Jenis-jenis Bentuk Penilaian dalam Asesmen Alternative Berdasarkan Alat Penilaian

7.3 Jenis-jenis Bentuk Penilaian dalam Asesmen Alternative Berdasarkan Alat Penilaian

Menurut Mertler bentuk penilaian berdasarkan alat penilaian dalam asesmen alternatif berupa asesmen kinerja (Performance Assessment), asesmen informal (informal assessment), observasi (Observation), penggunaan pertanyaan (Questioning), Presentasi (Presentation), diskusi (Discusions), Projek (Project) , investigasi atau penyelidikan (Investigation), Portofolio (Portofolio), Jurnal (Journal), Wawancara (Interview), Konferensi, dan Evaluasi diri oleh siswa (Self Evaluation).

1. Asesmen Informal

Asesmen informal adalah asesmen yang dilakukan secara spontan atau tidak direncanakan dan ketika asesmen ini dilakukan, peserta didik tidak menyadari bahwa mereka sedang dinilai dengan kata lain asesmen informal dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Ada dua jenis strategi yang digunakan dalam asesmen informal ini yaitu observasi guru (teacher observations) dan pertanyaan dari guru (teacher questions). 1) Observasi guru (teacher observations).

Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Salah satu contohnya dengan format buku catatan harian. selain bermanfaat untuk merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.

2. Pertanyaan langsung

Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik

(1) Pendidik dapat melakukan pengasesan secara terus-menerus, mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. (2) Dalam melakukan pengamatan untuk pengasesan berjalan secara alami atau spontan sesuai dengan kondisi, tanpa ada perencanaan sebelumnya. (3) Bentuk pengasesan bisa bervariasi sesuai dengan kondisi kelas. Kelemahan dari asesmen informal antara lain : (1) Dalam asesmen informal dibutuhkan penarikan kesimpulan dari catatan

sehari-hari yang telah terkumpul. (2) Asesmen ini seringkali terlupakan oleh para pendidik karena dilakukan secara spontan dan terus-menerus. (3) Terkadang pendidik tidak menyediakan cukup waktu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, jadi disini siswa dituntut untuk secara spontan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

3. Asesmen Unjuk Kerja atau Asesmen Kinerja

Asesmen kinerja disebut juga dengan asesmen perbuatan (unjuk kerja). Asesmen kinerja dilakukan untuk menilai tugas-tugas yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga guru dapat memiliki informasi yang lengkap tentang peserta didik. Menurut Hibbard (1995) tugas-tugas kinerja menghendaki:

a. Penerapan konsep-konsep dan informasi penunjang penting lainnya

b. Budaya kerja yang penting bagi studi atau kerja ilmiah.

c. Literasi sain. Asesmen kinerja (Performance Assessment) pada dasarnya adalah asesmen autentik, karena dalam asesmen ini peserta didik dituntut untuk mendemonstrasikan inkuiri ilmiah mereka, melakukan penalaran dan c. Literasi sain. Asesmen kinerja (Performance Assessment) pada dasarnya adalah asesmen autentik, karena dalam asesmen ini peserta didik dituntut untuk mendemonstrasikan inkuiri ilmiah mereka, melakukan penalaran dan

a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan diases dalam kinerja tersebut.

c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

d. Mengupayakan kemampuan yang akan diases tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.

e. Kemampuan yang akan diases diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.

Asesmen kinerja ini memiliki karakteristik yaitu sebagai berikut:

a. Membolehkan peserta didik untuk menunjukkan secara langsung kinerja atau kemampuannya

b. Membutuhkan beberapa prosedur asesmen subjektif (misalnya dengan menggunakan skala rata-rata (rating scales), daftar cek (checklist) atau rubrik (rubrics)

c. Ada kesempatan yang besar untuk mengembangkan asesmen kinerja ini dalam proses pembelajaran

Jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian kinerja memiliki beberapa penekanan, yaitu:

a. Mementingkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan

b. Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang pada siswa yang sama atau siswa baru b. Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang pada siswa yang sama atau siswa baru

d. Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja peserta didik.

e. Lebih mengutamakan pemahaman konsep peserta didik

f. Membutuhkan waktu yang banyak untuk pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk peserta didik dengan jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok peserta didik

g. Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja peserta didik tetapi hanya untuk soal uraian terbuka (open ended)

h. Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran