Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

(1)

MANFAAT EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa)

SEBAGAI OBAT KUMUR DALAM MENGHAMBAT

PERTUMBUHAN PLAK PADA MAHASISWA

FKG USU ANGKATAN 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

MASBUDI HARIANTO G NIM : 080600013

Pebimbing:

Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D NIP: 19540210 198303 1 001

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Faculty of Dentistry

Departement of Periodontology Year 2013

Masbudi Harianto G

The use of the of Rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa) as a mouthwash in slowing down plaque growth on FKG USU 2012 students

ix + 33 pages

.

Nowadays, chemical plaque control is needed to overcome the limitation of mechanical plaque control. Herbal products were started to be developed for dentistry application especially as mouthwash. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa) as mouthwash in inhibiting the growth of plaque.

The study was conducted for 7 days with a simple experimental design with randomized subject. The attempted study design was a double blind study consisting of two groups: the treatment group and the control group consisted of twenty people in each group. Both groups performed the initial examination and given a plaque control education. The treatment group using Rosella flower extract mouthwash (Hibiscus sabdariffa) and an experimental control procedure using distilled water. Both groups instructed to use mouthwash twice a day. To measure the plaque index score, Silnees-Loe plaque index is used. Examination performed on day - 1, 4 and 7.

The results obtained in this study indicate mouthwash Rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa) 0.78% showed a significant decrease of plaque index score


(3)

average comared to placebo mouthwash at the 7th day with plaque index average score ± standard deviation of treatment group 1,949 ± 0,351 and in control group 2,016 ± 0,331 (p = 0,001). The treatment group which used the Rosella flower extracts complained that there were a little sour and bitter taste to the mouthwash. The sournes comes from the extract of Rosella it self. Whereas the bitterness might be produced as the cause of some peppermint oil addition to the mouthwash.

Rosella flower extract mouthwash (Hibiscus sabdariffa) in effective in reducing plaque index. However, further research

References : 23 ( 2001 – 2012)

about additional material to the Rosella flower extract mouthwash is needed, to find a way to decrease the sourness taste and bitter and also to measure the optimal concentration of the Rosella flower extract on decreasing plaque accumulation.


(4)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2013

Masbudi Harianto G

Manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012. ix + 33 halaman

Dewasa ini, kontrol plak secara kimia mulai diperlukan untuk mengatasi keterbatasan kontrol plak secara mekanis. Produk herbal mulai dikembangkan untuk diaplikasikan ke dalam bidang kedokteran gigi khususnya sebagai obat kumur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak.

Penelitian dilakukan selama 7 hari dengan rancangan eksperimental sederhana dengan randomisasi subjek. Rancangan penelitian dilakukan adalah double blind study yang terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang terdiri dari dua puluh orang tiap kelompok. Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan awal dan diberikan edukasi kontrol plak. Kelompok perlakuan menggunakan obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan kelompok kontrol menggunakan aquades. Kedua kelompok tersebut diintruksikan untuk menggunakan obat kumur dua kali sehari. Untuk mengukur skor indeks plak, digunakan indeks plak Loe-Silnees. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke – 1, 4 dan 7.


(5)

Hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) 0,78% menunjukkan penurunan rerata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan obat kumur plasebo pada hari ke – 7 dengan skor rerata indeks plak ± Standar Deviasi pada kelompok perlakuan 1,949 ± 0,351 dan pada kelompok kontrol 2,016 ± 0,331 (p = 0,001). Kelompok perlakuan yang menggunakan obat kumur ekstrak bunga Rosella mengeluhkan adanya rasa sedikit asam dan pahit. Rasa asam yang terdapat pada obat kumur berasal dari kandungan bunga Rosella itu sendiri. Sedangkan rasa pahit kemungkinan disebabkan penambahan obat kumur dengan peppermint oil.

Obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) efektif dalam menurunkan indeks plak. Namun, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai bahan – bahan tambahan yang perlu ditambahkan ke dalam obat kumur ekstrak bunga Rosella sehingga dapat mengurangi rasa asam serta rasa pahit dan perlu dilakukan penelitian untuk meneliti konsentrasi yang optimal dari ekstrak bunga Rosella terhadap penurunan akumulasi plak.


(6)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 18Maret 2013

Pembimbing Tanda Tangan

1. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ... NIP : 19540210 198303 1 002


(7)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi Pada tanggal 18 Maret 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D ……….

ANGGOTA : 1. Krisna Murthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ……….

2. Pitu Wulandari , drg., S.Psi., Sp. Perio ……….

Mengetahui, KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah Rangkuti,drg., Ph.D ……….


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulia panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang diberiakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ayahanda Rajali Gurning dan ibunda Emmas Br.Siahaan atas segala doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis hingga saat ini.

2. Prof. H. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp. Ort. Selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D, selaku dosen pembimbing dan ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan arahan, motivasi, nasihat dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dosen pembimbing akademik, Muslim Yusuf, drg., Sp. Ort, yang telah membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis sejak awal kuliah di FKG USU.

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khusunya Departemen Periodonsia.

6. Drs. Awaluddin, M.Si., Apt, selaku ketua Departemen Obat Tradisional Farmasi USU yang telah membantu dalam pembuatan obat kumur penelitian dalam skripsi ini.

7. Imam Bagus Sumantri, S.Farm., M.Si., Apt yang telah membantu peneliti dan pembuatan ekstrak dan obat kumur.

8. Ibu Ir. Haryati, MP yang telah membantu peneliti untuk mendapatkan bahan penelitian.


(9)

9. Keluarga besar HMI Komisariat FKG USU yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Senior, Teman-teman dan adik – adik : Zulkadri Habibi Amin, R Tri Rizky A, Ivan Salomo, Coni Oktami Wahyuni, Tika Elmayanti P, Abdul Rasyid, Dimas Agara, Aulia Riza A, Sarah Faizah Daulay, Marlina Isma, Ade Maya Sari, Dwi Desmiana dan seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dan senantiasa memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi perkembangan disiplin ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi, khususnya di Departemen Periodonsia.

Medan, 18 Maret 2013

Penulis

(………)

Masbudi Harianto G


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM………. ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Bunga Rosella ... 4

