Analisis ekonomi usahatani lidah buaya di Kota Pontianak

ANALISIS EKONOMI USAHATANI LIDAH BUAYA
DI KOTA PONTIANAK

Oleh:
RUSLI BURHANSYAH

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

'Xllah akan meninggikan orang-orang beriman di anfara kalian don
orang-orang yang diberi ilmu pengefahuan beberapa derajaf"
(Al-Mujadi1ah:ll)
'Barangsiapamenempuh suatu jalan unfuk mencari ilmu, maka
Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga"
(Hadits Muslim)

ABSTRAK
RUSLI BURHANSYAII. Analisis Ekonomi ~ s a h a t a nLidah
i
Buaya Di Kota

Pontianak. Dibimbing oleh SRI HARTOYO sebagai Ketua dan I WAYAN
RUSASTRA sebagai Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi lidah buaya, kelayakan usaha dan peranan usahatani
lidah buaya dalam ekonomi rumahtangga. Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi lidah buaya digunakan model fungsi produksi
double logarithms (Cobb-Douglas). Hasilnya menunjukkan bahwa produksi
lidah buaya dalam kondisi constant return to scale, yang beriuti bahwa
peningkatan penggunaan semua input secara proporsional akan meningkatkan
produksi lidall buaya dengan laju yang sama besarnya. Disamping itu juga
terlillat bahwa tenaga kerja dan pupuk buatan bespengaruh positif terhadap
produksi, sedangkan pupuk organik tidak mempengaruhi produksi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa petani yang bermitsa dengan swasta
memperolelr hasil yang lebih tinggi daripada petani yang tidak bermitra.
Hasil analisis kelayakan finansial pada suku bunga 13.97% terlihat
bahwa usahatani lidah buaya layak diusahakan. Jika terjadi kenaikan biaya
total 18% atau penurunan produksi 25% atau kenaikan biaya input variabel
sebesar 10% usahatani lidah buaya masih layak diusahakan.
Usahatani lidah buaya di Kota Pontianak rnempunyai peranan yang
cukup besar terl~adappendapatan rumahtangga. Pendapatan rumahtangga yang

berasal dari usahatani lidah buaya berkisar 30.91%-78.9%. Disamping itu juga
terlihat bahwa makin luas garapan makin tinggi proporsi pendapatan
rumahtangga yang berasal dmi usahatani lidah buaya.
Kala kunci :produksi lidah buqa, kelayakan, skala usaha, pe17dapatan r111i1nhtrn7~~

SURATPERNYATAAN

Dengan ini saya lnenyatakan bahwa tesis yang berjudul :
ANALISIS EKONOMI USAHATANI LIDAH BUAYA
DI KOTA PONTIANAK
Adalah benar ~ ~ x x u p a khasil
a ~ l k a ~ y asendiri dan belu~nper~lahdipublikasika~~.
Semua data dan infornlasi yang digunakan secara jelas dan dapat diperiksa
kebenarannya.

Bogor, Juli 2002

Rusli Burhansyah
Nrp.990 16


ANALISIS EI

6.3. Tingkat Pendidikan dan Pengalaillan Petani Sampel ........... 60
6.4. Penyediaan Sarana Produltsi .......................................

62

V11. ANALISlS FUNGSI PRODUKSI LIDAH BUAYA ..............

64

7.1. Pendugaan dan Pemilihan Model .................................

64

7.2. Efisiensi I.Iar, ma .......................................................

68

VIII . KELAYAKAN USAHATANI LIDAH BUAYA ...................


71

8.1. Deskripsi Usahatani Lidah Buaya ................................

71

8.2. lnvestasi dan Biaya Produksi Usahatani Lidah Buaya ........

73

8.3. Tingkat Produksi Lidah Buaya dan Unlur Ekono~nis...........

74

8.4. Analisis Pendapatan Usahatani Lidah Buaya ...................

75

8.5. Analisis Kelayakan Usahatani Lidah Buaya ....................


78

..
. . . ................................................
8.6. Anal~sisSens~t~vitas
79

IX. PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI ........................
9.1. Luas Garapan Usahatani ..............................................

9.2. Pendapatan dari Kegiatan Usahtani Lidah Buaya ..................
9.3. Produkivitas Tenaga Kerja Rumahtangga di Luar Kegiatan

Usallatani Lidah Buaya ................................................

X . KESIMPULAN DAN SARAN ............................................
10.1. Kesimpulan .............................................................
10.2. Saran ....................................................................


DAFTAR PUSTAKA ......................................................
LAMPIRAN ..................................................................

DAFTAR TABEL
Nomor

IIalaman

1.

Kandungan bahan dasar lendirlgel yang berperan sebagai kosmetika ....

11

2.

Dosis lidah buaya yang dianjurkan dalam kosmetika ......................

12


3.

Perkembangan volume dan nilai ekspor lidah buaya Kalimantan Barat
tahun 2000-2001 ...............................................................

18

4 . Luas dan jenis tanah setiap Kecamatan Kota Pontianak tahun 2001......

48

5.

Luas wilayah Kota Pontianak menurut kecamatan tahun 1999............

49

6.

Luas lahan kota Pontianak menurut penggunaan tahun 2001 .............


50

7.

Luas tanam dan produksi lidah buaya di Kota Pontianak tahun 19922000 ...............................................................................

53

8. Jumlah petani menurut umur tanaman yang diusahakan di Kecamatan
Pontianak Utara tahun 2001.....................................................
9.

Klasifikasi petani lidah buaya berdasarkan luas garapan dan
penyebarannya di Kecamatan Pontianak Utara tahun 2001...............

55
56

10. Klasifikasi petani lidah buaya berdasarkan jumlah anggota keluarga

di Kecamatan Pontianak Utara tahun 2001....................................

57

11. Klasifikasi petani lidah buaya berdasarkan pendidikan di Kecamatan
Pontianak Utara tahun 2001....................................................

58

12. Kfasifikasi petani lidah buaya berdasarkan pengalaman di Kecamatan
Pontianak Utara tahun 2001.....................................................

59

13. Hasil pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas usahatani
lidah buaya. Pontianak tahun 2001 .............................................

63

14. Hasil pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas untuk

analisis ekonomi skala usaha tahun 2001......................................

64

15. Hasil pendugaan parameter fungsi produksi Cobb-Douglas pada
kondisi per hektar untuk analisis ekonomi skala usaha tahun 200 1......
16. Nilai efisiensi produksi usahatani lidah buaya, Pontianak tahun 2001...

17. Tingkat produksi lidah buaya Kota Pontianak tahun 2001..................
18. Biaya total, total nilai produksi dan keuntungan usahatani lidah buaya,
Pontianak tahun 2001...........................................................
19. Analisis sensitivitas kelayakan finansial usahatani lidah buaya luas
1 Ha, Pontianak tahun 2001.. ...................................................

20. Rata-rata pendapatan nunahtangga petani lidah buaya menurut luas
garapan di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak tahun 2001 ...............
21. Pendapatan per jam kerja, menurut sumber pendapatan dan klas
garapan di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak tahun 2001 ...............

DAFTAR GAMBAR

Nomor

1.
2.

Halaman

Berbagai faktor berpengaruh terhadap pengembangan komoditas
lidah buaya.. ......................................................................

17

Total, marginal dan keuntungan rata-rata produksi lidah buaya ........

26

DAPTAR LAMPIRAN
llalaman

Nomor
1.

2.

7

J.

Data curah hujan rata-rata selama 10 tahun di Kota
Pontianak ............................................................

95

Komoditas utama sub sektor pertanian dan komoditas
tanaman karbohidrat disetiap wilayah kecamatan di kota
Pontianak tahui 2001 .............................................

96

Stsuktur biaya investasi dan operasional usahatani lidah
buaya seIama 7 tahun luas 1 Ha, Pontianak tahun 2001.......

