BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni
manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat dijangkau oleh jaringan listrik PLN, secara sosial lingkungan timbul kesenjangan
perekonomian, pendidikan, dan kesehatan. Kemajuan teknologi sekarang banyak dibuat peralatan-peralatan yang
inovatif dan tepat guna. Salah satu contoh dalam bidang teknik mesin terutama dalam bidang konversi energi dan pemanfaatan alam sebagai sumber energi.
Diantaranya adalah pemanfaatan air yang bisa digunakan untuk menghasilkan listrik.
Pembahasan sumber daya energi sangatlah penting karena dapat menggambarkan potensi dan prospek pemanfaatannya di masa depan. Penggunaan
energi dapat membawa dampak yang negatif bagi lingkungan. Penggunaan energi
Universitas Sumatera Utara
dapat menimbulkan polusi karena adanya limbah padat, limbah cair, dan gas buang. Seiring dengan meningkatnya penggunaan energi, saat ini aspek
lingkungan dalam pembangunan mendapat perhatian yang serius. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang UU No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang ditujukan untuk mengurangi dampak negatif kegiatan pembangunan terhadap lingkungan. Melengkapi UU tersebut diterbitkan
UU No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL. Dalam perkembangan selanjutnya masalah ini selalu dikaitkan dengan
konsep pembangunan berkelanjutan sustainable development. Salah satu opsi dalam pengembangan sektor energi adalah pemanfaatan
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro PLTM dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro PLTMH untuk daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh jaringan
listrik PLN. Pembangunan PLTM dan PLTMH tidak memerlukan relokasi tempat tinggal masyarakat setempat akibat pembuatan bendungan atau waduk. Lebih
jauh, pemanfaatan PLTM dan PLTMH diharapkan dapat menyediakan tenaga listrik yang murah dan ramah lingkungan serta dapat berdampak pada kesadaran
masyarakat untuk melestarikan hutan sebagai penjaga kelestarian sumber daya air. Di Indonesia potensi tenaga air untuk pengembangan PLTMH cukup besar
yaitu 458,75 MW. Potensi energi air yang ada di Indonesia belum termanfaatkan secara maksimal karena belum tergalinya potensi teknologi PLTMH, padahal
teknologi ini sangat cocok digunakan untuk daerah pedesaan yang berpotensi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian PLTMH yang tepat untuk kondisi lingkungan
dan sosial di Indonesia untuk mendapatkan desain PLTMH yang sederhana dan handal.
Universitas Sumatera Utara
Indonesia memiliki potensi tenaga air yang cukup besar karena kondisi topografi yang sangat mendukung, yaitu bergunung dan berbukit serta dialiri oleh
banyak sungai serta adanya danau yang cukup potensial sebagai sumber tenaga air. Potensi tenaga air tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, namun tidak
semua wilayah mempunyai peluang untuk dapat dikembangkan secara optimal. Pada Gambar 1.1 ditunjukkan penyebaran potensi tenaga air untuk PLTM dan
PLTMH di wilayah Indonesia.
Gambar 1.1 Penyebaran Potensi PLTM dan PLTMH Di Wilayah Indonesia
[15]
Dengan melihat besarnya potensi energi terbarukan tersebut dan rasio elektrifikasi tiap pulau di Indonesia yang tidak merata, maka perlu dibuat sebuah
pembangkit kecil yang mampu memanfaatkan sumber energi terbarukan yang tersedia secara lokal.
Keuntungan dari pengembangan PLTM dan PLTMH bagi masyarakat pedesaan dan desa terpencil antara lain:
1. Lokasi sumber daya air untuk PLTM dan PLTMH pada umumnya berada di wilayah pedesaan dan desa terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik.
Universitas Sumatera Utara
2. Penggunaan energi konvensional, seperti batu bara untuk pembangkit tenaga listrik di wilayah ini akan memerlukan biaya yang tinggi karena adanya
tambahan biaya transportasi bahan bakar. 3. Mengurangi ketergantungan pada penggunaan bahan bakar fosil.
4. Meningkatkan kegiatan perekonomian, sehingga diharapkan dapat menambah penghasilan masyarakat.
Di Sumatera Utara contohnya, sudah dibangun dua buah pembangkit listrik tenaga mikro hidro PLTMH, masing-masing berlokasi di Asahan dan Tapanuli
Tengah, yang dibangun pada tahun 2005 dan 2006. Dua pembangkit listrik tenaga mikro hidro PLTMH akan dibangun lagi di wilayah Pakpak Bharat dan
Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air tersebut merupakan realisasi pemerintah untuk mengurangi jumlah rumah
tangga RT yang belum memperoleh sambungan listrik PLN, yang besarnya sekitar 500.000 rumah tangga. Hal itu dikatakan Mantan Kadis Pertambangan dan
Energi Sumut, Ir. Washington Tambunan, kepada wartawan di Medan. Pembangkit listrik tenaga mikro hidro tersebut akan menghasilkan listrik dengan
kapasitas sebesar 30 hingga 40 kilowatt. Sebenarnya masih banyak daerah di Sumatera Utara yang berpotensi untuk dibangun pembangkit listrik tenaga mikro
hidro, tetapi terkendala oleh teknologi dan biaya. Fakta di atas menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga mikro hidro
sangat sesuai digunakan di Indonesia. Potensi ini sangat banyak dan tidak digunakan dengan maksimal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan manfaat dari
sumber energi yang terbuang ini sangat dibutuhkan pengembangan teknologi PLTM dan PLTMH. Melihat potensi yang ada pengembangan teknologi ini
Universitas Sumatera Utara
menjadi salah satu terobosan dalam memenuhi kebutuhan listrik di pedesaan dan desa terpencil. Inilah yang menjadi latar belakang tugas akhir ini.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN