Asumsi Aktuaria

Gambar 6. Diagram Penelitian

Batas Usia Pensiun bagi Pejabat Fungsional, yaitu 58

4. Analisis dan Pembahasan

tahun. Gaji awal pegawai disesuaikan dengan

4.1 Data dan Asumsi Aktuaria

peraturan terbaru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

34 Tahun 2014 tentang Perubahan Keenam Belas atas Data yang digunakan sebagai contoh penerapan

4.1.1 Data

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997 tentang untuk perhitungan biaya tambahan menggunakan

Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. metode Accrued benefit cost. Data yang diberikan adalah data nominatif dan data gaji pegawai di sebuah

4.1.2 Asumsi Aktuaria

institusi. Pegawai yang bekerja di institusi tersebut Dalam penulisan penelitian ini digunakan tiga merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Data yang

asumsi aktuaria, yaitu:

telah diperolah dianalisis lebih lanjut untuk

1. Asumsi Penyusutan

menentukan variabel penelitian. Variabel yang akan Pada penelitian ini diasumsikan bahwa digunakan adalah:

penyusutan disebabkan oleh empat faktor, yaitu cacat

1. Jenis kelamin (d), mengundurkan diri (t), meninggal (m) dan

2. Usia pegawai saat diangkat menjadi PNS (y) pensiun normal (r). Jumlah penyusutan dari masing-

3. Usia pegawai saat perhitungan dilakukan (x) masing faktor disusun dalam sebuah tabel penyusutan

4. Batas usia pensiun pegawai (r) jamak. Tabel penyusutan jamak atau multiple

5. Masa kerja pegawai (t) decrement merupakan tabel yang digunakan untuk

6. Sisa masa kerja pegawai (r-x) mencari fungsi kelangsungan hidup, yaitu peluang

7. Gaji awal pegawai seorang karyawan akan tetap bekerja selama masa Batas usia pensiun pegawai disesuaikan dengan

aktif bekerja sampai usia pensiun normal. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 tentang

2. Asumsi Tingkat Kenaikan Gaji Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil yang Mencapai

Asumsi tingkat kenaikan gaji yang digunakan

1. x, yaitu usia

mengikuti aturan pemerintah mengenai tingkat

2. q x , yaitu peluang seseorang berusia x meninggal kenaikan gaji PNS, yang tercantum dalam Rancangan

antara usia x dan x+1 tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)

3. p x , , yaitu peluang seseorang berusia x akan Tahun 2014, yaitu sebesar 7%.

mencapai usia x+1

3. Asumsi Tingkat Suku Bunga

4. l x , yaitu jumlah orang yang berusia tepat x tahun Asumsi tingkat suku bunga yang digunakan

5. d x , yaitu jumlah orang yang meninggal antara pada penelitian ini diambil dari asumsi aktuaria

usia x dan x+1tahun

valuasi 2003 yang digunakan oleh PT. Taspen yaitu

6. v x , yaitu suatu faktor diskonto sebesar 11% (Bapepam, 2003).

7. D x , yaitu simbol komutasi yang menyatakan hasil perkalian antara v x dengan p x

8. N x , yaitu simbol komutasi yang menyatakan Tabel perhitungan dibuat untuk memudahkan

4.2 Tabel Perhitungan

akumulasi dari D x+t dengan t=0 sampai dengan w- dalam perhitungan anuitas. Anuitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah anuitas awal seumur hidup. Tabel perhitungan disusun berdasarkan tabel

4.3 Perhitungan dan Analisis

mortalitas dan tingkat suku bunga. Tabel mortalitas Sebelum memulai perhitungan dana pensiun dapat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel

dilihat deskripsi jumlah pegawai negeri sipil di 1971 US Group Annuity Mortality (GAM) Male dan

Indonesia pada tahun 2014

1971 US Group Annuity Mortality (GAM) Female. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 11%. Terdiri dari:

Gambar 7.Jumlah PNS di Indonesia pada 2014

lain, PNS Kabupaten/Kota dipekerjakan pada Instansi Berdasarkan Gambar 7. Dapat dilihat bahwa jumlah

lain, PNS Kabupaten/Kota diperbantukan pada PNS pada tahun 2014 tercatat sebanyak 4,455,303

PNS Kabupaten/Kota orang dimana sebanyak 2,288,631 adalah laki-laki dan

BUMN/Badan

lain,

dan

dipekerjakan pada BUMN/Badan lain. Dalam analisis 2,166,672

dana pensiun, tingkat suku bunga juga perlu kabupaten/kota yakni sebesar 73% atau 3,248,103

diperhatikan dalam perhitungan pendanaan pensiun. orang dimana jumlah tersebut adalah akumulatif dari

Perhitungan besaran aktuaria biasanya didasarkan Pegawai Negeri Sipil Kabupaten/Kota, PNS Pusat

pada asumsi tingkat suku bunga konstan. Hal ini tentu diperbantukan pada Pemda Kabupaten/Kota, PNS

tidak sesuai pada kenyataan yang terjadi karena Pusat dipekerjakan pada Pemda Kabupaten/Kota,

tingkat suku bunga bergerak secara fluktuatif. Tingkat PNS Kabupaten/Kota diperbantukan pada Instansi

bunga yang berfluktuatif

Gambar 8.BI RATE

memetakan hasil yang menggembirakan, ditandai BI rate tertinggi berada pada 06 desember 2005

dengan peningkatan yang stabil dalam fungsi sampai dengan 05 April 2006 dimana sebesar 12.75%.

intermediasi perbankan. Pada bulan Oktober 2005, berdasarkan press release yang dilakukan oleh

pertumbuhan penyaluran kredit tercatat sebesar 21%, Directorate of Strategic Planning and Public Relations

yang menunjukkan bahwa 22% yang ditargetkan menyebutkan Dari perspektif secara keseluruhan,

ekspansi kredit untuk tahun 2005 baik dalam perekonomian Indonesia menghadapi tantangan yang

jangkauan. Namun demikian, rasio NPL yang mendaki menakutkan. kondisi yang merugikan dalam ekonomi

karena pemasangan risiko kredit terkait dengan global, terutama dengan kenaikan tajam harga minyak

naiknya suku bunga dan peningkatan risiko di sektor dan siklus

riil. Pada bulan Oktober 2005, NPL gross mencapai merintangi upaya untuk mempertahankan momentum

pengetatan moneter

global, telah

8,4% gross dan NPL net 4,7%. Ke depan, peningkatan pertumbuhan

risiko kredit panggilan untuk kewaspadaan lebih Ketergantungan pada impor untuk mempertahankan

dan stabilitas

ekonomi

makro.

besar dari sektor perbankan. Disisi lain BI Rate aktivitas ekonomi domestik telah memberikan

terendah sebesar 5.75% terjadi pada 09 February ekonomi struktural rentan terhadap perubahan

2012 hingga 14 May 2013.

kondisi eksternal. ekspansi ekonomi telah melambat Dalam Rapat Dewan Gubernur RDG pada dengan investasi terhalang oleh meningkatnya biaya

tanggal 9 Februari 2012, Bank Indonesia memutuskan produksi disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan

untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi penundaan di berbagai reformasi peraturan investasi

5,75%. Keputusan ini dibuat sebagai langkah lebih dan pembangunan infrastruktur. Konsumsi juga

lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menurun karena daya beli masyarakat melemah dan

Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi gerakan ke atas baru suku bunga. Secara eksternal,

global, dengan prioritas tetap pada pencapaian ekspor telah dilakukan di bawah ekspektasi karena

sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar. Dengan krisis ekonomi global dan melemahnya daya saing.

keputusan BI rate ini, batas bawah dan atas dari Bank Indonesia memandang bahwa pertumbuhan

koridor suku bunga operasi moneter Bank Indonesia ekonomi untuk tahun 2005 secara keseluruhan akan

menjadi 3,75% untuk bermalam deposit facility mencapai

(tingkat deposit facility) dan 6,75% untuk fasilitas makroekonomi domestik telah secara signifikan

overnight lending (tingkat fasilitas pinjaman), masing- dipengaruhi

masing. Ke depan, Bank Indonesia akan terus waspada disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia dan

oleh guncangan

eksternal

yang

terhadap risiko memburuknya ekonomi global dan siklus pengetatan moneter global. harga minyak

dampak kebijakan Pemerintah tentang energi, dan internasional yang tinggi

akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter peningkatan permintaan untuk mata uang asing di

menyebabkan tajam

dan makroprudensial, serta koordinasi dengan pasar domestik. Memperparah ini penyesuaian dalam

pemerintah. Dewan Gubernur meyakini bahwa portofolio investasi karena investor asing menanggapi

kebijakan moneter dan pergerakan suku bunga luar negeri dan skala terbatas

penerapan

bauran

makroprudensial countercyclical sangat penting terus investasi asing langsung (FDI). Di pasar mata

dalam mengelola ekonomi dan menjaga inflasi dalam uang relatif tipis di Indonesia, guncangan kembar

target, yaitu, 4,5% ± 1% untuk 2012 dan 2013. diproduksi volatilitas yang cukup besar dalam nilai