97

CasMow finansial usahatani lidah buaya luas 1 Ha,
Pontianak tahun 200 1.. ............................................
Data pendugaan fungsi produksi lidah buaya, Pontianak
tahun 2001.. ........................................................
Data pendapatan rumahtangga petani lidah buaya, Pontianak
tahun 2001. ...........................................................
Program komputer SAS Release 6.12 pendugaan parameter
fungsi produksi lida!! buaya ......................................
Output komputer pendugaan parameter fungsi produksi
lidah buaya .........................................................
Program komputer SAS Release 6.12 pendugaan parameter
fungsi produksi Iidah buaya untuk analisis ekonomi skala
usaha .................................................................
Output komputer pendugaan parameter fungsi produksi
lidah buaya untuk analisis ekonomi skala usaha ...............
Program komputer SAS Release 6.12 pendugaan parameter
fungsi produksi lidah buaya pada kondisi per hektar yang
digunakan dalam ekonomi skala usaha.. ........................

12.

13.
14.
15.

Output komputer pendugaan parameter fungsi produksi
lidah buaya pada kondisi per hektar yang digunakan dalam
untuk analisis ekonomi skala usaha ..............................

108

Program komputer SAS Release 6.12 untuk pengujian
multikolinier pada analisis fungsi produksi ....................

109

Hasil output komputer untuk pengujian multikolinier pada
analisis fungsi produksi ...........................................

110

Diagram proses pembuatan minuman lidah buaya ............

111

I. PENDANULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kedua teskaya di dunia dalarn ha1
keanekaragaman hayati.

Terdapat sekitar 30 000 jenis (spesies) telah

diidentifikasi dan 950 spesies diketahui memiliki fungsi biofarmaka. yaitu
turnbullan, hewan. rnaupun mikroba yang ruemiliki poterlsi sebagai obat.
makarlan kesehatan, ~iutsaceuticals, baik urituk manusia, hewan maupun
tanaman.

Dengan kekayaan tersebut Indonesia be~peluang besas untuk

menjadi salali satu negara dalam i~idushiobat tsadisional dari kosnletika alami
besbalian baku tumbuh-tumbul~anyang peluang pasanya cukup besar
Potensi pasar dalam negeri tanaman obat untuk bahan bahan baku
industri baik obat tsadisional maupun 1iiode111 sarlgat besar.

Hasil survey

Departernen Kesehatan menunjukkan bahwa dibutuhkan sedikitnya 8 000 ton
hahan baku tanaman obat tiap taliunnya ole11 pel-usahaan obat tradisional
(Direktorat Jenderal Produksi Ho~tikulturadan Aieka Tananian, 2000).
Lidah buaya (Aloe \via) merupakan salali satu tarlaman obat yang
rnengandung banyak kliasiat. Tanaman ini telah dibudidayakan di pekarangan
dan lahan terbatas sebagai bahan baku obat tradisional. Namun akhir-akhir ini,
tanaman lidah buaya

sudali diusahakan dalam skala lebih besar untuk

tneriienuhi kebutuhan farmasi, industsi kosmetika, kimia, makanan dan

Pembudidayaan tanaman lidah buaya di Provinsi Kalimantan Barat,
kliususnya Pontianak telah berkernba~ig pesat. Sampai akhir tahun 2000,
luasiiya rnencapai 64 helttar

dan Pemeriiitah Daerah alcan mel.ericanakari

pengembangan budidaya tanaman lidah buaya seluas 19 950 Ha (Dipe~taTic I
Kalbar, 2001).
Potensi

pengembangan lidah buaya di Po~itianaksebagai komoditi

yang diperdagangkan cukup besar. Hal ini tercelmin dari pe~mintaan pasar
dari produk lidah buaya setiap bulaliiiya mencapai 10 ton sebagai balian baku
ininurnan lidah buaya, baik pennintaan lokal maupun luar negeri antal-a lain
negara Brunei, Malaysia dan Hongkong. PT Niramas Utama telah membina
kemitraan dengan 30 orang petani plasma di Pontianak untulc memenuhi
kebutulian sendiri.

