Pakan Dan Perilaku Makananoa(Bubalus Sp) Di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan

PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN

AIDILIANA UFTI PRILIANTI

DEPARTEMENKONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DANEKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pakan dan Perilaku Makan
Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2015

Aidiliana Ufti Prilianti
NIM E34089001

ABSTRAK
AIDILIANA UFTI PRILIANTI. Pakan dan Perilaku MakanAnoa(Bubalus sp) di
Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Dibimbing oleh ABDUL HARIS
MUSTARI dan BURHANUDDIN MASYUD.
Anoa (Bubalus sp.) merupakan satwaliar yang dilindungi berdasarkan PP
No 7 Tahun 1999.Salah satu ancaman berkurangnya populasi anoa di habitat
alami yaitu adanya fragmentasi hutan, perambahan, dan perburuan liar. Salah satu
upaya konservasi yaitu pendirian konservasi anoa secara eks-situ yaituTaman
Margasatwa Ragunan (TMR). Pengelolaan pakan di lembaga konservasi harus
diperhatikan untuk menentukan prioritas pakan dengan melihat jenis pakan dan
kandungan nutrisi. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis pakan dan
kandungan nutrisi pakan anoa, preferensi pakan dan menghitung rataan konsumsi
pakan anoa, serta mendeskripsikan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa
Ragunan.Pakan yang memiliki tingkat palatabilitas tertinggi yaitu pisang.
Presentase konsumsi makan tertinggi pada anoa 2 yaitu dengan rataan konsumsi

sebanyak 99,54%. Rata-rata konsumsi anoa per hari untuk keseluruhan jenis
pakan berkisar 3,30 – 4,04 kg (rata-rata 3,58 kg).
Kata kunci: anoa, analisis proksimat, BETN, pakan, ruminansia

ABSTRACT
AIDILIANA UFTI PRILIANTI. Diet and feeding behavior of anoa (Bubalus sp)
at Taman Margasatwa Ragunan, South Jakarta. Supervised by ABDUL HARIS
MUSTARI and BURHANUDDIN MASYUD.
Anoa (Bubalussp) is a protected animal based on PP RI no. 7 1999 Anoa is
wildlife protected. The problems in nature habitat are fragmentation, illegal logging
and illegal hunting. One of the ex-situ conservation effort is by building Ragunan
Park. Feed management in conservation institution is needed in order to choose feed
priority by seeing the type of feed and nutrition content. This study aimed to
identifying type of feed, feed management, feed and nutrient content analysis of
eating behavior anoa at Ragunan Park. The feed was high palatable is banana.
Highest percentage of consumption of feed is anoa 2 with an average consumption
of as much as 99.54%.An average consumption of day for totality feed revolved
3,30 – 4,04 (averages 3,58 kg).

Keywords:anoa, proximate analysis, BETN, feed, ruminants


PAKAN DAN PERILAKU MAKAN ANOA (Bubalus sp) DI TAMAN
MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA SELATAN

AIDILIANA UFTI PRILIANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman
Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan.

Nama
: Aidiliana Ufti Prilianti
NIM
: E34089001

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Haris Mustari, MSc.F
Pembimbing I

Dr Ir Burhanuddin Masyud, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2013 ini ialah pakan, dengan
judul Studi Pakan dan Perilaku Makan Anoa (Bubalus sp) di Taman Margasatwa
Ragunan, Jakarta Selatan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Haris Mustari,
MSc.F dan Bapak Dr Ir Burhanuddin Masyud, MSselaku pembimbing serta
laboran di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB.
Terima kasih juga kepada Kepala BLUD Taman Margasatwa Ragunan, Ir
Marsawitri Gumay. Selanjutnya kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala
Seksi Pelayanan Pengunjung, Kepala Seksi Kesejahteraan dan Peragaan Satwa,
para animal keeperserta Ibu. Hj. Suhartini, Bapak Isep, Ibu Maya, Bapak Januar
yang membantu kelancaran kegiatan di TMR. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada suami, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih
sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015
Aidiliana Ufti Prilianti


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan

1

Manfaat

1

METODE

2

Lokasi dan Waktu

2

Bahan


2

Alat

2

Jenis Data

3

Teknik Pengumpulan Data

3

Analisis Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4

Jenis Pakan dan Kandungan Nutrisi Pakan Anoa di TMR

4

Preferensi dan Rataan Konsumsi Pakan Anoa

8

Perilaku Makan
SIMPULAN DAN SARAN

11
14

Simpulan

14


Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN

17

DAFTAR TABEL
1 Jenis data yang dikumpulkan
2 Jenis dan jumlah pakan yang diberikan pada anoa
3 Jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama tujuh hari
4 Presentase kandungan nutrisi pakan anoa
5 Tingkat preferensi pakan anoa di TMR
6 Rataan konsumsi pakan anoa perekor perhari selama pengamatan
7 Lama makan tiap ekor anoa


3
5
5
6
8
10
13

DAFTAR GAMBAR
1 Anoa di TMR, anoa 1 (a), anoa 2 (b), dan anoa 3 (c)
2 Presentase rataan konsumsi pakan dari jumlah pakan yang diberikan pada
Anoa
3 Cara makan anoa, anoa mendekati pengunjung (a), anoa ketika memilih
Makanan
4 Kebiasaan minum pada anoa dengan menjilat selang
5 Anoa ketika melakukan ruminansi

2
11
12
12
13

DAFTAR LAMPIRAN
1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan
2 Presentase anoa terhadap pakan di Taman Margasatwa Ragunan
3 Analisis Kandungan Nutrisi
4Data inventarisasi satwa di Taman Margasatwa Ragunan

17
20
24
25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Anoa (Bubalus sp.) merupakan satwaliar yang dilindungi. Satwa ini
dilindungi berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta tercantum dalam PP No 7
Tahun 1999 mengenai pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Salah satu ancaman
berkurangnya populasi anoa di habitat alami yaitu adanya fragmentasi hutan,
perambahan, dan perburuan liar. Upaya konservasi perlu dilakukan agar dapat
mempertahankan satwa ini dari kepunahan yaitu dilakukan secara in-situ dan eks-situ.
Salah satu lembaga yang mengkonservasi anoa secara eks-situ yaituTaman
Margasatwa Ragunan (TMR).
Semua organisme termasuk anoa untuk dapat bertahan hidup dan
berkembangbiak memerlukan pakan sebagai sumber energi, sehingga pakan
merupakan salah satu komponen penting habitat, bahkan dikategorikan sebagai faktor
pembatas (limiting factor). Keberhasilan upaya konservasi anoa secara eks-situ di
TMR salah satunya dilihat dari pengelolaan pakannya. Pengelolaan pakan yang
dilakukanpada penelitian sebelumnya mencakup jenis pakan, pemberian pakan,
dan kebutuhan nutrisi pakan anoa.Pentingnya pengelolaan pakan tersebut sebagai
jaminan keberlanjutan hidup dan perkembangbiakan anoa di TMR. Pakan yang
diberikan dengan jumlah dan mutu yang baik, akan sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan satwa dan potensi produktivitas anoa di TMR.
Pengelolaan anoa di TMR terus mengalami perubahan. Faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut yaitu waktu dan jumlah anoa di TMR.
Perhitungan kandungan nutrisi pakan lebih lanjut dilakukan pada penelitian ini
penting dilakukan untuk mengetahui jumlah nutrisi pada jenis pakan yang
diberikan dan kesesuaiannya dengan kebutuhan anoa berdasarkan kualitas
nutrisinya, tingkat kesukaannya dan rataan jumlah konsumsinya. Selain aspek
pakan, perilaku anoa juga penting dilakukan pada penelitian ini sebagai nilai
tambah pada penelitian sebelumnya serta sebagai pemahaman terhadap usaha
perbaikan pengelolaan anoa secara tepat.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) Mengidentifikasijenis
pakan dan kandungan nutrisi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan, (2)
Mengidentifikasi preferensi pakan dan menghitung rataan konsumsi pakan anoa di
Taman Margasatwa Ragunan, (3) Mendeskripsikan perilaku makan anoa di
Taman Margasatwa Ragunan.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pengelola dalam usaha pengembangan dan perbaikan pengelolaan anoa di Taman
Margasatwa Ragunan. Selain itu dapat digunakan sebagai acuan di dalam
merumuskan upaya konservasi anoadi insitu berdasarkan perilaku makannya.

2

METODE

Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta
Selatan. Analisis kimia pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pengambilan data
berlangsung selama satu bulan yaitu mulai Juli sampai dengan Agustus 2013.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Bahan makanan anoa untuk mengidentifikasi jenis pakan serta bahan
kimia untuk menganalisis kandungan nutrisi anoa.
2. Satwa yang diteliti yaitu tiga ekor anoa, terdiri dari satu ekor anoa jantan
dan dua ekor anoa betina (Gambar 1).Ketiga anoa tersebut berasal dari
Sulawesi Tengah hasil ekspedisi dan sumbangan.

(a)

(b)
(c)
Gambar 1 Anoa di TMR, anoa 1 betina (a), anoa 2 betina (b), anoa 3
jantan (c)
Alat
Alat yang digunakan selama penelitian meliputi:
1. Kandang individu anoa berukuran (4x18 m)
2. Alat tulis, untuk mencatat data.
3. Kamera digital untuk mengambil gambar.
4. Tallysheet untuk mempermudah pengambilan data.
5. Stopwatchuntuk menghitung waktu aktifitas anoa.
6. Plastik untuk mengumpulkan sample.
7. Sarung tangan, peralatan laboratorium untuk analisis proksimat.
8. Timbangan untuk menimbang pakan.
Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Data yang dikaji mencakup tiga aspek yaitu aspek pakan, kandungan nutrisi pakan

3
dan perilaku makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan. Pada aspek pakan dan
perilaku makan, sumber data diperoleh dengan observasi yaitu mengamati
langsung ke lapang dan mencatat hasil penelitian yang diperoleh sedangkan untuk
aspek nutrisi pakan, sumber data diperoleh dengan pengujian di Laboratorium dan
studi pustaka.
No
1

2

3

Tabel 1 Jenis data yang dikumpulkan
Aspek
Variabel
Pakan
Identifikasi
jenis
pakan,
sumber pakan, jumlah pakan,
waktu pemberian pakan, cara
pemberian pakan, frekuensi
pemberian pakan
Nutrisi Pakan
Kandungan
air,
lemak,
protein kasar, abu, serat
kasar, dan bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN)
Perilaku makan
Waktu dan lama makan, cara
makan, aktivitas makan

Sumber Data
Observasi

Pengujian
Laboratorium
studi pustaka

di
dan

Observasi

Teknik Pengumpulan Data
Secara umum, data yang dikumpulkan meliputi observasi, pengujian
laboratorium dan studi pustaka.
a.
Observasi lapang dilakukan dengan cara mengidentifikasi jenis pakan dan
perilaku makan anoa di TMR.
i) Identifikasi jenis pakansecara langsung di kandang dengan melihat jenis
pakan yang diberikan dan dimakan pada tiga ekor anoa ketika pemberian
pakan. Pemberian makan dan minum dilakukan satu kali pemberian sehari
pada pagi hari pukul 09.00 WIB.Pengambilan data dilakukan selama tujuh
hari. Bahan pakan yang diberikan tersebut dipotong-potong lalu masingmasing ditimbang dan diletakkan di tempat makan yang terdapat di dalam
kandang. Setelah itu dilakukan perhitungan konsumsi makan anoa dengan
menimbang pakan awal dan sisa pakan pada keesokan harinya. Selain itu
juga diamati preferensi pakan dengan cara mengidentifikasi dan mencatat
jenis pakan yang paling dahulu habis dan paling banyak dimakan.
ii) Perilaku makan yang diamati adalah waktu dan lama makan, cara makan,
dan berbagai aktivitas dalam perilaku makan yaitu ketika anoa mendekati
pakan yang diberikan lalu memakannya, istirahat lalu melakukan ruminasi
serta ketika anoa melakukan pemilihan atau seleksi bahan makanan yang
diberikan. Waktu pengamatan dimulai sejak anoa diberikan makan pada
pukul 09.00 – 16.30 WIB selama tujuh hari pengamatan.
b.

Kandungan nutrisi pakan anoa yang diberikan kepada anoa di Taman
Margasatwa Ragunan berupa sayur-sayuran dan hijauan. Sampel pakan
berupa bahan segarlalu diteliti menurut prosedur Proximate Analysis di
Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB meliputi
kandungan air, lemak, protein kasar, abu, serat kasar, dan bahan ekstrak

4

c.

tanpa Nitrogen (BETN). Jumlah sampel yang diambil yaitu semua jenis
pakan yang dimakan anoa.
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui berbagai informasi yang terkait
dengan kebutuhan nutrisi pakan anoa berdasarkan literatur, asal dan umur
anoa, serta mempertajam dan memperkuat analisis terhadap hasil-hasil
penelitian.
Analisis Data

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan
kuantitatif yang ditunjang dengan bagan-bagan, tabel, dan gambar untuk
mempermudah pemahaman mengenai hasil analisis data yang diperoleh secara
lebih terpadu.
a.
Analisis deskriptif dilakukan dengan menguraikan data hasil observasi yang
meliputi data pakan dan perilaku makan anoa.
b.
Analisis kuantitatif digunakan dalam perhitungan konsumsi makan anoa.
i) Konsumsi makan anoa per hari dihitung berdasarkan selisih berat pakan
awal dengan berat pakan sisa (Mustari 2001).
K=M-S
% K = S x 100%
M
Keterangan : K
M
S

= Konsumsi makan perhari (kg)
= Berat pakan semula (kg)
= Berat pakan sisa(kg)

ii) Preferensi pakan ditentukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
pengamatan jenis pakan yang paling banyak dimakan dan paling awal
dimakan serta paling dahulu habis dimakan.
iii)Kandungan nutrisi pakan anoa diperoleh berdasarkan hasil analisis
proksimat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas
Perternakan IPB.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Pakandan Kandungan Nutrisi PakanAnoa di TMR
Jenis pakan
Anoa membutuhkan pakan untuk pertumbuhan, bertahan hidup, memelihara
daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar anoa tumbuh sesuai dengan yang
diharapkan, jenis pakan yang diberikan harus bermutu baik. Jenis pakan
diidentifikasi dengan melihat pakan yang diberikan kepada masing-masing anoa
di kandang anoa.