2.1.1 Taksonomi Bunga Rosella ... 4

2.2 Plak ... 5

2.2.1 Struktur dan Komposis Plak ... 6

2.2.2 Mekanisme Terbentuknya Plak ... 6

2.3 Kontrol Plak ... 8

2.4 Obat Kumur ... 8

2.5 Komposisi Obat Kumur ... 9

2.6 Kerangka Teori ... 10

2.7 Kerangka Konsep……… ... 11


(11)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 12

3.2 Rancangan Penelitian ... 12

3.3 Lokasil dan Waktu Penelitian ... 12

3.4 Populasi dan Sampel ... 3.4.1 Populasi ... 12

3.4.2 Sampel ... 13

3.5 Besar Sampel ... 13

3.6 Variabel Penelitian……… ... 3.6.1 Variabel Pengaruh ... 14

3.6.2 Variabel Terpengaruh ... 14

3.6.3 Variabel Kendali ... 14

3.7 Defenisi Operasional ... 14

3.8 Alat dan Bahan ... 3.8.1 Alat ... 16

3.8.2 Bahan ... 17

3.9 Prosedur Penelitian ... 17

3.9.1 Prosedur Ekstraksi Bunga Rosella ... 17

3.9.2 Pembuatan Obat Kumur Bunga Rosella ... 20

3.9.3 Pemeriksaan Awal ... 20

3.9.4 Pemeriksaan Hari 1, 4 dan 7 ... 21

3.10 Skema dan Alur Penelitian ... 22

3.11 Pengolahan dan Analisis Data ... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 24

BAB V PEMBAHASAN ... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 31

7.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1Bunga Rosella………... 4

3.1 Proses Pengeringan Simplisia……… 18

3.2 Proses Penghalusan Simplisia………... 18

3.3 Proses Perendaman Simplisia dengan Aquades……….. 18

3.4 Proses Pemindahan Simplisia Kedalam Perkulator………… 19

3.5 Proses Ekstraksi……… 19

3.6 Proses Penguapan Ekstrak Cair………... 19


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Cara pemberian skor indeks plak loe and silness ... 15 2. Rumus menghitung indeks plak……… ... 15

3. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ... 24 4. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU

Angkatan 2012 pada kelompok perlakuan dan kelompok

Kontrol.. ... 26 5. Rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol


(14)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

1. Grafik rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur pada kelompok perlakuan dan kelompok control

selama1, 4 dan 7 hari………. 25

2. Pie rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur pada kelompok perlakuan dan kelompok control


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik

2. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU

3. Lembar Penjelasan Bagi Subjek Penelitian 4. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan 5. Lembar formulir/kuisioner pasien 6. Form Isian Hasil Pemeriksaan Klinis

7. Jadwal Tatap Muka


(16)

Faculty of Dentistry

Departement of Periodontology Year 2013

Masbudi Harianto G

The use of the of Rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa) as a mouthwash in slowing down plaque growth on FKG USU 2012 students

ix + 33 pages

.

Nowadays, chemical plaque control is needed to overcome the limitation of mechanical plaque control. Herbal products were started to be developed for dentistry application especially as mouthwash. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa) as mouthwash in inhibiting the growth of plaque.

The study was conducted for 7 days with a simple experimental design with randomized subject. The attempted study design was a double blind study consisting of two groups: the treatment group and the control group consisted of twenty people in each group. Both groups performed the initial examination and given a plaque control education. The treatment group using Rosella flower extract mouthwash (Hibiscus sabdariffa) and an experimental control procedure using distilled water. Both groups instructed to use mouthwash twice a day. To measure the plaque index score, Silnees-Loe plaque index is used. Examination performed on day - 1, 4 and 7.

The results obtained in this study indicate mouthwash Rosella flower extract (Hibiscus sabdariffa) 0.78% showed a significant decrease of plaque index score


(17)

average comared to placebo mouthwash at the 7th day with plaque index average score ± standard deviation of treatment group 1,949 ± 0,351 and in control group 2,016 ± 0,331 (p = 0,001). The treatment group which used the Rosella flower extracts complained that there were a little sour and bitter taste to the mouthwash. The sournes comes from the extract of Rosella it self. Whereas the bitterness might be produced as the cause of some peppermint oil addition to the mouthwash.

Rosella flower extract mouthwash (Hibiscus sabdariffa) in effective in reducing plaque index. However, further research

References : 23 ( 2001 – 2012)

about additional material to the Rosella flower extract mouthwash is needed, to find a way to decrease the sourness taste and bitter and also to measure the optimal concentration of the Rosella flower extract on decreasing plaque accumulation.


(18)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2013

Masbudi Harianto G

Manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012. ix + 33 halaman

Dewasa ini, kontrol plak secara kimia mulai diperlukan untuk mengatasi keterbatasan kontrol plak secara mekanis. Produk herbal mulai dikembangkan untuk diaplikasikan ke dalam bidang kedokteran gigi khususnya sebagai obat kumur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak.

Penelitian dilakukan selama 7 hari dengan rancangan eksperimental sederhana dengan randomisasi subjek. Rancangan penelitian dilakukan adalah double blind study yang terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang terdiri dari dua puluh orang tiap kelompok. Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan awal dan diberikan edukasi kontrol plak. Kelompok perlakuan menggunakan obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan kelompok kontrol menggunakan aquades. Kedua kelompok tersebut diintruksikan untuk menggunakan obat kumur dua kali sehari. Untuk mengukur skor indeks plak, digunakan indeks plak Loe-Silnees. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke – 1, 4 dan 7.


(19)

Hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) 0,78% menunjukkan penurunan rerata skor indeks plak yang signifikan bila dibandingkan obat kumur plasebo pada hari ke – 7 dengan skor rerata indeks plak ± Standar Deviasi pada kelompok perlakuan 1,949 ± 0,351 dan pada kelompok kontrol 2,016 ± 0,331 (p = 0,001). Kelompok perlakuan yang menggunakan obat kumur ekstrak bunga Rosella mengeluhkan adanya rasa sedikit asam dan pahit. Rasa asam yang terdapat pada obat kumur berasal dari kandungan bunga Rosella itu sendiri. Sedangkan rasa pahit kemungkinan disebabkan penambahan obat kumur dengan peppermint oil.

Obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) efektif dalam menurunkan indeks plak. Namun, perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai bahan – bahan tambahan yang perlu ditambahkan ke dalam obat kumur ekstrak bunga Rosella sehingga dapat mengurangi rasa asam serta rasa pahit dan perlu dilakukan penelitian untuk meneliti konsentrasi yang optimal dari ekstrak bunga Rosella terhadap penurunan akumulasi plak.


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Di indonesia, penyakit gigi dan mulut terutama penyakit periodontal masih banyak diderita, baik oleh anak - anak maupun usia dewasa.1 Data nasional Survei Kesehatan Rumah Tanggga (SKRT) tahun 2004 prevalensi penyakit periodontal sudah mencapai 96,5%. Namun di provinsi Sumatera Utara khususnya di kota Medan, menunjukkan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Penyakit periodontal yang tidak dirawat akan mengakibatkan kehilangan gigi asli.

Akumulasi plak pada gigi merupakan faktor etiologi utama penyakit periodontal, baik dalam tahap inisiasi maupun tahap perkembangannya. Penelitian

Lőe dan rekannya adalah peneliti pertama yang membuktikan mengenai hubungan antara plak dan inflamasi gingiva. Hasil penelitiannya membuktikan peningkatan akumulasi plak dan terjadinya gingivitis pada subjek yang tidak melakukan prosedur

oral hygiene secara teratur.

2

Kontrol plak adalah suatu usaha untuk menghilangkan plak dan mencegah akumulasi plak pada gigi. Kontrol plak dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimiawi. Kontrol plak secara mekanis merupakan cara yang paling efektif dan paling mudah dilakukan dengan menggunakan sikat gigi dan pembersih interdental. Kontrol plak secara kimiawi dilakukan bertujuan untuk mengontrol plak supragingiva yang dilakukan dengan penggunaan obat kumur.