Sedangkan PT Serumpun Padu Hati Abadi (Sepadi),

sebuah perusallaan minuman di Kelang, Kuala Lumpur kesulitan memperoleh
balia~ibaku lidah buaya untuk jus lidah buaya, nata de aloe dan agar-agar lidah
buaya (Rahardjo, 1999).
Adanya manfaat yang luas, peluang pasar yang terbuka dan men~eriulii
I~ebutulianakan produk-produk lidah buaya baik dalam bentuk segar maupun
olallan kering, maka Ditjen Hortikultura dan Aneka Tanaman membuat strategi
.

pengembangan bagi ltomoditas unggulan dan beberapa wilayah andalan bagi
komoditi ini. Wilayah andalan untuk pengembangan komoditas lidah buaya
adalah Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
\'oSjakata,

Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalirnatan

Timur dan Sulawesi Selatan.

Dari uraian diatas menutijukkan Kaliinantan Barat merupakan salah satu
wilayali potensial untuk pengembangan koinoditas lidali buaya. Pengembangan
lidali buaya dalam skala yang lebili luas tnemerlukan perhatian khusus, kareria
akan berpengaruli pada peningkataii produksi dan niutu hasil dalam memenulii
hebutullan nasional dan eksport.

1.2. Perurnusan Nlasalah

Pengembangan tanaman obat khususnya

lidah buaya kini sudah

selayakriya me~idapatperliatian yang lebih besar, bukai~saja disebabkan ole11
potensi pengembangan yang tesbuka luas tetapi juga memenuhi pemiintaan
pasar baik untuk kebutuhan dosmetik maupun internasional. Kebutuhan
per~iiintaan lidali buaya sarnpai saat ini .belum dapat te~penulii karelia
terbatasnya suplai lidah buaya kepasaran.
Masalali ketesbatasan sumberdaya terutama modal kerja, produktivitas,
da~i peluang pertgembangan inerupakan rnasalah umum bagi usaliala~ii.
ICeterbatasari modal kej a pada usahatani ini perlu mendapat perliatiari dari
pe~neiintal~.
Modal kerja merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat
perliatian dala~nusaliatani lidah buaya. Sedangkan produktivitas usaliatani
.

~iiesupakanfaktor. penting bagi kineja suatu usahatani. Penampilan usaliatani
diukur- dasi suatu pmduktivitas. Persoalan produktivitas usahatani yang rendah
berkaitan dengan persoalan efisiensi penggunaan input.

Oleli karena itu,

~iienjadi pertailyaan bagaimana' efisensi penggunaan input,

bagaimana

kombi~iasipenggunaan input agar dicapai produksi optimum dengan hal-apan
tel.capai keuntungan maksimurn yang dapat menguntu~igkanpetani?
Usahatani lidah buaya inerupakan salah sat11 sumber pentlapata~i
ru~nahtanggapetani di Kota Pontianak.

Masa produksi dari usahatani ini

relatif lama (10-12 bulan) untuk memperoleh hasil sesuai yang diharapkan
petani. Disamping itu petani juga ~iiempdn~aikegiatan usahatani non lidah
buaya sebagai sumber pendapata~irumah tangga. Dan uraian tersebut yang
menjadi peltanyaan adalah berapa besar peranan usahatani lidah buaya bagi
pendapatan rumahtangga? Usahatani non lidah buaya

apa yang 1ne11.jadi

sumber alteniatif pendapatan rurnalita~igga?Dari uraian tersebut diatas. ~naka
petani maupun pihak penentu kebijaksanaan inenghadapi permasalahan antara
lain: Apakah usahatani iidah buaya di lokasi penelitian layak diusahakan?
Apakah kombinasi faktor-faktor produksi di tingkat usahatani pada saat

~III

sudah efisien secara ekonomis? Bagaimana faktor-faktor produksi tersebut
dikombinasikan, sehingga dicapai keuutungan maksimum? Bagairnana skala
usahataninya. apakah berada con.slant i.et7ir.n lo .scale, 1nc,@u.si\7~yatau
c/ccrecrv~n~
rc.n/~-nto ,scn/e? Besapa besas peranan usahatani lidall buaya pada
pe~idapatanrurnahtal~ggapetani?

