Kelimpahan Dan Keanekaragaman Artropoda Predator Serta Artropoda Lainnya Pada Tanaman Jeruk Di Cikarawang, Kabupaten Bogor

1

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ARTROPODA
PREDATOR SERTA ARTROPODA LAINNYA PADA
TANAMAN JERUK DI CIKARAWANG, KABUPATEN
BOGOR

RENI MULYANI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelimpahan dan
Keanekaragaman Artropoda Predator serta Artropoda Lainnya pada Tanaman Jeruk
di Cikarawang, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015
Reni Mulyani
NIM A34110079

______________________________
* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar
IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.

4


5

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar bagi IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

6

7

ABSTRAK
RENI MULYANI. Kelimpahan dan Keanekaragaman Artropoda Predator serta
Artropoda Lainnya pada Tanaman Jeruk di Cikarawang, Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA.

Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling banyak
dikonsumsi di Indonesia. Produksi jeruk mengalami penurunan setiap tahunnya.
Hama merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi jeruk.
Informasi kelimpahan dan keragaman predator dan Artropoda dengan lainnya di
perkebunan jeruk adalah persyaratan dasar untuk menerapkan pengendalian hama
terpadu (PHT). Penelitian ini bertujuan untuk inventarisasi Artropoda predator dan
Artropoda lainnya di perkebunan jeruk Cikarawang, Kabupaten Bogor.
Kelimpahan dan keragaman Artropoda diamati menggunakan metode pitfall trap,
jaring serangga, light trap, dan pengamatan langsung selama 12 minggu penelitian.
Artropoda yang ditemukan dari kelas Arachnida (2 ordo, 18 famili, dan 1 687
spesies), Malacostraca (1 ordo, 1 famili, 12 spesies), Diplopoda (2 ordo, 2 famili,
dan 5 spesies) dan Insecta (13 ordo, 102 famili , dan 10 870 spesies). Proporsi
herbivor, predator, parasitoid, detrivor, dan lainnya 60%, 25%, 3%, 11%, dan 1%.
Predator yang paling banyak ditemukan pada lahan pertanaman jeruk di
Cikarawang, Kabupaten Bogor berturut-turut adalah adalah Formicidae,
Oxyopidae, Coccinellidae; herbivor adalah Psyllidae, Tetranychidae,
Gracillariidae; detrivor adalah Isotomidae, Entomobryiidae, Sminthuridae; dan
parasitoid adalah Eulophidae dan Encyrtidae.
Kata kunci: Arthropoda, jeruk, kelimpahan, keragaman, predator.


8

9

ABSTRACT
RENI MULYANI. Abundance and Diversity of Predators and other Arthropod
Associated with Citrus in Cikarawang, Bogor District. Supervised by DADAN
HINDAYANA.
Citrus is one of horticultural commodities which is most consumed in
Indonesia. Citrus production however decreased each year. Pests of crops one of
the factors of this declining. Information of abundance and diversity predators and
pests on the citrus plantation is basic requirement to implement an integrated pest
management (IPM). This research aims to inventory of predators and pests
arthropod associated with citrus plantation in Cikarawang, Bogor district. This
abundance and diversity of arthropods investigated using by pitfall trap, net insect,
light trap, and direct observation methods for 12 week research. Totally, the classes
of arthropod are Arachnida (2 orders, 18 families, and 1 687 species), Malacostraca
(1 orders 1 families 12 species), Diplopoda (2 orders, 2 families, and 5 species) and
Insecta (13 orders, 102 families, and 10 870 species). The proportions of herbivors,
predators, detrivore, parasitoid, and other are 60%, 25%, 11%, 3%, and 1%. The

most dominant predators were Formicidae, Oxyopidae, Coccinellidae; herbivors
were Psyllidae, Tetranychidae, Gracillariidae; detrivors were Isotomidae,
Entomobryiidae, Sminthuridae; and parasitoids were Eulophidae and Encyrtidae.
Keywords: abundance, arthropods, citrus, diversity, predators.

10

11

KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN ARTROPODA
PREDATOR SERTA ARTROPODA LAINNYA PADA
TANAMAN JERUK DI CIKARAWANG, KABUPATEN
BOGOR

RENI MULYANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pertanian
pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

12

14

15

PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Kelimpahan dan Keanekaragaman Artropoda Predator serta Artropoda Lainnya
pada Tanaman Jeruk di Cikarawang, Kabupaten Bogor. Skripsi sebagai syarat
untuk meraih gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2014
sampai Januari 2015.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Ir Dadan Hindayana selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu, saran, motivasi, dan
bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Dr Efi Toding Tondok, M.Sc.Agr selaku dosen
penguji tamu yang telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.
Terima kasih kepada orang tua, adik, dan seluruh keluarga penulis yang telah
banyak mencurahkan tenaga, pikiran, dan doa untuk penulis. Ucapan terima kasih
penulis berikan kepada teman-teman yang telah banyak membantu yaitu Elfida
Oktaviani, Endang Darsini, Dewi Masitoh, Ulfah Hafidzah, Euis Marlina,
Fatmawati, Eka Pratiwi, Khoirunnisa Nasution, dan rekan lainnya yang tidak bisa
penulis tuliskan satu per satu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman Proteksi Tanaman angkatan 48 yang telah membantu dan memberikan
dukungan kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

Bogor, April 2015
Reni Mulyani

16


17

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Metode Penelitian
Eksplorasi Artropoda Predator dan Hama di Lapangan
Identifikasi Artropoda
Analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Lokasi
Kelimpahan dan Proporsi Peran Artropoda
Artropoda Herbivor
Artropoda Predator
Artropoda Detrivor

Artropoda Parasitoid
Artropoda Lainnya
Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel
Hubungan Kelimpahan Artropoda Predator dan Hama di Lapangan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

1
1
2
2
3
3
3
3
4

4
5
5
5
6
8
9
10
10
11
12
14
14
14
15
19
26

18


19

DAFTAR GAMBAR
Perangkap tanah (Pitfall trap)
Arah ayunan jaring
Perangkap cahaya (Light trap)
Proporsi peran individu Artropoda pada pertanaman jeruk
Hama kutu loncat (Hemiptera: Psyllidae)
Hama tungau merah (Acari: Tetranychidae)
Hama ulat pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae)
Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel
Hubungan Kelimpahan Artropoda predator dan peranan lainnya pada 12
minggu pengamatan

3
4
4
5
7
7
8
11
12

DAFTAR TABEL

Rata-rata komponen mikroklimat di pertanaman jeruk desa Cikarawang
Proporsi Artropoda herbivor pada pertanaman jeruk
Proporsi Artropoda predator pada pertanaman jeruk
Proporsi Artropoda detrivor pada pertanaman jeruk
Proporsi Artropoda parasitoid pada pertanaman jeruk

5
6
9
10
10

DAFTAR LAMPIRAN
Jumlah keseluruhan Artropoda pada pengamatan setiap minggu
Riwayat hidup

20
26

20

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebutuhan komoditas jeruk di Indonesia sangat tinggi. Rata-rata konsumsi
jeruk rumah tangga untuk periode 2009 sampai 2013 berkisar antara 4.37 sampai
5.08 kg/kapita/tahun. Penggunaan jeruk sebagai bahan makanan di Indonesia
mencapai proporsi rata-rata 96.09% dari total penggunaan jeruk nasional
(Kementan 2013).
Data produksi jeruk dalam negeri menunjukkan penurunan setiap tahun. Data
produksi jeruk di Indonesia dari tahun 2008 sampai 2013 adalah sebagai berikut 2
467 632, 2 131 768, 2 028 904, 1 818 949, 1 611 784, dan 1 411 229 ton (BPS
2013). Penurunan produksi jeruk mengakibatkan Indonesia menjadi negara
pengimpor jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah Malaysia dengan volume impor
sebesar 160.254 ton (Hanif dan Zamzami 2014).
Faktor pembatas produksi jeruk antara lain luas lahan, budi daya, cuaca, dan
hama. Hama merupakan kendala utama dalam produksi jeruk. Hama pada tanaman
jeruk di Indonesia adalah Diaphorina citri Kuwayama (Hemiptera: Psyllidae),
Scirtothrips dorsalis (Thysanoptera: Thripidae), Aonidiella aurantii (Maskell)
(Hemiptera: Diaspididae), Phyllocoptruta oleivora (Ashmead) (Acari:
Eryophidae), Panonychus citri (Mc.Gregor) (Acari: Tetranychidae), dan
Phyllocnistis citrella Stainton (Lepidoptera: Gracillariidae) (Smith dan Pena 2002).
Menurut Endarto (2014) serangan organisme pengganggu tanaman menyebabkan
kualitas buah jeruk turun karena tampilan buah kurang menarik yang menyebabkan
buah menjadi kusam atau burik.
Usaha pengendalian hama yang umum dilakukan adalah menggunakan
pestisida, namun aplikasi pestisida cenderung berlebihan. Pestisida berdampak
negatif terhadap kesehatan manusia, Mulyaningrum dan Haryanto (2004)
menuliskan bahwa aplikasi pestisida dapat menyebabkan keracunan ringan sampai
sedang terhadap petani. Selain itu, aplikasi pestisida yang berlebihan dapat
mengakibatkan resistensi hama, resurgensi, terjadinya ledakan hama sekunder,
kontaminasi terhadap lingkungan (Andriyani 2006), dan mematikan musuh alami
hama (Nonci dan Ladja 2006). Sehingga diperlukan pengendalian hama yang lebih
efektif serta berwawasan lingkungan.
Pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan metode pengendalian hama
yang berwawasan lingkungan. Banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan
PHT, salah satunya adalah berfungsinya komponen ekosistem. Pengendalian hayati
di ekosistem dengan memanfaatkan musuh alami seperti parasitoid, patogen, dan
predator merupakan salah satu komponen pengendalian yang sangat penting (Agus
dan Najamuddin 2008). Oleh karena itu, eksplorasi dan inventarisasi keragaman
Artropoda pada tanaman diperlukan sebagai langkah awal untuk menerapkan
teknik pemanfaatan musuh alami (predator).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman
Artropoda yang berperan sebagai predator dan Artropoda dengan peranan yang lain
pada ekosistem jeruk serta faktor-faktor yang memengaruhinya.

2
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kelimpahan dan
keanekaragaman Artropoda pada tanaman jeruk di Cikarawang, Bogor. Informasi
ini dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan pengendalian
dengan teknik pemanfaatan musuh alami (predator), dan acuan untuk penelitian
selanjutnya.

3

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Eksplorasi Artropoda dilaksanakan di perkebunan jeruk milik warga di
Cikarawang, Kabupaten Bogor. Identifikasi Artropoda dilaksanakan Laboratorium
Ekologi Serangga dan Laboratorium Biosistematika Serangga dan Museum
Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2014 hingga Januari 2015.
Metode Penelitian
Eksplorasi Artropoda di Lapangan
Tanaman sampel yang digunakan sebanyak 45 tanaman sampel yang
ditentukan secara acak dari seluruh tanaman kecuali tanaman pinggir. Eksplorasi
Artropoda dilapangan menggunakan 4 metode yaitu pengamatan langsung,
perangkap tanah (pitfall trap), penjaringan, dan perangkap cahaya (light trap).
Pengamatan langsung. Pengamatan langsung dilakukan untuk mengamati
Artropoda yang berada pada tajuk tanaman sampel dan sekitarnya. Pengamatan
dilakukan 1 minggu sekali selama 12 kali pengamatan. Artropoda yang didapat
kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.
Perangkap tanah (Pitfall trap). Pitfall trap (Gambar 1) adalah perangkap
digunakan untuk menangkap Artropoda yang aktif pada permukaan tanah.
Perangkap ini yang terbuat dari gelas bekas minuman (tinggi 9.5 cm dan diameter
6.5 cm). Gelas perangkap diisi formalin 2% sebanyak 1/3 volume gelas kemudian
ditanam dengan posisi sejajar permukaan tanah. Gelas perangkap ditutup dengan
seng (panjang 30 cm dan lebar 15 cm) yang berbentuk seperti atap rumah. Jumlah
pitfall trap yang dipasang pada pertanaman jeruk yang diamati adalah 20
perangkap. Posisi perangkap tersebar merata di lokasi pengamatan. Perangkap
dipasang di bagian bawah tanaman sampel yang telah ditentukan. Artropoda yang
didapat kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.

Gambar 1 Perangkap tanah (Pitfall trap)
Penjaringan. Penjaringan dilakukan untuk mendapatkan Artropoda yang
aktif terbang di sekitar tanaman jeruk yang tidak teramati secara langsung.
Penjaringan dilakukan pada pagi hari menggunakan jaring serangga sebanyak 5
kali ayunan tunggal dengan 3 kali ulangan. Pengayunan jaring dilakukan pada
bagian sisi antar tajuk tanaman dengan arah ayunan lurus ke depan (Gambar 2).
Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan dicatat.

4

Gambar 2 Arah ayunan jaring
Pencahayaan lampu (light trap). Light trap (Gambar 3) dilakukan untuk
mendapatkan Artropoda yang aktif pada malam hari dengan menggunakan
pencahayaan lampu. Lampu yang dipakai adalah jenis lampu neon yang
menghasilkan cahaya putih (Supriatna 2014), perangkap dibuat dari seng dan
kaleng bekas dengan bagian bawah wadah yang dimodifikasi untuk menampung
Artropoda yang tertarik cahaya. Wadah tersebut kemudian diisi dengan formalin
2% volume wadah. Perangkap dipasang satu buah pada bagian tengah lahan
pertanaman jeruk. Artropoda yang didapat kemudian diidentifikasi, dihitung
jumlahnya, dan dicatat.

Gambar 3 Perangkap cahaya (Light trap)
Identifikasi Artropoda
Artropoda yang didapatkan diidentifikasi hingga tingkat famili dengan
menggunakan buku identifikasi Pengenalan Pelajaran Serangga edisi keenam
Borror et al (1996), Hymenoptera of the World: an Identification Guide to Families
Henri G dan John TH (1993), Manual of Nearctic Diptera Volume 1 oleh McAlpine
et al. (1981), A Guide to Spiders and Their Kin Levi HW dan Levi LR (1968), dan
website www.bugguide.net yang dikelola Iowa State University Entomology.
Analisis Data
Data diolah menggunakan Microsoft Office Excel 2013, dilanjutkan dengan
analisis kualitatif.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum di Lahan Pertanaman Jeruk
Lahan perkebunan jeruk yang diamati terletak di desa Cikarawang, Bogor
berada pada ketinggian 207 m di atas permukaan laut. Suhu udara rata-rata berkisar
antara 26.3 oC dan 26.8 oC. Curah hujan pada Oktober sampai Desember 2014
berkisar antara 180 sampai 673 mm (Tabel 1). Umur tanaman yang diamati yaitu 7
sampai 14 tahun dengan varietas jeruk yang digunakan adalah Lemon Cui. Jeruk
ditanam dengan jarak tanam 2 x 3 m pada luas lahan yang tertanami sekitar 3000
m2. Tinggi tanaman berkisar antara 2 sampai 3 m. Gulma yang tumbuh di sekitar
lahan jeruk terdiri atas golongan rumput, teki, dan daun lebar. Penyiangan gulma
dilakukan menggunakan alat pemotong rumput sederhana atau menggunakan
herbisida bila pertumbuhan gulma sulit untuk dikendalikan. Tanaman jeruk diberi
perlakuan pestisida pada saat populasi hama melimpah. Pemupukan dilakukan
dengan interval setiap 3 bulan menggunakan pupuk sintetik dan alami. Tanaman
yang ditanam sekitar pertanaman jeruk pada bagian pinggir sebelah barat adalah
kacang tanah, pada bagian selatan ditanam ubi jalar, dan utara berupa lahan kosong
serta bagian timur adalah jalan.
Tabel 1

Rata-rata komponen mikroklimat di pertanaman
jeruk desa Cikarawang (2014) a
Parameter
Oktober November Desember
°
Temperatur ( C)
26.8
26.3
26.3
Kelembaban (%)
75
83
82
Curah hujan (mm)
180
673
210
a

Sumber: BMKG

Kelimpahan dan Proporsi Peran Artropoda
1334
422

191
3115

7509
Predator

Herbivor

Parasitoid

Detrivor

Lainnya

Gambar 4 Proporsi peran individu Artropoda pada pertanaman jeruk
Jumlah keseluruhan Artropoda yang ditemukan di perkebunan jeruk pada 12
kali pengamatan yaitu sebanyak 12 571 individu yang terdiri atas 4 kelas yaitu
Arachnida, Malacostraca, Diplopoda, dan Insecta. Kelas Arachnida terdiri atas 3
ordo, 18 famili, dan 1 687 individu. Kelas Malacostraca yang didapatkan meliputi
1 ordo, 1 famili, dan 12 individu. Kelas Diplopoda yang didapatkan meliputi 1 ordo,
2 famili, dan 5 individu. Kelas Insecta terdiri atas 13 ordo, 101 famili, dan 10 871
individu.

6
Artropoda yang didapatkan dikelompokkan berdasarkan perannannya yaitu
predator, herbivor, detrivor, parasitoid, dan lainnya. Proporsi peran Artropoda pada
pertanaman jeruk sebagai predator, herbivor, detrivor, parasitoid, dan lainnya
secara berturut-turut adalah 25% (34 famili dengan 3 115 individu), 60% (41 famili
dengan 7 509 individu), 11% (19 famili dengan 1 334 individu), 3% (17 famili
dengan 422 individu), dan 1% (11 famili dengan 191 individu) (Gambar 4).
Artropoda Herbivor
Tabel 2 Proporsi Artropoda herbivor pada pertanaman jeruk
Jumlah
Jumlah
Famili
Famili
(individu)
(individu)
668
204
Tetranychidae
Flatidae
32
20
Termittidae
Lygaenidae
10
1
Bostricidae
Miridae
2
9
Byturidae
Pentatomidae
10
72
Chrysomelidae
Pseudococcidae
7
5 058
Curculionidae
Psyllidae
9
3
Dermestidae
Amatiidae
88
1
Nitidulidae
Blastobasidae
1
12
Scydmaenidae
Geometridae
1
612
Smicripidae
Gracillariidae
5
4
Ceccidomyidae
Hesperiidae
20
2
Drosophilidae
Limacodidae
4
27
Sciaridae
Nymphalidae
8
31
Tephritidae
Pappilionidae
97
7
Aleyrodidae
Psychidae
6
185
Alydidae
Pyralidae
206
1
Aphididae
Gryllotalpidae
11
15
Cicadellidae
Tettigoniidae
15
7
Coccidae
Thripidae
3
Diastididae
Acrididae
31
4
Tingidae
Arthropoda sebagai herbivor memiliki proporsi paling besar dibandingkan
peran yang lain yaitu 60% dari total keseluruhan individu. Total Artropoda herbivor
dari 45 tanaman sampel yang diamati adalah 41 famili yang sebagian besar
termasuk kedalam kelas Insecta. Artropoda herbivor yang paling banyak ditemukan
berturut-turut adalah kutu loncat (Hemiptera: Psyllidae) sebanyak 67% (5 058
individu), tungau merah jeruk (Acari: Tetranychidae) sebanyak 9% (668 individu),
ulat pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae) sebanyak 8% (612 individu). Hal
ini sesuai dengan pernyataan Smith dan Peña (2002) yang menyebutkan kutu
loncat, tungau karat jeruk, dan ulat pengorok daun termasuk ke dalam hama utama
jeruk di Indonesia.
Kutu loncat. Kutu loncat mendominasi proporsi dari seluruh Artropoda
terutama herbivor dengan jumlah 5 058 individu. Kutu loncat biasanya menyerang
jaringan sukulen seperti pucuk dan daun muda (Gambar 5) dan tidak menimbulkan
kerugian langsung pada pertumbuhan tanaman, karena tidak menyebabkan

7
kematian tunas atau mengeringnya daun. Walaupun demikian, kerugian tidak
langsung terjadi karena hama ini menjadi vektor penyakit CVPD (Citrus Vein
Phloem Degeneration) yang dianggap sebagai penyakit paling merusak dan
mematikan jeruk (McCoy 2009). Kelimpahan tertinggi hama kutu loncat terjadi
pada bulan pertama pengamatan, hal ini kemungkinan terjadi karena curah hujan
yang relatif rendah, sedangkan penurunan populasi kutu loncat yang signifikan
terjadi pada bulan kedua kemungkinan karena terjadinya puncak curah hujan.
Populasi kutu loncat kembali menurun pada pengamatan bulan ketiga karena curah
hujan kembali menurun (Tabel 1). Kutu loncat merupakan ephemeral populations
yang memiliki siklus hidup yang singkat sehingga keberadaannya akan meningkat
drastis maupun tidak ada sama sekali akibat pengaruh lingkungan.

Gambar 5 Hama kutu loncat (Hemiptera: Psyllidae)
Tungau merah jeruk. Tungau merah jeruk (Acari: Tetranychidae)
menyerang terutama pada bagian daun, namun buah dan ranting jeruk juga dapat
diserang oleh hama ini (Gambar 6). Gejala yang ditimbulkan akibat serangan
tungau merah jeruk ini berupa bercak pucat atau keperakan pada bagian daun dan
buah. Kelimpahan tungau merah jeruk juga sangat dipengaruhi oleh curah hujan
karena hama ini biasanya berada pada permukaan daun, sehingga populasinya
sanagat dipengaruhi oleh curah hujan. Curah hujan yang tinggi akan meyapu tungau
merah jeruk ini, karena tungau ini biasanya berada pada permukaan daun. Hal ini
dibuktikan dengan populasi tungau yang menurun drastis pada pengamatan bulan
kedua akibat curah hujan yang sangat tinggi (Tabel 1), jumlah tungau pada
pengamatan bulan pertama adalah 617 individu, sedangkan pada pengamatan bulan
kedua adalah 21 individu.

1 mm
Gambar 6 Hama tungau merah jeruk (Acari: Tetranychidae)

8
Ulat pengorok daun. Ulat pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae)
menyerang bagian pucuk atau daun muda sehingga pertumbuhan daun terganggu,
biasanya pada satu daun hanya terdapat satu ekor ulat. Gejala yang ditimbulkan
berupa korokan (Gambar 7) yang mengakibatkan daun keriting atau malformasi
daun sehingga mengurangi kemampuan fotosintesis dan meyebabkan beberapa
daun terhenti pertumbuhannya. Papulasi ulat pengorok daun yang rendah pada
bulan kedua pengamatan terjadi karena curah hujan yang sangat tinggi (Tabel 1).
Curah hujan yang tinggi akan menggugurkan daun sehingga tidak tersedianya daun
muda atau sukulen yang menjadi habitat utama larva ulat ini. Serangan ulat
pengorok daun jeruk paling tinggi pada pengamatan bulan pertama dan bulan ketiga
karena terjadi pertumbuhan pucuk-pucuk baru pada bulan tersebut.

Gambar 7 Hama ulat pengorok daun (Lepidoptera: Gracillariidae)
Artropoda Predator
Total Artropoda predator yang ditemukan adalah 34 famili 3 115 individu
dengan proporsi 25% dari total individu. Artropoda predator yang ditemukan
termasuk kelompok tungau, serangga, dan laba-laba serta kerabatnya. Artropoda
predator yang paling banyak ditemukan adalah semut (Hymenoptera: Formicidae)
sebanyak 53% (1 661 individu), lynx spider (Araneae: Oxyopidae) sebanyak 23%,
(719 individu), dan Coccinellidae predator sebanyak 7% dari total predator (219
individu). Formicidae predator, Oxyopidae, dan Coccinellidae predator berpotensi
dikembangkan dilindungi keberadaannya sebagai musuh alami untuk menekan
populasi hama (Supriatna 2014).
Semut termasuk generalist predator sehingga kelimpahannya mendominasi
populasi predator yang ditemukan (Poerwitasari 2013). Semut biasanya berada
pada sekitar tajuk pertanaman jeruk, selain itu semut banyak terperangkap pada
pitfall trap dengan jumlah yang relatif banyak atau bergerombol sehingga
kelimpahannya sangat tinggi.
Lynx spider (Araneae: Oxyopidae) merupakan laba-laba yang sangat
dijumpai pada tajuk pertanaman jeruk. Lynx spider biasanya disebut laba-laba
pemburu pelompat karena laba-laba ini tidak membuat jaring dan memangsa secara
aktif, sering kali laba-laba ini memangsa imago kutu loncat yang menjadi hama
utama pada pertanaman jeruk. Selain itu laba-laba ini merupakan polifag dengan
kisaran mangsa yang luas, sehingga keberadaannya sangat penting di ekosistem,
terutama ekosistem jeruk.
Coccinellidae predator merupakan predator yang sangat umum dijumpai pada
berbagai komoditas tanaman, sehingga keberadaannya sering dijumpai pada
pertanaman jeruk yang diamati. Menurut Wijaya et al (2010) Curinus coeruleus
(Coleoptera: Coccinellidae) merupakan predator kutu loncat D. citri Kuwayama

9
(Hemiptera: Psyllidae) yang selalu dijumpai keberadaannya di pertanaman jeruk
meskipun dalam jumlah yang relatif sedikit. Berdasarkan penelitian Niu et al.
(2014) kelompok terbesar dari musuh alami pada pertanaman jeruk dari 53 spesies
predator yang ditemukan tercatat 30 spesies diantaranya termasuk Coccinellidae
dengan 24 spesies ditemukan memangsa jeruk kutu loncat Asia (D. citri
Kuwayama).
Tabel 3 Proporsi Artropoda predator pada pertanaman jeruk
Jumlah
Jumlah
Famili
Famili
(individu)
(individu)
Agelenidae
32
Asilidae
7
Amaurobiidae
3
Dolichopodidae
1
Araneidae
62
Empididae
1
Clubionidae
3
Mycetophilidae
30
Ctenidae
10
Syrphidae
5
Lycosidae
51
Tabanidae
7
Mimetidae
3
Epemeridae
66
Oxyopidae
719
Formicidae
1 661
Pholcidae
8
Heloridae
2
Pisauridae
2
Vespidae
36
Salticidae
17
Mantidae
24
Theridiidae
3
Chrysopidae
4
Theridiosomatidae
1
Coenagridae
11
Thomisidae
12
Libellulidae
9
Carabidae
2
Gryllacrididae
3
Coccinellidae
219
Gryllidae
79
Staphylinidae
20
Anisolabididae
2
Artropoda Detrivor
Arthropoda detrivor merupakan Artropoda dengan proporsi peran ketiga
terbanyak dari seluruh individu yang ditemukan. Total Artropoda detrivor yang
didapatkan adalah 1 334 dengan proporsi 11%. Artropoda yang terbanyak dari kelas
Insecta ordo Collembola berturut-turut adalah Isotomidae 36% (486 individu),
Entomobryiidae 19% (249 individu), dan Sminthuridae 9% (122 individu).
Collembola dan Acarina merupakan mesofauna yang banyak ditemukan pada
lapisan permukaan, lapisan fermentasi dan lapisan humus. Sebagai dekomposer
Collembola berperan menghancurkan feses Arthropoda yang lebih besar,
menghasilkan kitin agar tersedia di tanah dan memudahkan proses dekomposisi
oleh dekomposer yang lain (Syaufina et al 2007).
Kelimpahan Collembola dapat dipengaruhi 2 faktor yaitu lingkungan fisik
dan lingkungan biotik. Lingkungan fisik merupakan faktor biotik yang meliputi
iklim, kelembaban suhu, pH, dan tanah. Sedangkan lingkungan biotik meliputi
vegetasi, musuh alami, persaingan dan pakan (Suhardjono et al 2012). Kelimpahan
Collembola menunjukkan angka tertinggi pada bulan kedua pengamatan, pengaruh
utama tingginya populasi Collembola dalam hal ini kemungkinan disebabkan
karena faktor lingkunagan. Pengamatan bulan kedua menunjukkan curah hujan
yang sangat tinggi (Tabel 1), hal ini menyebabkan air yang melimpah dan pori-pori
tanah terisi air sehingga meningkatkan agregasi dan aktivitas Collembola.