Resolusi krisis kawasan euro yang berkaitan tukar. Depresiasi nilai tukar rupiah dan kenaikan

dengan utang dan defisit fiskal masih akan memakan harga bahan bakar secara signifikan meningkatkan

waktu dan mengandung ketidakpastian, sementara inflasi. Akibatnya, Bank Indonesia memperkirakan

ekonomi AS masih menghadapi pemulihan yang inflasi tahun 2005 mencapai 18%, sementara inflasi

menyebabkan menurunnya inti pada akhir tahun diperkirakan mencapai 9,5%.

lemah.

Kondisi ini

perdagangan global dan mempengaruhi negara Dalam konteks risiko ini, sektor perbankan terus

berkembang pasar, termasuk Indonesia. Sejalan berkembang pasar, termasuk Indonesia. Sejalan

tahun pertama yang diterima adalah Rp. 2.084.200 disertai dengan penurunan tekanan inflasi global.

perbulan.

1. Perhitungan manfaat pensiun memandang bahwa perekonomian Indonesia masih

Di sisi domestik,

Dewan

Gubernur

Besar manfaat pensiun seorang peserta setiap cukup tangguh, meskipun dengan kecenderungan

tahunnya tergantung pada besar gaji pegawai pada pertumbuhan yang lebih rendah dari prospek

usia x dan proporsi dari gaji yang dipersiapkan untuk ekonomi global. Untuk Q1 / 2012, pertumbuhan

manfaat pensiun. Untuk perhitungan gaji, digunakan ekonomi

tingkat kenaikan gaji berkala sebesar 7% pertahun (s sedangkan untuk keseluruhan 2012 diprediksi

= 7%). Besarnya gaji pegawai dihitung berdasarkan menuju batas bawah dari perkiraan pada 6,3-6,7%.

persamaan , yaitu:

Sumber pertumbuhan terutama dari permintaan

s x  t  s x ( 1 s )

domestik, didukung oleh konsumsi swasta yang kuat

dan investasi. konsumsi swasta yang kuat didukung maka besarnya gaji peserta pada usia 29 tahun adalah: dengan meningkatkan daya beli dan keyakinan

s 29  s 22 ( 1  s )

konsumen inflasi terkendali. Peningkatan investasi

didukung oleh iklim investasi yang baik dan persepsi s 29 = Rp. 2.084.200 x (1+0,07) 7 = Rp. 3.346.769 positif

kumulatif gaji selama satu tahun adalah 12 x Rp. Sementara itu, pertumbuhan ekspor diperkirakan

terhadap prospek

ekonomi Indonesia.

3.346.769 = Rp. 40.161.237

melambat karena ekonomi

Proporsi gaji yang dipersiapkan untuk manfaat Berdasarkan sektor produksi, pertumbuhan ekonomi

global

melambat.

pensiun bagi PNS menurut Undang-undang Nomor 11 yang kuat

dipimpin oleh sektor manufaktur Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun komunikasi

Janda/Duda Pegawai adalah k = 2,5%. Pada jurnal perdagangan, hotel dan restoran.

perhitungan fungsi manfaat pensiun menggunakan Sedangkan pada 16 Juni 2016 memutuskan

rata-rata gaji selama kerja. Besar manfaat pensiun untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi

dihitung berdasarkan persamaan yaitu: 6,50%, dengan suku bunga Deposit Facility turun

b x =k.s x

sebesar 25 bps menjadi 4,50% dan Lending Facility besar manfaat pensiun seorang peserta berusia 29 turun sebesar 25 bps menjadi 7,00%, berlaku efektif

tahun adalah:

sejak 17 Juni 2016. Bank Indonesia juga memutuskan

b 29 = (0,025) x s 29

BI 7-day (Reverse) Repo Rate turun 25 bps dari 5,50%

b 29 = 0,025 x Rp. 40.161.237 = Rp. 1.004.030 menjadi sebesar 5,25% sejalan dengan rencana

Jadi, besar manfaat pensiun peserta pada usia 29 reformulasi suku bunga kebijakan rasio kecukupan

tahun adalah Rp. 1.004.030. Berdasarkan kumulatif modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar

manfaat pensiun peserta pada usia pensiun normal 58 21,7%, sementara rasio kredit bermasalah (Non

tahun adalah Rp. 93.109.630.

Performing Loan/NPL) berada di kisaran 2,9% (gross)

atau 1,5% (net).Transmisi pelonggaran kebijakan

2. Perhitungan nilai sekarang manfaat pensiun moneter melalui jalur suku bunga terus berlangsung,

Nilai sekarang manfaat pensiun merupakan nilai tercermin dari terus berlanjutnya penurunan suku

sekarang pada tanggal perhitungan aktuaria dari bunga perbankan, baik suku bunga deposito maupun

manfaat pensiun yang telah diproyeksikan dan akan suku bunga kredit. Sementara itu, transmisi melalui

dibayarkan dimasa yang akan datang (pensiun). Nilai jalur kredit masih belum optimal. Hal ini terlihat pada

sekarang manfaat pensiun dihitung berdasarkan masih melambatnya pertumbuhan kredit dari 8,7%

persamaan (34), yaitu:

(yoy) pada Maret 2016 menjadi 8,0% pada April 2016.

( T ( ) PVFB ) x  B r v r  x p x a   r

Demikian pula pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2016 tercatat sebesar 6,2% (yoy), menurun

nilai sekarang manfaat pensiun peserta berusia 29 dibandingkan

tahun adalah:

sebelumnya sebesar 6,4% (yoy).

( PVFB ) 29  B 58 v

58 58  29 l N

Biaya tambahan merupakan biaya yang harus

58 58 ( T )

l 29 D 58

dikeluarkan oleh pihak pemberi kerja kepada pihak

dana pensiun dikarenakan adanya rencana kewajiban

29 36701 17192 yang tidak didanai. Perhitungan biaya tambahan

 Rp . 93.109.630 x 

(1 0,11)  x

16 6004 2085 dilakukan setiap tahun terhadap seluruh pegawai

yang mengikuti program pensiun manfaat pasti. Pada = Rp. 93.109.630 x 0,04849 x 0,22109 x 8,24387 penelitian ini akan dijelaskan mengenai biaya

=Rp. 8.228.999,185 tambahan pada program pensiun manfaat pasti dan

nilai D x dan N x diambil dari tabel perhitungan pada cara perhitungannya berdasarkan (Nurlatifah,2015).

sedangkan nilai l (T ) x diambil dari tabel penyusutan Sebagai

contoh perhitungan,

akan

dilakukan

perhitungan terhadap satu pegawai berjenis kelamin

jamak

wanita diangkat menjadi PNS dengan golongan IIIa Jadi, nilai sekarang manfaat pensiun peserta pada pada usia 22 tahun (y = 22) dan mulai terhitung

usia 29 tahun adalah Rp. 8.228.999,185. Perhitungan nilai sekarang manfaat pensiun dilakukan dari usia usia 29 tahun adalah Rp. 8.228.999,185. Perhitungan nilai sekarang manfaat pensiun dilakukan dari usia

Tabel 1. Perhitungan Nilai Sekarang Manfaat Pensiun

b x B x 58 (PVFB) x 58 (PTL) x 58 (AL) x 58 (NC) x (SC n ) x

1 22 Rp 625,260 Rp -

Rp 8,169 Rp 9,664

2 23 Rp 669,028 Rp 625,260

Rp12,248 Rp 14,489

3 24 Rp 715,860 Rp 1,294,288

Rp 17,992 Rp 21,284

4 25 Rp 765,970 Rp 2,010,148

Rp 25,948 Rp 30,695

5 26 Rp 819,588 Rp 2,776,118

Rp 36,792 Rp 43,524

6 27 Rp 876,959 Rp 3,595,707

Rp 51,374 Rp 60,774

7 28 Rp 938,346 Rp 4,472,666

Rp 70,732 Rp83,674

8 29 Rp 1,004,030 Rp 5,411,013

Rp 96,151 Rp113,745

Rp 129,205 Rp 152,847 .

9 30 Rp 1,074,313 Rp 6,415,044

9 63,810,772 75,486,681 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa besarnya nilai

N 58

sekarang manfaat pensiun terus meningkat seiring

(PTL) 29 =B 29 58 ( 58-29 m ) v

dengan bertambahnya usia

peserta.