1.3. Tujuan Penelitian

Beberapa permasalahan penelitian yang diiumuskan di atas rne11-jadi
arahan tujuan penelitian ini. Secara umum tujuan penelitian adalah untuk

~nengkajiaspek eko~loniidari sistem usahatani dan pengembangan lidah buaya
di Kota Pontianak. Secara spesifik tujuan studi ini adalah n~enganalisis:
1. Menganalisis kelayakan usahataiii lidah buaya di lokasi penelitian.

2. Me~iganalisisperanan faktor-faktor produksi, efisiensi alokatif penggunaan

sarana p~.oduksiusahatani dan skala usahatani lidah buaya.
3. Mengetahui peranan usatatani lidah buaya daiain ekonomi rumahtangy

petani sesta faktos-faktor yang ineiupengaruhinya.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian ini adalah petani lidah buaya yang mengusahakan
tailainan lidah buaya sebagai sun~berpendapatan iumahtangga pada lalian
ga~nbutdi wilayah Kota Pontianak. Lingkup yang diteliti hanya kontribusi
aktivitas usahatani terliadap ekonomi usahatani tanpa melihat aktivitas pribadi.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Agronomi Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya (Aloe ]>era)berasal dari Kepulauan Canary disebelah barat
Afrika. Lidali buaya telah dipergunakan untuk banyak keperluan selarna
berabad-abad. Orang Yunani pada awal 333 SM mengidentifikasi aloe Vera
sebagai pollon pengobatan, sedangkan orang Cina menganggapnya auci.
l'analnan lidah buaya rnempunyai banyak jenisnya, yaitu sekitar 330 jenis dari
yang beracun salnpai yang memiliki kaidungan yang lengkap seperti dari jeriis
Aloe Barbadensis Miller.
Menurut Padua, et al. (1999), pusat pengembangan lidah

buaya

terdapat di negara Afrika Selatan (Transvaal) antara lain : daerah Eritrea,
Etliopia dan N o ~ t h t e ~ Somalia.
~l
Spesies tanaman lidah buaya yang
dibudidayakan lebih dari 100 spesies termasuk yang hibrida dan cultivar.
Semua jenis lidah buaya dapat di-budidayakan pada kebun dan tanaman pot.
Tanaman lidah buaya digunakan sebagai tananian industri di Barbados pada
pel1nulaa11 abad 16. Negara-negara yang membudidayakan lidah buaya secara
komersial antara lain : Amerika Serikat, Meksiko, Calibea, Israel, Australia,
Thailand, dan Indonesia. Perkebunan lidah buaya berkernbang di Albertinia
(Afrika SelatanSedangkan budidaya lidah di Amerika Serikat sudali nie~ijadi
in-dustri besar dengan menggunakan laha11 lebih dari 20 000 hektar dan
dipasarltan lebih dari 65 negara .

