Kelimpahan Dan Keragaman Artorpoda Predator Dan Artropoda Lainnya Pada Tanaman Talas (Colocasia Esculenta (L) Schoott) Di Situ Gede, Bogor

KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN ARTROPODA
PREDATOR DAN ARTROPODA LAINNYA PADA
TANAMAN TALAS (Colocasia esculenta (L) Schott) DI
SITU GEDE, BOGOR

OFIN ROFANDI MOCHARYAN

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul
Kelimpahan dan Keragaman Artropoda Predator dan Artropoda
Lainnya pada Tanaman Talas (Colacasia esculenta (L) Schott) di Situ
Gede, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya
kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016
Ofin Rofandi Mocharyan
NIM A34100100

ABSTRAK
OFIN ROFANDI MOCHARYAN. Kelimpahan dan Keragaman Artorpoda
Predator dan Artropoda Lainnya pada Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L)
Schoott) di Situ Gede, Bogor. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA.
Informasi kelimpahan dan keragaman artropoda predator dan artropoda
lainnya pada tanaman talas diperlukan sebagai langkah awal dalam penerapan
tehnik pengendalian hama terpadu (PHT). Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kelimpahan dan keragaman artropoda predator dan artropoda lainnya
pada tanaman talas di Situ Gede, Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pengamatan langsung, penggunaan perangkap (pitfall trap), dan sticky
trap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa artropoda herbivora memiliki
kelimpahan tinggi, sementara artropoda predator lebih beragam. Proporsi
artropoda sebagai predator, herbivora, detrivora, dan parasitoid pada pertanaman
talas secara berturut-turut adalah 19%, 66%, 10%, 5%. Artropoda predator yang
dominan adalah semut (Hymenoptera: Formicidae) sebanyak 1324 individu.
Artropoda herbivora yang dominan adalah kutu daun (Hemiptera: Aphididae)
sebanyak 11059 individu. Artropoda detrivora yang dominan adalah serangga
pengurai tanah (Collembola: Entomobryidae) sebanyak 624 individu. Artropoda
parasitoid yang dominan adalah Encyrtidae (Hymenoptera) sebanyak 456
individu.
Kata kunci: PHT, pitfall trap, sticky trap.

ABSTRACT
OFIN ROFANDI MOCHARYAN. Abundance and Diversity of Predatory
Arthropod and Other Arthropod on Taro Plants (Colocasia esculenta (L) Schoott)
at Situ Gede, Bogor. Supervised by DADAN HINDAYANA.
Information of abundance and diversity of predatory arthropod and other
arthropod on taro plantation were required to implement an effective integrated
pest management (IPM) technique. The purpose of this research was to explore

diversity and abundance of predatory arthropod and others associated with taro
plants at Situ Gede, Bogor. Methods applied in this research were monitoring
technique, pitfall trap, and yellow sticky trap. The result showed that the
herbivory arthropod abundant in the field, while predatory arthropod are more
divers. Proportions of predators, herbivores, detrivores, and parasitoids were 19%,
66%, 10%, and 5% respectively. The most dominant predatory arthropods were
ants (Hymenoptera: Formicidae) as many as 1324 ants the total predator observed.
The most dominant herbivora arthropods were aphids (Hemiptera: Aphididae) as
many as 11059 individual. The most dominant detrivore arthropods were
collembole (Entomobryidae) as many as 624 from the total detrivora observed.
This research, also showed that Encyrtidae (Hymenoptera) was the most abundant
parasitoid in the field.
Keywords: IPM, pitfall trap, sticky trap.

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2016
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN ARTROPODA
PREDATOR DAN ARTROPODA LAINNYA PADA TANAMAN
TALAS (Colocasia esculenta (L) Schott) DI SITU GEDE, BOGOR

OFIN ROFANDI MOCHARYAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2016

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Kelimpahan dan keragaman artropoda
predator dan artropoda lainnya pada tanaman talas (Colocasia esculenta (L)
Schott) di Situ Gede, Bogor”. Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Dadan Hindayana
selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, pengetahuan,
saran, masukan, dan arahan kepada penulis. Penulis tidak lupa memberi ucapan
terima kasih kepada Bapak Iton dan Bapak Kirun yang telah bersedia lahannya
dijadikan tempat penelitian ini dan kepada ayah, ibu, adik, beserta keluarga
lainnya yang selalu memberi semangat dan dukungan dalam belajar ,serta kepada
Dhanu Tri Atmanto, Imam Purnama, Ade Aziz Kusnaya dan teman-teman
seperjuangan di Departemen Proteksi Tanaman angkatan 47 yang telah
mendukung terlaksananya tugas akhir penelitian penulis. Kepada pihak lain yang

turut mambantu dalam penyusunan tugas akhir ini penulis ucapkan terima kasih.

Bogor, Januari 2016
Ofin Rofandi Mocharyan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Bahan dan Alat
Metode Penelitian
Pengamatan lapang
Pitfall trap

Sticky trap
Identifikasi dan Analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Artropoda yang Ditemukan pada Talas
Artropoda predator
Artropoda herbivora
Artopoda detrivora
Artropoda parasitoid
Proporsi Artropoda Berdasarkan Metode Pengambilan Contoh
Serangan Hama dan Keberadaan Musuh Alami
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
viii
viii

1
1
3
3
4
4
4
5
5
5
6
6
7
7
8
9
11
13
15
17

19
19
19
20
22
29

DAFTAR TABEL
Proporsi peran Artropoda pada lahan sistem A
Proporsi peran Artropoda pada lahan sistem B
Kelimpahan artropoda predator pada pertanaman talas pada lahan sistem A
Kelimpahan artropoda predator pada pertanaman talas pada lahan sistem B
Kelimpahan artropoda herbivora pada tanaman talas di lahan sistem A
Kelimpahan artropoda herbivora pada tanaman talas di lahan sistem B
Kelimpahan artropoda detrivora pada tanaman talas di lahan sistem A
Kelimpahan artropoda detrivora pada tanaman talas di lahan sistem B
Kelimpahan artropoda parasitoid pada tanaman talas di lahan sistem A
Kelimpahan artropoda parasitoid pada tanaman talas di lahan sistem B
Mikroklimat di pertanaman Talas Situgede Bogor


7
7
8
9
10
11
12
12
13
14
18

DAFTAR GAMBAR

Metode pengambilan contoh dengan pengamatan langsung
Metode pengambilan contoh dengan pitfall tarp
Metode pengambilan contoh dengan sitcky trap
Ulat grayak (Lepidoptera: Noctuidae)
Kutu daun (Hemiptera: Aphididae)
Proporsi jumlah artropoda berdasarkan metode

pengambilan contoh pada lahan sistem A
Proporsi jumlah artropoda berdasarkan metode
pengambilan contoh pada lahan sistem B
Proporsi peran artropoda berdasarkan metode pengambilan
contoh pada lahan sistem A
Proporsi peran artropoda berdasarkan metode pengambilan
contoh pada lahan sistem B
Fluktuasi serangan hama dan keberadaan musuh alami
dipertanaman talas di lahan sistem A
Fluktuasi serangan hama dan keberadaan musuh alami
dipertanaman talas di lahan sistem B

5
5
6
9
10
15
15
16
16
17
17

DAFTAR LAMPIRAN
Jumlah dan peran artropoda keseluruhan pertanaman talas di lahan sistem A
Jumlah dan peran artropoda keseluruhan pertanaman talas di lahan sistem B
Hasil pengamatan arthropoda selama 12 minggu di lahan sistem A
Hasil pengamatan arthropoda selama 12 minggu di lahan sistem B

23
25
27
28

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Talas (Colocasia esculenta (L) Schott) termasuk dalam suku talas-talasan
(Araceae) dan merupakan tanaman semusim. Talas mempunyai beberapa nama
umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara
dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi
(India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) serta Yu-tao(China)
Tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara yang kemudian menyebar ke
China dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik. Di Indonesia talas bisa di
jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai
ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut (dpl), baik liar maupun di tanam
(Kemenristek 2000). Talas bereproduksi secara vegetatif melalui anaknya, sulur,
umbi anak atau tangkal umbi induk yang disertai sebagian pelepah daun (Lingga
1989).
Pada kondisi optimal, produktivitas tanaman talas dapat mencapai 30 ton
per hektar. Pertumbuhan tanaman talas akan menghasilkan produksi yang optimal
jika ditanam ketinggian optimal antara 250-1100 m dpl, suhu antara 21 hingga 27
°C, jarak tanam sekitar 30x30 cm persegi, curah hujan rata-rata 1000 mm per
tahun, penyinaran matahari secara penuh minimum 11 jam per hari selama
pertumbuhannya, kondisi tanah memiliki kandungan humus dan air yang cukup
dengan pH antara 5.5-5.6 (Kemenristek 2000).
Di Indonesia tempat pengembangan talas adalah Bogor dan Malang yang
menghasilkan kultivar dengan rasa umbi yang enak. Jenis talas yang terdapat di
daerah Bogor dan Malang adalah Talas Sutera, Talas Bentul, dan Talas Ketan.
Talas Sutera memiliki daun yang berwarna hijau muda dan berbulu halus seperti
Sutera. Varietas ini panen pada umur 5-6 bulan. Umbinya kecoklatan yang dapat
berukuran sedang sampai besar. Talas Bentul memiliki umbi lebih besar dengan
warna batang yang lebih ungu di banding Talas Sutera. Talas Bentul dapat
dipanen setelah berumur 8-10 bulan dengan umbi yang relatif lebih besar dan
berwarna lebih muda kekuning-kuningan. Talas Ketan warna pelepahnya hijau tua
kemerahan. Selain varietas tersebut, di Bogor dikenal pula jenis talas yang disebut
Talas Mentega (Talas Gambir/Talas Hideung), karena batang dan daunnya
berwarna unggu gelap. Jenis talas lain biasanya tidak dikonsumsi karena rasanya
tidak enak atau menimbulkan rasa gatal, contohnya adalah Talas Sente yang
berbatang dan berdaun besar, banyak digunakan untuk pajangan dan daunnya
sering digunakan untuk makanan ikan. Talas Bolang memunyai rasa yang gatal,
dengan batang dan daun yang bertotol-totol (Bappenas 2013).
Pardeles (1980) mengemukakan bahwa faktor yang membatasi
perkembangan buah dan biji pada talas adalah produksi serbuk sari sedikit, masa
reseptif kepala putik pendek, fertilitas serbuk sari relatif rendah, jumlah bakal biji
pada bakal buah tidak merata, adanya serbuksari trimukleat, dan masa hidup
bunga pendek. Jumlah biji pada setiap buah sedikit disebabkan oleh infeksi fungi
yang menyebabkan biji rusak pada beberapa bunga terutama setelah penyerbukan
dan adanya serangga yang memakan serbuk sari selama serbuk sari dikeluarkan.
Tingkat produksi tanaman talas bergantung pada kultivarnya, umur tanaman,

2

kondisi lingkungan tempat tumbuh, dan hama dan penyakit yang menyerang
(Kafah 2012).
Di antara semua faktor yang menyebabkan turunnya produksi, hama
merupakan salah satu faktor yang penting. Hama yang sudah diketahui menyerang
tanaman talas diantaranya Aphis gossypii, Agrius convolvuli, Tarophagus
proserpina, Bemisia tabaci, Spodoptera litura, Tetranychus cinnabarinus,
Hepialiscus sordida (Bappenas 2013), Aleurodicus dispersus, Hippotion celerio,
Papuana spp, Patchiella reaumuri, dan Family Pseudococcidae (Carmichael et al.
2008). Hama-hama tersebut biasanya menyerang pada bagian daun dan batang
dari tanaman talas bogor.
Terdapat tiga jenis cara pengendalian hama yang dilakukan oleh petani,
yaitu menggunakan non pestisida, pestisida, dan campuran. Pembagian atas ketiga
jenis pengendalian hama talas ini berdasarkan pada strategi pengendalian yang
dilakukan. Tindakan pengendalian non pestisida diantaranya yaitu pengendalian
dari aspek budidaya (melakukan pola tanam yang tepat, pergiliran tanaman, dan
sanitasi lahan) dan pengendalian secara mekanik (diambil langsung dengan
tangan). Pengendalian pestisida hanya dilakukan jika diperlukan, karena
penggunaan pestisida harus dilakukan secara bijaksana untuk mengurangi risiko
pencemaran lingkungan. Pengendalian campuran yaitu penggabungan dua
tindakan pengendalian dari non pestisida dan pestisida (Noviana 2015). Namun,
penggunaan pestisida secara terus menerus dapat berdampak negatif bagi
ekosistem. Oleh karena itu, pendekatan lain yang berwawasan lingkungan perlu
diterapkan dalam pengendalian hama.
Perlu adanya konsep pengendalian yang terpadu dan berkesinambungan
yaitu pengendalian hama terpadu (PHT). Konsep PHT ini adalah suatu cara
pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi
ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang baik dengan strategi
memadukan semua metode pengendalian hama yang ada secara kompatibel dan
optimal serta sesuai dengan keadaan ekosistem setempat (Ditjenbun 2009). Salah
satu penerapan yang baik dalam PHT adalah berfungsinya komponen
agroekosistem. Komponen agroekosistem memiliki peranan masing-masing dalam
menjaga keseimbangan alam. Sebagai contoh, komponen agroekosistem seperti
musuh alami (Artropoda predator dan parasitoid) dapat menekan populasi hama
sampai pada tingkat yang tidak merugikan (Untung 2001).
Menurut Sudarmadji (1991), cara mengendalikan hama yang lebih aman dan
tidak mencemari lingkungan yaitu dengan memanfaatkan musuh alami termasuk
predator. Irsan (2003) mengemukakan bahwa ada lima jenis predator yang
ditemukan pada koloni kutudaun pada tanaman talas, yaitu Coccinella sp.,
Menochilus sp., Scymnus sp. (Coleoptera: Coccinellidae), Pseudodorius sp.
(Diptera: Syrphidae), dan Micromus sp. (Neuroptera: Hemerobiidae). Dari lima
jenis predator itu, Micromus sp. dan Pseudodorus sp. paling sering di temukan
pada talas. Tiga jenis lainnya jarang ada bersamaan pada satu tanaman talas.
Predator S. Litura merupakan predator yang memangsa larva yaitu Paederus
fuscipes dan Lycosa pseudoanmulata (Mardianingsih dan Barimbing 1995).
Eksplorasi dan inventarisasi keragaman artropoda diperlukan sebagai
langkah awal dalam penerapan teknik pemanfaatan musuh alami. Untuk
memantau komponen agroekosistem khususnya artropoda perlu dilengkapi
informasi jumlah individu (kelimpahan), jumlah jenis (keragaman), peranannya

3

pada suatu habitat dan ekosistem, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Sampai saat ini, informasi mengenai kelimpahan artropoda predator dan artropoda
lainnya pada tanaman talas belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian untuk
melengkapi informasi tersebut perlu dilakukan.
Tujuan
Mengetahui kelimpahan dan keragaman artropoda predator dan artropoda
lainnya pada tanaman talas (Colocasia esculenta (L) Schoott) di Situ Gede, Bogor
yang dibudidayakan pada dua sistem pengelolaan yang berbeda.

