Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pendapatan Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan Konsumsi Hubungan Tingkat Konsumsi dengan Kemiskinan

37 konsumsi disebut juga sebagai perbelanjaan otonomi, yaitu perbelanjaan yang tidak dipengaruhi oleh pendapatan seseorang tetapi oleh faktor-faktor yang lain. Dalam persamaan 1, tingkat perbelanjaan konsumsi otonomi nilainya dinyatakan sebagai “a”.

2.1.10 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pendapatan

Pengaruh langsung tingkat pendidikan terhadap pendapatan dapat dinyatakan dengan hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat pendapatannya, demikian sebaliknya. Hubungan ini berkenaan dengan status pekerjaan yang diperoleh seseorang pada tingkat pendidikan tertentu. Untuk pekerjaan sebagai manajer ataupun direktur perusahaan pasti dibayar dengan gaji yang tinggi, sehingga pendapatan mereka juga tinggi. Akan tetapi untuk mendapat pekerjaan sebagai manajer tersebut dibutuhkan keahlian dan kemampuan yang tinggi, yang diperoleh salah satunya melalui pendidikan yang tinggi juga. Demikian juga untuk pekerjaan buruh pelabuhan yang memperoleh upah kecil sehingga pendapatannya rendah, tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. Pada akhirnya memang ada pengaruh langsung dari tingkat pendidikan terhadap pendapatan seseorang.

2.1.11 Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan Konsumsi

Hubungan antara pendidikan dengan konsumsi. Salah satu komponen dari total biaya konsumsi adalah biaya pendidikan, yang tergolong sebagai konsumsi non makanan dan minuman. Ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan, 38 semakin tinggi juga biaya konsumsi yang harus dikeluarkan, sebaliknya semakin rendah. Jelas bahwa pendapatan dan konsumsi memiliki pengaruh langsung terhadap kemiskinan, maka berdasarkan kondisi-kondisi ini, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap tingkat kemiskinan melalui faktor pendapatan dan konsumsi.

2.1.12 Hubungan Tingkat Konsumsi dengan Kemiskinan

Sebagaimana diketahui bahwa untuk menyebut seseorang itu miskin, digunakan garis kemiskinan sebagai indikatornya yang biasa diukur berdasarkan jumlah konsumsi kalori misalkan. Dengan demikian, seharusnya diantara faktor konsumsi total dengan tingkat kemiskinan ada faktor antaranya yakni konsumsi kalori. Akan tetapi konsumsi kalori tidak dimasukkan, sehingga dianggap konsumsi total memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat kemiskinan, tanpa ada faktor perantaranya.

2.2 Penelitian Terdahulu