Tanaman lidah buaya rnasuk ke Indonesia sekitar abad ke 17. Saat ini
litlah buaya telah terdapat di seluruh pelosok Indonesia dan umumnya
ditanam terbatas sebagai tanaman liias di dalam pot dan halaman runtali.
Disa~npingsebagai baitan obat-obatan dan kosmetik, karena bahan lendislgel
yang terdapat dalam daumya merigartdung barbaloin d a i isobarbaloin (Waliid,
2000).
Lidah buaya dapat tumbuh pada kisaran kondisi iklim yang luas, dengan
sistem perakaran yang dangkal talian terltadap kondisi kekeringan. Lidah
buaya mernerlultan ketinggian ternpat yang sesuai. Untuk mendapatkart liasil
yang baik, idah buaya ditanani pada ketinggian kurang dari 1 000 in dari
per~nukaanlaut. dengan suhu udara 27-31°C dan curah hujan per bulannya
berkisar 50-300 mrii (Padua, el a/. 1999 ). Sedangkan jenis tanah yang cocok
u n h ~ klidah buaya adalah podsolik, latosol, andosol dan regosol asal me~niliki
drainase yang baik (Wahid, 2000)
Budidaya tanaman lidah buaya di Pontianak pada awalnya dilakukan
dengan cara turnpang sari dengan pepaya Hawaii. Namun pada akhir-althir ini
lidali buaya dibudidayakan secara monokultur. Tanaman ini tumbuh baik pada
dataran rendah dengan penyinaran ntataliari penuh dan panas. Secara
agroklimat

kota

Pontianak

mer~tenuhi- persyaratan

sebagai

daeralt

pengembangan lidah buaya. Sebagai kota yang dilewati garis khatulistiwa,
rnaka penyinaran matahari berlangsung sepanjang hasi

.

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan, maka budidaya lidali buaya
memerlukan tanah yang baik untuk tempat tumbuh. Mempersiapka~~
tanah

sebagai tempat turnbuli yakni dengall cara pe~lgolaha~i
lahan. Cara pengolalian
tanah gambut diawali dengan penebasan ru~nput,kemudian setelah rumput
kering dibawa ke suatu tempat kliusus (pondok pembakaraii) urituk dibakar dan
diambil abunya. Sisa-sisa tunggul dan akar-akar dibersihkan lagi keternpat
periibakaran, setelall itu tanah dicangkul tipis (kurang lebih satu mata cangkul
dalarnnya) dan diratakan. Pembuatan saluran drainase, kemudian bedenganl~edengatlsepari.jarlg lebili kurang 5.5 in. dan lebar 1-2 meter selta titiggi 30-40

cm (Ramly, e/ u/. 2001)
Tanaman lidali buaya dapat diperbanyak secara vegetatif, dengan cam
tunas akar atau aiiakan larigsung dipisalikan dari pohon ir~dukuntuk ditanam.
Anakan yang berukuran sebesar ibu jari kira-kira 10-20 cm, dipisalikan dari
induk d a ~ idideder dalam polybag sela~na4 minggu, selanjutnya ditana~ndi
bedengan. Bedengan dapat tunggal atau berbaris, selanjutnya anakan ditarrarn
pada lubang tanam yalig sebelum~iyadiberi pupuk kandang atau kompos 3 kg
per batang. Jarak ta~ialnanyang digunakan 50 x 75 cm atau 50x100 cm. Pe~iiupukantanaman lidah buaya beragarn alitara petani sahl dengan petani yang
lainnya. Pertama, untuk pupuk buata~idiberi NPK (15- 15- 15) 2 sendok rnaltan

-

tiap batang. Kedua, dengaii abu sebanyak 1.5 2 kglm2 yang ditabur secara
~uerata,pupuk organik dengan air limbah pelnbusukan kepala udanglikan asin,
setiap 1-3 minggu sekali. Pupuk kepala udang diberikan 25-30 gram per
pohon, pupuk urea 5-10 gram per pohon atau dilarxtkan dalam air baru
disil.a~tikan.Setelah tanarnan berumur 2-3 minggu berikutnya disia~igi,ditabur
pu~irk,ditabur abu, disebelah kanan d a ~ kiri
i tanaman ditinggikan. Peke1:jaari

ini dilakukan terus menerus setiap kali mernbersihkan tanarnan hingga
akhirnya terbentuk galangan serta saluran pembuang air antara baris tanaman.
Pekerjaan irii lebih mural1 jika dibandingkan sekaligus membuat galangan dan
drainase.
Penyakit yang menyerang lidah bnaya boleh dikatakan tidak terlalu
serius. Di India, Allernaria allernala dan I?rsarizmi solani menyebabkan
penyakit spot daun, sedangkan di Aruba, penyakit akar disebabkan oleh