Manfaat
Informasi tentang hama dan predator dari tanaman talas bogor yang
diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pertimbangan
pengendalian tanaman talas secara terpadu.

4

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2014 hingga Februari
2015 bertempat di Situgede pada lahan milik Bapak Kirun (sistem A) dan Bapak
Iton (sistem B) dan Laboratorium Ekologi serangga, Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pertanaman talas pada
sistem A memiliki topografi landai dan berbatasan dengan pertanaman padi
sawah. Pertanaman talas pada sistem B memiliki topografi landai dan berbatsan
dengan pertanaman talas pada bagian barat dan timur, pada bagian utara dibatasi
sungai kecil dan pada bagian selatan dibatasi pertanaman timun. Luas lahan pada
sistem A 1200 m2, terdiri dari 3 petak lahan. Satu petak lahan memilki luas 400
m2 dengan jumlah tanaman 468 tanaman/petak. Luas lahan pada sistem B 1000
m2, terdiri dari 3 petak lahan. Satu petak lahan memilki ±300 m2 dengan jumlah
tanaman 338 tanaman/petak. Varietas talas yang ditanam di lahan sistem A dan
sistem B adalah Talas Bentul dan Talas Hijau.
Teknik budidaya yang dilakukan dengan teknik tumpangsari. Pada lahan
sistem A, tanaman talas tumpangsari dengan tanaman jagung. Pada lahan sistem
B, tanaman talas tumpangsari dengan tanaman bengkuang. Pada lahan sistem A,
tidak dilakukan pemeliharaan tanaman. Pada lahan sistem B, dilakukan
pemeliharaan tanaman dengan penyiangan gulma. Penyiangan dilakukan setiap
seminggu sekali. Pada lahan sistem B, pengendalian hama dan penyakit dilakukan
dengan menggunakan pestisida campuran yang dilakukan pada 4 mst dan 12 mst.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian merupakan bahan-bahan untuk
perangkap (pitfall trap) dan sticky trap. Bahan dan alat yang digunakan untuk
pembuatan preparat perangkap (pitfall trap) adalah air, sabun detergen, gelas
plastik, skop, dan seng. Air sabun detergen berfungsi untuk menurunkan tegangan
air sehingga artropoda yang masuk perangkap tidak dapat keluar lagi kemudian
tenggelam. Skop berfungsi untuk menggali tanah dengan diamater ± 4 cm dan ke
dalaman ± 10 cm. Seng berfungsi untuk menutupi permukaan gelas plastik agar
air tidak masuk kedalam pernagkap. Bahan dan alat yang digunakan untuk sticky
trap adalah impraboard berwarna kuning, lem tikus dan plastik mika. Impraboard
berwarna kuning berfungsi sebagai warna untuk memikat serangga. Plastik mika
berfungsi sebagai tempat terperangkapnya serangga yang terjerat oleh lem tikus.
Bahan dan alat yang digunakan untuk mengambil spesimen dari lahan kemudian
diidentifikasi ialah plastik dan alkohol 70%.

5

Metode Penelitian
Pengamatan lapang
Pengambilan artropoda pada sistem A dan sitem B dilakukan dengan tiga
macam metode, yaitu pitfall trap, sticky trap, dan pengamatan langsung.
Pengamatan lapangan dilaksanakan selama dua hari setiap minggu selama 12 kali
pengamatan. Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi dan dihitung
jumlahnya secara manual.
Pengamatan langsung. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati hama
dan predator di tanaman. Pengamatan dilakukan sebanyak 12 kali pengamatan
yang dilakukan seminggu sekali. Tanaman yang diamati 5 tanaman dalam 1 petak
(Gambar 1). Pengamatan lapang dilakukan di 6 petak lahan tanaman Talas Bogor.
Ukuran petak lahan ± 30 m x 10 m.

B

A

Gambar 1

A) Tanamn contoh B) contoh petak

Pitfall trap. Pitfall trap merupakan perangkap untuk memerangkap
artropoda permukaan tanah. Untuk penelitian ini, perangkap yang digunakan
adalah gelas minuman pelastik minim ukuran 240 ml. Gelas diisi air sabun
sebanyak ½ gelas dan di benamkan ke dalam tanah hingga permukaan gelas setara
dengan permukaan tanah. Agar pada saat hujan gelas tidak teirsi air, di atas gelas
ditutup dengan seng yang berdiri seperti atap rumah dengan ukuran 15 cm x 10
cm. Tiap petak ditempatkan 5 perangkap dengan metode diagonal (Gambar 2).
B
A

Gambar 2

A) Skema plot penelitian B) Metode pengambilan
contoh dengan perangkap tanah (pitfall trap)

6

Sticky trap. Sticky trap merupakan perangkap untuk memerangkap
artropoda yang terbang. Impraboard dipotong menjadi ukuran 25 cm x 10 cm.
Plastik mika dipotong menjadi ukuran 50 cm x 10 cm. Permukaan plastik mika di
beri lem tikus sebagai penjerat serangga. Lem tikus dioleskan secara merata dan
tipis pada satu sisi plastik mika. Plastik mika dijepit pada impraboard dengan sisi
yang sudah di beri lem tikus pada bagian luar. Tiap petak ditempatkan 5
perangkap dengan metode diagonal (Gambar 3).

A

Gambar 3

B

A) Skema plot penelitian B) Metode pengambilan contoh
dengan sticky trap

Identifikasi dan Analisis data
Seluruh hama dan predator yang didapat diidentifikasi hingga tingkat famili
dengan menggunakan buku Identifikasi Pengenalan Pelajaran Serangga edisi
keenam Borror et al, (1996) dan website www.bugguide.net yang merupakan situs
identifikasi artropoda resmi dari Iowa State University Entomology. Artropoda
dikelompokkan berdasarkan perannya sebagai predator, herbivora, detrivora, dan
parasitoid. Data yang didapat selanjutnya ditampilkan secara kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Artropoda yang Ditemukan pada Tanaman Talas
Pada lahan yang diamati, artropoda yang ditemukan terdiri atas 2 kelas yaitu
Arachnida dan Insecta. Kelas Arachnida terdiri dari 1 ordo, 2 famili, dan 72
individu. Artropoda yang paling banyak ditemukan pada kelas Insecta. Kelas
Insecta terdiri dari 9 ordo, 40 famili, dan 18537 individu. Artropoda memilki
peranan penting pada rantai makanan suatu ekosistem.
Peran-peran artropoda diantaranya adalah predator, herbivora, detrivora dan
parasitoid. Artropoda predator merupakan artropoda yang memangsa artropoda
lain sebagai makanannya. Artropoda herbivora merupakan artropoda yang
makanannya berupa tumbuhan, sehingga artropoda herbivora disebut sebagai
hama bila aktivitas makannya tersebut dapat menurunkan nilai ekonomi tanaman.
Artropoda detrivora merupakan artropoda dengan peran merombak bahan organik
seperti bangkai hewan, tumbuhan mati, maupun sisa daun yang jatuh. Artropda
parasitoid merupakan artropoda yang memarasit artropoda lain sebagai inangnya.
Proporsi artropoda pada lahan sistem A (Tabel 1) yang paling dominan adalah
artropoda sebagai herbivora. Proporsi artropoda herbivora pada lahan sistem B
(Tabel 2) yang paling banyak. Bila dilihat dari aspek keragaman, baik pada sistem
A maupun sistem B, predator memiliki keragaman paling tinggi (Tabel 1 dan 2).
Tabel 1
Peran
Herbivora
Predator
Detrivora
Parasitoid
Total