5
Jenis pakan yang diberikan pada anoa di Taman Margasatwa Ragunan
berupa hijauan, sayur-sayuran dan buah-buahan diantaranya pisang (Musa sp.),
ubi jalar (Ipomea batatas), wortel (Daucus carota), kangkung (Ipomea aqua),
jagung (Zea mays), rumput gajah (Pennisetum purpureum), dan daun nangka
(Artocarpus heterophyllus)(Tabel 2). Menurut Mustari dan Masyud (2001), empat
jenis hijauan yang diberikan di Ragunan pada tahun 1997 yaitu daun pacingan
(Costus specious), daun akar-akaran (Mikania cordata), rumput papaitan
(Cyrtococcum patens) dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Perbedaan
jenis pakan yang diberikan pada penelitian sebelumnya sampai saat ini karena
jumlah pakan berupa hijauan sangat terbatas, kebutuhan pakan meningkat dan
pasokan pakan berkurang.
No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 2 Jenis dan bagian pakan yang diberikan pada anoa
Jenis bahan pakan
Bagian yang dimakan
Pisang
Buah
Ubi jalar
Umbi
Wortel
Umbi
Kangkung
Daun
Jagung
Buah
Rumput Gajah
Batang dan Daun
Daun Nangka
Daun

Pengelolaan pakan anoa pada dasarnya adalah pemberian pakan yang sesuai
dengan kebutuhan nutrisi anoa serta pengaturan pemberian pakan. Pakan
diberikan pukul 09.00 dengan cara mengambil pakan dari gudang pakan. Jenis
pakan berupa buah-buahan seperti pisang, wortel, ubi jalar, dan jagung diberikan
dengan cara dipotong terlebih dahulu oleh animal keeper menjadi dua sampai lima
bagian selanjutnya diberikan kepada masing-masing anoa.
Jenis pakan buah-buahan dan sayuran diberikan setiap hari sekitar 3 – 4
kg. Sedangkan pemberian hijauan dalam satu minggu tidak tentu diberikan sesuai
jadwal, dalam tujuh hari hanya diberikan sebanyak 2 – 4 kali untuk jenis yang
berbeda. Pemberian hijauan tergantung pasokan dan ketersediaannya di gudang
pakan. Rataan jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama tujuh hari
pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3.

No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 3 Jumlah pakan yang diberikan pada anoa selama 7 hari
Jenis bahan
Jumlah yang diberikan
Waktu pemberian
pakan
per-ekor (kg)
Pukul 09.00 WIB
Pisang
2,09
Setiap hari
Ubi jalar
0,46
Setiap hari
Wortel
0,47
Setiap hari
Kangkung
0,17
Setiap hari
Jagung
0,22
Seminggu 3 kali
Rumput Gajah 0,05
Seminggu 2 kali
Daun Nangka
0,16
Seminggu 4 kali

Pakan yang paling banyak diberikan adalah pisang dengan rataan 2,09
kg/ekor/hari. Wortel, jagung, ubi jalar, kangkung, rumput gajah, dan daun nangka

6
diberikan dengan rataan 1kg. Penentuan jenis, jumlah, dan waktu pemberian
pakan berdasarkan pasokan di gudang pakan, preferensi pakan, dan kandungan
nutrisi pakan anoa. Walaupun jenis pakan yang diberikan berbeda dengan jenis
pakan di alam, anoa tetap mengkonsumsi pakan yang diberikan pengelola.
Menurut Miyamoto et al, (2005) secara umum pakan yang diberikan pengelola
dalam ransum anoa terdiri atas hijauan kering, sedikit konsentrat, dan pucuk.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa yang penting dipahami adalah buah-buahan dan
sebagian sayur-sayuran dapat dianggap sebagai konsentrat.
Kandungan nutrisi
Setiap jenis pakan yang diberikan mengandung unsur-unsur nutrisi yang
konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan
bahan pakan tersebut yang akan mempengaruhi tekstur dan strukturnya. Setelah
dikonsumsi oleh satwa, setiap unsur nutrisi tersebut berperan sesuai dengan
fungsinya terhadap tubuh satwa untuk mempertahankan hidup dan berproduksi
secara normal. Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis
terhadap bahan pakan yang dilakukan di laboratorium yaitu dengan menggunakan
analisis proksimat.
Hasil analisis proksimat terhadap jenis pakan anoa yang diberikan di
TMRyaitu kangkung, ubi jalar, jagung, rumput gajah, pisang, wortel, dan daun
nangkadisajikanpada Tabel 4. Kandungan nutrisi yang diteliti yaitu jumlah dan
rataan Bahan Kering (BK), Abu, Protein Kasar (PK), Serat Kasar (SK), Lemak
Kasar (LK), dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN). Jumlah dari kandungan
nutrisi tiap jenis pakan berguna untuk mengetahui presentase kandungan nutrisi
pakan anoa, sedangkan rataan nilai presentase tiap unsur-unsur nutrisi berguna
untuk menganalisis kebutuhan nutrisi pakan anoa di Taman Margasatwa Ragunan.
Menurut Tilman et al. (1991), nutrisi yang terkandung dalam pakan yang
dikonsumsi akan sangat penting bagi setiapbentuk kehidupan, karena dapat
digunakan untuk bertahan hidup, pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
Tabel 4 Presentase kandungan nutrisi pakan anoa
Jenis pakan
Kangkung
Ubi Jalar
Jagung
Rumput Gajah
Pisang
Wortel
Daun Nangka
Rataan

Bahan
Kering
(BK)
42,79
23,89
27,51
17,42
13,92
9,29
44,01
25,54

Abu

Protein
Kasar
(PK)

Serat
Kasar
(SK)

Lemak
Kasar
(LK)

BETN

11,71
3,79
3,16
20,02
6,06
7,81
3,24
7,97

11,79
3,09
13,43
7,26
4,88
10,55
4,85
7,98

62,02
4,93
8,80
21,91
5,52
12,57
5,19
17,27

0,58
1,83
2,59
1,85
0,97
1,19
0,88
1,41

43,31
86,37
72,03
48,95
68,41
68,08
18,90
58,00

Bahan kering (BK) berhubungan dengan presentase kadar air pakan yang
terkandung di dalamnya. Menurut Parakkasi (1995) ada hubungan antara
kandungan air pakan dengan konsumsi bahan keringnya, yaitu konsumsi bahan
kering pakan akan menurun pada musim hujan karena pakan lebih banyak