lir~viniachrysanthen~i.Di Indonesia (khususnya Pontianak), laporan tentang
penyakit tanaman lidall buaya secara serius belum ada. Pembesantasan hama
penyakit lidah buaya hampir tidak pernah dilakukan, tetapi untuk mencegah
haina dan penyakit dilakukan penyemprotan pestisida satu bulan sekali.
Sedangkan peitumbuhan tanaman dipacu dengan pemberian pupuk daurl.
Pengembangan lidah buaya cukup cepat, dalam waktu 6 bulan populasi
rneningkat 5 -10 kali lipat. Bila Iahan tanam telah tei-tanami semua, hasil
pemisahan anakan bisa dijual sebagai bibit.
Masa produksi lidah buaya temasuk lama. Tailaman tahunan ini terus
inenghasilkan pelepah sampai umur 7-8 tahun. Panen dapat dilakukan ketika
tarlaman berumur antara 8 - 10 bularl. Saat itu bebelapa pelepah dalam satu
rumpun bisa mencapai -bobot 0.8 kg - 1 kg. Setelalt rnencapai masa produksi,
setiap 2 minggu petani dapat mernanen pelepah lidah buaya. Produktivitas
lidah buaya di lahan gambut berkisar 20-30 ton/hektar/tahun (Yudo, 2000).
Penelitian dari aspek teknologi baik, bibit, penanaman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, pengolahan hasil dan pemasaran belum

banyak dilakukan di Indonesia. Hal ini kasena aspek ekonomi komoditi ini
belum banyak diketaliui oleh petani.

2.2. Aspek Sosial Ekonomi Tanaman Lidah Buaya

Tanantan lidah buaya merupakan tariaman obat mempunyai khasiat
se-jak jaman dahulu, karena manfaat tersebut sehingga digunakan sebagai obat
tradisional

berupa

jamu-jamuan

dan

bahan

kosmetika.

Dengan

beskembangnya teknologi, inaka dari tanaman obat tersebut dapat dijadikan
bahan baku industri farmasi nabati. Prospek tanaman obat cukup baik, ketika
konsumen membutuhkan produk-produk akrab lingkungan yang dikenal
dengall konsumen hijau (back to natzrre), maka penggunaan tanaman obat
tradisional yang mengandung multikhasiat dan tidak menimbulkan efek
samping yang berbahaya pada tubuh manusia yang mengkonsur~isiriyaakan
semakin meningkat. Secara garis besar khasiat tanaman lidah buaya dibedakan
berdasaskan tujuan mempergunakan bahan baku tanaman lidah buaya yakni :

2.2.1. Ballan balcu minuman.

Tanaman lidah buaya dapat dimanfaatkan sebagai minuman segar.
Minuman segar berasal dari gel lidah buaya sebagai nata de aloe. Cara pembuatan minuman lidah buaya disajikan pada Lampiran 14. Salah satu industri
minuman nata de aloe domestik (INACO), membutuhkan bahan baku lidah
buaya segar sebesar 100 ton per bulan, sementara suplai terpenuhi sebanyak I0
ton/buIan daii petani Pontianak .(* 10% dari total kebutuhan).

Kebutuhan

impor Jepang untuk aloe segar sebanyak 20 kontainer (300 ton)/bulan,
dipenulii ole11 negara Tliailartd dan Brazil (Dirjen Aneka Tanaman, 2000).

2.2.2. Bahan baku industri kosmetika

Sebagai ballan dasar kosmetika. lidah buaya memiliki kandungan Zn_ K,
Fe Vitamin A, asam folat darl kholin. Kegunaan berbagai bahan dasar tersebut
disajikan pada Tabel 1 dibawah irli (Wahid, 2000).
Tabel 1 . Kandungan bahan dasar lendirlgel tanaman lidall buaya
yang belperan sebagai itos~iietika
Nutsisi

Kegunaan
-

Vitamin A
Asam Folat
I