Proporsi peran Artropoda pada lahan sistem A
Jumlah Famili
Jumlah
Persentase
(Jenis)
(Individu)
(%)
10
14
7
9
40

6512
1908
1040
487
9947

66
19
10
5
100

Tabel 2

Proporsi peran Artropoda pada lahan sistem B
Jumlah Famili
Jumlah
Persentase
Peran
(Jenis)
(Individu)
(%)
Herbivora
9
5652
65
Predator

13

1587

18

Detrivora

7

949

11

Parasitoid

6

474

6

Total

35

8662

100

8

Artropoda Predator
Tabel 2 menunjukan bahwa artropoda predator memilki proporsi kedua
terbanyak setelah artropoda herbivora. Artropoda predator yang ditemukan pada
lahan sistem A termasuk kelompok serangga dan laba-laba (Tabel 3) dengan
jumlah famili sebanyak 14 famili dan individu sebanyak 1908 individu.
Artropoda predator yang paling banyak ditemukan pada pertanaman talas di
lahan sistem A adalah semut (Hymenoptera: Formicidae) sebanyak 741 individu
(38.8%) dari total predator. Semut adalah predator yang bersifat generalist dengan
kisaran mangsa yang banyak. Keberadaan semut ditemukan disetiap perangkap
dan pengamatan. Coccinellidae yang merupakan predator utama kutu daun
menjadi predator kedua terbanyak yang ditemui (Tabel 3).
Tabel 3 Kelimpahan artropoda predator pada pertanaman talas
pada lahan sistem A
Jumlah
Persentase
Kelas
Ordo
Famili
(Individu)
(%)
Lycosidae
34
1.8
Arachnida
Araneae
Oxyopidae
4
0.2

Insecta

Coleoptera

Coccinellidae
Carabidae
Staphylinidae

331
84
99

17.3
4.4
5.2

Insecta

Diptera

Dolicophodidae
Sarcophagidae

151
110

7.9
5.8

Insecta

Hymenoptera

Formicidae
Vespidae

741
57

38.8
3.0

Insecta

Orthoptera

Gryllidae
Gryllotalpidae

32
95

1.7
5.0

Insecta

Odonata

Coenagrionidae
Libellulidae

128
35

6.7
1.8

Insecta

Hemiptera

Belastomatidae
Total

7
1908

0.4
100

Artropoda predator yang ditemukan pada lahan sistem B termasuk
kelompok serangga dan laba-laba (Tabel 4) dengan jumlah famili sebanyak 13
famili dan individu sebanyak 1587 individu. Artropoda predator yang paling
banyak ditemukan pada pertanaman talas di lahan sistem B adalah semut
(Hymenoptera: Formicidae) sebanyak 583 individu (36.7%) dari total predator.
Artropoda lain yang dominan adalah kumbang koksi (Coleoptera: Coccineliidae).
Coccinellidae pada sistem B ini juga ditemukan dengan jumlah kedua terbanyak,
yaitu 297 individu (18.7%) (Tabel 4). Dilihat dari segi kelimpahan dan
kemampuan memangsa, Coccinelidae predator berpotensi untuk dikembangkan

9

dan dilindungi keberadaannya sebagai musuh alami untuk menekan populasi
hama di lapang (Supriatna 2014).
Tabel 4
Kelas
Arachnida

Kelimpahan artropoda predator pada pertanaman talas
pada lahan sistem B
Jumlah
Persentase
Ordo
Famili
(Individu)
(%)
Araneae
Lycosidae
39
2.5

Insecta

Coleoptera

Coccinellidae
Staphylinidae
Carabidae

297
104
96

18.7
6.6
6.0

Insecta

Diptera

Dolicophodidae
Sarcophagidae

146
78

9.2
4.9

Insecta

Hemiptera

Reduviidae

27

1.7

Insecta

Hymenoptera

Formicidae
Vespidae

583
37

36.7
2.3

Insecta

Odonata

Coenagrionidae
Libellulidae

75
20

4.7
1.3

Insecta

Orthoptera

Gryllidae
Gryllotalpidae
Total

5
80
1587

0.3
5.0
100

Artropoda Herbivora
Tabel 2 menunjukkan bahwa artropoda herbivora memiliki proporsi paling
besar dibandingkan peran yang lain. Artropoda yang ditemukan semua termasuk
kelas Insecta. Herbivora yang termasuk hama utama pada tanaman talas yang
ditemukan yaitu ulat grayak (Lepidoptera: Noctuidae) (Gambar 4) dan kutu daun
(Hemiptera: Aphididae). Ulat grayak ditemukan pada daun bagian atas, dengan
gejala kerusakan pada daun berupa kehilangan lapisan epidermisnya sehingga
daun menjadi transparan.

Gambar 4

Ulat grayak (lepidoptera: Noctuidae)

10

Kutu daun (Gambar 5) mendominasi herbivora pada pertanaman talas di
lahan sistem A maupun lahan sistem B. Hal ini terjadi dikarenakan curah hujan
pada bulan september yang rendah sehingga populasi kutu daun menjadi
melimpah. Serangga ini menembus daun untuk mendapatkan sap. Menurut
Carmicael et al (2008) dalam kasus yang parah (serangan hama), tanaman layu
dan terjadi perhambatan pertumbuhan tanaman.

Ganbar 5

Kutu daun (Hemiptera: Aphididae)

Artropoda herbivora yang ditemukan seluruhnya termasuk kelompok
serangga (Tabel 5) dengan jumlah 10 famili dan 6512 individu. Artropoda yang
paling banyak ditemukan adalah kutu daun (Hemiptera: Aphididae) sebanyak
(90.4%) dari total artropoda yang ditemukan di lahan sistem A. Artropoda lain
yang dominan adalah belalang (Orthoptera: Acrididae) sebanyak 177 individu
(2.7%) dan lalat puru (Diptera: Cecidomyiidae) sebanyak 144 individu (2.2%).
Artropoda herbivor yang ditemukan tidak hanya menjadi hama pada tanaman
talas, artropoda ini juga menyerang tanaman tumpangsari yaitu jagung.
Tabel 5
Kelas
Insecta

Kelimpahan artropoda herbivora pada tanaman talas di
lahan sistem A
Ordo
Famili
Jumlah
Persentase
(Individu)
(%)
Chrysomelidae
66
1.0
Coleoptera
Curculionidae
27
0.4
5890
37
12

90.4
0.6
0.2

Insecta

Hemiptera

Aphididae
Miridae
Pentatomidae

Insecta

Diptera

Cecidomyiidae
Drosophilidae
Tephritridae

144
81
65

2.2
1.2
1.0

Insecta

Orthoptera

Acrididae

177

2.7

Insecta

Lepidoptera

Noctuidae
Total

13
6512

0.2
100

11

Proporsi artropoda herbivora pada lahan sistem B sebesar 65% dari semua
artropoda yang ditemukan di lahan sistem B. Artropoda herbivora pada yang
ditemukan seluruhnya termasuk kelompok serangga (Tabel 6) dengan jumlah 9
famili dan 5652 individu. Artropoda yang paling banyak ditemukan adalah kutu
daun (Hemiptera: Aphididae) sebanyak 5169 individu (91.5%) dari total artropoda
yang ditemukan di lahan sistem A. Artropoda lain yang dominan adalah lalat buah
(Diptera: Tephritidae) sebanyak 117 individu (2.1%) dan lalat puru (Diptera:
cecidomyiidae) sebanyak 105 individu (1.9%).
Tabel 6
Kelas
Insecta

