Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum)

PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT
(Lansium domesticum)

SYIFA FAUZIAH

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Fraksionasi pada
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum)
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Syifa Fauziah
NIM G44090046

ABSTRAK
SYIFA FAUZIAH. Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Kulit Buah Langsat (Lansium domesticum). Dibimbing oleh IRMA HERAWATI
SUPARTO dan TUN TEDJA IRAWADI
Kulit buah langsat (Lansium domesticum) dilaporkan memiliki aktivitas
antioksidan, tetapi belum diketahui jenis senyawa aktifnya. Penelitian ini
bertujuan menguji aktivitas antioksidan ekstrak kasar kulit buah langsat beserta
fraksi-fraksinya. Ekstrak kasar diperoleh dengan metode maserasi dalam pelarut
etanol 70% dan etil asetat. Hasil maserasi diuji aktivitas antioksidannya dengan
metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Ekstrak dengan aktivitas terbaik difraksionasi
menggunakan eluen terbaik. Aktivitas terbaik ditunjukkan oleh ekstrak kasar
etanol 70% dengan nilai konsentrasi penghambatan (IC50) 372.90 ppm.
Kandungan fitokimia ekstrak tersebut adalah tanin, flavonoid, alkaloid, dan
saponin. Fraksionasi dilakukan dengan kromatografi kolom secara gradient

berundak menggunakan kombinasi eluen n-heksana dan etil asetat yang
ditingkatkan kepolarannya. Sebanyak 12 fraksi diuji aktivitas antioksidannya.
Hasil uji antioksidan menunjukkan fraksi-fraksi tersebut tidak memiliki aktivitas
antioksidan karena inhibisinya tidak mencapai 50%.
Kata kunci: antioksidan, fitokimia, fraksionasi, Lansium domesticum

ABSTRACT
SYIFA FAUZIAH. The Effect of Fractionation on Antioxidant Activity of
Langsat Fruit’s Peel (Lansium domesticum) Extract. Supervised by IRMA
HERAWATI SUPARTO and TUN TEDJA IRAWADI
Langsat (Lansium domesticum) fruit’s peel has been reported to have
antioxidant activity but the active compound has yet to be verified. The study
objectives were to evaluate antioxidant activities from the crude extract of langsat
fruit’s peel and its fractions. The crude extract was obtained through maceration
method in 70% ethanol and ethyl acetate. The antioxidant activity was tested by
2,2-diphenyl-1-picrilhydrazil method. The extract with the best activity was
further fractionated with the best eluent obtained. The best antioxidant activity
was showed by crude 70% ethanol extract with 50% inhibition concentration
(IC50) value of 372.90 ppm. The phytochemical compounds in the extract were
tannins, flavonoids, alkaloids, and saponins. The fractionation was done by using

column chromatography via step gradient elution with at combination of n-hexana
and ethyl acetate with increasing polarity giving. 12 fractions which were further
tested for their antioxidant activities. However, all fractions did not have
antioxidant activities as the inhibition percentage were below 50%.
Keyword: antioxidant, fractionation, phytochemicals, Lansium domesticum

PENGARUH FRAKSIONASI PADA AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT
(Lansium domesticum)

SYIFA FAUZIAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
Pada
Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit
Buah Langsat (Lansium domesticum)
Nama
: Syifa Fauziah
NIM
: G44090046

Disetujui oleh

Dr dr Irma Herawati Suparto, MS
Pembimbing I

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh


Prof Dr Dra Purwantiningsih Sugita, MS

Tanggal Lulus:

J

ul Snlpsl" P garuh Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit
B
Langsat (Lansium domesticum)

Nama
NIM

'fa Fauziah

G

Disetujui oleh


- uparto, MS

gl

Tanggal L

A

_oャ

セ@

| セ@

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS
Pembimbing II

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh
Fraksionasi pada Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Langsat (Lansium
domesticum). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Anorganik dan
Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Pusat Studi Biofarmaka (PSB), Institut Pertanian
Bogor (IPB) dari bulan April sampai Oktober 2013. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat memeroleh gelar sarjana sains pada Departemen Kimia, FMIPA,
IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr dr Irma Herawati Suparto, MS
dan Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, dan doa selama penelitian dan penyusunan skripsi
berlangsung. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pada kedua orang tua
tercinta atas dukungan dan doa, serta kepada seluruh laboran Kimia Organik,
Anorganik, dan PSB, antara lain Bapak Sabur, Bapak Syawal, Bapak Mul, Bapak
Caca, Ibu Salina, dan Ibu Nunuk. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman Kimia 46 khususnya Leonita, Dewi, Restu, dan Fariz
atas semua bantuan, kebersamaan, dan persahabatannya. Terakhir penulis
mengucapkan terima kasih untuk Saudari Aisyah Noor Rafi’ah yang senantiasa
membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Bogor, Januari 2014
Syifa Fauziah

viii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Metode
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air
Rendemen Ekstrak Kulit Buah Langsat
Kandungan Fitokimia
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat
Eluen Terbaik

Fraksi Hasil Kromatografi Kolom dari Ekstrak Kasar Etanol 70%
Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
vii
1
2
2
2
4
4
4
5
6
7
7

8
9
10
12
22

ix

DAFTAR TABEL
1 Data hasil maserasi kulit buah langsat
2 Hasil uji fitokimia ekstrak kasar etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat

5
5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram alir penelitian
12
2 Kadar air dan rendemen klit buah langsat
13

3 Data uji antioksidan ekstrak kasar etanol 70% dan vitamin C
14
4 Eluen terbaik
16
5 Data hasil fraksinasi ekstrak etanol 70% dan data uji antioksidan fraksi-fraksi 17
6 Data uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom
19
7 Aktivitas antioksidan vitamin C sebagai kontrol
21

1

PENDAHULUAN
Radikal bebas merupakan spesies atom atau molekul yang memiliki elektron
tidak berpasangan dan menjadi salah satu penyebab timbulnya berbagai macam
penyakit dalam tubuh. Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dapat
bersumber dari polusi, rokok, atau makanan yang banyak mengandung bahan
kimia berbahaya. Radikal tersebut dapat memicu reaksi oksidatif dalam tubuh
yang dalam jangka panjang dapat mempercepat penuaan dan menimbulkan
penyakit berbahaya, antara lain kanker. Kanker merupakan salah satu penyakit
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Di dunia, penyakit ini
menyebabkan 12% dari seluruh kematian serta merupakan pembunuh nomor dua
setelah penyakit kardiovaskular (Mahleda dan Hartini 2012).
Berbagai cara dilakukan sebagai upaya pencegahan kanker, salah satunya
berupa upaya sederhana dengan mengonsumsi makanan yang mengandung
antioksidan. Upaya ini dilakukan karena zat antioksidan diharapkan dapat
mencegah reaksi oksidatif dalam tubuh. Cara ini menjadi pilihan yang ekonomis
bagi banyak orang dewasa ini. Selain itu, antioksidan banyak ditemukan pada
tanaman sehingga dipercaya tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Salah satu tanaman yang mengandung zat antioksidan adalah langsat
(Lansium domesticum). Tanaman yang banyak tumbuh di Peninsula, Thailand,
serta Kalimantan dan Sulawesi, Indonesia ini memiliki zat antioksidan pada
bagian-bagian tanamannya. Secara tradisional, bagian tanaman seperti kulit buah,
kulit batang, daun, dan biji buah langsat telah banyak dimanfaatkan untuk
mengobati berbagai macam penyakit, di antaranya disentrie, malaria, tifus, dan
kolera (Korompis et al. 2010). Pohon langsat dapat tumbuh hingga 30 meter
dengan diameter 75 cm, tetapi dalam budi daya tingginya hanya 5−10 meter
dengan diameter 25 cm. Buahnya berbentuk elips atau bulat seperti buah beri,
berwarna kekuningan, dan berkulit tipis (1−1,5 mm) atau tebal (6 mm). Tanaman
ini memerlukan kelembapan tanah yang tinggi dengan curah hujan yang cukup
untuk mencegah gugurnya bunga dan buah. Langsat akan rusak pada suhu kurang
dari 6 °C, dapat bertahan hidup pada suhu 40 °C, dan tumbuh baik pada suhu 22
°C. (Tilaar et al. 2007).
Berdasarkan penelitian identifikasi fitokimia kulit buah langsat, ekstrak
kasar etanol kulit buah ini memiliki kandungan flavonoid yang bersifat
antioksidan. Selain flavonoid, ekstrak ini juga mengandung saponin, tanin, dan
triterpenoid (Lawalata 2012). Penelitian lain menunjukkan bahwa kulit batang
langsat memiliki kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, tanin, flavonoid,
saponin, dan triterpenoid. Ekstrak kasar etanol kulit batang ini memiliki aktivitas
antioksidan dan antikanker (Semuel 2008).
Lawalata (2012) melakukan proses maserasi untuk memperoleh ekstrak
kasar etanol kulit buah langsat dengan nilai konsentrasi penghambatan (IC50)
77.60 ppm. Namun, penelitian tersesbut terbatas pada kandungan antioksidan
dalam ekstrak kasar dan belum menentukan jenis-jenis senyawa aktif yang
terdapat dalam kulit buah langsat.
Aktivitas antioksidan senyawa aktif dalam kulit buah langsat tersebut dapat
ditentukan dengan beberapa metode uji, di antaranya metode penangkapan radikal
bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), metode reduksi besi (FRAP), metode

2

reduksi ion kuprat (CUPRAC), dan metode 2,2-azinobis-(3-etil-benzotiazolina-6sulfonat) (Ciz et al. 2010). Lawalata (2012) menguji aktivitas antioksidan ekstrak
kasar etanol kulit buah langsat dengan metode penangkapan radikal bebas.
Metode ini lazim digunakan pada pengujian antioksidan karena memiliki beberapa
keuntungan, yaitu mudah digunakan, mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi,
dan dapat menganalisis sejumlah besar sampel dalam jangka waktu yang singkat
(Rohman et al. 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan penelitian lanjutan untuk
menentukan jenis senyawa aktif yang bersifat antioksidan dalam kulit buah
langsat. Oleh karena itu, pada penelitian ini ekstrak kasar kulit buah langsat yang
berpotensi sebagai antioksidan difraksionasi lebih lanjut. Aktivitas antioksidan
ekstrak kasar dan fraksi-fraksi yang didapatkan ditentukan dengan metode DPPH
dan dibandingkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber
antioksidan dari bahan alam dan menambah nilai ekonomi dari buah langsat.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain oven, neraca
analitik, eksikator, silika gel GF254, radas kromatografi kolom berbantuantekanan, lampu ultraviolet (UV), microplate reader, 96 well-plate, pelat kaca, dan
berbagai macam alat kaca. Bahan-bahan yang digunakan antara lain sampel
serbuk kulit buah langsat dari Dr Lawalata (Mamuju, Sulawesi Barat), kertas
saring, n-heksana teknis, dietil eter teknis, etanol 96% teknis, methanol teknis,
diklorometana (MTC) teknis, etil asetat teknis, aseton teknis, dimetil sulfoksida,
kloroform pro analisis, akuades, NH4OH, H2SO4 2 M, pereaksi Mayer, Wagner,
Dragendorf, logam Mg, pereaksi Lieberman-Buchard, amil alkohol, HCl 37%,
FeCl3, radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), asam askorbat, dan silika
gel.

Metode
Potensi senyawa bioaktif dalam kulit buah langsat dianalisis dalam beberapa
tahap. Sampel ditentukan kadar airnya dan diekstraksi dengan metode maserasi.
Ekstrak kasar diuji kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidannya. Penentuan
eluen terbaik selanjutnya dilakukan pada ekstrak kasar teraktif untuk fraksionasi
dengan kromatografi kolom. Fraksi-fraksi yang diperoleh diuji kembali aktivitas
antioksidannya. Lampiran 1 menunjukkan diagram alir dari penelitian ini.
Penentuan Kadar Air
Kadar air ditentukan sesuai dengan metode AOAC (2005).

3

Ekstraksi Sampel
Sebanyak 25 g sampel kulit buah langsat ditimbang, kemudian dimasukkan
ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan pelarut etanol 70% dan etil asetat masingmasing dengan nisbah sampel dan pelarut 1:10. Sampel dibiarkan terendam
selama 24 jam, kemudian disaring untuk memisahkan filtrat dan ampas sampel.
Proses tersebut dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Filtrat kemudian dikumpulkan
dan dipekatkan menggunakan penguap putar (Lawalata 2012).
Uji Fitokimia
Kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid, dan tannin
dalam ekstrak kasar sesuai dengan metode Harborne (1987).
Uji Aktivitas Antioksidan
Uji aktivitas antioksidan yang digunakan adalah uji penangkapan radikal
bebas DPPH (Salazar-Aranda et al. 2011). Ekstrak kasar dilarutkan dalam etanol
hingga diperoleh konsentrasi 125, 250, 500, 1000, dan 2000 ppm. Sebanyak 100
μL alikuot sampel dan 100 μL DPPH 125 μM ditambahkan ke dalam setiap sumur
(96-well plate). Setelah diinkubasi 30 menit, absorbans diukur pada panjang
gelombang 517 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH.
Kontrol positif yang digunakan adalah asam askorbat, sedangkan kontrol
negatifnya adalah etanol. Absorbans sampel dan kontrol positif dengan berbagai
konsentrasi diukur 2 kali ulangan (duplo). Aktivitas inhibitor dihitung dengan
persamaan
Inhibisi (%)=
Keterangan:
Ablangko terkoreksi: Absorbans blangko sebelum penambahan DPPH dikurangi
Absorbans blangko setelah penambahan DPPH.
Asampel terkoreksi : Absorbans sampel sebelum penambahan DPPH dikurangi
Absorbans sampel setelah penambahan DPPH.
Akontrol terkoreksi : Absorbans sampel sebelum penambahan DPPH dikurangi
Absorbans sampel setelah penambahan DPPH.
(Batubara et al. 2009)
Penentuan Eluen Terbaik
Ekstrak pekat dengan aktivitas antioksidan terbaik ditotolkan pada pelat
KLT. Pelat KLT selanjutnya dikeringudarakan. Pelat yang sudah kering
dimasukkan ke dalam chamber kromatografi berisi eluen yang telah dijenuhkan.
Eluen-eluen yang digunakan adalah methanol, etanol 96%, n-heksana,
diklorometana, kloroform, dietil eter, etil asetat, dan aseton. Setelah proses elusi
selesai, pelat KLT dilihat pemisahannya di bawah paparan UV pada panjang
gelombang 254 nm dan 366 nm. Eluen terbaik adalah eluen yang menghasilkan
banyak spot dan terpisah baik pada pelat KLT. Apabila terdapat lebih dari satu
eluen yang memenuhi kriteria tersebut, maka eluen-eluen tersebut dicampurkan
dengan nisbah-nisbah tertentu (Houghton dan Raman 1998).

4

Fraksionasi dengan Kromatografi Kolom
Sebanyak 0.90 g ekstrak kasar etanol 70% yang merupakan ekstrak dengan
aktivitas antioksidan terbaik difraksionasi menggunakan kromatografi kolom.
Sampel dilarutkan dalam aseton kemudian dielusi dengan menggunakan
campuran eluen terbaik yang meningkat kepolarannya secara gradient berundak.
Setiap selang waktu 7 menit, eluat ditampung dalam tabung reaksi dan kemudian
diamati nilai Rf dan pola pemisahannya pada KLT. Eluat dengan pola KLT yang
sama digabungkan menjad satu fraksi kemudian setiap fraksi diuji kembali
aktivitas antioksidannya untuk menentukan fraksi teraktif (Houghton dan Raman
1998).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar Air
Penentuan kadar air merupakan analisis proksimat yang penting dilakukan
sebagai koreksi untuk menghitung rendemen ekstrak kasar. Kadar air simplisia
kulit buah langsat sebesar 13.35%. Kadar air juga berguna untuk memperkirakan
masa simpan suatu bahan karena air merupakan media tumbuhnya
mikroorganisme. Kadar air yang diperoleh lebih tinggi daripada yang telah
dilaporkan Lawalata (2012), yaitu 8.06%. Tingginya peningkatan kadar air
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya penyimpanan sampel
yang kurang baik dan menurunnya kesegaran sampel.

Rendemen Ekstrak Kulit Buah Langsat
Ekstraksi kulit buah langsat menggunakan teknik perendaman sampel atau
yang dikenal dengan maserasi. Teknik ini dipilih agar tidak merusak metabolit
sekunder yang tidak stabil terhadap panas dalam suatu bahan alam (Dhobi et al.
2009). Proses maserasi dilakukan dengan merendam sampel dalam pelarut tunggal
selama waktu tertentu. Pelarut tunggal yang digunakan adalah etil asetat dan
etanol 70%. Kedua pelarut tersebut dipilih berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya oleh Lawalata (2012) yang mendapatkan ekstrak kasar etanol kulit
buah langsat sebagai ekstrak dengan aktivitas antioksidan terbaik, sedangkan
ekstrak kasar etil asetat memilki kesamaan dalam hal kandungan flavonoid dan
triterpenoidnya. Rendemen ekstrak kulit buah langsat dalam setiap pelarut tunggal
terangkum dalam Tabel 1 dan contoh perhitungannya diberikan dalam Lampiran
2.

5

Tabel 1 Data hasil maserasi kulit buah langsat
Jenis ekstrak kasar

Bobot simplisia kulit
buah langsat (g)

Bobot ekstrak
(g)

Rendemen*
(%)

Ekstrak etanol 70%
Ekstrak etil asetat

25.0077
25.0010

8.5763
6.8858

39.58
31.79

*Berdasarkan bobot kering simplisia.
Prinsip metode ini adalah perpindahan zat dari bahan alam ke dalam pelarut
yang digunakan sebagai akibat dari kesesuaian kepolaran (like dissolve like).
Berdasarkan Tabel 1, etanol 70% memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
mengekstraksi metabolit sekunder yang terdapat dalam kulit buah langsat
dibandingkan dengan etil asetat. Tingginya rendemen ekstrak kasar etanol 70%
yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa sebagian besar komponen senyawa
dalam kulit buah langsat bersifat polar. Filtrat yang dihasilkan berwarna cokelat
gelap dan dipekatkan penguap putar. Suhu yang digunakan untuk proses
pemekatan adalah 50 °C. Suhu tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan
titik didih etanol 70%, yaitu 78 °C. Pemilihan suhu tersebut karena sulit
menguapnya etanol 70%, sementara suhu yang lebih tinggi dikhawatirkan dapat
menguap sebagian metabolit sekunder dalam ekstrak kasar.
Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian Lawalata (2012) yang
menyebutkan bahwa etanol 70% adalah pelarut terbaik untuk mengekstraksi
senyawa-senyawa dalam kulit buah langsat. Lawalata (2012) memperoleh
rendemen sebesar 18.85% untuk ekstrak etanol 70%, 15.51% untuk ekstrak etil
asetat, dan 13.32% untuk ekstrak n-heksana. Rendemen yang dihasilkan juga
sejalan dengan hasil penelitian Semuel (2008) yang memeroleh rendemen ekstrak
kasar kulit batang langsat tertinggi dengan pelarut etanol 70%, yaitu 5.92%,
sedangkan dengan pelarut lainnya, yaitu kloroform-air (1:1), rendemennya 4.36%.

Kandungan Fitokimia Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat
Uji fitokimia dilakukan untuk menentukan golongan metabolit sekunder
yang terdapat dalam suatu bahan alam (Harborne 1987). Pada penelitian ini, uji
fitokimia dilakukan untuk menguji keberadaan tanin, flavonoid, steroid,
triterpenoid, saponin, dan alkaloid dalam ekstrak kasar etanol 70% dan etil asetat
kulit buah langsat. Hasilnya tersaji dalam Tabel 2.
Tabel 2 Hasil uji fitokimia ekstrak etanol 70% dan etil asetat kulit buah langsat
Metabolit sekunder
Tanin
Flavonoid
Steroid
Triterpenoid
Saponin
Alkaloid

Ekstrak etanol 70%
Ekstrak etil asetat







Keterangan: - tidak teridentifikasi
√ teridentifikasi

6

Ekstrak kasar etanol 70% mengandung jenis metabolit sekunder yang lebih
banyak daripada ekstrak kasar etil asetat. Seperti yang telah dilaporkan oleh
Lawalata (2012), ekstrak kasar etanol 70% mengandung tanin sebagai metabolit
sekunder dengan jumlah terbanyak. Selain tanin, kandungan alkaloid, triterpenoid,
dan flavonoid juga cukup banyak, sedangkan saponin berjumlah sedikit. Di sisi
lain metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak kasar etil asetat hanya
triterpenoid dan alkaloid. Berdasarkan kandungan flavonoid dan tanin dalam
ekstrak kasar etanol 70% diketahui kulit buah langsat diduga memiliki potensi
sebagai antioksidan. Berdasarkan strukturnya, flavonoid dan tanin termasuk dalam
kelompok polifenol (Lim et al. 2007).

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar Kulit Buah Langsat
Uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar kulit buah langsat dilakukan dengan
menggunakan metode penangkapan radikal bebas DPPH. Aktivitas antioksidan
ditunjukkan oleh kemampuan ekstrak kasar mengubah warna DPPH dari ungu
menjadi kuning. Penghambatan terhadap radikal bebas dinyatakan sebagai nilai
IC50, yaitu nilai konsentrasi yang dapat menghambat 50% aktivitas radikal bebas.
Hasil uji antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak kasar etanol 70% lebih
aktif sebagai antioksidan dibandingkan dengan ekstrak kasar etil asetat. Ekstrak
kasar etanol 70% dapat menghambat 50% aktivitas radikal bebas pada konsentrasi
372.90 μg/mL, sedangkan ekstrak kasar etil asetat baru menghambat 50%
aktivitas radikal bebas pada konsentrasi 3936.9 μg/mL. Berdasarkan nilai IC50
tersebut, kedua ekstrak tergolong dalam antioksidan lemah, karena nilai IC50 yang
dimiliki lebih dari 200 μg/mL (Nurjanah et al.2012). Nilai IC50 tersebut sesuai
dengan kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam kedua ekstrak kasar.
Ekstrak kasar etanol 70% memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik karena
mengandung flavonoid dan tanin yang tidak terdapat dalam ekstrak kasar etil
asetat. Potensi antioksidan kedua senyawa berasal dari keberadaan gugus –OH
fenolik yang dapat mendonorkan proton saat bereaksi dengan senyawa radikal
bebas sehingga menstabilkan senyawa tersebut (Rohman et al. 2010). Mekanisme
penangkapan radikal bebas DPPH oleh antioksidan ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Reaksi penangkapan radikal bebas DPPH (Rohman et al. 2010).

7

Nilai IC50 dari ekstrak kasar etanol 70% menunjukkan aktivitas antioksidan
yang rendah. Ekstrak tersebut baru dapat menghambat 71.21% radikal bebas
DPPH pada konsentrasi 500 μg/mL (Lampiran 3). Nilai IC50 tersebut jauh lebih
tinggi daripada nilai IC50 vitamin C, yaitu 4.14 μg/mL yang menunjukkan bahwa
vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat. Pemisahan senyawasenyawa yang terdapat dalam ekstrak kasar tersebut dilakukan dengan
kromatografi kolom. Senyawa hasil pemisahan diharapkan memiliki niai IC50
yang lebih baik dari nilai IC50 ekstrak kasar.

Eluen Terbaik
Eluen terbaik dipilih untuk proses fraksionasi dengan kromatografi kolom
dan pengelompokkan fraksi-fraksi yang diperoleh. Eluen-eluen tunggal dipilih
berdasarkan variasi kepolarannya, yaitu n-heksana, dietil eter, kloroform, etil
asetat, aseton, diklorometana, etanol 96%, dan metanol. Proses ini dilakukan
dengan menotolkan ekstrak kasar etanol 70% pada pelat KLT silika gel GF254,
yang berperan sebagai fase diam, kemudian dielusi dengan eluen sebagai fase
gerak. Noda hasil elusi diamati di bawah UV pada panjang gelombang 254 dan
366 nm untuk menentukan pola pemisahannya.
Berdasarkan hasil pemisahan yang diperoleh, etil asetat merupakan eluen
tunggal terbaik untuk proses fraksionasi ekstrak kasar etanol 70%. Dengan eluen
tersebut, noda-noda dihasilkan pada bagian bawah, tengah, dan atas pelat KLT,
sedangkan dengan eluen tunggal lainnya, noda hanya dihasilkan pada bagian atas
KLT atau bagian bawah KLT (Lampiran 4). Eluen n-heksana.dipilih sebagai eluen
penahan untuk uji campuran 2 eluen. Nisbah komposisi eluen yang digunakan,
ialah heksana-etil asetat 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 9:1, dan 10:0.
Nisbah eluen terbaik yang dihasilkan ialah n-heksana-etil asetat 4:6.
Sebanyak 7 noda dihasilkan tersebar di bagian bawah, tengah, dan atas pelat KLT
analitik yang menunjukkan keterpisahan yang baik di antara komponen senyawa
polar, semipolar, dan nonpolar dalam ekstrak kasar etanol 70%. Komposisi
lainnya menghasilkan noda yang lebih sedikit dan pola pemisahannya tidak sebaik
n-heksana-etil asetat 4:6 (Lampiran 4). Berdasarkan hasil tersebut, eluen yang
digunakan untuk proses pemisahan selanjutnya adalah n-heksana-etil asetat
dengan metode elusi gradien berundak menggunakan eluen yang semakin
meningkat kepolarannya.

