Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia http:id.wikipedia.org.
2.1. PROSES PEMBUATAN KERTAS
Bahan baku untuk pembuatan pulp antara lain kayu pinus merkusii, bambu, jerami, bagase, kertas bekas dan lain-lain. Menurut Rini 2002,
kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain :
1. selulosa
Selulosa merupakan komponen yang paling dikehendaki dalam pembuatan kertas karena bersifat panjang dan kuat. Menurut
Stanley 2001 dalam kayu mengandung sekitar 50 komponen selulosa.
2. hemiselulosa
Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.
3. lignin
Lignin berfungsi merekatkan serat – serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pada proses pulping secara kimia dan proses pemutihan
akan menghilangkan komponen lignin tanpa mengurangi serat selulosa. Menurut Stanley 2001 komponen lignin dalam kayu adalah
sekitar 30 . 4.
bahan ekstraktif Komponen ini meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak
dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam limbah industri kertas.
Menurut Stanley 2001, jumlah komponen hemiselulosa dan hidrokarbon dalam kayu adalah sekitar 20 .
Proses produksi kertas terdiri dari beberapa tahap yang pada intinya adalah sebagai berikut :
2.1.1. Pembuburan kayu pulping
Menurut Stanley 2001, proses pembuatan pulp pulping pada prinsipnya terbagi atas :
1. Proses Kimia
Proses pembuatan pulp secara kimia terdiri dari dua jenis proses yaitu :
a. Proses Sulfat kraft
Proses ini merupakan proses industri pulp yang dominan di dunia dengan menghasilkan kekuatan yang
tinggi, serat panjang, dan kandungan lignin dalam pulp sangat rendah. Proses ini dilakukan dengan memasak
potongan kayu dalam sodium hidroksida soda kaustik dan cairan sodium disebut larutan putih white liquor
yaitu campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida. Dengan proses ini lignin dan resin kayu akan dilepaskan
dari serat selulosa pulp kemudian dicuci dan diputihkan. Pada proses ini umumnya dilakukan dengan proses
tertutup sehingga 95 – 98 bahan kimia yang digunakan dapat digunakan kembali.
b. Proses Sulfit
Proses ini menggunakan peralatan yang serupa dengan proses kraft tetapi menggunakan bahan kimia
yang berbeda. Karakteristik pulp yang dihasilkan adalah kuat, lembut dan lebih terang warnanya daripada proses
kraft sehingga dapat mengurangi tahap pemutih. Bahan kimia yang digunakan adalah asam sulfat atau hidrogen
sulfit untuk memasak bahan baku sehingga dihasilkan asam sulfit atau pulp bisulfit. Umumnya rata – rata
recovery bahan kimia tidak setinggi proses kraft. 2.
Proses Mekanik Proses pembuatan pulp secara kimia terdiri dari dua
jenis proses yaitu : a.
Penggilingan kayu Proses ini merupakan proses yang paling dasar
dari proses pulping dan penggilingan kayu atau potongan kayu yang bertujuan untuk memisahkan serat. Kualitas
pulp pada proses ini rendah karena masih mengandung lignin sehingga kertas yang dihasilkan mudah robek dan
agak kusam. Akibatnya kertas tersebut banyak digunakan untuk kertas koran dan kertas yang memerlukan sedikit
kekuatan sobek. b.
Proses thermomechanical atau chemo-thermomechanical Dua variasi proses mekanik tersebut digunakan
secara luas di industri pulp untuk mengurangi konsumsi energi. Pada proses thermomechanical hanya digunakan
kayu lunak yang direbus sebelum digiling. Sedangkan pada proses chemothermomechanical potongan kayu
direndam dengan bahan kimia berbasis sulfur untuk mengekstrak resin dan lignin.
Menurut Kompas 2003, salah satu akibat proses ini adalah menghasilkan gas berbau berupa senyawa hidrogen sulfida H
2
S,
metil merkaptan, dimetilsulfid, dimetil disulfid dan komponen gas sulfur yang sangat berdampak negatif terhadap kesehatan manusia.
2.1.2. Pencucian washing
Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa cairan pemasak. Serat ini masih
mengandung serat – serat yang tidak dikehendaki. Proses pencucian pulp dilakukan untuk menghilangkan
materi yang tidak diinginkan yang akan mempengaruhi dosis zat pemutih. Hasil samping dari proses ini berupa black liquor, debu
dan lignin. Setelah dicuci pulp dihilangkan lignin yang tersisa delignifikasi menggunkan oksigen dalam larutan putih sehingga
menghasilkan bubur kayu yang lebih putih. Proses ini akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan
bleaching. 2.1.3.
Pemutihan bleaching Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lignin tanpa
merusak selulosa. Proses ini biasanya melibatkan beberapa tahap. Menurut Kompas 2003, proses pemutihan menggunakan zat kimia
utamanya ClO
2
dan cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia berupa
organoklorin yang umumnya beracun. Menurut EPA 1997, udara yang keluar dari tangki
bleaching mengandung polutan berbahaya seperti kloroform, metanol, formaldehid dan metil etil keton. Sedangkan bahan kimia
yang menggunakan senyawa klorin organik sebagai bahan bleaching dapat membentuk beberapa senyawa toksik seperti
dioksin, furan dan klorin organik kloroform.
2.1.4. Pembentukan kertas
Pulp yang dihasilkan dari tahap sebelumnya selanjutnya dilakukan penggilingan, pengempaan pressing untuk mengurangi
kadar air dan diikuti dengan pengeringan drying dengan menggunakan uap. Untuk mendapatkan permukaan yang halus
pada kertas cetaktulis dilakukan proses calendering sesudah pengeringan, sedangkan untuk membuat permukaan yang
mengkilat dan berwarna, sesudah calendering dilakukan proses pelapisan coating untuk produk kertas cetak. Menurut Rini
2002, kadang - kadang juga dilapisi dengan kaolin untuk memutihkan permukaan atau diberi pengikat yang mengandung
formaldehide, ammonia atau polivinil alkohol agar lebih kuat.
2.2. LIMBAH INDUSTRI KERTAS