BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tanaman Rosella 2.1.1 Rosella
Hibiscus sabdariffa
Linn.
Rosella  yang  mempunyai  nama  ilmiah
Hibiscus  sabdariffa
Linn. Merupakan  anggota  famili  Malvaceae.  Rosella  dapat  tumbuh  baik  di  daerah
beriklim  tropis  dan  subtropis.  Tanaman  ini  mempunyai  habitat  asli  di  daerah yang  terbentang  dari  India  hingga  Malaysia.  Namun,  sekarang  tanaman  ini
telah  tersebar  luas  di  daerah  tropis  dan  subtropis  di  seluruh  dunia. Di  Afrika
Timur,  rebusan  kelopak  bunga  rosela  yang  dikenal  dengan  nama
Sudan  tea
, digunakan  untuk  mengurangi  batuk.  Daun  rosella  juga  bisa  mengobati  kaki
pecah-pecah  atau  pada  kulit  yang  terbakar.  Daun  ini  juga  dapat  mempercepat pematangan  bisul  sekaligus  bersifat  melembutkan  kulit
emollient
Maryani dan Kristiana,2005.
Hibiscus  sabdariffa
Linn.  merupakan  tanaman  semusim  yang  tumbuh tegak  bercabang  yang  berbatang  bulat  dan  berkayu.  Daunnya  tunggal,
berbentuk  bulat  telur,  pertulangan  menjari  dan  letaknya  berseling  dan pinggiran  daun  bergerigi.  Bunga  rosella  bertipe  tunggal  yaitu  hanya  terdapat
satu  kuntum  bunga  pada  setiap  tangkai  bunga.  Bunga  ini  mempunyai  8-11 helai  kelopak  yang  berbulu  dengan  panjang  1  cm,  pangkal  saling  berlekatan
dan berwarna merah Rahmawati, 2012.
2.1.2 Taksonomi rosella
Hibiscus sabdariffa
Linn
Universitas Sumatera Utara
Menurut Rahmawati 2012 rosella diklasifikasi sebagai berikut: Kingdom
: Plantae Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Dicotyledoneae Famili
: Malvaceae Genus
: Hibiscus Spesies
:
Hibiscus sabdariffa
Linn. Nama lokal
: Rosella
2.1.3 Kandungan dan manfaat daun rosella
Hibiscus sabdariffa
Linn
Menurut  Maryani  dan  Kristiana  2005,  kandungan  gizi  rosella,
diantaranya :
Betakaroten mcg100 mg : 4135
Protein g100g : 3,3
Karbohidrat g100g : 9,2
Lemak g100g : 0,3
Serat g100g : 1,6
Vitamin C mg100g : 54
Air : 85,6
Tiamin mg100g : 0,17
Riboflavin mg100g : 0,45
2.2 Kulit 2.2.1 Gambaran umum kulit
Kulit  merupakan  selimut  yang  menutupi  permukaan  tubuh  dan memiliki fungsi  utama sebagai  pelindung dari berbagai  macam  gangguan dan
Universitas Sumatera Utara
rangsangan  dari  luar.  Fungsi  perlindungan  ini  terjadi  melalui  sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus
keratinisasi  dan  pelepasan  sel-sel  kulit  yang  sudah  mati,  respirasi  dan pengaturan  suhu  tubuh,  produksi  sebum  dan  keringat,  pembentukan  pigmen
melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba  dan  perasa,  serta  pertahanan    terhadap  tekanan  dan  infeksi  dari  luar.
Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar. Luas kulit pada manusia rata-rata lebih kurang 2 meter persegi, dengan berat 10 kg jika dengan
lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak. Secara  anatomi,  kulit  terdiri  dari  banyak  lapisan  jaringan,  tetapi  pada
umumnya kulit dibagi dalam tiga lapisan jaringan yaitu: epidermis, dermis dan hipodermis Lachman, dkk., 1994.
2.2.2 Fungsi kulit
Kulit  sebagai  organ  tubuh  yang  paling  penting  mempunyai  beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut Wirakusumah, 2007:
a. Kulit sebagai filter dan  pelindung  tubuh
Kulit  mempunyai  kemampuan  untuk  mencegah  masuknya  bahan-  bahan yang membahayakan tubuh, seperti bakteri dan bahan asing lainnya. Selain
itu,  kulit juga dapat melindungi tubuh dari benturan fisik, panas matahari, api dan dingin.
b. Kulit menjaga kelembaban jaringan tubuh
Universitas Sumatera Utara
Lapisan  kulit  bersifat  pejal  padat  dan  kencang  terutama  bagian  lapisan tanduknya  sehingga  air  tidak  mudah  ke  luar  dari  dalam  tubuh.  Dengan
demikian, kelembabannya selalu terjaga. c.