3,9,10

Obat herbal sampai sekarang digunakan ± 80% populasi di dunia terutama di negara berkembang. Di Indonesia obat herbal semakin luas digunakan oleh masyarakat sebagai pengobatan utama karena memiliki efek samping lebih sedikit.

4,5,21

Dewasaini, berbagai obat kumur telah tersedia dipasaran untuk membantu setiap individu dalam menjaga kesehatan rongga mulut. Pemahaman bahwa produk


(21)

natural yang dianggap lebih aman, lebih sehat dan tanpa zat kimia beracun atau bahan sintetik merupakan alasan mulai dikembangkannya penggunaan bahan herbal sebagai bahan utama obat kumur. Bahan – bahan tersebut dapat berupa Aloevera, lemon glass oil, virgin coconut oil, minyak cengkeh, propolis, sanguinarine, dan produk – produk herbal lainnya. Bunga rosella(Hibiscus sabdariffa) merupakan salah satu bahan yang sedang berkembang dan sedang dalam penelitian di Indonesia.

Bunga Rosella mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1922. 6

7

Zat aktif pada bunga Rosella memiliki lebih dari satu efek farmakologi yang saling mendukung satu sama lain sehingga penghambatan plak lebih efektif dalam pencegahan penyakit periodontal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suwandi T tahun 2012 menujukkan bahwa ekstrak etanol kelopak bunga Rosella mempunyai efek antibakteri terhadap S. sanguis. Penelitiannya tersebut juga didapat bahwa ekstrak etanol kelopak bunga Rosella dapat menurunkan potensi pertumbuhan biofilm S. sanguis.16 Penelitian Rostinawati T pada tahun 2009, menunjukkan bahwa bunga Rosella juga memiliki aktivitas dan daya hambat antibakteri terhadap Escherichia coli, Salonella typhi dan Saphylococcus aureus.

Adanya efek antibakteri pada bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan sedang maraknya diteliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU Angkatan 2012. Penelitian dilakukan dengan pemeriksaan klinis rongga mulut subjek. Alasan penelitian dilakukan diklinik Periodonsia FKG USU karena lokasi tersebut lebih mudah dijangkau oleh peneliti.

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah bagaimana manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak.


(22)

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dan memberi informasi kepada masyarakat luas khususnya mahasiswa/i FKG USU mengenai manfaat obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

1.4.2 Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa)


(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Bunga Rosella

Rosella (Hibiscus sabdariffa) memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar didaerah tropis dan no tropis. Pohon Rosella mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1922.Tanaman ini dapat tumbuh subur terutama pada musim hujan. Saat ini bunga Rosella menjadi begitu popular dikarenakan hampir seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan untuk kebutuhan pengobataan.

Rosella (Hibiscus sabdariffa) mempunyai beragam manfaat antara lain sebagai antikanker, antihipertensi, antidiabetes, antikolesterol dan antiplasmodik, dan antibakteri.

7,10

7

Gambar 2.1 : bunga Rosella

2.1.1 Taksonomi Bunga Rosella

7

Taksonomi bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta 7

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Malvaceales


(24)

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus sabdariffa L.

Varietas : Hibicus sabdariffa var. sabdariffa L. Hibiscus sabdariffa var. ultissima Wester

Rosella segar mengandung sangat tinggi vitamin C, selain itu Rosella juga kaya akan mineral seperti kalsium, phosphor, potassium dan zat besi yang sangat penting untuk tubuh.

Kelopak bunga Rosella sangat berkhasiat sebagai antiinflamasi, antiseptik, antibakteri, astringent, analgetik dan anti kanker, anti oksidan tinggi, menurunkan kolesterol dan asam urat.

10

Kelopak bunga Rosella memiliki khasiat tersebut karena memiliki kandungan bahan aktif, antara lain flavonoid, fenol atau polifenol, asam sitrat, saponin, tannin, anti oksidan seperti gossypeptin, anthocyanin, glucide hibiscin. Flavoid berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme, karena mampu membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hidrogen. Fenol atau polifenol berfungsi sebagai antibakteri dengan cara mengubah protein sel dan merusak membran plasma bakteri. Tanin bekerja dengan cara berikatan dengan adhesin mikroba, menghambat produksi enzim oleh mikroba, substrat deprivasi, berikatan dengan dinding sel, menghancurkan membran, kompleksasi ion logam. Saponin merupakan senyawa yang secara alami mengandung glikosida dan bersifat seperti sabun.Saponin

menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membrane sterol. Efek utama saponin adalah adanya pelepasan protein dan enzim dari dalam sel.

10

16

2.2 Plak

Plak adalah bakteri biofilm perlekatan yang terbentuk pada jaringan keras dan lunak di dalam rongga mulut. Plak pada gigi merupakan faktor etiologi utama penyakit periodontal, baik dalam tahap inisiasi maupun tahap perkembangannya.3,4 Plak dalam jumlah yang sedikit tidak dapat dilihat secara langsung, dibutuhkan zat


(25)

pewarna disclosing solution untuk melihatnya, sedangkan akumulasi plak yang cukup banyak dapat terlihat berwarna abu - abu atau kekuningan.

2.2.1 Struktur dan Komposisi Plak Gigi

1,11

Plak gigi dapat diklasifikasikan sebagai plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak supragingiva ditemukan pada atau di sekitar dan pada margin gingiva. Pembentukan plak supragingiva dipengaruhi oleh saliva dan asupan makanan. Plak subgingiva ditemukan di bawah margin gingiva, diantara gigi dan sulkus gingiva. Plak subgingiva dapat menyebabkan terjadinya periodontitis dan pembentukan poket periodontal.

Komposisi plak gigi disusun terutama oleh mikroorganisme. Bakteri yang terkandung dalam 1 gr plak sekitar 2 x 10

11

11

. Bakteri diperkirakan lebih dari 325 spesies yang berbeda di temukan pada plak. Kadang kala dapat ditemukan mikro organisme non-bakteri di dalam plak meliputi spesies Mycoplasma, protozoa, virus dan ragi. Mikroorganisme yang terdapat dalam matriks intraseluler juga mengandung beberapa sel pejamu seperti sel epitelial dan leukosit.

Kurang lebih 70 – 80% plak merupakan bakteri dan sisanya terdiri atas matriks ekstraseluler. Matriks intraseluler yang terdapat pada 20% massa plak, yang mengandung matriks organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus gingiva dan produk bakteri. Unsur utama dari materi organik adalah polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak.Karbohidrat yang paling banyak diproduksi oleh bakteri adalah golongan dekstran, golongan levan dan galaktosa. Materi anorganik yang utama adalah kalsium, fosfor, sisa magnesium, natrium, kalium dan fluorida.