Hal ini

l 29 D 58

disebabkan oleh nilai peluang kelangsungan hidup

17192 dan faktor diskonto yang semakin tinggi sampai

x (1+0,11) -29 x memasuki usia pensiun.

= Rp. 5,411,013 x

2085 = Rp. 5,411,013 x 0,048489 x 8,24387

= Rp. 1.954.005

3. Perhitungan nilai

kewajiban

penghentian

rencana Jadi, besarnya nilai kewajiban penghentian rencana yang harus dibayarkan jika ia pensiun pada

Kewajiban penghentian rencana merupakan usia 29 tahun adalah Rp. 1.954.005. Perhitungan nilai kewajiban yang harus dibayarkan oleh dana pensiun kewajiban penghentian rencana dilakukan dari usia kepada peserta dikarenakan mengundurkan diri masuk kerja y hingga usia pensiun normal r. Hasil sebagai peserta aktif dari program pensiun. Nilai perhitungannya disajikan dalam tabel berikut: kewajiban penghentian rencana dihitung berdasarkan

persamaan , yaitu: ( PTL )

nilai kewajiban penghentian rencana seorang peserta

berusia 29 tahun adalah:

Tabel 2. Perhitungan Biaya Tambahan

tx

b x B x 58 (PVFB) x 58 (PTL) x 58 (AL) x 58 (NC) x (SC n ) x

Rp87,670,8

Rp

1 48 Rp3,093,637 Rp36,051,951

2 41 Rp2,022,078 Rp20,340,261

3 47 Rp3,339,634 Rp39,493,778

4 42 Rp2,535,649 Rp26,862,706

5 42 Rp2,535,649 Rp26,862,706

Rp 102,787,556 Rp 43,612,071

29 29 Rp1,044,448 Rp5,628,835 Rp 8,559,698

Rp 2,032,245

Rp 494.214

Rp 92,302 Rp 109,191

30 31 Rp 828,109 Rp 3,395,409

Rp 16,754,671

Rp 2,832,543

Rp 516,003 Rp 125,848 Rp 140,685

Rp 305.998 Rp 315.965

Rp

32 39 Rp1,057,243 Rp 6,888,182

Rp 636,701 Rp 657,441

Rp 5,179 Rp 6,264

Rp 3,824 Rp 4,671

Rp 83.173.768 Besarnya nilai kewajiban penghentian rencana

Total

= Rp. 92.307

terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia nilai l (T ) x diambil dari tabel penyusutan jamak peserta. Hal ini disebabkan oleh nilai peluang

Jadi, besarnya iuran normal pada usia 29 tahun meninggal

menggunakan metode Accrued benefit cost adalah Rp. bertambahnya usia, kumulatif manfaat pensiun yang

92.307. Besarnya iuran normal terus meningkat seiring terus meningkat dan juga faktor diskonto.

dengan bertambahnya usia peserta. Hal ini disebabkan oleh nilai peluang kelangsungan hidup yang semakin

4. Perhitungan nilai kewajiban aktuaria tinggi sampai usia memasuki pensiun, manfaat pensiun Kewajiban aktuaria merupakan nilai sekarang

yang terus meningkat dan juga faktor diskonto. manfaat pensiun yang dialokasikan pada usia sekarang.

Nilai kewajiban aktuaria menggunakan metode

6. Perhitungan biaya tambahan Accrued benefit cost

Batas minimal usia pensiun dini disesuaikan

AB r ( T )

( dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 AL )

( PVFB ) x

B r tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, pada

pasal 17 ayat 1 disebutkan bahwa diberhentikan besarnya nilai kewajiban aktuaria peserta berusia 29

dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun tahun adalah:

apabila telah mencapa usia sekurang-kurangnya 50

B 29 58 tahun dan memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 10 ( AL ) 29 

( PVFB ) 29

B 58 tahun. Biaya tambahan menggunakan metode Accrued

benefit cost dihitung berdasarkan persamaan yaitu: = Rp . 5.628.835 x Rp

AB ( T ) r  x

( SC n ) x  C n b x r  x p x v a  r

Rp . 97.490.378

= Rp.494.214 besarnya biaya tambahan seorang peserta berusia 29 tahun adalah:

( T Jadi, besarnya nilai kewajiban aktuaria seorang ) B

( sc 7 ) 29 

50 l 58 58  29 N 58

peserta pada usia 29 tahun menggunakan metode

b 29 ( T ) v

B 58  B 50 l 29 D 58

Accrued benefit cost adalah Rp. 494.214. Perhitungan

nilai kewajiban aktuaria dilakukan dari usia masuk

Rp . 50 . 067 . 268

x Rp. 996.275 kerja y hingga usia pensiun normal r seperti

Rp . 92 . 390 . 378  Rp . 50 . 067 . 268

perhitungan yang sudah dilakukan. Dapat dilihat bahwa besarnya nilai kewajiban aktuaria meningkat

x 36701 x(1+0.11) -29 x 17192

seiring dengan bertambahnya usia peserta. Besarnya

nilai kewajiban aktuaria dipengaruhi oleh kumulatif = 1,18298 x Rp. 996.275 x 0,22109 x 0,04849 x 8,24387 manfaat

pensiun yang

perhitungan dilakukan. Jadi, besarnya biaya tambahan yang harus dibayar oleh pihak pemberi kerja kepada dana pensiun jika ia

5. Perhitungan iuran normal pensiun setelah bekerja selama 7 tahun atau pada usia Iuran normal merupakan iuran tahunan yang

29 tahun adalah Rp. 104.155. Berikut merupakan hasil wajib dibayarkan oleh peserta program pensiun

perhitungan biaya tambahan 1 orang pegawai untuk kepada pihak dana pensiun sejak mulai masuk kerja

setiap tahunnya. Hasil perhitungan pada Tabel 2 pada usia y sampai dengan usia r-1. Besarnya iuran

menunjukkan besarnya biaya tambahan yang harus normal menggunakan metode Accrued benefit cost

dikeluarkan oleh pihak pemberi kerja untuk 1 orang dihitung berdasarkan persamaan yaitu:

pegawai apabila ia berhenti bekerja pada tahun

AB r

( T ) r  ( x NC )

x  b x r  x p v a 

bersangkutan.

Besarnya biaya tambahan terus

r meningkat pada tiap tahunnya, hal ini dipengaruhi oleh besarnya iuran normal yang harus dibayar seorang

beberapa faktor diantaranya adalah nilai peluang peserta berusia 29 tahun adalah:

kelangsungan hidup yang semakin tinggi sampai usia AB 58 l 58 58  29 N 58 memasuki pensiun, manfaat pensiun yang terus

( NC ) 29  b 29 ( T ) v

meningkat dan juga faktor diskonto. Sedangkan nilai

l 29 D 58

koefisien biaya tambahan C n yang digunakan adalah = Rp. 1.044.448 x 36701 x (1+0,11) -29 x 17192 sama untuk setiap tahunnya. Secara analog,

perhitungan biaya tambahan dilakukan terhadap = Rp. 1.044.448 x 0,22109 x 0,04849 x 8,24387

seluruh pegawai yang berjumlah 34 orang. Hasilnya seluruh pegawai yang berjumlah 34 orang. Hasilnya

Republik Indonesia, Jakarta. dipengaruhi oleh usia masuk kerja dan gaji awal

[PAI] Persatuan Aktuaris Indonesia, 1998. Standar masing-masing pegawai. Apabila seluruh pegawai

Praktik Aktuaria Dana Pensiun. Persatuan mengundurkan diri dari pegawai aktif dan pendanaan

Aktuaris Indonesia, Jakarta. pensiun mengalami defisit, maka total seluruh biaya

Futami, T., 1993. Matematika Asuransi Jiwa Bagian I, tambahan yang dikeluarkan periode tahun 2015 adalah

Penerjemah. Oriental Life sebesar Rp. 83.173.768. Namun apabila pendanaan

Herliyanto, G.,

Insurance Cultural Development Center, Tokyo. pensiun mengalami surplus atau tidak ada pegawai

Terjemahan dari:Seimei Hoken Sugaku, Jokan yang berhenti bekerja pada tahun 2015, maka dana

(“92 Revision”).

sebesar Rp. 83.173.768 dapat digunakan untuk Jordan, C. W., 1991. Society of Actuaries’ Texbook on Life investasi lain.