Kulit pengatur suhu tubuh Kulit  membantu  dan  menjaga  suhu  tubuh  agar  tetap  normal  dengan  cara
melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas. Keringat tersebut kemudian akan menguap sehingga menyebabkan tubuh terasa dingin. Demikian pula
sebaliknya.  Bila  seseorang  mengalami  kedinginan,  pembuluh  darah  dalam kulit akan menyempit sehingga panas tubuh tertahan.
d. Kulit sebagai sistem syaraf yang sensitif
Kulit  terdiri  dari  sistem  syaraf  yang  peka  terhadap  ancaman  dari  luar seperti  panas,  dingin,  sentuhan  dan  tekanan.  Oleh  karena  itu,  kulit  akan
segera  memberikan  reaksi  setelah  ada  peringatan  awal  dari  sistem  syaraf tersebut.
2.2.3 Jenis kulit secara umum
Berdasarkan  faktor-faktor  yang  mempengaruhinya,  kulit  tubuh  secara umum dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Jenis kulit sensitif
Kulit  jenis  ini  mudah  sekali  mengalami  gangguan  dan  masalah  yang disebabkan  oleh  perubahan  suhu,  kelembaban,  maupun  penggunaan
kosmetik yang tidak sesuai.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis kulit reaktif
Kulit  jenis  ini  cepat  mengalami  perubahan  secara  tiba-tiba  akibat  adanya perubahan lingkungan. Reaksi ini meskipun dalam jangka waktu yang tidak
terlalu  lama  akan  kembali  normal.  Misalnya,  kulit  muka  menjadi  merah secara  tiba-tiba  karena  perlebaran  pembuluh  darah  kapiler  di  bawah  kulit
tanpa diketahui penyebab yang jelas. c.
Jenis kulit alergi Jenis  kulit  ini  berhubungan  dengan  sistem  kekebalan  tubuh.  Pada  kasus-
kasus tertentu, sistem kekebalan tubuh tidak dapat berperan sehingga akan timbul  alergi.  Tanda-tanda  alergi  yaitu  kulit  memerah  dan  biasanya  juga
timbul gatal-gatal pada kulit Wirakusuma, 2007.
2.3 Krim
Krim  didefinisikan  sebagai  “cairan  kental  atau  emulsi  setengah  padat baik  bertipe  air
dalam  minyak  atau  minyak  dalam  air”.  Krim  biasanya
digunakan sebagai emolien atau pemakaian obat pada kulit.
Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi dan industri kosmetik, dan banyak produk dalam perdagangan disebut sebagai krim tetapi tidak sesuai
dengan  definisi  di  atas.  Banyak  hasil  produksi  yang  nampaknya  seperti    krim tetapi tidak mempunyai dasar dengan jenis emulsi, biasanya disebut krim.
Untuk penstabilan krim ditambahkan zat antioksidan dan zat pengawet. Zat  pengawet  yang  sering  digunakan  adalah  nipagin  0,12-0,18  dan  nipasol
0,02-0,05 Anief, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau  dari  sifat  fisiknya,  krim  dapat  dibagi  menjadi  dua  kelompok, yaitu:
a.
Emulsi air dalam minyak atau emulsi
WO
seperti
cold cream b.
Emulsi minyak dalam air atau
OW
seperti
vanishing cream
Basis  yang  dapat  dicuci  dengan  air  adalah  emulsi  minyak  dalam  air,  dan dikenal sebagai krim. Basis
Vanishing cream
termasuk golongan ini Lachman dkk, 1994.
Basis  krim
vanishing  cream
disukai  pada  penggunaan  sehari-hari karena  memiliki  keuntungan  yaitu  memberikan  efek  dingin  pada  kulit,  tidak
berminyak  serta  memiliki  kemampuan  penyebaran  yang  baik.  Humektan gliserin,  propilenglikol,  sorbitol  sering  ditambahkan  pada
vanishing  cream
untuk mengurangi penguapan air dari permukaan kulit Voight, 1995 Basis  krim  untuk  tipe  air  dalam  minyak  juga  mempunyai  kelebihan
dalam membersihkan kotoran yang larut dalam minyak dan tidak menyebabkan kulit  kering  dan  kasar.  Namun  tipe  ini  mempunyai  kekurangan  yaitu  lebih
mahal, lebih lengket dan terasa panas menutupi pori-pori. Oleh karena itu krim ini kurang diminati dalam sediaan pelembab Wasitaatmadja, 1997.
2.4 Kosmetik Untuk Kulit