11

11

2.2.2 Mekanisme Terbentuknya Plak a. Pembentukan Pelikel

Fase awal dari pembentukan plak adalah pembentukan pelikel pada permukaan gigi. Pada tahap awal ini, pelikel glikoprotein akan membalut permukaan gigi atau restorasi (cekat maupun lepasan). Pelikel tersebut dihasilkan dari saliva dan cairan sulkular, produk sel bakteri dan pejamu serta debris. Pelikel berfungsi sebagai


(26)

penghalang protektif, dan akan bertindak sebagai pelumas permukaan serta mencegah pengeringan jaringan. Pelikel juga merupakan substrat kemana bakteri dari sekitarnya akan melekat.

b. Kolonisasi Awal Bakteri 13,19

Dalam waktu beberapa jam, bakteri akan dijumpai pada pelikel gigi. Bakteri yang pertama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah Actinomyces dan Streptococcus sanguis. Pengkolonian awal tersebut melekat kepelikel dengan bantuan adhesion, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel gigi. Massa plak kemudian mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat, maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologi pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang aerob dengan spesies bakteri falkutatif gram positif menjadi lingkungan yang memiliki sedikit oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram negatif.

c. Kolonisasi Sekunder dan Maturasi Plak 13,19

Pengkoloni sekunder adalah mikroorganisme yang tidak turut sebagai pengkoloni awal kepermukaan gigi bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella leoscheii, spesies Capnocytophaga, Fusobacterium nucleatum, dan

Porphyromonas gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke bakteri yang telah berada dalam massa plak. Proses perlekatannya adalah berupa interaksi

stereochemical yang sangat spesifik dari molekul – molekul protein dan karbohidrat yang berada pada permukaan bakteri, dan interaksi yang kurang spesifik yang berasal tekanan van der walls. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder kebakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Koagregasi pengkoloni sekunder ke pengkoloni awal terjadi antara Fusobacterium nucleatum dengan

Sterptococcus sanguis, Prevotella loescheii dengan Actinomyces viscsus, dan


(27)

plak, yang dominan adalah koagregrasi Fusobacterium nucleatum dengan

Porphyromonas gingivalis.13,19

2.3Kontrol Plak

Kontrol plak merupakan suatu prosedur yang dilakukan oleh pasien di rumah dengan tujuan untuk: (a) Menyingkirkan dan mencegah pertumbuhan plak dan deposit lunak (materi alba dan debris makanan) pada permukaan gigi dan gingiva sekitarnya. (b) Menstimulasi atau memasase gingiva sehingga terjadi peningkatan tonus gingiva, keratinisasi permukaan, vaskularisasi gingiva dan sirkulasi gingiva.

Kontrol plak secara mekanis seperti sikat gigi dan benang gigi merupakan alat bantu untuk menghilangkan plak. Kontrol plak secara mekanis merupakan metode yang sulit dilakukan bagi anak kecil dan orang – orang yang kurang terampil. Sebagai akibatnya, plak tidak dapat dihilangkan secara sempurna apabila hanya menggunakan metode mekanis.

12,22

7,11

Oleh karena itu, diperlukan metode tambahan yaitu kontrol plak secara kimiawi berupa pasta gigi dan obat kumur. Namun, metode ini hanya sebagai penunjang kontrol plak mekanis karena memiliki kandungan zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan menghilangkan plak.12,21

2.4 Obat Kumur

Obat kumur merupakan bahan kimia yang dapat membunuh mikroorganisme atau menganggu kolonisasi bakteri dipermukaan gigi. Bahan kimia ini efektif sebagai bahan anti plak dan antibakteri. Bahan aktif yang terdapat dalam obat kumur dapat dikelompokkan menjadi bisguanide, senyawa amoniak, senyawa fenol, antiseptik dan ekstrak herbal.4,21


(28)

2.5 Komposisi Obat Kumur

Obat kumur umumnya terdiri dari beberapa bahan aktif yang dikombinasikan untuk menjaga kesehatan mulut seperti:

a) Humectant seperti sorbitol untuk mencegah kekeringan. 11

b) Surfactant untuk menjaga bahan – bahan tetap berada dalam larutan. c) Gliserol sebagai bahan pemanis.

d) Flavorings agensebagai bahan perasa. e) Bahan pewarna.

f) Air.

Beberapa jenis obat kumur seperti klorheksidin, glukonate dan bisbiguanide

masih dianggap sebagai bahan yang paling efektif untuk menghilangkan plak. Efek samping yang ditimbulkan oleh bahan-bahan tersebut seperti terbentuknya stain pada gigi, gangguan pengecapan, meningkatkan pembentukan kalkulus supragingiva dan deskuamasi mukosa oral, sehingga mulai banyak dilakukan penelitian untuk mencari bahan lain sebagai alternatif.

Saat ini produk natural yang dianggap lebih aman, lebih sehat dan tanpa zat kimia beracun atau bahan sintetik merupakan alasan mulai dikembangkannya penggunaan bahan herbal sebagai bahan utama obat kumur.

14

Sebuah penelitian yang dilakukan Suwandi T tentang potensi antibakteri ekstrak bunga Rosella(Hibiscus sabdariffa) terhadap Streptococcus sanguis, hasil penelitian tersebut menyatakan ekstrak bunga Rosella memiliki efek antibakteri dan dapat menurunkan potensi pertumbuhan biofilm S. sanguis.

6

Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa ekstrak etanol kelopak bunga Rosella mengandung senyawa fenol, flavonoid, tannin dan saponin yang bersifat sebagai anti bakteri. Uji aktivitas anti bakteri ekstrak etanol kelopak bunga Rosella terhadap bakteri S. sanguis mempunyai nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) yaitu pada konsentrasi 0,78% serta aman dan tidak toksik terhadap sel epitel maupun fibroblast pada pemakaian jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan uji toksisitas akut dan uji toksisitas subkronis.

16


(29)

2.6 Kerangka Teori

Tannin Fenol atau polifenol

Mendenaturasi protein sel dan merusak membran

plasma bakteri

Mengikat adhesin mikroba, menghambat produksi

enzim oleh mikroba, substrat deprivasi, berikatan dengan dinding sel, menghancurkan membran, kompleksasi ion logam

Menghambat perlekatan bakteri utama pembentuk plak pada fase kolonisasi awal bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri Menghambat pertumbuhan mikroorganisme, karena mampu membentuk senyawa kompleks dengan protein melalui ikatan hydrogen Flavonoid

Ekstrak obat kumur bunga Rosella 0,78%

Saponin Menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba dengan cara berinteraksi dengan membran sterol. Efek utama saponin

terhadap bakteri adalah adanya pelepasan protein

dan enzim dari dalam sel-sel PLak

Kontrol plak

Mekanis Kimiawi


(30)

2.7 Kerangka Konsep

2.8 Hipotesis Penelitian

Hipotesis nol: Tidak ada efektifitas obat kumur ekstrak bunga Rosella dalam menghambat pertumbuhan plak.

Hipotesis alpa: Ada efektifitas obat kumur ekstrak bunga Rosella dalam menghambat pertumbuhan plak.

• Kondisi higiene oral sampel sebelum penelitian.

• Pengenceran obat kumur ekstrak bunga Rosella

• Frekuensi, waktu dan lama Obat kumur ekstrak

bunga Rosella 0,78%

Indeks Plak


(31)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan rancangan eksperimental sederhana dengan randomisasi subjek.

3.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dilakukan adalah double blind study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun peneliti tidak mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok perlakuan.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di klinik Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara untuk mengukur indeks plak sampel. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2013.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2012.


(32)

3.4.2 Sampel

Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2012 yang memenuhi kriteria.