Fraksi Hasil Kromatografi Kolom
Kolom yang digunakan memiliki ukuran panjang 58 cm dan diameternya 2
cm. Sampel dimasukkan ke dalam kolom, kemudian dielusi berturut-turut dengan
n-heksana-etil asetat 10:0, 9:1, 8:2, 7:3, 6:4, 5:5, 4:6, 3:7, 2:8, 1:9, dan 0:10. Dari
cara ini senyawa-senyawa dalam ekstrak kasar etanol 70% terpisahkan sesuai
tingkat kepolarannya berturut-turut dari yang nonpolar ke polar. Setelah elusi
gradien n-heksana-etil asetat selesai, elusi gradien dilanjutkan dengan campuran
etil asetat-metanol dengan pola nisbah yang sama dengan n-heksana-etil asetat.
Kepolaran methanol yang lebih tinggi akan memisahkan kembali senyawa-

8

senyawa yang masih tertahan pada silika. Eluat yang dihasilkan selama proses ini
ditampung setiap 7 menit dalam tabung reaksi.
Fraksionasi menghasilkan 29 fraksi tunggal dengan bobot rendemen yang
tersaji dalam Lampiran 5. Selanjutnya, terhadap seluruh 29 fraksi tersebut dilihat
pola keterpisahannya dan nilai Rf-nya pada KLT analitik (Lampiran 5). Fraksifraksi dengan Rf yang sama digabungkan dalam satu wadah, yang kemudian
dipekatkan dan dihitung rendemennya (Lampiran 5). Hasil penggabungan fraksi
tunggal menghasilkan 20 fraksi campuran, yaitu 13 fraksi yang dihasilkan dari
elusi gradien n-heksana:etil asetat dan 7 fraksi yang dihasilkan dari elusi etil
asetat:metanol. Fraksi yang diperoleh masih mengandung beberapa senyawa. Hal
tersebut diketahui dari terdapat beberapa noda dalam setiap satu fraksi yang
ditotolkan dan dielusi pada KLT analitik (Lampiran 5).
Rendemen total fraksi yang diperoleh adalah 64.25%. Masih tersisanya
berbagai komponen senyawa pada silika kolom yang tidak dapat tercuci oleh
komposisi seluruh eluen membuat rendemen fraksi tersebut terbilang sedikit
karena dari 0.9 g ekstrak aktif yang difraksionasi, hanya menghasilkan bobot
fraksi 0.58 g. Komponen senyawa yang tersisa tersebut selanjutnya dicuci dengan
aseton dan dihitung rendemennya. Rendemen senyawa sisa tersebut adalah
17.32%. Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan terhadap komponen senyawa
sisa tersebut, diketahui bahwa rendemen tersebut mengandung tanin.

Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi dari kstrak Kasar Etanol 70%
Uji antioksidan dilakukan dengan metode Salazar-Aranda et al. (2011),
yaitu mengamati perubahan warna DPPH yang merupakan senyawa dengan
radikal bebas sebagai akibat dari adanya penangkapan radikal bebas tersebut.
Fraksi-fraksi yang diuji antioksidannya dipilih berdasarkan rendemen yang
dihasilkan, yaitu fraksi dengan bobot rendemen minimal 30 mg. Fraksi-fraksi
tersebut adalah F7, F8, F10, F11, F12, F13, F14, F15, F16, F17, F18, dan F19.
Beberapa fraksi memiliki daya hambat yang relatif rendah, yaitu berkisar
antara 20%-35% pada F15, F17, dan F19. Daya hambat yang dimiliki ketiga
fraksi tersebut terlihat dari adanya perubahan warna fraksi setelah penambahan
DPPH, yaitu dari ungu menjadi kuning pekat. Berdasarkan tingkat kepolaran dari
gradien eluen yang digunakan, yaitu gradien etil asetat:metanol, ketiga fraksi ini
termasuk fraksi yang polar. Oleh sebab itu, diduga ketiga fraksi tersebut
mengandung senyawa-senyawa bersifat antioksidan seperti flavonoid, tanin, dan
beberapa jenis senyawa alkaloid. Namun, hasil uji antioksidan tersebut
menunjukkan bahwa fraksi-fraksi hasil fraksionasi hanya memiliki aktivitas
antioksidan yang rendah karena persentase inhibisi pada semua rentang
konsentrasi tidak mencapai 50% dan beberapa fraksi memiliki nilai persentase
inhibisi yang negatif (Lampiran 6). Nilai tersebut berbeda dengan nilai persentase
inhibisi dari vitamin C yang digunakan sebagai kontrol positif, dapat menghambat
radikal bebas DPPH sebanyak 50% mulai dari konsentrasi 2.50 μg/mL sehingga
memiliki nilai IC50 yang rendah, yaitu 1.10 μg/mL (Lampiran 7).
Hasil persentase inhibisi beberapa fraksi yang bernilai negatif pada
konsentrasi tertentu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya warna fraksi dan
tidak homogennya fraksi saat dilarutkan menjadi larutan stok. Warna fraksi

