23
Manajer  dapat  termotivasi  untuk  mengelola  laba  perusahaan  mereka  sebagai konsekuensi  dari  kepentingan  diri  contohnya  kompensasi,  penghargaan  saham  atau
kontribusi pensiun, terutama jika peristiwa yang menguntungkan tersebut tergantung pada ukuran kinerja  yang dapat  diamati seperti  laba atau profitabilitas  Fields
et  al
., 2001 dalam Demrkan dan Platt, 2009. Manipulasi laba mempengaruhi kualitas laba
dengan memutarbalikkan bagian laba yang merupakkan hasil dari operasi perusahaan dan  bagian  yang  dihasilkan  dari  kebijaksanaan  akrual  Dechow  dan  Schrand,  2004
dalam Demrkan dan Platt, 2009. Menurut  Levit  1998  dalam  Abdelghany  2005,  manajemen  laba  sebagai
wilayah  abu-abu  dimana  akuntansi  menjadi  sesat,  manajer  mengambil  jalan  pintas, dan  laporan  keuangan  mencerminkan  keinginan  manajemen  daripada  kinerja
keuangan  perusahaan.  Healy  dan  Whalen  1999  dalam  Abdelghany  2005 menambahkan bahwa manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan penilaian
dalam pelaporan keuangan dan penataan dalam transaksinya untuk mengubah laporan keuangan  baik  untuk  menyesatkan  beberapa  pemegang  saham  tentang  kinerja
ekonomi  perusahaan  atau  untuk  mempengaruhi  hasil  kontrak  yang  tergantung  pada angka akuntansi yang dilaporkan.
2.1.4.1 Motivasi Manajemen Laba
Alasan  manajer  untuk  melakukan  manajemen  laba  didasari  oleh  beberapa motivasi, antara lain 1
bonus scheme
2
debt convenant
3
political motivation
4
taxation motivation
5 pergantian CEO dan 6
Initial Public Offering
Scott, 2000:
24
352  dalam  Wangi,  2010.  Beberapa  motivasi  dalam  melakukan  manajemen  laba adalah sebagai berikut :
1. Alasan bonus
Bonus scheme
Adanya  asimetri  informasi  mengenai  perusahaan  menyebabkan  pihak manajemen dapat mengatur laba bersih untuk memaksimalkan bonus mereka.
2. Kontrak Utang Jangka Panjang
debt convenant
Semakin dekat perusahaan dengan kreditur, maka manajemen akan cenderung memilih  prosedur  yang  dapat  “memindahkan”  laba  periode  mendatang  ke
periode  berjalan.  Hal  ini  bertujuan  untuk  mengurangi  kemungkinan  perusahaan mengalami kegagalan dalam pelunasan hutang.
3. Motivasi Politik
political motivation
Perusahaan  besar  yang  menguasai  hajat  hidup  orang  banyak  akan  cenderung menurunkan  laba  untuk
mengurangi visibilitasnya,  misalnya
dengan menggunkan  praktik  atau  prosedur  akuntansi  yang  dapat  menurunkan  labanya,
khususnya selama periode dengan tingkat kemakmuran yang tinggi. 4.
Motivasi Pajak
taxation motivation
Salah  satu  insentif  yang  dapat  memicu  manajer  untuk  melakukan  rekayasa laba  adalah  untuk  meminimalkan  pajak  atau  total  pajak  yang  harus  dibayarkan
perusahaan. 5.
Pergantian CEO
Chief Executive Officer
25
Banyak  motivasi  yang  muncul  saat  terjadi  pergantian  CEO.  Salah  satunya adalah  pemaksimalan  laba  untuk  menigkatkan  bonus  pada  saat  CEO  mendekati
masa pensiun. 6.
IPO
Initial Public Offering
Perusahaan  yang  baru  pertama  kali  menawarkan  harga  pasar,  terkadang mengalami  masalah  dalam  menetapkan  nilai  saham  yang  akan  ditawarkan,  oleh
karena  itu  informasi  laba  bersih  dapat  digunakan  sebagai  sinyal  kepada  calon investor tentang nilai perusahaan, sehingga manajemen perusahaan yang akan
go public
cenderung  mekakukan  manjemen  laba  untuk  memperoleh  harga  lebih tinggi atas saham yang akan dijualnya.
2.1.4.2 Teknik Manajemen Laba