Kriteria inklusi

1. Memiliki jumlah gigi minimal 20.

2. Indeks plak minimal 1,5 untuk penyelarasan indeks plak dalam kategori sedang pada subjek.

3. Bersedia mengikuti prosedur penelitian dan mengisi informed concent.

Kriteria ekslusi

1. Dijumpai periodontitis

2. Memakai pesawat ortodonti cekat. 3. Memakai protesa.

4. Crowded anterior.

5. Terdapat karies servikal, karena dapat terjadi penumpukan plak. 6. Sedang menggunakan terapi antibiotik.

7. Sedang menggunakan obat kumur antiseptik. 8. Perokok

3.5 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini, dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

(n - 1)(r - 1) ≥ 15 Keterangan:

r = jumlah perlakuan =2 (n -1)(2 – 1) ≥ 15

(n – 1) (1) ≥ 15


(33)

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun untuk mencegah adanya lost selama penelitian, ditetapkan sampel sebanyak 20 orang.Sehingga sampel 40 orang yaitu 20 orang pada kelompok perlakuan dan 20 orang pada kelompok kontrol.

Cara memilih sampel adalah dengan cara purposive random sampling. Sampel dipilih sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Pengaruh

Obat kumur ekstrak bunga Rosella 10 ml digunakan 2x sehari pada pagi hari setelah makan dan malam sebelum tidur selama 7 hari.

3.6.2 Variabel Terpengaruh

Persentase indeks plak selama 7 hari.

3.6.3 Variabel Kendali

- Lamanya penggunaan obat kumur - Frekuensi penggunaan obat kumur - Metode dan cara penyikatan gigi

3.7 Definisi Operasional

1. Plak

Plak adalah bakteri biofilm adheren yang terbentuk pada jaringan keras dan lunak di dalam rongga mulut, dan merupakan faktor etiologi utama penyakit periodontal.18


(34)

2. Indeks plak

Indeks plak adalah cara mengukur tingkat akumulasi plak gigi. Indeks plak

yang digunakan adalah indeks plak menurut Lőe and Silness. Pemeriksaan

menggunakan indeks ini dapat melibatkan seluruh gigi atau hanya beberapa gigi. Ada empat permukaan dari tiap gigi yang diperiksa, yaitu permukaan distal-fasial, fasial, mesial-fasial dan permukaan lingual. Tidak seperti indeks lainnya, Indeks Plak Lőe and Silness tidak membuat pengecualian dan tidak menggantikan gigi dengan restorasi pada mahkota maupun daerah margin gingiva.5,17

TABEL 1. CARA PEMBERIAN SKOR INDEKS PLAK LŐE AND SILNESS. Skor

5,17 Kriteria

0 Tidak ada plak pada area gingival

1 Dijumpai adanya lapisan tipis plak yang melekat pada margin

gingiva bebas dan area yang berbatasan dengan gigi tetangga. Plak tidak bias dilihat dengan matatelanjang, plak dapat terlihat dengan menggoreskan prob kepermukaan gigi.

2 Dijumpai tumpukan deposit lunak dalam jumlah sedang pada poket gingiva, margin gingiva dan atau pada daerah yang berbatasan dengan gigi tetangga yang dapat dilihat secara langsung dengan mata telanjang.

3 Terdapat akumulasi deposit lunak dalam jumlah yang banyak pada poket gingiva dan atau pada margin gingiva dandaerah yang berbatasan dengan gigi tetangga.

TABEL 2. CARA MENGHITUNG INDEKS PLAK5,17

Skor PII untuk satu gigi = Jumlah seluruh skor dari empat permukaan 4

Skor PII untuk keseluruhan gigi = Jumlah seluruh skor gigi Jumlah gigi yang diperiksa


(35)

Kriteria penilaian indeks plak Lőe and Silness adalah : a) Baik : 0 - 0,9

b) Sedang : 1 – 1,9 c) Buruk : 2 – 3

3.8 Alat Dan Bahan 3.8.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan bunga Rosella adalah: 1. Timbangan

2. Kertas perkamen 3 kajang 3. Perkolator

4. Kapas

5. Alluminium foil 1 gulungan 6. Blender

7. Kertas saring 8. Vacuum rotavapor

9. Electronic balance

10. Freeze dryer

Alat yang digunakan dalam preparasi obat kumur ekstrak bunga Rosella adalah:

1. Spatula 2. Gelas ukur

3. Botol kosong untuk obat kumur 4. Spidol

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data adalah: 1. Kaca mulut


(36)

3. Sonde 4. Probe 5. Kapas

6. Sarung tangan 7. Masker 8. Gelas kumur 9. Cermin 10.Kertas tisu 11.Alat tulis

12.Lembar pemeriksaan

3.8.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Obat kumur ekstrak bunga Rosella 0,78%

2. Etanol 70%

3. Disclosing solution

4. Pasta gigi 5. Aquadest

6. peppermint oil 1%

3.9 Prosedur Penelitian

3.9.1 Prosedur Ekstraksi Bunga Rosella

1. Bunga Rosella diseleksi dan ditimbang kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan.

2. Bunga Rosella dikeringkan di dalam lemari pengering selama 3 hari dengan suhu 40ºC.


(37)

Gambar 4.1 : Proses Pengeringan Simplisia

3. Bunga Rosella yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender, diayak sehingga didapat serbuk lalu diletakkan di dalam wadah.

Gambar 4.2 : Proses Penghalusan Simplisia

4. Kemudian ditambahkan Aquades untuk perendaman lalu disimpan dalam wadah tertutup dan dibiarkan selama 1 jam.


(38)

5. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkulator dengan hati – hati sambil sesekali ditekan dengan sendok, kemudian dituangkan etanol 70% dan disaring dengan kertas saring.

Gambar 4.4 : Proses Pemindahan Simplisia Ke dalam Perkulator

6. Biarkan sampai cairan mulai menetes di dalam botol plastik dan perkolator ditutup dengan alluminium foil serta dibiarkan selama 24 jam.

Gambar 4.5 : Proses Ekstraksi

7. Cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 ml/menit, perkolat ditampung. Ekstrak cairan diuapkan dengan vacuum rotavapor pada suhu 46ºC.


(39)

8. Setelah itu dipekatkan dengan menggunakan freezedyer hingga diperoleh ekstrak kental yang alami.

Gambar 4.7 : Proses Pengeringan Ekstrak Cair

9. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas.

3.9.2 Pembuatan Obat kumur Ekstrak Bunga Rosella

Ekstrak bunga Rosella0,78% kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai semua ekstrak larut sempurna.Kemudian ditambahkan peppermint oil 1% dan diaduk hingga homogen lalu tambahkan aquades kembali.

3.9.3. Pemeriksaan Awal

1. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrining terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. Subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitiandan diminta untuk mengisi lembaran informed consent.

3. Pada hari pertama, subjek penelitian diperiksa indeks plak pada pagi hari, sebelumnya subjek penelitian diinstruksikan untuk tidak menyikat gigi setelah sarapan dan dilakukan pemeriksaan indeks plak I dengan menggunakan indeks plak Loe dan Silness (tabel 1).

