Produksi dan Kualitas Telur Ayam ISA Brown yang diberi Ransum Rendah Protein pada Pemeliharaan Terintegrasi dengan Kolam Azolla untuk Mitigasi Amonia

PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR AYAM ISA Brown YANG
DIBERI RANSUM RENDAH PROTEIN PADA PEMELIHARAAN
TERINTEGRASI DENGAN KOLAM AZOLLA
UNTUK MITIGASI AMONIA

RIKARDO SILABAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Produksi dan Kualitas
Telur Ayam ISA Brown yang diberi Ransum Rendah Protein pada Pemeliharaan
Terintegrasi dengan Kolam Azolla untuk Mitigasi Amonia adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Rikardo silaban
NIM D251130331

RINGKASAN
RIKARDO SILABAN. Produksi dan Kualitas Telur Ayam ISA Brown yang
diberi Ransum Rendah Protein pada Pemeliharaan Terintegrasi dengan Kolam
Azolla untuk Mitigasi Amonia. Dibimbing oleh SUMIATI dan ADRIZAL.
Peternakan ramah lingkungan merupakan konsep yang sudah tidak asing
dalam sektor peternakan di berbagai negara. Konsep ini diupaykan untuk
peningkatan kualitas lingkungan disamping tetap mempertahankan produktivitas
industri peternakan tersebut, namun terdapat komponen yang dapat mengganggu
konsep tersebut diantaranya cemaran gas amonia (NH3) dari limbah yang
dihasilkan. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk mencegah dan
meminimalisir dampak cemaran NH3 tersebut, baik dari hulu (strategi pakan)
hingga hilir (strategi lingkungan) dan belum menunjukkan hasil yang optimal.
Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih optimal dalam memitigasi NH3

tersebut disamping tetap memperhatikan standar keamanan minimum bagi ternak
dalam proses penerapannya. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah
dengan pemberian ransum yang mengandung protein rendah (low crude protein
diet) yang disuplementasi asam amino esensial pada sistem pemeliharaan dengan
kandang yang terintegrasi kolam azolla bertingkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak pemberian ransum
dengan protein rendah terhadap performa ayam, kualitas telur yang dihasilkan,
penurunan NH3 dalam ekskreta, profil bakteri patogen dan non patogen dalam
ekskreta, deskripsi azolla sebagai biofilter air limbah buangan, dan kualitas fisik
air limbah buangan hasil pencucian ekskreta dalam kolam yang terintegrasi.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum dengan protein rendah terhadap
performa, kualitas fisik telur, kadar NH3 dalam ekskreta, serta profil bakteri
patogen (E.Coli) dan non patogen (Lactobacillus sp.) dalam ekskreta digunakan
ayam petelur ISA Brown berumur 22 minggu sebanyak 240 ekor yang dipelihara
selama 8 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL)
dengan dua perlakuan dan lima belas ulangan untuk pengamatan performa ayam,
kualitas fisik telur, konsentrasi NH3, profil bakteri patogen dan non patogen dalam
ekskreta, dan rancangan acak lengkap pola faktorial (RAL Faktorial) 2 x 2 x 4
dengan dua ulangan untuk pengamatan kualitas fisik air limbah buangan.
Perlakuan yang diberikan adalah: (R17) ransum dengan protein kasar 17% dan

(R15) ransum dengan protein kasar 15% yang disuplementasi asam amino
esensial. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, produksi telur hen day,
produksi massa telur, konversi ransum, berat telur, pertambahan berat badan, berat
kerabang, persentase kerabang, tebal kerabang, kekuatan kerabang, luas
permukaan kerabang telur, warna kuning telur, tinggi albumen, haugh unit,
konsentrasi NH3 dalam ekskreta, N ekskreta, kadar air ekskreta, pH ekskreta, total
koloni bakteri Eschericia coli dan Lactobacillus sp. dalam ekskreta, N biomassa
azolla, TDS, suhu, pH air limbah buangan, dan analisis Income over feed cost
(IOFC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum dengan protein
rendah (R15) nyata menurunkan (P