10

Tabel 4 Proporsi Artropoda detrivor pada pertanaman jeruk
Jumlah
Jumlah
Famili
Famili
(individu)
(individu)
Euphthiracaridae
90
Sminthuridae
122
Cilisticidae
12
Bibionidae
2
Paradoxosomatidae
1
Chironomidae
83
Polydesmidae
4
Milichidae
73
Blattellidae
4
Muscidae
33
Lathridiidae
7
Phoridae
8
Scarabaeidae
37
Platipezidae
2
Entomobryidae
249
Scatopsidae
8
Isotomidae
486
Stratiomydae
46
Onychiuridae
67
Artropoda Parasitoid
Tabel 5 Proporsi Artropoda parasitoid pada pertanaman jeruk
Jumlah
Jumlah
Famili
Famili
(individu)
(individu)
Pippunculidae
8
Mymaridae
7
Tachinidae
2
Perilampidae
2
Braconidae
13
Platygasteridae
7
Chalchididae
8
Proctotrupidae
4
Elasmidae
10
Pteromelidae
4
Encyrtidae
23
Scelionidae
4
Eulophidae
296
Spechidae
2
Eupelmidae
7
Trichogrammatidae
15
Ichneumonidae
10
Jumlah parasitoid di lapang adalah 422 individu atau 3% dari jumlah total
individu. Terdapat 18 famili Artropoda parasitoid yang ditemukan sebagian besar
berasal dari ordo Hymenoptera yaitu 15 famili dan sisanya 2 famili dari ordo
Diptera (Tabel 5). Parasitoid yang memiliki proporsi terbesar yaitu dari famili
Eulophidae dengan proporsi 70% (296 individu), dari seluruh individu parasitoid
yang didapatkan. Parasitoid yang memiliki proporsi terbanyak setelah famili
Eulophidae adalah famili Encyrtidae dengan proporsi 5% (23 individu), dari seluruh
individu parasitoid yang didapatkan. Wijaya et al (2010) menyebutkan bahwa
Tamarixia radiata (Hymenoptera: Eulophidae) dan Diaphorencyrtus alligharensis
(Hymenoptera: Encyrtidae), merupakan parasitoid nimfa D. citri Kuwayama
(Hemiptera: Psyllidae) yang termasuk ke dalam kutu loncat merupakan hama paling
dominan pada penelitian.
Artropoda Lainnya
Artropoda yang termasuk kategori peran lainnya berarti Artropoda tersebut
tidak dapat diklasifikasikan ke dalam Artropoda predator, herbivor, detrivor
maupun parasitoid. Arthropoda lainnya yang ditemukan di lapang terdiri dari 11
famili yaitu Trombiidae (Acari), Culicidae (Diptera), Lonchopteriidae (Diptera),
Uropodidae (Acari), Asteiidae (Diptera), Carnidae (Diptera), Tipulidae (Diptera),
Ceratopogonidae (Diptera), Apidae (Hymenoptera), Acroceridae (Diptera), dan

11
Psychodidae (Diptera). Tipulidae memiliki proporsi tertinggi yaitu 36% dari jumlah
keseluruhan individu Artropoda lainnya yang didapatkan. Culicidae merupakan
Artropoda kedua terbanyak setelah Tipulidae dengan proporsi 33%. Kelimpahan
Tipulidae dan Culicidae pada lahan pertanaman jeruk kemungkinan disebabkan
banyaknya genangan air di sekitar pertanaman jeruk. Selain itu, terdapat bak dan
wadah penampung air milik petani disekitar pertanaman jeruk merupakan habitat
larva Culicidae atau nyamuk (Andiyatu 2005) sehingga jumlah nyamuk berlimpah
di pertanaman jeruk.
Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel
Penjaringan

Light trap

Pitfall trap

Pengamaan langsung
0
Lainnya

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000

Parasitoid

Detrivor

Predator

Herbivor

Gambar 8 Proporsi peran Arthropoda berdasarkan metode pengambilan sampel
Pengamatan langsung, pitfall trap, jaring serangga, dan light trap merupakan
teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel Arthropoda pada pertanaman
jeruk. Setiap metode yang digunakan memiliki fungsi yang berbeda agar didapatkan
kekhususan Arthropoda yang diperoleh sehingga Arthropoda yang didapatkan
representatif. Pengelompokan proporsi peran Arthropoda pada masing-masing
metode dilakukan agar hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai rekomendasi
pengendalian hama menggunakan musuh alami.
Hasil yang didapatkan dari keempat metode yang digunakan, Arthropoda
herbivor paling banyak didapatkan karena kelimpahannya yang sangat tinggi pada
pengamatan langsung. Arthropoda predator juga banyak didapatkan pada
pengamatan langsung, selain itu Arthropoda predator memiliki kelimpahan
tertinggi pada pitfall trap, terutama semut dan berbagai macam laba-laba.