9

menyebabkan munculnya warna kuning pekat setelah penambahan larutan DPPH
dan proses inkubasi. Warna kuning pekat dihasilkan dari bercampurnya warna
sampel dengan warna ungu dari DPPH. Warna kuning yang dihasilkan membuat
sampel memiliki absorbansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan absorbansi
blanko sehingga menghasilkan nilai inhibisi yang negatif. Selain warna,
ketidakhomogenan larutan stok yang dibuat dari fraksi membuat absorbansi dari
sampel lebih besar dari absorbansi blanko yang menyebabkan nilai inhibisi
bernilai negatif. Ketidakhomogenan larutan stok disebabkan adanya perbedaan
kepolaran antara fraksi yang diuji dengan pelarut yang digunakan.
Selain kedua sebab tersebut, nilai persentase inhibisi fraksi-fraksi yang
diperoleh menunjukkan potensi kulit buah langsat sebagai antioksidan terbatas
pada ekstrak kasarnya, sedangkan fraksi-fraksi dari ekstrak kasar tersebut tidak
memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini disebabkan karena aktivitas antioksidan
yang terdapat dalam kulit buah langsat diduga merupakan hasil sinergisme dari
senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalamnya.
Selain pada kulit buah langsat, efek sinergisme terhadap antioksidan yang
dimiliki suatu bahan alam telah dilaporkan oleh Tisnadjaja et al. (2006) pada
bagian bunga tanaman burahol. Hasil penelitiannya, diketahui bunga tanaman
burahol memiliki aktivitas antioksidan yang kuat pada ekstrak kasar etil asetatnya
dengan nilai IC50 35.07 μg/mL. Proses fraksionasi menggunakan kromatografi
kolom mengakibatkan terjadinya penurunan aktivitas antioksidan, dengan nilai
IC50 515.33 μg/mL.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Kandungan senyawa metabolit sekunder dalam kulit buah langsat adalah
flavonoid, tanin, alkaloid, triterpenoid, dan saponin. Potensi kulit buah langsat
sebagai antioksidan lemah terbatas pada ekstrak kasarnya saja sedangkan fraksifraksi dari ekstrak kasar tersebut tidak memiliki aktivitas antioksidan. Hal tersebut
diketahui dari tidak adanya nilai persentase inhibisi yang mencapai 50% pada
berbagai rentang konsentrasi.

Saran
Teknik penyimpanan sampel harus dilakukan dengan baik untuk mencegah
terjadinya peningkatan kadar air dan menjaga kualitas bahan yang dianalisis.
Proses pemisahan tanin sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum proses
fraksionasi sehingga dapat mempermudah proses fraksionasi dengan kromatografi
kolom. Metode uji antioksidan lain, seperti metode uji FRAP, CUPRAC, dan
ABTS, sebaiknya dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan kulit buah
langsat karena masih belum diketahuinya jenis senyawa aktif dalam kulit buah
langsat.

10

DAFTAR PUSTAKA
[AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 2005. Official Method of
Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington
(US): AOAC.
Batubara I, Mitsunaga T, Ohasi H. 2009. Screening antiacne potency of
Indonesian medical plants: antibacterial, lipase inhibition, and antioxidant
activities. Japan Wood Res Soc. 55:230-235. doi: 10.1007/s10086-0081021-1
Ciz M, Cizova H, Denev P, Kratchanova, Slavov A, Lojek A. 2009. Different
methods for control and comparison of the antioxidant properties of
vegetables. Food Control. 21:518-523.
Dhobi M, Mandal V, Hemalatha S. 2009. Optimization of microwave assisted
extraction of bioactive flavonolignan-sylybinin. J Chem Technol Metrol.
3(1):13-23.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Ed ke-2. Padmawinata K, Soediro I,
penerjemah; Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari: Phytochemical
Method.
Houghton PJ, Raman A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractionation of
Natural Extract. London: Chapman & Hall.
Korompis GEC, Danes VR, Sumampow OJ. 2010. Uji in vitro aktivitas
antibakteri dari Lansium domesticum Correa (Langsat). Chem Prog.
3(1):13-19.
Lawalata VN. 2012. Rekayasa proses ekstraksi kulit buah langsat (Lansium
domesticum var. langsat) sebagai bahan antibakteri dan antioksidan.
[disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Lim YY, Lim TT, Tee JJ. 2007. Antioxidant properties of several tropical fruits:
a
comparative
study.
Food
Chem.
103(2007):1003-1008.
doi:10.1016/j.foodchem.2006.08.038
Mahleda MLP, Hartini N. 2012. Post-traumatic Growth pada pasien kanker
payudara pasca mastektomi usia dewasa madya. Jurnal Psikologi Kimia dan
Kesehatan Mental 1(2):67-71.
Nurjanah, Azka A, Abdullah A. 2012. Aktivitas antioksidan dan komponen
bioaktif, semanggi air (Marsilea crenata). Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan 1(3):152-158.
Rohman A, Riyanto S, Dahliyanti R, Pratomo DB. 2009. Penangkapan radikal 2,2
difenil-1-pikrilhidrazil oleh ekstrak buah Psidium guajava. L. Da Averrhoa
carambola L. Jurnal Ilmu Kefarmasian. 7(1):1-5.
Rohman A, Riyanto S, Yuniarti N, Saputra WR, Utami R, Mulatsih W. 2010.
Antioxidant activity, total phenolic and total flavaonoid of extracts and
fractions of red fruit (Padanus conoideus Lam). J Int Food Res. 17:97-106.
Salazar-Aranda R, Perez-Lopez LA, Lopez-Aroyyo L, Alanis-Garza BA,
Waksman de Torres N. 2011. Antimicrobial and antioxidant activities of
plant from Northeast of Mexico. Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine. 2011:1-6. doi:10.1093/ecam/nep127

11

Semuel MY. 2008. Aktivitas antioksidasi dan antikanker ekstrak kulit batang
langsat Lansium domesticum L. [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Tisnadjaja D, Saliman E, Silvia, Simanjuntak P. 2006. Pengkajian burahol
(Stelechocarpis burahol (Blume) Hook & Thomson) sebagai buah yang
memiliki kandungan senyawa antioksidan. Jurnal Biodiversitas. 7(2):199202.
Tilaar M, Lip W WIH, Ranti SA, Wasitaatmadja SM, Suryaningsih, Junardy FD,
Maily. 2008. Review of Lansium domesticum Corrêa and its use in
cosmetics. Boletín Latinoamericano y del Caribe de Plantas Medicinales y
Aromáticas. 7(4):183 – 189.