7
mengandung air. Kadar air pada pakan anoa adalah banyaknya kandungan air
yang terdapat di dalam jenis pakan tersebut. Anoa hanya diberikan pakan berupa
bahan segar sedangkan bahan kering didapatkan dari perhitungan bahan segar
dikurangi kadar air yang terdapat di dalam pakan, sehingga bahan kering (BK)
berbanding terbalik dengan kadar air pakan.
Daun nangka memilik presentase bahan kering tertinggi yaitu 44,01%, tetapi
memiliki kadar air terendah. Sebaliknya, wortel memiliki bahan kering terendah
dan kadar air tertinggi yaitu 90,71%. Kadar air pada setiap pakan yang diberikan
bervariasi. Sayuran (wortel, pisang, dan kangkung) memiliki kadar air yang tinggi
dibandingkan dengan rumput gajah, daun nangka, jagung, dan ubi jalar. Hal
tersebut dikarenakan wortel, pisang, dan kangkung termasuk jenis sayuran dan
buah-buahan yang banyak menyimpan air, sedangkan rumput gajah dan daun
nangka merupakan jenis hijauan yang tidak banyak menyimpan cadangan air di
dalam jaringan tumbuhannya.
Nilai rataan kadar air pakan anoa cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pakan anoa, namun sumber kebutuhan air dapat ditambah dengan air yang
diberikan dari pengelola. Jenis-jenis pakan yang memiliki presentase kadar air
tertinggi dapat juga berperan sebagai jenis pakan yang memiliki kandungan nutrisi
lainnya yang dapat berpengaruh besar terhadap nilai gizi yang dibutuhkan anoa.
Kandungan abu dalam pakan anoa memiliki nilai rataan yang sedikit 7,97%
dengan nilai presentase kandungan abu tertinggi yaitu pada rumput gajah
sebanyak 20,02%. Nilai rataan abu tersebut masih kurang mencukupi untuk
kebutuhan nutrisi pakan anoa karena jumlah rumput gakah yang diberikan ratarata 0,05kg/ekor selama dua kali pemberian selama satu minggu.
Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan.
Protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam
pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Selain digunakan untuk pembentukan selsel tubuh protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila kita
kekurangan karbohidrat dan lemak (Poedjiadi 1994). Berdasarkan Tabel 4,
kandungan protein kasar tertinggi terdapat pada wortel yaitu sebanyak 10,55%
sedangkan rataan protein kasar dari keseluruhan jumlah pakan yaitu 7,98%. Nilai
presentase protein kasar tersebut belum cukup dibandingkan penelitian Mustari
dan Mas’yud, 2001 yang menyatakan bahwa kebutuhan minimum protein bagi
anoa berkisar 15,20 – 29,72 g/ekor/hari.
Anoa membutuhkan protein kasar yang lebih banyak. Hal ini dapat dilihat
dari postur tubuh anoa yang memiliki otot daging lebih padat dengan
tingkatperlemakan tubuh yang rendah (Kasim, 2002). Tingkat perlemakan yang
rendah menyebabkan porsi daging pada tulang menjadi tinggi (Rosyidi, 2005).
Porsi daging yang tinggi pada tulang dan tingkat perlemakan yang rendah pada
anoa memberi petunjuk bahwa anoa sebagai hewan liar menggunakan protein
untuk di transformasi ke dalam bentuk daging, tetapi tidak untuk ditimbun dalam
bentuk lemak. Hal ini guna mendukung aktivitas harian yang tinggi di alam yang
membutuhkan porsi otot/daging melekat pada tulang lebih banyak. Menurut Basri
dan Suryahadi (2008) untuk setiap 50 g pertambahan berat badannya, anoa
membutuhkan tambahan protein kasar 20 g/ekor/hari.
Kandungan serat kasar (SK) tertinggi terdapat pada kangkung sebanyak
62,02%. Basri (2003) menyatakan anoa sebagai ruminansia intermediate feeder
yaitu akan lebih memanfaatkan pakan dengan kadar serat kasar yang rendah.

8
Anoa mengkonsumsi serat kasar dalam jumlah yang besar karena anoa memiliki
kerabat dekat dengan kerbau yang memiliki rumen yang optimal dan memberikan
peluang tumbuhnya mikroorganisme yang mampu mengolah serat kasar lebih
efisien menjadi energi.Berdasarkan hal tersebut, kangkung diberikan setiap hari
oleh pengelola untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anoa di TMR, namun rataan
serat kasar seluruhnya 17,27% belum mencukupi karena jumlah kangkung yang
diberikan hanya 2 ikat per hari atau sebanyak 0,17 kg/ekor/hari. Berdasarkan hal
diatas, jumlah protein kasar pada anoa yang diperoleh dari hasil penelitian ini
lebih rendah daripada konsumsi protein kasar pada anoa yang dilaporkan oleh
Clauss et al. (2003), yaitu 14,1% - 18,9% (rata-rata 15,9%). Sebaliknya, konsumsi
serat kasar pada anoa yang diperoleh dari hasil penelitian ini lebih besar daripada
konsumsi serat kasar pada anoa yang dilaporkan oleh Clauss et al. (2003), yaitu
9,4% - 33,7% (rata-rata 22,8%).
Kandungan lemak kasar (LK) tertinggi terdapat pada rumput gajah yaitu
1,85%.Fungsi lemak yaitu sebagai sumber energi yang dapat disimpan sebagai
cadangan energi berupa jaringan lemak,lapisan lemak dibawah kulit merupakan
insulator, sehingga tubuh dapat mempertahankan suhu normal serta sebagai
pelindung bagi organ vital, seperti mata dan ginjal, serta lemak diperlukan untuk
penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (Irianto 2004). Selain itu, pemberian
jagung sebagai sumber lemak tertinggi diberikan hanya satu buah dalam seminggu
sebanyak tiga kali pemberian.
Berdasarkan Tabel 4, pisang memiliki nilai BETN yang tinggi yaitu 68,41%
dengan rataan pemberian pakan sebanyak 2,09 kg/ekor/hari, sedangkan rataan
jumlah BETN sebanyak 58,00%. Pengelola memberikan pisang lebih banyak
karena jumlah kandungan BETN tersebut tinggi. Pakan yang memiliki nilai
BETN yang tinggi merupakan pakan yang mudah dicerna (Nurwidyarini 2009).
Selain itu, satwa biasanya tidak akan memilih makanan yang mengandung bahan
penyusun yang relatif sukar dicerna (Dunbar 1988 diacu dalam Nurcahyo 1999).
Preferensi dan Rataan Konsumsi Pakan Anoa
Preferensi pakan
Hasil pengamatan selanjutnya yaitu preferensi makan anoa. Menurut
Manyamu et al, (2003) semua jenis pakan yang disukai dihitung dengan
menghitung jumlah konsumsi setiap jenis pakan, kemudian dibandingkan
konsumsi jenis pakan lainnya. Hasil pengamatan preferensi pakan anoa dari tujuh
jenis pakan yang diberikan di TMR disajikan pada Tabel 5.
Jenis bahan pakan
Kangkung
Ubi jalar
Jagung
Wortel
Rumput Gajah
Daun Nangka
Pisang