12
Hubungan Kelimpahan Artropoda Predator dan Peranan Lainnya
Lapangan
1600

Predator
Herbivor

1400

Detrivor
Parasitoid

1200

Lainnya

Individu

1000
800
600
400
200
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Minggu keGambar 9 Kelimpahan Artropoda predator dan peranan lainnya pada 12 minggu
pengamatan
Populasi Artropoda pada minggu pertama menunjukkan bahwa kelimpahan
yang paling tinggi terjadi Artropoda herbivor, lalu secara berturut-turut diikuti
populasi predator, parasitoid, detrivor dan lainnya. Peningkatan populasi pada
minggu ke-2 terjadi pada semua peran Artropoda, kecuali parasitoid, kemudian
pada minggu ke-3 semua peran Artropoda mengalami penurunan. Pada minggu ke4 samapi 8 terjadi penurunan Artropoda herbivor sedangkan predator dan parasitoid
mengalami kenaikan jumlah populasi terkecuali minggu ke-7 untuk parasitoid
mengalami penurunan. Artropoda detrivor dan lainnya populasinya berfluktuasi
hingga akhir pengamatan dilakukan dengan jumlah yang relatif seimbang setiap
minggunya. Penurunan populasi herbivor terjadi pada minggu ke-3 sampai 8 yang
dibandingkan dengan kenaikan populasi musuh alami terutama predator
menunjukkan bahwa predator merupakan salah satu faktor terpaut kerapatan
populasi herbivor terutama yang berperan sebagai hama. Pada minggu ke-7 sampai
8 jumlah populasi musuh alami predator dan parasitoid lebih tinggi dari pada
jumlah populasi herbivor, namun pada minggu ke-9 populasi herbivor kembali
meningkat dengan populasi yang lebih tinggi dari populasi predator dan parasitoid.
Fluktuasi tersebut juga dipengaruhi oleh curah hujan yang cukup tinggi pada bulan
November dan menurun pada bulan Desember (Tabel 1). Curah hujan yang sangat
tinggi terjadi pada bulan November menurunkan populasi herbivor, lalu curah hujan
kembali menurun pada bulan Desember yang menyebabkan peningkatan populasi
Artropoda terutama herbivor. Penurunan populasi herbivor, predator dan parasitoid
kembali terjadi pada minggu ke-10 dan populasi keduanya kembali meningkat pada
minggu ke 11 dan 12 untuk predator serta herbivor. Populasi Artropoda detrivor

13
dan lainnya selalu berada dibawah jumlah populasi Artropoda herbivor, predator
dan parasitoid.
Fluktuasi populasi herbivor, predator, dan parasitoid memiliki tren yang sama
pada Minggu ke-1 sampai 2 dan minggu ke-9 sampai 11. Fluktuasi populasi
herbivor dengan predator dan parasitoid memiliki tren yang berbeda pada minggu
ke-4 sampai 6, 7, dan 8 untuk predator, hal ini diakibatkan oleh adanya beberapa
faktor penyebab. Populasi Artropoda detrivor, dan lainnya selalu berfluktuasi dan
jumlah populasinya selalu lebih rendah dari pada jumlah populasi herbivor predator
dan parasitoid.

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Proporsi peran Artropoda sebagai herbivor, predator, detrivor, parasitoid, dan
lainnya berturut-turut adalah 60%, 25%, 11%, 3%, dan 1%. Predator yang paling
banyak ditemukan pada lahan pertanaman jeruk di Cikarawang, Kabupaten Bogor
berturut-turut adalah adalah Formicidae, Oxyopidae, dan Coccinellidae. Herbivor
yang paling banyak ditemukan berturut-turut adalah Psyllidae, Tetranychidae, dan
Gracillariidae. Detrivor yang paling banyak ditemukan berturut-turut adalah
Isotomidae, Entomobryiidae, dan Sminthuridae. Parasitoid yang paling banyak
ditemukan adalah Eulophidae dan Encyrtidae.
Saran
Identifikasi hingga tingkat spesies perlu dilakukan agar peranan Arthropoda
pada tanaman jeruk yang didapatkan dapat diketahui lebih spesifik. Setelah
diketahui kelimpahan, keanekaragaman, dan proporsi peran Arthropoda dengan
berbagai faktor yang mempengaruhinya, diperlukan evaluasi sistem pengelolaan
hama agar teknik budi daya yang dilakukan tidak berdampak negatif bagi
keanekaragaman dan kelimpahan Arthropoda yang menguntungkan.

15

DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2012. Produksi buah-buahan di
Indonesia [Internet] [diunduh 2014 Mei 2]. Tersedia pada:
http://www.bps.go.id/tabsub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_%20subyek=
55¬ab=2.
[Kementan] Kementrian Pertanian. 2013. Buletin Konsumsi Pangan. [Internet]
[diunduh
2014
Mei
2];
4(1):25-33.
Tersedia
pada:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&v
ed=0CCwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fpusdatin.setjen.pertanian.go.id%2
Ftinymcpuk%2Fgambar%2Ffile%2FBuletinKonsumsieditTW12013.pdf&ei
=5gBpU6XHLs69ugSuyYEQ&usg=AFQjCNEkhWkyCHvWlGz_Mwlt8Bk
2WECbjg&sig2FrbDPhEVub1S1Ofq4rqUIw&bvm=bv.66111022,d.c2E.
Adriyani R. 2006. Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat
Penggunaan Pestisida Pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan. . [Internet].
[diunduh
2015
Mar
1];
1(3):
95–106.
Tersedia
pada:
http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/JKL/article/view/739/739.
Agus N, Najamuddin. 2008. Inventarisasi keberadaan hama dan predatornya pada
pertanaman jeruk besar Citrus grandis l.) di kabupaten Pangkep. Di dalam:
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat
Daerah Sulawesi Selatan [Internet]; 2008 Nop 5; Maros. Maros (ID):
Universitas Hasanudin BPTPH IX. [diunduh 2014 Mei 6]. hlm 160-166.
Tersedia pada: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&so
urce=web&cd=1&ved=0CCoQFjAA&url=htt%3A%2F%2Fwww.peipfikda
sulsel.org%2Fwpcontent%2Fuploads%2F2012%2F01%2F16NURARIATY
InventarisasiKeberadaan160166.pdf&ei=sehoU4SxD8u2uASdtoD4CQ&usg
=AFQjCNFhFnDR29Pg3L4EhafHF2_AHzGsg&sig2=mXAKMiX3nxDeq7
aAfuxlzQ&bvm=bv.66111022,d.c2E.
Andiyatu. 2005. Fauna nyamuk (Diptera: Culicidae) di wilayah kampus IPB
Dramaga dan sekitarnya serta potensinya sebagai penular penyakit. [tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Borror DJ, Johnson NF, Triplehorn CA. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed
ke-6. Partosoedjono S, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Press. Terjemahan dari: An Introduction to the Study of Insects.
Endarto O. 2014. Tungau karat (Eriophyidae = Phyllocoptruta oleivora (Ashmead)
penyebab burik buah jeruk dan cara pengendalian. [Internet] [diunduh 2014
Mei 6]. Tersedia pada: http://balitjestro.litbang.deptan .go.id/id/461.html.
Goulet H, Huber JT. 1993. Hymenoptera of the World: an Identification Guide to
Families. Canada: Agriculture Canada.
Hanif Z, Zamzami L. 2014. Trend jeruk impor dan posisi Indonesia sebagai
produsen jeruk dunia. [Internet] [diunduh 2014 Mei 2]. Tersedia
pada:http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/510.html#sthash.uDVIwerM.d
puf.
Levi HW, Levi LR. Zim HS, editor. 1968. A Guide to Spiders and Their Kin. New
York (US): Golden Press.