4. Skor plak tiap gigi dihitung (tabel 2).

5. Hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan

6.Indeks plak diperoleh dengan menjumlahkan skor plak tiap gigi kemudian dibagi jumlah gigi yang diperiksa (tabel 2).


(40)

7. Masing – masing sampel diberikan obat kumur sebanyak 1 botol

8. Subjek penelitian diinstruksikan untuk menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

9. Setelah itu, subjek penelitian diinstruksikan berkumur dengan obat kumur yang diberikan sebanyak 10 ml selama 30 detik setelah sikat gigi pada pagi hari dan malam hari sebelum tidur sampai hari ke 7.

3.9.4 Pemeriksaan Hari 1, 4 dan 7

Pemeriksaan dilakukan pada hari ke 1, 4 dan 7. Subjek penelitian diperiksa pada pagi hari dan diinstruksikan untukmenyikat gigi ataupun berkumur setelah sarapan kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak dan hasilnya dicatat.


(41)

3.10 Skema Alur Penelitian

Sampelsesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi

Kesediaan sampel mengikuti penelitian dengan mengisi informed consent

Analisis data

Pemeriksaan indeks plak I pada pagi hari (sebelum menyikat gigi)

Pencatatan hasil pemeriksaan

Pemeriksaan indek plak II subjek penelitian (setelah sikat gigi + obat kumur) pada hari ke 1, 4, dan 7

Pencatatan hasil pemeriksaan Populasi

Kelompok Perlakuan ( diberikan obat kumur ekstrak bunga Rosella 0,78%

Kelompok Kontrol (diberikan aquadest)


(42)

3.11 Pengolahan Dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan program SPSS versi 18. Untuk memperlihatkan perbedaan efektifitas obat kumur ekstrak bunga Rosella dalam menghambat pertumbuhan plak sebelum dam sesudah pemakaian digunakan uji T berpasangan. Dengan derajat kepercayaan 95%. Signifikansi statistik diperoleh jika nilai p<0,05.


(43)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2012. Sampel kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian sampai selesai.

Hasil penelitian mengenai manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) sebagai obat kumur dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2012 akan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 3. Data demografi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Variabel Kelompok Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

Umur Perlakuan 17

18 19 1 17 2 5 85 10

n total = 20 % total = 100

Kontrol 17

18 19 3 15 2 15 75 10

n total = 20 % total = 100 Jenis Kelamin Perlakuan Laki-laki

Perempuan

8 12

40 60

n total = 20 % total = 100

Kontrol Laki-laki

Perempuan

8 12

40 60


(44)

Dari tabel 3 menunjukkan data demografi responden berdasarkan umur dan jenis kelamin. Pada kelompok perlakuan, jumlah responden yang berumur 17 tahun adalah 1 orang dengan persentase 5%, umur 18 tahun adalah 17 orang dengan persentase 85% dan yang berumur 19 tahun adalah 2 orang dengan persentase 10%. Table ini juga menunjukkan jumlah kelompok perlakuan laki - laki adalah 8 orang dengan persentase 40% dan kelompok perlakuan perempuan adalah 12 orang dengan persentase 60%.

Pada kelompok kontrol, jumlah responden yang berumur 17 tahun adalah 3 orang dengan persentase 15%, umur 18 tahun adalah 15 orang dengan persentase 75% dan yang berumur 19 tahun adalah 2 orang dengan persentase 10%. Tabel ini juga menunjukkan jumlah kelompok kontrol laki - laki adalah 8 orang dengan persentase 40% dan kelompok kontrol perempuan adalah 12 orang dengan persentase 60%.

Diagram 1. Grafik rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol selama 1, 4 dan 7 hari.


(45)

Diagram 2. Pie rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol selama 1, 4 dan 7 hari.

Berdasarkan grafik dan diagram pie pada kelompok perlakuan menunjukkan adanya penurunan indeks plak tetapi penurunan ini tidak bermakna secara statistik pada hari ke - 1, pada hari ke - 7 adanya penurunan indeks plak yang signifikan pada kelompok perlakuan. Pada uji t berpasangan, perbedaan indeks plak dari hari ke - 7 bermakna pada p<0,05. Pada kelompok kontrol terjadi kenaikan indeks plak pada hari ke - 4 dan hari ke - 7.

Tabel 4. Data distribusi rerata indeks plak Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Hari

Perlakuan Kontrol

N Rerata indeks plak ± SD N Rerata indeks plak ± SD

0 20 2,033 ± 0,344 20 1,940 ± 0,341

1 20 2,024 ± 0,333 20 1,943 ± 0,337

4 20 1,977 ± 0,350 20 1,986 ± 0,331


(46)

Berdasarkan table 4, dapat dilihat bahwa pada kelompok perlakuan terdapat penurunan rerata indeks plak pada hari ke - 4 dan ke - 7. Sedangkan kelompok perlakuan pada hari ke - 1 skor indeks plak tidak mengalami penurunan yang bermakna dibandingkan rerata indeks plak awal. Pada kelompok kontrol mengalami kenaikan rerata skor indeks plak terjadi pada hari ke - 4 sampai hari ke - 7. Pada hari ke - 1, sedangkan pada kontrol skor indeks plak tidak mengalami kenaikan rerata indeks plak yang bermakna pada hari ke - 1 dibandingkan rerata indeks plak awal.

Tabel 5. Rerata indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol selama 1, 4,dan 7 hari

Hari Kelompok

Rerata indeks plak sebelum perlakuan Rerata indeks plak sesudah perlakuan

T P

1

Perlakuan 2,033 2,024 1,894 0,074

Kontrol 1,940 1,943 -0,447 0.660

4

Perlakuan 2,033 1,977 10,983 0,001*

Kontrol 1,940 1,986 -6,056 0,575

7

Perlakuan 2,033 1,949 15,077 0,001*

Kontrol 1,940 2,016 -12,414 0,001*

Uji t-berpasangan; p<0,05

(*) terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05)

Dari hasil yang didapat pada tabel 5, setelah penggunaan selama 1 hari, pada kelompok perlakuan terlihat ada penurunan rerata indeks plak, tetapi penurunan ini tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Pada kelompok kontrol, tidak terlihat adanya perbedaan rerata indeks plak antara sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur selama 1 hari.

Setelah penggunaan selama 4 hari, terlihat adanya penurunan rerata indeks plak yang bermakna secara statistik (p<0,05). Sebaliknya pada kelompok kontrol terjadi peningkatan rerata indeks plak tetapi peningkatan ini tidak bermakna secara statistik (p > 0,05)


(47)

Setalah penggunaan selama 7 hari, pada kelompok perlakuan terlihat bahwa terjadi penurunan indeks plak yang bermakna secara statistik (p < 0,05). Sebaliknya pada kelompok kontrol adanya peningkatan rerata indeks plak, peningkatan ini bermakna secara statistik (p < 0,05).