Kelimpahan artropoda herbivora pada tanaman talas di
lahan sistem B
Ordo
Famili
Jumlah
Persentase
(Individu)
(%)
Chrysomelidae
63
1.1
Coleoptera
Curculionidae
16
0.3
Hemiptera

Aphididae
Miridae

5169
12

91.5
0.2

Insecta

Diptera

Cecidomyiidae
Drosophilidae
Tephritridae

105
68
117

1.9
1.2
2.1

Insecta

Orthoptera

Acrididae

92

1.6

Insecta

Lepidoptera

Noctuidae
Total

10
5652

0.2
100

Insecta

Artropoda Detrivora
Artropoda yang berperan sebagai pengurai bahan organik terdapat pada
kelas Insecta. Total artropoda detrivora yang ditemukan pada lahan sistem A
adalah 7 famili dan 1040 individu. Artropoda detrivora yang dominan pada
pertanaman talas pada lahan Sistem A adalah famili Hypogastruidae (Insecta:
Collembola), kemudian Entomobryidae (Insecta: Collembola), dan Culicidae
(Insecta: Diptera) dengan proporsi berturut-turut sebesar 31.9%, 29.5%, dan
11.3% dari total detrivora (Tabel 7). Peran Collembola sangat penting, yaitu
dalam pendistribusian bahan organik tanah, serta sebagai bioindikator perubahan
lingkungan (Hopkin 1997).

12

Tabel 7
Kelas
Insecta

Kelimpahan artropoda dertrivora pada tanaman talas di
lahan sistem A
Jumlah
Ordo
Famili
Persentase (%)
(Individu)
Hypogastruidae
332
31.9
Collembola
Entomobryidae
307
29.5
Isotomidae
75
7.2

Insecta

Insecta

Blattodea

Diptera

Blattellidae

114

11.0

Muscidae
Culicidae
Tipulidae
Total

68
118
26
1040

6.5
11.3
2.5
100

Artropoda detrivora yang ditemukan pada lahan sistem B adalah 7 famili
dan 956 individu (Tabel 8). Artropoda detrivora yang dominan pada pertanaman
talas pada lahan Sistem B adalah famili Entomobryidae (Insecta: Collembola),
kemudian Hypogastruidae (Insecta: Collembola), dan Culicidae (Insecta: Diptera)
dengan proporsi berturut-turut sebesar 33.2%, 30.2%, dan 11.6% dari total
detrivora yang terdapat di lahan Sistem B. Menurut Borror et al. (1996)
Collembola terdapat di dalam reruntuhan daun dan di bawah kuli kayu.
Poerwitasari (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kondisi kebun yang
lembab dan cuaca yang sering hujan menguntungkan bagi keberadaan
Collembola.
Tabel 8
Kelas
Insecta

Insecta

Insecta

Kelimpahan artropoda dertrivora pada tanaman talas di
lahan sistem B
Jumlah
Ordo
Famili
Persentase (%)
(Individu)
Hypogastruidae
289
30.2
Collembola Entomobryidae
317
33.2
Isotomidae
82
8.6
0.0
Blattodea
Blattellidae
92
9.6
0.0
Muscidae
52
5.4
Diptera
Culicidae
111
11.6
Tipulidae
13
1.4
100
Total
956

13

Artropoda Parasitoid
Artropoda yang tergolong parasitoid hanya meliputi kelas Insecta. Sebanyak
9 dari 10 famili atau 88% artropoda parasitoid berasal dari ordo Hymenoptera
(Tabel 9 dan 10). Hal ini sebanding dengan Poerwitasari (2013) yang menemukan
75% famili dari Hymenoptera berperan sebagai parasitoid pada ekosistem
perkebunan teh juga dengan Yaherwandi et al. (2007) yang menemukan hampir
74% famili dari ordo Hymenoptera berperan sebagai parasitoid pada ekosistem
padi.
Parasitoid paling banyak ditemukan di pertanaman talas lahan sistem A
maupun sistem B adalah famili Encyrtidae, dan Scelionidae. Pada ordo Diptera,
famili yang ditemukan berperan sebagai artropoda parasitoid adalah Tachinidae.
Proporsi Encyrtidae, Scelionidae dan Tachinidae pada total artropoda parasitoid
yang ditemukan di pertanaman pada lahan sistem A secara berturut-turut sebesar
50%, 23.8%, dan 12.4% dari total parasitoid.
Tabel 9
Kelas
Insecta

Insecta

Kelimpahan artropoda parasitoid pada tanaman talas di
lahan sistem A
Jumlah
Persentase
Ordo
Famili
(Individu)
(%)
Diptera
Tachinidae
60
12.4
0.0
Encyrtidae
242
50.0
Scelionidae
115
23.8
Eurytomidae
37
7.6
Ichneumonidae
15
3.1
Hymenoptera
Eucollidae
6
1.2
Platygastidae
5
1.0
Braconidae
4
0.8
Chalcididae
3
12.4
Total
484
100

Proporsi Encyrtidae, Scelionidae dan Tachinidae pada total artropoda
parasitoid yang ditemukan di pertanaman pada lahan sistem A secara berturutturut sebesar 44.6%, 29.8%, dan 15.6% dari total parasitoid. Khairia et al. (2004)
mengungkapkan bahwa Encyrtidae merupakan salah satu musuh alami dari kutu
putih (Hemiptera: Pseudococcidae), sedangkan Tachinidae, Ichneumonidae dan
Braconidae merupakan musuh alami dari penggerek buah (Lepidoptera: Pyralidae
dan Noctuidae) sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Keberadaan parasitoid
dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Salah satu contoh faktor biotik adalah
keberadaan inang. Dalam siklus hidup, parasitoid memerlukan inang untuk
perkembangannya (Nelly 2005).

14

Tabel 10
Kelas
Insecta

Insecta

Kelimpahan artropoda parasitoid pada tanaman talas di
lahan sistem B
Jumlah
Persentase
Ordo
Famili
(Individu)
(%)
Diptera
Tachinidae
75
15.6
0.0
Encyrtidae
214
44.6
Scelionidae
143
29.8
Eurytomidae
21
4.4
Hymenoptera
Ichneumonidae
17
3.5
Eucollidae
6
1.3
Mymaridae
4
0.8
Total
480
100

15

Proporsi artropoda berdasarkan metode pengambilan contoh
Pengamatan langsung, pitfall trap, dan sticky trap merupakan metode yang
digunakan dalam pengambilan contoh artropoda. Masing-masing metode
memiliki kekhususan artropoda yang diperoleh sehingga artropoda yang ada di
pertanaman talas di lahan sistem A dan sistem B diketahui secara menyeluruh.
Jumlah individu artropoda yang diperoleh di lahan sistem A menggunakan metode
pengamatan langsung, pitfall trap, dan sticky trap secara berturut-turut adalah
5757, 1312, dan 2878. Jumlah individu artropoda yang diperoleh di lahan sistem
A menggunakan metode pengamatan langsung, pitfall trap, dan sticky trap secara
berturut-turut adalah 5065, 1238, dan 2359. Gambar 6 dan 7 menunjukkan bahwa
metode pengamatan langsung dapat memantau artropoda paling banyak dibanding
metode lainnya.
Pengamat
an
langsung
58%