16
McCoy CW, Samson RA, Boucias DG, Osborne LS, Pena JE, Buss LJ. 2009.
Pathogens Infecting Insects and Mites of Citrus. Florida (USA): LLC Friends
of Microbes.
Mulyaningrum SU, Haryanto H. 2004. Tingkat keracunan pestisida dan faktorfaktor yang mempengaruhinya pada petani sayuran di kota Mataram. Di
dalam: Prosiding Seminar Nasional Entomologi dalam Perubahan Lingkung
Sosial; 2004 Okt 5; Bogor. Bogor (ID): Perhimpunan Entomologi Indonesia.
hlm 223-230.
Nonci N, Ladja FT. 2006. Pengaruh Insektisida Terhadap Musuh Alami Telur
Penggerek Batang pada Sirpophaga incertulas Walker. J. Agroland.
[Internet]. [diunduh 2015 Mar 3]; 13 (3) : 245-248. Tersedia pada:
http://unsri.portalgaruda.org/download_article.php?article=141732&val=75
2&title=PENGARUH%20INSEKTISIDA%20TERHADAP%20MUSUH%
20ALAMI%20TELUR%20%20PENGGEREK%20BATANG%20PADA%
20Scirpophaga%20incertulas%20Walker .
Niu JZ, Hull-Sanders H, Zhang YX, Lin JZ, Dou W, Wang JJ. 2014. Biological
control of arthropod pests in citrus orchards in China. Biological Control.
[internet]. [diunduh 2015 Feb 24]; (68) 15–22. Tersedia pada:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1049964413001242. DOI
:10.1016/j.biocontrol.2013.06.005
Oliver DR. 1981. Chironomidae. Di dalam: McAlpine JF, Peterson BV, Shewell
GE,Teskey HJ, Vockeroth JR, Wood DM, editor. Manual of Nearctic Diptera
Volume 1. Canada: Agriculture Canada. hlm 423-458.
Poerwitasari NR. 2013. Keanekaragaman dan kelimpahan arthropoda pada
perkebunan the 0-300 meter dari tepi hutan di PTPN VIII Gunung Mas, Bogor
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Quate LW, Vockeroth JR. 1981. Psychodidae. Di dalam: McAlpine JF, Peterson
BV, Shewell GE,Teskey HJ, Vockeroth JR, Wood DM, editor. Manual of
Nearctic Diptera Volume 1. Canada: Agriculture Canada. hlm 293-300.
Schlinger EI. 1981. Acroceridae. Di dalam: McAlpine JF, Peterson BV, Shewell
GE,Teskey HJ, Vockeroth JR, Wood DM, editor. Manual of Nearctic Diptera
Volume 1. Canada: Agriculture Canada. hlm 575-584.
Smith D, Pena JE. 2002. Tropical Citrus Pest. Di dalam: Pena JE, Sharp JL, Wysoki
M, editor. Tropical Fruit Pests and Pollinators: Biology, Economic
Importance, Natural Enemies, and Control. New York (USA): CABI. hlm
57-101.
Suhardjono YR, Louis D, Anne B. 2012. Collembola (Ekorpegas). Purwanto E,
editor. Bogor (ID): Vegamedia.
Supriatna IP. 2014. Kelimpahan Artropoda predator dan hama pada tanaman jambu
biji kristal: studi kasus di ICDF Cikarawang, Bogor [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Syaufina L, Noor FH, Buliyansih A.2007. Keanekaragaman Arthropoda Tanah di
Hutan Pendidikan Gunung Walat. Media Konservasi. [internet]. [diunduh
2015 Feb 24]; 7(2): 57–66. Tersedia pada: http://www.google.com/url?sa=
t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCQQF
jAB&url=http%3A%2F%2Fjournal.ipb.ac.id%2Findex.php%2Fkonservasi
%2Farticle%2Fdownload%2F2984%2F1967&ei=6nztVJbzJ4PbuQSx5oC4

17
AQ&usg=AFQjCNGQHLA7uhRogjur8M4wvuGX6s2zJg&sig2=dqC0J8h1
UbQFl7DTdCvkwg&bvm=bv.86956481,d.c2E.
Wijaya IN, Adiartayasa N, Sritamin M, Yuliadhi KA. 2010. Dinamika Populasi
Diaphorina citri Kuwayama (Homoptera: Psyllidae) dan Deteksi CVPD
dengan Teknik PCR. J. Entomol [internet]. [diunduh 2015 Feb 24]; 7(2):7887. Tersedia pada: http://journal.ipb.ac.id/index.php/entomologi/article/view
/6072.

18

LAMPIRAN

20
Tabel lampiran 1 Jumlah keseluruhan Artropoda pada pengamatan setiap minggu
FAMILI

PERAN

M1

Euphthiracaridae
Tetranychidae
Trombidiidae
Uropodidae
Agelenidae
Amaurobiidae
Araneidae
Clubionidae
Ctenidae
Lycosidae
Mimetidae
Oxyopidae
Pholcidae
Pisauridae
Salticidae
Theridiidae
Theridiosomatidae
Thomisidae
Cilisticidae
Paradoxosomatidae
Polydesmidae
Blattellidae

Detrivor
Herbivor
Lainnya
Lainnya
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Predator
Detrivor
Detrivor
Detrivor
Detrivor

4
193

3

M2

M3

270

1
139

6
1
13

2
1
68

2
1
107

2

3

M4

M5

M6

M7

M8

M9

M10

M11

M12

JUMLAH

19
10

35
1

8
6

3

2
6

3

15

10
4
1

5
24

90
668
2
1
32
3
62
3
10
51
3
719
8
2
17
3
1
12
12
1
4
4

1

1
3

2

1

7

8

4

5

5
1

2

8
1

2
6

1
5

52
2
1
2
1

89

1

6
77
1
1
1

1
8
1
99
1
1
2

1
8
1

4

8

3

6

7
2

78

83
1

2

2

1

2
1

2

1

2
1
3

2
1
3

2

1
1

3
4

22

26

11
1

1

1

1

4

1
3
4

2

4

5
1

1

1
1

1

1
1

1

21

Lanjutan tabel lampiran 1 Jumlah keseluruhan Artropoda pada pengamatan setiap minggu
FAMILI
Termittidae
Bostricidae
Byturidae
Carabidae
Chrysomelidae
Coccinellidae
Curculionidae
Dermestidae
Lathridiidae
Nitidulidae
Scarabaeidae
Scydmaenidae
Smicripidae
Staphylinidae
Entomobryidae
Isotomidae
Onychiuridae
Sminthuridae
Anisolabididae
Acroceridae
Asilidae

PERAN
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Predator
Herbivor
Predator
Herbivor
Herbivor
Detrivor
Herbivor
Detrivor
Herbivor
Herbivor
Predator
Detrivor
Detrivor
Detrivor
Detrivor
Predator
Lainnya
Predator

