Membimbing Rahula

b. Membimbing Rahula

Hubungan selanjutnya yang perlu ditilik adalah antara Buddha dan anak tujuh tahunnya, Rahula. Kitab Pali menggambarkannya dengan datar dan hambar tentang pertemuan perdana mereka. Dimulai dari Rahula dan ibunya mengintip Buddha dan rombongan biksu lainnya saat datang untuk makan pagi. Yasodhara menunjukkan pada anaknya,

“Itulah ayahmu, Rahula. Pergi dan mintalah warisan padanya”. Rahula kecil dengan berani mendatangi Buddha,

208 | Kisah Tersirat: Sebuah Apresiasi Analitis atas Kisah Buddha

berdiri di hadapannya, dan sepertinya sangat terpesona. Ia dengan spontan mengucapkan, “Wahai biksu, bahkan bayanganmu memberi rasa nyaman bagiku ”. Dengan tanpa embel-embel, yang merupakan gaya bahasa lumrah Kitab

Pali, Buddha kemudian bangkit dan pergi. Rahula kecil mengikutinya dari belakang mengatakan dengan pantang menyerah, “Berikan warisan saya, biksu. Berikan warisan wasa ”. Kitab Pali mengatakan Buddha mempertimbangkan permintaan Rahula dan meminta Sariputta untuk menahbiskan Rahula. 139 (Hanya itu: singkat, tak disangka, tak memuaskan).

Kitab Pali tidak menyebutkan mengapa Buddha dengan cepat membuat keputusan itu, tetapi Kitab Komentar, yang selalu membantu, menambahkan Buddha memutuskan bahwa warisan yang diminta Rahula hanya akan membawanya kepada dukkha, dan akan lebih baik jika Rahula menjadi seorang biksu dan menikmati warisan spiritual yang akan membawanya kebahagiaan. Maka, Rahula menjadi orang termuda dalam sejarah Buddhis yang bergabung dengan Sangha. 140

Telah banyak diceritakan kisah Buddha meninggalkan keluarganya, dengan anaknya yang masih sangat kecil, saat

139 Idem., Hal. 77-78. 140 Secara tidak sengaja, Buddha kembali menahbiskan seorang anak berumur tujuh tahun dengan dispensasi khusus. Anak kecil itu bernama Sopaka, ia mencapai arahat tidak lama kemudian dan menjadi ariya termuda dalam komunitas Buddhis.

KEMBALI KE KAPILLAVATTHU | 209

Beliau menjadi petapa di usia 29 tahun. Akan tetapi, orang sering mengabaikan apa yang kemudian dilakukan Buddha yang mengambil alih beban tanggung jawab mengasuh anaknya, saat anaknya berusia tujuh tahun. Walaupun dapat dikatakan sebagai makluk yang telah mencapai pencerahan, Buddha tidak lagi menganggapnya sebagai beban, namun pada kenyataanya, adanya anak kecil bersamanya tetaplah membatasi pergerakan Beliau dan upaya penyebaran Dhamma-Nya. Kita tahu Buddha merawat Rahula dengan serius. Kita melihat Rahula bersamanya dalam berbagai tempat, jadi dapat disimpulkan Buddha bukanlah ayah yang tidak bertanggung jawab yang meninggalkan Rahula untuk diasuh oleh biksu yang junior sementar Beliau berkeliling India ke penjuru timur laut untuk mengajarkan Dhamma.

Jadi pertanyaannya mengapa Buddha melakukannya? Mengapa Beliau menahbiskan Rahula yang mana Beliau tahu bahwa anaknya akan menghadapi kehidupan yang keras, tidak pasti, dan bisa jadi berbahaya. Bagaimana pun ini adalah India kuno! Manusia masih berlomba dengan binatang untuk menjadi yang teratas pada rantai makanan dan sering manusia yang kalah. Bahkan, kebutuhan pokok pun sangat sulit untuk terpenuhi. Kehidupan Buddha sendiri dan pekerjaan pembabaran Dhamma akan sangat terganggu jika Beliau harus mengasuh seorang anak kecil.

Saya pikir, alasannya adalah karena Beliau tahu bahwa anaknya memiliki potensi untuk merealisasikan

210 | Kisah Tersirat: Sebuah Apresiasi Analitis atas Kisah Buddha

Dhamma. Seperti orang tua lainnya yang menginginkan yang terbaik untuk anaknya, Buddha siap berkorban untuk kebahagiaan Rahula. Kalau mau, Beliau bisa saja menitipkan Rahula pada keluarganya yang dijamin akan memberikan perawatan yang terbaik, tetapi kebahagiaan materi hanyalah sementara dan Rahula tidak akan pernah benar-benar bahagia. Sebaliknya, jika Rahula dapat merealisasikan nibbana, ia akan merasakan kebahagiaan sejati selama hidupnya. Bagi Buddha, itu adalah pilihan yang sangat jelas dan jika Beliau memang menanggung beban, terjadilah. Itulah pengorbanan Buddha selama dua belas tahun; Rahula bergabung dengan Sangha saat berusia tujuh tahun dan merealisasikan nibbana saat berumur sembilan belas tahun.