Pitfall
trap
13%

Sticky
trap
29%

Gambar 6

Proporsi jumlah artropoda berdasarkan metode
pengambilan contoh pada lahan sistem A

Sticky trap
27%

Pengamat
an
langsung
59%

Gambar 7

Pitfall trap
14%

Proporsi jumlah artropoda berdasarkan metode
pengambilan contoh pada lahan sistem B

Gambar 8 menunjukkan proporsi peran masing-masing artropoda
berdasarkan metode pengambilan contoh yang dilakukan pada lahan sistem A.
Gambar 9 menunjukkan proporsi peran masing-masing artropoda berdasarkan
metode pengambilan contoh yang dilakukan pada lahan sistem B. Artropoda
predator paling banyak didapatkan dengan sticky trap, kemudian pitfall trap, dan
kemudian pengamatan langsung. Hal ini menunjukkan bahwa predator hidup tidak

16

hanya berada di permukaan tanah, tetapi aktif terbang. Pada sticky trap, predator
yang umum ditemukan adalah kumbang koksi (Coleoptera: Coccinellidae),
sedangkan pada pitfall trap yang umum ditemukan adalah semut (Hymenoptera:
Formicidae). Artropoda herbivora banyak tertangkap dengan pengamatan
langsung. Contoh herbivor yang tinggal di pertanaman talas adalah kutu daun
(Hemiptera: Aphididae) dan yang aktif terbang adalah belalang (Orthoptera:
Acrididae). Detrivora banyak ditemukan di tanah menggunakan metode pitfall
trap. Hal ini sesuai dengan peranannya yaitu merombak bahan organik yang
terkandung di dalam tanah. Parasitoid paling banyak ditemukan pada sticky trap
karena merupakan serangga yang aktif terbang dan umumnya berukuran kecil
sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang.
6000

5607

5000

Individu

4000
3000
2000
1000

536
150

0

0

1222
905

776
0

487 408

0

0
Pengamatan Langsung
Predator

Gambar 8

Pitfall trap

Herbivor

parasitoid

Sticky trap
detrivor

Proporsi peran artropoda berdasarkan metode pengambilan
contoh pada lahan sistem A
6000

Indiviidu

5000

4890

4000
3000
2000
1000
175

730

508
0

0

0

904 762

474 343

0

0
Pengamatan langsung
Predator

Gambar 9

Pitfall trap
Herbivor

Parastoid

Sticky trap
Detrivor

Proporsi peran artropoda berdasarkan metode pengambilan
contoh pada lahan sistem B

17

Serangan Hama dan Keberadaan Musuh Alami
Keberadaan musuh alami pada pertanaman talas dalam 3 bulan pengamatan
terdapat kenaikan pada bulan Oktober (Gambar 10 dan 11). Hal ini diduga bahwa
populasi alami predator mengikuti populasi hama, ketika populasi hama tinggi
maka populasi predator akan tinggi begitu pula sebaliknya. Penurunan herbivora
pada bulan Oktober disebakan curah hujan (Tabel 11) yang cukup tinggi,
dikarenakan herbivora yang banyak di lahan adalah kutu daun. Kutu daun yang
berada di permukaan daun dan batang talas terbawa oleh derasnya hujan. Salah
satu faktor dikarenakan petani melakukan perlakuan pada pertanaman talas. Petani
melakukan perlakuan terhadap tanaman talas pada awal bulan Oktober.
Keberadaan hama dan predator yang menurun pada bulan November juga
disebabkan oleh kondisi cuaca pada bulan tersebut. Tabel 11 menunjukkan curah
hujan pada bulan November sebesar 398 mm/bulan.
Predator

Herbivor

Parasitoid

Detrivor

3957

Idividu

2356

929
452

224 409

117 232
September

Gambar 10

524

Oktober

199 146 383
November

Fluktuasi serangan hama dan keberadaan musuh alami di
pertanaman talas di lahan sistem A
Predator

Herbivor

Parasitoid

Detrivor

Individu

5161

531

167 358
September

Gambar 11

608

352 172 330
Oktober

448

139 135 268
November

Fluktuasi serangan hama dan keberadaan musuh alami di
pertanaman talas di lahan sistem B

18

Tabel 11
Parameter

Mikroklimat di pertanaman talas Situgede Bogor
September

Oktober

November

Temperatur (oC)

26.3

26.8

26.3

Kelembaban (%)

73

75

83

Curah hujan (mm)

21.8

170

398

Sumber: BMKG

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pada 2 sistem pertanaman, artropoda yang memiliki kelimpahan tinggi
adalah herbivora. Sementara dari aspek keragaman, predator merupakan artropda
yang paling beragam dari artropoda lainnya. Proporsi artropoda sebagai predator,
herbivora, detrivora, dan parasitoid pada pertanaman talas secara berturut-turut
adalah 19%, 66%, 10%, 5%. Artropoda predator yang dominan adalah semut
(Hymenoptera: Formicidae) sebanyak 1324 individu. Artropoda herbivora yang
dominan adalah kutu daun (Hemiptera: Aphididae) sebanyak 11059 individu.
Artropoda detrivora yang dominan adalah serangga pengurai tanah (Collembola:
Entomobryidae) sebanyak 624 individu. Artropoda parasitoid yang dominan
adalah Encyrtidae (Hymenoptera) sebanyak 456 individu.
Saran
Identifikasi hingga tingkat spesies perlu dilakukan agar peranan artropoda
lebih spesifik. Perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut terhadap intensitas
kerusakan yang disebabkan oleh hama utama. Setelah diketahui kelimpahan dan
proporsi peran Artropoda dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya,
diperlukan evaluasi sistem pengelolaan hama supaya teknik budidaya yang
dilakukan tidak berdampak negatif bagi keanekaragaman dan kelimpahan
Artropoda yang menguntungkan.