Tabel 5 Tingkat preferensi pakan anoa di TMR
Tingkat preferensi
1
2
3
4
5
6
7

9
Pakan yang dipilih anoa berdasarkan tingkat preferensi berturut-turut dari
tertinggi sampai yang terendah yaitu kangkung, ubi jalar, jagung, wortel, rumput
gajah, daun nangka, lalu pisang. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Mustari
dan Masyud (2001) yakni terdapat empat jenis hijauan yang diberikan di TMR
pada tahun 1997 yaitu daun pacingan (Costus speciosus), daun akar-akaran
(Mikania cordata), rumput papaitan (Cyrtococcum patens) dan rumput gajah
(Pennisetum purpureum).Dari keempat jenis hijauan tersebut daun pacingan
dimakan terlebih dahulu kemudian berturut-turut daun akar-akaran, rumput
papaitan dan yang terakhir dimakan adalah rumput gajah. Di habitat alam, anoa
mempunyai pilihan terhadap jenis makanan yang lebih banyak, sebaliknya di
kebun binatang atau di penangkaran satwa tidak memiliki pilihan lain kecuali
yang telah ditentukan oleh pihak pengelola.Keempat jenis pakan yang pernah
diberikan ternyata tidak semuanya diberikan pada anoa, yang masih diberikan
hanya rumput gajah dan daun nangka, kadang-kadang diberikan pakan berupa
dedaunan yang terdapat di sekitar kandang.
Berdasarkan Tabel 5, pakan dengan urutan preferensi 1 – 6 dimulai dari
sayuran, kemudian rumput/daun dan buah. Hal ini diduga, anoa memperoleh
kecukupan energi dan nutrien untuk kelangsungan hidupnya. Daun atau rumput
sebagai sumber protein (Roque et al 1991). Buah sebagai sumber energi (Hummel
et al 2002). Preferensi pakan juga dipengaruhi oleh jadwal pemberian pakan,
jumlah pakan yang diberikan, bentuk pakan, palatabilitas dan kadar air pakan.
Palatabilitas merupakan sifat kesukaan terhadap bahan-bahan pakan sebagai
akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang
dicerminkan oleh organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin,
manis, pahit), tekstur dan temperaturnya (Hernawati 2008). Hal inilah yang
menumbuhkan daya tarik dan merangsang satwa untuk mengkonsumsinya. Satwa
ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit.
Berdasarkan hal diatas, kangkung yang memiliki preferensi tertinggi
dibandingkan pisang dengan preferensi terendah diduga dipengaruhi oleh jumlah
pemberian kangkung lebih sedikit yaitu 0,17 kg/ekor/hari dibandingkan pisang
2,09 kg/ekor/hari. Warna dan bau kangkung yang tidak mencolok juga
mempengaruhi preferensi pakan anoa. Menurut Mustari dan Mas’yud (2001) anoa
sebagai satwa herbivor lebih menyukai jenis-jenis hijauan yang mengandung
anyak air, daun yang relatif lemas, dengan warna dan bau yang tidak mencolok.
Setiap satwa memiliki selera makan yang bereda-beda terhadap bahan
pakan. Menurut Parakkasi (1999) ruminansia memiliki sifat selektif terhadap
bahan pakan yang tersedia sehingga cenderung mengkonsumsi bahan pakan yang
paling diminati terlebih dahulu daripada bahan pakan yang lain. Sifat selektif
satwa tersebut merupakan salah satu mekanisme dalam memperoleh nutrien yang
dibutuhkan dengan menyusun atau memilih ransumnya sendiri.
Konsumsi pakan
Hasil analisis konsumsi pakan anoa di TMR terlihat adanya fluktuasi
presentase konsumsi pakan harian selama penelitian. Rataan jumlah konsumsi
pakan per ekor per hari selama penelitian disajikan pada Tabel 6.

10
Tabel 6 Rataan konsumsi pakan anoa perekor perhari selama pengamatan
Presentase
Rataan berat
konsumsi
Rataan
berat
Berat pakan
pakan yang
pakan terhadap
yangdiberikan pakan sisa(kg)
dimakan(kg)
Hari
(b)
bobot badan
(kg)
(a-b)
anoa (%) *)
(a)
1
2
3
4
5
6
7
Rataan

4,08
3,70
3,45
3,43
4,04
3,48
3,32
3,63

0,038
0,028
0,016
0,03
0,133
0,114
0,019
0,054

*) Rataan bobot anoa diasumsikan = 70 kg

4,04
3,67
3,43
3,30
3,90
3,45
3,30
3,58

5,77
5,24
4,90
4,71
5,57
4,92
4,71
5,77

Pada tabel 6, rataan konsumsi makan anoa selama tujuh hari pengamatan
didapatkan nilai presentase tinggi pada tiap ekor anoa. Rataan konsumsi pakan
pada setiap anoa tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, karena tiap anoa
hampir memakan pakan seluruhnya yang diberikan oleh pengelola pada setiap
harinya. Hal tersebut terlihat dari rataan berat pakan yang diberikan yaitu 3,63 kg
dengan rataan berat pakan sisa hanya 0,05 kg. Selain itu, presentase jumlah
konsumsi pakan terhadap bobot badan dihitung berdasarkan konsumsi makan
anoa. Presentase terhadap bobot badan masih rendah yaitu 5,77% dibandingkan
penelitian Mustari dan Masyud (2001) bahwa rataan konsumsi makanan terhadap
bobot badan anoa yaitu 8,34 – 11,54%.
Menurut Church dan Pond (1988), konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor internal, eksternal dan lingkungan. Faktor internal
yaitu umur, jenis kelamin, berat badan, fisiologis satwa, dan jenis makanan.
Faktor eksternal yaitu suhu dan iklim. Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi
pakan adalah pakan itu sendiri.
Parakkasi (1985) menyatakan bahwa faktor pakan yang meliputi sifat dan
komposisi kimia akan mempengaruhi tingkat konsumsi.Berdasarkan faktor
tersebut, anoa jantan memiliki tingkat konsumsi yang paling tinggi dibandingkan
anoa betina. anoa 2 memiliki tingkat konsumsi yang paling tinggi dibandingkan
anoa 3 dan anoa 1. Anoa 2 umurnya lebih muda dibandingkan anoa 3 dan anoa 1.
Tingkat konsumsi terhadap pakan relatif lebih banyak atau tinggi, artinya bobot
badan juga berpengaruh terhadap jumlah konsumsi pakan.
Perbedaan rasa dan kualitas pakan mempengaruhi konsumsi pakan. Anoa
mengkonsumsi pakan yang lebih banyak pada jenis-jenis yang disukainya, karena
anoa cenderung menghabiskan pakan yang disukainya setelah itu menghabiskan
pakan yang lainnya.
Konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh palatabilitas hewan terhadap pakan
tersebut (Mahardika 2008). Semakin palatable suatu jenis pakan, maka
konsumsinya akan semakin banyak. Presentase rataan konsumsi pakan anoa untuk
ketiga individu anoa disajikan pada Gambar 2.