(48)

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa rerata indeks plak pada kelompok perlakuan lebih rendah dibanding kelompok kontrol. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamil yang menyatakan bahwa bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) memiliki efek antibakteri yang sangat tinggi, terutama pada bakteri Escherichia coli, Bacilluspumpilus dan Pseudomonas aeruginosa secara signifikan.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara penggunaan obat kumur yang mengandung ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) 0,78% terhadap penurunan akumulasi plak. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak bunga Rosella efektif dalam menghambat pertubuhan plak terutama pada hari ke - 7 secara signifikan dibandingkan pemakaian selama hari ke - 1. Hal ini sesuai dengan penelitian in vitro

yang dilakukan Agung SR untuk melihat aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun Rosella terhadap Staphylococcus aureus. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun bunga Rosella mengandung senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri baik polar maupun non polar.

23

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak bunga Rosella 0,78% efektif dalam menghambat pertumbuhan plak terutama pada hari ke - 4. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 7 hari, didapatkan hasil bahwa pada hari ke - 7 terjadi penurunan rerata indeks plak yang lebih efektif dibandingkan dengan hari ke - 4.

15

Sedangkan pada pemakaian plasebo tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik pada penggunaan hari ke - 1 dan ke - 4. Pada penggunaan hari ke - 7 terlihat peningkatan akumulasi plak yang bermakna secara statistik.


(49)

Tidak adanya efek samping yang terjadi pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Suwandi T. Penelitian mengenai ekstrak bunga Rosellsa (Hibiscus Sabdariffa) dilakukan pada tikus pada konsentrasi 0,78% ekstrak bunga Rosella dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus sanguis dan berdasarkan uji MMT menyimpulkan bahwa ekstrak etanol bunga Rosella aman tanpa efek samping.

Di samping sifat antibakterial obat kumur ekstrak bunga Rosella 0,78%, peneliti juga menemukan pada kelompok perlakuan mengeluhkan adanya rasa yang kurang enak dari obat kumur tersebut berupa rasa sedikit asam dan pahit pada kelompok kontrol ketika digunakan. Rasa asam yang terdapat pada obat kumur berasal dari kandungan bunga Rosella itu sendiri. Sedangkan rasa pahit kemungkinan disebabkan penambahan obat kumur dengan peppermint oil yang pada awalnya dilakukan untuk menghilangkan aroma khas ekstrak bunga Rosella untuk menyamakan dengan obat kumur plasebo. Faktor - faktor lain yang mungkin berpengaruh pada penelitian ini adalah waktu penelitian yang terlalu singkat dan sampel penelitian yang terlalu sedikit.


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulakn bahwa:

1. Ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) efektif terhadap penurunan indeks plak apabila digunakan selama 7 hari.

2. Obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) yang digunakan selama 7 hari lebih efektif dalam menurunkan indeks plak apabila dibandingkan dengan penggunaan selama 1 hari.

7.2Saran

Walaupun hasil penelitian ini dinyatakan bahwa obat kumur ekstrak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) efektif terhadap penurunan indeks plak, namun subjek mengeluhkan adanya rasa tidak enak berupa adanya rasa asam dan sedikit pahit dari penggunaan obat kumur tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai bahan – bahan tambahan yang perlu ditambahkan ke dalam obat kumur ekstrak bunga Rosella sehingga dapat mengurangi rasa asam dan pahit.

Pada penelitian ini hanya meneliti satu jenis konsentrasi ekstrak, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meneliti konsentrasi yang optimal dari ekstrak bunga Rosella terhadap penurunan akumulasi plak.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan sampel langsung kemasyarakat dengan dengan kuantitas sampel yang lebih banyak dan mengendalikan jenis kelamin dan umur subjek penelitian.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

1. Putri MA, Herijulianti E, Nurjannah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi.Jakarta:EGC,2009:1-56

2. Wahyukundari MA, Perbedaan kadar matriks metaloproteinase-8 setelah skeling dan pemberian tetrasiklin pada penderita periondontitis kronis. J PDGI 2009;58(1): 1-6.

3. Loomer M. Microbiology of periodontal diseases. In. Periodontology of the dental hygienist. China: Elsevier, 2001;62-70.

4. Farah C, Mclntosh L, McCullough MJ. Mouthwashes. Australian Prescriber 2009;32(6):62-3.

5. Yengopal V. Essential oils: some lesser known uses and properties for improved oral health. J minim interv dent 2009;2(3):197.

6. Meen Anand K, Goyal R. SurbayaBhat G et al. A novel anti-oxidan lemon glass oil mouthwash – a clinical trial. Asian J exp boil sci 2011;2(3)482.

7. Mardiah, Hasibuan S, Rahayu A. Budi daya & pengolahan rosella.Jakarta:PT Argo Media Pustaka,2009:1-21.

8. Rostinawati T. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol ,bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Escheria coli, Salmonella typhi dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Tesis: Jatinangor: Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,2009;1-2.

9. Jarra A. Comparation oa an essensial oil mouth rinse and chlorhexidine on 4-day interproximal plaque regrowth. Thesis. South Africa: University of Western Cape, 2006;1-2.

10.Tanjong A. Pengaruh konsentrasi ekstrak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) terhadap koloni Candida albicans yang terdapat pada plat gigi tiruan. Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin,2011;1-3.

11.Eley BM, Soory M, Manson JD. The oral environment in health and disease. Periodontics. Sixth edition. Toronto: Saunders Elsevier;2010.19-21.


(52)

12.Najib MA, Permana HJ, Sari VP. Peran enzim bromealin pada bonggol nanas (Ananas comosus) sebagai pengurai perlekatan bakteri plak. J Imiah dan Teknologi Kedokteran Gigi 2012;Vol.9-No.1:30-33.

13.Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, Caranza FA. Microbiology of periodontal. editor.Carranza’s clinical periodontology. Tenth edition. St Louis: Saunders Elsevier;2006.96-107.

14.Malhotra R, Grover V, Kapoor A, Saxena D. Comparison of the effectiveness of a commercially available herbal mouthrinse with chlorhexidine gluconate at the clinical and patient level. Journal of Indian Society of Periodontology 2011;15 (4): 349-52.

15.Agung SR, Nur Indah Sari YE. Uji aktivitas antibakteri n-Heksan, etil asetat dan etanol 70% daun rosella (Hibiscus sabdariffa) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta:1-6. 16.Suwandi T. Pengembangan potensi anti bakteri kelopak bunga Hibiscus sabdariffa L

(Rosella) terhadap Streptococcus sanguis penginduksi gingivitis menuju obat herbal tersetandar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Program Doktor Ilmu Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2012;108-56.

17.Perry DA. Epidemiology of periodontal diseases. In. Periodontology of the dental hygienist. China: Elsevier, 2001;46-47.

18.Perry DA, Beemsterboer PL. Plaque and disease control of the periodontal patient. In. Periodontology of the dental hygienist. China: Elsevier, 2001;236-39.

19.Willmann DE, Niel-Gehring JS. The dental plaque biofilm: Foundations of periodontics for the dental hygienist. Lippincott;2003;69-73.

20.Vernino AR. Etiologi penyakit periodontal: Silabus periodontal.Jakarta: EGC, 2005;12-16.

21.Rees T. Paktor penyerta penyakit: Silabus periodontal.Jakarta: EGC, 2005;74-82. 22.Kamboj VP. Herbal medicine.General Artikel.India;2000;35-36.