DAFTAR PUSTAKA

[Bappenas]. Badan Perencanaan, Pembangunan Nasional 2013. Budidaya
pertanian [Internet]. Warung Informasi dan Teknologi Bantul [diunduh 2013
Nov 26]; 1(1):1. Tersedia pada: http://warintek.bantulkab.go.id/web.php?
mod=basisdata&kat=1&sub=2&file=11.
[BMKG] Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2003. Informasi hujan
bulanan [Internet]. [diunduh 2015 Mei 20]. hlm 1-3. Tersedia pada:
http//www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Klimatologi/Informasi_Hujan_Bulana
n.bmkg.
Borror DJ, Johnson NF, Triplehorn CA. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Ed ke-6. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Pr. Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects.
Carmichael A, Harding R, Jackson G, Kumar S, Lal S.N. 2008. Taro Pests: an
illustrated guide to pests and diseases of taro in the South Pacific.
Monograph No. 132. (AU): ACIAR.
[Ditjenbun]. 2009. Penggunaan Pestisida dalam Penerapan Konsep PHT
[Internet]. [diunduh 2015 Mei 20]. 1(1):1. Tersedia pada:
http://ditjenbun.pertanian.go.id/perlindungan/berita-204-penggunaan
pestisida-dalam-penerapan-konsep-pht.html.
Hopkin SP. 1997. Biology of the Springtails: (Insecta: Collembola). Oxford:
Oxford University Pr.
Irsan C. 2003. Predator, parasitoid dan hiperparasitoid yang berasosiasi dengan
kutudaun (Homoptera: Aphididae) pada tanaman talas. Hayati [Internet]
[diunduh
2014
Nov
21];
10(2):81-84.
Tersedia
pada:
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/29644/1/Chandra_Irsan_pre
dator_parasitoid2003-2-8184.pdf&ved=0CCQQFjCNHMBBx6H4Wzf9bIN64CJNmSj0I2w.
Kafah FFS. 2012. Characteristics of taro flour (Colocasia esculenta (L) Schott)
and its utilization [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Khairia W, Cahyaniati, Desmawati, Issusilaningtyas, Riyadi S, Warastin. 2004.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Buah
(Rambutan dan Durian). Direktorat Perlindungan Hortikultura, Direktorat
Jenderal Bina Produksi Hortikultura Direktorat Perlindungan Hortikultura
(ID).
Kemenristek.. 2000. Budidaya pertanian: Talas [Internet]. [diunduh 2013
November 22] Tersedia pada: http://www.ristek.go.id./tanaman_talas
Lingga P. 1989. Bertanam Ubi-ubian. Penebar swadaya. Jakarta.
Mardiningsih, Tri. L dan Barriyah Barimbing. 1995. Biologi S.litura F. Pada
Tanaman Kemiri. Dalam Prosiding Seminar Nasional Tantangan
Entomologi pada Abad XXI. Perhimbunan Entomologi Indonesia. Bogor
(ID): Balai Tanaman Rempah dan Obat. hal 96-102.
Nelly N. 2005. Dinamika interaksi parasitoid Eriborus argenteopilosus Cameron
(Hymenoptera: Ichneumonidae) dan inang Crocidolomia pavonana Zeller
(Lepidoptera: Pyralidae) pada kondisi fisiologis dan suhu berbeda
[disertasi]. Padang (ID): Universitas Andalas.

21

Noviana R. 2015. Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman Talas di Kecamatan
Cijeruk dan Tamansari Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Ed ke-3. Samingan T, penerjemah.
Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada Press. Terjemahan dari:
Fundamentals of Ecology.
Pardales JR Jr. 1980. Factor limiyying fruit and seed set in taro. J Ann Trop Res
2(1):165-171.
Poerwitasari NR. 2013. Keanekaragaman dan kelimpahan arthropoda pada
perkebunan the 0-300 meter dari tepi hutan di PTPN VIII Gunung Mas,
Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sudarmadji D. 1991. Pemanfaatan musuh alami dalam rangka pengendalian hama
tanaman perkebunan. Di dalam: Prosiding Seminar Bioteknologi
Perkebunan dan Lokakarya Biopolimer untuk Industri [Internet]; 1991
Desember10-11; Bogor. Bogor (ID): IPB PAU. Hlm 161-169; [diunduh
2015 Mar 18].Tersediapada:http//repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/1234
6789/42134/prosiding%20seminar%20bioteknologi%20perkebunan.pdf.
Supriatna IP. 2014. Kelimpahan artropoda predator dan hama pada tanaman
jambu biji kristal: studi kasus di ICDF Cikarawang, Bogor [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Untung K. 2001. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Pr.
Yaherwandi, Manuwoto S, Buchori D, Hidayat P, Budiprasetyo L. 2007.
Kenanekaragaman komunitas Hymenoptera parasitoid pada ekosistem padi.
Jurnal HPT Tropika. 7(1):10-20.

2323

LAMPIRAN

23

Tabel Lampiran 1 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan pertanaman talas di
lahan Sistem A
Kelas

Ordo

Arachnida

Araneae

Insecta

Insecta

Insecta

Insecta

Insecta

Famili
Lycosidae
Oxyopidae

Jumlah
34
4

Peran
Predator
Predator

Blattodea

Blattellidae

114

Detrivora

Coleoptera

Chrysomelidae
Coccinellidae
Curculionidae
Staphylinidae

66
331
27
99

Herbivora
Predator
Herbivora
Predator

Carabidae

84

Predator

Aphididae
Miridae
Pentatomidae

6190
37
12

Herbivora
Herbivora
Herbivora

Belastomatidae

7

Predator

Diptera

Cecidomyiidae
Dolicophodidae
Drosophilidae
Muscidae
Culicidae
Tachinidae
Tipulidae
Sarcophagidae
Tephritidae

144
151
81
68
118
60
26
110
65

Herbivora
Predator
Herbivora
Detrivora
Detrivora
Parasitoid
Detrivora
Predator
Herbivora

Hymenoptera

Formicidae
Encyrtidae
Scelionidae
Vespidae
Ichneumonidae
Eurytomidae
Eucollidae
Braconidae
Chalcididae

741
242
115
57
15
37
6
4
3

Predator
Parasitoid
Parasitoid
Predator
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid

Hemiptera

24

Lanjutan Tabel Lampiran 1 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan pertanaman
talas di lahan Sistem A
Kelas

Ordo

Famili
Acrididae
Gryllidae
Gryllotalpidae

Jumlah
177
32
95

Peran
Herbivora
Predator
Predator

Insecta

Orthoptera

Insecta

Odonata

Coenagrionidae
Libellulidae

128
35

Predator
Predator

Insecta

Collembola

Hypogastruidae
Entomobryidae
Isotomidae

332
307
75

Detrivora
Detrivora
Detrivora

Insecta

Lepidoptera

Noctuidae
Jumlah Individu

13
10247

Herbivora

25

Tabel Lampiran 2 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan pertanaman talas di
lahan Sistem B
Kelas
Arachnida

Ordo
Araneae

Famili
Lycosidae

Jumlah
39

Peran
Predator

Insecta

Blattodea

Blattellidae

92

Detrivora

Orthoptera

Acrididae
Gryllidae
Gryllotalpidae

92
5
80

Herbivora
Predator
Predator

Coccinellidae
Chrysomelidae
Curculionidae
Staphylinidae

297
63
16
104

Predator
Herbivora
Herbivora
Predator

Carabidae

96

Predator

Aphididae
Miridae

5169
12

Herbivora
Herbivora

Reduviidae

27

Predator

Diptera

Cecidomyiidae
Dolicohodidae
Drosophilidae
Muscidae
Culicidae
Tachinidae
Tipulidae
Sarcophagidae
Tephritidae

105
146
68
52
111
75
13
78
117

Herbivora
Predator
Herbivora
Detrivora
Detrivora
Parasitoid
Detrivora
Predator
Herbivora

Insecta

Hymenoptera

Formicidae
Encyrtidae
Eurytomidae
Scelionidae
Vespidae
Ichneumonidae
Mymaridae

583
214
21
143
37
17
4

Predator
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Predator
Parasitoid
Parasitoid

Insecta

Odonata

Coenagrionidae
Libellulidae

75
20

Predator
Predator

Insecta

Insecta

Insecta

Insecta

Coleoptera

Hemiptera

26

Lanjutan Tabel Lampiran 2 Jumlah dan peran Artropoda keseluruhan pertanaman
talas di lahan Sistem B
Kelas