M1

M2

M3

M4
10

2
1
1
9
5
1

1
40

2
2
3

2
11
1
1
1
5

M5

M7
1
1

M8
8

46

1
3

4
13

6
3

1
1
3
8

1
3
1

3
13
52
16
25

4
54
144
14
29

2
27
53
9
22

2
1

M9

M10
8
2

M11
2

M12
5
1

1

29

37

3

2

5
3

M6

4
7

1
14

1

1
6

10
1

3
13
1

1
26
1

14
4

11
1

5
10
43
12
24

2

1

5

1
3
1
2
1
1

1

7
11

57
43
11
1

1
2
18
18
1

1
1

1

1
54
85

1
19

19
1
1
1

2
3

17
4

JUMLAH
32
10
2
2
10
219
7
9
7
88
37
1
1
20
249
486
67
122
2
5
7

22
Lanjutan tabel lampiran 1 Jumlah keseluruhan Artropoda pada pengamatan setiap minggu
FAMILI
Asteiidae
Bibionidae
Carnidae
Ceccidomyidae
Ceratopogonidae
Chironomidae
Culicidae
Dolichopodidae
Drosophilidae
Empididae
Lonchopteridae
Milichidae
Muscidae
Mycetophilidae
Phoridae
Pippunculidae
Platipezidae
Psychodidae
Scatopsidae
Sciaridae
Stratiomydae
Syrphidae

PERAN
Lainnya
Detrivor
Lainnya
Herbivor
Lainnya
Detrivor
Lainnya
Predator
Herbivor
Predator
Lainnya
Detrivor
Detrivor
Predator
Detrivor
Parasitoid
Detrivor
Lainnya
Detrivor
Herbivor
Detrivor
Predator

M1

M2

M3

M4

M5

2
37
19

1
1
4
11
1

M6

M7
1

M8

M9

M10
1

M11

M12
5

2
2
5
2
1
2

2
2
6
1
4

7
8

1
3
10

1
1
1
1

3

7
4
1

1
1

4
10
1

6
1
2

5
7
1
1

2
1

1
1

1
7

1
1
4
1

7
1

2
9

4

2

4

3

5
7
5
4
2

7
2

4
3
9

4
1

6

7
3
4

11
1

14
3
5

2

1

1

2
2
1

6

1

1
1

3

2
1

1

1

2
1

7

6

3
2

8

6

JUMLAH
7
2
2
5
15
83
61
1
20
1
5
73
33
30
8
8
2
1
8
4
46
5

23
Lanjutan tabel lampiran 1 Jumlah keseluruhan Artropoda pada pengamatan setiap minggu
FAMILI
Tabanidae
Tachinidae
Tephritidae
Tipulidae
Epemeridae
Aleyrodidae
Alydidae
Aphididae
Cicadellidae
Coccidae
Diastididae
Flatidae
Lygaenidae
Miridae
Pentatomidae
Pseudococcidae
Psyllidae
Tingidae
Apidae
Braconidae
Chalchididae
Elasmidae

PERAN
Predator
Parasitoid
Herbivor
Lainnya
Predator
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Lainnya
Lainnya
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid

M1
1
1
4
2
11
1
3
51
1
1
15
555
2

M2

1
10
8
40
110
3
2
24

1
8
816

1

M3
1
1
4

2
2

56

4
594
1
2
2

M4

2

M5

M6
3

1
3
2
1
1

1
5
3

M7

14
2

M9
1

1
2
3

1
8
13
49
1
74
2
11
1
17
4

1

1
2

5

M8
1

3

6
2

13
2

3
11

10

4
452

1
13
447

1
6
405

1
1
190

1
6
131

6
3

3
1

10
4
1

2
1
3

10
311
1
1

M10

4
22

M11
1
1
8
9
1
1

M12
1

7
4
2
5

1
1
9
1

3

7

1
3
367

2
1
403

1
387
1

1
1
4

3

3
3

JUMLAH
7
2
8
67
66
97
6
206
11
15
3
204
20
1
9
72
5058
4
25
13
8
10

24
Lanjutan tabel lampiran 1 Jumlah keseluruhan Artropoda pada pengamatan setiap minggu
FAMILI
Encyrtidae
Eulophidae
Eupelmidae
Formicidae
Heloridae
Ichneumonidae
Mymaridae
Perilampidae
Platygasteridae
Proctotrupidae
Pteromelidae
Scelionidae
Spechidae
Trichogrammatidae
Vespidae
Amatiidae
Blastobasidae
Geometridae
Gracillariidae
Hesperiidae
Limacodidae
Nymphalidae

PERAN
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Predator
Predator
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Parasitoid
Predator
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Herbivor

M1

M2

M3

M4

50
1
67

49
2
56

3

4

43

95
1

1
1

M5
5
6

M6
4
21

M7
8
3

M8
2
21

M9
1
25

M10

90

171

247

292

294

77

1

1
1

1

1
1

2
1

2
1

36

M11
2
53
90
1
1
1

2

1

3

4
2

1

1
1
2

2

1
2
1

3

M12
1
25
4
139

2
1

2

3
5

5
7

8
1

7
2

1
1

1
4

2

1
58

5
69
2

1
67

3

3
96

2

1
105

67

5

1
3

27
2

3

1
23

3

9

1
85
1

6

3

3

1

1

JUMLAH
23
296
7
1661
2
10
7
2
7
4
4
4
2
15
36
3
1
12
612
4
2
27

25
Lanjutan tabel lampiran 1 Jumlah keseluruhan Artropoda pada pengamatan setiap minggu
FAMILI
Pappilionidae
Psychidae
Pyralidae
Mantidae
Chrysopidae
Coenagridae
Libellulidae
Acrididae
Gryllacrididae
Gryllidae
Gryllotalpidae
Tettigoniidae
Thripidae
122

PERAN
Herbivor
Herbivor
Herbivor
Predator
Predator
Predator
Predator
Herbivor
Predator
Predator
Predator
Herbivor
Detrivor

M1
3
2
1
1
1

M2
1
1
32
4

M3

23

M4

52
2
2

M5

M7
3

M9

6
4

M8
2
2
4
5

1
2
3
14

11

1
1
1
1
7

1
1
4

1
3

12

12

12

1

1

6
1
1

2

4

1
2
4

4

9

3

4

6

1

3
1
1794

6
1
1142

2
1
1076

1191

M6
1

1
1
895

1028

1
19
7

M10
2
1
1

2
1

810

M12
12

10
1
1

25

1

1

3
1

1
915

M11
7

1
1228

1
745

877

2
870

JUMLAH
31
7
185
24
4
11
9
31
3
79
1
15
7
12571

26

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Cilacap pada 6 September 1993 sebagai anak pertama dari
dua bersaudara. Penulis lahir dari pasangan petani yaitu bapak Tursino dan ibu
Tarsinah adiknya bernama Aep Saepudin. Pada tahun 2008 sampai 2011 penulis
menempuh pendidikan nonformal di Pondok Pesantren Syamsul Huda. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Dayeuhluhur pada
tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor,
Fakultas Pertanian, Program Studi Proteksi Tanaman melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif berorganisasi, dan menjadi asisten
praktikum. Penulis pernah menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Proteksi
Tanaman pada tahun 2014. Selain itu penulis juga aktif menjadi Asisten Praktikum
Biologi Dasar tahun 2013 untuk mahasiswa TPB IPB, Asisten Praktikum Ilmu
Penyakit Tumbuhan Dasar Depertemen Proteksi Tanaman tahun 2014 dan 2015.