Contingencies, The Society of Actuaries, Chicago. Kellison, Stephen G. 1970. The theory of Interest, 3rd

Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Nurlatifah,S, Sudarno., And Hoyyi.A.2015. Perhitungan Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Biaya Tambahan Dengan Metode Accrued Benefit bahwa perhitungan dana pension berdasarkan Usia

Cost Pada Pendanaan Program Pensiun Manfaat pegawai saat diangkat menjadi PNS (y),Usia pegawai

Pasti. Jurnal Gaussian, Volume 4, Nomor 3, Tahun saat perhitungan dilakukan (x),Batas usia pensiun

2015 Issn: 2339-2541

pegawai (r), ,Masa kerja pegawai (t), Sisa masa kerja Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 Tentang pegawai (r-x), dan Gaji awal pegawai dapat dilakukan

Kenaikan Pangkat PNS.

dengan menggunakan konsep Accrued Benefit Cost. Republik Indonesia. Nota Keuangan dan Rancangan Pemerintah perlu dilakukan peninjauan kembali

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara system pembayaran pension pegawai mengingat harus

Tahun Anggaran 2014.

diperhatikannya nilai suku bunga, besar manfaat Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 21 pension, nilai manfaat pension, nilai kewajiban

Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai penghentian rencana. Untuk menefisiensi anggaran

Negeri Sipil yang Mencapai Batas Usia Pensiun APBN pemerintah dapat mengatur kembali pegawai

bagi Pejabat Fungsional, Lembaran Negara yang berhak menerima pension dan meningkatkan

Tahun 2014 Nomor 58.

kemampuan likuiditas.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 32 memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah

Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai agar dapat mandiri mengelola dana pension. Asumsi

Negeri Sipil, Lembaran Negara Tahun 1979 penyusutan populasi pada penelitian ini masih

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor menggunakan perhitungan secara diskrit berdasarkan

tabel mortalita. Pada penelitian selanjutnya disarankan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 34 untuk memperhitungkan fractional age peserta karena

Tahun 2014 tentang Perubahan Keenam Belas bulan masuk kerja peserta tidak selalu sama dengan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun bulan lahir peserta. Perubahan metode perhitungan

1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri dengan menggunakan prediksi pangkat terakhir serta

Sipil, Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 108. mempertimbangkan

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 11 Tahun berfluktuasi akan berdampak kepada actuarial liability

1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun yang tidak sama sehingga pada penelitian Berikutnya

Janda/Duda Pegawai, Lembaran Negara Tahun disarankan memperhitungkan supplemental liability.

1969 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Selain itu, pada penelitian ini masih terbatas pada

Nomor 2906.

pensiun normal saja maka dianjurkan pada penelitian Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 11 Tahun selanjutnya untuk membahas jenis pensiun lain yang

1992 tentang Dana Pensiun, Lembaran Negara ada di PT Taspen (Persero) seperti pensiun dini,

Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran pensiun cacat dan pensiun meninggal.

Negara Nomor 3477. Sembiring, R. K., 1986. Buku Materi Pokok Asuransi I,

Karunika, Jakarta.

Suprayitno,A. 2015. Permasalahan Pensiun Pegawai Pada penelitian ini masih terbatas pada pensiun

6. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN

Negeri Sipil Indonesia, Academia.edu normal saja maka dianjurkan pada penelitian

Tabel Mortalita Taspen 2012

selanjutnya untuk membahas jenis pensiun lain yang Tunggal, A. W., 1995. Dasar-dasar Akutansi Dana ada di PT Taspen (Persero) seperti pensiun dini,

Pensiun, Rineka Cipta, Jakarta. pensiun cacat dan pensiun meninggal.

Wahab, Z., 2001. Dana Pensiun dan Jaminan Sosial

Daftar Pustaka

Tenaga Kerja di Indonesia, Citra Aditya Bakti,

[ Bapepam] Badan Pengawas Pasar Modal, 2003. Asumsi

Bandung.

Aktuaria Valuasi tahun 2003. Wahab, Z., 2005. Segi Hukum Dana Pensiun, Raja [IAI] Ikatan Akutansi Indonesia, 1994. Peraturan

Grafindo Persada, Jakarta. Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No. 18

Winklevoss, H. E., 1993. Pensiun Mathematics with Numerical Illustratio, 2 nd edition, University of Pennsylvania Press, Philadelphia..

Lampiran Contoh Perhitungan Pada 1 Orang

nx r-x Gaji s x S x b x B x r-x P x (m) a x r-x P x (T) v r-x 58 (PVFB) x 58 (PTL) x 58 (AL) x 58 (NC) x (SC n ) x 1 23 35 1,900,000

9,630 - 11,251 -