23.Kamil HH, Mohammad MF. Antibacterial activity of Hibiscus sabdariffa, Acacia seyal var. seyal and Sphaeranthus soaveolens var. suaveolens agaist upper respiratory tract pathogens.Sudan JMS 2006;Vol 1,No 2:121-26.


(53)

LAMPIRAN I

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Asalamu’alaikum Wr.Wb, Selamat pagi,

Nama saya Masbudi Harianto G, saat ini saya sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Disini saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Manfaat ekstrak bunga Rosella (Hibiscus

sabdariffa) Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU

Angkatan 2012”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah obat kumur ekstrak bunga rosella efektiv dalam menghambat pertumbuhan plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2012. Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai penggunaan tumbuhan herbal terutama bunga rosella dalam menghambat pertumbuhan plak dan diharapkan obat kumur ekstrak bunga rosella dapat menjadi alternatif obat kumur komersial yang beredar di pasaran dan dapat diminati oleh masyarakat.

Saya akan memeriksa mulut saudara/I untuk melihat plak dimulut saudara/i. Setelah saya akan membagikan sikat gigi dan obat kumur ekstrak bunga rosella kepada saudara/i. Kemudian saya akan meminta saudara/i untuk menyikat gigi 2 kali setiap hari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dan menggunakan obat kumur ekstrak bunga rosella selama 1 minggu. Saya akan memeriksa mulut saudara/i untuk melihat plak di mulut anda pada hari 1, 4 dan 7. Partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila selama penelitian berlangsung ada keluhan yang Saudara/i alami, silahkan hubungi saya, Masbudi Harianto G (Hp:085270036058). Pada penelitian ini identitas Saudara/i akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat data penelitian ini. Kerahasiaan data Saudara/i akan dijamin sepenuhnya.


(54)

Demikian penjelasan dari saya. Atas partisipasi dan kesediaan waktu Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti


(55)

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek :

Alamat :

Pemeriksaan H___ :

Indeks Plak

o

dv mv v

Gigi

17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27

47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

v mv

dv o


(56)

Kelompok Kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

k0 .169 20 .138 .909 20 .062

k1 .169 20 .138 .902 20 .045

k4 .170 20 .132 .913 20 .071

k7 .154 20 .200* .921 20 .104

k0sampai1 .308 20 .000 .511 20 .000

k0sampai4 .172 20 .125 .926 20 .128

k0sampai7 .170 20 .134 .945 20 .304

a. Lilliefors Significance Correction


(57)

T-Test

[DataSet0] T-TEST PAIRS=k0 k0 k0 WITH k1 k4 k7 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 k0 1.9390 20 .34151 .07636

k1 1.9430 20 .33733 .07543

Pair 2 k0 1.9390 20 .34151 .07636

k4 1.9865 20 .33157 .07414

Pair 3 k0 1.9390 20 .34151 .07636

k7 2.0160 20 .33137 .07410

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 k0 - k1 -.00400 .04005 .00896 -.02275 .01475

Pair 2 k0 - k4 -.04750 .03508 .00784 -.06392 -.03108


(58)

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 k0 - k1 -.447 19 .660

Pair 2 k0 - k4 -6.056 19 .600


(59)

Kelompok Perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

p0 .151 20 .200* .932 20 .170

p1 .123 20 .200* .935 20 .188

p4 .143 20 .200* .932 20 .166

p7 .165 20 .160 .930 20 .154

p0sampai1 .172 20 .122 .861 20 .008

p0sampai4 .214 20 .017 .926 20 .129

p0sampai7 .167 20 .145 .942 20 .262

T-Test

[DataSet0] T-TEST PAIRS=p0 p0 p0 WITH p1 p4 p7 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p1 2.0245 20 .33313 .07449

Pair 2 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p4 1.9770 20 .34611 .07739


(60)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p1 2.0245 20 .33313 .07449

Pair 2 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p4 1.9770 20 .34611 .07739

Pair 3 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p7 1.9495 20 .35172 .07865

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 p0 - p1 .00850 .02007 .00449 -.00089 .01789

Pair 2 p0 - p4 .05600 .02280 .00510 .04533 .06667


(61)

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 p0 - p1 1.894 19 .074

Pair 2 p0 - p4 10.983 19 .000


(62)

Tabel Jadwal Kegiatan

Kegiatan

Bulan

November Desember Januari Februari Maret

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan dan pembuatan proposal X X X X X X X X X X X X X X X Seminar Proposal X Pembagian Kuesioner X X Penelitian X X X X X X X X X X X X Pengolahan Data X X Pembuatan Laporan Peneelitian X X X

Sidang X

Perbaikan Laporan dan Pengadaan Laporan X X X


(1)

T-Test

[DataSet0] T-TEST PAIRS=k0 k0 k0 WITH k1 k4 k7 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 k0 1.9390 20 .34151 .07636

k1 1.9430 20 .33733 .07543

Pair 2 k0 1.9390 20 .34151 .07636

k4 1.9865 20 .33157 .07414

Pair 3 k0 1.9390 20 .34151 .07636

k7 2.0160 20 .33137 .07410

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference


(2)

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 k0 - k1 -.447 19 .660

Pair 2 k0 - k4 -6.056 19 .600


(3)

Kelompok Perlakuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

p0 .151 20 .200* .932 20 .170

p1 .123 20 .200* .935 20 .188

p4 .143 20 .200* .932 20 .166

p7 .165 20 .160 .930 20 .154

p0sampai1 .172 20 .122 .861 20 .008

p0sampai4 .214 20 .017 .926 20 .129

p0sampai7 .167 20 .145 .942 20 .262

T-Test

[DataSet0] T-TEST PAIRS=p0 p0 p0 WITH p1 p4 p7 (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)

/MISSING=ANALYSIS.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


(4)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p1 2.0245 20 .33313 .07449

Pair 2 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p4 1.9770 20 .34611 .07739

Pair 3 p0 2.0330 20 .34364 .07684

p7 1.9495 20 .35172 .07865

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 p0 - p1 .00850 .02007 .00449 -.00089 .01789

Pair 2 p0 - p4 .05600 .02280 .00510 .04533 .06667


(5)

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 p0 - p1 1.894 19 .074

Pair 2 p0 - p4 10.983 19 .000


(6)

Tabel Jadwal Kegiatan

Kegiatan

Bulan

November

Desember

Januari

Februari

Maret

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

Persiapan dan

pembuatan

proposal

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Seminar

Proposal

X

Pembagian

Kuesioner

X

X

Penelitian

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Pengolahan

Data

X

X

Pembuatan

Laporan

Peneelitian

X

X

X

Sidang

X

Perbaikan

Laporan dan

Pengadaan

Laporan

X

X

X


Dokumen yang terkait

Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Daun Serai 3% (Cymbopogon Nardus (L.)Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

3 88 78

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

4 95 78

Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

5 73 62

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

13 91 69

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

5 55 68

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 19

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TERATAI (NELUMBO NUCIFERA) 2 SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2011

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Bunga Rosella Rosella (Hibiscus sabdariffa) memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar didaerah tropis dan no tropis. Pohon Rosella mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1922.Tanaman ini dapat tumbuh subur terutama

0 0 8

MANFAAT EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) SEBAGAI OBAT KUMUR DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2012

0 1 15