11
Presentase
konsumsi (%)

102
100

Anoa 1

98

Anoa 2

96

Anoa 3

94
1

2

3

4
Hari

5

6

7

Gambar 2 Presentase rataan konsumsi pakan dari jumlah pakan yang
diberikan pada anoa
Hasil penelitian menunjukkanpresentase tertinggi terdapat pada anoa 2 yaitu
dengan rataan konsumsi sebanyak 99,54% selanjutnya pada anoa 3 sebanyak
99,01% dan urutan terakhir pada anoa 1 sebanyak 98,62%. Rata-rata konsumsi
hijauan anoa per hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30-4,04 kg (ratarata 3,58 kg). Menurut Mustari dan Mas’yud (2001) rata-rata konsumsi hijauan
anoa per hari untuk hijauan tunggal (rumput gajah) berkisar 6,74 – 10,33 kg (ratarata 8,12 kg). Jumlah kebutuhan hijauan di alam berbeda dengan kebutuhan di
kandang, karena satwa tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk mencari
makan, menghindari predator dan lainnya (Mustari dan Masyud 2001).
Pengelolaan pakan anoa pada dasarnya adalah pemberian pakan yang sesuai
dengan kebutuhan nutrisi anoa serta pengaturan terhadap jadwal pemberian pakan.
anoa dengan tujuan penangkaran yaitu untuk mendapatkan spesimen tumbuhan
dan satwaliar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik
yang terjamin, untuk kepentingan pemanfaatan sehingga mengurangi tekanan
langsung terhadap populasi satwa.Presentase berat pakan yang diberikan
berbanding terbalik dengan berat pakan sisa serta berbanding lurus dengan berat
pakan yang dimakan. Berat pakan yang diberikan per kg sama banyaknya
sedangkan berat pakan sisa per kg sedikit. Menurut Krebs (1989) banyak tipe
pakan yang tidak dapat dengan mudah digantikan dengan pakan lain sehingga
sebagai konsekuensinya pakan yang paling disukai akan dimakan lebih dahulu.
Perilaku Makan Anoa
Cara makan
Anoa diberikan pakan pada pagi hari sekitar jam 09.00 WIB. Tiap ekor
anoa diberikan pakan dengan jenis dan berat yang samadalam bentuk bahan segar.
Anoa di Taman Margasatwa Ragunan terlihat hanya menunggu pakan diberikan
oleh animal keeper dan anoa sangat tertarik oleh kehadiran pengunjung yang
memegang makanan. Kondisi tersebut dapat diartikan bahwa anoa sudah terbiasa
dengan lingkungannya (Gambar 3).Sebelum makan, anoa terlebih dahulu mencium
makanan yang diberikan dan memilih pakan tersebut. Satwa ruminansia umumnya
selektif terhadap bahan pakan, termasuk anoa. Beberapa pakan tertentu yang disukai
anoa daripada pakan lainnya. Menurut Sutardi (1980) pada saat memilih pakan, satwa
menggunakan nalurinya untuk membedakan bau dan cita rasa yang sesuai dengan
keinginannya. Hal tersebut dapat terjadi karena pada salah satu bagian otak satwa

12
terdapat suatu bagian refleks makan (feeding reflexes) yang membantu satwa untuk
menentukan pakan berdasarkan seleranya. Refleks makan tersebut berkaitan dengan
cara makan satwa yaitu dimulai dari penciuman pakan, pendekatan, pencicipan dan
pengamatan terhadap bahan pakan.

(a)
(b)
Gambar 3 (a) Cara makan anoa, anoa mendekati pengunjung , (b) anoa
ketika memilih makanan
Berdasarkan hasil pengamatan, anoa memiliki cara makan dengan mendekati
pakan terlebih dahulu lalu pemilihan pakan yang paling pertama dipilih denagn cara
mencium pakan lalu menggigit dan memakan langsung pakan yang diinginkannya.
Untuk daun dan rumput, anoa biasa merenggut makanan tersebut dengan cara
melilitkan lidahnya pada daun atau pucuk tanaman dan menghentakkan kepalanya.
Anoa lebih sering minum pada waktu makan atau ketika matahari sangat terik.
Walaupun di kandang disediakan tempat minum, anoa lebih sering minum di air
bekas kubangannya. Anoa juga memiliki kebiasaan minum dari selang yang mengairi
kubangan. Anoa yang minum dari selang dilakukan dengan cara menjilat-jilat selang
yang di aliri sumber air. (Gambar 4)

Gambar 4 Kebiasaan minum pada anoa dengan menjilat selang

Waktu dan lama makan
Berdasarkan pengamatan, anoa memiliki waktu dan lama makan yang
berbeda-beda. Perbedaan waktu dan lama makan pada tiap ekor anoa dapat dilihat
pada Tabel 7.Hal tersebut dapat terlihat ketika awal makanan di kandang sampai
dengan makanan tersisa. Pengelola memberikan pakan pada pukul 09.00 dengan
satu kali pemberian per hari. Pakan anoa yang tersisa pada sore hari hampir habis
dan keesokan harinya tersisa kulit pisang dan beberapa sisa pakan yang sangat
sedikit. Menurut Mustari (1995) anoa aktif mencari makan pada siang hari dan
malam hari. Pada siang hari satwa tersebut aktif pada pukul 09.00-10.00 dan sore

13
hari aktif setelah pukul 16.00. Diantara dua periode tersebut, anoa lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk istirahat atau memamah baik di bawah pohon.
Tabel 7 Rataan lama waktu makan tiap ekor anoa di TMR
Anoa
Lama waktu makan
Presentase lama makan
(menit)
(%)
1
15,55
48
2
7,21
23
3
9,45
29
Rataan
11,13
33,3%
Anoa 2 (betina) lebih cepat menghabiskan pakan dengan rataan waktu selama
pengamatan 7 menit 21 detik (23%). Anoa 2 tidak langsung menghabiskan pakannya
tetapi datang dan pergi sebanyak 2-4 kali ke tempat pakan sampai pakan tersebut
habis. Kebiasaan anoa 2 yang berbeda dari yang lainnya yaitu memakan pisang habis
bersama kulitnya sedangkan anoa yang lain tidak. Anoa 3 menghabiskan pakan
selama 9 menit 45 detik (29%) dengan rataan ke tempat pakan sebanyak 6-7 kali.
Anoa 1 yang paling terlama menghabiskan pakan dengan rataan 15 menit 55 detik
(48%) dengan rataan ke tempat pakan sebanyak 3-4 kali.

Istirahat dan ruminansi
Ruminansi adalah proses memakan kembali bahan pakan yang disimpan
dalam rumen di tubuh anoa. Anoa melakukan ruminansi setelah memakan pakan
yang diberikan.Berdasarkan pengamatan, anoa melakukan ruminansi lebih lama
daripada melakukan makan. Pada satwa ruminansi, makanan yang masuk kemulut
akan secepatnya didorong kedalam lambung untuk selama 30-70 menit kemudian
akan didorong kembali ke mulut untuk dikunyah dan ditelan kembali. Aktifitas
ruminansi dilakukan ketika anoa beristirahat dengan berdiri dibawah pohon atau
duduk berbaring di tempat yang teduh (Gambar 5)

Gambar 5 Anoa ketika melakukan ruminansi
Lambung anoa terdiri dari empat bagian yaitu reticulum, rumen, omasum,
dan abomasum. Dengan kondisi lambungnya tersebut, anoa mempunyai kapasitas
daya tampung yang besar jika dibandingkan dengan hewan berlambung tunggal
(monogastrik).Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
sementara yang akan dikunyah kembali (kedua kali). Rumen ruminansia terdapat
mikroba (bakteri dan protozoa) yang memiliki kemampuan untuk merombak zat
pakan secara fermentatif sehingga menjadi senyawa yang berbeda dengan bahan
asal. Hasil fermentasi inilah yang menjadi sumber energi utama (Sutardi, 1980).