12

Lampiran 1 Diagram alir penelitian
Kulit buah langsat

Analisis
Kadar air

Ekstraksi sampel dengan teknik maserasi

Pemekatan dengan penguap putar T= 40−50°C

Ekstrak kasar etil asetat

Ekstrak kasar etanol 70%

Uji aktivitas antioksidan
Ekstrak etanol 70%
Penentuan eluen terbaik
Fraksionasi dengan kromatografi kolom
Elusi gradien heksana-etil asetat dan
gradien etil asetat-metanol

F1-F29

Uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom

13

Lampiran 2 Kadar air dan rendemen kulit buah langsat
a) Penentuan kadar air
Ulangan
1
2
3
Rerata
Stdev

Bobot sampel awal
(g)
1.0015
1.0032
1.0038

Bobot
sampel konstan (g)
0.8700
0.8671
0.8687

% kadar air=

Kadar air
(%)
13.13
13.48
13.45
13.35
0.1940

× 100%

=
= 13.13%
Rerata kadar air=
= 13.35%
b) Data hasil maserasi kulit buah langsat

Jenis ekstrak kasar

Bobot simplisia kulit
buah langsat (g)

Bobot ekstrak
(g)

Rendemen
(%)

Ekstrak etanol 70%
Ekstrak Etil asetat

25.0077
25.001

8.5763
6.8858

39.58
31.79

Contoh perhitungan:
% rendemen basah =
=

×100%
×100%

= 34.29%
% rendemen kering =
=
= 39.58%

×100%
x100%

14

Lampiran 3 Data uji antioksidan ekstrak kasar etanol 70% dan vitamin C
a) Ekstrak Kasar etanol 70%
Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi

[sampel] (µg/mL)

Rerata nilai inhibisi (%)

2000

76.53

1000

85.75

500

71.21

250

35.64

125

16.79

IC50(ppm)

372.90

Kurva hubungan konsentrasi ekstrak etanol 70% dengan nilai inhibisi
100
y = 24.465ln(x) - 94.859
R² = 0.8257

90

Nilai inhibisi (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
0

500

1000

1500

2000

Konsentrasi ekstrak kasar etanol 70% (ppm)
Nilai IC50 yang diperoleh
y = 24.46ln(x)−94.85
50+94.85= 24.46ln(x)
144.85= 24.46ln(x)
ln(x)= 5.92
x = 372.90 ppm

2500

15

Lampiran 3 lanjutan
b) Vitamin C
Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi
[sampel] (µg/mL)

Rerata Nilai inhibisi (%)

20

100

10

83.37

5

48.65

2.5

29.81

1.25

17.68

IC50 (ppm)

4.14

Contoh kurva ulangan I:
120
y = 31.48ln(x) + 5.2365
R² = 0.9729

Nilai inhibisi (%)

100
80
60
40
20
0
0

5

10

15

Konsentrasi vitamin C (ppm)
Contoh perhitungan ulangan 1:
Nilai IC50 yang diperoleh
y = 31.48 ln(x)+5.236
50-5.236= 31.48 ln(x)
44.764= 31.48 ln(x)
ln(x) = 1.42
x = 4.14 ppm

20

25

16

Lampiran 4 Eluen terbaik untuk fraksionasi
a) Penentuan eluen terbaik ekstrak kasar etanol 70% dengan beberapa eluen
tunggal, yaitu 1) metanol, 2) etanol 96%, 3) etil asetat, 4) aseton, 5)
dikloro metana (MTC), 6) kloroform, 7) dietil eter, dan 8) n-heksana di
bawah lampu UV 254 nm.

1

2

3

4

5

6

7

8

b) Penentuan eluen dengan menggunakan berbagai rasio dari dua
perbandingan eluen, yaitu n-heksana dan etil asetat berdasarkan
peningkatan kepolaran.

9:1

8:2

4:6

7:3

5:5

6:4

3:7

1:9

2:8

17

Lampiran 5 Data hasil fraksinasi ekstrak etanol 70%
Data fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dan nilai inhibisinya
a) Data Fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dengan eluen n-heksana-etil asetat

Komposisi eluen

Rf

Rendemen
fraksi (%)

Hasil
gabungan
fraksi
tunggal ke-

1

Hx:EtOAc (10:0)

0.952

0.79

f 1 dan f 2

0.96

2

Hx:EtOAc (9.5:0.5)

0.952

0.38

f3

0.26

3

Hx:EtOAc (9:1) (1)

0.905

0.26

f 4 dan f 5

3.25

4 Hx:EtOAc (9:1 ) (2)

0.952

1.42

f6

0.44

5

Hx:EtOAc (9:1) (3)

0.952

1.89

f 7 dan f 9

1.99

6

Hx:EtOAc (9:1) (4)

0.964

0.44

f8

1.41

7

Hx:EtOAc (9:1) (5)

0.952,
0.886

1.43

f 10

6.64

4.99

8

Hx:EtOAc (9:1) (6)

0.964

1.41

f 11

4.28

25.08

9

Hx:EtOAc (9:1) (7)

0.952,
0.886

1.89

f 12

0.48

10

Hx:EtOAc (8:2) (1)

0.571,
0.798,
0.952

6.64

f 13 dan f 14

6.32

21.2

11

Hx:EtOAc (8:2) (2)

4.28

f 15

7.11

12.79

12

Hx:EtOAc (7:3)

0.48

f 16 dan f 17

4.25

3.08

13

Hx:EtOAc (6:4)

6.41

f 18 dan f 19

2.05

17.98

14

Hx:EtOAc (5:5)

0.357,
0.571

6.09

f 20

3.29

15.24

15

Hx:EtOAc (4:6)

0.143,
0.286

7.11

f 21 dan f 22

5.58

20.95

16

Hx:EtOAc (3:7)

0.071

0.67

f 23

4.29

-15.31

17

Hx:EtOAc (2:8)

0.071

4.25

f 24

3.89

17.48

18

Hx:EtOAc (1:9)

0.048

2.12

f 26

2.24

2.04

19

Hx:EtOAc (10:0)

0.048

2.05

f 27 dan f 28

3.33

35.94

Fraksi
ke

0.690,
0.786
0.286,
0.476,
0.571
0.357,
0.571

Rendemen
fraksi (%)

Inhibisi fraksi
pada 2000
ppm (%)

18

Lampiran 4 lanjutan
b) Data fraksionasi ekstrak kasar etanol 70% dengan eluen etil asetat-metanol

Fraksi
ke

Komposisi eluen

Rf

Rendemen
fraksi (%)

Hasil
gabungan
fraksi
tunggal ke-

Rendemen
fraksi (%)