Ordo

Famili

Jumlah

Peran

Insecta

Collembola

Hypogastruidae
Entomobryidae
Isotomidae

282
317
82

Detrivora
Detrivora
Detrivora

Insecta

Lepidoptera

Noctuidae
Jumlah Individu

10
8662

Herbivora

27

Lampiran 3 Hasil pengamatan Arthropoda selama 12 minggu di lahan Sistem A
Hasil Pengamatan minggu ke- (Individu)
Famili
1
2
3
4
5
6
7 8 9 10 11
12
Formicidae
45
54
99
58 65 115 82 80 54 43 23
21
Coccinellidae
34
31
28
25 27 42 14 29 11 37 25
27
Dolicophodidae
5
7
14
8
7 15 13 13 18 19 17
15
Coenagrionidae
7
6
11
11
9 15 9 13 11 12 15
9
Sarcophagidae
6
7
9
5
18 2 11 17 6 15 4
10
Staphylinidae
4
3
5
13
9 11 8 14 13 8 0
11
Gryllotalpidae
3
6
2
15 12 9
6 13 3 8 6
12
Carabidae
2
30
2
0
0
0 24 0 0 4 12
10
Vespidae
4
3
6
7
4
8
3 2 8 9 1
2
Libellulidae
2
3
2
3
4
4
1 0 7 0 3
6
Lycosidae
4
2
3
1
7
3
8 2 1 0 2
1
Gryllidae
0
0
3
4
8
9
2 4 0 0 2
0
Belastomatidae
0
0
0
2
0
0
3 0 2 0 0
0
Oxyopidae
0
0
0
0
0
0
2 1 0 0 1
0
Aphididae
1235 1145 1451 2059 0
0
0 0 0 0 0
0
Acrididae
12
13
11
20 13 18 11 23 12 13 14
17
Cecidomyiidae
12
10
8
9
14 16 8 19 17 21 5
5
Drosophilidae
8
5
9
13 16 2
9 1 0 4 7
7
Chrysomelidae
0
5
6
2
0
7
8 18 2 0 7
11
Tephritidae
3
7
6
4
8
9
2 0 1 6 8
11
Miridae
0
0
5
6
9
3
4 0 0 5 3
2
Curculionidae
2
3
1
2
3
3
3 1 4 0 3
2
Noctuidae
0
0
0
0
0
0
0 3 4 3 1
2
Pentatomidae
0
0
0
3
4
3
0 0 0 2 0
0
Encyrtidae
21
18
15
24 27 12 11 28 17 25 29
15
Scelionidae
11
18
15
17 19 12 16 0 0 1 3
3
Tachinidae
2
5
1
0
0
4
5 6 8 9 13
7
Eurytomidae
0
0
2
3
6
7
8 2 1 0 5
3
Ichneumonidae
2
3
1
3
3
0
0 0 2 0 1
0
Eucollidae
0
1
1
0
0
2
2 0 0 0 0
0
Platygastidae
0
0
0
2
0
0
0 1 0 2 0
0
Braconidae
1
0
0
2
0
0
0 0 1 0 0
0
Chalcididae
0
0
0
0
0
0
1 1 0 1 0
0
Hypogastruidae 31
29
22
21 29 21 26 28 31 37 25
32
Entomobryidae
21
34
23
25 28 25 28 19 37 28 16
23
Blattellidae
13
12
15
11
9
6
7 14 7 8 8
4
Isotomidae
2
2
5
7
8
4
9 12 16 1 6
3
Muscidae
1
2
2
2
7
4
6 3 7 14 6
14
Culicidae
2
6
3
5
9 13 19 7 7 17 15
15
Tipulidae
2
3
2
2
1
3
4 3 2 4 0
0

28

Lampiran 4 Hasil pengamatan Arthropoda selama 12 minggu di lahan Sistem B
Hasil Pengamatan minggu ke- (Individu)
Famili
1
2
3
4
5
6
7 8 9 10 11 12
Formicidae
35
44
45
50
55 56 67 52 52 42 43 42
Coccinellidae
32
33
12
43
22 23 24 26 27 28 17 10
Dolicohodidae
9
12
14
8
7
16 14 19 14 13 13 7
Staphylinidae
5
8
12
15
18 21 2 2 5 12 2 2
Carabidae
12
13
9
4
25
6 13 8 6 0 0 0
Gryllotalpidae
3
0
0
21
3
5
6 7 5 11 7 12
Sarcophagidae
4
5
8
11
14
6
8 6 6 6 2 2
Coenagrionidae
2
7
8
3
6
7
8 4 9 6 9 6
Lycosidae
2
4
5
2
3
2
4 5 3 2 5 2
Vespidae
1
5
3
2
2
3
5 2 6 2 3 3
Reduviidae
2
1
4
2
1
5
6 2 1 1 0 2
Libellulidae
1
3
4
2
5
3
1 1 0 0 0 0
Gryllidae
1
0
0
0
2
0
0 0 2 0 0 0
Aphididae
1200 1337 1248 1236 148 0
0 0 0 0 0 0
Tephritidae
0
13
14
9
15 21 13 8 9 7 3 5
Cecidomyiidae
3
4
8
12
11
7
9 21 12 4 6 8
Acrididae
11
5
8
12
8
9
7 8 7 6 6 5
Drosophilidae
3
4
5
4
4
6
8 9 9 6 7 3
Chrysomelidae
3
4
4
5
7
7
5 3 6 9 6 4
Curculionidae
1
3
0
0
2
5
0 0 2 2 0 1
Miridae
0
3
2
0
0
0
0 3 0 0 4 0
Noctuidae
0
0
0
0
0
0
3 5 2 0 0 0
Encyrtidae
21
23
25
17
24 23 21 16 21 14 3 6
Scelionidae
15
12
7
9
13 15 11 12 16 13 12 8
Tachinidae
8
4
11
5
4
8
7 6 5 7 3 7
Eurytomidae
1
3
2
0
0
4
0 2 3 3 2 1
Ichneumonidae
1
3
0
0
2
0
1 2 2 0 3 3
Mymaridae
0
0
0
0
1
0
0 0 2 0 1 0
Entomobryidae
21
32
22
23
33 27 29 31 26 28 23 22
Hypogastruidae 33
31
25
27
24 19 31 15 22 28 18 16
Blattellidae
11
8
9
11
16
0
0 4 6 12 7 8
Isotomidae
3
5
8
8
7
9
9 8 8 7 5 5
Muscidae
2
4
6
8
3
4
5 6 7 2 3 2
Culicidae
13
14
9
14
16 15 8 9 4 2 3 4
Tipulidae
1
3
2
5
0
0
2 0 0 0 0 0

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 22 Juli 1992 dari pasangan Sofyan
dan Oche Roseviana adalah putra pertama dari dua bersaudara. Penulis
menamatkan pendidikan TK Bina Insani 1998, di SD Bina Insani 2004, di SMPN
12 Bogor tahun 2007, dan di SMAN 10 Bogor tahun 2010. Pada tahun yang sama
penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian,
Departemen Proteksi Tanaman melalui jalur Ujian Talenta Masuk IPB (UTMI).
Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah menjadi staf Divisi
Kewirahusahaan (Kewirus) di Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman
(HIMASITA) pada tahun 2012, staf Divisi Logistik dan Transportasi dalam acara
Masa Orientasi Pengenalan Departemen (MOPD) Proteksi Tanaman, staf Divisi
Dana Usaha (DaNus) dalam acara National Plant Protection Event (NPV) pada
tahun 2012, staf Divisi Logistik dan Transportasi dalam acara Pekan Olah Raga
dan Seni Proteksi Tanaman (PORSSITA) tahun 2013, staf Divisi Logistik dan
Transportasi dalam acara PORSSITA tahun 2014. Penulis mengikuti program
Kuliah Kerja Profesi Faperta Fema tahun 2013 di Desa Cibodas, Kecamatan
Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.