14
Berdasarkan hasil pengamatan, anoa akan kembali ke tempat pakan ketika
sudah melakukan proses ruminansi. Pakan anoa yang berupa sayuran (kangkung,
ubi jalar, jagung) dan buah pisang mengandung BETN yang cukup untuk
mensuplai energi untuk anoa. Menurut Kasim (2002) anoa termasuk satwa yang
suka bermalas-malasan ketika anoa selesai makan dan merasa kenyang. Setelah
proses ruminansi, anoa biasanya berjalan-jalan di sekitar kandang.
.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.

2.

3.

Jenis pakan yang diberikan pada anoa di Taman Margasatwa Ragunan yaitu
berupa hijauan, sayur-sayuran dan buah-buahan, diantaranya pisang, ubi
jalar, wortel, kangkung, jagung, rumput gajah, dan daun nangka. Jumlah
pakan yang diberikan per ekor per hari relatif rendah dibandingkan dengan
jumlah kebutuhan seharusnya. Kandungan nutrisi bahan pakan berdasarkan
analisis proksimat belum mencukupi untuk kebutuhan gizi tiap ekor anoa
karena rataan kadar BETN yang diperoleh hanya 58,00 dan kadar protein
7,98%.
Pakan yang dipilih anoa berdasarkan tingkat preferensi berturut-turut dari
tertinggi sampai yang terendah yaitu kangkung, ubi jalar, jagung, wortel,
rumput gajah, daun nangka, lalu pisang. Rataan konsumsi hijauan anoa per
hari untuk keseluruhan jenis pakan berkisar 3,30 – 4,04 kg (rata-rata 3,58
kg). Presentase rataan jumlah konsumsi makanan terhadap berat badan anoa
berkisar 44% dengan rataan bobot badan anoa 70 kg.
Cara makan anoa dengan mencium pakan lalu menggigit dan memakan
langsung pakan yang diinginkannya. Sedangkan untuk daun dan rumput,
anoa biasa merenggut makanan tersebut dengan cara melilitkan lidahnya
pada daun atau pucuk tanaman dan menghentakkan kepalanya. Rataan lama
waktu makan anoa di kandang adalah 11,13 menit (33,33%)
Saran

Pengelolaan pakan yang dilakukan di Taman Margasatwa Ragunan sudah
cukup baik namun harus lebih memperhatikan jenis pakan dan nutrisi sehingga anoa
tidak kekurangan gizi. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan tidak hanya pada
pagi hari namun siang menjelang malam hari. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya kekurangan pakan anoa dan pakan anoa masih terjaga dari
bakteri. Selain itu diperlukan pengecekan terhadap anoa yang sakit.

15

DAFTAR PUSTAKA
Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar Jilid 1. Bogor (ID): IPB Pr.
Amzu E. 1983. Studi Beberapa aspek ekologi babi hutan (Sus scrofa vittatus,
Linnaeus) dan kerusakan yang disebabkannya di Desa Cinagara calon
daerah penyangga TN Gn Gede Pangrango [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Anggorodi R. 1990. Ilmu Makanan TernakUmum. Jakarta (ID): Gramedia.
Chruch DC, Pond WG. 1998. Basic Animal Nutrition and Feeding. 3rd Edition.
Canada : John Wiley and Sons, Inc.
Darnawi. 1994. Pengaruh tipe vegetasi terhadap pola perilaku rusa jawa (Cervus
timorensis) di Pulau Peucang Taman Nasional Ujung Kulon [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Groves CP. 1969. Systematics of the anoa (mammalian, Bovidae). Beanfortia(17)
: 101p.
Imran. 2008. Populasi dan karakteristik habitat anoa dataran rendah ( Bubalus
depressicornis, Smith) di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa Sulawesi
Tenggara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[IUCN] The International Union for the Conservation of Nature and Natural
Resources. 2004. IUCN Status and Trends Anoa, Switzerland.
Krebs CJ. 1989. Ecological Methodology. New York (USA): Harper and Row
Publisher.
Mahardika Y. 2008. Pemilihan pakan dan aktivitas makan Owa Jawa (Hylobates
moloch) pada siang hari di penangkaran Pusat Penyelamatan Satwa,
Gadog-Ciawi [skripsi]. Bogor (ID): Institut pertanian Bogor.
Manyamu GJS, Sibanda I, Chakoma C, Mutisi C, Ndiweni P. 2003. The intake
and palatability of four different types of napier grass (Pennisetum
purpureum) silage fed to sheep. J Asian-Australasian 16(6) : 823-829.
Mustari AH. 1995. Population and behaviour of lowland anoa (Bubalus
depressicornis) in Tanjung Amolengu Wildlife Reserve, Southeast
Sulawesi, Indonesia [tesis].Gottingen (DE): George-August University.
Mustari AH. 2003. Ecology and conservation of lowland anoa (Bubalus
depressicornis) in Sulawesi, Indonesia [disertasi]. Australia (AU):
University of New England.
Mustari AH, Masy’ud B. 2001. Kebutuhan nutrisi anoa (Bubalus spp.). Media
Konservasi . 7(2): 75-80.
Nurcahyo A. 1999. Studi perilaku harian Siamang (Hylobates syndactylus) di
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung dalam Laporan hasil
penelitian Juli 1997-Juni 1999. Wildlife Conservation Society Indonesia
Programme.
Parakkasi A. 1999. Ilmu dan Makanan Ternak Hewan Ruminansia. Jakarta (ID):
UI Pr.
Santosa Y. 1993. Strategi kuantitatif untuk pendugaan beberapa parameter
demografi dan kuota pemanenan populasi satwaliar berdasarkan
pendekatan ekologi perilaku: Studi kasus terhadap populasi kera ekor
panjang (Macaca fascicularis) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.

16
Syam A. 1977. Studi habitat dan populasi anoa di Cagar Alam Gunung Tangkoko
Batuangus serta kemungkinan pembinaannya[skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Taruminangkeng RC. 1992. Dinamika Pertumbuhan Populasi Serangga. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Tata Lingkungan Taman Margasatwa Ragunan.2006.Inventarisasi Flora Taman
Margasatwa Ragunan (TMR).Pemda DKI Jakarta.
Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo S.
1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University
Press.
Walker PE. 1964. Mammals of the World. Jhons Hopkins(2)Baltimore.

17
Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan.
Hari 1
No

Jenis Pakan

1
Pisang
2
Ubi jalar
3
Wortel
4
Kangkung
5
Jagung
6
Rumput gajah
7
Daun nangka
TOTAL

Konsumsi makan (kg)
Sisa
Diberikan
2,25
0,27
0,59
0,16
0,62
0
0,19
4,08

Anoa
jantan
0,04
0
0,03
0
0
0
0,01
0,08

Dimakan
Anoa
betina
0,02
0
0
0,01
0
0
0
0,03

Anoa
jantan
2,21
0,27
0,56
0,16
0,62
0
0,18
4

Anoa
betina
2,23
0,27
0,59
0,15
0,62
0
0,19
4,05

Keterangan :
Hari 1 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 4,08 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan
sebanyak 4 kg dan anoa betina 4,05 kg, sedangkan sisa pakan 0,08 kg untuk anoa jantan dan 0,03
kg untuk anoa betina.

