Seribu Bukit. Akan tetapi tujuan tersebut
belum tercapai karena pengawas sekolah melakukan supervisi tidak terpola, tidak
terprogram, dan tidak terrencana sehingga tidak membawa manfaat yang besar
bagi kepala sekolah, bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan secara umum,
bahkan tidak membawa manfaat besar bagi pengawas sekolah itu sendiri. Salah
satu sebabnya adalah hasil supervisi tidak disampaikan kepada sekolah yang
disupervisi, juga tidak disampaikan kepada Kepala Dinas sebagai pemberi tugas
kepada pengawas sekolah untuk melaksanakan supervisi tahun pelajaran
2013/2014. Hal ini disebabkan pada tahun-tahun pelajaran sebelumnya laporan
yang diberikan oleh pengawas sekolah belum dijadikan bahan kajian dalam
menetapkan kebijakan pendidikan. Sehingga pihak sekolah belum merasa
keberadaan pengawas sekolah sebagai bagian penting dari peningkatan kualitas
pengelolaan sekolah. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan penetapan
kedudukan Pengawas Sekolah dalam surat keputusan sebagai tindak lanjut
Permenegpan Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya. Disamping itu pengawas sekolah dapat
berpartisipasi dan mengaktifkan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS)
120
sebagai wadah pembinaan kepala sekolah dimana kepala sekolah dapat menjadi
pembinanya.
Oleh karena aspek manajemen kurikulum dan pengajaran satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek manajemen kesiswaan, aspek
manajemen ketenagaan, aspek manajemen sarana dan prasarana, aspek
manajemen keuangan, aspek manajemen hubungan dengan masyarakat, dan aspek
manajemen layanan khusus, maka implikasi dari penelitin ini adalah sama.
5.3. SARAN
Dengan
memperhatikan
hasil
pembahasan
pelaksanaan
supervisi
manajerial oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, disampaikan beberapa rekomendasi
sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Sekolah yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan sebagai sekolah binaan bagi seorang seorang pengawas sekolah
disampaikan rekomendasi sebagai berikut:
a. Dalam menyusun rencana kerja program sekolah, agar melibatkan peran
pengawas sekolah, melakukan konsultasi dengan pengawas sekolah,
sebagai pembina sekolah pengawas sekolah memiliki catatan-catatan pada
setiap sekolah binaannya.
b. Dalam pembinaan ketenagaan agar kepala sekolah melibatkan peran
pengawas sekolah baik secara formal maupun non formal mengingat
hubungan kepala sekolah dengan guru dan staf adalah hubungan antara
atasan dan bawahan sehingga sering terjadi hambatan komunikasi,
121
sedangkan pengawas sekolah memiliki hubungan kemitraan dengan kepala
sekolah dan guru sehingga dapat melaksanakan peran mediasi.
c. Menjadikan pengawas sekolah sebagai mitra kerja dan berkonsultasi dalam
rangka peningkatan kualitas pengelolaan sekolah, sehingga sekolah tidak
hanya dalam pasif dalam pelaksanaan supervisi manajerial akan tetapi
sebaliknya aktif dalam pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas
sekolah.
2. Kepada pengawas sekolah pembina disampaikan rekomendasi sebagai berikut.
a. Dalam melaksanakan supervisi manajerial agar mengacu kepada peraturan,
petunjuk pelaksanaan supervisi manajerial yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, penyusunan program pengawasan dan tahaptahap pelaksanaannya
b. Agar hasil pelaksanaan supervisi manajerial disampaikan dalam bentuk
laporan kepada kepala sekolah dan dimasukkan kedalam sistem manajemen
informasi sekolah. Disamping itu juga menyampaikan laporan pelaksanaan
supervisi manajerial kepala Kepala Dinas sebagai pemberi tugas sebagai
bentuk pertanggungjawaban, terlepas dari ditanggapi atau tidaknya laporan
tersebut.
c. Pengawas sekolah menciptakan situasi hubungan kemitraan dengan kepala
sekolah sehingga kehadirannya ke sekolah dapat menjadi bagian dari
kegiatan sekolah dari pada menekankan kepada inspeksi atau pemeriksaan.
3. Kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan disampaikan rekomendasi
sebagai berikut.
122
a. Pengawas sekolah telah ditetapkan sekolah binaannya, sehingga pengawas
sekolah dapat mengetahui lebih baik kompetensi kepala sekolah binaannya.
Dengan demikian laporan supervisinya dapat dijadikan sebagai bagian dari
pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang pembinaan pendidikan di
daerah
b. Agar dapat memberdayakan pengawas sekolah sebagai mitra Kepala Dinas
sebagai mediator antara Kepala Dinas dan sekolah. Hal ini mengingat secara
struktur pengawas berada dalam srtuktur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
dan dalam melaksanakan tugas kepengawasan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Pendidikan. Sedangkan hubungan pengawas sekolah dengan
kepala sekolah ditetapkan sebagai pembina kepala sekolah tertentu
berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas.
c. Memberdayakan MKKS sebagai salah satu wadah pembinaan kepala
sekolah oleh pengawas sekolah.
d. Menetapkan dalam surat keputusan tentang kedudukan, tugas pokok,
kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang pengawas sekolah sesuai
dengan amanat Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun,
dan dapat disosialisakan kepada sekolah-sekolah dan pemerhati pendidikan.
123
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Agung, Iskandar dan Yufridawati. 2013. Pengembangan Pola Kerja Harmonis
dan Sinergis Antara Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Jakarta: Bestari
Buana Murni
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Asf, Jasmani, dan Mustofa, Syaiful 2013. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: ArRuzz Media
Barnawi,dan Arifin, Mohammmad. 2014. Meningkatkan Kinerja Pengawas
Sekolah. Yogyakarta: Arr-Ruzz Media
Darwin & Irsan. 2012. Penjaminan Mutu Pendidikan dan Pengawasan. Medan.
Unimed Press
Engkoswara, H. dan Komariah, Aan 2012. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Helmawati, 2014. Peningkatan Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Melalui
Manajerial Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
Manurung, P. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Halaman Moeka Publishing
Moloeng, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mukhtar & Iskandar, 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada Press Group
Kemendiknas, 2008. Metode dan Teknik Supervisi
Kemendiknas, 2008. Administrasi Pengelolaan Sekolah
Kompri, 2014. Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Permendiknas, Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Standar
Kompetensi Pengawas Sekolah
Permenegpan RB, Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya
Peraturan Pemerintah. 2005, nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan
Permendiknas Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Guru Sebagai
KepalaSekolah
124
Purwanto, Ngalim, M, 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
Sagala, Syaiful. 2013. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful, 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Sahertian, P. A. 2010. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Bineka Cipta
Sani, Abdullah & dkk. 2015. Penjaminan Mutu Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Sudjana, Nana, 2012. Supervisi Pendidikan. Bekasi: Bina Mitra Publishing
Sugiyono, 2010. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama
Suhardan, Dadang, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alabeta
Ula, S. Shoimatul. 2013. Buku Pinar Teori Manajemen Eektif. Yogyakarta:
Berlian
Undang-undang Republik Indonesia. 2003, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Wau, Yasaratodo. 2013. Profesi Kependidikan. Medan: Percetakan Unimed