Pembacaan statis Pembacaan dinamis

2.3. Elektromyografi permukaan EMG permukaan

Elektromyografi merupakan suatu alat bantu diagnostik kedokteran yang berfungsi untuk menganalisa ada tidaknya kelainan fungsional pada otot, dimana terjadi ketidakcocokan antara aktivasi otot dengan perintah dari susunan saraf pusat. Hal-hal yang mempengaruhi pemeriksaan EMG, meliputi: • Kulit • Jaringan adiposa • Posisi, postur dan pergerakan • Volume konduksi • Usia dan gender Elektromyografi permukaan memiliki dua jenis bacaan yaitu pembacaan statis dan dinamis.

2.3.1 Pembacaan statis

Pembacaan ini ditujukan untuk melihat tonus dan keadaan dari otot axial pada waktu istirahat, dimana otot-otot tersebut berfungsi untuk mempertahankan postur tubuh normal dari seseorang. Pada pembacaan ini, pengguna dapat menentukan lokasi terjadinya abnormalitas otot. Hal-hal yang dinilai dari pembacaan statis elektromyografi meliputi: 1. Lokasi aktivasiinhibisi Hasil pengukuran bermakna, apabila didapatkan nilai 2 standar deviasi diatas aktivasi atau dibawah inhibisi nilai normal dari populasi. 2. Derajat kemiripan simetris dari otot yang diaktivasi Hasil bermakna untuk parameter ini apabila ditemukan derajat asimetris pada sisi kanan dan kiri lebih besar dari 40 3. Pengaruh postur tubuh Hasil bermakna, apabila ditemukan perbedaan lebih dari dua standar deviasi antara dua postur yang diperiksa 4. Perbandingan dengan pemeriksaan klinis Universitas Sumatera Utara Hasil yang abnormal harus sesuai dengan pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada lokasi yang sama

2.3.2 Pembacaan dinamis

Pada pembacaan dinamis, dilakukan penilaian dari kemampuan fungsional otot ketika melakukan kerja yang meliputi pergerakan, penggunaan energi untuk menopang tubuh terhadap gaya gravitasi dan periode istitahat otot tersebut. Hal-hal yang dinilai pada pembacaan ini meliputi: 1. Amplitudo 2. Timing Pada penilaian amplitudo, dilakukan pengkajian terhadap parameter nilai dasar dari tonus otot, kekuatan otot maksimal dan pemulihan otot. Amplitudo nilai dasar tonus dan pemulihan dapat menunjukkan terjadinya suatu disfungsi dari otot. Nilai dasar tonus menunjukkan tingkat energi dari otot sebelum melakukan suatu gerakan sedangkan pemulihan menunjukkan pengaruh dari pergerakan yang dilakukan terhadap nilai dasar tonus otot. Dengan kata lain, amplitudo pemulihan menunjukkan kemampuan dari otot untuk kembali kepada keadaan dasar setelah melakukan gerakan. Dalam suatu penilaian amplitudo dalam pembacaan dinamis dapat ditemukan adanya trigger points, yaitu gambaran yang tidak serupa antara amplitude sebelum dan sesudah kontraksi dari suatu otot. Trigger point diasosiasikan dengan rasa nyeri pada lokasi tertentu. Kekuatan maksimal didapatkan dari pembacaan amplitude tertinggi dari hasil rekaman EMG yang dihasilkan oleh recruitment pada sekelompok serabut otot, selain itu perlu diperhatikan aspek keselarasan pergerakan dari otot-otot bagian kanan dan kiri yang homolog pada pergerakan yang simetris dan untuk otot yang bekerja pada pergerakan asimetris seperti rotasi, perlu diperhatikan apakah terjadi suatu kokontraksi, yaitu suatu kontraksi yang terjadi bersamaan otot-otot antagonistik pada pergerakan asimetris tersebut. Universitas Sumatera Utara Penilaian timing dapat dilakukan pada parameter: 1. Onset dari aktivasi otot menjadi lebih panjang atau pendek dari normal 2. Durasi aktivasi dari otot menjadi lebih panjang atau pendek dari normal 3. Terdapatnya periode istirahat 4. Frekuensi periode istirahat yang cukup 5. Periode istirahat tersebut cukup panjang

2.3.3 Tampilan visual EMG permukaan

Dokumen yang terkait

Efek Kafein Terhadap Kontraktilitas Otot Polos Kandung Kemih Guinea Pig In Vitro

4 16 60

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN Perbedaan Pengaruh Pemberian Neuromuscular Electrical Stimulation (Nmes) Sebelum Dan Sesudah Latihan Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii Pada Atlet Pencak Silat Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN NEUROMUSCULAR Perbedaan Pengaruh Pemberian Neuromuscular Electrical Stimulation (Nmes) Sebelum Dan Sesudah Latihan Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii Pada Atlet Pencak Silat Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 5 17

PENDAHULUAN Perbedaan Pengaruh Pemberian Neuromuscular Electrical Stimulation (Nmes) Sebelum Dan Sesudah Latihan Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii Pada Atlet Pencak Silat Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 6

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN BEBAN DENGAN METODE Pengaruh Pemberian Latihan Beban Dengan Metode De Lorme Dan Metode Oxford Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii.

0 2 14

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Latihan Beban Dengan Metode De Lorme Dan Metode Oxford Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii.

0 1 4

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN BEBAN DENGAN METODE Pengaruh Pemberian Latihan Beban Dengan Metode De Lorme Dan Metode Oxford Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii.

0 2 19

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII.

0 0 7

Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Beban Terhadap Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau Dari Perbedaan Gender Studi Komparasi Pemberi

0 0 31

Biologi Kontraksi dan Relaksasi Otot

0 1 3