Hari 2

No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka
TOTAL

Diberikan
2,05
0,47
0,40
0,13
0,50
0
0,15
3,70

Konsumsi makan (kg)
Sisa
Dimakan
Anoa
Anoa
Anoa
Anoa
jantan
betina
jantan betina
0,01
0
2,04
2,05
0
0
0,47
0,47
0,03
0,005
0,37
0,395
0
0
0,13
0,13
0
0
0,5
0,5
0
0
0
0
0,01
0,01
0,14
0,14
0,05

0,015

3,65

3,685

Keterangan :
Hari 2 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,70 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan
sebanyak 3,65 kg dan anoa betina 3,685 kg, sedangkan sisa pakan 0,05 kg untuk anoa jantan dan
0,015 kg untuk anoa betina.

18

Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan (lanjutan).
Hari 3

No

Jenis Pakan

1

Pisang

2
3
4
5
6
7

Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka
TOTAL

Konsumsi makan (kg)
Sisa
Dimakan
Diberikan

Anoa
jantan

Anoa
betina

2,30
0,30
0,47
0,22

0,01

0,03
0
0
0
0
0
0
0,03

0
0

0,16
3,45

0
0
0
0
0

0,01

0,02

Anoa
jantan
2,29
0,3
0,46
0,22
0
0,16
0
3,43

Anoa
betina
2,27
0,3
0,47
0,22
0
0,16
0
3,42

Keterangan :
Hari 3 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,45 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan
sebanyak 3,63 kg dan anoa betina 3,42 kg, sedangkan sisa pakan 0,02 kg untuk anoa jantan dan
0,03 kg untuk anoa betina.

Hari 4

No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka
TOTAL

Diberikan

0
0

2,10
0,56
0,38
0,22
0,17
3,43

Konsumsi makan (kg)
Sisa
Dimakan
Anoa
Anoa
Anoa
Anoa
jantan
betina
jantan betina
0
0
2,1
2,10
0
0
0,56
0,56
0,07
0,01
0,31
0,37
0
0
0,22
0,22
0
0
0
0
0
0
0
0
0,01
0,01
0,16
0,16
0,08
0,01
3,35
3,42

Keterangan :
Hari 4 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,43 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan
sebanyak 3,35 kg dan anoa betina 3,42 kg, sedangkan sisa pakan 0,08 kg untuk anoa jantan dan
0,01 kg untuk anoa betina.

19
Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan).
Hari 5

No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka
TOTAL

Konsumsi makan (kg)
Sisa
Dimakan
Diberikan

0
0

1,96
0,57
0,66
0,18

0,67
4,04

Anoa
jantan
0
0
0,09
0,01
0
0
0,04
0,13

Anoa
betina
0
0
0,06
0
0
0
0,08
0,14

Anoa
jantan
1,96
0,57
0,57
0,17
0
0
0,63
3,90

Anoa
betina
1,96
0,57
0,60
0,18
0
0
0,59
3,90

Keterangan :
Hari 5 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 4,04 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan
sebanyak 3,907 kg dan anoa betina 3,9 kg, sedangkan sisa pakan 0,133 kg untuk anoa jantan dan
0,14 kg untuk anoa betina

Hari 6

No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka
TOTAL

Diberikan

0
0

1,89
0,49
0,47
0,19
0,44

3,48

Konsumsi makan (kg)
Sisa
Dimakan
Anoa
Anoa
Anoa
Anoa
jantan
betina
jantan
betina
0
0
1,89
1,89
0
0
0,49
0,49
0,01
0,01
0,46
0,47
0
0
0,19
0,19
0
0
0,44
0,44
0
0
0
0
0
0
0
0
0,01
0,01
3,47
3,47

Keterangan :
Hari 6 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,48 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan
sebanyak 3,47 kg dan anoa betina 3,47 kg, sedangkan sisa pakan 0,01 kg untuk anoa jantan dan
0,01 kg untuk anoa betina

20
Lampiran 1 Konsumsi makan anoa di Taman Margasatwa Ragunan(lanjutan).
Hari 7

No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis Pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka
TOTAL

Diberikan

0
0

2,11
0,58
0,30
0,11
0,22
3,32

Konsumsi makan (kg)
Sisa
Dimakan
Anoa
Anoa
Anoa
Anoa
jantan
betina
jantan
betina
0
0,03
2,11
2,08
0
0
0,58
0,58
0
0,01
0,30
0,29
0
0
0,11
0,11
0
0
0
0
0
0,01
0,22
0,22
0
0
0
0
0
0,041
3,32
3,27

Keterangan :
Hari 7 jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3,32 kg. Jumlah pakan yang dimakan anoa jantan
sebanyak 3,32 kg dan anoa betina 3,27kg, sedangkan sisa pakan 0,041 kg untuk anoa jantan dan 0
kg untuk anoa betina

Rata-Rata Konsumsi Anoa selama 7 hari pengamatan

Hari
1
2
3
4
5
6
7

Berat pakan
yang diberikan
4,08
3,70
3,45
3,43
4,04
3,48
3,32

Berat pakan sisa
Anoa
jantan
0,08
0,05
0,02
0,07
0,13
0,01
0

Anoa
betina
0,03
0,01
0,03
0,01
0,14
0,01
0,04

Berat pakan yang
dimakan
Anoa
Anoa
jantan
betina
4
4,05
3,65
3,68
3,43
3,42
3,36
3,42
3,91
3,90
3,47
3,48
3,32
3,28

21
Lampiran 2 Presentase konsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman
Margasatwa Ragunan.
Hari 1
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka

Konsumsi makan perhari (%)
Anoa jantan
Anoa betina
97,79
97,77
99,73
99,73
99,44
99,41
99,84
99,85
99,38
99,38
100,00
100,00
99,82
99,81

Hari 2
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka

Konsumsi makan perhari (%)
Anoa jantan
Anoa betina
97,96
97,95
99,53
99,53
99,63
99,60
99,87
99,87
99,50
99,50
100,00
100,00
99,86
99,86

Hari 3
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka

Konsumsi makan perhari (%)
Anoa jantan
Anoa betina
97,71
97,73
99,70
99,70
99,54
99,53
99,78
99,78
100,00
100,00
99,84
99,84
100,00
100,00

22
Lampiran 2 Presentase konsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman
Margasatwa Ragunan (lanjutan).
Hari 4
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka

Konsumsi makan perhari (%)
Anoa jantan
Anoa betina
97,9
97,90
99,44
99,44
99,69
99,62
99,78
99,78
100,00
100,00
100,00
100,00
99,83
99,83

Hari 5
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka

Konsumsi makan perhari (%)
Anoa jantan
Anoa betina
98,04
98,04
99,43
99,43
99,43
99,40
99,82
99,82
100,00
100,00
100,00
100,00
99,37
99,41

Hari 6
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka

Konsumsi makan perhari (%)
Anoa jantan
Anoa betina
98,11
98,11
99,51
99,51
99,54
99,53
99,81
99,81
99,56
99,56
100,00
100,00
100,00
100,00

23
Lampiran 2 Presentasekonsumsi pakan anoa per hari terhadap di Taman
Margasatwa Ragunan(lanjutan).
Hari 7
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis pakan
Pisang
Ubi jalar
Wortel
Kangkung
Jagung
Rumput gajah
Daun nangka

Konsumsi makan perhari (%)