0.750, 0.900

3.29

f 29

2.21

EtOAc:MeOH
(9:1)
EtOAc:MeOH
(8:2)
EtOAc:MeOH
(7:3)
EtOAc:MeOH
(6:4)

0.750, 0.825,
0.925
0.750, 0.825,
0.925
0.406, 0.825,
0.925

24

EtOAc:MeOH
(5:5)

0.375, 0.750,
0.825, 0.950

3.89

25

EtOAc:MeOH
(4:6)

0.800, 0.950

2

26

EtOAc:MeOH
(3:7)

0.425, 0.525

2.24

27

EtOAc:MeOH
(2:8)

0.250, 0.800,
0.950

1.68

28

EtOAc:MeOH
(1:9)

0.250, 0.800,
0.950

2.2

29

EtOAc:MeOH
(10:0)

0.05

2.21

20
21
22
23

5.28
2.23
4.29

Keterangan: f: fraksi Hx: n-heksana EtOAc: etil asetat
Contoh perhitungan:
Bobot fraksi =
= (11.0383-11.0182) g
= 0.0201g
% Rendemen (%) =
=
= 2.23%

MeOH: metanol

19

Lampiran 6 Data uji antioksidan fraksi-fraksi hasil kromatografi kolom
a)

[fraksi]
2000
1000
500
250
125

b)

Data uji antioksidan Fraksi 7 (n-heksana-etil asetat 8:2 (1)), Fraksi 8
(n-heksana-etil asetat 8:2 (2), dan Fraksi 9 (n-heksana-etil asetat
5:5)

Rerata inhibisi F7 (%)

Rerata inhibisi F8 (%)

Rerata inhibisi F9 (%)

4.99
-8.71
-10.75
-12.17
-1.46

25.08
-0.93
0.85
1.00
-2.39

21.20
1.66
-3.87
3.05
-11.03

Data uji antioksidan Fraksi 10 (n-heksana-etil asetat 4:6), Fraksi 12 (nheksana-etil asetat 2:8), dan Fraksi 13 (Etil asetat 100%)
Rerata inhibisi F11 (%)

Rerata inhibisi F12 (%)

Rerata inhibisi F13 (%)

2000

12.79

3.08

17.98

1000

1.58

-4.76

4.77

500

6.03

-8.75

-7.16

250

-3.18

-10.11

-17.07

125

-5.31

-15.17

-10.51

[fraksi]

c) Data uji antioksidan Fraksi 14 (EtOAc-MeOH 1:9), Fraksi 15 (EtOAcMeOH 8:2), dan Fraksi 16 (EtOAc-MeOH 6:4)
Rerata inhibisi F11 (%)

Rerata inhibisi F12 (%)

Rerata inhibisi F13 (%)

2000

15.24

20.95

-15.00

1000

-2.04

20.12

4.19

500

4.05

5.32

10.00

250

13.67

5.36

7.49

125

7.41

4.83

11.86

[fraksi]

20

Lampiran 6 lanjutan
d) Data uji antioksidan Fraksi 17 (EtOAc-MeOH 5:5), Fraksi 18 (EtOAcMeOH 3:7), dan Fraksi 19 (EtOAc-MeOH 1:9)
[fraksi] Rerata inhibisi F11 (%)

Rerata inhibisi F12 (%)

Rerata inhibisi F13 (%)

2000

17.48

2.04

35.90

1000

23.55

1.70

26.90

500

17.90

2.53

18.57

250

15.67

3.70

8.05

125

6.16

8.70

9.06

21

Lampiran 7 Aktivitas antioksidan vitamin C sebagai control

Hubungan antara [sampel] dengan persentase inhibisi
[sampel] (µg/mL)

Nilai inhibisi (%)

20

100

10

95.97

5

90.80

2.5

84.21

1.25

51.31

0.625

37.20

0.3125

13.16

IC50(ppm)

1.10

Kurva hubungan antara konsentrasi vitamin C dengan nilai inhibisinya
120
y = 21,515ln(x) + 47,804
R² = 0,9127

Nilai inhibisi (%)

100
80
60
40
20
0
0

5

10

15

Konsentrasi vitamin C (ppm)

Nilai IC50 yang diperoleh
y= 21.51 ln(x)+47.80
50-47.80= 21.51 ln(x)
2.2= 21.51 ln(x)
ln(x)= 0.1
x= 1.10 ppm

20

25

22

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta, 7 Juni 1991 sebagai putri sulung dari Bapak Rudy
Afandi dan Ibu Mintarsih. Tahun 2009, penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas
Negeri 6 Bekasi yang kemudian dilanjutkan dengan menempuh studi di
Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menjadi mahasiswi di IPB, penulis pernah menjadi asisten
praktikum mata kuliah Kimia Tingkat Persiapan Pertama (TPB) sejak tahun 2010
hingga 2012 dan asisten praktikum mata kuliah Kimia Dasar Tingkat Persiapan
Bersama tahun ajaran 2012/2013. Selama kuliah, penulis aktif sebagai fotografer
dan Manajer Human Resource and Development (HRD) bagian Eksternal Koran
Kampus IPB, serta aktif menjadi panitia di berbagai acara IPB baik berskala
universitas, seperti contoh TPB CUP dan Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI),
maupun nasional, seperti contoh Pesta Sains Nasional IPB dan Jurnalistik Fair
2012. Tahun 2012, penulis memeroleh dana hibah dikti untuk Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian yang berjudul "Karburisasi Baja SS 316 dan
Baja CS 1010 Menggunakan Arang Sekam dan Arang Kayu untuk Mengatasi
Masalah Kekerasan dan Korosivitas Pada Gear Mobil”. Penulis pernah
melakukan Paktik Lapang di Pusat Pengawasan Mutu Barang (PPMB), Jakarta,
dengan judul laporan “Perbandingan Hasil Analisis Kadar Nitrat dalam Air
Minum Menggunakan SNI 01-3554-1998 dan SNI 01-3554-2006”. Beberapa
pelatihan yang diikuti penulis semasa kuliah adalah Pendidikan dan Pelatihan
Dasar Koran Kampus IPB, Pelatihan Penulisan “Fun and Gainst” dari Jakarta
Post, dan Improving Self Soft Skill, Studium Generale ISO 17025, dan Persiapan
Memasuki Dunia Kerja “Dare to Face the World and be Extraordinary Young
Chemist with Safety in Work” dari Ikatan Mahasiswa Kimia IPB 2012.